Anda di halaman 1dari 103

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENDAFTARAN

PASIEN BPJS KESEHATAN RAWAT JALAN DI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN SEMESTER
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Semester V Program Diploma III
Program Studi Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan

Disusun Oleh :
RINA AGUSFIYANI
NPM. 12.303.249

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR


PENDAFTARAN PASIEN BPJS KESEHATAN
RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH AL IHSAN PEMERINTAH PROVINSI
JAWA BARAT

Penulis / NPM : RINA AGUSFIYANI / 12.303.249

PrograM : Diploma III

Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Lulus Ujian : 11 Juli 2015

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Farida Gustini, drg., M.M. Sali Setiatin, A.Md.Perkes., S.ST., M.M.


NIDN 04-091065-02 NIDN 04-130384-03

Mengetahui dan Disahkan Oleh :

Direktur

Politeknik Piksi Ganesha,

DR. H. K. Prihartono AH.,Drs.,S.Sos., M.M.


NIDN 04-100568-01
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR


PENDAFTARAN PASIEN BPJS KESEHATAN
RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH AL IHSAN PEMERINTAH PROVINSI
JAWA BARAT

Penulis / NPM : RINA AGUSFIYANI / 12.303.249

PrograM : Diploma III

Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Diterima dan Disetujui Untuk Dipertahankan

Dalam Ujian Sidang

Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Sali Setiatin, A.Md. Perkes., S.ST., M.M. Tenny Indriany, A.Md.PK


NIDN 04-130384-03 NIP 19731219970502066
LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR


PENDAFTARAN PASIEN BPJS KESEHATAN
RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH AL IHSAN PEMERINTAH PROVINSI
JAWA BARAT

Penulis / NPM : RINA AGUSFIYANI / 12.303.249

Program : Diploma III

Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Dalam Ujian Sidang

Pada Tanggal 11 Juli 2015 Di Bandung

Ketua Merangkap Anggota,

DR. H. K. Prihartono AH.,Drs.,S.Sos., M.M.


NIDN 04-100568-01

Anggota,

Leni Herfiyanti., S.ST., MIK, M.M.


NIDN 99-042020-46
MOTTO

Kehidupan selalu berputar


Kadang kala berada diatas, kadang kala
berada di bawah
Ketika kita jatuh untuk kesekian kalinya
Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk
bangkit kembali ...

Kupersembahkan untuk Mamah dan


Bapaku
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapangan yang berjudul TINJAUAN PELAKSANAAN
PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA
BARAT

Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan ujian
semester V jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Politeknik Piksi
Ganesha Bandung.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah mendukung dalam


penulisan laporan semester ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :

1. DR. H. K. Prihartono A.H., Drs., S.Sos., M.M. Selaku Direktur Politeknik


Piksi Ganesha Bandung
2. Ibu Farida Gustini, drg., M.M. Selaku Ketua Program Studi Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan
3. Ibu Sali Setiatin, A.Md.Perkes., S.ST., M.M. Selaku Dosen Pembimbing
dalam penyusunan laporan semester ini
4. Bapak Ferry Susanto, S,ST Selaku Pembimbing lapangan
5. Bapak H. Komar Hanifi, dr, MKM. Selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
6. Ibu Tenny Indriany, A.Md.PK Selaku Kepala instalasi Rekam medis di
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
7. Ibu Matoeari Soelistijaningrum, A.Md.PK (bunda sulis) Selaku Diklat
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat terimakasih atas arahan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada kami.
8. Seluruh Staff Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan laporan ini.
9. Kedua orangtua, kakak dan keponakan yang selalu memberikan dorongan
bagi penulis dengan pengorbanan baik materil dan kasih sayang yang
takkan pernah tergantikan nilainya oleh apapun.
10. Teruntuk Nurfitri Santi Dewi sahabat seperjuanganku
11. Teman-teman seperjuangan RMIK-R32/12
12. Teman-teman seperjuangan PKL Lukman, Andri, Deri, Ali, Heru, Imam,
Teh Indah
13. Teruntuk seseorang yang telah menemani dan meberikan support selama
pembuatan laporan ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah membantu dalam
penulisan laporan semester ini, akhir kata penulis berharap semoga karya ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Juli 2015

Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR TIM PENGUJI

LEMBAR MOTTO

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ....................................................... 1


1.2 Pokok Permasalahan ...................................................................... 6
1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................... 6
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
1.5 Kajian Ilmiah ................................................................................. 9
A. Konsep Rumah Sakit ................................................................ 9
B. Konsep Rekam Medis ............................................................... 14
C. Konsep Pendaftaran .................................................................. 18
D. Konsep Pasien ........................................................................... 19
E. Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ............. 22
F. Konsep Rawat Jalan .................................................................. 31
G. Konsep Prosedur ....................................................................... 36
H. Konsep Tinjauan ....................................................................... 38
I. Konsep Pelaksanaan ................................................................. 39
BAB II TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENDAFTARAN
PASIEN BPJS KESEHATAN RAWAT JALAN DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN PEMERINTAH PROVINSI
JAWA BARAT

2.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan


Pemerintah Provinsi Jawa Barat .................................................... 40
2.2 Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ........................ 43

2.3 Filosofi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah


Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ..................................... 44
2.4 Jenis Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum
Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ......................... 48

2.5 Hasil Praktek Kerja Lapangan di Unit Rekam Medis Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 53

A. Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien


BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Al Ihsan Pemeruntah Provinsi Jawa Barat ............................. 53
B. Permasalahan yang muncul berkaitan dengan
Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS di
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat ................................................................ 65
C. Upaya yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Al Ihsan
dalam mengatasi permasalahan tersebut ................................ 66
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 68

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 68

3.2 Saran ............................................................................................... 69


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 73

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Keterangan Simbol Flowchart Alur Prosedur Pendaftaran Pasien

Rawat Jalan ........................................................................................ 52

Tabel 2.2 : Jumlah Pasien Rawat Jalan Triwulan I pada bulan


Januari-Maret 2015 ............................................................................ 64
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Struktur Organiasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum


Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ...................... 50

Gambar 2.2 : Alur Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan .......................... 51

Gambar 2.3 : Pengambilan Nomor Antrian Loket 1 ......................................... 54

Gambar 2.4 : Keterangan Poliklinik Loket 1 .................................................... 54

Gambar 2.5 : Pengambilan Nomor Antrian Loket 2 ......................................... 55

Gambar 2.6 : Keterangan Poliklinik Loket 2 .................................................... 55

Gambar 2.7 : SEP (Surat Elegibilitas Peserta) .................................................. 56

Gambar 2.8 : Kartu berobat Pasien ................................................................... 57

Gambar 2.9 : Kartu BPJS Kesehatan................................................................. 57


Gambar 2.10 : Alur Pendaftaran Pasien BPJS Non PBI Di Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat .......... 59

Gambar 2.11 : Kartu Jamkesmas ......................................................................... 60


Gambar 2.12 : Surat Keterangan dari Kelurahan danKecamatan Setempat........ 61

Gambar 2.13 : Alur Pendaftaran Pasien BPJS Non PBI Di Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat .......... 63

Gambar 3.1 : Himbauan Kelengkapan Pendaftaran Pasien BPJS PBI .............. 70


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Pengajuan Judul Laporan dan Dosen

Pembimbing................................................................................... 73

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Praktek Kerja Lapangan ............................... 74

Lampiran 3 : Lembar Penilaian dan Daftar Hadir Praktek Kerja

Lapangan ........................................................................................ 75

Lampiran 4 : Lembar Catatan Konsultasi Bimbingan ......................................... 77

Lampiran 5 : Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ................................ 78

Lampiran 6 : Bagan Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ......................... 79

Lampiran 7 : Penomoran Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah

Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ..................................... 80

Lampiran 8 : Identitas Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Al

Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat .......................................... 81

Lampiran 9 : Prosedur Pendaftaran Pasien Baru dan Lama (Pasien

Jamkesmas /Gakinda/SKTM) Rawat Jalan di Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi

Jawa Barat ..................................................................................... 82

Lampiran 10: Alur Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ..................................... 86
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Suatu pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu oraganisasi untuk memelihara

dan meningkatakan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga kelompok ataupun

masyarakat.

Dalam suatu pelayanan kesehatan yang menjadi syarat pokok

terbentuknya suatu pelayanan kesehatan yang baik yaitu pelayanan kesehatan

tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat

berkesinambungan (continous). Syarat pokok kedua adalah dapat diterima

(acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (approprivate). Syarat

pokok ketiga adalah yang mudah dicapai (accesible) oleh masyarakat. Syarat

pokok keempat adalah mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat.

Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini terutama dari segi sudut

biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat

diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan

ekonomi masyarakat. Dan syarat pokok kelima adalah bermutu (quality)

pengertian mutu pelayanan yang dimaksud disini adalah yang menunjukan


pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan disuatu

pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata

cara penyelenggaraan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah

ditetapkan.

Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan maka dibutuhkan

pembangunan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan terus

melakukan peningkatan dari segi pelayanan dan fasilitas kesehatan agar

tercapainya derajat kesehatan itu sendiri. Maka terbentuklah suatu instasi

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan syarat pokok pelayanan kesehatan

yaitu Rumah Sakit Suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional

yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan

pelayanan kedokteran asuhan keperawatan yang berkesinambungan,

diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (AHA, Azwar,

1996).

