Anda di halaman 1dari 180

PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN

REKAM MEDIS RAWAT JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS


PELAYANAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH MAJALAYA

TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma III
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun Oleh :
KAMELIA NURHASANAH
NPM. 19.303.376

POLITEKNIK PIKSI GANESHA


BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU


PENYEDIAAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN
TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN REKAM
MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MAJALAYA
Penulis/NPM : KAMELIA NURHASANAH / 19.303.376
Program : Diploma III
Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Lulus Ujian : 27 September 2022

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Irda Sari, S.ST., M.M Irda Sari, S.ST., M.M


NIDN. 04-070191-04 NIDN. 04-070191-04

Mengetahui dan Disahkan oleh :


Direktur
POLITEKNIK PIKSI GANESHA,

Dr. H. K. Prihartono AH, Drs., S.Sos., S.Kom.,M.M., MOS., CMA., MPM


NIDN. 04-100568-01
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU


PENYEDIAAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN
TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN REKAM
MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MAJALAYA
Penulis/ NPM
:

KAMELIA NURHASANAH / 19.303.376


Program : Diploma III
Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Diterima dan Disetujui Dipertahankan


Dalam Ujian Sidang
Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Irda Sari, S.ST., M.M Deden Uca Witarsa, A.Md.Perkes


NIDN.04-070191-04 NIB. 19870317 200906 1 30
LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU


PENYEDIAAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN
TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN REKAM
MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MAJALAYA
Penulis/ NPM
:

KAMELIA NURHASANAH / 19.303.376


Program : Diploma III
Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Dalam Ujian Sidang


Pada Tanggal 27 September 2022 di Bandung
Ketua Merangkap Anggota,
Dr. H. K. Prihartono AH, Drs., S.Sos., S.Kom., M.M., MOS., CMA., MPM
NIDN. 04-100568-01

Sekretaris Merangkap Anggota,

Annisa Ulfah, S.Tr.Kes., M.M


NIDN. 04-060694-03

Anggota,

Irda Sari, S.ST., M.M


NIDN. 04-070191-04
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

Judul Tugas Akhir:


PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN REKAM
MEDIS RAWAT JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN
REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALAYA

Dengan ini saya

menyatakan bahwa :
1. Tugas Akhir saya ini adalah asli belum pernah diajukan untuk memperoleh
gelar professional Ahli MadyaRekam Medis dan Informasi Kesehatan
(A.Md. RMIK) baik di Politeknik Piksi Ganesha maupun di perguruan
tinggi lainnya.
2. Tugas Akhir saya ini adalah karya ilmiah yang murni dan bukan hasil
plagiat/jiplakan serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan
pihak lain kecuali arahan pembimbing.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar – benarnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya berhak
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh serta
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Bandung,17 April 2022


Yang membuat pernyataan,

KAMELIA NURHASANAH
NPM. 19.303.376
MOTTO

“Manusia hanya bisa berencana, tetapi Allah lah


yang menentukan. Jika semuanya tidak sesuai
rencanamu, yakinlah bahwa rencana Allah jauh
lebih indah”
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir
dengan judul“Pengaruh tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis
rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit
Umum Daerah Majalaya”dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan Tugas
Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Politeknik
Piksi Ganesha Bandung.
Selama proses menulis Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa
TugasAkhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bantuan,
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-
tulusnya kepada:
1. Dr. H. K. Prihartono AH, Drs., S.Sos., S.Kom., M.M., MOS., CMA., MPM
selaku direktur Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
2. Irda Sari, S.ST., M.M selaku ketua program studi Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
3. Irda Sari, S.ST., M.M selaku pembimbing yang senantiasa sabar dan telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Semua staf dan dosen Politeknik Piksi Ganesha yang telah memberikan
pelajaran dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan
Diploma III di Politeknik Piksi Ganesha.
5. Dr. Hj. Yuli Irnawati Masjasari sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Majalaya yang telah menerima penulis untuk melakukan Praktek
Kerja Lapangan dan memberikan izin untuk melakukan penelitian.

i
6. Deden Uca Witarsa, A.Md. Perkes sebagai pembimbing lapangan sekaligus
kepala rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya yang telah
memberikan bimbingan, pelajaran dan membantu penulis selama PKL.
7. Seluruh staf dan petugas rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya. Terutama kepada Bapak Apri, Bapak Aat, dan Bu Nury yang
membantu penulis selama PKL dan memberikan masukan untuk penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Mamah, bapak dan seluruh keluarga tercinta atas semua doa, motivasi, kasih
sayang, dan dukungan yang telah diberikan selama ini untuk kelancaran
penyusunan Tugas Akhir ini.
9. Seluruh teman-teman Rekam Medis angkatan 2019 atas dukungan dan do’a
yang telah kalian berikan demi kelancaran Tugas Akhir ini.
10. Untuk Kim Hanbin, Bobby, Choi Hyunsuk, Lee Taeyong, Mark Lee yang
selalu menemani dan memberikan semangat serta motivasi untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir
yang penulis buat ini masih jauh dari yang diharapkan, sehingga banyak terdapat
kekurangan yang terdapat dalam penulisan Tugas Akhir ini dari segi isi maupun
penulisannya. Dalam hal ini peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga dapat menjadi laporan yang baik dan dapat digunakan pada
masa yang akan datang.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menambah
wawasan bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa Program Studi Diploma
IIIRekam Medis dan Informasi Kesehatan Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Bandung, April 2022

Penulis

ii
ABSTRAK

KAMELIA NURHASANAH
NPM. 19.303.376
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN REKAM


MEDIS RAWAT JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN
REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALAYA

Tugas Akhir : 114 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat ketepatan waktu


penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan rekam medis
di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
cara observasi, kuesioner,dan studi pustaka. Teknik pengumpulan sampel
menggunakan teknik simple randomsampling denganobjek sampel pada penelitian
ini adalah dokumen rekam medis pasien rawat jalan berjumlah 100dokumen serta
15 petugas rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengaruh tingkat
ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas
pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya yaitu sebesar
84,2%. Dalam penyediaan rekam medis rawat jalan yang waktu penyediaannya
tepat waktu yaitu ada sekitar 28dokumen (28%) dan tidak tepat waktu ada
72dokumen (72%), serta untuk rata-rata waktu penyediaan rekam medis secara
keseluruhan yaitu sekitar 20,15 menit.
Dari penelitian yang dilakukan ada beberapa masalah diantaranya : (1)
masih terdapat ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan, (2)
waktu penyediaan rekam medis rawat jalan belum sesuai SPM, (3) dan belum
optimalnya pengawasan terhadap dokumen rekam medis.Adapun saran yang
diberikan untuk rumah sakit diantaranya : (1) melakukan koordinasi dengan
petugas rekam medis untuk lebih hati-hati, teliti, cepat dan tepat dalam
menyimpan atau menyediakan rekam medis, (2) melakukan sosialisasi kepada
petugas rekam medis tentang pentingnya SPM waktu penyediaan rekam medis
rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan, (3) melakukan evaluasi rutin terkait
pengawasan terhadap dokumen rekam medis.

Kata Kunci : Ketepatan Waktu Penyediaan, Rekam Medis, Efektivitas Pelayanan

iii
ABSTRACT

KAMELIA NURHASANAH
NPM. 19.303.376
Medical Records and Health Information

THE EFFECT OF THE TIMELINESS OF PROVIDING OUTPATIENT


MEDICAL RECORDS ON THE EFFECTIVENESS OF MEDICAL RECORD
SERVICES AT THE MAJALAYA REGIONAL GENERAL HOSPITAL

Final Report : 114 pages

This research aims to know the effect of the timeliness of providing


outpatient medical records on the effectiveness of medical record services at the
Majalaya Regional General Hospital.
The research method used is a quantitative method with a descriptive
approach. The data collection technique used is observation, questionnaires, and
literature study. The sample collection technique useda simple random sampling
technique with the sample object in this research being outpatient medical record
documents totaling 100 documents and 15 medical record officers. Based on the
result of the research, the effect of the timeliness of providing outpatient medical
records on the effectiveness of medical record services at the Majalaya Regional
General Hospital was 84,2%. In the provision of outpatient medical records, there
are 28 documents (28%) on time and 72 documents (72%) not on time, and the
average time for providing medical records as a whole is about 20,15 minutes.
From the research conducted, there are several problems : (1) there is still
an inaccuracy in the time of providing outpatient medical records, (2) the timing
of providing outpatient medical records is not in accordance with SPM, (3) and
not optimal supervision of medical record documents. The suggestions given to
the hospital : (1) coordinating with medical record officers to be more careful,
thorough, fast and precise in storing or providing medical records, (2) conducting
socialization with medical record officers about the importance of SPM when
providing outpatient medical records on the effectiveness of service, (3)
conducting routine evaluations related to the supervision of medical record
documents.

Keywords : Timeliness Of Provision, Medical Records, Effectivenes Services

Bandung, July 21th 2022


Abstract Adviser

Irda Sari, S.ST., M.M

iv
NIDN. 04-070191-04

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR TIM PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS
MOTTO
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Pertanyaan Penelitian.......................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................4
A. Tujuan Umum...........................................................................5
B. Tujuan Khusus...........................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................6
A. Manfaat Bagi Rumah Sakit.......................................................6
B. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan............................................6
C. Manfaat Bagi Mahasiswa..........................................................6
1.6 Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................7
A. Waktu PKL................................................................................7
B. Tempat PKL..............................................................................7
BAB II KAJIAN ILMIAH DAN METODOLOGI PENELITIAN................8
2.1 Kajian Ilmiah....................................................................................8
A. Konsep Rumah Sakit.................................................................8

v
B. Konsep Rekam Medis.............................................................13
C. Konsep Rawat Jalan................................................................21
D. Konsep Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis.............23
E. Konsep Penyediaan Rekam Medis..........................................25
F. Konsep Efektivitas Pelayanan Rekam Medis..........................27
G. Konsep Pengaruh.....................................................................30
2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data..................30
A. Metode Penelitian....................................................................30
B. Definisi Operasional Variabel.................................................31
C. Kerangka Berpikir...................................................................33
D. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................33
E. Hipotesis..................................................................................36
F. Instrumen Penelitian................................................................37
G. Teknik Pengumpulan Data......................................................37
H. Teknik Analisa Data................................................................39
I. Pengujian Analisis Data..........................................................42
BAB III PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN
REKAM MEDIS RAWAT JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS
PELAYANAN REKAM MEDIS........................................................51
3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya..............................51
3.2 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya........54
A. Visi..........................................................................................54
B. Misi..........................................................................................54
C. Motto.......................................................................................55
3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya. .55
A. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya..............55
B. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya........................55
3.4 Jenis Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya.........................................................................................56
A. Pelayanan Rawat jalan............................................................56
B. Pelayanan Rawat Inap.............................................................57

vi
C. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam...........................................57
D. Pelayanan Penunjang...............................................................57
3.5 Sejarah Singkat Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya.........................................................................................59
3.6 Visi, Misi dan Motto Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya.........................................................................................60
A. Visi..........................................................................................60
B. Misi..........................................................................................61
C. Motto.......................................................................................61
3.7 Unit Kerja dan Tugas Pokok Rekam Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Majalaya.............................................................................61
A. Unit Kerja Rekam Medis.........................................................61
B. Tugas Pokok Rekam Medis.....................................................63
3.8 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Majalaya.............................................................................67
3.9 Hasil Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya.........................................................................................68
A. Alur Pelaksanaan Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan di
Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya....................................68
B. Persentase Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam
Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya 72
C. Rata-Rata Waktu Keseluruhan Penyediaan Rekam Medis
Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya...........76
D. Faktor-Faktor Penyebab Ketidaktepatan Waktu Penyediaan
Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya..................................................................................77
E. Analisis Efektivitas Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya..................................................................................83
F. Analisis Responden tentang Tingkat Ketepatan Waktu
Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan terhadap Efektivitas
Pelayanan.................................................................................86

vii
3.10Hasil Pengaruh Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam
Medis Rawat Jalan terhadap Efektivitas Pelayanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Majalaya................................................................93
A. Hasil Uji Validitas...................................................................93
B. Hasil Uji Reliabilitas...............................................................98
C. Hasil Uji Normalitas................................................................99
D. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman.......................................101
E. Hasil Uji Mann Whitney U....................................................104
F. Hasil Uji Koefisien Determinasi...........................................105
3.11Permasalahan Yang Timbul Mengenai Pengaruh Tingkat Ketepatan
Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan Terhadap Efektivitas
Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya.......................................................................................106
3.12Upaya Pemecahan Masalah Mengenai Pengaruh Tingkat Ketepatan
Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan Terhadap Efektivitas
Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya.......................................................................................108
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................110
4.1 Kesimpulan...................................................................................110
4.2 Saran.............................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................115
LAMPIRAN........................................................................................................118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel................................................................32


Tabel 2.2 Kerangka Berpikir..................................................................................33
Tabel 2.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi..............................................48
Tabel 3.1 Daftar Pegawai Rekam Medis...............................................................61
Tabel 3.2 Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan......................................73
Tabel 3.3 Persentase Waktu Penyediaan Rekam Medis........................................75
Tabel 3.4 Rata-rata Waktu Penyediaan Rekam Medis .........................................76
Tabel 3.5 Gaya Pemberi Pelayanan.......................................................................85
Tabel 3.6 Hasil Kuesioner......................................................................................86
Tabel 3.7 Uji Validitas Pernyataan Kuesioner.......................................................94
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas..................................................................................96
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas..............................................................................98
Tabel 3.10 Hasil Uji Normalitas .........................................................................100
Tabel 3.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi..........................................102
Tabel 3.12 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman....................................................102
Tabel 3.13 Hasil Uji Mann Whitney U.................................................................104
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Nilai Signifikansi rtabel.........................................................................44


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Rekam Medis.....................................................68
Gambar 3.2 Presentase Waktu Penyediaan Rekam Medis....................................75
Gambar 3.3 Nilai Signifikansi rtabel.........................................................................94

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan (PKL)........................118


Lampiran 2 : Surat Permohonan Observasi/Penelitian........................................120
Lampiran 3 : Surat Balasan Observasi/Penelitian................................................121
Lampiran 4 : Surat Persetujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL).........................122
Lampiran 5 : Lembar Pengajuan Judul dan Dosen Pembimbing.........................123
Lampiran 6 : Lembar Penilaian Praktek Kerja Lapangan (PKL).........................124
Lampiran 7 : Lembar Catatan Konsul Bimbingan...............................................132
Lampiran 8 : Kuesioner Penelitian.......................................................................133
Lampiran 9 : Data Jawaban Responden...............................................................136
Lampiran 10 : Waktu Penyediaan Rekam Medis.................................................137
Lampiran 11 : Janji Mahasiwa.............................................................................140
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

(Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2020). Rumah sakit mempunyai beberapa

tugas dan kewajiban, selain memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna, salah satu kewajiban rumah sakit yaitu melakukan

pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah

sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit. Kewajiban-

kewajiban tersebut harus dilaksanakan oleh rumah sakit dengan cara

menyelenggarakan rekam medis sesuai yang tertera pada kebijakan

Permenkes 4 tahun 2018 tentang kewajiban rumah sakit dan kewajiban

pasien yaitu menyelenggarakan kegiatan rekam medis.

Rekam medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien(Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022).Rekam medis yang

baik merupakan wujud dari pendayagunaan dan ketepatan perawatan yang

telah diberikan kepada pasien, salah satunya tepat waktu dalam

penyelenggaraannya. Penyelenggaraan sistem rekam medis yang baik, salah

satunya harus ditunjang oleh sistem penyediaan dokumen rekam medis.

1
2

Penyediaan dokumen rekam medis yang baik adalah penyediaan

dokumen rekam medis yang cepat, tepat dan efisien (Adhya Widyasta,

2021). Ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan dapat

mempengaruhi proses pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Jika

waktu penyediaan rekam medis tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan, maka akan mengakibatkan terhambatnya pelayanan pada pasien

tersebut. Oleh karena itu, jika waktu penyediaan rekam medis melebihi

waktu yang telah ditetapkan, maka akan mempengaruhi pada efektivitas

pelayanan.

Efektivitas pelayanan rekam medis menjadi salah satu tolak ukur

keberhasilan pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien. Dr. H.

Nashar, SE (2020:9) mengungkapkan bahwa efektivitas pelayanan

merupakan “Penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan,

artinya pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung

pada penyelesaian tugas tersebut dengan waktu yang telah ditetapkan”.

Waktu penyediaan dokumen rekam medis yang cepat juga menjadi

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Semakin cepat

penyediaan dokumen rekam medis sampai ke poliklinik maka semakin cepat

pula pelayanan yang diberikan kepada pasien. Waktu penyediaan dokumen

rekam medis pasien rawat jalan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal

(SPM) rekam medis adalah ≤ 10 menit. Untuk menghitung waktu

penyediaan dokumen rekam medis terhitung mulai saat pasien selesai


3

registrasi (tracer dicetak) sampai dokumen rekam medis tersebut sampai ke

poliklinik yang dituju (Kepmenkes 129/MENKES/SK/II/2008).

Berdasarkan hasil observasi sementara yang dilakukan pada 40

dokumen rekam medis yang disediakan dan didistribusikan dimulai dari

register pasien rawat jalan sampai ke poliklinik yang dituju, yang waktu

penyediaannya tepat waktu yaitu ada sekitar 13 dokumen (32,5%) dan tidak

tepat waktu ada 27 dokumen (67,5%), serta untuk rata-rata waktu penyedian

rekam medis secara keseluruhan yaitu sekitar 23,4 menit. Sedangkan

standar waktu pelayanan minimal rekam medis yang seharusnya adalah ≤ 10

menit.

