Anda di halaman 1dari 64

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN


DOKUMEN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT

FIQHI NURISLAMIYAH

17.03.009

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2020

i
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN


DOKUMEN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

FIQHI NURISLAMIYAH
NIM. 17.03.009

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2020

ii
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN


DOKUMEN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT

Disusun dan diajukan oleh :

FIQHI NURISLAMIYAH
NIM. 17.03.043

Menyetujui

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ns. H.M. Thabran Talib, SKM,MARS Ns. Muh Yusuf Tahir, S.Kep, M.kes, M.Kep

Ketua Program Studi D3 Rekam


Medis dan Informasi Kesehatan

Syamsuddin, A.Md.PK.SKM.M.Kes
iii
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN


DOKUMEN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT

Disusun dan diajukan oleh :

FIQHI NURISLAMIYAH
NIM. 17.03.009

telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal ( 16 November 2020)

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ns. H.M. Thabran Talib, SKM,MARS Ns. Muh Yusuf Tahir, S.Kep, M.kes, M.Kep

Ketua STIKES Panakkukang Ketua Program Studi D3 Rekam


Makassar Medis dan Informasi Kesehatan

Dr. Ns. Makkasau, M.Kes. M.EDN Syamsuddin, A.Md.PK.SKM.M.Kes


iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif Program Studi D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES

Panakkukang Makassar, pada tanggal 16 November 2020

Makassar,16 November 2020

Tim Penguji

Penguji I : Dr. Ns H. M. Thabran Talib, SKM. S.Kep. MARS (.......................)

Penguji II : Ns. Muh Yusuf Tahir, S.Kep,M.kes,M.Kep (.........................)

Penguji III : Dedy Hidayat, SS. SPd. M.Pd (........................)

v
SURAT PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : FIQHI NURISLAMIYAH

NIM : 17.03.009

menyatakan dengan sebenarnya bahwa Judul Laporan Kasus sebagai berikut :

LITERATURE REVIEW ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN

DOKUMEN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT Merupakan Karya Tulis

Ilmiah yang saya buat sendiri dan bukan merupakan bagian dari Karya Tulis Ilmiah

orang lain. Bilamana ternyata pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima

sanksi akademik yang ditetapkan oleh STIKES Panakkukang Makassar.

Makassar,16 November 2020

Mengetahui Yang membuat pernyataan

Ketua Prodi D3 RMIK


Materai

Rp.6000

Syamsuddin, A.Md.PK.SKM.M.Kes FIQHI NURISLAMIYAH

NIK. 093.152.02.04.025 NIM.17.03.009

vi
ABSTRAK

Fiqhi Nurislamiyah: LITERATURE REVIEW ANALISIS SISTEM


PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT
PEMBIMBING: Dr. HM. Thabran Talib, SKM. S.Kep.Ns. MARS selaku
pembimbing I dan Ns. Muh Yusuf Tahir, S.Kep,M.kes,M.Kep, selaku pembimbing II
(xiii + 52 halaman + 5 tabel).

Latar belakang: Rekam medis merupakan komponen penting kegiatan manajemen rumah sakit.
Proses kegiatan penyelenggara rekam medis dimulai pada saat diterimannya pasien-pasien di rumah
sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter atau tenaga kesehatan lain
yang memberikan pelayanan kegiatan lansung kepada pasien. Tujuan: Mengetahui analisis sistem
penyimpanan dokumen rekam medis di rumah sakit. Metodologi: Pencarian artikel menggunakan
Google Scholar yang sesuai dengan kriteria yang telah penulis tetapkan untuk menemukan literatur
atau artikel Hasil: Dari 9 penelitian yang dilakukan review, 6 penelitian menggunakan sistem
penyimpanan sentralisasi dan 3 penelitian menggunakan sistem penyimpanan desentralisasi. Sistem
penyimpanan berdasarkan nomor yang paling baik digunakan adalah sistem angka akhir dan Masalah
yang sering terjadi dalam sistem penyimpanan rekam medis antara lain belum adanya trecer sehingga
terjadinya duplikasi dan misfile. Dan kondisi ruangan belum memenuhi standar. Kesimpulan: Dari 9
penelitian yang dilakukan review kebanyakan menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi dengan
menggunakan sistem penyimpanan berdasarkan nomor yaitu sistem angka akhir, dan masalah yang
sering terjadi dalam sistem penyimpanan yaitu tracer yang belum berlangsung dengan baik sehingga
masih sering terjadi misfile.

Kata kunci: Sistem penyimpanan, dokumen rekam medis.

vii
ABSTRACT

Fiqhi Nurislamiyah: LITERATURE REVIEW ANALYSIS OF MEDICAL


RECORD STORAGE SYSTEM IN HOSPITAL
SUPERVISOR: Dr. HM. TRhabran Talib, SKM. S.Kep.Ns. MARS as supervisor I
and Ns. Muh Yusuf Tahir, S.Kep, M.kes, M.Kep, as the second supervisor (xiii + 52
pages + 5 tables).
Background: Medical records are an important component of hospital management activities. The
process of administering medical records begins when patients are admitted to the hospital, followed
by recording patient medical data by doctors or other health professionals who provide direct service
activities to patients. Purpose: Knowing the analysis of the medical record document storage system
in the hospital. Methodology: Search for articles using Google Scholar that match the criteria that the
author has set to find literature or articles Result: From 9 studies that were reviewed, 6 studies used a
centralized stroge system and 3 studies used a decentrlized stroge system. The storage system based
on numbers was best used is the final number system. Problems that often occur in medical record
storage systems include the absence of a retailer, resulting in duplication and misfiles. And the room
conditions have not met the standards. Conclusion: From 9 studies conducted, most of the reviews
used a centralized storage system using a number-based storage system, namely the final number
system, and the problem that often occurs in the storage system is the tracer that has not been going
well so that there are still frequent misfiles.

Key words: Storage system, medical record documents.

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah Literature Review Analisis Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam

Medis Rumah Sakit.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah Literature Review ini sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan program studi D3 Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan STIKES Panakkukang Makassar.

Ucapan terimakasih yang takterhingga saya sampaikan Dr. HM. Thabran Talib,

SKM. S.Kep.Ns. MARS selaku pembimbing I dan Ns. Muh Yusuf Tahir,

S.Kep,M.kes,M.Kep, selaku pembimbing II. Yang dengan kesabaran dan

perhatiannya yang luar biasa dalam memberikan bimbingan, arahan, semangat dan

saran sehingga Karya Tulis Ilmiah Literature Review ini bisa terselesaikan dengan

baik.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Literature Review ini, penulis

banyak mendapat masukan, bantuan, dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari

berbagai pihak. Maka dengan segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. H. Sumardin Makka, SKM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Perawat Sulawesi

Selatan.

ix
2. Dr. Makassau, S.Kep.Ns, M.Kes, M.EDM, selaku Ketua STIKES Panakkukang

Makassar.

3. Syamsuddin, A.Md.PK, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi D3 Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan.

4. Seluruh dosen dan staf Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan yang telah memberikan ilmu serta motivasinya kepada penulis selama

menuntut ilmu di STIKES Panakkukang Makassar.

5. Kepada keluarga tercinta khususnya ibunda Sukawati dan ayahanda Kirman

yang senantiasa mendoakan serta memberi semangat yang luar biasa sehingga

penulis bisa sampai pada tahap ini.

6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Literature Review ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan

penulisan ini. Penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

pembaca selanjutnya, terutama mahasiswa DIII Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan, STIKES Panakkukang Makassar pada khususnya, dan seluruh yang

terlibat dalam pelayanan kesehatan di Indonesia pada umumnya.

