Rumah Sakit Permata Bunda berdiri pada tanggal 30 Juli 2005 dan
kesehatan yang baik di sekitar rumah warga yang padat. Selain itu juga
38
dan berbagai tempat usaha yang padat, memungkinkan untuk berdirinya
Rumah Sakit Permata Bunda ini. Hal ini memudahkan warga dalam
mudah.
Bunda.
5. Email : rs_permatabunda@yahoo.co.id
Visi
keselamatan pasien.
Misi
Motto
dibuka dari pukul 07.00 – 21.00. Selain poli umum juga ada poli
a. Poli Kandungan
b. Poli Umum
c. Poli Gigi
d. Poli Anak
e. Poli Mata
g. Poli Bedah
h. Poli THT
j. Poli Saraf
disini pasien bisa memilih kelas dan dokter yang diinginkan. Kelas –
pula.
Malang
PT. METROPOLISTA MEDISTA CENTRO
DIREKTUR PENASEHAT
Malang
Sesuai dengan keputusan kelapa Rumah Sakit Permata Bunda
tentang urusan kerja medis dan tata kerja urusan kerja rekam medis,
Ka Seksi
PELAYANAN MEDIS
& PENUNJANG
MEDIS
Ka Unit
REKAM MEDIS
Malang
Permata Bunda :
Kepala RM D3 RM 1 orang
RDF
D3 RM 2 orang
(Retrievall,Distribution,Filling)
D3 RM 4 orang
SLTA 1 orang
Total 11 orang
4.2. Pembahasan
4.2.1.
Klaim rumah sakit adalah tagihan yang berupa biaya atas pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien peserta asuransi dalam hal ini
Klaim BPJS per pasien yang dianggap sah adalah berkas pasien
pulangyang berupa:
1. Surat EligibilitasPeserta(SEP)
4.2.2. Penyebab Pending claim berkas BPJS Rawat inap dan Rawat jalan
(Pending).
4.3 Pembahasan
peserta ini adalah peserta yang masih aktif dan ditanggung oleh BPJS.
Surat ini muncul disaat pasien dating dan mendaftar berobat kerumahsakit
itu.
Surat keterangan rawat inap adalah surat pengantar dari spesialis kepada
penyakitnya Surat ini bisa berasal dari poliklinik atau dari Instalasi Gawat
dipulangkan oleh DPJP dan diberikan di saat dia pulang berupa resume
medis tertulis. Resume medis dibuat oleh DPJP sesuai dengan bentuk
hanya menuliskan diagnose utama dan diagnose sekunder bila ada serta
a) Laporan operasi
khusus
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesehatan Rumah Sakit Permata Bunda Malang berdasarkan dari data dan
observasi yang kami lakukan maka didapatkan ketidak sesuaian INA CBG’s
sebesar 4,8 %. Hal ini disebabkan ketidaksamaan koding dan diagnose dari
persepsi tentang diagnose antara DPJP, koder rumah sakit dan verifikator
BPJS Rawat jalan dan Rawat inap sebesar 4,3%. Hal ini diakibatkan standard
keadaan sedangkan bagi DPJP tidak semua penyakit harus diberikan terapi
yang agresif dan intervesif tetapi diagnose tetaplah ditulis sebagai bahan acuan
penelitian ini adalah Coder salah dalam mengkoding diagnose . Ini timbul
karena Coder tidak dapat membaca diagnose tulisan dokter ada resume medis
tertulis.
5.2 Saran
Petugas koding
Penulisan diagnose oleh DPJP diharapkan dapat dibaca dan dimengerti oleh
petugas koding.
Casemix
Berkoordinasi secara aktif dengan DPJP dalam penyelesaian klaim yang
tertunda akibat resume medis yang belum lengkap.dan kode diagnose yang
tidak sesuai.