Berdasarkan permasalahan diatas, pentingnya tingkat ketepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan untuk kepentingan pelayanan pasien,

jika waktu dalam penyediaan rekam medis lama dan tidak tepat waktu,

maka akan menghambat pelayanan kesehatan yang akan diberikan dokter

kepada pasien, karena dokter tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan

kepada pasien tanpa adanya dokumen rekam medis pasien tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

permasalahan tersebut secara mendalam dengan judul “PENGARUH

TINGKAT KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN REKAM MEDIS

RAWAT JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN

REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

MAJALAYA”.
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adapun yang menjadi

pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Tingkat

Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan Terhadap

Efektivitas Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya”.

1.3 Pertanyaan Penelitian

A. Bagaimana alur pelaksanaan penyediaan rekam medis untuk pelayanan

pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya?

B. Berapa persentase tingkat ketepatan dan ketidaktepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan dan berapa rata-rata waktu

keseluruhan dalam penyediaan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya?

C. Apa saja faktor-faktor penyebab ketidaktepatan waktu penyediaan

rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya?

D. Bagaimana pengaruh tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis

rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya?

E. Bagaimana permasalahan mengenai pengaruh tingkat ketepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan

rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya?


5

F. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan

mengenai pengaruh tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya?

1.4 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran umum mengenai pengaruh tingkat

ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap

efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya.

B. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui alur pelaksanaan penyediaan rekam medis untuk

pelayanan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya.

2. Untuk mengetahui persentase ketepatan dan ketidaktepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan serta rata-rata waktu

keseluruhan dalam penyediaan rekam medis rawat jalan di Rumah

Sakit Umum Daerah Majalaya.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaktepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya.
6

4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat ketepatan waktu penyediaan

rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan di Rumah

Sakit Umum Daerah Majalaya.

5. Untuk mengetahui permasalahan mengenai pengaruh tingkat

ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap

efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya.

6. Untuk mengetahui apa upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan mengenai pengaruh tingkat ketepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan

rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya.

1.5 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai bahan informasi, mengkoreksi sistem

pelaksanaan penyediaan rekam medis serta evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan juga kinerja petugas pada

bagian rawat jalan terutama bagian penyediaan rekam medis rawat jalan

di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya.

B. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi dunia pendidikan

terutama pada penyediaan rekam medis rawat jalan, serta dapat

dijadikan bahan pertimbangan dan panduan untuk mahasiswa dimasa


7

yang akan datang dan menambah kerja sama dengan rumah sakit

pemerintah maupun swasta.

C. Manfaat Bagi Mahasiswa

Dapat menambah wawasan mahasiswa secara teori yang dipelajari

maupun keterampilan di dunia kerja sebagai tolak ukur untuk memasuki

dunia kerja yang sesungguhnya dan juga untuk mengetahui

perbandingan antara teori yang didapatkan di bangku perkuliahan

dengan kenyataan di rumah sakit.

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

A. Waktu PKL

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada

tanggal 14 Maret 2022 sampai dengan 14 Mei 2022, dengan waktu

praktek yang disesuaikan dengan pembimbing lapangan di Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya.

B. Tempat PKL

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Unit Rekam

Medis Rumah Sakit Melania Bogor yang beralamat di Jl. Pahlawan

No.91, RT.01/RW.16, Bondongan, Kec. Bogor Sel., Kota Bogor, Jawa

Barat 16131.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI
PENELITIAN

2.1 Kajian Ilmiah

A. Konsep Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut World Health Organization (WHO), rumah sakit

adalah :

“Bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan


dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat
pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik”.

Sedangkan menurut Permenkes RI Nomor 3 tahun 2020

tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit, yang dimaksudkan

dengan rumah sakit adalah “Institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat”.

2. Tujuan Rumah Sakit

Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah :

a) Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan

8
9

b) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,

masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia

di rumah sakit

c) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan

rumah sakit

d) Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,

sumber daya manusia rumah sakit, dan rumah sakit.

3. Tugas Rumah Sakit

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah

sakit,tugas rumah sakit adalah :

“Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya


guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan”.

4. Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah

sakit, fungsi rumah sakit adalah  :

a) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit

b) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis

c) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam

pemberian pelayanan kesehatan


10

d) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta

penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika

ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

5. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes Nomor 3 Tahun 2020 tentang klasifikasi

dan perizinan rumah sakit adalah sebagai berikut :

a) Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas Aharus memiliki jumlah

tempat tidur paling sedikit 250 buah dan memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Pelayanan yang dimaksud meliputi:

1) Pelayanan medik umum

2) Pelayanan medik spesialis dasar

3) Pelayanan medik spesialis lain

4) Pelayanan medik subspesialis dasar

5) Pelayanan medik subspesialis lain

6) Pelayanan keperawatan dan kebidanan

7) Pelayanan kefarmasian

8) Pelayanan penunjang klinik, dan non klinik.

b) Rumah Sakit Umum Kelas B


11

Rumah Sakit Umum Kelas B harus memiliki jumlah

tempat tidur paling sedikit 200 buah dan memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Pelayanan yang dimaksud meliputi :

1) Pelayanan medik umum

2) Pelayanan medik spesialis dasar

3) Pelayanan medik spesialis lain

4) Pelayanan medik subspesialis dasar

5) Pelayanan medik subspesialis lain

6) Pelayanan keperawatan dan kebidanan

7) Pelayanan kefarmasian

8) Pelayanan penunjang klinik, dan non klinik.

c) Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C harus memiliki jumlah

tempat tidur paling sedikit 100 buah dan memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Pelayanan yang dimaksud meliputi :

1) Pelayanan medik umum

2) Pelayanan medik spesialis dasar

3) Pelayanan medik spesialis lain

4) Pelayanan medik subspesialis dasar

5) Pelayanan medik subspesialis lain

6) Pelayanan keperawatan dan kebidanan


12

7) Pelayanan kefarmasian

8) Pelayanan penunjang klinik, dan non klinik.

d) Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah Umum Kelas D harus harus memiliki jumlah

tempat tidur paling sedikit 50 buah dan memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Pelayanan kesehatan yang dimaksudmeliputi :

1) Pelayanan medik umum

2) Pelayanan medik spesialis dasar

3) Pelayanan medik spesialis lain

4) Pelayanan medik subspesialis dasar

5) Pelayanan medik subspesialis lain

6) Pelayanan keperawatan dan kebidanan

7) Pelayanan kefarmasian

8) Pelayanan penunjang klinik, dan non klinik.

e) Rumah Sakit Khusus

Jenis rumah sakit khusus antara lain :

Rumah sakit khusus ibu dan anak, rumah sakit khusus

jantung, rumah sakit khusus kanker, rumah sakit khusus

orthopedi, rumah sakit khusus paru, rumah sakit khusus gigi

dan mulut, rumah sakit khusus mata, rumah sakit khusus kusta,

rumah sakit khusus kejiwaan, rumah sakit khusus THT.

Klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas :


13

1) Rumah Sakit Khusus Kelas A

2) Rumah Sakit Khusus Kelas B

3) Rumah Sakit Khusus Kelas C

B. Konsep Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Menurut Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022tentang rekam

medis, menjelaskan bahwa “Rekam Medis adalah dokumen yang

berisikan data identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”.

Menurut DirektoratJendral Bina Pelayanan Medik (2006:11),

rekam medis diartikan sebagai :

“Keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang


identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa
serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada
pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”.

Dengan demikian, rekam medis merupakan catatan atau

dokumen berisi informasi yang menjelaskan identitas pasien

maupun tentang kondisi pasien yang menentukan tindakan lebih

lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis yang telah

diberikan kepada pasien.

2. Falsafah Rekam Medis

MenurutDirektorat Jendral Bina Pelayanan Medik (2006:11),

falsafah rekam medis terdiri dari Administration(A),Legal (L),


14

Financial(F),Research(R),Education(E),Documentation (D),

Accurate (A),Informantive(I), dan Responsibility(R), yang

kemudian dapat disingkat dengan ALFRED AIR.

a) Administration, karena isinya menyangkut tindakan,

wewenang dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

b) Legal, karena isinya menyangkut jaminan kepastian hukum

atas dasar keadilan.

c) Financial, karena isinya mengandung data atau informasi yang

dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

d) Research, karena isinya menyangkut informasi yang

dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

e) Education, karena isinya menyangkut informasi tentang

perkembangan kronologis dan pelayanan medis yang diberikan

kepada pasien.

f) Documentation, karena isinya dipakai sebagai bahan

pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

g) Accurate, karena isinya sesuai kebenaran.

h) Informative, karena didalam rekam medis terdapat informasi

yang jelas.

i) Responsibility, karena dapat direspon atau cepat tanggap dan

bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan.


15

3. Tujuan Rekam Medis

Menurut Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022 rekam medis

bertujuan untuk :

a) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

b) Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan dan

pengelolaan rekam medis

c) Menjamin keamanan, kerahasiaan, keutuhan dan ketersediaan

data rekam medis

d) Mewujudkan penyelengaraan dan pengelolaan rekam medis

yang berbasis digital dan terintegrasi.

Sedangkan menurut Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik

(2006:13), tujuan rekam medis adalah :

“Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka


upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan
benar, tidak mungkin tertib administrasi rumah sakit akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit”.

4. Kegunaan Rekam Medis

Menurut Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik (2006:13),

tentang kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa

aspek,diantaranya :

a) Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,

karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang


16

dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b) Aspek Medis

Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau

perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c) Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian

hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha untuk

menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk

menegakkan keadilan.

d) Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena

isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan

sebagai aspek keuangan.

e) Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian,

karena isinya menyangkut data atau informasi yang dapat

dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

f) Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,

karena isinya menyangkut data/informasi tentang


17

perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang

diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat

dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang

profesi si pemakai.

g) Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi,

karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung

jawaban dan laporan rumah sakit.

5. Isi Rekam Medis

Menurut Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022tentang rekam

medis pada pasal 25 ayat satu (1) mengenai kepemilikan dan isi

rekam medis “Dokumen rekam medis milik fasilitas pelayanan

kesehatan”. Maksudnya fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung

jawab atas hilang, rusak, pemalsuan dan/atau penggunaan oleh

orang, dan/atau badan yang tidak berhak terhadap dokumen rekam

medis.

Sedangkan pada pasal 26 ayat satu (1) “Isi rekam medis milik

pasien”. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud disampaikan

kepada pasien. Selain kepada pasien rekam medis juga dapat

disampaikan kepada keluarga terdekat atau pihak lain.

Penyampaian rekam medis kepada pihak lain dilakukan setelah

mendapat persetujuan dari pasien.


18

Isi rekam medis tersebut yaitu terdiri atas :

a) Identitas pasien

b) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang

c) Diagnosis, pengobatan, dan rencana tindak lanjut pelayanan

kesehatan

d) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan pemberi pelayanan

kesehatan.

Rekam medis sebagaimana dimaksud harus dibuat oleh

penanggung jawab pelayanan.

6. Kerahasiaan Rekam Medis

Menurut Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022 pasal 32

tentang kerahasiaan rekam medis dijelaskan “Isi rekam medis wajib

dijaga kerahasiaannya oleh semua pihak yang terlibat dalam

pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan walaupun

pasien telah meninggal dunia”.

Pihak yang dimaksud yaitu meliputi :

a) Tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan, dokter dan

dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan lain yang memiliki

akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien

b) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan

c) Tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan

kesehatan

d) Badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan


19

e) Mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan,

pengobatan, perawatan, dan/atau manajemen informasi di

fasilitas pelayanan kesehatan

f) Pihak lain yang memiliki akses terhadap data dan informasi

kesehatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.

7. Dasar Hukum Rekam Medis

a) Undang-Undang RI No.36 Tahun 2004 Tentang Kesehatan

b) Undang-Undang RI No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik

Kedokteran

c) Undang-Undang RI No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga

Kesehatan

d) Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1996 Tentang Wajib

Simpan Rahasia Kedokteran

e) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.749a/Menkes/Per/XIII/1989 Tentang Rekam Medis. Sejak

12 Maret 2008 Diganti Dengan Permenkes No.

269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis. Dan dimulai

dari 31 Agustus 2022 diganti lagi dengan Permenkes Nomor

24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis.

f) SK. Menteri Kesehatan No.034 Tahun 1972 Tentang

Perencanaan Dan Pemeliharaan Rumah Sakit.


20

g) Permenkes RI Nomor 18 Tahun 2022 Tentang

Penyelenggaraan Satu Data Bidang Kesehatan Melalui Sistem

Informasi Kesehatan.

8. Penyelenggaraan Rekam Medis

Menurut Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022 tentang rekam

medis pada pasal 3 mengenai penyelenggaraan rekam medis

“Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan

rekam medis elektronik”. Maka pemerintah mengatur kegiatan

penyelenggaraan rekam medis elektronikyang terdiri atas :

a) Registrasi pasien

b) Pendistribusian data rekam medis elektronik

c) Pengisian informasi klinis

d) Pengolahan informasi rekam medis elektronik

e) Penginputan data untuk klaim pembiayaan

f) Penyimpanan rekam medis elektronik

g) Penjaminan mutu rekam medis elektronik

h) Transfer isi rekam medis elektronik.

Sedangkan, menurut Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

Medik (2006:33) mengenai penyelanggaraan rekam medis meliputi

a) Penerimaan Pasien

b) Pencatatan Kegiatan Pelayanan Medis

c) Proses Pengolahan Rekam Medis


21

Menurut Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik (2006:57)

proses pengolahan rekam medis meliputi :

1) Penataan berkas rekam medis (assembling)

2) Pemberian kode (coding)

3) Tabulasi (indeksing)

4) Statistik dan pelaporan rumah sakit

5) Korespodensi rekam medis

6) Analisa rekam medis

7) Sistem penyimpanan (filling)

8) Pengambilan rekam medis (Retrieval)

9) Penyusutan (Retensi) dan Pemusnahan rekam medis.

C. Konsep Rawat Jalan

1. Pengertian Rawat Jalan

Menurut KEPMENKES RI Nomor

1165/MENKES/SK/X/2007 Pelayanan rawat jalan adalah

“Pelayanan pasien untuk obsevasi, diagnosis, pengobatan,

rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa

menginap di rumah sakit”.

Pelayanan rawat jalan tidak hanya yang diselenggarakan oleh

sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal seperti rumah

sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien

(home care) dan di rumah perawatan (nursing homes).


22

2. Alur Rekam Medis Rawat Jalan

Alur rekam medis rawat jalan adalah sebagai berikut :

1) Pasien mendaftar ke tempat pendaftaran rawat jalan.

2) Apabila pasien baru, pasien mengisi formulir pendaftaran

pasien baru yang telah disediakan. Kemudian petugas

pendaftaran mendata identitas sosial pasien, membuat kartu

berobat untuk diberikan kepada pasien baru yang harus dibawa

apabila pasien tersebut berobat ulang dan menyiapkan berkas

rekam jejak medis pasien baru.

3) Apabila pasien lama (pasien yang pernah berobat sebelumnya),

pasien hanya menyerahkan kartu pasien (kartu berobat) kepada

petugas di tempat pendaftaran rawat jalan, kemudian petugas

mendata antara lain nama pasien, nomor, poliklinik yang

dituju, dan keluhan yang di alami. Selanjutnya, petugas akan

menyiapkan berkas medis pasien lama tersebut.

4) Berkas medis pasien dikirimkan ke poliklinik oleh petugas

yang telah diberi kewenangan untuk membawa berkas tersebut.

5) Petugas poliklinik mencatat pada buku register pasien rawat

jalan poliklinik antara lain, tanggal kunjungan, nama pasien,

nomor, jenis kunjungan, tindakan atau pelayanan yang

diberikan, dsb.
23

6) Dokter pemeriksa mencatat riwayat penyakit, hasil

pemeriksaan, diagnosis, terapi yang ada relevansinya dengan

penyakitnya pada berkas medis tersebut.

7) Petugas di poliklinik (perawat atau bidan) membuat laporan

harian pasien rawat jalan.

8) Setelah pemberian pelayanan kesehatan di poliklinik selesai

dilaksanakan, petugas poliklinik mengirimkan seluruh medis

pasien rawat jalan berikut rekapitulasi harian pasien rawat

jalan, ke bagian instalasi paling lambat satu jam sebelum

berakhir jam kerja.

9) Petugas instalasi tersebut memeriksa kelengkapan pengisian

berkas medis dan untuk yang belum lengkap segera

diupayakan kelengkapannya.

10) Petugas instalasi mengolah berkas medis yang sudah lengkap.

11) Petugas instalasi membuat rekapitulasi setiap akhir bulan,

untuk membuat laporan dan statistik rumah sakit.

12) Berkas medis pasien disimpan berdasarkan nomor rekam

medisnya (apabila menganut sistem desantralisasi) berkas

medis pasien rawat jalan disimpan secara terpisah pada tempat

penerimaan pasien rawat jalan.

D. Konsep Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis

1. Pengertian Ketepatan Waktu


24

Tepat waktu diartikan sebagai tindakan mengerjakan apa yang

harus kita kerjakan dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan

sebelumnya. 

