Anda di halaman 1dari 36

BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Gambaran Umum RSUD Kraton


1. Sejarah Singkat RSUD Kraton Pekalongan
RSUD Kraton adalah rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten
Pekalongan yang berdiri tahu 1952 dengan Direktur dr. Soekadis
Tirto Darmo ( 1952 – 1953). Pada tahun 1954 RSUD Kraton
dikelola oleh Pemerintah Kota Pekalongan hingga pada tahun 1956
Pemerintah Kotamadya Pekalongan menyerahkan pengelolaan
RSUD Kraton kepada Pemerintah Daerah Provinsi Tingkat I Jawa
Tengah karena banyaknya kendala yang dihadapi dalam
pengelolaan. Pada tanggal 23 Januari 1967 Gubernur Kepala
Daerah Provinsi Tingkat I Jawa Tengah menyerahkan kembali
pengelolaan RSUD Kraton kepada Pemerintah Daerah tingkat II
Kabupaten Pekalongan. Tahun 1995 RSUD Kraton menjadi rumah
sakit tipe B Non Pendidikan dan menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Unit Swadana Kabupaten daerah Tingkat II Pekalongan
dengan Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan Nomor 5
Tahun 1995.
Peristiwa penting selanjutnya, pada tahun 2003 ditetapkan
RSUD Unit Swadana Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan
menjadi Badan Pengelola RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
dengan Perda Nomor 11 Tahun 2002 perubahan pertama atas
Perda Nomor 8 tahun 2000. Perda Kabupaten Pekalongan Nomor
15 tahun 2008 merubah BP RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
menjadi RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
Tahun 2012, RSUD Kraton ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) dengan surat Keputusan Bupati Pekalongan
Nomor : 445/ 335 Tahun 2011 Tanggal 21 November 2011 tentang
Perubahan atas Keputusan Bupati PekalonganNomor 445/ 96
Tahun 2010 Tanggal 22 Maret 2010 tentang Penetapan Rumah
Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan sebagai Badan

1
Layanan Umum Daerah (BLUD). Tahun 2012 RSUD Kraton
mendapatkan perpanjangan ijin operasional berdasarkan surat
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 445/ 133 tanggal 3
Desember 1912 tentang Pemberian Perpanjangan Ijin Operasional
Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan.
2. Visi Misi
Visi
“Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Yang Aman, Nyaman dengan
Mutu Berkesinambungan”.
Misi

1. Membangun SDM yang Profesional dan Berorientasipada


Pelayanan;
2. Menyelenggarakan Tata Kelola Rumah Sakit yang Efektif, Efisien
dan Akuntabel;
3. Memberikan Pelayanan yang Adil dan Bermutu dengan
mengutamakan keselamatan pasien;
4. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan.
3. Jenis Pelayanan
Jenis Pelayanan/ Pelayanan yang dapat diberikan oleh Rumah
Sakit Umum Kraton kepada masyarakat adalah berupa :
a. Pelayanan Medik terdiri dari:
1) Instalasi Rawat Jalan
i. Klinik Spesialis Penyakit Dalam
ii. Klinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
iii. Klinik Spesilalis Anak
iv. Klinik Spesialis Bedah Umum
v. Klinik Spesialis Bedah Ortopedi
vi. Klinik Spesialis Bedah Urologi
vii. Klinik Spesialis Bedah Saraf
viii. Klinik Sub Spesialis Bedah Onkologi
ix. Klinik Spesialis Jantung dan Pembuluh darah
x. Klinik Spesialis Paru
xi. Klinik Spesialis THT

2
xii. Klinik Spesialis Mata
xiii. Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin
xiv. Klinik Spesialis Saraf
xv. Klinik Spesialis Kesehatan Jiwa
xvi. Klinik Gigi dan Mulut
xvii. Klinik Umum
xviii. Klinik DM Terpadu
xix. Klinik Eksekutif
xx. Forensik
xxi. Patalogi Anatomi
2) Instalasi Rawat Inap
Instalasi rawat inap di RSUD Kraton memiliki 226 tempat tidur
yang terbagi dalam ruang VIP maupun kelas I, II dan III dengan
rincian berikut:
i. Kelas VIP :13 tempat tidur
ii. Kelas Utama : 5 tempat tidur
iii. Kelas I : 37 tempat tidur
iv. Kelas II : 30 tempat tidur
v. Kelas III : 130 tempat tidur
vi. Kelas menyesuaikan : 11 tempat tidur
3) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
4) Intensive Care Unit (ICU)
5) Instalasi Bedah Sentral (IBS)
6) Instalasi Rehabilitasi Medis
b. Pelayanan Penunjang Medik terdiri dari :
1) Instalasi Laboratorium
2) Instalasi Radiologi
3) Instalasi Rehabilitasi Medik
4) Instalasi Farmasi
5) Instalasi Gizi
6) Instalasi Pemulasaran Jenazah
7) Unit Hemodialisa
8) Unit Kemoterapi
9) Unit Endoskopi

3
10) Unit EEG
11) Unit EKG dan Treadmill
c. Pelayanan Penunjang Non Medik terdiri dari :
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Prasarana dan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
3) Instalasi Laundry dan CSSD
4) Instalasi Kelistrikan dan Gas Medik
5) Instalasi Sanitasi
d. Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit menurut jenis pasien:
1) Pelayanan Kesehatan kepada peserta BPJS Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan kepada pasien umum dan kerjasama
dengan perusahaan – perusahaan , antara lain : PTP, KAI, dan
lain-lain.
e. Ruang Perawatan
Fasilitas Ruang Perawatan

