Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan
ii
Nama : Asri Putri Lestari (18111072)
Ayudika Novita R (18111073)
Dani Prasetyo (18111075)
Erika Nur Fitriana (18111085)
Isnaini Fi’ih Marfuah (18111097)
Lea Okta Ardania (18111098)
Nisaa’ Umayah (18111106)
Nur Fitria Sari (18111110)
Sania Sindi Prastika (18111117)
Tria Mukti (18111120)
Mata Kuliah : Praktik Kerja Lapangan
Semester : V / Tahun Akademik 2021/2022
Judul : Pengelolaan Sistem Rekam Medis Dan Informasi
Manajemen Kesehatan Di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Tinjauan Terhadap Aspek Statistik, Aspek Kelengkapan
DRM, Aspek Organisasi Hukum Kesehatan, Desain
Formulir, Dan Ergonomi
Mengesahkan,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan
iii
yang berjudul “Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan RSJD Dr. M. Soedjarwadi
Klaten” ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas akhir semester V dengan program studi DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan.
Adapun maksud dan tujuan kami disini dalam menyusun laporan ini ialah
sebagai bukti tertulis dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kami yang
telah kami laksanakan pada tanggal 18 Januari – 12 Februari 2021 bertempat di
RSJD Dr. M. Soedjarwadi Klaten. Pada kesempatan ini tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Deden Dermawan S.Kep., NS, M. Kep. selaku Direktur Poltekkes
Bhakti Mulia Sukoharjo.
2. Ibu Erna Zakiyah. SKM., M. KM selaku Ketua Prodi Rekam Medis Poltekkes
Bhakti Mulia Sukoharjo dan Dosen Pembimbing Akademik Praktek Kerja
Lapangan.
3. Ibu dr. Hj. Anisa Renang Yulianti, MSc., Sp. KJ selaku Direktur RSJD Dr.
M. Soedjarwadi Klaten.
4. Ibu dr. Afini Faza selaku Kepala Instalasi Rekam Medis RSJD Dr. M.
Soedjarwadi Klaten.
5. Ibu Astri Ayu Prasetiyani, Amd. PIK selaku Pembimbing Lapangan di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten.
6. Seluruh karyawan di Instalasi Rekam Medis RSJD Dr. M. Soedjarwadi
Klaten yang telah membimbing dan membantu kami selama praktik.
7. Kedua orang tua kami serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu yang telah memberikan bantuan material maupun spiritual.
Selanjutnya kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih kurang dari sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima dengan tangan terbuka demi
sempurnanya laporan ini.
Besar harapan kami, semoga apa yang telah kami buat bisa menjadi referensi
yang berguna bagi kami selaku penyusun maupun pembaca.
iv
Sukoharjo, Februari 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang paripurna yang mencakup pelayanan rawat
jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Seiring perkembangan waktu, rumah
sakit telah menunjukkan kualitas dalam pelayanan kepada masyarakat secara
optimal. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara optimal, perlu
adanya sistem informasi yang baik yang mendukung dalam pelayanan tersebut
dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit, diantaranya
yaitu sistem pelayanan rekam medis.
Rekam medis menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan dan diberikan kepada pasien selama dirawat di
rumah sakit baik yang dilakukan di unit rawat jalan, unit rawat inap dan unit
gawat darurat. Oleh karenanya rekam medis harus diisi langsung oleh dokter
dan tenaga kesehatan lain seperti perawat, bidan, dan fisioterapis. Standar
profesi perekam medis menurut Permenkes RI Nomor 55 Tahun 2013 adalah
batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh perekam medis untuk
dapat melaksanakan pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan pada
fasilitas pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan rekam medis secara baik dan benar akan membantu
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan suatu rumah sakit. Data rekam medis
yang dihasilkan akan dapat bermanfaat untuk berbagai macam kegiatan di
rumah sakit, salah satunya untuk perhitungan statistik rumah sakit (BOR,
LOS, TOI, BTO, NDR, GDR) yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Kegiatan statistik di rumah sakit melibatkan beberapa hal, yaitu pengumpulan
data, analisis, interpretasi data, dan presentasi data. Salah satu kegiatan
1
2
statistik yang berperan besar dalam pengambilan keputusan suatu rumah sakit
adalah kegiatan pengolahan sensus harian rawat inap. Sensus harian rawat
inap berisi data pasien yang masuk dan keluar bangsal. Sensus harian rawat
inap memuat informasi semua pasien masuk, pindahan, dipindahkan, dan
keluar baik dalam keadaan hidup maupun meninggal dunia selama 24 jam
mulai dari pukul 00.00 WIB s/d 24.00 WIB setiap harinya.
Informasi yang diperoleh dari sensus harian rawat inap yaitu berupa
data yang akan diolah oleh rumah sakit. Pengelolaan sensus harian rawat inap
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur (BOR),
rata-rata lama dirawat (AvLOS), TurnOver Interval (TOI), Bed Turn Over
(BTO), Net Death Rate (NDR), Grass Death Rate (GDR) dan pembuatan
grafik Barber Johnson. Data-data dalam BOR, AvLOS, TOI, BTO, NDR, dan
GDR berguna untuk pengambilan keputusan dan kebijakan suatu rumah sakit,
seperti untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Selain itu,
sensus harian rawat inap juga digunakan sebagai laporan eksternal rumah sakit
untuk dikirim ke dinas kesehatan. Maka dari itu data yang dilaporkan pada
sensus harian pasien rawat inap harus cepat, tepat, dan akurat sehingga
menghasilkan suatu informasi yang dapat dipertanggungjawabkan (Hosizah
dan Yati, 2018: 33-103).
Salah satu hal penting yang diatur dalam pengelolaan rekam medis di
rumah sakit adalah kelengkapan pengisian dokumen dan jangka waktu
pengembalian berkas rekam medis dari ruang perawatan, baik itu rawat jalan,
rawat darurat, maupun rawat inap. Khususnya untuk rawat inap bagi setiap
orang yang dirawat inap rata-rata memerlukan waktu yang cukup lama,
apalagi seorang pasien yang membutuhkan perawatan yang intensif, sangat
diperlukan ketelitian, kecermatan, dan ketepatan dalam penyelenggaraannya.
Pada dasarnya kelengkapan pengembalian berkas rekam medis yang tepat
untuk dari ruang rawat inap adalah salah satu hal yang menentukan mutu
pelayanan rekam medis di rumah sakit, karena menyangkut efisiensi
penggunaan waktu dan tenaga. Kelengkapan pengisian dokumen dan
pengembalian berkas rekam medis yang sudah lengkap biasanya diisi dari
3
ruang rawat inap setelah pasien keluar dari rumah sakit (hidup/meninggal)
(Selvia, dkk, 2019: 50-51). Begitu juga dilanjutkan dengan organisasi rekam
medis.