Sedangkan ketepatan waktu (timeliness) menurut Sisca Sisca,

dkk (2020:62) adalah “Kesesuaian pencapaian target kerja pegawai

dengan waktu yang telah ditentukan”.

2. Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis

Ketepatan waktu penyediaan rekam medis adalah penyediaan

dokumen rekam medis dari mulai tracer dicetak sampai dokumen

rekam medis sampai ke poliklinik disediakan tepat pada waktu

yang telah ditentukan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah

sakit memberikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai alat

ukur mutu pelayanan rumah sakit. Pada pelayanan rekam medis,

memberikan standar untuk waktu penyediaan dokumen rekam

medis pelayanan rawat jalan kurang dari atau sama dengan 10

menit ( ≤ 10 menit ).

3. Indikator Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis

Ketepatan waktu penyediaan rekam medis dapat dilihat dari

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Didalam Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/II/2008 tentang standar

pelayanan minimal rumah sakit di sebutkan bahwa “Waktu


25

penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan yaitu ≤

10 menit”.

E. Konsep Penyediaan Rekam Medis

1. Pengertian Penyediaan Rekam Medis

Penyediaan rekam medis adalah proses penyiapan dokumen

rekam medis yang dimulai dari mencari dokumen rekam medis

ditempat penyimpanan sampai dengan menyediakan dan

mengirimkan dokumen rekam medis tersebut kepada pihak yang

membutuhkan (mendistribusikan).

Pendistribusian adalah proses pengiriman berkas rekam medis

ke poliklinik yang dituju untuk dilakukan pelayanan kesehatan.

Pendistribusian atau pengiriman berkas dilakukan setiap kali ada

permintaan dari Tempat Pendaftaran Pasien (TPP), berdasarkan

keinginan pasien menuju poliklinik yang diinginkan.

Menurut Adhya Widyasta Mikdar (2021:1) mengungkapkan

bahwa “Penyediaan dan pendistribusian berkas rekam medis yang

baik adalah pendistribusian berkas rekam medis yang cepat, tepat

dan efisien”. Jika waktu dalam pendistribusian rekam medis lama,

maka akan menghambat pelayanan kesehatan yang akan diberikan

dokter kepada pasien, karena dokter tidak dapat memberikan

pelayanan kesehatan kepada pasien tanpa adanya berkas rekam

medis pasien tersebut.


26

2. Kegunaan Penyediaan Rekam Medis

Rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang

proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di

dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses

diagnosis dan pengobatan (treatment). Oleh karena itu, setiap

kegiatan pelayanan medis harus mempunyai rekam medis yang

lengkap dan akurat untuk setiap pasien dan setiap dokter dan dokter

gigi wajib mengisi rekam medis dengan benar, lengkap dan tepat

waktu.

Tanpa adanya dokumen rekam medis, maka dokter tidak dapat

memberikan kesehatan kepada pasien. Dan untuk membantu dokter

dalam memberikan pelayanan secara maksimal, maka rekam medis

pun harus disediakan dengan tepat waktu.

Dengan begitu, maka kegunaan penyediaan dokumen rekam

medis yaitu untuk mempermudah proses pelayanan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, dsb) kepada pasien.

3. Permintaan Pengambilan Rekam Medis (Retrieval)

Menurut Menurut Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik

(2006:91), permintaan pengambilan terdiri dari :

a) Permintaan Rutin

Permintaan-permintaan rutin terhadap rekam medis adalah

permintaan yang datang dari poliklinik, dokter yang


27

melakukanriset dan ditunjukan ke bagian rekam medis setiap

hari kerja pada jam yang telah ditentukan.

b) Permintaan Tidak Rutin

Permintaan peminjaman rekam medis yang tidak rutin

seperti untuk pertolongan unit gawat darurat, unit rawat inap

harus dipenuhi sesegera mungkin. Pada saat meminjamkan

rekam medis, maka harus membuat atau menulis surat

permintaan peminjaman rekam medis. Surat tersebut biasanya

berbentuk suatu formulir yang berisi nama penderita dan

nomor rekam medis, nama poliklinik atau nama bagian atau

orang yang meminjam, tanggal pinjam rekam medis dan

tanggal jatuh tempo pengembalian rekam medis.

Formulir tersebut biasanya dibuat rangkap tiga, satu

ditempelkan pada rekam medisnya, satu disimpan tanda bukti

keluarnya rekam medis pada rak dimana rekam medis tersebut

disimpan dan satu ditinggal dipolilinik atau bagian atau orang

yang meminjam rekam medis tersebut. Pada saat rekam

medisnya kembali, kedua copy surat permintaan dibuang.

Kartu permintaan rekam medis bisa dibuat dari kertas biasa

dengan ukuran ± 10,5 x 7cm.

F. Konsep Efektivitas Pelayanan Rekam Medis

1. Pengertian Efektivitas
28

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:374)

menyatakan bahwa “Efektivitas adalah daya guna, keaktifan, serta

adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang yang

melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai”.

Menurut Dr. H. Nashar, SE (2020:7) mengungkapkan bahwa :

“Efektivitas merupakan pemanfaatan sumber daya, sarana dan


prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa
kegiatan yang dijalankannya”.

2. Pengertian Pelayanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:826)

“Pelayanan adalah sebagai suatu usaha untuk membantu

menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain”. Jenis

pelayanan yang biasanya diberikan di rumah sakit terdiri dari :

Pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat

darurat, pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium dan

penunjang, pelayanan farmasi dan lain-lain.

3. Pengertian Efektivitas Pelayanan Rekam Medis

Menurut Dr. H. Nashar, SE (2020:9) mengungkapkan bahwa :

“Efektivitas pelayanan merupakan penyelesaian pekerjaan


tepat pada waktu yang telah ditentukan, artinya pelaksanaan
sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada
penyelesaian tugas tersebut dengan waktu yang telah ditetapkan”.

Sedangkan didalam PERMENPAN No.30 tahun 2013 tentang

jabatan fungsional perekammedis dan angka kreditnya pasal 1

menyatakan bahwa :
29

“Pelayanan rekam medis adalah kegiatan pelayanan penunjang


secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan informasi
kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan, administrator dan
manajemen sarana pelayanan kesehatan dan instansi lain yang
berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan teknologi
rekam medis (sintesa ilmu-ilmu sosial, epidemiologi, terminologi
medis, biostatistik, prinsip hukum medis dan teknologi informasi)”.

Maka efektivitas pelayanan rekam medis dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan dalam pelaksanaan pelayanan secara

profesional berorientasi pada pemenuhan kebutuhan informasi

medis agar tercapai tujuan yang telah ditentukan secara tepat guna

dalam memberikan pelayanan.

4. Indikator Efektivitas Pelayanan

Menurut Dr. H. Nashar, SE (2020:10) untuk mengukur

efektivitas terdiri dari :

a) Faktor Waktu

Faktor waktu disini maksudnya adalah ketepatan waktu

dan kecepatan waktu dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi pelayanan. Hanya saja penggunaan ukuran tentang

tepat tidaknya atau cepat tidaknya pelayanan yang diberikan

dari satu orang ke orang lain.

b) Faktor Kecermatan

Faktor kecermatan dapat dijadikan ukuran untuk menilai

tingkat efektivitas kerja organisasi yang memberikan

pelayanan. Pelanggan akan cenderung memberikan nilai yang

tidak terlalu tinggi kepada pemberi pelayanan, apabila terjadi


30

banyak kesalahan dalam proses meskipun diberikan dalam

waktu singkat.

c) Faktor Gaya Pemberi Pelayanan

Gaya pemberi pelayanan merupakan salah satu ukuran lain

yang dapat digunakan dalam mengukur efektivitas, yang

dimaksud dengan gaya pemberi pelayanan disini adalah cara

dan kebiasaan pemberi pelayanan dan memberikan jasa kepada

pelanggan. Bisa saja pelanggan merasa tidak sesuai dengan

gaya pelanggan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.

G. Konsep Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2015:1045)

menyatakan bahwa “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari

suatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang”.

2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

A. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2019:2) mengemukakan bahwa "Metode

penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu".

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono (2019:16)

mengemukakan bahwa :
31

“Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang


berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

B. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2019:68) mengemukakan bahwa “Variabel

penelitian adalah suatu atribut sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dengan demikian, variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian

ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas / Independent (X)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat).

Variabel bebas atau variabel (X) dalam penelitian ini adalah

“Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat

Jalan”.

2. Variabel Terikat / Dependent (Y)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau variabel

(Y) dalam penelitian ini adalah “Efektivitas Pelayanan Rekam

Medis”.
32

Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel

Sub
No Variabel Definisi Indikator
Variabel
Penyediaan dokumen
rekam medis dari mulai
tracer dicetak sampai
Waktu
Ketepatan
dokumen rekam medis penyediaan
Waktu Waktu
dokumen
Penyediaan sampai ke poliklinik Penyediaan
rekam medis
1 Rekam Rekam
disediakan tepat pada pelayanan
Medis Rawat Medis
rawat jalan
Jalan waktu yang telah Rawat Jalan
yaitu ≤ 10
Variabel (X)
ditentukan. (Permenkes menit.
RI Nomor 129/Menkes/
SK/II/2008).
Ketepatan
waktu dan
kecepatan
waktu dari
pelayanan
Penyelesaian pekerjaan Waktu
yang
tepat pada waktu yang diberikan
telah ditentukan, oleh pemberi
artinya pelaksanaan
sesuatu tugas dinilai pelayanan.
baik atau tidak sangat Faktor
Efektivitas
tergantung pada ketelitian
Pelayanan
2 penyelesaian tugas dari pemberi
Rekam Medis Kecermatan
tersebut dengan waktu pelayanan
Variabel (Y)
yang telah ditetapkan. kepada
(Dr. H. Nashar, SE pelanggan.
(2020:9)).
Cara dan
kebiasaan
pemberi
Gaya
pelayanan
Pemberi
dalam
Pelayanan
memberikan
jasa kepada
pelanggan.

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)


33

C. Kerangka Berpikir

Tabel 2. 2
Kerangka Berpikir

Tingkat Ketepatan
Waktu Penyediaan Efektivitas Pelayanan
Rekam Medis Rawat Rekam Medis (Y)
Jalan (X)
Waktu penyediaan
1. Waktu
dokumen
2. Kecermatan
rekam medis pelayanan
3. Gaya Pemberi
rawat jalan yaitu ≤ 10
Pelayanan
menit
(Dr. H. Nashar, SE
(Permenkes RI Nomor
(2020:10))
129/Menkes/II/2008)

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022 )

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2019:126) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini populasi dari variabel (X) yang diambil

adalah 39.395 dokumen rekam medis rawat jalan yang diambil

pada triwulan II (April-Juni) di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya. Sedangkan untuk populasi dari variabel (Y) yang

diambil adalah petugas rekam medis bagian TPPRJ, Filling dan

Kepala Rekam Medis sebanyak 15 orang.


34

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2019: 127) mengemukakan bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang


dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu”.

Adapun teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah teknik Probability Samplingdengan cara pengambilanSimple

Random Sampling.

Menurut Sugiyono (2019:129) “Probability Samplingadalah

teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama

bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Dan “Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu”.

Berdasarkan data rekam medis rawat jalan pada triwulan II

(April-Juni) terdapat 39.395 dokumen rekam medis dari

keseluruhan populasi dan untuk memudahkan peneliti maka

pengambilan ukuran sampel dari populasi ini menggunakan rumus

slovindimana penepatan sampel mempertimbangkan batas

ketelitian yang dapat mempengaruhi kesalahan pengambilan

sampel populasi.

Rumus slovin tersebut adalah sebagai berikut :


35

n = N
1 + N(e)2

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel (0,1)

Diketahui :

N = 39.395

e = 10 % (0,1)

Maka, n= 39.395 = 39.395


1+39.395(0,1) 2
1 + 393,95

n = 99,74 (dibulatkan menjadi 100)

Dari hasil diatas, maka penulis mengambil sampel sejumlah

100 rekam medis rawat jalan untuk mengukur tingkat ketepatan

waktu penyediaan rekam medis rawat jalan. Sedangkan untuk

mengukur efektivitas pelayanan rekam medis, penulis mengambil

sampel dengan teknik pengambilan sampel jenuh.

Menurut Sugiyono (2019:133) “Sampel jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,

kurang dari 30 orang”. Dikarenakan jumlah populasi petugas

rekam medis yang bersangkutan dengan penelitian kurang dari 30,


36

yaitu 15 orang petugas. Maka sampel yang diambil sebanyak 15

petugas atau responden.

E. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2019:99) “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga

dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empirik.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah ada atau tidak

adanya pengaruh dari tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis

rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan rekam medis, jika tidak

terdapat pengaruh maka diformulasikan dalam Hipotesis Nol (H o),yaitu

hipotesis untuk ditolak. Apabila kedua variabel tersebut di hipotesiskan

memiliki pengaruh, maka diformulasikan dalam hipotesis alternatif

(Ha), yaitu merupakan hipotesis yang diharapkan untuk diterima.

Atas dasar tersebut, penulis merumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

Ho= Tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan

tidakberpengaruh terhadap efektivitas pelayanan rekam medis di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya.


37

Ha= Tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan

berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan rekam medis di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2019:156) “Instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati”. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Jam

Untuk menghitung lama waktu penyediaan dokumen rekam

medis rawat jalan.

2. Tabel penelitian

Untuk menulis hasil pengamatan terhadap lama waktu yang

dibutuhkan dalam penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan

dan jawaban dari responden.

3. Kuesioner

Berisi daftar pertanyaan mengenai penyediaan dokumen rekam

medis rawat jalan dan efektivitas pelayanan rekam medis.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2019:194) terdapat dua hal utama yang

mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu :

“Kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data. Kualitas


instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu
38

instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu


dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen
tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya”.

Agar diperoleh data yang valid dalam penelitian ini perlu

ditentukan teknik-teknik pengumpulan data yang sesuai.Dalam hal ini

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2019:203) “Observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses pengamatan dan ingatan”.

Observasi yangdigunakan dalam penelitian ini adalah

observasi partisipan untuk mengumpulkan data-data dari studi

lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung serta ikut

berpartisipasi dalam melakukan apa yang dikerjakan sumber data di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya, untuk memperhatikan

bagaimana ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan

terhadap efektivitas pelayanan.

2. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2019:199) “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk di jawabnya”.
39

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden hanya memilih jawabannya.

3. Studi Pustaka

Menurut Hardani, dkk (2020:227) “Studi kepustakaan

berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan

dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi

sosial yang diteliti”.

Untuk mendapatkan data dan informasi maka penulis

membaca buku-buku referensi atau mengambil literatur-literatur

yang berhubungan dengan pembahasan mengenai ketepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan

dan terkait dengan penyusunan tugas akhir ini.

H. Teknik Analisa Data

Setelah pengumpulan data, penulis melakukan beberapa tahapan

terlebih dahulu yaitu sebagai berikut :

1. Pengolahan Data

Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut :

a) Penyuntingan (Editing)

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk

pengecekan dan perbaikan isian dari kuesioner. Aspek-aspek

yang sering diperhatikan dalam proses editing ialah

kelengkapan jawaban, kejelasan tulisan, kejelasan makna


40

jawaban, konsistensi antar jawaban, relevansi jawaban, dan

keseragaman data.

b) Pengkodean (Coding)

Yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Coding juga menunjukkan

proses klarifikasi jawaban responden berdasarkan jenis data

penelitian yang telah terkumpul sehingga dapat dinamakan

scoring.

c) Memasukkan Data (Data Entry dan Tabulating)

Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf)

dimasukkan kedalam program atau software komputer. Salah

satu paket program yang paling sering digunakan untuk data

entry penelitian adalah paket program SPSSfor Windows.

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data

yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak

terjadi kesalahan.

d) Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau

responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-


41

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product

an Service Solution) for Windows versi 25 sebagai alat yang

digunakan untuk menganalisis data. Pada penelitian ini, terdiri

dari :

a) Variabel bebas (independent variables)

Untuk mengukur tingkat ketepatan waktu penyediaan

rekam medis rawat jalan, penulis menggunakan obyek

penelitian dengan menghitung waktu penyediaan rekam medis

rawat jalan. Dengan indikator waktu penyediaan rekam medis

jalan yaitu ≤ 10 menit.

b) Variabel terikat (dependent variables)

Dalam pemberian skor digunakan skala likert yang

merupakan salah satu cara untuk menentukan skor pada

kuesioner penelitian efektivitas pelayanan rekam medis yaitu :

Sangat Setuju : Skor 5

Setuju : Skor 4

Kurang Setuju : Skor 3

Tidak Setuju : Skor 2

Sangat Tidak Setuju : Skor 1


42

Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada

pada penelitian yaitu pengaruh ketepatan waktu pengembalian

rekam medis rawat inap terhadap efektivitas pelayanan rekam

medis.

Data diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah

responden dikali 100%, seperti dikemukan Maryam B. Gainau

(2021:131) adalah sebagai berikut :

F
P= x 100%
N

Keterangan:

P = Presentase jawaban

F = Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item

N = Jumlah responden

100 = Bilangan tetap

I. Pengujian Analisis Data

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a) Uji Validitas

Menurut Budi Darma (2021:7) “Uji Validitas

dimaksudkan untuk mengukur sah atau tidaknya setiap butir

pertanyaan atau pernyataan (kuesioner), apakah valid atau

tidak valid”.
43

Salah satu metode yang digunakan untuk menguji validitas

dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan

Corrected Item-Total Correlation. Mekanisme metode ini

adalah dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item

pertanyaan dengan skor total seluruh pertanyaan yang ada.