1) VIP
tempat tidur, AC, TV, Kulkas, Ekstra Bed. Almari, Telephone,
Toilet, Meja pasien, kursi. (Dokter pilihan Spesialisasi)
2) Kelas I
tempat tidur, AC, TV, Kulkas, Toilet, Meja pasien, kursi. (Dokter
pilihan Spesialisasi)
3) Kelas II
tempat tidur, Toilet, Meja pasien, kursi. (Dokter pilihan
Spesialisasi)
4) Kelas III
tempat tidur, Meja pasien, kursi. (Dokter pilihan Spesialisasi)

4
4. Gambaran Umum Pelayanan Rekam Medis
1. Struktur Organisasi Unit Kerja Rekam Medis

5
B. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis

1. Analisis beban kerja staff filling rekam medis

a. Identifikasi kebutuhan petugas filling


1) Jenis-Jenis Jabatan di Unit Rekam Medis RSUD Kraton

i. Kepala Instalasi Rekam Medis


ii. Koordinator Pengolahan Rekam Medis dan Analisa data
iii. Koordinator Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
(TPPRI)
iv. Koordinator Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
(TPPRJ)
v. Staf Pendaftaran Pasien Rawat Inap (PPRI)
vi. Staf Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (PPRJ)
vii. Assembling
viii. Filling
ix. Porter Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
x. Indeksing
xi. Koding
xii. Medico Legal
b. Hasil Pengamatan Tugas Pokok Petugas Filling per hari.

Uraian Tugas Pokok Petugas Filling

Rata-Rata
Kuantitas
No Tugas Pokok (Rutin) Waktu/Kegiatan
Kerja/Kegiatan
(menit)
Menerima dokumen
rekam medis rawat
1 0,5 1.415
inap lengkap dari
bagian Indeksing.
2 Menerima dokumen 0,5 1.415
rekam medis rawat
jalan dari Instalasi
rawat jalan dan sudah
di input dalam SIMRS
bahwa dokumen
rekam medis telah

6
kembali ke ruang filing.

Memberi sampul
dokumen rekam medis
yang sudah rusak dan
3 membuat dokumen 0,5 9.905
rekam medis baru
sesuai dengan nomor
rekam medis.
Mengelompokkan
dokumen rekam medis
dan membagi
4 1 75.278
dokumen rekam medis
sesuai dengan sistem
TDF.
Menjajar dokumen 1 75.278
6 rekam medis sesuai
dengan sistem TDF.
Melakukan retensi 5
7 30 1.050
tahun sekali

c. Analisa Tugas Tambahan Petugas Filling

No Tugas Tambahan Waktu Kegiatan


2 jam/bulan
1 Rapat Koordinasi
Apel pagi 15 menit/hari
2

d. Waktu Kerja Tersedia Petugas Filling

7
No Faktor Alokasi Waktu Keterangan

e. Analisa 1 Hari Kerja Efektif :


6 Hari/ minggu
Standar Senin - sabtu
Beban 2 Libur Nasional 18 Hari/tahun
3 Cuti 12 Hari/tahun
Kerja
4 Ijin Kerja 0 Hari/tahun
Petugas 5 Allowance time =(20% x 6,25)
=1,25
Jam/hari
=6,25 – 1,25
=5
6 Waktu kerja/hari :6,25 Jam/hari
Hari Kerja Tersedia =365–
(12+0+18+52)
Hari/tahun
=365 – 82
= 283
Waktu Kerja Tersedia =283 x 6,25
Jam/tahun
= 1.679

Standar Beban Kerja dan KG Petugas Filling

Kebutuh
Rata2 Rata2 Standar
Kuantitas an/
No Kegiatan Pokok waktu waktu/ Beban
Kerja Kegiata
(menit) jam Kerja
n (KG)
Menerima dokumen
rekam medis rawat
1 0,5 0,008 201.480 1.415 0,007
inap lengkap dari
bagian Indeksing
Menerima dokumen
rekam medis rawat
jalan dari Instalasi
rawat jalan dan
sudah di input
2 0,5 0,008 201.480 1.415 0,007
dalam SIMRS
bahwa dokumen
rekam medis telah
kembali ke ruang
filing.
3 Memberi sampul
dokumen rekam
medis yang sudah
rusak dan membuat
0,5 0,008 201.480 9.905 0,049
dokumen rekam
medis baru sesuai
dengan nomor
rekam medis.
4 Mengelompokkan 1 0,017 112.080 75.278 0,747
dokumen rekam
medis dan
membagi dokumen

8
rekam medis
sesuai dengan
sistem TDF.
5
Menjajar dokumen
rekam medis
2 0,017 50.370 75.278 1,495
sesuai dengan
sistem TDF.

6 Melakukan retensi
30 0,5 3.358 1.050 0,313
5 tahun sekali
Total KG 2,618

f. Analisa Standar Kelonggaran

Standar Kelonggaran Petugas Filling

Standar Kelonggaran
No Tugas Tambahan
(SK)
2 jam/bulan
1 Rapat Koordinasi
(2x12) : 1.679 = 0,01
15 menit/hari
Apel pagi
2 (0,25 x 283) : 1.679=
0,04
Total SK 0,05

g. Analisa Kebutuhan Akhir

Jumlah Kebutuhan Petugas Filling Tahun 2019

= Total KG + Total SK

= 2,618 + 0,05

= 2,668

Jadi Kebutuhan petugas filling berdasarkan analisa beban kerja


WISN adalah 3 petugas.

WISN Ratio =1-->Tenaga Cukup (beban fit / normal)


WISN Ratio <1-->Tenaga Kurang (beban berlebih / overload)
WISN Ratio >1-->Tenaga berlebih (beban kurang / underload)

2. Perencanaan fasilitas di unit kerja RMIK (Desain Rak Filing)

9
a. Jenis Rak Filing DRM Yang Digunakan di RSUD KRATON
Kabupaten Pekalongan.