Makassar, September 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN JUDUL PENULISAN ........................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 6
D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Rekam Medis ...................................................... 7


B. Tinjauan Tentang Filling ...................................................................... 12
C. Tinjauan Sistem Penyimpanan ......................................................... 13
D. Masalah Dalam Sistem Penyimpanan .............................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .............................................................................. 19


B. Pencarian Literature ............................................................................. 20
C. Kriteria Inklusi dan Ekslusi .............................................................. 21
xi
D. Sintesis Hasil Literature ....................................................................... 21
E. Ekstraksi Data ................................................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ................................................................................................. 28
B. Pembahasan ...................................................................................... 39

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................... 46
B. Saran ................................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Strategi pencarian Literature Review................................................ .. 21

Tabel 2 : Kriteria Inklusi dan Ekslusi .............................................................. .. 21

Tabel 3 : Diagram flow literatur review .......................................................... .. 22

Tabel 4 : Hasil Ekstrasi data Literature Review ............................................... .. 24

Tabel 5: Penyajian Hasil Pencarian Literature................................................... 28

xiii
DAFTAR SINGKATAN

DEPKES : Departemen Kesehatan

DRM : Dokumen Rekam Medis

MDF : Middle Digit Filing System

MENKES : Menteri Kesehatan

PER : Peraturan

RI : Republik Indonesia

SNF : Straight Numerical Filing System

TDF : Terminal Digit Filing System

TPP : Tempat Pendaftaran Pasien

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009).

Dalam rangka meningkatkan upaya peningkatan mutu serta efisiensi

pelayanan kesehatan di rumah sakit, perlu adanya dukungan dari berbagai faktor

yang terkait. Salah satu faktor yang ikut mendukung keberhasilan upaya tersebut

adalah terlaksanannya penyelenggaraan rekam medis yang sesuai dengan standar

yang berlaku (Firdaus, 2008).

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang

telah diberikan kepada pasien (Menurut Permenkes Nomor

269/Menkes/Per/III/2008).

Rekam medis merupakan komponen penting kegiatan manajemen rumah

sakit. Rekam medis berfungsi menyajikan informasi yang akurat dan lengkap

tentang proses pelayanan medis dan kesehatan di rumah sakit, baik masa lalu,

masa kini maupun yang diperkirakan akan terjadi dimasa yang akan datang

(Muninjaya, 2016).

1
2

Proses kegiatan penyelenggara rekam medis dimulai pada saat

diterimannya pasien-pasien di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan

pencatatan data medis pasien oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang

memberikan pelayanan kegiatan lansung kepada pasien (Depkes, 2006).

Penyelenggaraan rekam medis mencakup penerimaan pasien, pencatatan,

pengolahan rekam medis, pengambilan kembali rekam medis dan penyimpanan

kembali rekam medis.

Sistem penyimpanan berdasarkan lokasi penyimpanannya terdiri dari 2

(dua) cara yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Penyimpanan desentralisasi

adalah terjadi pemisahan antara rekam medis rawat inap dan rawat jalan. Rekam

medis disimpan di suatu tempat penyimpanan yang berbeda.Sedangkan

sentralisasi yaitu penggabungan penyimpanan antara rekam medis rawat jalan

dan rawat inap. Penjajaran adalah sistem penataan rekam medis dalam suatu

sekuens yang khusus agar rujukan dan pengambilan kembali (retrieve) menjadi

mudah dan cepat. Terdapat 3 (tiga) cara dalam sistem penjajaran rekam medis

yaitu sistem alphabetical, alphanumerical, dan numerical. Sedangkan

berdasarkan cara penjajarannya dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu; Straight Numerical

filing (SNF) atau sistem nomor langsung, Midle Digit Filing (MDF) atau sistem

angka tengah, Terminal Digit Filing (TDF) atau sistem angka akhir (Budi,

2011).

Prosedur penyimpanan dokumen rekam medis yang baik yaitu dokumen

rekam medis yang telah selesai proses disimpan pada rak penyimpanan,
3

dilakukan penyortiran untuk mencegah kesalahan letak (missfile), ketetapan

penyimpanan dengan petunjuk tracer yang tersimpan, tracer dikeluarkan setelah

dokumen rekam medis kembali, ketetapan penyimpanan dimulai dari grup warna

pada masing-masing rak dan posisi urutan nomor (Dirjen Yanmed, 2006).

Di RSUP. H. Adam Malik Medan, terjadi kesalahan dalam proses

penyimpanan berkas rekam medis dengan persentase sebesar 10%, Tarigan

(2013). Selanjutnya, di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, terjadinya salah

simpan berkas rekaml medis dengan persentase sebesar 20%, Anggraeni (2013).

Terjadinya kesalahan dalam proses penyimpanan berkas rekam medis yang

tidak sesuai dengan nomor rekam medis yaitu sebanyak 20 %. Terdapat

penomoran ganda sebanyak 10%. Bertambahnya jumlah pasien mengakibatkan

ruang dan rak penyimpanan menjadi terbatas dimana jumlah rak yang ada

sebanyak 70 rak dengan jenis terbuka.Dalam 1 rak terdapat 1000 berkas rekam

medis yang dijajarkan. Sering terjadi tidak ditemukannya berkas medis di dalam

rak penyimpanan. Sistem penjajaran rekam medis di RSUP H Adam Malik

menggunakan sistem angka akhir (Terminal Digit Filing System).

Terjadinya misfile pada bagian penyimpanan mengakibatkan adanya

penambahan kerja petugas karena harus membuatkan rekam medis yang baru

untuk pasien lama, sehingga proses pendaftaran cenderung lebih lama dan terjadi

penggandaan rekam medis dirak penyimpanan. Hal tersebut juga akan

menghambat pelayanan yang diberikan dokter kepada pasien karena tidak


4

adanya informasi mengenai riwayat penyakit sebelumnya (Simanjuntak & sirait,

2017).

Tracer (petunjuk keluar) yang belum berlangsung dengan baik

menyebabkan sistem penyimpanan rekam medis belum sesuai dengan prosedur

penyimpanan rekam medis yang baik. Berdasarkan hasil survei awal yang

dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan

pelaksanaan penyimpaan berkas rekam medis masih terdapat masalah yaitu tidak

di pergunakan tracer (petunjuk keluar) sehingga tidak diketahui apakah rekam

medis tersebut masih diluar ruangan atau sudah dikembalikan, sehingga berkas

rekam medis tidak ditemukan saat pencarian menimbulkan keterlambatan dalam

pelayanan pasien serta Jarak almari atau jarak rak penyimpanan rekam medis

juga sangat sempit yang menyulitkan petugas rekam medis ketika mengambil

berkas rekam medis pasien.

Berkas rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka

setiap lembar formulir berkas rekam medis harus dilindungi dengan cara

dimasukkan ke dalam folder atau map sehingga setiap folder berisi data dan

informasi hasil pelayanan yang diperoleh pasien secara individu (bukan

kelompok atau keluarga). Penyimpanan berkas rekam medis bertujuan

mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis yang

disimpan dalam rak penyimpanan, mudah mengambil dari tempat penyimpanan,

mudah pengembaliannya, dan melindungi berkas rekam medis dari bahaya

pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi. Dengan demikian maka
5

diperlukan sistem penyimpanan dengan mempertimbangkan jenis sarana dan

peralatan yang digunakan, tersedianya tenaga ahli dan kondisi organisasi.Syarat

berkas rekam medis dapat disimpan yaitu apabila pengisian data hasil pelayanan

pada lembar formulir rekam medis telah terisi dengan lengkap sedemikian rupa

sehingga riwayat penyakit seorang pasien urut secara kronologis (Budi Savitri

Citra.M.PH ,2011).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

Literature review mengenai “Analisis Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam

Medis Rumah Sakit”.

PICO merupakan metode pencarian informasi klinis yang merupakan

akronim dari 4 komponen: P (Population/Problem/Patient/Program, I

(Intervention, Prognostic faktor/ Exposure), C (Comparison), O (Outcome).

Dengan menggunakan PICO, kita dapat memastikan penelitian yang dicari

sesuai dengan pertanyaan klinis.Pertanyaan klinis dalam literature review ini

menggunakan format PICO yaitu P: Dokumen rekam medis, I: -, C: -, O:

Sistem penyimpanan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

Literatur review ini adalah Bagaimana Sistem Penyimpanan dokumen Rekam

Medis Rumah Sakit ?.