Analisa korelasi yang digunakan adalah teknik Korelasi

Product Moment yang dikemukakan oleh pearson. Berikut

rumus Korelasi Product Moment:

N ( ∑ xy ) −( ∑ x )( ∑ y )
r xy =
√ \{N ∑ x −(∑ x ) } \{N ∑ y −(∑ y ) \}
2 2 2 2

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Banyaknya responden keseluruhan

∑X = Total jumlah variabel X

∑Y = Total jumlah variabel Y

∑X2 = Kuadrat dari jumlah variabel X

∑Y2 = Kuadrat dari jumlah variabel Y

∑XY = Hasil perkalian dari total jumlah variabel X dan Y

Kriteria Validitas :

1) Jika rhitung ≥ r tabel maka pertanyaan tersebut valid

2) Jika rhitung ≤ rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid


44

Menentukan rtabel menggunakan 2 arah atau 2 sisi, yang

mana penelitian dalam hipotesis atau dugaan antara pengaruh

dan tidak berpengaruh tingkat ketepatan waktu penyediaan

rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan rekam

medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya. Berikut

nilairtabel:

Df = N-2
= 15-2
= 13

Ket : N = Sampel

Setelah mendapatkan nilai Df melalui perhitungan rumus

diatas, lalu dilihat pada rtabel berapa nilai signifikansi untuk uji

dua arah dengan tingkat kepercayaan 0,05 atau tingkat

kepercayaan 95% maka rtabel = 0,5140.

Gambar 2.1
Nilai Signifikansi rtabel
45

Sumber : Sugiyono (2019:442)

b) Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan pengujian validitas data, kemudian

dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas data.

Menurut Budi Darma (2021:17) “Pengujian ini digunakan

untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan dapat

diandalkan atau bersifat tangguh (konsisten)”. Uji Reliabilitas

dilakukan dengan mengukur variabel yang digunakan melalui

pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Tingkat taraf

signifikan yang digunakan bisa 0,5, 0,6, atau 0,7. Metode yang

digunakan dalam pengujian reliabilitas data ini menggunakan

Cronbach Alpha. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

[ ][ ∑S
]
2
k
r ii = 1− 2 i
( k −1 ) St

Dimana, rumus untuk varians total dan varians item adalah :

∑ x 2t − (∑ x t )
2
2
s=t
n n2
46

JK i JK s
s2i = − 2
n n

Keterangan :

rii = Koefisien reliabilitas test

k = Mean kuadrat antara subjek

∑Si2 = Mean kuadrat kesalahan

Si2 = Varians skor butir/item

St2 = Varians skor total

JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = Jumlah kuadrat subjek

Keputusan Uji Reliabilitas menurut Budi Darma(2021:17) :

1) Bila nilai Cronbach Alpha ≥ tingkat signifikan, maka

pertanyaan dikatakan reliabel

2) Bila nilai Cronbach Alpha ≤ tingkat signifikan, maka

pertanyaan dikatakan tidak reliabel

2. Uji Normalitas Data

Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data

adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal

atau tidak.

Menurut Sugiyono (2019:227) mengemukakan bahwa :

“Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval


dan rasio, jumlah sampel besar, serta berlandaskan pada ketentuan
bahwa data yang akan dianalisis berdistribusi normal. Sedangkan
statistik non parametris digunakan untuk menganalisis data yang
berbentuk nominal dan ordinal, jumlah sampel kecil, dan tidak
harus berdistribusi normal”.
47

Menurut Ganda Agustina dan Urhuhe Dena (2021:63), untuk

mengetahui suatu data berdistribusi normal, ada 3 cara untuk

mengetahuinya yaitu:

a) Dillihat dari grafik histogram dan kurve normal, bila

bentuknya menyerupai belshape, berarti distribusi normal.

b) Menggunakan nilai skewness dan standar error nya, bila nilai

skewness dibagi standar errornya menghasilkan angka ≤ 2,

maka distribusinya normal.

c) Uji Shapiro-Wilk karena metode ini efektif dan valid

digunakan untuk sampel berjumlah kecil. Jika nilai signifikan

> 0,05 maka berdistribusi normal, tetapi jika nilai signifikan <

0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

3. Analisis Korelasi

Tujuan dari analisis korelasi adalah untuk mengetahui apakah

diantara dua variabel terdapat hubungan atau tidak, dan jika

ada hubungan bagaimanakah arah hubungan dan seberapa besar

hubungan tersebut.

Dalam analisis uji normalitas jika suatu data berdistribusi

normal maka untuk analisis korelasinya menggunakan uji

parametris, tetapi jika suatu data tidak berdistribusi normal, maka

untuk analisis korelasinya menggunakan uji non parametris. Salah

satu analisis korelasi non parametris yaitu analisis korelasi rank

spearman.
48

Menurut Sugiyono (2019:212) “Pengujian korelasi rank

spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji

hipotesis asosiatif bila masing-masing datanya berbentuk ordinal

dan sumber data antar variabel tidak harus sama”.

Rumus korelasi rank spearman sebagai berikut :

r =1−6
[ ∑ d 2i
n ( n2 −1 ) ]
Keterangan :

rs = Koefisien korelasi rank spearman

di = Selisih ranking skor X dan Y

n = Jumlah sampel

Untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel X dengan

variabel Y diperlukan suatu tafsiran yang akan dijelaskan dalam

batasan-batasan seperti kriteria di tabel berikut :

Tabel 2.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2019 : 248)

4. Uji Mann-Whitney U

Uji Mann Whitney Umerupakan alternatif bagi uji t-test. Uji

Mann Whitney Umerupakan uji non parametris yang digunakan


49

untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari

populasi yang sama dan untuk menguji apakah dua mean populasi

sama atau tidak. (Anna Armeini 2017:112)

Uji Mann Whitney Uini juga digunakan untuk menguji

kemaknaan hipotesis komparatif dua sampel independen dengan

data berskala ordinal. Uji ini merupakan uji terbaik untuk menguji

hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data berskala

ordinal. Bila data yang akan dianalisis berskala interval, maka jika

ingin menggunakan uji ini data harus diubah dahulu ke dalam

bentuk ordinal. Jika data berskala interval sebenarnya dapat

menggunakan uji t-test, namun jika asumsi atau persyaratan tidak

terpenuhi misalnya tidak berdistribusi normal, maka uji t-test tidak

bisa digunakan. (Anna Armeini 2017:112).

Adapun rumus uji Mann-Whitney U sebagai berikut :

n1 ( n1 +1 )
U 1=n1 n 2+ −R1
2

n2 ( n2 +1 )
U 2=n1 n 2+ −R2
2

Keterangan:

n1 = Jumlah sampel subjek kelompok 1

n2 = Jumlah sampel subjek kelompok 2

U1 = Jumlah peringkat kelompok 1

U2 = Jumlah peringkat kelompok 2

R1 = Jumlah rangking pada sampel n1


50

R2 = Jumlah rangking pada sampel n2

Dasar pengambilan keputusan uji Mann-Whitney U adalah sebagai

berikut:

a) Jika hasil Asymp, Sig (2-tailed) <0,05maka terdapat perbedaan

yang signifikan

b) Jika hasil Asymp, Sig (2-tailed) >0,05maka tidak terdapat

perbedaan yang signifikan

5. Koefisien Determinasi

Setelah dilakukan perhitungan koefisien korelasi maka

selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien determinasi. Untuk

mencari pengaruh varians variabel dapat digunakan teknik statistik

dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. (Sugiyono,

2019:214).

Dalam penelitian ini untuk menentukan berapa besar pengaruh

tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan

terhadapefektivitas pelayananrekam medis. Perhitungan Koefisien

Derterminasi dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi
51

r = Koefisien korelasi

100% = Satuan persentase


BAB III
PENGARUH TINGKAT KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN
REKAM MEDIS RAWAT JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS
PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MAJALAYA

3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya adalah Rumah Sakit Umum

Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, awalnya adalah

puskesmas yang dibangun tahun 1951 dan mulai digunakan pada tahun

1955, karena perkembangannya menjadi rumah sakit tipe D sejak tahun

1980, dan pada tahun 1988 rumah sakit mengalami transformasi menjadi

rumah sakit kelas C karena telah memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit

dengan 4 spesialisasidasar,sesuai dengan SK

MenkesNo.105/MENKES/SK/II/1988 pada tahun 2009 tentang Rumah

Sakit Umum Daerah Majalaya terakreditasi 5 pelayanan (SK Menteri

Kesehatan No. YM.01.10/III/3501/09 Bina Pelayanan Medik Kementerian

RI, tanggal 8September 2009).

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya setelah memenuhi persyaratan

administrasi dan persyaratan lainnya yang ditetapkan melalui Keputusan

Bupati Bandung Nomor 900/kep.493-0rg/2009 tanggal 23 Desember 2009,

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Bupati Bandung

Nomor 900/Kep. 210 – RSUD MJL/2012 tentang Penetapan Rumah Sakit

51
52

Umum Daerah Kelas B Majalaya Sebagai SKPD yang menerapkan pola

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara penuh.

Sesuai dengan rencana peningkatan dan pengembangan rumah sakit

serta hasil studi kelayakan peningkatan kelas “C” menjadi kelas

“B”makamelalui surat keputusan Menteri Kesehatan

Nomor769/MENKES/SK/VI/2010 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya di Kabupaten Bandung milik Pemerintah Daerah

Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat pada tanggal 24 Juni tahun 2010

telah ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas “B”. Seiring

dengan hal tersebut telah dilaksanakan pembangunan diberbagai bidang

diantaranya yaitu pembangunan gedung instalasi gawat darurat, rehabilitasi

gedung untuk ICU, rehabilitasi bangunan untuk gedung hemodialisa,

gedung workshop, gedung asrama dan pemagaran rumah sakit serta

pembangunan gedung rawat inap dan penunjang lainnya.

Pada tanggal 25 Januari 2012 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

terakreditasi 16 Pelayanan, meliputi : Administrasi dan Manajemen,

Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan,

Rekam Medis, Pelayanan Farmasi, K3, Pelayanan Radiologi, Pelayanan

Laboratorium, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan Pengendalian Infeksi

di Rumah Sakit, Pelayanan Perinatal Risiko Tinggi, Pelayanan Rehabilitasi

Medik, Pelayanan Gizi, Pelayanan Intensif dan Pelayanan Darah. (Sertifikat

Komisi Akreditasi Rumah Sakit No. KARS-SERT/354/I/2012).


53

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1069/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar

Rumah Sakit Pendidikan, Rumah Sakit yang menyelenggarakan fungsi

pendidikan harus menyediakan sarana dan prasarana pendukung serta visi

misi yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Setelah memenuhi

persyaratan dan penilaian yang telah ditentukan pada tanggal 28 September

2016 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya telah ditetapkan sebagai Rumah

Sakit Pendidikan Satelit (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor HK.02.03/I/3135/2016 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya Kabupaten Bandung Sebagai Rumah Sakit Pendidikan

Satelit Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung).

Pada tanggal 10 Februari 2017 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

terakreditasi versi KARS 2012 (Sertifikat Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Nomor KARS-SERT/603/II/2017 tentang Rumah Sakit Umum Daerah

Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung Sebagai Rumah Sakit Yang Telah

Memenuhi Standar Akreditasi Paripurna).

Pada tanggal 7 Oktober 2019 penetapan kembali akreditasi dengan

predikat paripurna dari KARS (Sertifikat Komisi Akreditasi No. KARS-

SERT/990/X/2019). Menindaklanjuti Keputusan Gubernur Jawa Barat

Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020 tentang Status Keadaan Tertentu

Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat Coronavirus Disease 19 (COVID-

19) Di Jawa Barat, Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya menjadi salah

satu rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi emerging tertentu


54

di daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat

Nomor 445/Kep.186-Dinkes/2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan

Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tertentu sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor

445/Kep.224-Dinkes/2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur

Jawa Barat Nomor 445/Kep.186-Dinkes/2020 tentang Penetapan Rumah

Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu.

3.2 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

A. Visi

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya adalah :

“Terwujudnya pelayanan kesehatan prima yang maju dan mandiri

serta berwawasan pendidikan”.

B. Misi

Misi Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya yaitu sebagai

berikut :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan dan mengembangkan

pelayanan kesehatan berfokus pada KIA, trauma dan infeksi lanjut.

2. Meningkatkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

3. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional menuju tata

kelola pemerintahan yang baik.

4. Meningkatkan sistem informasi dan manajemen rumah sakit (SIM

RS) yang akuntabel.


55

5. Meningkatkan tata kelola keuangan yang mandiri melalui sistem

pola PPK-BLUD.

6. Meningkatkan kualitas dan fungsi rumah sakit sebagai wahana

pendidikan, pelatihan dan penelitian.

C. Motto

“MULIA” merupakan motto dari Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya, yang merupakan singkatan dari :

Mutu UnggulanLengkapInovatifAsih

3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

A. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya mempunyai tugas

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya rujukan, sesuai

dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

B. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medis serta non

medis.

2. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan dan pelayanan

rujukan.
56

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

pengembangan.

4. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan serta

pengelolaan keuangan.

3.4 Jenis Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya memberikan pelayanan baik

umum maupun spesialis dengan rincian sebagai berikut :

A. Pelayanan Rawat jalan

1. Poliklinik Penyakit Dalam

2. Poliklinik Kesehatan Anak

3. Poliklinik Bedah

4. PoliklinikObgyn

5. Poliklinik Geriatri Dalam

6. Poliklinik Geriatri Saraf

7. Poliklinik Bedah Mulut

8. Poliklinik Penyakit THT

9. PoliklinikPenyakit Saraf

10. Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin

11. Poliklinik Penyakit mata

12. Poliklinik Kesehatan Jiwa

13. Poliklinik Penyakit Paru

14. Poliklinik Gigi Umum

15. Poliklinik Penyakit Jantung


57

16. Poliklinik Bedah Orthopedi

B. Pelayanan Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya memberikan pelayanan

rawat inap baik dari poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

maupun rujukan dari luar Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya.

1. Perawatan Khusus dan Intensif

a) ICU / NICU / PICU

b) Ruang Isolasi

2. Perawatan Umum

a) Ruang Perawatan Kelas I

b) Ruang Perawatan Kelas II

c) Ruang Perawatan Kelas III

C. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam

Dalam melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat Rumah

Sakit Umum Daerah Majalaya juga menyediakan pelayanan Gawat

Darurat 24 Jam yang menempati sebuah gedung yang terletak di sayap

kanan bangunan utama rumah sakit, selain dilengkapi oleh peralatan

yang cukup memenuhi standar juga didukung oleh Sumber Daya

Manusia (SDM) yang cukup terampil dibidangnya.

D. Pelayanan Penunjang
58

Berikut pelayanan penunjang yang dimliki Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya:

1. Pelayanan Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis

3. Pelayanan Gawat Darurat

4. Pelayanan Keperawatan

5. Pelayanan Rekam Medis

6. Pelayanan K3

7. Pelayanan Kamar Operasi

8. Pelayanan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

9. Pelayanan Perinatal Risiko Tinggi

10. Pelayanan Bedah Sentral

11. Pelayanan Radiologi ( termasuk USG )

12. Pelayanan Laboratorium

13. Pelayanan Patologi ( Patologi Klinik )

14. Pelayanan Farmasi

15. Pelayanan Konsultasi Gizi

16. Pelayanan Rehabilitasi Medik

17. Pelayanan ICU, NICU, PICU

18. Pelayanan Hemodialisa

19. Pelayanan Ambulance

20. Pelayanan Pemulasaran Jenazah

21. Pelayanan Laundry


59

22. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)

23. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

24. Pengelolaan Air Limbah (IPAL)

25. Pelayanan MCU (Medical Check Up unit)

26. Pelayanan Thalassemia

27. Pelayanan BDRS (Bank Darah Rumah Sakit)

28. Pelayanan CSSD (Central Sterillisasi Supply Department)

29. Pelayanan COVID-19

3.5 Sejarah Singkat Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya mulai menyelenggarakan

pelayanan rekam medis pada tahun 1993 dengan petugas sebanyak 3 orang

yang berbeda dibawah bidang kesekertariatan. Petugas rekam medis tersebut

hanya bertugas untuk bagian pelayanan rawat inap, sedangkan untuk bagian

pelayanan rawat jalan dilakukan oleh bagian keuangan yang juga

merangkap menjadi kasir.

Pada tahun 1998, Sumber Daya Manusia (SDM) di unit rekam medis

bertambah menjadi 8 orang termasuk kepala rekam medis. 8 orang tersebut

terdiri dari 1 orang lulusan D3 Rekam Medis, 6 orang lulusan SLTA

sederajat dan 1 orang lulusan SD. Dari 8 orang tersebut 2 orang diberi

pelatihan mengenai Rekam Medis dan Informasi Kesehatan selama 10 hari

dan 1 orang diberi pelatihan mengenai ICD-10 dengan biaya ditanggung

oleh pemerintah.
60

Pada tahun 2009 dilakukan inhouse training rekam medis ditingkat

dasar dengan bobot 36 jam jadi pada tahun 2009 semua petugas rekam

medis memiliki dasar rekam medis.

Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya dari tahun

1993-sekarang telah mengalami 6 kali pergantian kepala unit Rekam Medis

diantaranya :

A. Hj. Wiwi. Spk (1993-1998)

B. Bapak. Abas (1998-2002)

C. Deni Rahmadi Barkah, AMK.,S.Sos.,M.M (2002-2014)

D. Dede Syarifudin (2014-2018)

E. Dina Pebriyani, A.Md.Perkes (2018-2022)

F. Deden Uca Witarsa, A.Md.Perkes (2022-sekarang)

Dari keenam kepemimpinan tersebut pelayanan rekam medis

mengalami beberapa pergantian baik dari segi struktur organisasi maupun

dari prosedur dan ketetapan pelayanan yang berlaku. Tenaga rekam medis

pada perkembangan saat ini bertambah terus sesuai dengan kebutuhan

rumah sakit.

3.6 Visi, Misi dan Motto Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya

A. Visi

Visi dari Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

adalah “Terwujudnya pelayanan Rekam Medis yang berkualitas,


61

sebagai pendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya”.

B. Misi

Misi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

diantaranya :

1. Menyelenggarakan pengelolaan rekam medis yang informatif dan

privacy.

2. Mengembangkan sistem informasi yang akurat, mutakhir dan dapat

dipertanggung jawabkan.

3. Memberikan pelayanan rekam medis secara profesional.

C. Motto

Adapun motto Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya yaitu “APUKAPU” merupakan singkatan dari :

AndaPUasKAmiPUas

3.7 Unit Kerja dan Tugas Pokok Rekam Medis Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

A. Unit Kerja Rekam Medis

Daftar nama serta jabatan pegawai rekam medis di Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya yaitu :

Tabel 3.1
Daftar Pegawai Rekam Medis
62

N
Nama Lengkap Jabatan
o
1 Deden Uca Witarsa, A.Md Kepala Unit Rekam Medis
2 Aat Kamaludin Koordinator Pelayanan
3 Bayu M. Fahmi Koordinator Fasilitas
4 Deti Koordinator SDM Admin Ranap
5 Ucep Suryo Koordinator SDM Admin Rajal
6 Deni Sandi A.md.RMIK Koordinator SDM Medrek
7 Dina Pebriyani, A.md.PK Koordinator Keuangan
8 Imas Suryani Pelaksana TPPRJ
9 Anisa Pelaksana TPPRJ
10 Irvan J Pelaksana TPPRJ
11 Rita R Pelaksana TPPRJ
12 Endah J Pelaksana TPPRJ
13 Wiwin Pelaksana TPPRJ
14 Sahhidin A Pelaksana TPPRI
15 Ginanjar W Pelaksana TPPRI
16 Acep Suhaya S Pelaksana TPPRI
17 Apri Sugih M Pelaksana TPPRI
18 Ikhsan Pelaksana TPPRI
19 Yuni Y Pelaksana Analisa dan Assembling
20 Ricky Abdul A Pelaksana Filling dan Distribusi
21 Lili Syamsudin Pelaksana Filling dan Distribusi
22 Gunawan Pelaksana Filling dan Distribusi
23 Komar Pelaksana Filling dan Distribusi
24 Usep Dedi Pelaksana Filling dan Distribusi
25 Taufik H Pelaksana Filling dan Distribusi
26 Ujang Efendi Pelaksana Filling dan Distribusi
27 Agus Pelaksana Filling dan Distribusi
Pelaksana Pengecekan dan Sensus
28 Susan Astri
Harian
29 Susan Astri Pelaksana Pembuatan SK Medis
30 Dina Pebriyani, A.md.PK Pelaksana Coding dan Indeksing
31 Deden Uca Witarsa, A.Md Pelaksana Coding dan Indeksing
32 Herawati Pelaksana Coding dan Indeksing
33 Nuriyatul A Pelaksana Coding dan Indeksing
34 Santi Desi S Pelaksana Coding dan Indeksing
35 Yusa Rizki Pelaksana Coding dan Indeksing
36 Aat Kamaludin Pelaksana Coding dan Indeksing
37 Imas Siti J Pelaksana Coding dan Indeksing
63

38 Asti Sulastri Pelaksana Coding dan Indeksing


Deni Sandi H.
39 Pelaksana Pulahta dan Pelaporan
A.md.RMIK
Pelaksana Retensi dan
40 Bayu M. Fahmi
Pemusnahan
41 Devi R Pelaksana Entry INACBG SKTM
     
Sumber : Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
(2022)
B. Tugas Pokok Rekam Medis

Tugas pokok unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya yaitu mengelola sistem informasi manajemen rumah sakit dan

pelayanan rekam medis, sedangkan fungsi dari unit rekam medis

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya diantaranya :

1. Ka.Sub.Bag.SIMRS & RM

Nama Jabatan : Kepala Seksi Rekam Medis

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melaksanakan, merencanakan, mengevaluasi,

mengkoordinasikan dan melaporkan

pelaksanaan tugas pokok seksi rekam medis

Tanggung Jawab : Tercapainya visi dan misi seksi rekam medis

2. Kepala Rekam Medis/Koordinator Rekam Medis

Nama Jabatan : Kepala Rekam Medis

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya
64

Tugas Pokok : Membantu dan mengkoordinir, merencanakan,

mengelola, dan menyusun data keperluan

tenaga kerja, kebutuhan logistik dan

melakukan pemantauan dan pengendalian

mutu rekam medis

Tanggung Jawab : Tercapainya visi dan misi seksi rekam medis

dan menaungi seluruh staff rekam medis

3. Pelaksana Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

Nama Jabatan : Pelaksana Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melayani pendaftaran pasien rawat jalan

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan

pendaftaran rawat jalan

4. Pelaksana Pendaftaran Pasien Rawat Inap

Nama Jabatan : Pelaksana Pendaftaran Pasien Rawat Inap

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melayani pendaftaran pasien rawat inap

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan

pendaftaran rawat inap

5. Pelaksana Pengecekan Sensus Harian

Nama Jabatan : Pelaksana Pengecekan Sensus Harian


65

Unit Organisasi : Seksi Rekam Medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Mengecek sensus harian dan membuat

rekapitulasi data dari sensus harian

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam rekapitulasi

sensus harian

6. Pelaksana Pengkodean dan Pengindeksan

Nama Jabatan : Pelaksana Pengkodean dan Pengindeksan

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melakukan pengkodean dan pengindeksan

penyakit

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam pengkodean

dan pengindeksan penyakit serta membuat 10

penyakit terbanyak

7. Pelaksana Pemilihan dan Penyusunan Rekam Medis

Nama Jabatan : Pelaksana Pemilihan dan Penyusunan Rekam

Medis (Assembling)

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melakukan pengecekan kelengkapan dan

penyusunan rekam medis


66

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam penyusunan

dan pengecekan rekam medis serta

pengembalian dan penerimaan kembali rekam

medis yang kurang lengkap

8. Pelaksana Pelayanan Surat Keterangan Medis

Nama Jabatan : Pelaksana Pelayanan Surat Keterangan Medis

Unit Organisasi : Seksi Rekam Medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melayani permintaan surat-surat keterangan

medis

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam melayani

permohonan surat-surat keterangan medis serta

pembuatan surat keterangan medis

9. Pelaksana Pengumpulan Pengolahan Data dan Pelaporan

Nama Jabatan : Pelaksana Pengumpulan dan Pengolahan Data

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melaksanakan pengumpulan pengolahan data

dan membuat laporan hasil kegiatan pelayanan

rumah sakit

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam pengumpulan

data, pengolahan data dan pembuatan laporan

10. Pelaksana Penyimpanan dan Distribusi Rekam Medis


67

Nama Jabatan : Pelaksana Penyimpanan dan Distribusi Rekam

Medis

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Melaksanakan penyimpanan dan pengambilan

kembali rekam medis, serta mendistribusikan

ke pihak-pihak yang membutuhkan

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam penyimpanan

rekam medis, pengambilan kembali dan

distribusi rekam medis

11. Koordinator Rawat Jalan

Nama Jabatan : Koordinator Pelayanan Rekam Medis Rawat

Jalan

Unit Organisasi : Seksi rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

Tugas Pokok : Membantu tugas-tugas kepala seksi rekam

medis dalam mengkoordinasikan pelayanan

rekam medis rawat jalan

Tanggung Jawab : Kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan

rekam medis rawat jalan serta mengantisipasi

hal-hal terkait pelayanan rekam medis rawat

jalan
68

3.8 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya

Berikut ini gambar struktur organisasi dari unit rekam medis di Rumah

Sakit Umum Daerah Majalaya tahun 2022 :

Gambar 3.1
Struktur Organisasi Rekam Medis

Sumber : Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya (2022)

3.9 Hasil Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya

A. Alur Pelaksanaan Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Pelaksanaan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya dimulai dari pasien mendaftar


69

atau melihat jam registrasi yang tertera pada SIMRS hingga dokumen

rekam medis tersebut sampai ke poliklinik yang dituju.

Berdasarkan hasil observasi langkah-langkah penyediaan dokumen

rekam medis rawat jalan adalah sebagai berikut :

1. Langkah-langkah penyediaan dokumen pasien baru

a) Pasien mengambil nomor antrian lalu mengisi formulir

pendaftaran pasien baru dengan persyaratan membawa

identitas diri seperti KTP, Kartu Keluarga, Kartu BPJS dan

Surat Rujukan (Untuk pasien BPJS).

b) Setelah itu pasien mendaftar di TPPRJ sesuai nomor antrian

dan menyerahkan berkas persyaratan untuk dicek

kesesuaiannya oleh petugas.

c) Petugas TPPRJ mewawancarai pasien dan melakukan input

data pasien baru di SIMRS.

d) Kemudian petugas TPPRJ mencetak Surat Eligibilitas Pasien

(SEP) dan Kartu Identitas Berobat (KIB).

e) KIB diserahkan kepada pasien untuk dibawa pasien kembali

pada saat berobat.

f) Untuk pasien yang berobat dengan cara bayar umum, pasien

dipersilahkan terlebih dahulu ke kasir untuk melakukan

pembayaran.
70

g) Pasien dipersilahkan untuk menunggu di poliklinik yang

dituju.

h) Setelah itu petugas TPPRJ membuat dokumen rekam medis

baru.

i) Dokumen rekam medis yang sudah dibuat diambil oleh

petugas filling.

j) Kemudian petugas filling akan mensortir terlebih dahulu

dokumen rekam medis berdasarkan poliklinik yang dituju.

k) Setelah itu petugas distribusi mendistribusikan dokumen ke

poliklinik yang dituju.

2. Langkah-langkah penyediaan dokumen pasien lama

a) Pasien mengambil nomor antrian dan melengkapi persyaratan

seperti KIB, KTP, Kartu Keluarga, Kartu BPJS dan Surat

Rujukan (Untuk pasien BPJS). Serta untuk pasien perjanjian

harus membawa surat kontrol.

b) Kemudian petugas TPPRJ memanggil pasien sesuai nomor

antrian dan mewawancarai pasien.

c) Petugas TPPRJ melihat nomor rekam medis pada KIB pasien

lalu meregistrasi nya di aplikasi SIMRS.

d) Setelah itu petugas mencetak SEPbeserta Surat Kontrol (untuk

pasien yang kontrol setiap bulannya) dan mengumpulkannya.

e) Petugas penyimpanan mengambil SEPtersebut ke bagian filling

untuk dicarikan dokumen rekam medis nya.


71

f) Kemudian petugas filling menyortir terlebih dahulu SEP

tersebut sesuai dengan angka pertama pada nomor rekam

medis pasien.

g) Setelah itu petugas filling mulai mencari dokumen rekam

medis.

h) Apabila dokumen rekam medis pasien tidak ditemukan di rak

filling, petugas akan mencari terlebih dahulu pada aplikasi

SIMRS > laporan rekam medis > kunjungan pasien > masukan

no rm > enter

i) Setelah itu akan muncul submenu data pasien, pada terakhir

kunjungan akan terlihat status dokumen rekam medis terakhir

berada.

j) Jika kunjungan terakhir pasien rawat inap, dilakukan pencarian

tracking rawat inap pada data rekam medis yang sudah dianalis

oleh petugas assembling. Buka data di Ms. Excel yang sudah

petugas assemblingentry> masuk ke sheet excel sesuai data per

ruangan rawat inap > tekan ctrl+f > masukan nomor rekam

medis pasien > jika data pencarian muncul, berarti dokumen

rekam medis pasien tersebut sudah tracking masuk

assembling> cari dokumen tersebut di rak assembling.

Tetapi jika data pencarian tidak muncul, berarti dokumen

rekam medis tersebut belum kembali kepada petugas

assembling.
72

k) Kemudian petugas filling akan menghubungi pihak terkait/

pihak yang meminjam dokumen rekam medis agar

dikembalikan guna pemeriksaan pasien di poliklinik.

l) Setelah dokumen dikembalikan oleh pihak peminjam, entry

terlebih dahulu nomor rekam medis pada tracking masuk di

petugas assembling. Lalu petugas assembling menganalisa

ketidaklengkapannya terlebih dahulu, setelah selesai dianalisa

dokumen rekam medis diserahkan kepada petugas filling.

m) Petugas filling menerima dokumen rekam medis, kemudian

petugas filling akan mengumpulkan dokumen rekam medis

tersebut.

n) Petugas filling menyortir dokumen rekam medis sesuai dengan

poliklinik yang dituju yang tertera pada SEPyang diselipkan di

dokumen rekam medis tersebut.

o) Setelah itu petugas distribusi mendistribusikan dokumen rekam

medis ke poliklinik tujuan.

B. Persentase Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis

Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Untuk memperoleh data penyediaan dokumen rekam medis pasien

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya, penulis

menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara crosscheck

observasi dengan mencatat nomor rekam medis, nama pasien, poliklinik

yang dituju yang ada di SEP dan mulai mencatat waktu penyediaan dari
73

pasien selesai registrasi, kemudian ketika petugas mendistribusikan

dokumen ke poliklinik yang dituju, penulis mencatat waktu saat

dokumen rekam medis tersebut tiba di poliklinik.

Setelah mencatat jam registrasi pasien, penulis menghitung selisih

waktu penyediaan dokumen rekam medis dengan cara mengurangi jam

registrasi pasien dikurangi dengan jam saat dokumen rekam medis

tersebut tiba di masing-masing poliklinik.

Tabel dibawah ini merupakan hasil pengamatan penyediaan

dokumen rekam medis pasien rawat jalan pada setiap poliklinik di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya yang dilakukan pada April-

Juli2022 yang menunjukkan jumlah dokumen rekam medis yang tepat

dan tidak tepat waktu terkait penyediaan dokumen rekam medis.

Tabel 3.2
Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan

Interval Waktu Jumlah Rekam Medis


No Keterangan
(Menit) Baru Lama Total
Poliklinik Anak
1 ≤ 10 Menit 0 2 2 Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit 3 5 8 Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Bedah
1 ≤ 10 Menit 1 1 2 Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit 0 3 3 Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Dalam
1 ≤ 10 Menit  0 5  5  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit  1 16  17  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Gigi
1 ≤ 10 Menit 0  0  0  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit 3  1  4  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Jantung
1 ≤ 10 Menit  1 6  7  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit  0 7  7  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Jiwa
74

1 ≤ 10 Menit  0 1  1  Tepat Waktu


2 ≥ 10 Menit  0 0  0  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Kulit dan Kelamin
1 ≤ 10 Menit  0 4  4  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit  0 4  4  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Mata
1 ≤ 10 Menit  1 2  3  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit  0 8  8  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Obgyn
1 ≤ 10 Menit  0 1  1  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit  0 1  1  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Orthopedi
1 ≤ 10 Menit 0 0  0  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit 0 10  10  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Paru
1 ≤ 10 Menit  0 1  1  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit  1 4 5  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik Saraf
1 ≤ 10 Menit 0 1  1  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit 0 4  4  Tidak Tepat Waktu
Poliklinik THT
1 ≤ 10 Menit 0 1  1  Tepat Waktu
2 ≥ 10 Menit 0 1  1  Tidak Tepat Waktu
Jumlah  11 89  100   

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penyediaan rekam

medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya pada setiap

poliklinik yang paling banyak tepat waktu dalam penyediaannya yaitu

berada pada poliklinik jantung, dengan jumlah 7 dokumen rekam medis

yang ≤ 10 menit untuk penyediaannya, sedangkan yang paling banyak

tidak tepat waktu dalam penyediaannya yaitu berada di poliklinik

dalam, dengan jumlah 17 dokumen rekam medis yang ≥ 10 menit untuk

penyediaannya.
75

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat diketahui dan dihitung

presentase waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan sebagai

berikut :

Tabel 3.3
Persentase Waktu Penyediaan Rekam Medis

Tepat Tidak Tepat


N Jenis ≤ 10 Menit ≥ 10 Menit
o Pasien Jumla Presentas Jumla Presentas
h e h e
1  Baru 3 3% 8 8%
2  Lama 25 25% 64 64%
Jumlah 28 28% 72 72%
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)

Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat diketahui bahwa penyediaan

rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya dari

total 100 dokumen terdiri dari 11 dokumen pasien baru dan 89

dokumen pasien lama. Terdapat dokumen rekam medis yang tepat

waktu sebesar 28% (28 dokumen dari 3 dokumen rekam medis pasien

baru dan 25 dokumen rekam medis pasien lama) dan yang tidak tepat

waktu 72% (72 dokumen dari 8 dokumen rekam medis pasien baru dan

64 dokumen rekam medis pasien lama).