Unit filing di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan


menggunakan dua jenis rak dalam penyimpanan DRM, yaitu
filing struktural dan filing bergerak atau mobile. Pada filing
struktural terdapat beberapa macam jenis rak yang berbeda
panjang sub rak dan jumlah sub pada raknya, sedangkan pada
filing bergerak hanya terdapat satu macam jenis rak. Adapun
jenis-jenis rak tersebut beserta sub raknya adalah sebagai
berikut:

1) Rak tipe 1 = filing struktural 1 (berjumlah 3)

i. Panjang sub rak : 101 cm

ii. Jumlah sub rak : 30

2) Rak tipe 2 = filing struktural 2 (berjumlah 1)

i. Panjang sub rak : 101 cm

ii. Jumlah sub rak : 15

3) Rak tipe 3 = filing struktural 3 (berjumlah 1)

i. Panjang sub rak : 75 cm

ii. Jumlah sub rak : 21

4) Rak tipe 4 = filing struktural 4 (berjumlah 3)

i. Panjang sub rak : 115,5 cm

ii. Jumlah sub rak : 10

5) Rak tipe 5 = filing struktural 5 (berjumlah 3)

i. Panjang sub rak : 71,5 cm

ii. Jumlah sub rak : 20

10
6) Rak tipe 6 = filing struktural 6 (berjumlah 1)

i. Panjang sub rak : 26 cm

ii. Jumlah sub rak : 20

7) Rak tipe 7 = filing mobile (berjumlah 2)

i. Panjang sub rak : 75 cm

ii. Jumlah sub rak : 21

b. Jumlah DRM

Jumlah DRM yang terdapat di RSUD Kraton Kabupaten


Pekalongan bulan mei tahun 2019 sejumlah 119.476 DRM.

c. Panjang pengarsipan tersedia

Panjang pengarsipan tersedia adalah kapasitas rak, yaitu


dengan melakukan penghitungan sebagai berikut (satuan dalam
cm) :

Panjang Penngarsipan Tersedia

¿ Panjang Rak × JumlahRa k

¿ 110 ×3 0

¿ 3.03 0

d. Jumlah DRM retensi

Jumlah DRM yang telah diretensi oleh pihak RSUD Kraton


Kabupaten Pekalongan ialah sejumlah 362.454 DRM.

e. Ekspansi DRM

Expansi DRM adalah jumlah pertambahan tebal DRM


yang dapat dihitung dengan mengetahui prosentase
pertambahan ketebalan DRM dan rata-rata tebal DRM saat ini.
Cara perhitungannya yaitu (%expantion = 10%) :

11
Expantion DRM

= %Expantion x rata – rata tebal DRM

¿ % Expantion × Rata−Rata tebal D RM

¿ 10 % × 2,2 4

¿ 0,22 c m

f. Panjang pengarsipan dibutuhkan

Panjang pengarsipan yang dibutuhkan ialah total panjang


tebal DRM yang harus ditampung pada tahun tertentu (satuan
cm). Cara perhitungannya yaitu :

Panjang Pengarsipan dibutuhkan

¿ ( Jml DRM−Jml DRM Retensi ) ×(Tebal DRM−Expantion DRM)

¿ ( 119.476−362.454 ) ×(2,24−0,22)

¿ (−242.978 ) ×2,4 6

¿ 597.725,88 c m

g. Kebutuhan rak filing

Menurut perhitungan rumus sebelumnya kebutuhan rak


filing RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan bulan mei tahun
2019, yaitu :

Kebutuhan Rak

Panjang Pengarsipan Di Butuhkan


¿
Panjang Pengarsipan Terseia

−597.725,88 cm
¿
3.030 cm

¿−197,26 c

12
C. Manajemen Mutu Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

a) Quality Assurance

a. Pendaftaran
1) Pendaftaran Pasien Umum Rawat Jalan
2) Pendaftaran Pasien Rawat Inap dari Instalasi Rawat Jalan
3) Pelayanan Pasien Umum di IGD
4) Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (Pasien Lama)
5) Pendaftaran Pasien Lama dan Pasien Baru Rawat Jalan di
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
6) Pendaftaran Pasien Rawat Inap di Instalasi Gawat Darurat
7) Pendaftaran Pasien Rawat Inap dengan menggunakan penjamin
8) Pendaftaran Pasien Rawat Inap dari instalasi Rawat Jalan (IRJ)
9) Pendaftaran Pasien Rawat Inap di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
10) Pemberian Informasi Persetujuan Pelepasan Informasi Medis
Pasien.
11) Penerbitan surat Elegilibitas Peserta (SEP)
b. Assembling
1) Pengembalian Dokumen Rekam Medis tidak lengkap di bagian
Assembling
2) Pengendalian angka ketidaklengkapan rekam medis
3) Pengendalian Dokumen Rekam Medis
4) Perakitan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di Bagian
Assembling
c. Koding
1) Pemberian Kode Penyakit (Koding) Pasien Rawat Inap.
2) Pemberian Kode Penyakit (Koding) Pasien Rawat Jalan.
3) Koding Pada SIMRS
4) Pemberian Kode Tindakan dan Operasi Rawat Inap (Koding)
5) Pemberian Kode Tindakan dan Operasi Rawat Jalan (Koding)

13
d. Filing
1) Peminjaman Dokumen Rekam Medis
2) Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
3) Penjajaran Dokumen Rekam Medis
4) Pemusnahan Dokumen Rekam Medis
5) Retensi
e. Medico legal
1) Pembuatan Visum Et Repertum
2) Pelepasan Informasi Medis
3) Pemberian Informasi Status Kesehatan Pasien\

2. Konsep manajemen resiko di fasilitas pelayanan kesehatan


No Pekerjaan Resiko

a. Kesetrum akibat ditempat


pendaftaran masih terdapat
banyak saluran kabel yang tidak
menggunakan penutup atau
pelindung kabel.
1. Pendaftaran
b. Kurang telitinya petugas
pendaftaran dalam melakukan
pengecekan daftar kunjungan
pasien yang akan berakibat tidak
diterimanya klaim.

Pada unit assembling tidak terdapat


resiko proses pelayanan hanya perlu
2. Assembling
ditingkatkan kerapihan dalam merakit
formulir

Komplain internal
3. Koding Berupa komplain dari bagian indexing
tentang katidaksesuaian kode
Salah input hasil analisa koding yang
4. Indexing menyebabkan ketidaksesuaian dalam
pemberian obat
5. Filing a. Ketidaknyamanan petugas dalam

14
pengambilan dan pengembalian
DRM dikarenakan jarak antar rak
tinggi rak yang tidak ideal
b. Kerahasian DRM pasien tidak
terjaga dikarenakan petugas
dalam mendistribusikan DRM ke
poli tidak menggunakan fasilitas
yang sudah disediakan (tas)
sehingga dapat mengakibatkan
adanya kemungkinan isi DRM
jatuh.
7. Medico legal a. Tertundanya proses hukum di
pengadilan
b. TertundanyaKlaim Asuransi

c. Jenis penyakit yang menggunakan clinical pathway di RSUD


KRATON PEKALONGAN
1. Typhoid fever (CP Dalam)
2. Chronic kidney disease (CP Dalam)
3. Hernia inguinalis (CP Bedah Umum)
4. Stroke non hemorrhagic (CP Syaraf)
d. Penyusunan Daftar Clinical Pathway
1. KSM menentukan topik kasus yang akan disusun clinical pathway
berdasar kriteria yang diajukan manajemen rumah sakit.
2. Ketua KSM membentuk dan memimpin tim penyusunan clinical
pathway.
3. Tim penyusun clinical pathway melakukan pencarian literatur dari
PPK, bedah rekam medik, serta sumber-sumber terkait.
4. Tim penyusun clinical pathway menentukan desain dan format
clinical pathway.
5. Tim penyusun clinical pathway berdasar format serta literature.
6. Ketua KSM menetapkan clinical pathway yang telah disusun serta
mempresentasikan clinical pathway sesuai jadwal yang ditentukan
manajemen rumah sakit.

15
7. Ketua KSM menerima masukan-masukan perbaikan.
8. Ketua KSM menyerahkan clinical pathway kepada manajemen
rumah sakit untuk ditetapkan dan diimplementasikan.

e. Mekanisme Pemanfaatan Dan Penyimpanan Clinical Pathway


1) Pemanfaatan Clinical Pathway.
a. Untuk kendali biaya
b. Untuk mengadakan evaluasi secara periodik
2) Penyimpanan Clinical Pathway
Penyimpanan clinical pathway disimpan di komite medik
3. Konsep pelaksanaan hukum kesehatan di rumah sakit, pelaksanaan
pelepasan informasi, pelaksanaan inform consent, dan pelaksanaan
Visum Et Repertum.
a. Pelaksanaan hukum kesehatan di rumah sakit
b. Pelaksanaan pelepasan informasi
1) Jenis informasi yang diberikan
a) Persetujuan umum (General Consent)
Dalam persetujuan umum berisi informasi diantaranya:
i. Informasi mengenai hak dan kewajiban pasien
ii. Persetujuan pelayanan kesehatan yang berisi pernyataan
persetujuan pasien mengenai pelayanan kesehatan yang
akan diberikan.
iii. Privasi yang berisikan pernyataan pasien untuk menjaga
privasi dan kerahasiaan penyakit pasien.
iv. Rahasia kedokteran yang berisi pernyataan persetujuan
untuk menjamin kerahasiaan dokter.
v. Barang pribadi yang berisi untuk tidak membawa barang-
barang yang tidak diperlukan
vi. Pengajuan keluhan yang berisikan pernyataan penerimaan
informasi tentang tata cara mengajukan keluhan
vii.Kewajiban pembayaran yang berisikan pernyataan
persetujuan informasi pembayaran.
b) Persetujuan pelepasan informasi

16
Berisikan informasi mengenai persetujuan selama perawatan di
RSUD Kraton
c) Pemberian informasi hak dan kewajiban pasien dan keluarga
Berisikan informasi mengenai hak dan kewajiban yang harus
ditaati pasien dan keluarga.
d) Persetujuan kelas perawatan
Berisikan informasi mengenai ketentuan-ketentuan pasien
dalam memilih kelas perawatan.

2) Alur pelaksanaan pelepasan informasi


Pelepasan Informasi adalah suatu bentuk penyampaian isi
dokumen Rekam Medis yang tertulis kepada pihak ketiga yang
meliputi permohonan Resum Medis, Asuransi, Klaim Jasa
Raharja dan Visum Et Repertum , Juga penggantian identitas, Hal
ini sangat penting sekali guna kelancaran proses permohonan
surat tersebut dengan mengacu prosedur yang ada.
Alur pelepasan informasi Rekam Medis dilakukan dalam
ruang Unit Kerja Instalasi Rekam Medis RSUD Kraton Kab.
Pekalongan , Kegiatan dimulai dari pasien , keluarga pasien atau
pihak ketiga datang dengan membawa surat kuasa dari pihak
pasien. Selanjutnya pasien, keluarga pasien ataupun pihak ketiga
menuju ruang Rekam Medis untuk mengajukan permohonan
pelepasan informasi Rekam Medis dan mengisi surat
permohonan kepada petugas pelayanan informasi kesehatan di
ruang Instalasi Rekam Medis. Petugas pelayanan informasi
kesehatan memproses dan mengambil dokumen Rekam Medis
untuk diproses dan diketahui dokter sebagai penanggung jawab
Pasien. Setelah petugas pelayanan informasi membuat dan
memproses surat keterangan medis yang dibutuhkan lalu
petugas pelayanan informasi membuatkan kwitansi pembayaran
untuk membayar administrasi ke kasir induk RSUD Kraton
Kab.Pekalongan.
3) Pelaksanaan informed consent
a) Alur pelaksanaan persetujuan tindakan

17
i. Dokter memanggil pasien atau keluarga pasien
ii. Dokter menerangkan mengenai tindakan yang akan
dilakukan dan resiko jika tidak dilakukan tindakan.
iii. Pasien atau keluarga pasien memberikan hak
persetujuan.
iv. Pasien atau keluarga pasien menandatangani formulir
persetujuan tindakan kedokteran.
b) Alur pelaksaksanaan penolakan tindakan
i. Dokter memanggil pasien atau keluarga pasien.
ii. Dokter menerangkan mengenai tindakan yang akan
dilakukan dan resiko jika tidak dilakukan tindakan.
iii. Pasien atau keluarga pasien memberikan hak penolakan
atas tindakan yang akan dilakukan.
iv. Pasien atau keluarga pasien menandatangani formulir
pernyataan penolakan terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
4) Pelaksanaan visum et repertum
a) Alur visum et repertum
i. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum menerima
surat permintaan Visum Et Repertum dari Kepolisian RI
yang ditujukan kepada Direktur RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan.
ii. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum
memintakan nomor agenda masuk ke bagian TU dan
menerima surat tersebut setelah di desposisi dari Direktur
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
iii. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum
Memproses dengan mencarikan dokumen Rekam Medis
pasien yang bersangkutan.
iv. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum menyusun
konsep laporan hasil Visum Et Repertum berdasarkan isi
dokumen rekam medis.
v. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum
mengajukan konsep laporan hasil Visum Et Repertum

18
kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) disertai
dokumen rekam medis pasien.
vi. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum membuat
laporan hasil Visum Et Repertum berdasarkan konsep
yang disetujui oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP).
vii. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum
memintakan tanda tangan laporan hasil Visum Et
Repertum ke DPJP dan Wadir Pelayanan RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
viii. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum
memintakan nomor agenda keluar laporan hasil Visum Et
Repertum ke bagian TU dan dibubuhi stempel Rumah
Sakit.
ix. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum mencatat
dan mengespedisikan laporan hasil Visum et Repertum ke
buku ekspedisi.
x. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum
membuatkan rincian biaya untuk dibawa dan membayar ke
kasir.
xi. Petugas bagian pembuatan Visum Et Repertum
memberikan hasil Visum Et Repertum kepada pihak
pemohon dan meminta tanda tangan setelah membayar
dari kasir.
xii. Petugas bagian pembutan Visum Et Repertum menyimpan
salinan dokumen Visum Et Repertum sebagai arsip.
b) Tugas Rekam Medis dalam pelaksanaan Visum Et Repertum
i. Menerima surat permintaan pembuatan VER dari
Kepolisian yang ditujukan kepada direktur rumah sakit.
ii. Menyerahkan ke bagian sekdir untuk di desposisi direktur.
iii. Setelah di desposisi direktur petugas VER memproses
sesuai permintaan.

19
iv. Mencarikan berkas rekam medis dibagian filing /
assembling sesuai dengan permintaan yang diajukan dari
kepolisian.
v. Membuat draft VER.
vi. Mengajukan draft VER kepada dokter IGD.
vii. Merevisi draft VER apabila ada yang di revisi.
viii. Meminta tanda tangan dokter IGD apabila VER sudah
sesuai dengan berkas rekam medis.
ix. Membuat nota staf untuk pengajuan tanda tangan
direktur, dengan tanda tangan berjenjang dari kepala
Instalasi ke kabid. penunjang medik dan non medik serta
dilanjutkan ke sekdir untuk dimintakan tanda tangan
direktur.
x. Menghubungi pihak kepolisian bahwa VER sudah jadi
untuk diambil.
xi. Membuatkan pengantar kwitansi apabila kasus bukan dari
KPAI dan bukan warga kabupaten pekalongan.
xii. Mengarahakan pemohon untuk melakukan pembayaran
di kasir.
xiii. Apabila kasus KPAI yang ditanggung/dijamin Pemda
langsung diambil oleh pihak kepolisian dengan tidak
membayar.
xiv. Menyerahkan hasil VER kepada Kepolisian dengan
menanda tangani di buku ekspedisi pengambilan VER.
xv. Mengarsipkan di File VIsum Et Repertum.

4. Pelaksanaan Klasifikasi dan kodefikasi diagnosis dan tindakan sesuai


aturan dan tata cara klasifikasi,kodefikasi (general coding) masalah-
masalah terkait 6 sistem berdasarkan ICD 10

KKPMT
KEHAMILAN

20
1. Pasien perempuan usia 22 tahun dirawat di RSUD Kraton beliau
mengatakan habis operasi sesar pada tanggal 20 juli 2018 dan luka
operasi mengalami rembes setelah melalukan P1A0 (partus ke 1 abortus 0)
sesar hari ke 8 dengan wound dehisiensi atau komplikasi pasca bedah
abdomen yang serius dengan tingakat mortalitas dan morbiditas yang
tinggi. Dokter mendiagnosa pasien dengan wound abses kode dalam ICD-
10 cm O90.0.setelah itu pasien melakukan pemeriksaan fisik berupa
tekanan darah 110/80 mm/Hg, nadi 88 kali/menit, pernapasan 22
kali/menit, suhu 36̊ c, kemudian dokter melakukan tindakan berupa 90.59
tindakan pemasangan infus pada pasien dan 86.59 tindakan angkatan
jahitan pada sisa operasi sesar yang dilakukan pasien.

2. Seorang pasien perempuan berusia 36 tahun dirawat di RSUD Kraton


karena akan melahirkan, dengan anamnesa G1P0A0 paseien mengatakan
bahwa ini kehamilan ke 3. Kemudian dokter memberikan diagnosa utama
berupa Maternal due to dengan kode icd 10 cm O39.2 dan diagnosa
sekunder berupa O60.1 preterm labor with preterm delivery. Setelah itu
dokter melakukan tindakan berupa cesarean section dengan kode 74.4 dan
pemasangan infus dengan kode 90.59.

3. Pasien yang berasal dari pekalongan dirawat di RSUD kraton karena


pasien mengatakan hamil anak pertama, HPHT tanggal 3 juli 2017 dan
pasien mengatakan tidak merasakan gerakan bayi sejak hari minggu.
Kemudian dokter mendiagnosa pasien dengan IUFD atau intraurine fetal
death keadaan dimana janin meninggal didalam kandungan setelah
kehamilan berusia 20minggu dengan kode icd O36.4 pada icd 10cm.
pasien juga memiliki diagnosa sekunder yaitu, anemia atau kekurangan sel
darah yang menggandung hemoglobin dengan kode O99.0, perdarahan
dengan kode O73.0. kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik berupa
TD 114/57 mm/Hg, Nadi 82 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit suhu 36,4̊
c. dan pasien mendapat tindakan berupa medical induction of labor atau
induksi medis persalinan dengan kode 73.4.

4. Seorang pasien perempuan berumur 32 tahun dengan anamnesa G2P0A1


H 40 minggu dengan katub jantung mendapat diagnosa dari dokter

21
G2P0A1 O99.4 adalah penyakit pada sistem peredaran darah mempersulit
kehamilan, persalinan dan masa nifas, I50.0 adalah gagal jantung
kongestif, O66.4 adalah failed trial of labor. Kemudian dilakukan
pemeriksaan fisik berupa TD 100/70 mm/Hg, nadi 80 kali/menit, suhu 36,7̊
c, pernapasan 20 kali/menit. Setelah itu dokter melakukan tindakan berupa
laboratorium dan ekg, dengan kode 90.54 dan 89.52.

5. Nyonya S dari Tegal Rejo datang ke RSUD Kraton dengan G3P0A0 H 59


minggu keluhan mau melahirkan, kenceng-kenceng sejak jam 01.00 pagi
dan keluar lendir darah. Dokter memberi diagnosa utama G3P0A0 dengan
kode O98.7 + B20.9 atau virus HIV yang mempersulit kehamilan,
persalinan dan nifas. Dengan diagnosa O34.2 perawatan ibu karena bekas
luka rahim dari operasi sebelumnya, O99.6 berkaitan dengan sistem
pencernaan. Pasien mendapatkan pemeriksaan fisik dari perawat berupa
TD 143/80 mmHg, suhu 36̊ c, nadi 78 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit.
Kemudian dilakukan tindakan 99.04 transfusion of packed cells, dan 66.39
other bilateral destruction or occulasion of fallopian tubes convert.

6. Nyonya F melakukan pemeriksaan ke RSUD Kraton dengan keluhan


kenceng-kenceng dan keluar cairan rembes sejak jam 2 dengan G1P0A0
hamil 40 minggu susp CPD. Perawat kemudian melakukan pemeriksaan
fisik berupa TD 110/65 mm/Hg, nadi 70 kali/menit, pernapasan 22
kali/menit, suhu 36̊ c, dokter mendiagnosa partus tidak maju obstructed
labor, unspecified O66.9 biasanya kode ini digunakan untuk menentukan
diagnosis persalinan macet dan tidak spesifik dan kehamilan kala 1 atau
pembukaan mulut rahim untuk jalan keluar O82.9 dan dilakukan tindakan
caesarean section dengan kode 74.99, sebelumnya juga sudah dilakukan
tindakan penunjang berupa Laboratorium.

7. Pasien RSUD Kraton yang bernamanya nyonya N dirujuk ke dari FKTP


karena pasien melahirkan anak ke dua di puskesmas, dirujuk 03.30 karena
2 jam tidak lahir, jam 06.00 telpon RSUD Kraton kemudian bayi lahir
spontan dan jam 06.30 merujuk dengan rupture derajat 4. Dokter
mendiagnosa Ruptur perineum 4 yaitu robekan yang terjadi pada saat bayi
lahir, robek sampai otot sphingter ani dan kulit anus dengan kode O70.3.

22
dan pasien mendapat tindakan berupa repair perineum untuk
mengembalikan robekan yang terjadi dengan kode tindakan 75.69.

URINARI

1. Seorang pasien laki-laki berusia 66 tahun dirawat di RSUD Kraton dengan


keluhan ingin melepas selang ginjal kanan, pasien post open urether
proksimal kanan 1 bulan dan batu urether proksimal kanan post operasi dj
stent in situ kanan batu kolik inferior kiri dengan kode diagnosa N20.1
dan N13.5. kemudian dilakukan tindakan pro open uretherlitomi proksimal
kanan dengan kode tindakan 56.2 untuk ureterotomy dan 59.8 untuk
ureteral cathererization.

23
\No Input Proses Output
1 Petugas Filling Rawat 1. Pemberian Kartu a. Waktu
Jalan Identitas Berobat penyediaan 15
(Kriteria : Pendidikan Pasien di TPPRJ mnt/DRM sampai
minimal SMA (bagian
2. Pemberian Nomor di poliklinik
pendistribusian) dan
Rekam Medis b. Ketepatan
DIII Rekam Medis yang
Pasien Baru distribusi 100%
dapat mengoprasikan
3. Pemberian Nomor c. Kelengkapan
sistem yang ada di
rumah sakit) Rekam Medis berkas – berkas
Pasien Lama peminjaman
2 Ruang Filling Rawat 4. Pendaftaran Pasien 100%
Jalan
Badan
(Kriteria : Dekat dengan
Penyelenggara
petugas pendaftaran
Jaminan Sosial
tepatnya terletak
(BPJS) Rawat
dibelakang TPPRJ ,
jauh dengan dapur dan Jalan
kamar mandi atau 5. Pendaftaran Pasien
penampungan air) In-Health Rawat
Jalan
6. Pendaftaran Pasien
3 Sarana pendukung
JAMKESDA Rawat
a. Meja 10 buah
Jalan
b. Kursi 15 buah
7. Pendaftaran Pasien
c. Troli TPPRJ 5
UMUM Rawat Jalan
buah
8. Penerbitan Surat
d. Keranjang drm
Eligibiltas Peserta
15 buah
(SEP)
e. ATK
9. Penggabungan
Nomor Ream Medis
4 Alat
10. Pendaftaran Pasien
a. Komputer : 4
Dengan Penjamin
buah
Tanpa Penerbitan
5 Metode
Surat Jaminan
a. Penjajaran TDF
Rawat Jalan

24
b. Penyimpanan 11. Pembatalan Pasien
Desentralisasi Rawat Jalan
karena 12. Pendaftaran Pasien
penyimpanan Rawat Jalan Ketika
Rawat Jalan dan Server Tidak
Rawat Inap Berfungsi
dipisah

RJ

RI
No Input Proses Output
1 Petugas TPPRI 1. Penempelan label a. Waktu
Kriteria : identitas pasien pendaftaran
a. Pendidikan rawat inap pasien baru ± 10
minimal 2. Cara penulisan menit.
SMA/SMK nama b. Waktu
b. Pengalaman 3. Cetak gelang pendaftaran
minimal 1 tahun pasien pasien lama ± 5
c. Pelatihan dasar 4. Gelang identitas menit
public speaking pasien c. Kelengkapan
d. Minimal 5. Identifikasi pasien berkas
menguasai 6. Pendaftaran pendaftaran
bahasa daerah pasien rawat inap pasien
dan Bahasa jika server tidak BPJS/Asuransi.
Indonesia berfungsi
e. Dapat 7. Pengecekan
mengoprasikan ruang rawat inap
komputer 8. Pelayanan pasien

25
minimal rawat inap dengan
ms.word dan menggunakan
ms.excel penjamin
9. Pembuatan
laporan pasien
nrawat inap
10. Validasi pelaporan
penetapan tempat
tidur yang kosong
ruang rawat inap
11. Pemberian
informasi pasien
rawat inap
12. Pemesanan
ruang rawat inap
pasien
13. Penanganan
komplain di
TPPRJ
14. Pendaftran bayi
baru lahir
15. Pendaftran pasien
rawat inap dari
instalasi rawat
jalan (IRJ)
16. Pendaftaran
pasien rawat inap
diinstalasi gawat
darurat (IGD)
17. Pendaftaran
pasien rencana
tindakan
pembedahan

26
elektif
18. Pemberian
informasi pada
formulir
persetujuan umum
di TPPRI
19. Pelayanan pasien
umum di IGD
20. Pengisian formulir
persetujuan kelas
perawatan
21. Penitipan pasien
rawat inapdi ruang
perawatan
22. Penomoran rekam
medis dengan unit
numbering system
23. Penulisan simbol
dan singkatan dan
tanda khusus
24. Persetujuan
pelepasan
informasi medis
pasien
25. Pembatalan
pasien rawat inap
di TPPRI
26. Pembuatan
perencanaan dan
laporan kebutuhan
inventaris kantor
dan rumah tangga
(bulanan)
27. Penggantian nama

27
bayi
28. Pergantian dan
operan shift jaga
TPPRI
29. Pernyataan pasien
naik kelas
30. Administrasi
pembayaran
pasien rawat jalan
di instalasi gawat
darurat (IGD)
31. Pendaftaran
pasien gawat
darurat (pasien
lama)
32. Pendaftaran
pasien di instalasi
gawat darurat
(IGD) saat sistem
tidak berfungsi
33. Administrasi
kelengkapan
persyaratan
pasien rawat jalan
di IGD
34. Pemberian
informasi produk
dan pelayanan
yang tersedia di
RSUD Kraton
kepada pasien
atau keluarga
pasein
35. Pencetakan

28
rekening pasien
dan pelayanan
pasien di instalasi
gawat darurat
(IGD)
36. Penerimaan surat
masuk dan
dokumen TPPRI
37. Pengecekan
kelengkapan
formulir dokumen
rekam medis
pasien rawat inap
di IGD
38. Menginput
diagnosa pasien di
SIMRS
39. Pelayanan
administrasi di
instalasi gawat
darurat (IGD)
40. Administrasi surat
eligibilitas peserta
(SEP) di IGD
41. Pendaftaran
pasien lama dan
pasien baru rawat
jalan di inslatasi
gawat dareurat
(IGD)
42. Pengisisan
formulir
persetujuan
pernyataan kelas

29
perawatan
43. Penerbitan SEP di
TPPRI

ASSEMBLING

No Input Proses Output


1 Petugas ASSEMBLING 1. Pengembalian a. Waktu
(Kriteria : Pendidikan Dokumen Rekam pengembalian 1x
minimal DIII Rekam Medis Tidak 24 jam untuk
Medis yang dapat
Lengkap di melengkapi DRM
mengoprasikan sistem
Bagian
yang ada di rumah
Assembling
sakit)
2 Ruang assembling 2. Pengendalian
(kriteria : Dekat dengan Angka
petugas koding Ketidaklengkapan
indeksing jauh dengan Rekam Medis
dapur dan kamar mandi
3. Pengendalian
atau penampungan air)
3 Sarana Pendukung Dokumen Rekam

a. Meja Medis

assembling 4. Perakitan

b. Kursi Dokumen Rekam

assembling Medis Rawat Inap

sejumlah di Bagian

petugas Assembling

assembling 5. Perakitan

c. Kartu kendali Dokumen Rekam

2 rangkap Medis Petugas


Rekam Medis
4 Alat
Ruangan
a. Komputer

30
b. ATK 6. Penerimaan

5 Sumber daya informs Dokumen Rekam


Meninjau kelengkapan Medis Rawat Inap
berdasarkan analisis Dari Ruang
kualitatif dan kuantitatif Perawatan

N Input Proses Output


o
1 Petugas Filling Rawat 13. Pemberian Kartu d. Waktu
Jalan Identitas Berobat penyediaan 15
(Kriteria : Pendidikan Pasien di TPPRJ mnt/DRM
minimal SMA (bagian
14. Pemberian sampai di
pendistribusian) dan DIII
Nomor Rekam poliklinik
Rekam Medis yang dapat
Medis Pasien e. Ketepatan
mengoprasikan sistem
Baru distribusi 100%
yang ada di rumah sakit)
15. Pemberian f. Kelengkapan
Nomor Rekam berkas –
2 Ruang Filling Rawat Medis Pasien berkas
Jalan
Lama peminjaman
(Kriteria : Dekat dengan
16. Pendaftaran 100%
petugas pendaftaran
Pasien Badan
tepatnya terletak
Penyelenggara
dibelakang TPPRJ , jauh
dengan dapur dan kamar Jaminan Sosial
mandi atau (BPJS) Rawat
penampungan air) Jalan
17. Pendaftaran
Pasien In-Health
3 Sarana pendukung
Rawat Jalan
f. Meja 10 buah
18. Pendaftaran
g. Kursi 15 buah
Pasien
h. Troli TPPRJ 5

31
buah JAMKESDA
i. Keranjang drm Rawat Jalan
15 buah 19. Pendaftaran
j. ATK Pasien UMUM
Rawat Jalan
4 Alat 20. Penerbitan Surat
b. Komputer : 4 Eligibiltas
buah Peserta (SEP)

5 Metode 21. Penggabungan

c. Penjajaran TDF Nomor Ream

d. Penyimpanan Medis

Desentralisasi 22. Pendaftaran

karena Pasien Dengan

penyimpanan Penjamin Tanpa

Rawat Jalan Penerbitan Surat

dan Rawat Inap Jaminan Rawat

dipisah Jalan
23. Pembatalan
Pasien Rawat
Jalan
24. Pndaftaran
Pasien Rawat
Jalan Ketika
Server Tidak
Berfungsi

32
Analisa Dan Pelaporan

No Input Proses Output


1. Petugas Analisa dan 1. Pembuatan
Pelaporan laporan BOR
(kriteria : Pendidikan harian
minimal DIII Rekam
2. Validasi laporan
Medis yang dapat
BOR harian
mengoprasikan sistem
3. Pengolahan
yang ada di rumah
sensus harian
sakit)
rawat inap
4. Validasi
2. Unit terkait :
pengolahan
a. Instalasi
sensus harian
Rawat Jalan
rawat inap
b. Instalasi
5. Laporan mingguan
Warat Inap
wabah
c. Instalasi
6. Validasi lapoaran
Gawat
mingguan wabah
Darurat
7. Laporan sertifikasi
d. Unit URM
medis penyebab
3. Dokumen terkait :

33
a. Laporan kematian
bulanan 8. Validasi laporan
b. Lapopran sertifikasi medis
tahunan penyebab
c. Triwulan kematian
9. Pembuatan
laporan data dasar
rumah sakit (RL1)
10. Pembuatan
laporan data
indikator
pelayanan
RS(RL1.2)
11. Pembuatan
laporan

34
TPPRJ

No Input Proses Output


1. Petugas TPPRJ 1. Pemberian a. Waktu
(kriteria : Pendidikan kartu identitas pendaftaran
minimal DIII Rekam berobat pasien pasien baru ±
Medis yang dapat
di TPPRJ 10 menit.
mengoprasikan sistem
2. Pemberian b. Waktu
yang ada di rumah
nomor rekam pendaftaran
sakit)
2. Unit Terkait : medis pasien pasien lama ±
a. Petugas baru 5 menit
pendaftaran 3. Pemberian c. Kelengkapan
rawat jalan nomor rekam berkas
b. Bagian medis pasien pendaftaran
filling lama pasien
c. Petugas 4. Pendaftaran BPJS/Asuransi.
pengirim pasien badan
berkas penyelenggara
rekam n jaminan
medis sosial (BPJS)
Pasien rawat jalan

3. Dokumen yang terkait 5. Pendaftaran


adalah dokumen pasien in
rekam medis pasien. health rawat
jalan
6. Pendtaran
pasien
JAMKESDA
rawat jalan
7. Pendfatran
pasien umum
rawat jalan
8. Penerbitan
surat eligibilitas

35
peserta (SEP)
9. Penggabungan
nomor rekam
medis
10. Pendaftaran
pasien dengan
penjamin tanpa
penerbitan
surat jaminan
rawat jalan
11. Pembatalan
pasien rawat
jalan
12. Pendaftaran
pasien rawat
jalan ketika
server tidak
berfungsi

36

Anda mungkin juga menyukai