Nomor : …./SKEP/RSHE-DIR/III/2022
Tentang
KEBIJAKAN PENGKAJIAN ULANG PASIEN
RUMAH SAKIT HAWARI ESSA
Menimbang a. Bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan dan pengobatan kepada pasien perlu
dilakukan pengkajian ulang.
b. Bahwa agar pengkajian ulang pasien dapat terlaksana dengan baik,perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Hawari Essasebagai landasan bagi
penyelenggaraan pengkajian ulang pasien.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b
perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Hawari Essa.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :Menetapkan dan memberlakukan Keputusan Direktur RS Hawari Essa tentang
kebijakan Pengkajian Ulang Pasien di RS.Hawari Essa.
Kedua : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Essa,atas segala rahmat yang telah dikaruniakan
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Panduan Pengkajian Ulang Rumah Sakit Hawari
Essa.
Panduan ini merupakan acuan bagi semua pihak terlibat dalam pemberian pelayanan
kepada pasien agar bisa melakukan pengkajian sesuai dengan kebutuhan pasien dan diharapkan
dengan adanya panduan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit
Hawari Essa .
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan panduan pengkajian Ulang.
Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan – kekurangan dalam buki ini.
Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntunan dalam
pengembangan rumah sakit.
Tegal,……..-……-2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
I.DEFINISI………………………………………………………………………..
II.RUANG LINGKUP…………………………………………………………..
III.TATA LAKSANA……………………………………………………………..
IV.DOKUMENTASI………………………………………………………………….
BAB 1
Pengkajian pasien adalah suatu proses pengkajian dan pengumpulan informasi tenteng pasien
yang membutuhkan pelayanan rumah sakit,guna mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien serta
pengambilan keputusan pengobatan yang akan dilakukan.(Standart Akreditasi Rumah Sakit 2012)
Pengkajian Ulang Pasien adalah suatu proses pengkajian ulang dalam interval tertentu terhadap
pasien untuk mengkaji respon terhadap pengobatan berdasrkan pengkajian awal pasien tersebut
yang dilakukan oleh staf yang kompeten di rumah sakit.( Standart Akreditasi Rumah Sakit,2012 )
Tujuan Pengkajian Ulang Pasien adalah untuk memahami apakah pelayanan sudah tepat dan
efektif,serta menetapkan respon terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan
lanjutan atau untuk rencana pemulangan pasien dari rumah sakit.( Standart Akreditasi Rumah
Sakit,2012 ).
Proses pengkajian ulang ini dilakukan berdasarkan hasil pengkajian awalyang dilakukan pada
seluruh pasien di instalasi rawat jalan,instalasi rawat inap,dan instalasi gawat darurat.Pengkajian
ulang oleh para pemberi pelayanan kesehatan adalah kunci untuk memahami apakah keputusan
pelayanan sudah tepat dan efektif.pasien dilakukan pengkajian ulang selama proses pelayanan pada
interval tertentu sesuai kebutuhan dan rencana pelayanan atau sesuai kebijakan dan prosedur.Hasil
pengkajian ulang semua staf yang memberi pelayanan.
Pengkajian Ulang juga dilakukan untuk semua temuan dari semua pengkajian di luar rumah sakit
( misalnya pasien rujukan dari praktek dokter obgyn ) harus dinilai ulang (dilkukan pengkajian ulang )
dan diverifikasi pada saat pasien rawat inap.
BAB II
RUANG LINGKUP
a.Pengkajian Medis
b.Pengkajian Keperawatan
c.Pengkajian Gizi
Pengkajian ulang pasien juga harus memperhatikan beberapa hal ini yaitu :
Pengkajian yang dilkukan sebelum pasien masuk rawat inap,atau sebelum tindakan pada
rawat jalan di rumah sakit,tidak boleh lebih dari 30 hari
Apabila pengkajian telah dilakukan lebih dari 30 hari,maka riwayat medis harus diperbaharui
dan pemeriksaaan fisik diulang ( dilakukan pengkajian ulang )
Semua pasien dilakukan pengkajian ulang untuk menentukan respon pasien terhadap
pengobatan danuntuk merencanakan pengobatan lanjutan atau pemulangan.
TATA LAKSANA
A.Pengkajian Medis
Pengkajian Ulang Medis yaitu berdasarkan anamnesis yang berisi pokok pikiran,dan dilakukan setiap
24 jam sekali oleh tenaga medis meliputi :
1.Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS ) : keluhan utama atau keluhan saat dilakukan pengkajian ulang
missal :demam,sesak nafas,nyeri kemudian dilakukan pengambilan informasi secara sistematis
dengan menggunakan 7 butir mutiara anamnesis,yaitu :
Lokasi ( dimana ?,menyebar atau tidak ?)
Onset / awitan dan kronologis ( kapan terjadinya? Berapa lama ? )
Kuantitas keluhan ( ringan atau berat,seberapa sering terjadi )
Kualitas keluhan ( rasa seperti apa )
Faktor – factor yang mempengaruhi keluhan
Analisis sistem yang menyertai keluhan yang sama
2.Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD ) : Apakah pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya,kapan
dan sudah berapa kali dan telah diberikan obat apa aja, serta mencari penyakit yang relevan dengan
keadaan sekarang dan penyakit kronik ( hipertensi,diabetes ,perawatan lama,rawat
inap,imunisasi,riwayat pengobatan dan riwayat menstruasi ( untuk wanita ),riwayat alergi.
3.Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK) : Untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak
keluarga ( diabetes,hipertensi,tumor,dll ) atau riwayat penyakit menular.