Dari hasil tabel diatas, dapat juga digambarkan dengan melihat

diagram pie sebagai berikut:

Gambar 3.2
76

Persentase Waktu Penyediaan Rekam Medis

Tepat
Waktu
28%

Tidak Tepat Waktu


72%

Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu


Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan

persentase penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di Rumah

Sakit Umum DaerahMajalaya yang tepat waktu dalam penyediaannya

dari total dokumen pasien baru dan pasien lama sebesar 28% yaitu 28

dokumen dari 100 sampel dokumen rekam medis. Yang terdiri atas 3

dokumen dari 11 dokumen pasien baru (3%) dan 25 dari 89 dokumen

rekam medis pasien lama (25%).

Sedangkan yang tidak tepat waktu dalam penyediaannya sebesar

72% yaitu 72 dokumen dari 100 sampel dokumen rekam medis.

Terdiri atas 8 dokumen dari 11 dokumen pasien baru (8%) dan 64 dari

89 dokumen rekam medis pasien lama (64%).

C. Rata-Rata Waktu Keseluruhan Penyediaan Rekam Medis Rawat

Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Untuk memperoleh rata-rata waktu penyediaan rekam medis rawat

jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya sebagai berikut :

Tabel 3.4
Rata-rata Waktu Penyediaan Rekam Medis
77

Pasien Pasien Total


  Baru Lama

Jumlah
kumulatif waktu
Numerator 212 1.803 2.015
penyediaan
rekam medis
rawat jalan

Total sampel
Denominator 11 89 100
yang diamati
19,2 20,2 20,15
Rata-rata penyediaan
Menit Menit Menit
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)

Rata-rata penyediaan rekam medis pasien baru :

Rata-rata penyediaan RM = Waktu Penyediaan RM Pasien Baru


Jumlah Sampel
= 212
11
= 19,2 menit
Rata-rata penyediaan rekam medis pasien lama :

Rata-rata penyediaan RM = Waktu Penyediaan RM Pasien Lama


Jumlah Sampel
= 1.803
89
= 20,2 menit

Rata-rata penyediaan rekam medis pasien baru dan lama :

Rata-rata penyediaan RM = Waktu Penyediaan RM Keseluruhan


Jumlah Sampel
= 2.015
100
= 20,15 menit

Jadi, untuk rata-rata waktu penyediaan rekam medis rawat jalan di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya secara keseluruhan yaitu sekitar

20,15 menit. Sedangkan standar waktu penyediaan rekam medis rawat


78

jalan menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) Permenkes yaitu

harus ≤ 10 Menit. Maka bisa dikatakan untuk waktu penyediaan di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya masih tidak tepat waktu.

D. Faktor-Faktor Penyebab Ketidaktepatan Waktu Penyediaan

Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya

Di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya masih terdapat

ketidaktepatan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan.

Berdasarkan hasil observasi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis dan faktor tersebut

dilihat berdasarkan faktor dari man (manusia), methode (cara kerja),

dan material (bahan), machine (mesin), money (uang) :

1. Man (Manusia)

a) Kurangnya Sumber Daya Manusia(SDM) dibagian filling

SDM yang bertugas di bagian filling di Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya terdiri dari 7 orang petugas filling dan

1 petugas distribusi. Namun dengan jumlah pasien yang setiap

hari semakin banyak bisa menyebabkan ketidaktepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan, apalagi hanya terdapat 1

petugas distribusi dan itupun petugas distribusi khusus di

poliklinik lantai 2 (Poliklinik jantung, gigi, mata, THT, kulit,

anak, jiwa dan saraf).

b) Latar belakang pendidikan


79

SDM yang berhubungan dengan penyediaan dokumen

rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya dilakukan oleh petugas TPPRJ, filling dan distribusi.

Untuk petugas TPPRJ yang berlatar belakang pendidikan

diploma berjumlah 4 orang, dan yang berlatar pendidikan

SMA ada 2 orang. Sedangkan, untuk petugas filling dan

distribusi yang berlatar belakang pendidikan sarjana ada 1

orang, SMA 5 orang, dan SMP 2 orang. Tetapi meskipun latar

belakang pendidikan petugas filling kebanyakan berlatar

belakang pendidikan SMA, tidak terlalu menyebabkan

ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis, karena petugas

filling rata-rata sudah cukup memiliki banyak pengalaman

kerja hingga bertahun tahun bahkan ada yang sudah 22 tahun

bekerja, sehingga petugas filling bisa dikatakan handal dan

kompeten dalam melaksanakan pekerjaannya. Meskipun

begitu, sebaiknya petugas filling dilakukan oleh yang berlatar

belakang pendidikan minimal diploma agar lebih efektif sesuai

dengan standar kualifikasi pendidikan perekam medis menurut

Permenkes No. 55 Tahun 2013.

2. Methode (Cara Kerja)

a) Tidak adanya SPO dari rumah sakit

Untuk waktu penyediaan rekam medis rawat jalan di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya belum terdapat


80

kebijakan, pedoman, serta SPO dari rumah sakit sendiri dan

untuk waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan

hanya mengikuti Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari

Permenkes saja. Tetapi SPO untuk pendaftaran pasien rawat

jalan dan tentang pengambilan rekam medis dari rak

penyimpanan sudah ada sebagai acuan langkah-langkah

kegiatan penyediaan rekam medis. Maka dari itu, lebih baik

rumah sakit juga membuat SPO untuk waktu penyediaan dan

pendistribusian rekam medis.

b) Kesalahan distribusi

Biasanya kesalahan distribusi dapat terjadi karena

beberapa penyebab, karena SDMnya itu sendiri atau bisa juga

karena pasiennya. Hal ini juga dapat mempengaruhi waktu

penyediaan dokumen rekam medis, karena dokumen yang

seharusnya sudah diantar ke poliklinik yang dituju, namun

belum sampai karena salah tempat atau salah masuk ke

poliklinik.

3. Material (Bahan)

a) Terjadinya missfile (salah letak)

Terjadinya miss file atau salah letak sangat mempengaruhi

dalam ketidaktepatan waktu penyediaan dokumen rekam

medis, dikarenakan petugas harus menyisir satu-satu dokumen


81

rekam medis dan menyebabkan lama ditemukannya dokumen

rekam medis tersebut.

b) Dokumen rekam medis tidak ditemukan di rak (hilang)

Berdasarkan hasil observasi terdapat dokumen rekam

medis yang tidak ditemukan di rak filling, sehingga petugas

filling akan melacak dokumen rekam medis tersebut, petugas

harus menyisir terlebih dahulu di rak-rak yang memiliki nomor

rekam medis yang hampir sama dan melacak menggunakan

komputer.

Apabila dokumen rekam medis yang dicari tidak

ditemukan petugas akan membuatkan dokumen rekam medis

baru sehingga hal ini akan membutuhkan waktu lama dan akan

mempengaruhi ketidaktepatan waktu penyediaan dokumen

rekam medis.

c) Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis

Berdasarkan hasil observasi, masih sering terjadinya

keterlambatan pengembalian rekam medis dikarenakan

dokumen tersebut masih dipinjam pihak klaim maupun pasien

habis rawat inap, sehingga petugas harus mengecek pada

SIMRS di komputer untuk mengetahui status dokumen

tersebut berada. Kemudian menghubungi terlebih dahulu pihak

peminjam agar dokumen tersebut dikembalikan ke filling guna

pemeriksaan pasien. Tentunya hal ini dapat menyebabkan


82

ketidaktepatan waktu penyediaan dokumen rekam medis

pasien.

d) Tidak adanya tracer

Berdasarkan hasil observasi tidak ditemukan adanya

petunjuk keluar/tracer. Padahal tracer alat yang penting untuk

mengawasi penggunaan rekam medis, tracer ini digunakan

sebagai pengganti dokumen rekam medis yang diambil untuk

berbagai keperluan. Jika tidak ada tracer maka petugas akan

kesusahan menemukan dimana dokumen rekam medis tersebut

dan petugas harus mengecek dahulu rekam medis tersebut di

SIMRS, dengan begitu bisa menyebabkan ketidaktepatan

waktu penyediaan dokumen rekam medis.

e) Penempatan poliklinik kurang efektif

Penempatan sebagian polilklinik di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya dengan jarak ruang filling terlalu jauh.

Karena keterbatasan ruangan, untuk poliklinik paru jaraknya

ditempatkan cukup jauh dengan filling dan juga poliklinik

lainnya sehingga menyebabkan petugas dalam menyediakan

dokumen rekam medis membutuhkan waktu banyak dalam

pendistribusiannya. Hal ini dapat menyebabkan ketidaktepatan

waktu penyediaan dokumen rekam medis.

4. Machine (Mesin)
83

Faktor dari machine (mesin) yang mempengaruhi

keterlambatan penyedian dokumen rekam medis adalah pada

penggunaan elevators (lift kecil) dikarenakan elevatorstersebut

masih menggunakan jenis lama sehingga terkadang lift kecil itu

sering mengalami koslet dan error dan juga jika dokumen rekam

medis terlalu banyak makaelevators tersebut tidak bisa dinaikan,

sehingga petugas filing harus sedikit-sedikit menyimpan dokumen

rekam medis tersebut, kemudian rekam medisyang dibawah akan

terus menumpuk karena harus menunggu elevators tersebut turun

lagi baru dokumen rekam medistersebut dapat dinaikkan.

5. Money (Uang)

Faktor money (uang) dalam penyediaan rekam medis rawat

jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya tidak mempengaruhi

ketidaktepatan waktu penyediaan dokumen.

E. Analisis Efektivitas Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya

Efektivitas menekankan pada tujuan yang ingin dicapai,dan

maksud dari efektivitas pelayanan merupakan penyelesaian pekerjaan

pelayanan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Maka dari itu

ketepatan waktu pelayanan pun dipengaruhi oleh ketepatan waktu

penyediaan rekam medis, semakin cepat penyediaan rekam medisrawat

jalan sampai ke poliklinik maka semakin cepat pula pelayanan yang

diberikan kepada pasien. Dan sebaliknya, jika penyediaan rekam medis


84

rawat jalan tidak tepat waktu dalam penyediaannya maka akan

berdampak pada pelayanan rekam medis yang diberikan.

Oleh karena itu, penyediaan rekam medis rawat jalan harus tepat

waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan agar memudahkan

dokter dan petugas pelayanan lainnya dalam memberikan pelayanan

kepada pasien.

Ada beberapa indikator efektivitas pelayanan, diantaranya adalah :

1. Faktor Waktu

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dari jumlah 100

sampel rekam medis yang diteliti, ada 28 rekam medis yang tepat

waktu dalam penyediaannya dan 72 rekam medis yang

penyediaannya tidak tepat waktu. Keterlambatan waktu penyediaan

rekam medis rawat jalan bisa mempengaruhi pelayanan yang akan

diberikan kepada pasien dan waktu tunggu pasien menjadi lama

sehingga bisa membuat pasien tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan.

2. Faktor Kecermatan

Faktor kecermatan disini adalah petugas dalam memberikan

pelayanan dan melaksanakan pekerjaan sesuai SPO; lalu dokter

atau petugas pemberi pelayanan lainnya harus cepat, tepat, dan

lengkap baik dalam pengisian rekam medis ataupun pencatatan

ekspedisi; petugas memastikan dokumen rekam medis yang

diambil/dipinjam benar serta didistribusikan sesuai dengan


85

poliklinik yang dituju; dan juga harus menyimpan kembali

dokumen rekam medis sesuai pada tempatnya. Indikator

kecermatan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

masih kurang efektif karena masih terdapat adanya keterlambatan

pengembalian rekam medis karena belum lengkapnya dokumen

rekam medis dan juga dokumen rekam medis yang disimpan tidak

sesuai pada tempatnya.

3. Faktor Gaya Pemberi Pelayanan

Gaya pemberi pelayanan disini adalah cara atau kebiasaan

pemberi pelayanan dalam memberi pelayanan jasa kepada pasien.

Dalam hal ini gaya petugas yang mengembalikan dan

meminjamkan rekam medis harus mencatat dibuku ekspedisi

dengan tepat kurang efektif dilakukan, dikarenakan masih ada

petugas yang tidak mengisi dibuku ekspedisi. Sedangkan untuk

penerapan cara pemberi pelayanan yang baik oleh petugas TPPRJ

dengan menerapkan gaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan

Santun) kepada pasien sudah cukup efektif dilakukan petugas.

Tabel 3.5
Gaya Pemberi Pelayanan
86

Petugas
yang
mengembal
ikan dan
meminjamk
an rekam
Senyum Sapa Salam Sopan Santun
medis harus
Petugas
mencatat
dibuku
ekspedisi
dengan
tepat
Y Y
Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak
a a
P1  √    √     √     √     √     √  
P2  √    √       √   √     √     √  
P3  √    √      √     √     √     √  
P4  √    √     √     √     √     √  
P5  √    √     √     √     √     √  
P6  √    √     √     √     √     √  
P7  √    √     √     √     √     √  
P8    √  √      √  √    √    √  
P9  √    √     √     √     √     √  
P10  √    √     √     √     √     √  
P11  √    √     √     √     √     √  
P12  √    √     √     √     √     √  
P13  √    √     √     √     √     √  
P14  √    √     √     √     √     √  
P15  √    √     √     √     √     √  
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa gaya

pemberi pelayanan yang diberikan kepada pasien sudah cukup baik

dilakukan. Dengan demikian efektivitas dari faktor ini sudah cukup

sesuai dan berjalan.

F. Analisis Responden tentang Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan

Rekam Medis Rawat Jalan terhadap Efektivitas Pelayanan


87

Hasil analisis responden dalam menentukan skor dan persentase

dengan sampel yang berjumlah 15 responden di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6
Hasil Kuesioner

SS S KS TS STS Σ
No Pernyataan
F % F % F % F % F % F %
Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan (X)
Petugas filling
1 tidak menunggu 8 53% 7 47% - - - 15 100%
SEP menumpuk
Ketika SEP
tercetak petugas
2 langsung 9 60% 6 40% - - - 15 100%
mencarikan
dokumennya
Petugas
menyortir SEP
perbagian angka
3 depan agar 10 67% 5 33% - - - 15 100%
memudahkan
petugas dalam
mencarinya
Petugas mencari
4 dokumen dengan 9 60% 6 40% - - - 15 100%
cepat
Masih terdapat
dokumen rekam
5 5 33% 7 47% 3 20% - - 15 100%
medis yang miss
file (salah letak)
Masih terdapat
dokumen rekam
6 medis yang 6 40% 5 33% 3 20% 1 7% - 15 100%
belum
dikembalikan
Petugas
menyortir
dokumen rekam
medis sesuai
dengan
7 poliklinik 10 67% 5 33% - - - 15 100%
yang dituju agar
memudahkan
petugas
dalammendistrib
usikannya
Petugas sesegera
8 10 67% 5 33% - - - 15 100%
mungkin
88

langsung
mendistribusikan
dokumen rekam
medis
Penyediaan
9 dokumen rekam 8 53% 7 47% - - - 15 100%
medis ≤ 10menit
Penyediaan
dokumen rekam
10 medis tepat 8 53% 7 47% - - - 15 100%
waktu sampai ke
poliklinik
Efektivitas Pelayanan Rekam Medis (Y)
Petugas TPPRJ
cepat dan tepat
11 dalam 5 33% 10 67% - - - 15 100%
memberikan
pelayanan
Petugas filling
cepat dan
tanggap dalam
12 7 47% 8 53% - - - 15 100%
mengurus
dokumen rekam
medis
Ketidaktepatan
waktu
penyediaan
rekam medis
akan
13 menghambat 8 53% 6 40% 1 7% - - 15 100%
pelayanan
kesehatan yang
akan diberikan
dokter kepada
pasien
Keterlambatan
pengembalian
rekam medis
dapat
14 mengganggu 10 67% 5 33% - - - 15 100%
pelayanan
terutama pasien
yang akan
kontrol kembali
Penyediaan
rekam medis
untuk ke
poliklinik lantai
15 2 lebih cepat 10 67% 5 33% - - - 15 100%
dengan
menggunakan
elevators (lift
kecil)
16 Petugas 8 53% 7 47% - - - 15 100%
89

melaksanakan
pekerjaan
sesuai SOP
Dokter harus
mengisi rekam
medis pasien
dengan lengkap
dan cepat
17 11 73% 4 27% - - - 15 100%
sehingga waktu
pengembalian
rekam medis
menjadi tepat
waktu
Petugas harus
memastikan
dokumen rekam
18 9 60% 6 40% - - - 15 100%
medis yang
diambil/dipinja
m benar
Petugas
memastikan
dokumen rekam
medis yang
19 9 60% 6 40% - - - 15 100%
didistribusikan
sesuai dengan
poliklinik yang
dituju
Petugas harus
memastikan
menyimpan
20 kembali 8 53% 7 47% - - - 15 100%
dokumen rekam
medis sesuai
pada tempatnya
Petugas TPPRJ
menerapkan cara
pelayanan yang
21 baik dengan 5S 11 73% 4 27% - - - 15 100%
(Senyum, Sapa,
Salam, Sopan
dan Santun)
Petugas yang
mengembalikan
dan
meminjamkan
22 9 60% 6 40% - - - 15 100%
rekam medis
harus mencatat
dibuku ekspedisi
dengan tepat
Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)

1. Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan

a) Petugas filling tidak menunggu SEP menumpuk


90

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 53%

sangat setuju dan 47% setuju.

b) KetikaSEP tercetakpetugas langsung mencari dokumennya

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 60%

sangat setuju dan 40% setuju.

c) Petugas menyortir SEP perbagian angka depan agar

memudahkan petugas dalam mencarinya

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 67%

sangat setuju dan 33% setuju.

d) Petugas mencari dokumen dengan cepat

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 60%

sangat setuju dan 40% setuju.

e) Masih terdapat dokumen rekam medis yang miss file

(salah letak)

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 33%

sangat setuju, 47% setuju, dan 20% kurang setuju.

f) Masih terdapat dokumen rekam medis yang belum

dikembalikan

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 40%

sangat setuju, 33% setuju, 20% kurang setuju, dan 7% tidak

setuju.

g) Petugas menyortir dokumen rekam medis sesuai dengan

poliklinik yang dituju


91

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 67%

sangat setuju dan 33% setuju.

h) Petugas sesegera mungkin langsung mendistribusikan

dokumen rekam medis

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 67%

sangat setuju dan 33% setuju.

i) Penyediaan dokumen rekam medis ≤ 10 menit

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 53%

sangat setuju dan 47% setuju.

j) Penyediaan dokumen rekam medis tepat waktu sampai ke

poliklinik

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 53%

sangat setuju dan 47% setuju.