Permenkes No. 1045/Menkes/Per/XI 2006. Tentang Pedoman

Organisasi Rumah Sakit dan Lingkungan Depkes Rumah Sakit adalah suatu

fasilitas kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan

yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang

yang terdiri dari observasi diagnosis, terapeutik dan rehabilitative untuk

orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan. Sarana upaya

kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat

dimanfaatkan untuk tenaga kesehatan dan penelitian . Didalam rumah sakit

ada beberapa profesi baik medis maupun non medis yang memberikan
pelayanan dan tindakan kepada pasien selama berada dirumah sakit, untuk

tertib administrasi petugas kesehatan yang terlibat dalam pemberian

pelayanan harus mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan dan dicatat dalam

sebuah rekam medis.

Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis pada

pasal 1, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis merupakan satu sarana

yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena rekam

medis dapat dijadikan sumber informasi baik data medis maupun data sosial

pasien ataupun segala bentuk kegiatan pelayanan yang diberikan pada pasien

oleh dokter, perawat dan petugas kesehatan lain sejak masuk dirawat sampai

ke luar rumah sakit/pulang baik dalam keadaan hidup maupun meninggal.

Sebelum rekam medis menjadi sebuah sumber informasi maka rekam

medis itu harus meliputi data identitas pasien hal ini tentu saja berkaitan

dengan pendaftaran pasien, karena disitulah tempat pertama kali pasien

tersebut dimintai kelengkapan identitasnya, sebagai kunci rekam medis

tersebut ada.

Yang menjadi hambatan bagi masyarakat dalam pelayanan kesehatan

adalah biaya kesehatan yang semakin meningkat sedangkan penghasilan

financial masyarakat tidak sama rata sehingga timbul perbandingan amat jauh

antara masyarakat menengah ke bawah dengan masyarakat menengah ke atas,

sedangkan dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak


yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam

program jaminan kesehatan sosial. Untuk mewujudkan komitmen global

pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan

masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan

perorangan.

Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan

menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan,

diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero)

yang melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran,

dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, Pemerintah

memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian,

skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi- bagi. Biaya kesehatan

dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.

Untuk mengatasi hal itu, pada tahun 2004 dikeluarkan Undang-Undang

No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini

mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS).

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial

Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang diimplementasikan

pada 1 Januari 2014. Secara operasional pelaksanaan JKN dituangkan dalam

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan

Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI);

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta

Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).

Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Di Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dimulai pada

pukul 06.00. Tempat Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan terbagi menjadi 2

yaitu tempat pendaftaran pasien BPJS Non PBI yang berada di Loket 1 & 2,

dan Tempat pendaftaran pasien BPJS PBI yang berada di Loket 3. Proses

pendaftaran dimulai saat pasien mendaftarkan diri serta menyerahkan

persyaratan yang diajukan kemudian dibuatkan SEP (Surat Elegibilitas

Peserta) dan berakhir dikasir untuk pembuatan faktur pembayaran.

Selama proses pendaftaran tersebut penulis menemukan beberapa

masalah yang muncul berkaitan dengan pelaksanaan prosedur pendaftaran

pasien BPJS kesehatan misalnya: Masih adanya pasien yang belum

memahami mengenai surat rujukan dan rujukan balik, ketidaklengkapan

persyaratan yang diajukan oleh pasien peserta BPJS kesehatan saat hendak

berobat ke Rumah Sakit, terjadinya error atau maintenance pada server

sehingga sistem pembuatan SEP (Surat Elegibilitas Peserta) menjadi

terhambat.
Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di tempat praktek

kerja lapangan maka penulis tertarik mengambil judul TINJAUAAN

PELAKSANAAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN BPJS

KESEHATAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

AL IHSAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pelaksanaan Prosedur

Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

1.3 Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS di Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ?

b. Permasalahan apa saja yang muncul berkaitan dengan Pelaksanaan

Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan Di Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ?

c. Upaya apa saja yang bisa dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Al Ihsan

dalam mengatasi permasalahan tersebut ?


1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum laporan semester yang berjudul Pelaksanaan

Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah

sebagai syarat kelulusan semester V dan untuk mengetahui gambaran

secara umum tentang Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS

Kesehatan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS

Kesehatan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

b. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan Pelaksanaan

Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

c. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan oleh pihak Rumah

Sakit dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan

Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Rawat

Jalan.
B. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang rekam

medis khususnya dalam penerimaan pasien rawat jalan, menambah

pengalaman mengenai prosedur penerimaaan pasien rawat jalan untuk

nanti dipergunakan dalam dunia kerja nyata serta dapat

mengaplikasikan dan membandingkan teori-teori yang telah di pelajari

dengan kenyataan dilapangan tentang hal yang berhubungan dengan

kegiatan perekam medis.

2. Bagi rumah sakit

Dengan adanya praktek kerja lapagan dan hasil laporan yang

penulis buat ini diharapakan sebagai bahan masukan dan evaluasi

terhadap Pelaksanan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan

Rawat Jalan.

3. Bagi akademik

Untuk menjalin hubungan baik antara pihak akademik dan RSUD

Al Ihsan, menambah referensi bagi perpustakaan Politeknik Piksi

Ganesha Bandung agar berguna bagi mahasiswa dalam perkuliahan dan

sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.


1.5 Kajian Ilmiah

A. Konsep Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis

professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

menyelenggarakan pelayanan kedokeran, asuhan keperawatan yang

berkesinambunngan, diagnosi serta pengobatan penyakit yang diderita

oleh pasien (American Hospital Association 1974).

Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan

menrima pelayanan kedokteran serta tempat di mana pendidikan

klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga

profesi kesehatan lainnya diiselenggarakan (wolper dan pena, 1987).

Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan

masyarakat, pendidikam serta penelitian kedokteran diselenggarakan

(Associoation of Hospital Care, 1947)

Permenkes No. 1045/Menkes/Per/XI 2006. Tentang Pedoman

Organisasi Rumah Sakit dan Lingkungan Depkes Rumah Sakit

adalah suatu fasilitas kesehatan perorangan yang menyediakan rawat

inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka

pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi diagnosis,

terapeutik dan rehabilitative untuk orang-orang yang menderita sakit,

cidera dan melahirkan. Sarana upaya kesehatan yang


menyekenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat

dimanfaatkan untuk tenaga kesehatan dan penelitian.

2. Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu

menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan

non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan

pelatihan penelitian dan pengembangan, pelayanan rujukan upaya

kesehatan, administrasi umum dan keuangan. Maksud dasar

keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan penderita

sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit

meberikan pendidikan bagi mahasisawa penelitian yang juga

merupakan fungsi yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan

penyakit dan peningkatn kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah

sakit. Jadi empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita,

pendidikan penelitian kesehatan masyarakat.

Menurut UU RI NO 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis;


c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian

pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

3. Jenis Rumah Sakit

Sesuai dengan perkembangan yang dialami, pada saat ini Rumah

sakit dapat dibedakan atas beberapa macam yakni:

1. Menurut Pemilik

Jika ditinjau dari pemiliknya, rumah sakit dapat dibedakan

atas dua macam yakni Rumah Sakit Pemerintah (government

hospital) dan rumah sakit swasta (privat hospital)

2. Menurut Filosofi Yang Dianut

Jika ditinjau dari filosofi yang dianut, rumah sakit dapat

dibedakan atas dua macam yakni rumah sakit yang tidak mencari

keuntunga (non-profit hospital) dan rumah sakit yang mencari

keuntungan (profit hospital).

3. Menurut Jenis Pelayanan Yang Diselenggarakan

Jika ditinjau dari jenis pelayanan yang diselenggarakan,

rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni rumah sakut

umum (general hospital) jika semua jenis pelayanan kesehatan


diselenggarakan, serta rumah sakit khusus (specialty hospital) jika

hanya satu jenis kesehatan saja yang diselenggarakan.

4. Menurut Lokasi Rumah Sakit

Jika ditinjau dari lokasinya, rumah sakit dapat dibedakan

atas beberapa macam yang kesemuanya tergantung dari

pembagian system pemerintah yang dianut, misalnya rumah sakit

pusat jika lokasinya di ibukota negara, rumah sakit provinsi dan

rumah sakit kabupaten jika lokasinya di Ibukota Kabupaten.

5. Berdasarkan Tipe Rumah Sakit

Rumah Sakit Kelas A

Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mempu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas.

Oleh pemerintah, rumah sakit kelas A ini telah ditetapkan sebagai

tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau

disebut pula sebagai rumah sakit pusat.

Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis

terbatas. Direncanakan rumah sakit kelas B didirikan di setiap

ibukota provinsi (provincial hospital) yang menampung

pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten, rumah sakit


pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan

sebagai rumah sakit kelas B.

Rumah Sakit Kelas C

Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu

memberian pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini

ada empat maca pelayanan spesialis ini yang disediakan yakni

pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan

anak serta pelayanan kebidanan dan kandugan. Direncanakan

rumah sakit kelas C ini akan didirikan di setiap ibukota kabupaten

(Regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari

PUSKESMAS.

Rumah Sakit Kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit khusus (special

hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan

kedokteran saja pada saat ini banyak sekali rumah sakit kelas E

yang ditemukan. Misalnya Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit

Kusta, Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit

Jantung, Rumah Sakit Ibu dan Anak dan lain sebagainya seperti

ini.
B. Konsep Rekam Medis

1. Pengertian Rekam medis

Pengertian rekam medis menurut peraturan mentri kesehatan no

269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis Rekam medis adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien.

Dari definisi rekam medis yang telah dijelaskan maka rekam

medis juga dapat dikatakan sebagai bukti tertulis proses pelayanan yang

diberikan dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien. Hal ini

merupakan cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan

untuk menyembuhkan pasien. Bukti tertulis pelayanan dilakukan segera

setelah pemeriksaan tindakan dan pengobatan sehingga dapat

dipertanggungjawabkan. Dengan demikian falsafah rekam medis

mengandung nilai-nilai ALFRED AIR (Administrasi, Legal, Financial,

Riset, Education, Documentation Accurate, Informatif, Responsibility).

2. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tertib administrasi dalam

rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit. (Dirjen

Yanmend 2006:13). Sedangkan administrasi dalam arti luas

dikemukanakan oleh Sugandha (1991:3) adalah seluruh proses

organisasi dalam penentuan sasaran pencapaiannya dengan


menggunakan sumber-sumber yang tersedia secara efesien melalui

orang lain secara berkoordinasi dengan menerapkan fungsi-fungsi

perencanaan, eksekusi, pengorganisasian, persuasi kepemimpnan dan

penilaian.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama rekam medis adalah

untuk mendukung terciptanya peningkatan pelyanan kesehatan yang

efektif dan efisien melalui pengelolaan administrasi atau pengelolaan

rekam medis sejak penerimaan pasien, sampai rekam medis digunakan

lagi dengan tertib sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan

sebelumnya sehingga adanya pendokumentasian semua kegiatan

pelayanan, serta adanya kegiatan pengolahan data atau adanya

informasi yang lengkap, akurat dan dapat dipertangung jawabkan.

3. Kegunaan Rekam Medis

Menurut Dirjen Yanmend (2006:13) kegunaan rekam medis

dapat dilihat dari beberapa aspek :

a. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,

karena isinya menyagkut tindakan berdasarkan wewenang dan

tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencpai

tujuan pelayanan kesehatan.


b. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena

catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Aspek Hukum

Suatu rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan

bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan.

d. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena

isinya mengandung data/informasi yang daoat dipergunakan sebagai

aspek keuangan.

e. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitianm

karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan

sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

dibidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena

isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis

dan kegiatan pelayanan medic yang diberikan kepada pasien.


Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi

pengajaran dibidang profesi pemakai.

g. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi,

karena isinya menyangkut dumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban

dan laporan rumah sakit.

4. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis

1) Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan

2) Undang-undang RI No. 29 Tahun 2004, Tentang Praktik Kedokteran

pasal 46,47,48,49,50,51, dan pasal 79.

3) Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, Tentang Tenaga

Kesehatan Bab II pasal 2

4) Peraturan Pemerintah No. 10 TAhun 1966, Tentang Wajib Simpan

Rahasia Kedokteran

5) SK. Mentri Kesehatan No. 034 TAhun 1972, Tentang Perencanaan

Dan Pemeliharaan Rumah Sakit

6) Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 134 Tahun 1978, Tentang

Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum

7) Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 749a Tahun 1989, Tentang

Rekam Medis / Medical Record. Sejak 12 Maret 2008 diganti

dengan Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam

Medis
8) Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 55 Tahun 2013 tentang Standar

Profesi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

9) Kep. Men Pan No. 135/Kep/M Pan/12/2002, Tentang Jabatan

Funsgional Perekam Medis Dan Angka Kreditnya

10) Keputusan Dijen Yanmend No. 78 Tahun 1991, Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record Di

Rumah Sakit

11) Standar Pelayanan Rumah Sakit Tahun 1993

12) Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis

13) SOP (Standar Operating Prosedur) / Prototap (Prosedur tetap)

C. Konsep Pendaftaran

Pengertian Pendaftaran

Pendaftaran yaitu sebagian sistem dari prosedur pelayanan rumah

sakit untuk mendapatkan data tentang identitas pasien yang datang ke

rumah sakit. Pendaftaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam

pelayanan rumah sakit yaitu jasa pelayanan pertama yang menentukan

citra baik dan buruknya untuk pelayanan di rumah sakit tersebut.

Pendaftaran adalah tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke

poliklinik maupun yang akan dirawat merupakan sebagian dari system

prosedur pelayanan Rumah Sakit. Dapat dikatakan bahwa disinilah

pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien dapat dinilai

baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan,
tertib dan penuh tanggung jawab ke dalam Pasien rawat inap dan rawat

jalan. (Akasah, Modul Pengelolahan Sistem Rekam Medis 1 2008)

D. Konsep Pasien

1. Pengertian Pasien

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) No

269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 5 adalah Setiap orang yang

melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh

pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun

tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

2. Jenis Pasien

Menurut Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis

di Rumah Sakit (2006:33), Pasien dirumah sakit dapat dikategorikan

sebagai pasien rawat jalan (poliklinik dan pasien gawat darurat) dan

pasien rawat inap.

a. Ditinjau dari segi pelayanan rumah sakit, pasien datang ke rumah

sakit dapat dibedakan menjadi :

1. Pasien yang dapat menunggu

a) Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian

b) Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat

2. Pasien yang segara ditolong (pasien gawat darurat)


b. Sedangkan menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan

menjadi :

1. Pasien Baru

adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS untuk

keperluan berobat.

2. Pasien Lama

adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk

keperluan berobat.

c. Kedatangan pasien dapat terjadi karena :

1. Dikirim oleh dokter praktek di luar Rumah Sakit

2. Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan

kesehatan lainnya.

3. Datang atas kemauan sendiri.

3. Hak dan Kewajiban Pasien

a. Hak Pasien Di Rumah Sakit

1. Hak untuk mendapatkan pelayanan manusiawi

2. Hak memperoleh asuhan perawatan yang bermutu baik

3. Hak untuk memilih dokter yang merawat

4. Hak untuk meminta dokter yang merawat agar mengadakan

konsultasi dengan dokter lain

5. Hak atas privacy dan kerahasiaan berkenaan dengan penyakit

yang diderita
6. Hak untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang penyakit

yang diderita, tindakan medis apa yang dilakukam dan

pengobatan lain. Prognosis atau perjalanan serta perkiraan biaya

pengobatan

7. Hak meminta untuk tidak di informasikan tentang penyakitnya

kepada orang lain atau pihak lain.

8. Hak untuk menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap

dirinya

9. Hak untuk mengajukan keluhan-keluhan dan memperoleh

tanggapan segera

10. Hak untuk didampingi saat kondisi kritis

11. Hak mengakhiri pengobatan dan rawat inap tanggung jawab

sendiri.

12. Hak untuk ritual agama dan kepercayaanya di rumah sakit selama

tidak menggangu pengobatan dan pasien lain.

b. Kewajiban Pasien

1. Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan

dan tata tertib di rumah sakit

2. Pasien wajib untuk menceritakan secara jujur tentang segala

sesuatu mengenai penyakit yang dideritanya

3. Pasien berkewajiban untuk memenuhi segala intruksi dokter

dalam rangka pengobatannya


4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk memenuhi

segala perjanjian yang ditandatanginya

E. Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

1. Pengertian BPJS

Menurut buku saku BPJS kesehatan (2013:2) Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial adalah badan hukum publik yang

dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial terdiri

dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS kesehatan

bersama BPJS Ketenagakerjaan Jamsostek merupakan program

pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. BPJS sebelumnya

bernama Askes Asuransi Kesehaatan (Askes) yang dikelola oleh PT

Askes Indonesua (Persero), namun PT. Askes Indonesia berubah

menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 januari 2014.

2. Peserta Program BPJS

Dengan adanya JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) seluruh

masyarakat Indonesia akan dijamin kesehatannnya dengan

menggunakan system asuransi. Artinya seluruh warga Indonesia

diwajibkan menyisihkan sebagian kecil uangnya untuk jaminan

kesehatan di masa depan.


Jenis Peserta BPJS Kesehatan terdiri dari :

a. BPJS PBI (Penerimaan Bantuan Iuran) yaitu peserta jaminan

kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana

dicantumkan UU SJSN yang iurannya dibayar oleh pemerintah

sebagai pessrta program Jaminan Kesehatan dan yang berhak

menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan adalah yang mengalami

cacat total tetap dan tidak mampu.

b. BPJS Non PBI yaitu peserta BPJS yang bukan merupakan Peserta

BPJS PBI. Peserta bukan PBI terdiri dari :

1. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya (Pegawai

Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara,

Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, dan

pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah.

2. Pekerja bukan penerima upah (pekerja diluar kerja atau pekerja

mandiri, pekerja lain yang memenuhi criteria pekerja bukan

penerima upah).

3. Bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiunan

veteran, perintis kemerdekaan janda/duda dan anak yatim piatu

dari veteran atau perintis kemerdekaan).

c. Jumlah kepesertaan dan anggota yang ditanggung BPJS meliputi :

Banyaknya peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh

jaminan kesehatan paling banyak 5 (lima) orang yang terdiri dari

satu orang istri atau suami yang sah dari pessrta, anak kandungm
anak tiri, dan/atau anak angkat sah dari peserta dengan kriteria

tidak atau belum menikah dan atau tidak mempunyai penghasilan

sendiri. Bagi peserta dengan jumlah keluarga lebih dari 5 (lima)

orang termasuk oeserta mengikutsertakan anggota keluarga yang

lainya dengan membayar iuran tambahan.

3. Pembiayaan program peserta BPJS

a. Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh

pemerintah daerah (orang yang tidak mampu)

b. Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah

dibayar oleh pemberi kerja yang dipotong langsung dari gaji

bulanan yang diterimanya.

c. Pekerja bukan penerima upah dibayar oleh peserta yang

bersangkutan.

Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja

Penerima Upah akan dipotong 5 persen dari gaji atau upah

perbulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh pemberi kerja,

dan 2 persen daibayar oleh peserta :

a. Untuk mendapat fasilitas Kelas I dikenai iuran Rp. 59.500 per

orang per bulan.

b. Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 43.500 per

orang perbulan.

c. Untuk mendapat faasilitas kelas III dikenai iuran Rp. 25.000

per orang per bulan


Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat di setiap

bulan dan apabila ada keterlambatan dikenakan denda

administrasi sebear 2 persen dari total iuran yang bertunggak

paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan dan besaran iuran

jaminan kesehatan ditinjau paling lama dua tahun sekali yang

ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

4. Fasilitas yang didapatkan

a. Peserta Non PBI (Bukan Penerima bantuan iuran)

1. Pekerja Penerima akan mendapatkan pelayanan kelas I,II

2. Pekerja Bukan Pnerima akan mendapatkan pelayanan kelas I,II

dan III sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih

3. Bukan pekerja, termasuk juga wiraswasta, petani, nelayan

pembantu rumah tangga, pedagang keliling dan sebagainnya

mendapatkan kelas layanan I, II dan III sesuai dengan pasien

dan kelas perawatan yang dipilih.

b. Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Orang yang tergolong fakir miskin dan tidak mampu yang

dibayarkan preminya oleh pemerintah mendapatkan layanan

kesehatan kelas III.

5. Manfaat BPJS (badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

Pelayanan pencegahan termasuk pelayanan obat dan bahan

medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis meliputi:


a. Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhsn

mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dsn perilaku hidup

bersih dan sehat

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Gyerin, Diftero pertusis

tetanus dan Hapatitis B dan Campak.

c. Keluarga Berencana, meliputi konseling. Kontrasepsi dasar

vasektomi dan tubektomi

d. Skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk

mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjut dari risiko

penyakit tertentu.

e. Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialysis (gagal ginjal)

6. Fungsi, Tugas, Wewenang BPJS Kesehatan

a. Fungsi BPJS Kesehatan

UU BPJS menentukan bahwa, BPJS Kesehatan berfungsi

menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan

kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional

berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan

tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan.

BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi

menyelenggarakan 4 (empat) program, yaitu Program Jaminan


Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan

Jaminan Kematian.

b. Tugas BPJS Kesehatan

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas

BPJS bertugas untuk:

1. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta

2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan

pemberi kerja;

3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;

4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta

5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan

sosial;

6. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan

kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan social

Paham BPJS

7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program

jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat.

c. Wewenang BPJS Kesehatan

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di

atas BPJS berwenang:

1. Menagih pembayaran iuran.

2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka

pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan


aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian keamanan dana,

dan hasil yang memadai.

3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan

peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

jaminan sosial nasional.

4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai

besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada

standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah.

5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas

kesehatan.

6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau

pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajibannya.

7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang

mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau

dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang undangan.

8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka

penyelenggaraan program jaminan sosial.

Kewenangan menagih pembayaran iuran dalam arti

meminta pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan,

atau kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan

pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif


yang diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS

sebagai badan hukum publik.

7. Prosedur Penerimaan Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS

Prosedur penerimaan pasien rawat jalan menurut buku panduan

pelayanan BPJS Kesehatan (2013:15) adalah sebagai berikut :

a) Peserta menunjukan kartu identitas BPJS Kesehatan (proses

administrasi)

b) Fasilitas kesehatan melakukan pengecekan keabsahan peserta

c) Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan/pemberian

tindakan

d) Setelah mmendapatkan pelayanan peserta menandatangani bukti

pelayanan disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan

e) Bila diperlukan atas indikasi medis peserta akan memperoleh obat

f) Apabila peserta membutuhkan pemeriksaan kehamilan, persalinan

dan pasca melahirkan, maka pelayanan dapat dilakukan oelh bidan

atau dokter umum.

g) Bila hasil pemeriksan dokter ternyata peserta memerlukan

pemeriksaan ataupun tindakan spesialis/sub-spesialis sesuai dengan

indikasi medis, maka fasilitas kesehata tngkat pertama akan

memberikan surat rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan

yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sesuai rujukan yang

berlaku.
h) Surat rujukan dibutuhkan untuk pertama kali pengobatan ke

Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan, dan selanjutnya selama

masih dalam perawatan dan belum di rujuk balik ke Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama tidak dibutuhkan lagi surat rujukan

Dokter yang menangani member suraat keterangan masuk dalam

perawatan.

i) Fasilitas kesehatan wajib melekukan pencatatan pelayanan dan

tindakan yang dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem Informasi

Manajaemen yang lebih disediakan BPJS Kesehatan.

j) Ketentuan khusus pelayanan pemeriksaan kehamilan dan

pemeriksaan pasca melahirkan

1. Peserta memeriksakan kehamilan pada fasilitasn kesehatan

tingkat pertama atau jejaringanya sesuia dengan prosedur

pemeriksaan difasilitas kesehatan tingkat pertama.

2. Pemeriksaan Kehamilan dan pemeriksaan pasca melahirkan

diharapkan dilakukan pada satu tempat yang sama, misalnya

pemeriksaan kehamilan dilakukan pada bidan jejaring maka

diharapkan proses persalinan dan pemeriksaan pasca melahirkan

juga dilakukan pada bidan jejaring tersebut.

3. Pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan pasca melahirkan pada

tempat yang sama dimaksudkan untuk

a) Monitoring terhadap perkembangan kehamilan

b) Keteraturan pencatatan partograf


c) Memudahkan dalam administrasi pengajuan kalim ke BPJS

Kesehatan

8. Undang Undang yang mengatur BPJS Kesehatan

a. Undang - Undang Dasar 1945 No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional.

b. Undang - Undang Dasar 1945 No. 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

c. PP No. 101 Tahun 2012 tentang PBI (Penerima Bantuan Iuran)

d. Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan

Kesehatan

e. PEMENKES No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan

Pada JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

F. Konsep Rawat Jalan

1. Pengertian Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan (ambulatory service) adalah salah satu

bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud

dalam pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang

disediakan untuk pasien tidak rawat inap (hospitalization) (Feste,

1989). Kedalam pengertian pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak

hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang

telah lazim dikenal seperti Rumah Sakit atau klinik, tetapi juga yang

diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan

(nursing homes) (Azrul, Azwar 1996)


2. Isi Rekam Medis Rawat Jalan

Isi Rekam Medis Rawat Jalan menurut Permenkes

269/menkes/per/III/2008 pasal 3 sekurang kurangnya memuat:

a. Identitas pasien

b. Tanggal dan waktu

c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kuraangnya keluhan dan

riwayat penyakit

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic

e. Diagnosis

f. Rencana penatalaksanaan

g. Pengobatan dan/dan atau tindakan

h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan ontodogram klinik dan

j. Persetujuan tindakan bila diperlukan

3. Alur Rekam Medis Rawat Jalan

a. Alur Rekam Medis Rawat Jalan menurut Dirjen Yanmed (2006:37)

1) Pasien menadaftar ke Tempat Pendaftaran Rawat Jalan (TPP RJ)

2) Apabila Pasien Baru : Pasien mengisi formulir pendaftaran pasien

baru yang telah disediakan .

3) Apabila Pasien Lama (Pasien yang pernah berobat sebelumnnya) :

pasien menyerahkan kartu pasien (kartu berobat) kepada petugas

di TPP RJ.

4) Di TPP :
a) Untuk Pasien Baru, Petugas TPP RJ terlebih dahulu

menginput identitas sosial dan untuk pasien lama petugas

menginputkan antara lain (Nama Pasien, Nomor Rekam

Medis, Nomor registrasi, Poliklinik yang dituju, Keluhan

yang dialami)

b) Petugas TPP membuat kartu berobat untuk diberikan kepada

pasien baru yang harus dibawa apabila pasien tersebut

berobat kembali.

c) Untuk pasien baru, petugas TPP RJ akan menyiapka berkas

rekam medis pasen baru.

d) Bagi pasien kunjungan ulang atau pasien lama, harus

memperlihatkan kartu berobat kepada petugas penerimaan

pasien. Selanjutnya petugas akan menyiapkan Berkas Rekam

Medis pasen lama tersebut.

e) Apabila pasien lupa membawa kartu berobat maka berkas

Rekam Medis pasien lama dapat ditemukan daengan

mengetahui nomor Rekam Medis pasien melalui pencarian

melalui KIUP atau pada Rumah Sakit yang telah

menggunakan sistem komputerisasi dengan mudah nomor

psien dapat di cari melalui pencarian pada data base.

5) Berkas Rekam medis Pasien dikirimkan oleh petugas Rekam

Medis yang telah diberi kewenangan untuk membawa Berkas

Rekam Medis.
6) Petugas poiklinik mencatat pada buku register rawat jalan

poliklinik antara lain : tanggal kunjungna, nama pasien, nomor

rekam medis, jenis kunjungan, tindakan/pelayanan yang diberikan

dsb.

7) Dokter pemeriksa mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan

diagnosis, terapi yang sad relevansinya dengan penyakitnya pada

kartu lembaran rekam medis (catatan dokter poliklinik).

8) Petugas dipoliklinik (perawat/ bidan) membuat laporan

rekapitulasi harian pasien rawat jalan.

9) Setelah pemberian pelayanan kesehatan dipoliklinik selesai

dilaksanakan petugas poliklinik mngirimkan seluruh berkas

rekam medis rawat jalan berikut rekapitulasi harian rawat jalan,

ke Instalasi Rekam Medis paling lambat 1 jam sebelum berakhir

jam kerja.

10) Petugas instalasi Rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian

rekam medis dan untuk yang belumlengkap segera diupaayakan

kelengkapannya.

11) Petugas intalasi rekam medi mengolah rekam medis yang sudah

lengkap dimasukan kedalam kartu indeks penyakit, kartu indeks

operasi sesuai dengan penyakitnnya.

12) Petugas Instalasi rekam medis membuat rekapitulasi setiap akhir

bulan unutk membuat laporan stastistik rumah sakit.


13) Berkas Rekam Medis pasien disimpan berdasarkan nomor rekam

medisnya apabila menganut sistem desetralisasi, rekam medis

pasien rawat jalan disimpan secara terpisah pada tempat

penerimaan pasien rawat jalan.

b. Tata cara / Prosedur Penerimaan Pasien Rawat jalan untuk pasien

baru

Berikut ini adalah tata cara penerimaan/ prosedur yang harus

dilakukan dalam melayani Pasien Rawat Jalan yang baru datang

Menurut Yanmed Dep Kes (2006:125) adalah sebagai berikut :

1) Pasien mengisi formulir pendaftaran pasien baru.

2) Data pada formulit pendaftaran pasien baru di input pada

komputer PC Client.

3) Data dapat langsung terakses/diterima di Instalasi Rekam Medis.

4) Petugas penerimaan pasien baru menyiapkan berkas rekam

medis pasien baru.

5) Petugas mencetak kartu pasien.

6) Petugas mencetak kuitansi pembayaran.

7) Petugas mencetak nomor urut poli.

8) Untuk Rumah Sakit yang belum menggunakan sistem

komputerisasi dapat langsung membuat KIUP (Kartu Indeks

Utama Pasien) tetapi untuk Rumah Sakit yang telah

menggunakan sistem komputerisasi dapat menggunakan data


base yang tersimpan di dalam komputer dan dapat diterima oleh

masing-masing fungsi terkait.

9) Pelaksanaan pendaftaran pasien baru dilaksanakan di Tempat

Pendaftaran Pasien Baru

G. Konsep Prosedur

1. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah Rangkaian tata kerja yang berkaaitan satu sama

lain sehingga menunjukan adanya suatu urautan tahap demi tahap

tentang suatu pelaksanaan kerja yang harus ditempuh dalam rangka

menyelesaikan suatu bidang tugas. (Serdamayanti, 1996:85)

2. Tujuan Prosedur

Menurut Sedarmayanti (1996:85)

1) Sebagai suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan, sasaran,

program kerja, fungsi dan kebijaksanaan dalam kegiatan pelaksanaan

kerja yang jelas.

2) Untuk mengadakan standarisasi dan pengendalian kerja yang tepat.

3) Untuk digunakan sebagai pedoman kerja, bagi semua pihak yang

berkepentingan.
3. Manfaat Prosedur

Menurut Serdamayanti (1996:85)

1) Sebagai suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan, sasaran,

program kerja, fungsi dan kebijaksanaan dalam kegiatan pelaksanaan

kerja yang jelas

2) Untuk mengadakan standarisasi dan pengendalian kerja dengan tepat

3) Untuk digunakan sebagai pedoman kerja, bagi semua pihak yang

berkepentingan

4. Prinsip dan Teknik Penyusunan dan Perencanaan Tata Kerja

Prosedur Kerja dan Sistem Kerja.

Menurut Serdarmayanti (1996:87) Dalam teknik penyusunan dan

penentuan tata cara, prosedur kerja dan system kerja yang harus dipakai

dalam setiap tempat kerja hendaknya dapat memenuhi prinsip prinsip

sebagai berikut :

a. Tata cara, Prosedur kerja dan system kerja harus disusun dengan

memperhatikan segi tujuan, faasilitas, peralatan, material, biaya, dan

waktu yang tersedia serta segi luas, macam dan sifat pekerjaan.

b. Mempersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok organisasi, skema

organisasi berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatan unsur

kegiatan di dalam organisasi dan lain lain.

c. Menentukan satu pokok bidang bagan yang akan dibuat bagan

prosedurnya.
d. Membuat daftar secara runik tentang pekerjaan yang diperlukan

untuk melaksanakan bidang tugas termaksud.

e. Dalam menerapkan urutan tahap demi tahap dari rangkaian

pekerjaan maka antara tahap yang satu dengan tahap berikutnya

harus saling berhubungan erat yang keseluruhannya menuju ke satu

tujuan.

f. Setiap tahap harus merupakan suatu kerjan nyata dan perlu untuk

pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang

dimaksudkan.

g. Menetapkan kecakapan dan keterampilan pegawai yang diperlukan

untuk menyelesaikan bidang tugas tertentu.

h. Tata kerja, prosedur kerja dan system kerja harus disusun secara

tepat sehingga memiliki stabilitas dan fleksibilitas dan selalu

disesuaikan dengan perkembangan teknologi.

i. Menggunakan simbol dan skema atau bagan prosedur kerja dengan

setepat-tepatnya untuk penerapan prosedur tertentu.

j. Umtuk menjamin penerapan tata kerja, prosedur kerja dan system

kerja dengan tepat, maka perlu dipakai buku pedoman.

H. Konsep Tinjauan

Menurut kamus besar bahasa indonesia (2008) Tinjauan adalah

hasil menijau pandangan pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari).


I. Konsep Pelaksanaan

Menurut Westra (1985:17) adalah sebagai usaha-usaha yang

dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang

telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan

alat-alat diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat

pelaksanaanya dan kapan waktu dimulainnya.


BAB II

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENDAFTARAN


PASIEN BPJS KESEHATAN RAWAT JALAN DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT

2.1 Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemeritah

Provinsi Jawa Barat

A. Pendahuluan

Baleendah adalah sebuah Kota Kecamatan di Kabupaten Daerah

Tingkat II bandung, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dibangun diatas lahan

seluas 4,5 Ha, dengan luas bangunan 30.342,9m. lahan tersebut adalah

bekas bangunan Pemuda Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung yang

dilakukan pembangunan kembali dari awal.

B. Latar Belakang Pendirian Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

RSUD Al Ihsan berdiri pada tahun 1993 bertepatan Dengan

turunnya Al Quran, sedangkan operasional kegiatan pelayanan dimulai

sejak tanggal 12 November 1995 bertepatan dengan hari Kesehatan

Nasional.
Berdasarkan putusan Mahkamh Agung Republik Indonesia Nomor 372

K/Pid/2003, dan berita acara pengembalian barang bukti dari Kejaksaan

Negeri Bandung kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maka Rumah

Sakit Al Ihsan sebagai cikal bakal Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

termasuk seluruh assetnya dinyatakan sebagai asset Pemerintah Provinsi

Jawa Barat Nomor 23 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Rumah

Sakit Umum Daerah Provinsi Jawa Barat. Serta Surat Keputusan Gubernur

Nomor 900/Kep.921-Keu/2009 tanggal 10 juli 2009 tentang penerapan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat.

Rumah sakit Umum daerah Al Ihsan ditetapkan sebagai Rumah Sakit

Type B berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 401/MENKES/SK/III/2010 tentang Penetapan Kelas

Rumah Sakit U,um Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat. Ditetapkan

sebagai Rumah Sakit Umum Daerah dengan Klasifikasi Kelas B dan

ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Provinsi Jawa Barat Nomor 445/kep.132/I/ISPRS/2010 tentang

Pemberian Ijin Sementara Penyelenggaraan Rumah Sakit Kepada RSUD

Al Ihsan Pemprov Jabar

Berangkat dari niat ibadah hamba kepada Kholiq-Nya dengan ikhlas

berserah diri kepada ALLAH SWT, Rumah Sakit Islam Al Ihsan didirikan

oleh yayasan Al Ihsan di Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung


Kecamatan Baleendah, Kelurahan Baleendah, dengan maksud ikut

berpatisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

C. Tujuan Pendirian RSUD AL IHSAN Pemprov Jabar

1. Tujuan Umum : Untuk melayani semua lapisan masyarakat dalam

bidang pelayanan medis yang meliputi pelayanan preventif, promotif,

kuratif dan rehabilitative.

2. Tujuan Khusus : Memberikan pelayanan medis yang berkualitas

dengan memberikan pelayanan umum, spesialis, pertolongan atas

kecelakaan lalu lintas akibat kerja, serta mengintensifkan penyuluhan

kepada masyarakat.

D. Tempat dan Lokasi RSUD AL Ihsan Pemprov Jabar

Lokasi Rumah Sakit Al Ihsan tersebut adalah di wilayah Kabupaten

DT Bandung Kecamatan Baleendah, Kelurahan Baleendah tepatnya di Jln.

Kiastramanggala Baleendah Kabupaten Bandung, Diatas luas areal tanah

sebesar 45000 m2 dan bangunan seluas 30.342.9 m2.

E. Operasional Kegiatan Pelayanan RSUD Al Ihsan Pemprov Jabar

Operasional pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsam

didasarkan pada ijin penyelenggaraan rumah akit dari Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi daerah tingkat I Jawa Barat Nomor: 503 / SK.490-RS /

1995 tanggal 18 oktober 1995. Dan lulus terakreditasi 5 standar pelayanan

Rumah Sakit dengan SK mentri Kesehatan RI nomor: YM.02.04.3.5.9636

tanggal 30 oktober 1998 dengan status akreditasi penuh tingkat dasar dan

akreditasi 12 standar pelayanan Rumah Sakit berdasarkan SK Mentri


kesehatan Nomor HK.00.06.2.2.259 tanggal 29 januari 2004 dengan status

akreditasi penuh tingkat lanjut.

2.2 Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Al

Ihsan Pemprov Jabar

A. Visi : Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Terdepan Pilihan Utama di

Jawa Barat tahun 2020.

B. Misi :

1. Memberikan pelayanan kesehatan spesialistik luas bernuasnsa

islami dengan unggulan pelayanan kesehatan industri, kesehatan

ibu dan anak dan kesehatan lansia.

2. Membangun sumber daya manusia yang amanah dan professional

dilandasi iman dan taqwa.

3. Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas modern.

4. Membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan semua

Share Holder dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan.

5. Tempat pendidikan dan pelatihan kedokteran dan keperawatan

yang menghasil kan SDM yang amanah, iman dan taqwa.

6. Tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi pelayanan kesehatan.

C. Tugas Pokok

Meningkatkan cakupan mutu dan efisensi pelayanan secara

professional untuk menngkatkan kemandirian dan kerjasama di dalam

memberikan pelayanan kesehata bagi masyarakat.


D. Fungsi

Adapun fungsi dari Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan, antara lain :

1) Menyelenggarakan pelayanan medis

2) Menyelanggarakana kegiatan pelayanan penujang medis

3) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan asuhan medis

4) Menyelenggarakan kegiatan rujukan

5) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan

6) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan

7) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan administrasi dan keuangan

2.3 Filosofi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Proses pencatatan sampai dengan menjadi informasi rekam medis

harus mengandung beberapa aspek yang menjadi falsafah rekam medis yaitu

aspek administrasi, legal, financial, riset, edukatif, dokumentasi, akurat,

informative dan dapat dipertanggung jawabkan. (ALPRED AIR).

A. Visi dan Misi Rekam Media Rumah Sakit Islam Al Ihsan

a) Visi : Menciptakan pengolahan data rekam medis yang efektif dan

efesien melalui komputerisasi sentral dalam rengka meningkatakan

mutu pelayanan di rekam medis khususnya dan Rumah Sakit Al

Ihsan umumnya pada era 2020.

b) Misi : Rekam medis sebagai unit penunjang medis yang berusaha

untuk melindungi hak pasien, dokter dan petugas kesehtan yang

terkait serta rumah sakit itu sendiri.


B. Unit Kerja dan Tugas Pokok Rekam Medis Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan

a. Kepala Seksi Penunjang dan Rekam Medis

1) Ikstisar Jabatan

Dalam meningkatkan mutu pelayanan mutu di Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan, Kepala Seksi Penujang dan Rekam

Medis bertanggung jawab untuk melaksanankan tugas mulai

dari perencanaan sampai dengan pengawasan yang dilakukan

terhadap unit rekam medis.

2) Hasil Kerja

a. Laporan Progarm Kerja Bulanan Rekam Medis

b. Laporan Tahunan Evaluasi Kerja

b. Kepala urusan Rekam Medis

1) Ikhtisar Jabatan

Dalam meningkatkan mutu pelayanan mutu di Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemprov Jabar, Kepala Urusan

Rekam Medis bertanggung jawab untuk melaksanakan

koordinasi dengan stafnya dalam melakukan tugas yang ada di

rekam medis dan membuat laporan kepada Kasie Penunjang

dan Rekam Medis.

2) Hasil Kerja

a) Laporan bulanan hasil tugas setiap urausan (Laporan

pendaftaran, pengelolaan dan penyimpanan)


b) Laporan tahunan

c. Urusan Pendaftaran

1) Iktisari Jabatan

Untuk tercapainya tertib administrasi rekam medis,

sehingga dapat melayani pasien daengan cepat, tepat dengan

data yang akurat dan pasien merasa puas.

2) Hasil Kerja

a) Melayani pasien dengan ramah

b) Memperoleh data identitas pasien dengan lengkap

c) Menyimpan RM dengan baik dan benar

d. Pengelolahan Data Rekam Medis

1) Ikhtisan Jabatan

Dalam meningkatkan mutu pelayanan mutu di Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan Pemprov Jabar, Pelaksana

pengelolahan data rekam medis arawat jalan, rawat inap dan

instalasi gawat darurat berusaha untuk mewujudkan tertib

administrasi, sehingga mengahasilkan informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan baik dari segi keakuratan maupun dari

segi kebenarannnya.

2) Hasil Kerja

a) Laporan Bulanan morbiditas rawat jalan dan instalasi gawat

darurat (RL 2b1) dan 10 besar penyakit.


b) Laporan tahunan ,orbidiatas rawat jalan dan instalasi gawat

darurat (RL2b ) dan 10 besar penyakit.

c) Laporan bulanan morbiditas rawat inap (RL2a1) dan 10

besar penyakit

d) Laporan yahunan morbiditas rawat inap (RL2)

e. Urusan Pengarsipan Rekam medis

1) Ikhtisar Jabatan

Untuk tercapainnya tertb administrasi rekam medis,

sehingga dapat menyimpan rekam medis dengan benar dan

cepat, dalam memberikan pelayanan terhadap infrmasi yang

dibutuhkan.

2) Hasil Kerja

a) Penyimpanan rekam medis secara benar, aman dan dapta

dipertanggungjawabkan.

b) Tertib administrasi rekam medis yang meliputi :

i. Feedback keberadaan status rekam medis

ii. Feedback keberadaan status rekam medis

iii. Laporan stock rekam medis

iv. Laporan mutasi rekam medis (pengeluaran-pemasukan

rekam medis)

v. Laporan pengguna/permohonan barang ATK rekam

medis pada setiap bulan

vi. Laporan RM yang dipinjam dan bekum ke unit RM.


2.4 Jenis Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al

Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Jenis Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Islam Al Ihsan

Baleendah Bandung diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Klinik Penyakit Dalam

1) Klinik Penyakit Dalam Sub Spesialis Endokrin

2) Klinik Penyakit Dalam Sub Spesialis Rheumatologi

3) Klinik Penyakit Dalam Sub Spesialis Pulmo-Spirometri

4) Klinik Sub Spesialis Kardiolog

b. Klinik Bedah Umum

1. Klinik Bedah Sub Spesialis Onkologi

2. Klinik Bedah Sub Spesialis Orthopedi

3. Klinik Bedah Sub Spesialis Syaraf

4. Klinik Bedah Sub Spesialis Digestive

5. Klinik Bedah Sub Spesialis Tulang Belakang

6. Klinik Bedah Sub Spesialis Urologi

c. Klinik Gigi

1. Klinik Gigi Sub Spesialis Orthodenti

2. Klinik Gigi Sub Spesialis Gigi Anak

3. Klinik Gigi Sub Spesialis Bedah Mulut

d. Klinik Kesehatan Anak

e. Klinik Tumbuh Kembang

f. Klinik Obgyn / Kebidanan dan Kandungan


g. Klinik syaraf

h. Klinik Psikiater

i. Klinik THT

j. Klinik Kulit dan Kelamin

k. Klinik Mata

l. Klinik Umum

m. Klinik Alergi

n. Klinik Gizi

o. Klinik Akupuntur

p. Klinik Rehabilitas Medis

q. Klinik Khitan
Gambar 2.1

Struktur Organiasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

DIREKTUR

H. Hanny
Ronosulistyo,dr.Sp.OG(K)

WADIR PELAYANAN
MEDIK

dr. H. Pandith
A.Arismunandar, MM

BAGIAN UMUM
PELAYANAN MEDIK

dr. H. Asep Saefulloh, Sp.S

URUSAN REKAM MEDIS

Tenny Indriany, A.Md.PK

MEDICAL
PENDAFTARAN PENGOLAHAN PENGARSIPAN
LEGAL

Sumber :Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

Pemerintah Provinsi Jawa Barat


Gambar 2.2

Alur Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

Datang Sendiri
Rujukan Dokter TP2RJ /
Praktek Gawat
Puskesmas Darurat
RS

Entri Data
Pernah
Tidak Base dan
Berobat
Catat ke RM

Ya

Cari RM Di
urusan
Penyimpana
n

Di Rujuk Ke RS
TP2RJ Dirawat Poliklinik
Lain

Pulang

Sumber :Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, Juli 2009


Tabel 2.1

Keterangan Simbol Flowchart Alur Prosedur Pendaftaran Pasien

Rawat Jalan

Simbol Arti
Input, simbol yang menunjukan
data yang menjadi input atau output
proses
Proses, simbol untuk menujukan
sebuah langkah proses atau operasi.
Umumnya, menggunakan kata
kerja dalam deskripsi yang
singkatdan jelas

Decision, Pengambilan Keputusan

Connector, tanda panah yang


menunjukan dari satu proses ke
proses lain
Document, simbol untuk
menujukan proses atau keberadaan
dokumen

Pemasukan data secara manual

Terminator, awal atau akhir dari


aliran proses
Sumber : Jugiyanto, HM 2005:795 & Lajdjamudin, B 2006:225
2.5 Hasil Praktek Kerja Lapangan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

D. Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS

Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

1. Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS NON PBI

a) Pelaksanaan pendaftaran pasien BPJS NON PBI di Instalasi

Rawat Jalan dimulai dari :

Senin-kamis, 06.00-12.00

Jumat, 06.00-11.00

Sabtu, 06.00-10.00

b) Pasien mengambil nomor antrian yang berada di dekat pintu

masuk sesuai dengan poliklinik yang dituju, nomor antrian

loket 1 untuk tujuan Poliklinik yang berada di lantai 3 meliputi

: Klinik Anak 1, Klinik Anak 2, Klinik Anak 3, Klinik Gigi &

Mulut, Klinik Tumbuh Kembang, Klinik Kebidanan & Poli

Kandungan, URM, Klinik DOT, Klinik Kulit & Kelamin,

Klinik Bedah Umum, Klinik THT, Klinik Kesehatan Jiwa,

klinik Onkologi Bedah Tumor, Klinik Orthopedi spine dan

Urologi. Loket 2 untuk tujuan poliklinik yang berada di lantai

4 meliputi : Klinik Dalam 1, Klinik Dalam 2, Klinik Lansia,

Klinik Endokrin, Klinik Mata, Klinik Jantung dan Klinik

Penyakit Dalam.
Gambar 2.3

Tempat Pengambilan Nomor Antrian Loket 1

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

Gambar 2.4

Keterangan Poliklinik Loket 1

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat


Gambar 2.5

Pengambilan Nomor Antrian Loket 2

sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

Gambar 2.6

Keterangan Poliklinik Loket 2


Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

Setelah mengambil nomor antrian pasien duduk di tempat yang

disediakan untuk menunggu panggilan yang muncul di tempat

pendaftaran.

c) Selanjutnya saat nomor pasien muncul dilayar maka pasien

menghampiri meja petugas pendaftaran untuk menyerahkan

persyaratan BPJS Non PBI (Kartu BPJS, Surat Rujukan asli

dari PPK 1) nomor yang ada di Kartu BPJS di entry ke sistem

untuk pembuatan SEP (Surat Elegibilitas Peserta), lalu petugas

mewawancarai pasien menanyakan pasien tersebut lama/baru.

Jika pasien lama maka petugas meminta kartu berobat, dan jika

pasien tersebut pasien baru maka petugas meminta identitas

pasien untuk di entry ke data base dan cetak kartu berobat.

Kemudian identitas pasien ditulis di form resume medis.

Gambar 2.7

SEP (Surat Elegibilitas Peserta)


Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

Gambar 2.8

Kartu berobat Pasien

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

Gambar 2.9

Kartu BPJS Kesehatan


Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

d) Petugas menyuruh pasien duduk kembali untuk nanti dipanggil

oleh petugas kasir pendaftaran.

e) Dan petugas kasir memberikan form resume medis, SEP,

faktur pembayaran yang sudah disatukan dan ditandatangan

oleh pasien untuk diserahkan ke poliklinik yang dituju sambil

mengingatkan untuk tidak lupa membawa kartu berobat jika

berobat kembali.
Gambar 2.10

Alur Pendaftaran Pasien BPJS Non PBI Di Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat


Pasien
datang : TPPRJ
Rujukan BPJS NON PBI
PPK 1

Verifikasi

YA
Pembuatan Surat
Egibilitas Peserta
(SEP)

Pernah Input data pasien ke


TIDAK komputer, rekam
Berobat
medis dan resume

YA

Input data pasien ke


resume medis

Poliklinik

Sumber : Hasil Penelitian Penulis Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

2. Pendaftaran pasien BPJS PBI

a) Pelaksanaan pendaftaran pasien BPJS PBI di Instalasi Rawat

Jalan di mulai dari :


Senin-kamis, 06.00-12.00

Jumat, 06.00-11.00

Sabtu, 06.00-10.00

b) Pasien mengumpulkan persyaratan jamkesmas (fotocopy Kartu

Keluarga, fotocopy KTP orangtua untuk anak dan KTP pribadi

untuk dewasa, fotocopy kartu Jamkesmas, rujukan asli dari PPK

1).

Gambar 2.11

Kartu Jamkesmas

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

c) Petugas pendaftaran rawat jalan melakukan verifikasi

persyaratan Jamkesmas dalam verifikasi tersebut petugas

menganalisis NIK KTP, NIK KK, tempat tanggal lahir di KTP

& KK, nama di KTP & KK serta alamat lengkap di KTP & KK.

d) Untuk pasien yang tidak sesuai identitasnya atau terjadi

beberapa perbedaan maka petugas memanggil pasien/keluarga

pasien dan menjelaskan kesalahan yang terjadi untuk dilegkapi

di kelurahan/kecamatan setempat. Untuk sementara jika pasien


tersebut baru maka petugas memberikan kebijakan untuk

meloloskan pasien lalu mencatat perbedaan tersebut.

Gambar 2.12

Surat Keterangan dari Kelurahan dan Kecamatan Setempat

Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa

Barat

e) Petugas membuatkan SEP (Surat Elegibilitas Pasien) lalu

memasukan data identitas pasien ke dalam data base jika pasien

tersebut pasien baru. Jika pasien tersebut pasien lama maka

hanya perlu melihat dan mencari nomor rekam medis, kemudian

identitas pasien ditulis di form resume dan form rekam medis

rawat jalan bila pasien itu baru.

f) Kemudian persyaratan tersebut diserahkan ke kasir untuk

dibuatkan faktur lalu dicari berkas rekam medis diruang

penyimpanan rawat jalan oleh petugas rekam medis.


g) Setelah selesai petugas memanggil pasien dan menyerahkan

berkas rekam medis serta persyaratan jamkesmas untuk

diserahkan ke poliklinik yang dituju.

Gambar 2.13

Alur Pendaftaran Pasien BPJS PBI Di Rumah Sakit Umum Daerah Al

Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat


Pasien
datang : TPPRJ
Rujukan BPJS PBI
PPK 1

Verifikasi

YA
Pembuatan Surat
Egibilitas Peserta
(SEP)

Pernah Input data pasien ke


TIDAK komputer, rekam
Berobat
medis dan resume

YA

Input data pasien ke


resume medis

Poliklinik

Sumber : Hasil Penelitian Penulis di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Tabel 2.2

Jumlah Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Provinsi Jawa Barat Triwulan I pada bulan Januari-Maret 2015


Jenis Kelamin Jenis Kunjungan
NO BULAN JUMLAH
P L Baru Lama

1 JANUARI 5.570 8.476 3.461 10.585 14.046

2 FEBRUARI 5.669 8.694 3.327 10.991 14.363

3 MARET 9.471 6.333 3.969 11.835 15.804

TOTAL 44.213

Sumber : Sensus Harian Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan Tabel 2.1 Jumlah Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Triwulan I

pada bulan Januari-Maret 2015 :

o Total pasien pada bulan Januari adalah 14.046, dilihat dari Jenis

kelamin, Pasien Perempuan 5.570, Pasien Laki-laki 8.476, dan

dilihat dari Jenis Kunjungan Baru 3.461 Pasien, Kunjungan Lama

10.585 Pasien.

o Total pasien pada bulan Februari adalah 14.363, dilihat dari Jenis

Kelamin, Pasien Perempuan 5.669, Pasien Laki-laki 8.476, dan

dilihat dari Jenis Kunjungan Baru 3.327 Pasien, Jenis Kunjungan

Lama 10.991 Pasien.

o Total pasien pada bulan Maret adalah 15.804 , dilihat dari Jenis

Kelamin, Pasien Perempuan 9.471, Pasien Laki-laki 6.333, dan


dilihat dari Jenis Kunjungan Baru 3.969 Pasien, Jenis Kunjungan

lama 11.835 Pasien.

Kesimpulan, dari jumlah seluruh pasien pada Triwulan 1 Rawat

Jalan di Rumah Sakit Umum daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat yang totalnya mencapai 44.213 Pasien, setiap bulannya

mengalami peningkatan yang signifikan dari bulan Januari hingga

Maret.

E. Permasalahan yang muncul berkaitan dengan Pelaksanaan

Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah

Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Setelah meninjau tempat pendaftaran BPJS Rawat Jalan dan

melakukan wawancara kepada petugas pendaftaran didapati beberapa

masalah yang terjadi seperti berikut :

a. Pasien masih belum memahami mengenai surat rujukan dan

rujukan balik, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang

didapatkan oleh pasien sehingga petugas harus menjelaskan

kembali fungsi dari surat rujukan dan rujukan balik saat mendaftar

akibatnnya menghambat waktu pelayaanan yang ada di tempat

pendaftaran.

b. Keterlambatan pembuatan SEP (Surat Elegibilitas Peserta). Hal ini

disebabkan sistem pembuatan SEP (Surat Egilibitas Peserta)

digunakan secara online mengalami error atau maintenance pada


server, sehingga sistem pembuatan SEP (Surat Egilibilitas Peserta)

kadang mengalami keterlambatan dalam pembuatan SEP yang

mengakibatkan proses pendaftaran dihentikan untuk sementara.

c. Di tempat pendaftaran pasien BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran)

masih terdapat beberapa masalah dalam kelengkapan berkas yang

diajukan pasien, seperti perbedaan nama di KTP, KK, Kartu

Jamkesmas, perbedaan NIK di KTP dan KK, perbedaan Tanggal

Lahir di KTP, KK serta perbedaan Alamat di KTP, KK dan Kartu

Jamkesmas. Hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi atau

ketersediaan informasi yang ada sehingga menghambat proses

pendaftaran

F. Upaya yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Al Ihsan dalam

mengatasi permasalahan tersebut

a. Dari pihak Rumah Sakit Al Ihsan dibuatkan surat rujukan kembali

oleh dokter ataupun perawat sehingga pasien tau kapan kembali ke

Rumah Sakit untuk berobat.

b. Saat sistem pembuatan SEP yang digunakan oleh petugas

pendaftaran eror maka yang dilakukan petugas petugas adalah

menungggu system tersebut berfungsi kembali dan menelpon EDP

ke pihak BPJS. Jika setelah beberapa waktu system SEP tidak

berfungsi maka petugas menunggu intruksi dari pihak BPJS untuk

membuat SEP manual.


c. Petugas memeriksa dengan teliti Nomor NIK di KTP dan KK,

Nama Pasien di KTP, KK, Jamkesmas. Tanggal lahir di KTP dan

KK serta Alamat di KTP, KK, Jamkesmas. Jika terjadi perbedaan

maka petugas mencatat disebuah catatan kecil lalu ditempel pada

lembaran persyaratan yg dibawa oleh pasien. Lalu memberitahukan

kepada pasien dimana letak kesalahannya tersebut dan meminta

pasien untuk membuat surat keterangan dari Kelurahan atau

Kecamatan dimana pasien tinggal.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan tinjauan prosedur pelaksanaan pendaftaran

pasien BPJS rawat jalan di RSUD Al Ihsan, penullis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Pelaksanaan Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan di

Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

dilakukan dimulai dari :

a. Pengambilan nomor antrian loket 1 dan loket dua

b. Setelah pemanggilan nomor antrian petugas membuatkan SEP (Surat

Elegibilitas Peserta) dan identitas pasien ditulis di resume medis rawat

jalan untuk pasien baru maupun lama.

c. Kemudian SEP, resume, persyaratan pasien BPJS diserahkan ke kasir

untuk dibuatkan faktur pembayaran lalu pasien menuju poliklinik yang

dituju.

2. Dari hasil pengamatan penulis, terdapat beberapa masalah dalam

Pelaksanaan Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan Rawat Jalan di

RSUD Al Ihsan, yaitu pasien kebingungan mengenai surat rujukan dan

rujukan balik, lambatnya sistem pembuatan SEP (Surat Elegibilitas

Peserta)
yang digunakan, ketidaklengkapan persyaratan yang diajukan oleh pasien

BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran).

3. Pihak RSUD Al Ihsan telah melakukan upaya untuk mengatasi

permasalahan yang timbul yaitu dibuatkan surat rujukan kembali oleh

dokter ataupun perawat, menungggu sistem tersebut berfungsi kembali dan

menelpon EDP ke pihak BPJS dan Petugas lebih teliti dalam memeriksa

kelengkapan persyaratan yang diajukan oleh pasien.

3.2 Saran

1. Sebaiknnya pihak Rumah Sakit menyampaikan informasi secara jelas

tentang kegunaan surat rujukan dan surat rujukan balik kepada pasien agar

pasien memahami dengan baik khususnya di tempat pendaftaran pasien

rawat jalan.

2. Pihak Rumah Sakit dapat melakukan koordinasi kepada pihak BPJS

Karena software tersebut milik BPJS, sehingga pihak BPJS yang

berwenang untuk mengupdate software tersebut.

3. Untuk peserta BPJS PBI agar dibuatkan himbauan tentang kelengkapan

apa saja yang lampirkan untuk pendaftaran berobat, serta didalam

pengumuman tersebut berisi pemberitahuan untuk mengecek kembali NIK

KTP dan KK, nama di KTP, KK, Jamkesmas, Tanggal Lahir KTP,KK

serta alamat di KTP, KK, Jamkesmas. Dan bialamana terjadi kesalahan

dan perbedaan segera untuk meminta keterangan dari

Kelurahan/Kecamatan tempat dimana dia tinggal bahwa orang tersebut

masih orang yang sama.


Gambar 3.1

Himbauan Kelengkapan Pendaftaran Pasien BPJS PBI

Asslamualaikum Wr Wb

Diberitahukan Kepada Pasien BPJS PBI yang


akan melakukan pendaftaran, agar mengecek
ulang data diri pada KTP, KK dan Kartu
Jamkesmas diantaranya :

1. NIK
2. Nama
3. Tanggal Lahir
4. Alamat

*Note: apabila terdapat perbedaan dari


persyaratan yang disebutkan di atas maka
pasien dihimbau untuk meminta surat
keterangan dari Kelurahan / Kecamatan
setempat.

Terimakasih

Waalaikumsalam Wr.Wb

Sumber : Penulis
DAFTAR PUSTAKA

A. DOKUMEN

1. Undang-undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2004 Tentang

Sistem Jaminan Kesehatan Nasional

2. Undang-undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit

3. Undang-undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial.

4. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis

5. Permenkes RI No. 71 tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada

Jaminan Kesehatan Nasional.

6. Permenkes no 1045/Menkes/Per/XI Tentang Pedoman Organisasi

Rumah dan lingkungan Depkes

7. Direktorat Jendral Pelayanan Medik 2006 Tentang Prosedur

Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit.

B. BUKU ILMIAH

1. Adisasmita. 2001. Pengelolaan Pendapatan Dan Anggaran Daerah.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

2. Akasah. 2008. Modul Pengelolaan Sistem Rekam Medis I. Politeknik

Piksi Ganesha Bandung.

3. Akasah. 2008. Modul Pengelolaan Sistem Rekam Medis II. Politeknik

Piksi Ganesha Bandung.


4. Azwar, Azrul. (1996). Penghantar Administrasi Kesehatan Edisi

Ketiga. Binaputra Aksara. Jakarta.

5. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi IV. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

6. Jogiono, HM. 2005. Analisis & Desain Edisi Ke III. Jogyakarta.

7. Ladjamudin, B, Al-Bahra. 2006. Rekayasa Perangkat Lunak Cetakan

III. Jogyakarta.

8. Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Mandar

Maju. Bandung.

9. Sugandha, D. 1991. Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi

Cetakan Kedua. Intermedia. Jakarta


LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 22, bulan


Agustus tahun 1994 dengan nama lengkap Rina Agusfiyani,
beragama islam. Anak kedua dari 2 bersaudara ini memiliki
hobi bernyanyi, mendengarkan musik, membaca novel,
menulis cerpen, mengkoleksi komik & novel dan juga senang
berenang.

Pendidikan formal yang telah dijalani yaitu mulai dari SDN 1 Girimukti
(2000-2006), SMPN 1 Arjasari (2006-2009), SMA Handayani 1 Pameungpeuk
(2009-2012) dan melanjutkan ke perguruan tinggi POLITEKNIK PIKSI
GANESHA BANDUNG tahun 2012.

Pengalaman kerja pertama kali penulis adalah dengan melakukan praktek


kerja lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum Daerah Al-ihsan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 13 April 13 Juni 2015.

Anda mungkin juga menyukai