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui analisis sistem penyimpanan dokumen rekam medis

di rumah sakit.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui sistem penyimpanan dokumen rekam medis berdasarkan

lokasi di rumah sakit.

b. Untuk mengetahui sistem penyimpanan berdasarkan nomor di rumah sakit.

c. Untuk mengetahui masalah dalam sistem penyimpanan di rumah sakit.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

Hasil literatur review ini diharapkan dapat memberi tambahan ilmu

pengetahuan dan merupakan sumber bacaan dalam mempelajari rekam medis,

khususnya dalam hal sistem penyimpanan rekam medis.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Rumah Sakit, hasil literature review ini dapat dijadikan sebagai

bahan masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan penyimpanan rekam

medis dalam rangka memenuhi salah satu aspek rekam medis yaitu aspek

dokumentasi.

b. Bagi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, hasil literatur review ini

dapat dijadikan masukan dalam melaksanakan tugas diunit rekam medis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Rekam Medis

1. Pengertian rekam medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

lainnya yang telah diberikan kepada pasien (Menurut Permenkes Nomor

269/Menkes/Per/III/2008).

2. Tujuan rekam medis

Menurut Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Revisi II dalam

bukunya pedoman penyelenggaraan dan prosedur rumah sakit di Indonesia

(2006:13). Tujuan rekam medis adalah guna menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan

benar, tidak akan terciptanya tertib administrasi rumah sakit sebagaimana

yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor

yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

7
8

3. Manfaat rekam medis

Menurut Rina Gunarti (2019:10) manfaat rekam medis dapat dilihat

dari beberapa sisi, antara lain:

a. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis yang berisi tentang tindakan berdasarkan

wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam

mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek Legal

Suatu berkas rekam medis yang berisi tentang adanya jaminan

kepastian hukum atas dasar keadilan pelayanan kesehatan, sebagai usaha

menegakkan hukum serta penyediaan tanda bukti untuk menegakkan

keadilan.

c. Aspek Finansial

Suatu berkas rekam medis yang dapat dijadikan sebagai bahan

informasi untuk menetapkan biaya pembayaran jasa pelayanan kesehatan.

Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan maka pembayaran

tidak dapat dipertanggungjawabkan.

d. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai penelitian karena

isinya menyangkut data atau informasi yang dapat digunakan sebagai

aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan.
9

e. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis yang berisi data-data yang dapat

digunakan untuk mengetahui kronologis suatu tindakan pelayanan medik

yang diberikan kepada pasien dan mengetahui system pengelolaan rekam

medis

f. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis yang digunakan sebagai sumber ingatan

yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan

pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan.

4. Kegunaan rekam medis

Menurut Rina Guarti (2019:9), kegunaan rekam medis secara umum

antara lain sebagai berikut:

a. Medis komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil

bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada

pasien.

b. Data yang berguna bagi keperluan penelitian dan pendidikan.

c. Dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus

diberikan kepada pasien.

d. Bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit, dan

pengobatan selama pasien dirawat di rumah sakit.

e. Dasar untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan

yang diberikan kepada pasien.


10

f. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter

dan tenaga kesehatan lainnya.

g. Dasar dalam perhitungan pembayaran pelayanan medis pasien.

h. Sumber dokumentasi, sekaligus bahan pertanggung jawaban dan laporan.

5. Nilai guna rekam medis

Menurut Ery Rustiyanto (Etika Perekam Medis Dan Informasi

Kesehatan, 2009:7). Nilai guna dari rekam medis yaitu sebagai berikut:

a. Bagi pasien

1) Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang diterima

oleh pasien.

2) Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang kedua

kali dan seterusnya.

3) Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hukum pasien

dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi atau mal

praktek.

b. Bagi Fasilitas layanan kesehatan

1) Memiliki data yang dipakai untuk pekerja professional kesehatan.

2) Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien.

3) Mengevaluasi penggunaan sumber daya.

c. Bagi Pemberi Pelayanan

1) Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga professional

dalam merawat pasien.


11

2) Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat

berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan kesehatan.

3) Menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan.

6. Tata cara penyelenggaraan rekam medis

Menurut Permenkes RI No 269/MENKES/PER/III/2008 tata cara

penyelenggaraan rekam medis adalah sebagai berikut:

a. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib

membuat rekam medis.

b. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan

dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.

c. Pembuatan rekam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

d. Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan

tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang

memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.

e. Dalam hal terjadi keselahan dalam melakukan pencatatan pada rekam

medis dapat dilakukan pembetulan.

f. Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan

dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan

dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang

bersangkutan.
12

g. Dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggungjawab

atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.

h. Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan

dalam rangka penyelenggaraan rekam medis.

B. Tinjauan Tentang Filing

1. Pengertian filing

Filing merupakan suatu ruangan di unit rekam medis yang

bertanggungjawab terhadap penyimpanan, retensi dan pemusnahan dokumen

rekam medis, filing juga menyediakan dokumen rekam medis yang telah

lengkap isinya sehingga dapat mempermudah pengguna mencari informasi

sewaktu-waktu (Gunarti,2019:36).

2. Tugas pokok dan fungsi bagian filing

Unit rekam medis bagian filing mempunyai tugas pokok yaitu:

a. Menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan

penyimpanan DRM.

b. Mengambil kembali (retriev) DRM untuk berbagai keperluan.

c. Menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

sarana pelayanan kesehatan.

d. Memisahkan penyimpanan DRM in-aktif dari DRM aktif.

e. Membantu dalam penilaian nilai guna reakm medis.

f. Menyimpan DRM yang dilestarikan (diabadikan).


13

g. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis.

Sedangkan untuk fungsi dari bagian filling sendiri adalah:

a. Penyimpanan DRM.

b. Penyedia DRM untuk berbagai keperluan.

c. Pelindung arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis.

d. Pelindung arsip-arsip DRM terhadap bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan

biologi (sudra,2013:3.93).

C. Tinjauan Sistem Penyimpanan

1. Sistem penyimpanan menurut lokasi penyimpanan

Menurut Dirjen Yanmed (2006:80) sebelum menentukan sistem yang

akan dipakai perlu terlebih dahulu mengetahui bentuk penyimpanan yang

akan diselenggarakan di dalam pengelolaan rekam medis. Ada dua cara

penyimpanan berkas di dalam penyelenggaraan rekam medis yaitu:

a. sentralisasi

Sentralisasi ini diartikan penyimpanan berkas rekam medis seorang

pasien dalam satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik

maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat.Pengunaan sistem

sentralisasi memiliki kebaikan dan juga ada kekurangannya.

1) Kebaikannya:

a) Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan

penyimpanan berkas rekam medis.


14

b) Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan

ruangan.

c) Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis

mudah distandarisasikan.

d) Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas

penyimpanan.

e) Mudah untuk menerapkan sistem unit record.

2) Kekurangannya:

a) Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat

jalan dan unit rawat inap.

b) Petugas penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.

b. Desentralisasi

Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis

poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Berkas rekam medis

rawat jalan dan rawat inap disimpan di tempat penyimpanan yang

terpisah.

1) Kebaikannya

a) Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat.

b) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.

2) Kekurangannya:

a) Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis

b) Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.


15

Secara teori cara sentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi, tetapi

pada pelaksanaanya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing

rumah sakit. Hal-hal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan

kondisi antara lain:

1) Karena terbatasnya tenaga terampil, khususnya yang menangani

pengelolaan rekam medis.

2) Kemampuan dana rumah sakit terutama rumah sakit yang dikelola

oleh pemerintah daerah,

Penggunaan Sistem Sentralisasi merupakan sistem yang paling tepat

untuk dipilih mengingat pelayanan akan mudah di berikan kepada

pasien.

2. Sistem penyimpanan Menurut nomor (Sistem penjajaran)

Sistem penjajaran yaitu sistem penyusunan dokumen rekam medis yang

sejajar antara dokumen rekam medis yang satu dengan yang lainnya. Sistem

penjajaran berdasarkan numeric ada tiga cara yaitu:

1. Sistem angka langsung (Straight Numerical Filing System)

Yaitu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan

menjajarkan folder dokemen rekam medis berdasarkan urutan langsung

nomor rekam medis pada rak penyimpanan.