2. Efektivitas Pelayanan

a) Petugas TPPRJ cepat dan tepat dalam memberikan

pelayanan

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 33%

sangat setuju dan 67% setuju.

b) Petugas filling cepat dan dan tanggap dalam mengurus

dokumen rekam medis

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 47%

sangat setuju dan 53% setuju.


92

c) Ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis akan

menghambat pelayanan kesehatan yang akan diberikan

dokter kepada pasien

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 53%

sangat setuju, 40% setuju, dan 7% kurang setuju.

d) Keterlambatan pengembalian rekam medis dapat

mengganggu pelayanan terutama pasien yang akan kontrol

kembali

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 67%

sangat setuju dan 33% setuju.

e) Penyediaan rekam medis untuk ke poliklinik lantai 2 lebih

cepat dengan menggunakan elevators (lift kecil)

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 67%

sangat setuju dan 33% setuju.

f) Petugas melaksanakan pekerjaan sesuai SOP

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 53%

sangat setuju dan 47% setuju.

g) Dokter harus mengisi rekam medis pasien dengan lengkap

dan cepat sehingga waktu pengembalian rekam medis

menjadi tepat waktu

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 73%

sangat setuju, dan 27% setuju.


93

h) Petugas harus memastikan dokumen rekam medis yang

diambil/dipinjam benar

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 60%

sangat setuju dan 40% setuju.

i) Petugas memastikan dokumen rekam medis yang

didistribusikan sesuai dengan poliklinik yang dituju

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 60%

sangat setuju dan 40% setuju.

j) Petugas harus memastikan menyimpan kembali dokumen

rekam medis sesuai pada tempatnya

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 53%

sangat setuju dan 47% setuju.

k) Petugas TPPRJ menerapkan cara pelayanan yang baik

dengan 5S

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 73%

sangat setuju dan 27% setuju.

l) Petugas yang mengembalikan dan meminjamkan rekam

medis harus mencatat dibuku ekspedisi dengan tepat

Berdasarkan tabel frekuensi jawaban responden yaitu 60%

sangat setuju dan 40% setuju.


94

3.10 Hasil Pengaruh Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis

Rawat Jalan Terhadap Efektivitas Pelayanan di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya

A. Hasil Uji Validitas

Penulis menggunakan uji validitas dengan SPSS versi 25 dengan

teknik corrected item-total corelation. Kuesioner dikatakan valid jika

rhitung> rtabel. Dapat dilihat pada gambar 3.3 dengan perhitungan sebagai

berikut :

Df = N-2
= 15-2
= 13

Maka hasil Df yaitu 13 dengan tingkat signifikasi untuk uji dua arah α =

0,05 dan tingkat kepercayaan 95% maka rtabel = 0,5140.

Gambar 3.3
Nilai Signifikansi rtabel
95

Sumber : Sugiyono (2019:442)


Langkah selanjutnya setelah menentukan rtabel yaitu menentukan

rhitung dengan perhitungan pada SPSS versi 25 dengan melihat pada tabel

corrected item-total corelation. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan

tersebut valid.

Tabel 3.7
Uji Validitas Pernyataan Kuesioner

Item-Total Statistics
Scale Scale Cronbach's
Corrected
Mean if Variance Alpha if
Item-Total
Item if Item Item
Correlation
Deleted Deleted Deleted
X01 95,4000 71,543 0,667 0,957
X02 95,3333 71,952 0,631 0,957
X03 95,2667 70,781 0,806 0,955
X04 95,3333 71,524 0,683 0,957
X05 95,8000 70,171 0,555 0,959
X06 95,8667 67,695 0,570 0,962
X07 95,2667 70,495 0,843 0,955
X08 95,2667 70,495 0,843 0,955
X09 95,4000 71,543 0,667 0,957
X10 95,4000 70,400 0,804 0,955
Y01 95,6000 71,971 0,656 0,957
Y02 95,4667 70,981 0,734 0,956
Y03 95,4667 71,124 0,566 0,958
Y04 95,2667 71,495 0,716 0,956
Y05 95,2667 70,495 0,843 0,955
Y06 95,4000 70,829 0,753 0,956
Y07 95,2000 72,314 0,657 0,957
Y08 95,3333 70,381 0,823 0,955
Y09 95,3333 70,381 0,823 0,955
96

Y10 95,4000 69,829 0,874 0,954


Y11 95,2000 72,314 0,657 0,957
Y12 95,3333 70,667 0,788 0,955

Sumber : Diolah Oleh Penulis (SPSS 25:2022)


Analisis :

Output Item-Total Statistics

Output ini untuk mengetahui validitas item. Nilai korelasi item

dengan total item yang dikorelasi dapat dilihat pada kolom corrected

item-total corelation. Selanjutnya, nilai-nilai yang ada pada kolom

corrected item-total corelation kita bandingkan dengan rtabelproduct

moment. Jika nilai koefisiennya positif dan lebih besar daripada r tabel,

maka item tersebut dinyatakan valid.

Dari kolom corrected item-total corelation dapat dilihat bahwa

semua item pernyataan kuesioner lebih dari 0,514 sehingga dapat

disimpulkan bahwa pernyataan-pernyataan pada kuesioner valid.

Kesimpulan :

Dari hasil tabel uji validitas diatas didapat r hitung masing-masing

pernyataan pada corrected item-total corelation atau rhitung positif, nilai

tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel yang didapat dari tabel nilai

signifikan dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikan α =

0,05 dengan N = 15 responden. Jadi Df = N-2 hasilnya yaitu 15-2 = 13.

Didapat rtabel sebesar 0,5140. Hasilnya semua pernyataan valid karena

rhitung> rtabel. Berikut tabel hasil uji validitas :

Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas
97

Hasil
No Pernyataan rhitung rtabel Uji
Validitas
X1 Petugas filling tidak menunggu
0,667 0,514 Valid
SEP menumpuk
Ketika SEP tercetak petugas
X2 langsung mencarikan 0,631 0,514 Valid
dokumennya
Petugas menyortir SEP per
bagian angka depan agar
X3 0,806 0,514 Valid
memudahkan petugas dalam
mencarinya
Petugas mencari dokumen
X4 0,683 0,514 Valid
dengan cepat
Masih terdapat dokumen rekam
X5 0,555 0,514 Valid
medis yang miss file(salah letak)
Masih terdapat dokumen rekam
X6 0,570 0,514 Valid
medis yang belum dikembalikan
Petugas menyortir dokumen
rekam medis sesuai dengan
X7 poliklinik yang dituju agar 0,843 0,514 Valid
memudahkan petugas dalam
mendistribusikannya
Petugas sesegera mungkin
langsung mendistribusikan
X8 0,843 0,514 Valid
dokumen rekam medis ke
poliklinik yang dituju
Penyediaan dokumen rekam
X9 0,667 0,514 Valid
medis ≤ 10 menit
Penyediaan dokumen rekam
X1
medis tepat waktu sampai ke 0,804 0,514 Valid
0
poliklinik
Petugas TPPRJ cepat dan tepat
Y1 0,656 0,514 Valid
dalam memberikan pelayanan
Petugas filling cepat dan
tanggap
Y2 0,734 0,514 Valid
dalam mengurus dokumen
rekam medis
Ketidaktepatan waktu
penyediaan rekam medis akan
Y3 menghambat pelayanan 0,566 0,514 Valid
kesehatan yang akan diberikan
dokter kepada pasien
98

Keterlambatan pengembalian
Y4 rekam medis dapat mengganggu 0,716 0,514 Valid
pelayanan terutama pasien yang
akan kontrol kembali
Penyediaan rekam medis untuk
ke poliklinik lantai 2 lebih cepat
Y5 0,843 0,514 Valid
dengan menggunakan elevators
(lift kecil)
Petugas melaksanakan pekerjaan
Y6 0,753 0,514 Valid
sesuai SOP
Dokter harus mengisi rekam
medis pasien dengan lengkap
Y7 dan cepat sehingga waktu 0,657 0,514 Valid
pengembalian rekam medis
menjadi tepat waktu
Petugas harus memastikan
Y8 dokumen rekam medis yang 0,823 0,514 Valid
diambil/dipinjam benar
Petugas memastikan dokumen
rekam medis yang
Y9 0,823 0,514 Valid
didistribusikan sesuai dengan
poliklinik yang dituju
Petugas harus memastikan
Y1 menyimpan kembali dokumen
0,874 0,514 Valid
0 rekam medis sesuai pada
tempatnya
Petugas TPPRJ menerapkan cara
Y1 pelayanan yang baik dengan 5S
0,657 0,514 Valid
1 (Senyum, Sapa, Salam, Sopan
dan Santun)
Petugas yang mengembalikan
Y1 dan meminjamkan rekam medis
0,788 0,514 Valid
2 harus mencatat dibuku ekspedisi
dengan tepat

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2022)

B. Hasil Uji Reliabilitas

Metode uji reliabilitas yang digunakan yaitu dengan Cronbach

Alpha. Analisis ini digunakan untuk mengetahui keajegan atau


99

konsistensi alat ukur yang menggunakan kuesioner atau angket. Berikut

adalah hasil uji reliabilitas dengan melihat Cronbach Alpha.

Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
0,958 22

Sumber : Diolah Oleh Penulis (SPSS 25:2022)


Analisis :

Output Reliability Statistics

Output ini sebagai hasil dari analisis reliabilitas dengan teknik

Cronbach Alpha. Diketahui nilai Cronbach Alpha adalah 0,958

sedangkan jumlah item (N) adalah 22 item pernyataan.

Keputusan uji reliabilitas dengan taraf tingkat signifikan yang

digunakan yaitu 0,6 :

1) Bila nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6 maka pertanyaan dikatakan

reliabel

2) Bila nilai Cronbach Alpha ≤ 0,6 maka pertanyaan dikatakan tidak

reliabel

Kesimpulan :

Hasil uji reliabilitas diatas menunjukan nilai Cronbach Alpha 0,958

dan N of items atau item pernyataan adalah 22 pernyataan. Karena nilai

lebih dari 0,6 maka hasilnya reliabel.

C. Hasil Uji Normalitas


100

Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika tidak berdistribusi

normal, maka menggunakan uji statistik non parametris.

Dikarenakan sampel berjumlah kecil yaitu < 50 maka sesuai

pedoman sebaiknya untuk pengujian normalitas data menggunakan uji

statistik shapiro wilk. Dan berikut hasil dari uji normalitas data dengan

melihat nilai signifikansi shapiro wilk :


101

Tabel 3.10
Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Tingkat
Ketepatan
Waktu 0,157 15 ,200* 0,900 15 0,095
Penyediaan
Rekam Medis
Efektivitas
Pelayanan 0,206 15 0,087 0,847 15 0,016
Rekam Medis
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Diolah Oleh Penulis (SPSS 25:2022)

Analisis :

Output Tests Of Normality

Pada output tests of normality terdapat nilai shapiro-wilk yang

mengukur ukuran distribusi data. Untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak, maka dilihat dari nilai signifikansi

shapiro-wilk. Dengan kriteria yang digunakan yaitu menggunakan nilai

signifikansi, jika nilai signifikan > 0,05 maka berdistribusi normal,

tetapi jika nilai signifikan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Kesimpulan :

Hasil uji normalitas data untuk variabel “Tingkat Ketepatan Waktu

Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan”, dilihat dari nilai signifikansi

shapiro-wilk yang didapatkan yaitu 0,095 dibandingkan dengan kriteria

0,05 jadi nilai 0,095 > 0,05. Sedangkan variabel “Efektivitas Pelayanan

Rekam Medis” didapatkan yaitu 0,016 dibandingkan dengan kriteria

0,05 jadi nilai 0,016 < 0,05. Dari kedua variabel tersebut variabel
102

“Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan” hasilnya > 0,05 berarti data

berdistribusi normal dan variabel “Efektivitas Pelayanan Rekam Medis”

hasilnya < 0,05 berarti data tidak berdistribusi normal. Dengan

demikian disimpulkan menggunakan uji non parametris.

D. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

Dalam penelitian ini model analisis korelasi yang digunakan adalah

uji korelasi rank spearmanyaitu untuk menguji antara pengaruh dan

tidaknya variabel X atau tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam

medis rawat jalan terhadap variabel Y atau efektivitas pelayanan rekam

medis.

Karena data sudah bersifat ordinal dan data tidak berdistribusi

normal sehingga menggunakan uji non parametris. Salah satu uji non

parametris adalah uji korelasi rank spearman.Dasar keputusan uji

korelasi rank spearmandengan taraf tingkat signifikan yang digunakan

0,05 yaitu :

1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat korelasi yang signifikan

antara variabel yang dihubungkan

2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat korelasi yang

signifikan antara variabel yang dihubungkan

Berikut adalah hasil uji korelasi rank spearman :


103

Tabel 3.11
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2019 : 248)

Tabel 3.12
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

Correlations
Tingkat
Ketepatan Efektivitas
Waktu Pelayanan
Penyediaa Rekam
  n Rekam Medis
Medis
Tingkat Correlation
1,000 ,918**
Ketepatan Coefficient
Waktu Sig. (2-tailed) 0,000
Penyediaan
Spearman's N 15 15
rho Correlation
,918** 1,000
Efektivitas Coefficient
Pelayanan Sig. (2-tailed) 0,000
N 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Diolah Oleh Penulis (SPSS 25:2022)
Analisis :

Output Correlations

Untuk kekuatan hubungan nilai koefisien korelasi berada diantara-1

sampai 1. Ketika nilai koefisien korelasi memiliki nilai negatif (-) maka
104

hubungan tidak searah sedangkan ketika bernilai positif (+) maka

hubungan searah.

Tampilan analisis korelasi berupa matrik antara variabel yang

dikorelasi, informasi yang muncul terdapat 3 yaitu nilai korelasi

(correlation coefficient), nilai signifikasi (sig 2-tailed), dan

menampilkan N (jumlah data).

Berdasarkan output diatas, diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar

0,000, karena nilai signifikasi 0,000 artinya 0,000 < 0,05 maka artinya

ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Dan berdasarkan output diatas nilai correlation coefficient yaitu

0,918** artinya tingkat kekuatan korelasi/hubungannya adalah sangat

kuat. Karena untuk nilai koefisien korelasi termasuk dalam interval

koefisien 0,80 – 1,000 yang dinyatakan memiliki hubungan yang sangat

kuat (lihat tabel 3.11).

Kesimpulan :

Nilai korelasi koefisien yaitu 0,918** menunjukan bahwa pengaruh

tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan dan

efektivitas pelayanan rekam medis berkorelasi linear positif. Hal ini

mengindikasikan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang sangat

erat atau sangat kuat. Sedangkan nilai signifikasi 0,000 artinya 0,000 <

0,05 yang menunjukan bahwa hubungan kedua variabel signifikan.

Artinya ada hubungan atau pengaruh yang sangat kuat antara tingkat

ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap


105

efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya. Hal ini berarti semakin tepat waktu penyediaan rekam medis

maka akan semakin efektif pelayanan rekam medis.

E. Hasil Uji Mann Whitney U

Jika ingin mengetahui perbedaan rata-rata dari dua kelompok yang

berbeda, kemudian distribusi data nya tidak normal maka uji t-testtidak

bisa digunakan dan harus menggunakan uji non parametris yaitu uji

Mann Whitney U. Dikarenakan hasil uji normalitas data penelitian ini

berdistribusi tidak normal, maka untuk pengujian hipotesis non

parametris nya menggunakan uji mann whitney u, dan berikut adalah

hasil dari uji mann whitney u dengan menggunakan SPSS versi 25 :

Tabel 3.13
Hasil Uji Mann Whitney U

Test Statisticsa
Pengaruh Tingkat Ketepatan
Waktu Penyediaan Rekam
Medis Rawat Jalan
Terhadap Efektivitas
  Pelayanan Rekam Medis
Mann-Whitney U 17,000

Wilcoxon W 137,000

Z -3,977
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Exact Sig. [2*(1-tailed ,000b
Sig.)]