Setelah melakukan anamnesis,dokter jaga atau DPJP juga perlu melakukan pemeriksaan
tanda vital yang terdiri dari tekanan darah,nadi,respirasi,dan suhu.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik menyeluruh terhadap pasien yang meliputi
4 tehnik yang dilakukan dalam pemeriksaan Fisik :
1. Inspeksi : pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan,meliputi :ukuran
tubuh,warna,bentuk,posisi,simetris,dan perlu dibandingkan dengan bagian tubuh
satu dengan yang lain.
2. Palpasi : suatu tehnik yang menggunakan indera peraba,tangan dan jari – jari adalah
instrument yang sensitive digunakan untuk mengumpulkan data, cotoh :
temperature,turgor,bentuk,kelembaban,ukuran.
3. Perkusi :Pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya dengan tujuan untuk menghasilkan
suara,untuk mengidentifikasi lokasi,ukuran,bentuk dan konsistensi jaringan.
4. Auskultasi :Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cxara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
10.Abdomen
Pelaksanaan pengkajian ulang oleh dokter dilakukan minimal 1 kali setiap hari termasuk akhir
minggu dan selama fase akut dari perawatan dan pengobatan.
Pengkajian yang dilakukan oleh DPJP atau dokter lain dengan kompetensi sama yang telah
dilimpahi kewenangan oleh DPJP.
B.Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh tenaga keperawatan
kepada pasien secara terus menerus untuk mengumpulkan informasi atau data dalam menentukan
masalah keperawatan yang dialami oleh pasien.Proses keperawatan yang efektif akan
menghasilkan keputusan tentang asuhan keperawatan yang harus segera dilakukan dan
kebutuhan pasien berkelanjutan .
Pengkajian ulang keperawatan adalah Pengkajian ulang yang dilakukan selama proses
keperawatan dalam interval waktu tertentu sesuai dengan kebijakan dan prosedur rumah sakit.
Pengkajian ulang Keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk
proses keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses yang meliputi beberapa tahap :
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan ( Intervensi )
4. Pelaksanaan ( Implementasi )
5. Evaluasi
Standar ulang keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan sesuai dengan SK Dirjen Pelayanan
Medik tahun 1993 terdiri dari :
1. Prioritas masalah dengan kriteria : masalah – masalah yang mengancam kehidupan menjadi
prioritas utama
2. Tujuan asuhan keperawatan,dengan kriteria : spesifik,bisa diukur,bisa dicapai,realistic,ada
batas waktu
3. Rencana tindakan : disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatn melibatkan keluarga /
pasien
4.Standart IV :Intervensi Keperawatan yaitu pelaksanaan rencana tindakan agar kebutuhan pasien
terpenuhi secara maksimal dengan kriteria :
6.Standart VI : catatan asuhan keperawatan :dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat
jalan,dapat digunakan sebagai bahan informasi,komunikasi,dan laporan,dilakukan segera setelah
tindakan dilaksanakan.
Pelaksanaan pengkajian ulang oleh perawat dilakukan minimal 1 kali setiap shif.
C.Pengkajian Gizi
Pengkajian ulang gizi adalah proses pengkajian ulang pasien yang berisiko kurang gizi,sudah
mulai kurang gizi dean atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu.
Anamnesis ulang gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi,pola makan,diet
saat ini dan data lain yang terkait.Gambaran asupan makanan dapat digali melalui :
a.Anamnesis kualitatif : dilakukan untuk memperoleh gambaran kebiasaan makan/ pola makan
sehari
b.Anamnesis kuantitatif :dilakukan untuk mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari melalui
“recall”makanan 24 jam dengan alat bantu “food model “
kemudian dilakukan analisis zat gizi yang merujuk kepada daftar makanan penukar atau daftar
makanan penukar atau daftar komposisi zat gizi makanan.Riwayat gizi kuantitatif diterjemahkan ke
dalam jumlah bahan makanan dan komposisi zat gizi.
c.Status metabolic
pengambilan kesimpulan dari data laboratorium terkait masalah gizi harus selaras dengan data
pengkajian gizi lainnya seperti riwayat gizi yang lengkap.
c.tinggi lutut
e.rentang lengan
g.lingkar kepala
h.lingkar dada
i.lingkar pinggang
j.lingkar pinggul
yang paling mudah dilakukan adalah pengukuran berat badan pada pasien rawat inap,sebaliknya
dicatat saat pasien masuk rawat inap dan dilakukan pengukuran berat badan secara periodik selama
pasien dirawat minimal setiap 7 hari.
Dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan dengan ganngguan gizi atau
dapat menimbulkan masalah gizi.Pemeriksaan fisik terkait gizi merupakan kombinasi dari tanda
tanda vital dan antopometri yang dapat dikumpulkan dari catatan medik pasien serta
wawancara.
6.Riwayat personal
DOKUMENTASI
Mendokumentasikan pemeriksaan ulang pasien dalam rekam medik merupakan langkah kritikal
dan penting dalam proses asuhan pasien.Secara umum kegunaan rekam medis menurut DEPKES
RI,yaitu :
1.Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnnya yang ikut ambil bagian
dalam pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap pasien.
2.Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan
4.Sebagai bahan yang berguna untuk analisis,penelitian,dn evluasi terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan kepada pasien.
Pengkjian ulang seluruh asuhan keperawatan harus didokumentasikan didalam rekam medis
pada lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dengan metode SOAP.Cara penulisan
data dikenal denan SOAP.Konsep SOAP terdiri dari 4 bagian :
c. Assessment ( Pengkajian )
d. Plan ( Rencana )