Menurut Permenkes RI No. 269/MENKES/Per/III/2008, organisasi
rekam medis yang bermutu harus menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh setiap rekam medis untuk mencapainya dibutuhkan manajemen yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya yaitu mengenai
aspek hukum kesehatan pada informed consent (persetujuan tindakan
kedokteran), yang mana setiap tindakan medis yang mengandung resiko tinggi
harus dengan persetujuan tertulis dan ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan. Maka dari itu, perlu adanya evaluasi secara sistematis
dan periodik dengan baik. Kemudian dilihat dari aspek desain formulir, untuk
mempermudah proses pemberian pelayanan kesehatan di perlukan sarana
berupa formulir, yaitu secarik kertas yang memiliki ruangan untuk diisi.
Desain dan fungsi formulir diatur sesuai kebutuhan rumah sakit untuk
pelayanan kesehatan yang diperlukan. Misal formulir ringkasan keluar atau
resume dokter, mengingat betapa pentingnya formulir ringkasan pulang dan
termasuk formulir yang diabadikan, maka formulir tersebut harus di desain
sebaik mungkin (Depkes, 2006: 48).
Dalam rangka pemenuhan tuntutan masyarakat di bidang kesehatan,
selain aspek pengorganisasian, hukum, dan desain formulir maka juga
mencakup aspek keamanan dan kenyamanan kerja petugas pelayanan
kesehatan, yang diatur dalam ilmu ergonomi. Ergonomi adalah ilmu yang
berkenaan dengan efisiensi kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia
di tempat kerja, misal di unit pelayanan filing, dimana dalam menyiapkan,
menyimpan, dan mengambil dokumen rekam medis yang cepat dan tepat
dalam pelayanan harus ditunjang dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memadai, karena akan berpengaruh pada produktifitas kerja, sehingga perlu
adanya keseimbangan antara jumlah petugas dengan pasien yang harus
dilayani, sehingga tercipta kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, nyaman,
efisien dan produktif (Irmawati, dkk, 2019: 172-173).
4
Dari penjelasan di atas, maka laporan hasil praktik kerja lapangan ini
kami beri judul “Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan ditinjau
dari Aspek Statistik, Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis,
Organisasi, Hukum Kesehatan, Desain Formulir dan Ergonomi di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah”.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah Pelaksanaan Praktik Lapangan Semester V tahun
akademik 2021/ 2022 adalah :
Bagaimana Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan ditinjau dari
Aspek Statistik, Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis, Organisasi,
Hukum Kesehatan, Desain Formulir dan Ergonomi di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah?
C. Tujuan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Semester V tahun akademik 2021 /
2022 memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui rekam medis dan system informasi
kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
Jawa Tengah ditinjau dari Aspek Statistik, Kelengkapan Pengisian
Dokumen Rekam Medis, Organisasi, Hukum Kesehatan, Desain Formulir
dan Ergonomi.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Lingkungan Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
b. Mengetahui rekam medis di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
c. Menghitung data statistik di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana mengembangkan ilmu rekam medis dan informasi
kesehatan yang telah dipelajari.
2. Bagi Rumah Sakit
Memberikan informasi yang digunakan untuk bahan evaluasi rumah
sakit, guna untuk mengembangkan rekam medis yang lebih baik.
3. Bagi Institusi
Sebagai referensi dalam memajukan ilmu rekam medis.
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan.
2. Lingkup Materi
6
7
8
B. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Menurut Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008, rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah keterangan baik yang
tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese penentuan fisik
laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat
jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
10
Rumus=
∑ Kunjungan pasien(baru+ lama)
∑ Hari buka klinik
b) Rerata Kunjungan Baru Perhari
Rerata kunjungan baru digunakan untuk mengetahui rata-
rata jumlah kunjungan pasien baru yang mendapat pelayanan
rawat jalan perharinya.
Rumus=
∑ Kunjungan pasien baru
∑ Hari buka klinik
14
Rumus=
∑ Kunjungan pasien lama
∑ Hari buka klinik
d) Rasio Kunjungan Baru dengan Total Kunjungan
Rasio kunjungan baru terhadap total kunjungan digunakan
untuk mengetahui perbandingan antara jumlah pasien baru
dengan total kunjungan rawat jalan.
Rumus=
∑ Kunjungan pasien baru
∑ Total kunjungan
e) Rasio Kunjungan Lama dengan Total Kunjungan
Rasio kunjungan lama terhadap total kunjungan digunakan
untuk mengetahui perbandingan antara jumlah kunjungan
pasien lama dengan total kunjungan rawat jalan. Selain itu juga
digunakan untuk menilai tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh rumah sakit.
Rumus=
∑ Kunjungan pasien lama
∑ Total kunjungan
f) Presentase Pelayanan Spesialistik
Indikator ini digunakan untuk mengetahui presentase
pelayanan spesialistik pelayanan rawat jalan rumah sakit.
Rumus=
∑ Pasien Spesialistik × 100 %
Σ Kunjungan
g) Rasio Kunjungan Perhari dengan Tenaga Perawat
Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah pengunjung
pasien perhari terhadap tenaga perawat pada periode tertentu.
Rumus=
∑ Kunjungan perhari
Σ Tenaga perawat
15
1 1
titik (x, 18 ) dan titik (y, 18 ).
4 4
8) Buatlah garis BTO 15 pasien yaitu dengnan menghubungkan
1 1
titik (x, 23 ) dan titik (y, 23 ).
3 3
9) Buatlah garis BTO 12,5 pasien yaitu dengan menghubungkan
1
titik (x, 29 ).
5
10) Buatlah daerah efisiensi (daerah yang diarsir) dengan dibatasi
TOI 1 hari dan 3 hari, serta BOR 75%.
Menurut Grafik Barber Johnson grafik yang berada diluar bidang
menggambarkan bahwa pelayanan rumah sakit tidak efisien.
5) Langkah membuat grafik Barber Johnson
Ketentuan dalam membuat grafik Barber Johnson adalah:
a) Skala sumbu horizontal tidak harus sama dengan skala sumbu
vertikal.
b) Skala pada sumbu harus konsisten.
c) Skala pada sumbu horizontal dan vertikal dimulai dari angka 0
dan berhimpit membentuk koordinat 0,0.
d) Judul grafik harus jelas menyebut nama RS, bangsal, dan
periode waktu.
e) Garis bantu BOR dibuat dengan cara :
(1) Tentukan nilai BOR yang akan dibuat garis bantunya,
misalnya BOR = 70%.
(2) Tentukan koordinat titik bantu BORnya sesuai nilai BOR
tersebut, misalnya untuk BOR 75% maka koordinat titik
bantunya adalah:
(3) LOS = nilai BOR dibagi 10 = 75 : 10 = 7,5 dan
(4) TOI= 1 – nilai LOS = 1 – 7,5 = 2,5
21
(5) Tarik garis mulai dari koordinat 0,0 melewati titik bantu
BOR
(6) Beri keterangan, garis tersebut adalah BOR = 75%
6) Garis bantu BTO dibuat dengan cara:
a) Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya misalnya
BTO = 10
b) Tentukan titik bantu disumbu LOS dan TOI. Titik bantu =
(jumlah hari dalam periode laporan) dibagi (nilai BTO) = 30 :
10 = 3.
c) Tarik garis yang menghubungkan kedua titik bantu tersebut.
d) Beri keterangan, misalnya bahwa garis tersebut adalah BTO =
10.
7) Daerah efisien dibuat dengan dibatasi oleh perpotongan garis
a) TOI =1
b) TOI =3
c) BOR = 75%
d) LOS = 12
(Rano, 2010: 56-57).
8) Makna grafik Barber Johnson
a) Semakin dekat garis BOR dengan “Y” ordinat, maka BOR
semakin tinggi.
b) Semakin dekat denngan grafik BTO dengan titik sumbu
dischanges dan death per avalibel (BTO) menunjukkan
semakin tinggi jumlahnya.
c) Jika rata-rata TOI tetap tetapi LOS berkurang, maka BOR
semakin turun.
d) Bila TOI tinggi, kemungkinan disebabkan organisasi yang
kurang baik, kurangnya permintaan akan tempat tidur atau
kebutuhan tempat tidur. Bila TOI tinggi dapat diturunkan
dengan mengadakan perbaikan tanpa mempengaruhi LOS.
22
1. Definisi Schizophrenia
Schizophrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang
paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini
adalah salah satu jenis gangguan yang paling berhubungan dengan
pandangan populer tentang gila atau sakit mental. Schizophrenia juga
sering kali menimbulkan rasa takut, kesalahpahaman, penghukuman,
bukan simpati atau perhatian.
Schizophrenia adalah bentuk umum dari penyakit mental yang parah.
Penyakit ini adalah penyakit yang serius dan mengkhawatirkan yang
ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi,
gangguan realitas (berupa halusinasi dan waham), gangguan kognitif ini
(tidak mampu berfikir abstrak) serta mengalami kesulitan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari (Faddly, 2016: 57-58).
2. Klasifikasi Schizophrenia
30
3. Gejala-gejala Skizofrenia
a. Gejala positif
Fungsi tak berlebihan atau distorsi fungsi otak yang normal; biasanya
responsive terhadap semua kategori obat antipsikotik.
b. Gangguan jiwa terkait berpikir
31
5. Schizophrenia tak terinci, sering kali pasien yang jelas Schizophrenia tidak
dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe PPDGJ
mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci (PPKP, 2019:
22-23).
6. 10 besar penyakit
32
b. Tugas komite
1) Membantu direktur menyusun standar pelayanan dan memantau
pelaksanaannya.
2) Melaksankan pembinaan etika profesi.
3) Profesi anggota staf medis fungsional.
4) Serta mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
c. Keanggotan komite medis
1) Wakil-wakil dari staf medik (Dokter).
2) Wakil dari bidang perawatan atau paramedik.
3) Kepala bagian rekam medis.
4) Wakil dari laboratorium.
5) Wakil dari radiologi dan lain-lain yang mempunyai andil dalam
pengisian rekam medis.
d. Wewenang Komite Medis
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik berwenang :
1) Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineationo
f clinical privilege).
2) Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appoint
ment.
3) Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu.
4) Memberikan rekomendasi perubahan atau modifikasi rincian
kewenangan klinis (delineation of clinical privilege).
5) Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis.
6) Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan.
7) Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring).
8) Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
e. Tata Kerja Komite Rekam Medis
1) Mengadakan rapat secara rutin 1 bulan sekali.
37
G. Hukum Kesehatan
1. Pengertian Hukum Kesehatan
Hukum secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan
oleh penguasa atau pemerintah. Sedang hukum kesehatan adalah hukum
yang mengatur semua aspek yang berkaitan dengan usaha-usaha dan
pemeliharaan kesehatan. Fungsi hukum kesehatan yaitu menjaga ketertiban
di dalam masyarakat, menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam
masyarakat, dan merekayasa masyarakat (social engineering).
Hukum kesehatan memuat norma-norma hukum yang berkaitan
dengan masalah kesehatan, norma dibuat oleh masyarakat hukum dan
penguasa, sehingga penegakannnya dapat dipaksakan oleh penguasa melalui
penegak hukum. Norma yaitu aturan atau ketentuan yang mengikat warga
atau kelompok yang digunakan sebagai panduan, tatanan, dan pengendalian
tingkah laku yang sesuai, serta dapat diterima. Hubungan hukum dengan
moral atau etika yaitu sangatlah erat karena hukum tidak akan mempunyai
38
arti jika tidak dijiwai oleh moralitas. Hukum adalah peraturan perundang-
undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan.
2. Aspek Hukum Dalam Rekam Medis
a. Kepemilikan Rekam Medis
Dalam buku konsil kedokteran Indonesia didalam kepemilikan
dokumen rekam medis dan informasi kesehatan sesuai Undang-Undang
Praktik Kedokteran, berkas rekam medis dan lampiran dokumen menjadi
milik pasien. Selain itu sesuai dengan Permenkes Nomor 269 Tahun
2008 tentang Rekam Medis, pada pasal 12 tentang kepemilikan,
pemanfaatan dan tanggung jawab, disitu dijelaskan bahwa:
1) Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
2) Isi rekam medis merupakan milik pasien, isi rekam medis disini dalam
bentuk ringkasan rekam medis.
3) Ringkasan rekam medis dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh
pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis
pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
b. Pemanfaatan Data atau Isi Rekam Medis
Pada hakikatnya rekam medis merupakan sumber data yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan. Mengingat data
tersebut bersifat konfidensial maka dalam hal penarikan, pemaparan
ataupun penggunaan data untuk berbagai macam kepentingan perlu
memperhatikan aspek hukumnya.
Untuk data medis tanpa identitas (anonymous atau nameless data),
tidak ada masalah hukum yang berarti hal tersebut dapat ditarik
dipaparkan atau digunakan untuk berbagai kepentingan (misalnya
penelitian) tanpa harus meminta izin lebih dahulu kepada pasien yang
bersangkutan. Sedangkan untuk data dengan identitas (by name data)
perlu diperhatikan hal-hal siapa yang meminta data, yaitu:
1) Pasien
2) Penegak hukum
3) Pihak lain
39
H. Desain Formulir
1. Formulir rekam medis
45
c. Review autentifikasi
Pengisian Rekam Medis berlaku prinsip bahwa setiap isian harus
jelas penanggungjawabnya. Kejelasan penanggungjawab ini
diwujudkan dengan pencantuman nama terang (lengkap) dan tanda
tangan. Dalam pelaksanaanya sering dijumpai pencatuman hanya nama
singkat atau bahkan inisial (singkatan nama) saja. Hal ini masih
diterima asalkan di fasilitas pelayanan tersebut, dilakukan pendataan
autentifikasi semua tenaga kesehatan yang bekerja disitu. Pihak rumah
sakit harus membuat buku induk daftar autentifikasi yang memuat
nama lengkap, nama singkat inisial, contoh tanda tangan, contoh paraf,
cap atau stampel identitas (bila ada), dan pembawa atau
penanggungjawab stampel tersebut. Inisial dan paraf tidak boleh
digunakan lebih dari satu orang. Jadi inisial dan paraf harus bersifat
unik sehingga bisa langsung merujuk pada seorang individu tertentu
(Sudra, 2013: 16).
d. Review pencatatan
Kelengkapan review pencatatan meliputi tulisan harus bisa
dibaca kembali dengan selayaknya dan tidak menimbulkan kesulitan
atau bias persepsi. Secara umum dianjurkan untuk mencoret satu kali
pada penulisan yang salah, menuliskan perbaikannya diatas tulisan
yang salah tersebut dan mencantumkan tanggal serta tanda tangan
yang memperbaiki tulisan tersebut (Sudra, 2013: 16).
I. Ergonomi
1. Pengertian Ergonomi
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang mengkaji
keterbatasan, kelebihan, serta karakteristik manusia, dan memanfaatkan
informasi tersebut dalam merancang produk, mesin, fasilitas, lingkungan,
dan bahkan sistem kerja, dengan tujuan utama tercapainya kualitas kerja
yang terbaik tanpa mengabaikan aspek kesehatan, keselamatan, serta
kenyamanan manusia penggunanya. Mengacu pada definisi ini, dapat
51
A. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
RSJD RM. Soedjarwadi Klaten berdiri sejak tanggal 23 Agustus 1953
sebagai Koloni Orang Sakit Jiwa (KOSJ), dimana pasiennya semula berasal
dari RS Jiwa Mangunjayan Surakarta dan RS Jiwa Kramat Magelang.
Sebagai direktur pertamanya adalah Dr. R.M. Soedjarwadi. Tahun 1972
fungsi sebagai koloni berubah menjadi rumah sakit dengan dibukanya
pelayanan rawat jalan seminggu sekali, sedangkan fungsi sebagai
penampungan ditingkatkan menjadi rawat inap. Hal ini dimungkinkan dengan
didatangkannya spesialis jiwa dari RSJ Mangunjayan seminggu sekali.
Dengan terbitnya SK MENKES RI Nomor: 135/SK/MenKes/IV/78
Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa,
maka KOSJ secara resmi berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa kelas B.
Kemudian sesuai dengan Surat Nomor: 1732/Menkes-Kessos/XII/2000
tanggal 12 Desember 2000, RSJ ini diserahkan oleh Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sesuai dengan rekomendasi Gubernur
Jawa Tengah Nomor: 445/6797/2000 tanggal 28 Juni 2000 tentang perubahan
nama Rumah Sakit Jiwa Klaten selanjutnya dengan SK. Menteri Kesehatan &
Kesejahteraan Sosial RI No.1681.A/MENKES KESSOS/SK/XI/2000, maka
sejak tanggal 20 November 2000 nama RS Jiwa Klaten secara resmi berubah
menjadi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.
Saat ini dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 8
Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Telah melaksanakan PPK BLUD
BERTAHAP dengan Pergub Nomor 059/81/2008 Tentang Penetapan Status
57
58
b. A : Aman
Kerahasiaan informasi medis pasien aman dan terjaga dengan baik.
c. S : Sopan
Petugas Instalasi Rekam Medis selalu menjaga kesopanan dalam
bertugas
d. M : Mutakhir
Pengelolaan Rekam Medis dilakukan dengan ilmu terkini dan
mutakhir
e. I : Inovatif
Inofatif dalam pelayanan admisnistratif dan informasi kesehatan
f. N : Nyata
Informasi yang dikeluarkan nyata dan akurat
g. E : Energik
Selalu energik dalam bertugas memberikan pelayanan rekam medis
4. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
a. Tujuan Rekam Medis
Tujuan Rekam Medis adalah menunjang tercapainya tertib
adminsitrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
b. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis di RSJD Dr. RM. Soejarwadi Jawa
Tengah dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
1) Aspek Adminsitrasi, karena isinya menyangkut tindakan
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis/paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2) Aspek Medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai
dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
3) Aspek Hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya
jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
63
I II III IV Tahun
1 Klinik Jiwa 5862 5481 6137 5808 23288
2 Klinik TKAR 257 158 175 152 742
3 Klinik Okupasi Terapi 1798 85 1082 1586 4551
4 Klinik Terapi Wicara 1690 75 946 1410 4121
5 Klinik VCT 13 6 8 63 90
6 Klinik Spesialis Anak 479 258 339 388 1464
7 Klinik Saraf 1 2078 1596 1774 1579 7027
8 Klinik Saraf 2 1452 1471 1329 1162 5414
9 Klinik Saraf 3 411 575 451 392 1829
10 Klinik Dalam 898 728 535 402 2563
11 Klinik Umum 43 28 31 32 134
12 Klinik Gigi dan Mulut 83 27 35 27 172
13 Klinik Psikologi 544 365 376 636 1921
14 Rehab Medis (nyeri) 1542 10 278 360 2190
15 Fisioterapi 1522 332 799 1063 3716
16 Klinik Napza 26 1 0 4 31
17 Akupuntur 7 2 9 14 32
18 Elektrodiagnostik 180 92 151 122 545
19 Rehab Psikososial 34 16 111 64 225
20 Klinik Psikogeriatri 715 719 766 821 3021
21 Klinik Medikolegal 1250 588 1560 1729 5127
Jumlah Total 20884 12613 16892 17814 68203
Sumber : RSUD Dr. RM. Soejarwadi Provinsi Jawa Tengah
Januari 22
Februari Triwulan I 19 62
Maret 21
April 21
Mei Triwulan II 17 59
Juni 21
Juli 22
Agustus Triwulan III 19 63
September 22
66
Oktober 21
November Triwulan IV 21 64
Desember 22
Σ Kunjungan(baru +lama)
Rumus=
Σ Hari Buka Klinik
36334
Triwulan I : =586,03 pasien/hari
62
23442
Triwulan II : =397,32 pasien/hari
59
31274
Triwulan III : =496,41 pasien/hari
63
32879
Triwulan IV : =513,73 pasien/hari
64
123929
1 Tahun : =499,71 pasien/hari
248
300 Rerata
Kunjunga
200 n Perhari
100
0
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Tahun
Rumus=
∑ Kunjungan pasien baru
∑ Hari buka klinik
20884
Triwulan I : =336,84 pasien/hari
62
12613
Triwulan II : =213,78 pasien/hari
59
16892
Triwulan III : =268,13 pasien/hari
63
17814
Triwulan IV : =278,34 pasien/hari
64
68203
1 Tahun : =275,01 pasien/hari
248
400
336.84
350
300 268.13 278.34 275.01
250 213.78
200
Rerata
150 Kunjunga
n Baru
100
50
0
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Tahun
dan pada triwulan IV yaitu 278 pasien, serta pada 1 tahun yaitu
275 pasien per hari.
3) Rerata Kunjungan Lama Perhari
Rumus=
∑ Kunjungan pasien lama
∑ Hari Buka Klinik
15450
Triwulan I : =249,19 pasien/hari
62
10829
Triwulan II : =183,54 pasien/hari
59
14382
Triwulan III : =228,29 pasien/hari
63
15065
Triwulan IV : =235,39 pasien/hari
64
55726
1 Tahun : =224,70 pasien/hari
248
300
249.19
250 228.29 235.39
224.7
200 183.54
150 Rerata
Kunjung
an Lama
100 Perhari
50
0
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Tahun
Rumus=
∑ Kunjungan pasien baru
∑ Total kunjungan
20884
Triwulan I : =0,57
36334
12613
Triwulan II : =0,54
23442
16892
Triwulan III : =0,54
31274
17814
Triwulan IV : =0,54
32879
68203
1 Tahun : =0,55
123929
Rumus=
∑ Kunjungan pasien lama
∑ Total kunjungan
15450
Triwulan I : × 100 %=0,43
36334
70
10829
Triwulan II : ×100 %=0,46
23442
14382
Triwulan III : × 100 %=0,46
31274
15065
Triwulan IV : ×100 %=0,46
32879
55726
1 Tahun : ×100 %=0,45
123929
Rumus=
∑ Pasien Spesialistik × 100 %
Σ Kunjungan
71
Rumus=
∑ Kunjungan perhari
∑ Tenaga perawat
249.19
Triwulan I : =16,61 pasien/perawat
15
183.54
Triwulan II : =12,24 pasien/perawat
15
228,29
Triwulan III : =15,22 pasien/perawat
15
235,39
Triwulan IV : =15,69 pasien/perawat
15
224,70
1 Tahun : =14,98 pasien/perawat
15
16.61
18
15.22 15.69
16 14.98
14 12.24
12
10 Rasio
Pasien
8 dengan
6 Tenaga
Perawat
4 Rajal
2
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 1 Tahun
Rumus=
∑ Pasien rawat jalan
∑ Jumlah penduduk sekitar RS
Diketahui penduduk disekitar RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 adalah 1174986 Jiwa
Sumber : klatenkab.bps.go.id - Update 27 Apr 2020
36334
Triwulan I : =0,03
1174986
23442
Triwulan II : =0,02
1174986
31274
Triwulan III : =0,03
1174986
32879
Triwulan IV : =0,03
1174986
123929
1 Tahun : =0,11
1174986
0.12 0.11
0.1
0.08
Rasio
Pendud
0.06 uk
0.04
0.03 0.03 0.03
0.02
0.02
0
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Tahun
BOR=
∑ HP ×100
A ×t
9993 ×100
Triwulan I : =55,18
199× 91
6228× 100
Triwulan II : =34,39
199× 91
6882× 100
Triwulan III : =37,59
199× 92
7345× 100
Triwulan IV : =43,16
185× 92
30448× 100
1 Tahun : =44,97
185 × 366
76
55.18%
50.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Tahun
10,81× 91
Triwulan I : =11,33 hari
882
68,44 ×91
Triwulan II : =10,93 hari
570
74,8× 92
Triwulan III : =10,40 hari
662
79,84 ×92
Triwulan IV : =10,74 hari
684
77
83,19× 366
1 Tahun : =10,88 hari
2798
( 199× 91 )−9993
Triwulan I : =9,20 hari
882
( 199× 91 )−6228
Triwulan II : =20,84 hari
570
78
( 199× 92 )−6882
Triwulan III : =17,26 hari
662
( 185× 92 )−7345
Triwulan IV : =14,14 hari
684
( 185× 366 )−30448
1 Tahun : =13,32 hari
2798
20
20.84
15 17.26 TOI
14.14
13.32
10
9.2
5
0
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Tahun
882
Triwulan I : =4,43 hari
199
570
Triwulan II : =2,86 hari
199
79
662
Triwulan III : =3,33 hari
199
684
Triwulan IV : =3,70 hari
185
2798
1 Tahun : =15,10 hari
185
Grafik Perubahan Nilai BTO (Bed Turn Over) di Intalasi Rawat Inap
RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020
16 15.1
14
12
10 BTO
8
6
4.43
3.33 3.7
4 2.86
2
0
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Tahun
110
1 Tahun : ×1000 %=0,39 %
2798
Angka kematian kasar atau GDR di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Jawa Tengah pada tahun 2020 adalah sebesar 0,39%. Hal tersebut
80
52
1 Tahun : ×1000 %=0,19 %
2798
Angka kematian bersih atau NDR di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Jawa Tengah pada tahun 2020 adalah sebesar 0,19%. Hal tersebut
menunjukkan sudah efisien, nilai GDR menurut DepKes RI
adalah < 25%.
7) Membuat Grafik Barber Jhonson
Diketahui indikator rawat inap selama tahun 2020 adalah sebagai
berikut:
a) Indikator BOR, BTO, AvLOS, TOI
Tabel 5. Indikator Rawat Inap
Indikator Rawat Inap RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Jawa Tengah Tahun 2020 Tahun
2020
No. Indikator Nilai X Y
1 BOR 45 5,5 4,5
2 BTO 15,1 24,2 24,2
3 AvLOS 10,9 0 10,9
4 TOI 13,3 13,3 0
b) Grafik Barber Jhonson
81
6
3
0
0 5 10 15 20 25 30 35
TOI
Grafik 12. Barber Jhonson RSJD Dr. RM. Soejarwadi tahun 2020
D. Analisis Dokumen Rekam Medis Pasien
Proses analisis di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
sudah dilakukan dibagian analising. Proses analisis dokumen rekam medis
rawat inap di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah dilakukan
setelah pasien pulang dan dokumen rekam medis sudah dikembalikan dari
bangsal. Sebelum dianalisis dokumen rekam medis terlebih dahulu
diassembling.
Apabila dokumen rekam medis sudah lengkap maka dokumen rekam
medis dapat dikembalikan ke bagian filing untuk di simpan, jika dokumen
tidak lengkap maka petugas analising akan memberitahukan kepada petugas
yang bersangkutan untuk segera melengkapi dokumen rekam medis.
Penulis melakukan analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap di
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah pada kasus penyakit
Schizofrenia Paranoid. Penulis mengambil 20 dokumen rekam medis rawat
inap secara acak. Dan setelah dilakukan analisis didapatkan hasil perhitungan
sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Perhitungan Analisis Kelengkapan 20 Dokumen Rekam Medis
Identifikasi Pelaporan Autentifikasi Pencatatan
Formulir
L TL L TL L TL B TB
Assesmen Gawat 14 6 18 2 16 4 20 0
82
Darurat
Formulir
Ringkasan Masuk 20 0 7 13 13 7 14 6
Keluar
Formulir Catatan
Perkembangan
19 1 20 0 19 1 19 1
Pasien
Terintegrasi
Formulir Asuhan
10 10 20 0 19 1 20 0
Keperawatan
Formulir
Penilaian Resiko 17 3 20 0 16 4 20 0
Jatuh
Formulir
Penilaian Resiko 16 4 19 1 15 5 18 2
Nyeri
Formulir
Penilaian Resiko 17 3 19 1 4 16 17 3
Kekerasan Fisik
Formulir
Penilaian Resiko 15 5 18 2 8 12 16 4
Bunuh Diri
Formulir Infomed
15 5 9 11 10 10 12 8
Consent
Ringkasan Pulang 19 1 16 4 18 2 19 1
Lembar Penilaian
18 2 12 8 3 17 14 6
Panss EC
Jumlah 180 40 178 42 141 79 189 31
81,82 18,18 80,90 19,10 85,90 14,10
64% 36%
Presentase % % % % % %
Keterangan :
L = Lengkap
TL = Tidak Lengkap
B = Baik
TB = Tidak Baik
Dari table diatas, dapat disimpulkan dari hasil analisis kuantitatif 20 DRM
dengan 11 formulir pelayanan pasien dengan kasus penyakit Skizofrenia
Paranoid di RSJD Dr. RM Soedjarwadi :
6. Review Identifikasi
Presentase review identifikasi dokumen rekam medis di RSJD Dr.
RM Soejarwadi Klaten dari 20 dokumen yang diteliti hasilnya sebesar
81,82% lengkap dan 18,18% tidak lengkap terdapat pada formulir asuhan
keperawatan.
7. Review Pelaporan
83
Code
No Nama Penyakit Jumlah Pasien
ICD
1 PARANOID SCHIZOPHRENIA F20.0 848
2 CEREBAL
I63.9 325
INFARCTION,UNSPECIFIED
3 NON-INSULIN-DEPENDENT
DIABETES MELLITUS WITHOUT E11.9 302
COMPLICATION
4 DEGENERATIVE DISEASE OF
G31.9 193
NERVOUS SYSTEM,UNSPECIFIED
5 STROKE,NOT SPEC.AS
I64 161
HAEMORRHAGE
ESSENTIAL (PRIMARY)
6 I10 128
HYPERTENS
7 SEQUELAE OF CEREBRAL
I69.3 106
INFRACTION
8 HYPERLIPIDAEMA,UNSPECIFIED E78.5 105
9 CONGESTIVE HEART FAILURE I50.0 104
10 CARDIOMEGALY I51.7 101
Jumlah 2.373
Berdasarkan tabel diatas, penyakit paranoid schizophrenia merupakan
penyakit dengan jumlah pasien tertinggi yaitu 848. Schizoprenia adalah suatu
sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan,
gangguan yang berhubungan dengan pandangan tentang gila atau sakit
mental. Penyakit paranoid schizophrenia memiliki kode F20.0 dan kode
tersebut akurat sesuai dengan kode yang berlaku dalam ICD 10.
88 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah. Organisasi
RSJD Dr RM Soedjarwadi dikepalai oleh Direktur, yang membawahi :
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Seksi Pelayanan Medis dan Non Medis
c. Seksi Perawatan
d. Seksi Pelayanan Medis dan Non Medis
e. Kelompok Jabatan Fungsional
1. Pendaftaran
2. Koding dan Klaim
3. Pelaporan
6) Tanggung jawab :
1) Ketepatan dan kesesuaian rencana dan tata kerja di Instalasi
Rekam Medis.
2) Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan:
a) Admission Dan Registrasi.
b) Assembling dan indeks kode penyakit.
c) Statistik dan pelaporan rumah sakit.
d) Penyimpanan dan pendistribusian berkas rekam medis
yang sesuai dengan SPO, Juknis yang ditetapkan.
3) Ketepatan dan kesesuaian rencana kebutuhan sumber daya
dengan realisasi.
4) Kebenaran dan ketepatan laporan kepada managemen.
Wewenang :
a) Menilai, menegur dan memotivasi bawahan di instalasi
rekam medis
b) Mengatur rencana kegiatan penyelengaraan instalasi
medis
c) Meminta arahan dari atasan
d) Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain
yang terkait
e) Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.
7) Koreksi Jabatan :
Tabel 8. Koreksi Jabatan Kepala Rekam Medis
UNIT
NO JABATAN DALAM HAL
ORGANISASI
Ka.Instalasi Rekam Pelayanan Pelaporan
1
Medis Medis Pengarahan
Penanggung jawab Instalasi Rekam Penugasan
2 Managemen Rekam Medis Pengkoordinasian
Medis kegiatan
Penanggung jawab Instalasi Rekam Penugasan
3 Admission Dan Medis Pengkoordinasian
Registrasi kegiatan
90
NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja : Ruang Diruang tertutup dan berAC
pengolahan data rekam
medis
2 Tempat kerja : Diruang terbuka, umum dan
Admission Dan Registasi berAC
9) Risiko Bahaya :
Tabel 10. Risiko Bahaya Kepala Rekam Medis
NO ASPEK FAKTOR
1 Stress managerial Tanggung jawab dan beban
pelaksanaan tugas
b. Staf Admission
1) Nama Jabatan : Staf Admission.
2) Unit Kerja : Instalasi Rekam Medis
3) Ikhtisar Jabatan : Melakukan tugas pendaftaran pasien rawat
inap, wawancara, memasukkan (entry) data pasien, pengiriman
berkas rekam medis.
4) Hasil Kerja :
a) Pasien terdaftar diruang rawat inap sesuai dengan
kesepakatan pasien keluarga dan kasus penyakitnya.
b) Data base pasien pada sistem komputerisasi.
c) Pasien mendapatkan layanan informasi.
5) Bahan Kerja :
a) Susunan langkah kegiatan pendaftaran pasien rawat inap
b) Jadwal praktek dokter dan daftar fasilitas RSJD Dr RM
Soedjarwadi.
c) Formulir isian pasien.
d) Ketentuan yang berkaitan untuk penerimaan pasien umum
dan rekanan.
6) Uraian Tugas :
a) Menerima pendaftaran pasien rawat inap.
b) Melakukan wawancara untuk memperolehinformasi
kebutuhan pelayanan pasien rawat inap.
c) Mengidentifikasi pengisian formulir identitas sosial.
92
Lingkungan Kerja :
Tabel 17. Kondisi Lingkungan Kerja Staf
Registasi/Pendaftaran
NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja : Registrasi Diruang tertutup ber AC
UNIT
NO JABATAN DALAM HAL
ORGANISASI
1 Ka. Instalasi Rekam Pelayanan Medis Pelaporan
Medis Pengarahan
2 Staf Unit Kerja Instalasi Rekam Koordinasi
Rekam Medis Medis Pelayanan
UNIT DALAM
NO JABATAN
ORGANISASI HAL
1 Ka. Instalasi Rekam Pelayanan Pelaporan
Medis Medis Pengarahan
2 Staf Unit Kerja Rekam Instalasi Rekam Koordinasi
Medis Medis Pelayanan
NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja : Penyimpanan Diruang tertutup dan berAC
2 Tempat kerja : Lingkungan Diruang terbuka
rumah Sakit
NO ASPEK FAKTOR
1 Stress manajerial Tanggung jawab dan beban
pelaksanaan tugas
5) Uraian Tugas :
a) Melaksanakan kegiatan statistik dan pelaporan yang
meliputi:
(1) Merekap sensus harian rawat inap masuk dan keluar
berdasarkan kelas, spesialisasi dan dokter yang merawat.
(2) Meminta data kunjungan dari unit lain terkait dengan
laporan kegiatan rumah sakit.
(3) Membuat laporan ekstern ke instansi terkait
b) Menyediakan berkas rekam medis untuk kepentingan
pengisian form asuransi, perusahaan rekanan, visum et
repertum atau pihak ketiga yang berhak.
c) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
d) Membuat laporan kegiatan pelaporan dan statistik untuk
kepentingan laporan Instalasi Rekam Medis secara
keseluruhan.
6) Tanggung Jawab :
a) Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan laporan
kunjungan pasien rawat jalan, inap dan Pelayanan, laporan
mobiditas, mortalitas, dan penyakit menular, efisiensi
pelayanan rawat inap, BOR, LOS, TOI, BTO, GDR, NDR
b) Bertanggung jawab atas terisinya form asuransi, perusahaan
rekaman, visum et repertum dan pengisian form untuk pihak
ketiga yang berwenang.
7) Wewenang :
a) Mengatur rencana kegiatan statistik dan pelaporan
b) Meminta arahan dari atasan.
c) Mengeluarkan form asuransi, visum et repetum dan form
dari pihak ketiga yang berwenang.
d) Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.
8) Korelasi Jabatan :
102
UNIT
NO JABATAN DALAM HAL
ORGANISASI
1 Ka. Instalasi Rekam Pelayanan Medis Pelaporan
Medis Pengarahan
2 Penanggung jawab Instalasi Rekam Penugasan
Statistik dan Pelaporan Medis Pengkoordinasian
kegiatan
NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja : Pengolahan Diruang tertutup dan berAC
Data
2 Tempat kerja : Penyimpanan Diruang tertutup dan berAC
NO ASPEK FAKTOR
1 Stress manajerial Tanggung jawab dan beban pelaksanaan
tugas
a. Distribusi Pekerjaan
Instalasi Rekam Medis RSJD Dr RM Soedjarwadi dipimpin
oleh seorang Kepala Instalasi Rekam Medis lulusan D3 Rekam
Medis atau lainnya yang pernah mendapat pelatihan rekam medis,
yang membawahi 18 orang tenaga kerja. Distribusi pekerjaan di
RSJD Dr RM Soedjarwadi terbagi dalam 3 shift, yaitu shift pagi,
shift siang, dan shift malam.
b. Pembagian Staf dan Fungsi-fungsinya
1) Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)
a) Dihasilkannya data identitas pasien yang tepat dan akurat.
b) Dihasilkannya pelayanan pendaftaran yang cepat dan tepat.
c) Dihasilkannya KIUP yang tertata rapi di lemari KIUP.
d) Dihasilkannya buku induk pasien yang jelas, tepat, rapi.
2) Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
a) Dihasilkannya pelayanan pendaftaran rawat inap yang cepat
dan tepat.
b) Dihasilkannya data identitas pasien rawat inap yang tepat
dan akurat.
c) Dihasilkannya data pasien rawat inap yang tepat dan up to
date sesuai kelas dan cara bayar.
d) Dihasilkannya data kunjungan pasien rawat inap.
e) Dihasilkannya data penyakit dan tindakan rawat inap.
3) Assembling
a) Dihasilkannya berkas rekam medis yang lengkap dan runtut.
b) Dihasilkannya penyimpanan formulir yang rapi dan mudah
untuk ditemukan.
4) Filling
a) Dihasilkannya berkas rekam medis yang rapi dan jelas
penulisan identitas pasien pada sampulnya.
b) Dihasilkannya penyimpanan berkas rekam medis yang rapi
dan mudah untuk ditemukan kembali.
5) Koding dan Indeksing
104
G. Hukum Kesehatan
Dengan adanya ketentuan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
pasien maupun dokter yang berlaku di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, maka segala kesalahan yang terjadi bisa
dituntut atau ditindak. Untuk melindungi berkas rekam medis dibuat
ketentuan yaitu berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit
kecuali atas ijin direktur, dilarang mengutip sebagian atau seluruh rekam
105
medis untuk badan-badan atau perorangan kecuali bila telah ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan selama penderita dirawat
rekam medis menjadi tanggung jawab pemberi pelayanan dan menjaga
kerahasiaannya.
Aspek hukum kesehatan yang berlaku di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, yaitu:
1. Aspek Persyaratan Hukum
Rekam medis harus memenuhi aspek persyaratan hukum
(Permenkes No. 269/Menkes/PER/III/2008) yaitu :
a. Rekam medis tidak ditulis dengan pensil.
b. Tidak ada penghapusan.
c. Coretan, ralatan sesuai dengan prosedur, tanggal dan tanda tangan.
d. Tulisan jelas, terbaca.
e. Ada tanda tangan dan nama petugas.
f. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan.
g. Ada lembar persetujuan tindakan.
Dan sesuai dengan PERMENKES No. 749a/MENKES/XII/1989,
tentang Rekam Medis serta keputusan Ditjen Yan Med Nomor 78/Yan
Med/RS UMDIK/YMU/1/91 maka tenaga yang berhak mengisi rekam
medis di RSJD Dr RM Soedjarwadi adalah:
a. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
melayani pasien di RSJD Dr RM Soedjarwadi.
b. Dokter tamu yang merawat pasien di RSJD Dr RM Soedjarwadi.
c. Residen yang sedang melakukan kepaniteraan klinik
d. Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat
langsung dalam pelayanan antara lain ; Perawat, Perawat Gigi,
Bidan, Tenaga Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi, Penata Rontgen,
Rehabilitasi Medis, Rekam Medis, Rekam Medis dan lain
sebagainya.
e. Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan
tindakan/konsultasi kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah
dokter yang ditunjuk oleh Direktur RSJD Dr RM Soedjarwadi.
106
H. Desain Formulir
Dalam hasil pengamatan penulis terhadap desain formulir Resume
Medis menghasilkan sebuah analisa sebagai berikut :
118
ID Form : Ada
Tidak ada
INTRUCTION
Isi (Lengkap, Jelas) : Ada. Pada bagian pojok kanan bawah.
Margin :
Atas : 4 cm
Bawah : 2 cm
Kanan : 2,5 cm
BODY
Kiri : 2,5 cm
Spasi : 1 cm
Garis/Kotak/Bayangan : Ada
Kelebihan untuk desain ulang formulir Resume Medis di RSJD Dr. Rm.
Soedjarwadi adalah Sudah menggunakan ukuran kertas yang standar yaitu
A4. Untuk nomor revisi sudah diberikan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah formulir tersebut up to date atau tidak.Dan untuk pemberian
instruction sudah ada, hal ini bertujuan agar dalam penulisan dapat seragam.
I. Ergonomi
1. Pengaturan Pekerjaan Berdasarkan Pembagian Shift Kerja
Pengaturan pekerjaan di Instalasi Rekam Medis berdasarkan buku
pedoman Penyelenggaraan Pegelolaan Rekam Medis tahun terbit 2015
terbagi dalam 3 shift, yaitu shift pagi, shift siang dan shift malam. Sedang
untuk jam dinas di Instalasi Rekam Medis di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
a. Waktu kerja yang berlaku untuk petugas shift (Senin - Sabtu):
Pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Siang : 14.00 – 20.00 WIB
Malam : 20.00 – 07.00 WIB
b. Waktu kerja yang berlaku untuk petugas non shift :
Senin – Kamis : 07.00 – 15.30 WIB
Jumat : 07.00 – 14.00 WIB
Waktu kerja yang berlaku di Instalasi Rekam Medis di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah adalah 8
jam untuk pegawai yang dijadwalkan shift, sedangkan waktu kerja untuk
pegawai non shift adalah 9 jam
2. Kebutuhan Tenaga Kerja
Menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja Instalasi Rekam Medis
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
122
Diketahui:
Waktu Kerja Tersedia = 111360 menit / tahun
Faktor Kelonggaran = 1 jam x 52 minggu
= 52 jam / tahun
= 3120 menit / tahun
Ditanya = Standar Kelonggaran…?
Penyelesaian =
124
A. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soejadwadi Provinsi Jawa Tengah
RSJD RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Khusus Kelas A berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.216/Menkes/VI/2013 tanggal 9 Juni 2013 tentang Penetapan Kelas RSJD
Dr. RM. Soedjarwadi Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dengan
fasilitas pelayanan Rawat Jalan yang terdiri dari Klinik Jiwa Dewasa, Klinik
Jiwa Lansia (Psikogeriatri), Klinik Ketergantungan Obat / NAPZA, Klinik
Okupasi Terapi, Klinik Terapi Wicara, Klinik Penyakit Saraf 1, Klinik
Penyakit Saraf 2, Klinik Penyakit Saraf 3, Klinik Penyakit Dalam, Klinik
Spesialis Anak, Klinik Rehabilitasi Medik (Nyeri), Klinik Fisioterapi, Klinik
Umum, Klinik Kesehatan Gigi dan Mulut, Klinik Psikologi, Klinik VCT
(Pelayanan : Screening & Konsultasi), Klinik Akupuntur, Klinik
Elektrodiagnostik, Klinik Rehabilitasi Psikososial, Klinik Medikolegal,
Klinik Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Rawat Inap yang terdiri dari
Ruang Geranium, Ruang Helikonia, Ruang Camelia, Ruang Camelia II,
Ruang Dewandaru, Ruang Flamboyan, Ruang HCU, Ruang IVY, Ruang
Edelweis, Ruang NAPZA/Jasmine. Kemudian terdapat pula Instalasi Gawat
Darurat (IGD), Instalasi Rekam Medis, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi,
Pemulasaran Jenazah, Instalasi Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi,
EEG), Laundry (RSJD RM. Soedjarwadi).
Rumah sakit tipe A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5
(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan
Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis hal
ini tercantum dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009. Jadi RSJD RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sudah terselanggara dengan baik sesuai
kelas atau tipe yang telah ditetapkan.
126
127
C. Statistik
1. Indikator Rawat Jalan
Indikator-indikator pelayanan di rumah sakit tidak hanya pada
rawat inap saja, melainkan juga terdapat indikator untuk rawat jalan.
Perhitungan indikator rawat jalan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sudah
dilaksanakan dengan baik, diantaranya sebagai berikut :
a. Rerata kunjungan perhari
Rerata kunjungan perhari di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 mengalami penurunan pada
triwulan I ke triwulan II dan mengalami kenaikan pada triwulan II ke
triwulan III juga triwulan IV. Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa
pelayanan rawat jalan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah sangat baik. Pelayanan rawat jalan yang sangat baik tersebut
menyebabkan banyak pasien lama maupun baru yang datang ke
128
D. Analisis kuantitatif
Analisa kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap yang diteliti
adalah 20 dokumen rekam medis dengan diagnosa Skizofrenia Paranoid. Dari
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa analisis kuantitatif di RSJD Dr. RM
Soejarwadi sudah dilaksanakan dengan baik.
Dalam bukunya Sudra, 2013: 16 menjelaskan bahwa pengisian Rekam
Medis berlaku prinsip bahwa setiap isian harus jelas penanggungjawabnya.
Kejelasan penanggungjawab ini diwujudkan dengan pencantuman nama
terang (lengkap) dan tanda tangan, dalam hal ini masih ditemukan
ketidaklengkapan pengisian. Ketidaklengkapan tertinggi terdapat pada review
autentifikasi yakni pada pengisian nama terang dokter.