Sumber : Diolah Oleh Penulis (SPSS 25:2022)


Analisis :

Output Test Statistics


106

Berdasarkan Output Test Statistics dalam uji Mann Whitney U

diatas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000

1. Jika hasil Asymp, Sig (2-tailed) <0,05maka terdapat perbedaan

yang signifikan

2. Jika hasil Asymp, Sig (2-tailed) >0,05maka tidak terdapat

perbedaan yang signifikan

Kesimpulan :
Berdasarkan output test statistics diketahui bahwa nilai Asymp. Sig

(2-tailed) sebesar 0,000 maka lebih kecil dari signifikasi 0,05. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan jawaban responden

untuk variabel X (Tingkat Ketepatan Waktu Penyediaan Rekam Medis

Rawat Jalan) dan variabel Y (Efektivitas Pelayanan Rekam Medis).

Karena ada perbedaan yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis alternatif (ha) diterima, yang artinya ada pengaruh antara

tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap

efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya.

F. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk menentukan seberapa besar

pengaruh tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan

terhadap efektivitas pelayanan rekam medis. Adapun perhitungan yang

dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%
107

Analisis :
Nilai koefisien determinasi (KD) adalah antara nol dan satu, bila

KD = 0 berarti diantara variabel bebas dengan variabel terikat tidak ada

hubungannya, sedangkan bila KD = 1 berarti variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat. Hasil perhitungan

koefisien determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%
= (0,918)2x 100%
= 0,842 x 100 %
= 84,2 %
Kesimpulan :

Berdasarkan hasil perhitungan, besar koefisien determinasi

menunjukan persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat yaitu sebesar 84,2% , artinya persentase pengaruh variabel

“Tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan”

terhadap “Efektivitas pelayanan rekam medis” sebesar 84,2%.

Sedangkan sisanya 15,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukan dalam model ini atau error (e).

3.11 Permasalahan Yang Timbul Mengenai Pengaruh Tingkat Ketepatan

Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan Terhadap Efektivitas

Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya


108

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya, penulis menemukan permasalahan

yang sering timbul, adapun permasalahan tersebut yaitu :

A. Masih terdapat ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis rawat

jalan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah masih

terjadi kesalahan distribusi, dokumen rekam medis yang miss file,

rekam medis hilang dan tidak ditemukan di rak, tidak adanya tracer,

bahkan keterlambatan pengembalian rekam medis yang dipinjam

sehingga petugas harus mencari terlebih dahulu dokumen rekam medis

tersebut dan itu membutuhkan waktu untuk menemukannya. Hal ini

bisa mempengaruhi pada efektivitas pelayanan.

B. Dalam waktu penyediaan rekam medis rawat jalan, dan pemberian

pelayanan oleh petugas masih ada yang belum sesuai dengan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan serta belum adanya

Standar Prosedur Operasional (SPO) terkait penyediaan rekam medis

rawat jalan. Dalam ketentuan SPM waktu penyediaan rekam medis

rawat jalan ≤ 10 menit, tetapi dalam hasil penelitian masih banyak

rekam medis yang dalam waktu penyediaannya ≥ 10 menit, sehingga

menyebabkan waktu tunggu pasien menjadi lama dan juga akan

menghambat pelayanan kesehatan yang akan diberikan dokter kepada

pasien, karena dokter tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan

kepada pasien tanpa adanya dokumen rekam medis pasien tersebut.


109

C. Belum optimalnya pengawasan terhadap dokumen rekam medis.

sehingga masih banyak dokumen rekam medis yang miss file, hilang,

disimpan dimana saja, menumpuk, bahkan ada yang meminjam tanpa

sepengetahuan petugas rekam medis. Tentunya jika itu masih sering

terjadi, bisa menyebabkan keterlambatan penyediaan dokumen rekam

medis dan berpengaruh pada efektivitas pelayanan.

3.12 Upaya Pemecahan Masalah Mengenai Pengaruh Tingkat Ketepatan

Waktu Penyediaan Rekam Medis Rawat Jalan Terhadap Efektivitas

Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit adalah

sebagai berikut :

A. Melakukan koordinasi dengan petugas rekam medis untuk lebih hati-

hati, teliti, cepat dan tepat dalam menyimpan ataupun menyediakan

dokumen rekam medis. Agar dalam penyediaan rekam medis kembali

dapat dilakukan dengan tepat waktu sesuai ketentuan waktu yang

ditetapkan.

B. Melakukan sosialisasi kepada petugas rekam medis tentang pentingnya

bekerja sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) dan paham tentang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengenai penyediaan rekam medis

rawat jalan.

C. Melakukan evaluasi rutin terkait pengawasan terhadap dokumen rekam

medis, Standar Prosedur Operasional (SPO) dan juga tingkat ketepatan


110

waktu penyediaan rekam medis rawat jalan. Agar nantinya petugas bisa

saling mengingatkan, lebih bertanggung jawab, dan lebih cermat

tentang pentingnya menjaga dokumen rekam medis, melaksanakan

tugas sesuai SPO dan lebih memperhatikan tentang waktu penyediaan

rekam medis baik rawat jalan maupun rawat inap.

Karena jika masih ditemukan ketidaktepatan waktu penyediaan

rekam medis rawat jalan akan mempengaruhi efektivitas pelayanan

rekam medis, dan karena efektivitas juga berhubungan dengan mutu

pelayanan, ketika efektivitas pelayanan rekam medis di suatu rumah

sakit tidak cukup bagus, maka mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit

pun akan terlihat tidak bagus.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya, maka dapat disimpulkan :

A. Pelaksanaan penyediaan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya dilakukan oleh 6 orang petugas TPPRJ, 7

orang petugas filling dan 1 orang petugas distribusi, untuk alur

pendaftaran pasien rawat jalan serta pengambilan rekam medis dari rak

penyimpanan sudah cukup baik dilakukan sesuai Standar Prosedur

Operasional (SPO) dan untuk memudahkan petugas dalam

melaksanakan pekerjaannya sangat terbantu dengan penggunaan alat

yang maksimal yaitu menggunakan komputer, trolly, dan elevators (lift

kecil).

B. Penyediaan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalayayang tepat waktu dalam penyediaannya sebanyak 28 dokumen

rekam medis pasien baru maupun lama (28%) dan penyediaan

dokumen rekam medis yang tidak tepat waktu sebanyak 72 dokumen

pasien baru maupun pasien lama (72%) dari jumlah sampel 100

dokumen rekam medis.Sedangkan untuk rata-rata waktu penyediaan

dokumen rekam medis secara keseluruhan yaitu 20,15 menit.

C. Faktor-faktor penyebab ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis

rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya dilihat dari 5faktor

110
111

yaitu: man (manusia) kurangnya SDM dibagian filling, latar belakang

pendidikan; methode (cara kerja) tidak adanya SPO khusus penyediaan

rekam medis dari rumah sakit, sering terjadi kesalahan distribusi;

material (bahan) terjadinya missfile, dokumen rekam medis tidak

ditemukan di rak (hilang), keterlambatan pengembalian rekam medis,

tidak adanyatracer, dan penempatan poliklinik kurang efektif; machine

(mesin) alat elevators (lift kecil)masih menggunakan jenis lama yang

sering koslet dan error;sedangkan money (uang) tidak mempengaruhi

penyebab ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis.

D. Pengaruh tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan

terhadap efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Majalaya berdasarkan hasil pengujian didapat bahwa koefisien

korelasi yaitu 0,918 yang berarti bahwa tingkat ketepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan dan efektivitas pelayanan rekam

medis memiliki hubungan yang sangat kuat. Sedangkan berdasarkan

hasil uji Mann-Whitney U dengan α 0,05 (5%) yang berarti tingkat

kepercayaan sebesar 95% yang menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig

(2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima artinya ada pengaruh secara signifikan antara tingkat

ketepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap

efektivitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya dengan koefisien determinasi sebesar 84,2% sedangkan

sisanya 15,8% dipengaruhi variabel lain.


112

E. Permasalahanyang timbul pada pengaruh tingkat ketepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan

rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya yaitu masih

terdapat ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis rawat jalan,

dalam waktu penyediaan rekam medis rawat jalan masih ada yang

belum sesuai ketentuan SPM dan belum adanya SPO terkait waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan, serta belum optimalnya

pengawasan terhadap dokumen rekam medis.

F. Upaya pemecahan masalah mengenai pengaruh tingkat ketepatan waktu

penyediaan rekam medis rawat jalan terhadap efektivitas pelayanan

rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya yaitu melakukan

koordinasi dengan petugas rekam medis untuk lebih hati-hati, teliti,

cepat dan tepat dalam menyimpan ataupun menyediakan dokumen

rekam medis; melakukan sosialisasi kepada petugas rekam medis

tentang pentingnya Standar Prosedur Operasional (SPO) serta Standar

Pelayanan Minimal (SPM) waktu penyediaan rekam medis rawat jalan;

melakukan evaluasi rutin terkait pengawasan terhadap dokumen rekam

medis, Standar Prosedur Operasional (SPO) dan juga tingkat ketepatan

waktu penyediaan rekam medis rawat jalan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis memberikan

saran kepada pihak rumah sakit untuk meningkatkan efektivitas pelayanan


113

rekam medis terkait dengan tingkat ketepatan waktu penyediaan rekam

medis rawat jalan. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

A. Sebaiknya pihak rumah sakit membuat Standar Prosedur Operasional

(SPO) terkait waktu penyediaan rekam medis rawat jalan.

B. Sebaiknya pihak rumah sakit lebih menegaskan lagi kepada petugas

rekam medis bahwa harus melaksanakan pekerjaan sesuai Standar

Prosedur Operasional (SPO) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

mengenai waktu penyediaan rekam medis rawat jalan, agar kedepannya

petugas bisa lebih tepat waktu dalam penyediaan rekam medis rawat

jalan.

C. Sebaiknya pihak rumah sakit melakukan koordinasi tidak hanya kepada

petugas rekam medis saja, tetapi juga kepada dokter, perawat, petugas

ruangan dan petugas lainnya untuk segera melengkapi rekam medis

dengan cepat dan tepat agar dalam pengembalian rekam medis tepat

waktu. Sehingga ketika pasien kontrol kembali atau petugas

membutuhkan dokumen rekam medis untuk penyediaan rekam medis

rawat jalan dokumen sudah tersedia.

D. Sebaiknya kepala rekam medis membatasi akses untuk masuk ke ruang

filling.

E. Sebaiknya Sumber Daya Manusia (SDM) dibagian filling dan

distribusiditambah karena jumlah pasien setiap harinya semakin banyak

bisa menyebabkan ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis.


114

F. Sebaiknya rumah sakit menggunakan tracer untuk memudahkan

petugas filling dalam mengurus dokumen rekam medis.

G. Sebaiknya rumah sakit menempatkan jarak poliklinik tidak jauh

dengan ruang filling dan poliklinik lainnya agar dalam penyediaan

dokumen rekam medis lebih efektif dan tepat waktu.

H. Dikarenakan elevators (lift kecil) yang digunakan masih menggunakan

jenis lama dan sering menghambat waktu penyediaan rekam medis,

sebaiknya rumah sakit mengganti elevators tersebut dengan jenis baru

untuk lebih memudahkan petugas.

I. Sebaiknya evaluasi rutin dilakukan kepada petugas untuk memantau

kinerja petugas dalam penyediaan rekam medis rawat jalan dan juga

dalam mengurus dokumen rekam medis.


DAFTAR PUSTAKA

A. DOKUMEN
1. Depkes RI DirektoratJendral Bina Pelayanan Medik 2006. Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
2. Kepmenkes RI Nomor 1165/MENKES/SK/X/2007 tentang Pola Tarif
Rumah Sakit Badan Layanan Umum
3. Permenkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4. Permenkes RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis
5. Permenkes RI Nomor 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis
6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
7. PERMENPAN No.30 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Perekam
Medis Dan Angka Kreditnya Pasal 1
8. Permenkes RINomor 4 tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien
9. Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Kewajiban
Rumah Sakit

B. BUKU ILMIAH
1. Adhya Widyasta Mikdar, (2021), Tinjauan Waktu Penyediaan Berkas
Rekam Medis di Puskesmas Mangunjaya Pada Masa Pandemi
Covid-19, (12), 1624-1631
2. Sisca Sisca, Erbin Candra, Onita Sari Sinaga, Erika Revida, Sukarman
Purba, Fuadi Fuadi, Marisi Butarbutar, Hengki MP.
Simarmata, Muhammad Munsarif, Hery Pandapotan Silitonga(2020),
Teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, Yayasan Kita
Menulis : Medan

115
116

3. Dr. H. Nashar, SE., MM., M.Si(2020), Kualitas Pelayanan Akan


Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat, Duta Media Publishing :
Pamekasan
4. Budi Darma (2021), Statistika Penelitian Menggunakan SPSS,
Guepedia : Jakarta
5. Ganda Agustina dan Urhuhe Dena Siburian (2021), Menguji Efektifitas
Teknik Rebozo Dalam Persalinan, Media Sains Indonesia : Bandung
6. Maryam B. Gainau (2021), Pengantar Metode Penelitian, PT
Kanisius : Yogyakarta
7. Dr. Lilik Sugiharti, S.E., M.Si, Elva Farihah, S.E., M.SM, Okta Sindhu
Hartadinata, S.E., M.A., Ak., Shochrul Rohmatul Ajija, S.E.,M.Ec
(2021), Statistik Multivariat Untuk Ekonomi dan Bisnis, Airlangga
University Press : Surabaya
8. Anna Armeini Rangkuti (2017), Statistika Inferensial untuk Psikologi
dan Pendidikan, Kencana : Jakarta
9. Prof. Dr. Sugiyono (2019), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D, Alfabeta : Bandung
10. Hardani, S.Pd., M.Si., dkk. (2020), Metode Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif, CV. Pustaka Ilmu Group : Yogyakarta
11. Pusat Bahasa Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Ke Empat), Balai Pustaka : Jakarta

C. WEBSITE
1. https://rspkriopanting.bangkaselatankab.go.id/Definisi Rumah Sakit
menurut WHO (World Health Organization) diakses pada hari Sabtu 28
Mei 2022 jam 11.03
2. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/rekam-
medis.htmlPengertian Rekam Medis, Tujuan Rekam Medis diakses hari
Senin 18 April 2022 jam 20.15
3. https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/08/27/modul-rekam-medis-
by-aep-nurul-hidayah/Kegunaan Rekam Medis, Manfaat Rekam Medis,
117

Dasar Hukum Rekam Medis diakses pada hari Sabtu 23 April 2022 jam
15.50
4. https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/17/pengertian-rawat-
jalan/Pengertian Rawat Jalan diakses pada hari Sabtu 23 April 2022 jam
16.05
5. https://www.futuready.com/artikel/health/rekam-medis/Alur Rekam
Medis Rawat Jalan diakses pada hari Sabtu 23 April 2022 jam 16.08
6. https://medium.com/@fairuzhasna2/pentingnya-tepat-waktu-
bae7cda2fb68Pentingnya Tepat Waktu diakses pada hari Sabtu 23 April
2022 jam 16.35
7. https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/21/konsep-
pendistribusian-rekam-medis/Penyediaan dan Pendistribusian Rekam
Medis diakses pada hari Sabtu 23 April 2022 jam 16.45
8. https://kumparan.com/drenrico/rekam-medis-dalam-hukum-kesehatan-
1u2FIo2uyCT/2Kegunaan Penyediaan Rekam Medis diakses pada hari
Minggu 29 Mei 2022 jam 11.48
9. https://www.dosenpendidikan.co.id/efektivitas-adalah/ Pengertian
efektivitas menurut KBBI diakses pada hari Minggu 29 Mei 2022 jam
13.32
10. https://dspace.uii.ac.id/Pengertian Pelayanan menurut KBBI diakses
pada hari Minggu 29 Mei 2022 jam 13.37
11. https://ppid.bandungkab.go.id/Sejarah, Visi dan Misi Rumah Sakit
Umum Daerah Majalaya diakses pada hari Rabu 27 April jam 11.11
LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

118
119
120

Lampiran 2 : Surat Permohonan Observasi/Penelitian


121

Lampiran 3 : Surat Balasan Observasi/Penelitian


122

Lampiran 4 : Surat Persetujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


123

Lampiran 5: Lembar Pengajuan Judul dan Dosen Pembimbing


124

Lampiran 6 : Lembar Penilaian Praktek Kerja Lapangan (PKL)


125
126
127
128
129
130
131
132

Lampiran 7 : Lembar Catatan Konsul Bimbingan


133

Lampiran 8: Kuesioner Penelitian


134
135
136

Lampiran 9 : Data Jawaban Responden


137

Lampiran 10 : Waktu Penyediaan Rekam Medis


138
139
140

Lampiran 11 : Janji Mahasiwa


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
.O.AO
Penulis bernama lengkap Kamelia Nurhasanah, lahir di Bandung pada
tanggal 31 Mei 2000. Penulis beragama islam. Penulis merupakan anak keenam
dari pasangan Bapak Nanang dan Ibu Yati Mulyati. Penulis tinggal di KP.
Sukamanah RT.001/009 Desa Sukamanah, Kecamatan Paseh, Kabupaten
Bandung dan penulis mempunyai hobi membaca, menonton, dan traveling.
Penulis memulai menimba ilmu secara formal di Paud Al-Hidayah pada tahun
2005-2006 dan melanjutkan ke SDN Hegarmanah II tahun 2006-2012 setelah itu
melanjutkan ke SMPN 1 Paseh pada tahun 2012-2015 dan SMKN 1 Majalaya
pada tahun 2015-2018. Kemudian penulis melanjutkan kuliah di Politeknik Piksi
Ganesha Bandung Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada
tahun 2019. Dan penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah
Sakit Umum Daerah Majalaya pada tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai