BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era global saat ini, ancaman pasar bebas di sektor kesehatan akan kita hadapi.
Terbukanya pasar bebas berakibat tingginya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar
rumah sakit baik pemerintah, swasta dan asing akan semakin keras untuk merebut pasar
yang semakin terbuka bebas.
Salah satu upaya penting untuk menghadapi tantangan bisnis rumah sakit dimasa depan
adalah kemampuan pimpinan rumah sakit untuk merencanakan kebutuhan SDM secara tepat
sesuai dengan fungsi dan beban kerja pelayanan setiap unit, bagian dan instansi rumah sakit.
Kebutuhan akan SDM yang handal dan berkualitas tidak bisa diperoleh dengan seketika,
perlu melakukan perencanaan dengan seksama agar bisa mendapatkan orang yang
berkualitas. SDM harus dipersiapkan dan direncanakan jauh hari sebelum waktunya
dibutuhkan.
Perencanaan kebutuhan SDM yang baik perlu dilakukan untuk jangka panjang. Oleh karena
itu perlu disusun Pola Ketenagaan untuk memenuhi kebutuhan SDM yang handal dan
berkualitas.
B. Tujuan
Tujuan Penyusunan Pola Ketenagaan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Sebagai dasar untuk membuat perencanaan
b. Untuk menghitung kebutuhan tenaga yang di perlukan
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pedoman perhitungan kebutuhan SDM tiap-tiap Instalasi/ Bidang/
Bagian
b. Menentukan jumlah dan jenis SDM di masing-masing Instalasi/ Bidang/ Bagian
C. Dasar Hukum
Peraturan perundangan yang terkait dengan Penyusunan Pola Ketenagaan antara lain adalah:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 81/Menkes/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi/ Kota serta Rumah Sakit
BAB II
RUANG LINGKUP
3
RSU Al Fatah dalam melakukan perhitungan kebutuhan tenaga menggunakan metode Workload
Indicator of Staffing Need (WISN) yang merupakan salah satu metode perhitungan kebutuhan
SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori
SDM kesehatan pada tiap gugus tugas. Kelebihan metode ini adalah mudah dioperasikan, mudah
digunakan, secara teknis mudah diterapkan,komprehensif dan realistis (Depkes, 2004)
Ruang lingkup Panduan Perhitungan Kebutuhan tenaga meliputi :
1. Menetapkan Gugus Tugas dan Kategori SDM
2. Menetapkan Waktu kerja Tersedia
3. Menyusun Standar Beban Kerja
4. Menyusun Standar Kelonggaran
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga per Gugus Tugas
6. Analisa Kebutuhan SDM
Selain itu, khusus untuk tenaga perawatan dalam melakukan perhitungan kebutuhan tenaga
menggunakan rumus Gillies
BAB III
TATA LAKSANA
4
A. PRINSIP-PRINSIP DASAR
Penghitungan kebutuhan tenaga dilakukan berdasarkan beban kerja di masing-masing gugus
tugas secara riil berdasarkan studi dan waktu penggerak sedangkan untuk Perawatan
menggunakan rumus dari Gillies.
Metode WISN digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga pada gugus tugas :
1. Umum dan Kepegawaian
2. Perencanaan dan Keuangan
3. Verifikasi dan Akuntansi
4. Logistik dan Pemeliharaan Sarana
Prasarana
5. Diklat
6. Bidang Keperawatan
7. Rekam Medik
8. Instalasi Farmasi
9. Instalasi Laboraturium
10. Instalasi Radiologi
11. Instalasi Gizi
12. Kamar Bedah
13. Instalasi Gawat Darurat
14. Instalasi Perawatan Intensif
15. Instalasi Rawat Inap
16. Instalasi Rawat Jalan
17. Instalasi Rehabilitasi Medik
18. Instalasi Rekam Medik
19. Instalasi K3 dan Kesling
20. Central Sterile Suply Departemen
Rumus Gillies digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga di Perawatan Rawat Inap
yaitu :
1. Ruang VIP
2. Ruang Kelas I
3. Ruang Kelas II
4. Ruang Kelas III
5. Ruang Anak
Catatan:
* Untuk menghitung Volume Pekerjaan = Volume
Wkt X
Waktu kerja tersedia x Volume 1 tahun
1. Pekerjaan 1 (satu) tahun untuk Gustu yang 365 X ….
buka 24 jam/2 shift,dilakukan tiap hari
Pekerjaan 1 (satu) tahun untuk Gustu yang 296 X ….
buka 24 jam/1 shift, yang dilakukan harian
dengan catatan hari minggu dan hari besar
libur
Pekerjaan 1 (satu) tahun yang dilakukan 52 X ….
mingguan
Pekerjaan 1 (satu) tahun yang dilakukan 12 X ….
bulanan
Pekerjaan 1 (satu) tahun yang dilakukan tri 4 X ….
bulanan
Pekerjaan 1 (satu) tahun yang dilakukan 2 X ….
semesteran
Pekerjaan 1 (satu) tahun yang dilakukan 1 X ….
tahunan
4. Menyusun Standar
Kelonggaran
Waktu Volume Tiap ∑ Per Thn ∑ WKT SKG
Faktor
No (Menit) Hr Mg Bln 3Bln Smtr Thn (Menit) 1 Th (E=C:D)
Kelonggaran (C=AXB) (D)
(A) (B)
1. Istirahat (makan) 30 1 268 8070 112980 0.07
2. Jeda antar 0.5 10 2690 1345 112980 0.01
kegiatan/
aktivitas/
pekerjaan
3. Meninggalkan 3 4 1076 3228 112980 0.03
pekerjaan untuk
ke kamar kecil
7
Sholat Lima
Waktu
6. Mengikuti hari 90 4 360 112980 0.00
raya Keagamaan
(Idul Fitri, Idul
Adha, Natal,dll)
5. Perhitungan Kebutuhan
Tenaga per Gugus Tugas
Nama Gugus Tugas :
Kategori SDM :
KK
KEGIATAN POKOK KSDM
NO (∑ Kegiatan) SBK (B)
(URAIAN TUGAS) (C=A:B)
(A)
A. Kegiatan Administratif Manajerial
Jumlah Kebutuhan
Standar Kelonggaran 0.18
Jumlah Total Kebutuhan SDM
2.
_A x B x C_ + F = Jumlah Tenaga
(C - D) x E
A : Jam efektif dalam 24 Jam (Jam ketergantungan per pasien per hari)
a. Pasien dengan ketergantungan minimal : 2 jam
b. Pasien dengan ketergantungan parsial/sebagian : 3 jam
c. Pasien dengan ketergantungan total : 8 jam
d. Keperawatan tak langsung : 30 menit
(mencatat, melapor, mempersiapkan dll)
e. Pendidikan kesehatan : 20 menit
(waktu untuk penyuluhan dan konsultasi)
B : BOR x Jumlah tempat tidur
C : Jumlah hari dalam 1 tahun
D : Jumlah rata-rata hari libur dalam 1 tahun adalah 78 hari
E : Jumlah rata-rata jam kerja per hari 6 jam 30 menit
F : Faktor Koreksi adalah 10-15 % dari keseluruhan tenaga yang diperlukan
9
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Setiap gugus tugas wajib membuat perhitungan kebutuhan SDM setiap tahun,
mendokumentasikan dan melaporkan ke Bagian Umum dan Kepegawaian.
2. Bagian SDM mendokumentasikan semua hasil perhitungan SDM setiap gugus
tugas dan menyusun menjadi Perencanaan Kebutuhan SDM Rumah Sakit untuk
diusulkan ke Direktur Utama.