16

Kelebihannya:

1) Memudahkan kita mengambil dokumen rekam medis secara banyak

dan berurutan untuk keperluan pendidikan, penelitian, atau untuk di

nonaktifkan

2) Mudah dalam melati petugas dalam penyimpanan

Kekurangannya:

a. Mudah terjadinya kekeliruan dalam menyimpan

b. Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sukar dilakukan

b. Sistem angka tengah (Middle Digit Filing System)

Yaitu suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan

menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor

rekam medis pada dua angka kelompok tengah.

Kelebihannya

1) Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara

merata didalam rak penyimpanan

2) Petugas filing tidak akan berdesakan ditempat penyimpanan

3) Petugas dapat diserai tanggung jawab untuk jumlah section tertentu

4) Pekerjaan akan terbagi secara merata

5) Dokumen rekam medis dapat diambil dirak penyimpanan disetiap

section

6) Jumlah dokumen rekam medis untuk setiap section terkontrol

7) Memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan


17

8) Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat tercegah

Kekurangannya:

1) Latihan dan bimbingan untuk petugas lebih lama

2) Membutuhkan biaya awal yng lebih besar

c. Sistem nomor akhir (Terminal digit filing system)

Merupakan sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan

menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor

rekam medis pada dua angka atau dua digit kelompok terakhir.

Kelebihannya:

1) Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara

merata didalam rak penyimpanan

2) Petugas penyimpanan tidak akan berdesak desakan ditempat

penyimpanan

3) Petugas dapat diserahkan tanggung jawab untuk jumlah section

tertentu

4) Pekerjaan akan terbagi secara merata

5) Dokumen rekam medis yang dapat di ambil dirak penyimpanan di

setiap section

6) Jumlah dokumen rekam medis untuk setiap section terkontrol

7) Memudahkan pencarian peralatan penyimpanan

8) Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat tercegah


18

Kekurangannya:

1) Latihan dan bimbingan untuk petugas lebih lama

2) Membutuhkan biaya awal yang lebih besar

D. Masalah Dalam Sistem Penyimpanan

Masalah yang sering terjadi dalam sistem penyimpanan rekam medis

antara lain : belum adanya trecer sehingga terjadinya duplikasi dan misfile.

Masalah dalam sistem penyimpanan dokumen rekam medis (miss file)

dapat menghambat pelayanan kesehatan. Menurut simanjuntak dan sirait (2018),

banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya misfile, yaitu:

1. Sistem penyimpanan

2. Sistem penomoran

3. Sistem penjajaran

4. Sarana ruang penyimpanan, dan

5. Petugas ruang penyimpanan

Demi terhindarnya dokumem rekam medis dari kesalahan penomoran,

ketidak lengkapan, kerusakan, ketidaktepatan penyimpanan, kode diagnosis

yang tidak akurat diperlukan tenaga kerja yang propesional. Diharapkan dengan

adanya tenaga kesehatan yang propesional dapat meningkatkan mutu serta

efesiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Menurut (Depkes RI, 2006) bahwa tracer berguna untuk mengawasi

penggunaan rekam medis sebagai rekam medis yang dipinjam dan pengambilan

rekam medis harus menggunakan tracer atau kartu peminjaman rekam medis.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah Literature Review dengan menggunakan metode

traditional atau narrative review untuk mengumpulkan, mengidentifikasi,

mengevaluasi, dan menginterpretasikan analisis sistem penyimpanan dokumen

rekam medis.

Dari sepuluh penelitian yang dilakukan review tiga penelitian

menggunakan jenis penelitian deskriptif, satu penelitian menggunakan jenis

penelitian deskriptif kualitatif, satu penelitian menggunakan jenis penelitian

Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, satu penelitian menggunakan jenis

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif jenis rancangan fenomelogis,

satu penelitian menggunakan jenis penelitian pendekatan kualitatif dengan

pendekatan fenomelogis, satu penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan metode deskriptif observasi,satu penelitian menggunakan jenis penelitian

Deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional,satu penelitian

menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pedoman

wawancara dan observasi.

19
20

B. Pencarian Literature

1. Kata kunci

Reitz (2012) menyatakan bahwa kata kunci (keyword) merupakan satu

kata atau frase yang menonjol (significant) pada judul, tajuk subjek, catatan,

isi, abstrak atau teks sebuah cantuman pada katalog online dan database

bibliografi, yang dapat dimanfaatkan istilah pencarian dalam pencarian bebas

untuk menemukan seluruh cantuman yang memuat kata kunci tersebut.

Adapun kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal di database

adalah sistem penyimpanan and dokumen rekam medis.

2. Database pencarian

Database pencarian yang digunakan dalam literature review ini adalah

google scholar.

3. Strategi pencarian

Strategi dalam pencarian literature riview ini adalah penggunaan Bolean

System yaitu perintah yang digunakan pada mesin pencarian seperti

penggunaan kata AND untuk menghasilkan artikel artikel yang hanya

mengangdung kata kunci tertentu, OR untuk melebarkan jumlah hasil

pencarian dan NOT untuk mempersempit hasil penelusuran pada google

scholar.
21

Tabel 1
Starategi Pencarian Literature Review
Database Pencarian Strategi Pencarian
Google scholar Sistem penyimpanan AND rekam
medis

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi artinya syarat yang harus dipenuhi artikel tersebut agar

bisa jadikan data untuk dilakukan literature review, sedangkan kriteria eksklusi

adalah indikator ketika itu ditemukan pada artikel tersebut maka artikel itu tidak

diambil dalam proses literature review.

Tabel 2
Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Inklusi Eksklusi
Artikel tahun 2015-2020 Artikel tahun dibawah 2015
Sistem penyimpanan berdasarkan Jurnal yang tidak menuliskan
lokasi metode penelitian
Sistem penyimpanan berdasarkan Pengetahuan petugas rekam medis
terhadap prosedur penyimpanan
nomor
Gambaran rak penyimpanan dalam
Masalah dalam sistem
penyimpanan pengelolaan rekam medis

D. Sintesis Hasil Literature

1. Hasil Pencarian Literature

Dari beberapa jurnal penelitian di seleksi dan di identifikasi topik dan

abstrak berdasarkan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian

dikumpulkan dan di buatkan ringkasan. Untuk lebih memperjelas analisis


22

abstrak dan full text jurnal dibaca dan diamati. Sehingga data yang sudah

terkmpul dicari persamaan dan perbedaannya dan dibahas untuk menarik

kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelusuran dengan kata kunci sistem penyimpanan

rekam medis :

Google Scholar = 18 Jurnal

Dari 18 jurnal yang sudah sesuai kata kunci. Kemudian dilakukan

skirining 7 jurnal yang di eksklusi karena tidak sesuai dengan judul yang

akan diangkat oleh peneliti dan 2 jurnal yang tidak menuliskan metode

penelitian, Sehingga tersisa 9 jurnal yang full text dan memenuhi kriteria

inklusi.

Tabel 3 . Diagram flow literatur review

Identifikasi jurnal berdasarkan Dikeluarkan (n=7)


database google scholar (n= 18)
Partisipan : karena tidak sesuai
dengan judul yang akan di

Identifikasi judul dan skrining angkat oleh peneliti (n=6)


(n= 18) Outcome : jurnal tidak
membahas sistem
Identifikasi abstrak, isi text dan penyimpanan rekam medis
di skrining (n= 12).
(n=1).

Dikeluarkan (n=2)
artikel full text dan sesuai Partisipan: jurnal tidak
kriteria inklusi (n=9)
menuliskan metode penelitian
23

Hasil literature review akan dijelaskan sesuai tema berikut :

1) sistem penyimpanan berdasarkan lokasi, 2) sistem penyimpanan

berdasarkan nomor, 3) masalah dalam sistem penyimpanan.

2. Daftar Artikel yang Memenuhi Kriteria

a. Tinjauan prosedur penyimpanan berkas rekam medis di rumah sakit jiwa

provinsi sumatera utara medan tahun 2015.

b. analisis pengelolaan dokumen rekam medis di bagian filing rumah sakit

dr. reksodiwiryo padang.

c. Gambaran sistem penyimpanan dokumen rekam medis di rumah sakit

umum muhammadiyah kota cirebon.

d. Faktor-faktor penyebab terjadinya misfile di bagian penyimpanan berkas

rekam medis rumah sakit mitra medika medan tahun 2017

e. Tinjauan sistem penyimpanan dokumen rekam medis di RSUSinar

Husni Tahun 2019.

f. Tinjauan sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit

Umum Pusat H Adam Malik tahun 2019.

g. nalisis sistem penyimpanan dokomen rekam medis RS Ortopedi Prof. Dr.

R. Soeharso Surakarta.

h. Evaluasi pelaksanaan sistem lokasi penyimpanan desentralisasi Rekam

Medis di Rs Syuhada Haji Blitar.

i. Analisa mutu sistem penyimpanan dokumen rekam medis di rumah sakit

umum pindad turen.


24

E. Ekstraksi data

Tabel 3

Hasil Ekstraksi Data Literature Review

No Populasi Sistem Sistem


Nama Judul Desain penyimpanan penyimpanan Masalah dalam sistem
Peneliti penelitian berdasarkan berdasarkan penyimpanan
(Author) lokasi nomor
Th
1. (Silalahi, Tinjauan Deskriptif 6 orang Sistem angka Sistem angka Tracer yang belum
2016) prosedur melalui responden akhir akhir berlangsung dengan baik,
penyimpanan wawancara jumlah rak penyimpanan
berkas rekam check list rekam medis kurang
medis di rumah akibatnya berkas rekam
sakit jiwa medis yang tidak cukup
provinsi untuk disusun didalam rak
sumatera utara penyimpanan
medan ditumpukkan diatas berkas
yang telah disusun dengan
rapi
25

2. (Sari, 2019) analisis Kualitatif 5 orang Sentralisasi Sistem angka Belum menggunakan
pengelolaan dengan responden akhir tracer dan kode warna
dokumen rekam pendekatan
medis di bagian fenomelogis
filing rumah
sakit dr.
reksodiwiryo
padang

3. (Nurcahyati Gambaran Kualitatif 10 orang Desentralisasi Sistem angka Terjadinya duplikasi


& sistem dengan responden langsung nomor rekam medis dan
Nurokhmah, penyimpanan metode tracer belum digunakan
2017) dokumen rekam deskriptif
medis di rumah observasi
sakit umum
muhammadiyah
kota cirebon
4. (Simanjuntak Faktor-faktor Deskriptif 99 Sentralisasi Sistem angka Peminjaman rekam medis
& Sirait, penyebab kuantitatif dokumen akhir masih dilakukan dengan
2018) terjadinya dengan rekam cara manual,belum adanya
missfile di desain medis tracer dan kode warna
bagian penelitian
penyimpanan cross
berkas rekam sectional
medis rumah
sakit mitra
medika medan
26

5. (Wiguna & Tinjauan sistem Deskriptif 2 orang Sentralisasi Sistem angka Tracer belum digunakan
Safitri, penyimpanan akhir pada saat pengambilan
2019) dokumen rekam rekam medis, masih
medis di RSU adanya berkas rekam
Sinar Husni medis yang disimpan di
dalam kardus dikarenakan
kurangnya rak
penyimpanan
6. (Ritonga & Tinjauan sistem kualitatif 9 orang Sentralisasi Sistem angka Terjadi misfile karena
Sari, 2019) penyimpanan dengan responden akhir kurangnya pemanfaatan
berkas rekam menggunaka tracer
medis di Rumah n pedoman
Sakit Umum wawancara
Pusat H Adam dan observasi
Malik

7. (Kusnadi, Analisis sistem Deskriptif 4 orang Sentralisasi Sistem nomor kondisi ruang
n.d.) penyimpanan dengan responden akhir penyimpanan yang belum
dokomen rekam pendekatan memenuhi standar ruang
medis RS kualitatif penyimpanan rekam medis
Ortopedi
Prof.Dr. R.
Soeharso
Surakarta
27

8. (Wanodya Evaluasi Deskriptif 11 petugas Desentralisasi Sistem angka Terjadi misfile karena
& Istiono, pelaksanaan kualitatif, rekam langsung tidak digunakannya tracer,
2018) sistem lokasi rancangan medis, 2 duplikasi dan lama dalam
penyimpanan penelitian perawat, 1 pencarian berkas rekam
desentralisasi fenomologis asisten medis.
Rekam Medis di perawat
Rs Syuhada Haji
Blitar

9. (Suhartinah Analisa mutu Deskriptif 10 petugas Desentralisasi Sistem angka Terjadi duplikasi rekam
et al., 2019) sistem dengan rekam langsung medis dan misfile
penyimpanan pendekatan medis
dokumen rekam kuantitatif
medis di rumah
sakit umum
pindad turen
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil dari pencarian literature disajikan dalam bentuk tabel, maka dibawah ini dikemukanan secara rinci hasil pencarian

literature yang telah di lakukan

Tabel 5

Penyajian Hasil Pencarian Literature

No Nama Nama Judul Metode, Hasil Penelitian Sumber


Penulis Jurnal Design Database
(Tahun) (Vol,No) Populasi,
Variabel.
1. (Silalahi, Jurnal Ilmiah Tinjauan prosedur Metode Sistem penyimpanan berdasarkan Google
2016) Perekam Dan penyimpanan berkas deskriptif lokasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Scholar
Informasi rekam medis di rumah dengan cara Sumatera Utara menggunakan sistem
Kesehatan sakit jiwa provinsi wawancara sentralisasi, dimana penggabungan
Imelda, (Vol sumatera utara medan dan check antara berkas rekam medis rawat inap
1 No 1) list, 6 orang dengan rekam medis rawat jalan
responden

28
29

disimpan dalam satu penyimpanan


rekam medis, sistem penyimpanan
berdasarkan nomor di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Sumatera Utara
menggunakan Sistem Terminal Digit
Filing, dimana berkas rekam medis
disimpan sesuai dengan nomor akhir
pada rak penyimpanan. Sistem
Terminal Digit tersebut sudah tepat
digunakan dan masalah dalam sistem
penyimpanan tracer yang belum
berlangsung dengan baik, jumlah rak
penyimpanan rekam medis kurang
akibatnya berkas rekam medis yang
tidak cukup untuk disusun didalam rak
penyimpanan ditumpukkan diatas
berkas yang telah disusun dengan rapi

2. (Sari, 2019) Lentera analisis pengelolaan Kualitatif Sistem penyimpanan berdasarkan Google
Kesehatan dokumen rekam medis dengan lokasi Rumah Sakit TK. III Dr. Scholar
Aisyiyah di bagian filing rumah pendekatan Reksodiwiryo Padang menggunakan
(Vol 2 No 2 ) sakit dr. reksodiwiryo fenomelogis sistem penyimpanan sentralisasi yaitu
padang suatu sistem penyimpanan dengan cara
menyatukan formulir-formulir rekam
medis milik seorang pasien kedalam
satu folder, sistem penyimpanan
berdasarkan nomor yang digunakan
dirumah sakit adalah terminal digit
30

filing yaitu sistem penyimpanan rekam


medis mensejajarkan folder dokumen
rekam medis berdasarkan urutan
nomor rekam medis pada dua angka
akhir dan masalah dalam sistem
penyimpanan Belum menggunakan
tracer dan kode warna

3. (Nurcahyati Gambaran sistem Kualitatif Sistem penyimpanan berdasarkan Google


& penyimpanan dokumen dengan lokasi yang digunakan oleh Rumah Scholar
Nurokhmah rekam medis di rumah metode Sakit Muhammadiyah Kota Cirebon
, 2017) sakit umum deskriptif yaitu desentralisasi penyimpanan
muhammadiyah kota observasi, 10 rekam medis pada masing-masing unit
Cirebon orang pelayanan. terjadi pemisahan antara
responden rekam medis pasien poliklinik dengan
rekam medis pasien dirawat, sistem
penyimpanan berdasarkan nomor yaitu
menggunakan sistem angka langsung
Penyimpanan dengan sistem nomor
langsung adalah penyimpanan berkas
rekam medis dalam rak secara
berurutan sesuai dengan urutan nomor
rekam medis dan masalah dalam
sistem penyimpanan terjadinya
duplikasi nomor rekam medis dan
tracer belum digunakan.
31

4. (Simanjunta Jurnal Ilmiah Faktor-faktor penyebab Deskriptif Sistem penyimpanan berdasarkan Google
k & Sirait, Perekam Dan terjadinya missfile di kuantitatif lokasi yang digunakan di Rumah Scholar
2018) Informasi bagian penyimpanan dengan Sakit Mitra Medika Medan adalah
Kesehatan berkas rekam medis desain menggunakan sistem sentralisasi,
Imelda (Vol rumah sakit mitra penelitian yaitu dimana penyimpanan rekam
3 No 1) medika medan cross medis rawat jalan dan rawat inap
sectional, 99 disatukan dalam satu tempat, sistem
dokumen penyimpanan berdasarkan nomor yaitu
rekam medis straight numerical filing, yaitu sistem
penjajaran dengan menggunakan
metode penomoran angka langsung
dan masalah dalam sistem
penyimpanan peminjaman rekam
medis masih dilakukan dengan cara
manual,belum adanya tracer dan kode
warna.
32

5. (Wiguna & Jurnal Ilmiah Tinjauan sistem Deskrippetif, Sistem penyimpanan berdasarkan Google
Safitri, Perekam Dan penyimpanan dokumen petugas lokasi yaitu sistem penyimpanan Scholar
2019) Informasi rekam medis di RSU dibagian secara sentralisasi, sistem
Kesehatan Sinar Husni penyimpanan penyimpanan berdasarkan nomor
Imelda (Vol yang rekam medis dilakukan secara
4 No 2) berjumlah 2 terminal digit filling dan masalah
orang dalam sistem penyimpanan tracer
belum digunakan pada saat
pengambilan rekam medis, masih
adanya berkas rekam medis yang
disimpan di dalam kardus dikarenakan
kurangnya rak penyimpanan.

6. (Riton Jurnal Ilmiah Tinjauan sistem kualitatif Sistem penyimpanan berdasarkan Google
&Sari, Perekam Dan penyimpanan berkas dengan lokasi menggunakan sentralisasi, yaitu Scholar
2019) Informasi rekam medis di Rumah menggunaka suatu sistem penyimpanan dengan cara
Kesehatan Sakit Umum Pusat H n pedoman menyatukan berkas rekam medis rawat
Imelda (Vol Adam Malik wawancara jalan, rawat darurat dan rawat inap
4 No 2) dan kedalam satu folder tempat
observasi, penyimpanan. Sehingga penyimpanan
petugas berkas rekam medis tidak terpisah
dibagian antara dokumen berkas rekam medis
penyimpanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat
yang darurat, sistem penyimpanan
berjumlah 9 berdasarkan nomor di RSUP H Adam
33

orang Malik menggunakan sistem angka


akhir (Terminal Digit Filling System),
dan masalah dalam sistem
penyimpanan Terjadi misfile karena
kurangnya pemanfaatan tracer.

7. (Kusnad, Analisis sistem Deskriptif Sistem penyimpanan berdasarkan Google


penyimpanan dokomen dengan lokasi menggunakan sistem Scholar
n.d) rekam medis RS pendekatan sentralisasi dengan letak filing masih
Ortopedi Prof.Dr. R. kualitatif, tersebar dibeberapa tempat
Soeharso Surakarta petugas penyimpanan, sistem penyimpanan
dibagian berdasarkan nomor yaitu terminal
penyimpanan digit filing sistem, dan masalah dalam
yang sistem penyimpanan kondisi ruang
berjumlah 4 penyimpanan yang belum memenuhi
orang standar ruang penyimpanan rekam
medis.
34

8. (Wanodya Jurnal Evaluasi pelaksanaan Deskriptif Sistem penyimpanan berdasarkan Google


& Manajemen sistem lokasi kualitatif, lokasi di RS Syuhada Haji Blitar Scholar
Istiono Informasi dan penyimpanan rancangan menggunakan sistem lokasi
, 2018) Administrasi desentralisasi Rekam penelitian penyimpanan rekam medis secara
Kesehatan Medis di Rs Syuhada fenomologis, desentralisasi. Terdapat empat tempat
(JMIAK),(Vo Haji Blitar 11 petugas penyimpanan rekam medis yaitu di
l 3 No 1) rekam medis, TPP IGD dan rawat inap, TPP
2 perawat, 1 poliklinik umum, TPP klinik
asisten kandungan, serta di unit rekam medis,
perawat sistem penyimpanan berdasarkan
nomor yang digunakan ialah SNF, atau
sistem penomoran langsung, dan
masalah dalam sistem penyimpanan
terjadi misfile karena tidak
digunakannya tracer, duplikasi dan
lama dalam pencarian berkas rekam
medis.

9. (Suhartinah ISBN Analisa mutu sistem Deskriptif Sistem penyimpanan berdasarkan Google
et al., 20 penyimpanan dokumen dengan lokasi menggunakan sistem Scholar
19) rekam medis di rumah pendekatan penyimpanan desentralisasi, sistem
sakit umum pindad kuantitatif. penyimpanan berdasarkan nomor
turen 10 petugas menggunakan sistem penjajaran
rekam medis staight numberical filing system dan
masalah dalam sistem penyimpanan
terjadi duplikasi rekam medis dan
misfile.
35

1. Sistem penyimpanan dokumen rekam medis berdasarkan lokasi di

rumah sakit

Penelitian oleh (Silalahi, 2016) menyatakan bahwa sistem

penyimpanan berdasarkan lokasi yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Sumatera Utara Medan adalah Sentralisasi, penelitian oleh (Sari,

2019) menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan lokasi yang

digunakan di Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang adalah Sentralisasi,

penelitian oleh (Sari, 2019) menyatakan bahwa sistem penyimpanan

berdasarkan lokasi yang digunakan di Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo

Padang adalah Sentralisasi, penelitian oleh (Nurcahyati & Nurokhmah, 2017)

menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan lokasi yang digunakan

di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon adalah Desentralisasi

, penelitian oleh (Simanjuntak & Sirait, 2018) menyatakan bahwa sistem

penyimpanan berdasarkan lokasi yang digunakan di Rumah Sakit Mitra

Medika adalah Sentralisasi, peneletian oleh (Wiguna & Safitri, 2019)

menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan lokasi yang digunakan

di RSU Sinar Husni adalah Sentralisasi, penelitian oleh (Ritonga & Sari,

2019) menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan lokasi yang

digunakan di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik adalah Sentralisasi,

Penelitian oleh (Kusnadi, n.d.) menyatakan bahwa sistem penyimpanan

berdasarkan lokasi yang digunakan di RS Ortopedi Prof.Dr. R. Soeharso

Surakarta adalah Sentralisasi, penelitian oleh (Wanodya & Istiono, 2018)


36

menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan lokasi yang digunakan

di Rs Syuhada Haji Blitar adalah Desentralisasi, dan penelitian oleh

(Suhartinah et al., 2019) menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan

lokasi yang digunakan di Rumah Sakit Umum Pindad Turen adalah

Desentralisasi.

2. Sistem penyimpanan berdasarkan nomor di rumah sakit

Penelitian oleh (Silalahi, 2016) menyatakan bahwa sistem

penyimpanan berdasarkan nomor yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Sumatera Utara Medan adalah sistem nomor sistem angka akhir

(Terminal digit filing system), penelitian oleh (Sari, 2019) menyatakan bahwa

sistem penyimpanan berdasarkan nomor yang digunakan di Rumah Sakit Dr.

Reksodiwiryo Padang adalah sistem angka akhir (Terminal digit filing

system), penelitian oleh (Nurcahyati & Nurokhmah, 2017) menyatakan bahwa

sistem penyimpanan berdasarkan nomor yang digunakan di Rumah Sakit

Umum Muhammadiyah Kota Cirebon adalah sistem angka langsung (Sraight

numerical filing system), penelitian oleh (Simanjuntak & Sirait, 2018)

menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan nomor yang digunakan

di Rumah Sakit Mitra Medika adalah sistem angka akhir (Terminal digit filing

system), peneletian oleh (Wiguna & Safitri, 2019) menyatakan bahwa sistem

penyimpanan berdasarkan nomor yang digunakan di RSU Sinar Husni


37

adalah sistem angka akhir (Terminal digit filing system), penelitian oleh

(Ritonga & Sari, 2019) menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan

nomor yang digunakan di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik adalah

sistem angka akhir (Terminal digit filing system), penelitian oleh (Kusnadi,

n.d.) menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan nomor yang

digunakan di RS Ortopedi Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta adalah sistem

sistem angka akhir (Terminal digit filing system), penelitian oleh (Wanodya &

Istiono, 2018) menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan nomor

yang digunakan di Rs Syuhada Haji Blitar adalah sistem angka langsung

(Sraight numerical filing system), dan penelitian oleh (Suhartinah et al.,

2019) menyatakan bahwa sistem penyimpanan berdasarkan nomor yang

digunakan di Rumah Sakit Umum Pindad Turen adalah sistem angka

langsung (Sraight numerical filing system).

3. Masalah dalam sistem penyimpanan di rumah sakit

Penelitian oleh (Silalahi, 2016) menyatakan bahwa masalah dalam

sistem penyimpanan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan

adalah tracer yang belum berlangsung dengan baik, penelitian oleh (Sari,

2019) menyatakan bahwa masalah dalam sistem penyimpanan di Rumah

Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang yaitu belum menggunakan tracer dan kode

warna, penelitian oleh (Nurcahyati & Nurokhmah, 2017) menyatakan bahwa

masalah dalam sistem penyimpanan di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah


38

Kota Cirebon yaitu terjadinya duplikasi nomor rekam medis dan tracer belum

digunakan, penelitian oleh (Simanjuntak & Sirait, 2018) menyatakan bahwa

masalah dalam sistem penyimpanan di Rumah Sakit Mitra Medika yaitu

peminjaman rekam medis masih dilakukan dengan cara manual,belum adanya

tracer dan kode warna, peneletian oleh (Wiguna & Safitri, 2019) menyatakan

bahwa masalah dalam sistem penyimpanan di RSU Sinar Husni yaitu tracer

belum digunakan pada saat pengambilan rekam medis, masih adanya berkas

rekam medis yang disimpan di dalam kardus, penelitian oleh (Ritonga & Sari,

2019) menyatakan bahwa masalah dalam sistem penyimpanan di Rumah

Sakit Umum Pusat H Adam Malik masalah dalam sistem penyimpanan yaitu

terjadi misfile karena kurangnya pemanfaatan tracer, penelitian oleh

(Kusnadi, n.d.) menyatakan bahwa masalah dalam sistem penyimpanan

digunakan di RS Ortopedi Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta yaitu kondisi

ruang penyimpanan yang belum memenuhi standar ruang penyimpanan

rekam medis, penelitian oleh (Wanodya & Istiono, 2018) menyatakan bahwa

di Rs Syuhada Haji Blitar yaitu terjadi duplikasi rekam medis dan misfile, dan

penelitian oleh (Suhartinah et al., 2019) menyatakan bahwa masalah dalam

sistem penyimpanan di Rumah Sakit Umum Pindad Turen yaitu Terjadi

duplikasi rekam medis dan misfile.


39

B. Pembahasan

1. Sistem penyimpanan dokumen rekam medis berdasarkan lokasi di

rumah sakit

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penyimpanan

berdasarkan lokasi terdapat 6 penelitian yang menggunakan penyimpanan

sentralisasi yaitu pada penelitian yang di lakukan oleh (Silalahi, 2016), (Sari,

2019), (Simanjuntak & Sirait, 2018), (Wiguna & Safitri, 2019), (Ritonga &

Sari, 2019) dan (Kusnadi, n.d.) dan 3 penelitian yang menggunakan

penyimpanan desentralisasi yaitu pada penelitian (Sari, 2019), Wanodya &

Istiono, 2018) dan (Suhartinah et al., 2019).

Secara teori sentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi, karena

pada sistem desentralisasi harus dilakukan pemisahan antara rawat inap dan

rawat jalan. Tetapi pada pelaksanaanya tergantung pada situasi dan kondisi

masing-masing rumah sakit.

Sebaiknya sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem

sentralisasi karena memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan dengan

sistem desentralisasi. Salah satu kelebihan sistem penyimpanan sentralisasi

yaitu dapat mencegah terjadinya duplikasi rekam medis, sedangkan pada

sistem penyimpanan desentralisasi dapat terjadi duplikasi rekam medis. Dan

berdasarkan pengalaman saya ketika mengikuti praktek kerja lapangan

kebanyakan rumah sakit menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi

karena lebih efektif dan efisien.


40

Menurut Dirjen Yanmed (2006:80) Sentralisasi adalah penyimpanan

berkas rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan-catatan

kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat.

Kelebihan sistem penyimpanan sentralisasi :

a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan

berkas rekam medis.

b. Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan ruangan.

c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah

distandarisasikan.

d. Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas penyimpanan.

e. Mudah untuk menerapkan sistem unit record.

Kekurangan sistem penyimpanan sentralisasi

a. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan

dan unit rawat inap.

b. Petugas penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.

Dan desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik

dengan rekam medis penderita dirawat. Berkas rekam medis rawat jalan dan

rawat inap disimpan di tempat penyimpanan yang terpisah. Kelebihan sistem

penyimpanan desentralisasi:

a. Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat.

b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.

Kekurangan sistem penyimpanan desentralisasi:


41

a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis

b. Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.

Dari 9 penelitian yang dilakukan review lebih banyak menggunakan

sistem penyimpanan Sentralisasi.

2. Sistem penyimpanan berdasarkan nomor di rumah sakit

Sistem penyimpanan berdasarkan nomor terdapat 6 penelitian yang

menggunakan sistem angka akhir yaitu pada penelititian (Silalahi, 2016),

(Sari, 2019), (Simanjuntak & Sirait, 2018), (Wiguna & Safitri, 2019),

(Ritonga & Sari, 2019) dan (Kusnadi, n.d.) dan 3 penelitian yang

menggunakan sistem angka langsung yaitu pada penelitian (Nurcahyati &

Nurokhmah, 2017), Wanodya & Istiono, 2018) dan (Suhartinah et al., 2019)

Sistem penyimpanan berdasarkan nomor yang baik digunakan adalah

sistem angka akhir karena sistem ini memiliki banyak keunggulan dari pada

sistem lainnya, diantaranya dapat mencegah terjadinya miss file, rekam medis

yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan setiap section, Jumlah rekam

medis untuk tiap-tiap section terkontrol, dan Pertambahan jumlah rekam medis

selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok (section) didalam rak penyimpanan.

Sistem angka akhir (Terminal Digit Filling System) Merupakan sistem

penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen

rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka atau

dua digit kelompok terakhir.


42

Berdasarkan hasil review pada jurnal menggunakan sistem angka

akhir (Terminal Digit Filling System), Sistem angka akhir ini lebih banyak

digunakan karena secara umum dipakai lebih mudah, efektif dan efisien.

Kelebihan sistem angka akhir yaitu:

a. Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara

merata didalam rak penyimpanan.

b. Petugas penyimpanan tidak akan berdesak desakan ditempat

penyimpanan.

c. Petugas dapat diserahkan tanggung jawab untuk jumlah section

tertentu.

d. Pekerjaan akan terbagi secara merata.

e. Dokumen rekam medis yang dapat di ambil dirak penyimpanan di

setiap section.

f. Jumlah dokumen rekam medis untuk setiap section terkontrol.

g. Memudahkan pencarian peralatan penyimpanan.

h. Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat tercegah.

Kekurangan sistem angka akhir yaitu:

a. Latihan dan bimbingan untuk petugas lebih lama.

b. Membutuhkan biaya awal yng lebih besar.

Dan sistem angka langsung yaitu sistem penyimpanan dokumen

rekam medis dengan menjajarkan folder dokemen rekam medis berdasarkan

urutan langsung nomor rekam medis pada rak penyimpanan.


43

Kelebihan sistem angka langsung:

a. Memudahkan kita mengambil dokumen rekam medis secara banyak

dan berurutan untuk keperluan pendidikan, penelitian, atau untuk di

nonaktifkan.

b. Mudah dalam melati petugas dalam penyimpanan.

Kekurangan sistem angka langsung yaitu:

a. Mudah terjadinya kekeliruan dalam menyimpan.

b. Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sukar dilakukan.

Sistem penyimpanan berdasarkan nomor yang paling baik digunakan

adalah sistem angka akhir, sistem ini merupakan sistem penyimpanan

dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam medis

berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka atau dua digit

kelompok terakhir. Sistem ini lebih mudah, efektif dan efisien walaupun

dalam masa pelatihan petugas membutuhkan waktu yang cukup lama tetapi

sistem ini memiliki lebih banyak keunggulan dari pada sistem lainnya.

2. Masalah dalam sistem penyimpanan di rumah sakit

Masalah yang sering terjadi dalam sistem penyimpanan rekam medis

antara lain : belum adanya trecer sehingga terjadinya duplikasi dan misfile.

Dan kondisi ruangan belum memenuhi standar.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah dalam sistem

penyimpanan rekam medis mengenai belum adanya tracer terdapat pada


44

penelitian yang dilakukan oleh (Silalahi, 2016), (Sari, 2019), (Nurcahyati &

Nurokhmah, 2017), (Simanjuntak & Sirait, 2018), (Wiguna & Safitri, 2019),

(Ritonga & Sari, 2019), (Wanodya & Istiono, 2018).

Hal ini belum sesuai dengan (Depkes RI, 2006) bahwa tracer berguna

untuk mengawasi penggunaan rekam medis sebagai rekam medis yang

dipinjam dan pengambilan rekam medis harus menggunakan tracer atau kartu

peminjaman rekam medis.

Sedangkan kondisi ruangan yang belum memenuhi standar

penyimpanan rekam medis terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh

(Kusn adi, n.d.). Tempat penyimpanan dokumen rekam medis yang terpisah-

pisah ke dalam empat tempat penyimpanan tentunya akan merepotkan

petugas dalam mencari dokumen rekam medis yang diinginkan. Selain itu

jarak antara satu tempat penyimpanan dengan tempat penyimpanan yang lain

cukup berjauhan, hal ini menyebabkan penyediaan dokumen rekam medis

baik untuk pelayanan kepada pasien maupun untuk keperluan lain akan

menjadi lebih lama.

Sebaiknya dilakukan pelatihan kepada petugas dibagian sistem

penyimpanan rekam medis agar petugas memiliki keterampilan yang

memadai, selain itu diharapkan kepada petugas penyimpanan dokumen rekam

medis agar memaksimalkan penggunaan trecer dalam sistem penyimpanan

sehingga dapat meminimalisir terjadinya misfile di bagian penyimpanan

dokumen rekam medis.


45

Masalah dalam sistem penyimpanan dokumen rekam medis (miss file)

dapat menghambat pelayanan kesehatan. Menurut simanjuntak dan sirait

(2018), banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya misfile, yaitu:

a. Sistem penyimpanan

b. Sistem penomoran

c. Sistem penjajaran

d. Sarana ruang penyimpanan, dan

e. Petugas ruang penyimpanan


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil review 6 jurnal menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi

dengan menggunakan sistem penyimpanan berdasarkan nomor yaitu sistem

angka akhir (Terminal digit filing system).

2. Dari hasil review 3 jurnal menggunakan sistem penyimpanan desentralisasi

dengan menggunakan sistem penyimpanan berdasarkan nomor yaitu sistem

angka langsung (Straight Numerical Filing System).

3. Dari hasil review yang dilakukan pada 9 jurnal didapatkan masalah dalam

sistem penyimpanan yaitu tracer yang belum berlangsung dengan baik

sehingga masih sering terjadi misfile dan mengakibatkan adanya

penambahan kerja petugas karena harus membuatkan rekam medis yang

baru untuk pasien lama, sehingga proses pendaftaran cenderung lebih lama

dan terjadi penggandaan rekam medis dirak penyimpanan.Hal tersebut juga

akan menghambat pelayanan yang diberikan dokter kepada pasien karena

tidak adanya informasi mengenai riwayat penyakit sebelumnya.

46
47

B. Saran

1. Sebaiknya sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem penyimpanan

sentralisasi karena penggunaan sistem sentralisasi dapat meminimalisir

terjadinya misfile.

2. Sebaiknya menggunakan tracer (petunjuk keluar) dalam proses pengambilan

berkas rekam medis dari rak penyimpanan hal ini bertujuan untuk

mengetahui letak berkas rekam medis terkait dan meningkatkan efisiensi

dan akurasi dengan menunjukkan dimana rekam medis disimpan saat

kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI Dirjen Yanmed. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah


Sakit Di Indonesia.Jakarta:Depkes RI.

Gunarti, Rina. 2019. Manajemen Rekam Medis Di Layanan Kesehatan. Yogyakarta :


Thema Publishing.

Kusnadi, D. (n.d.). Analisis Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis RS


Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta.

Nurcahyati, S., & Nurokhmah, R. (2017). Gambaran Sistem Penyimpanan Dokumen


Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon. Jurnal
Kesehatan Mahardika, 4(1).

Permenkes Ri No 269/Menkes/Per/Iii/2008. (2008). Permenkes Ri.


269/Menkes/Per/Iii/2008 Tentang Rekam Medis. In Permenkes Ri No
269/Menkes/Per/Iii/2008.

Reitz, Joan M. (2012) Online dictionary for library and information science.

Ritonga, Z. A., & Sari, F. M. (2019). Tinjauan Sistem Penyimpanan Berkas Rekam
Medis Di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Tahun 2019. Jurnal Ilmiah
Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda, 4(2), 637–647.

Sari, D. (2019). Analisis Pengelolaan Dokumen Rekam Medis Di Bagian Filing


Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang. Jurnal Kesehatan Lentera’Aisyiyah,
2(2).

Silalahi, P. (2016). Tinjauan Prosedur Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di Rumah


Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2015. Jurnal Ilmiah Perekam
Dan Informasi Kesehatan Imelda, 1(1), 7–11.

Simanjuntak, E., & Sirait, L. W. O. (2018). Faktor-faktor penyebab terjadinya


missfile di bagian penyimpanan berkas rekam medis rumah sakit mitra medika
medan tahun 2017. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda,
3(1), 370–379

Suhartinah, S., Anwar, A. C., Anggryani, F., & Juwita, R. (2019). Analisa Mutu
Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Pindad
Turen. Smiknas, 116–124.
Undang-Undang Ri. (2009). Undang-Undang Ri No 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit. Rumah Sakit.

Wanodya, K. S., & Istiono, W. (2018). Evaluasi Pelaksanaan Sistem Lokasi


Penyimpanan Desentralisasi Rekam Medis Di Rs Syuhada Haji Blitar.
Universitas Gadjah Mada.

Wiguna, A. S., & Safitri, D. R. (2019). Tinjauan Sistem Penyimpanan Dokumen


Rekam Medis di RSU Sinar Husni Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam Dan
Informasi Kesehatan Imelda, 4(2), 648–654.
RIWAYAT HIDUP PENULIS

FIQHI NURISLAMIYAH,. Merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara yaitu Birul Walidayin dan Adzkiya Naila Rahdian

oleh pasangan Bapak Kirman dan ibu Sukawati, lahir di

Bulukumba pada tanggal 06 Maret 2000.

Adapun riwayat pendidikan penulis yaitu pada tahun 2005 penulis menempuh

pendidikan di SD Negeri 43 Mattirowalie hingga tahun 2011, di tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 8 Bulukumba hingga tahun 2014, di

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bulukumba

hingga tahun 2017, selanjutnya pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di

STIKES Panakukang Makassar dan terdaftar sebagai mahasiswi DIII Rekam Medis

Dan Informasi Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai