Anda di halaman 1dari 22

Aturan modifikasi untuk seleksi

penyebab kematian

M. SYAHRIAL LUTHFI, S.Tr.Kes


Aturan Seleksi
• Prinsip Umum
• Rule 1
• Rule 2
• Rule 3
• Aturan Modifikasi
Aturan Modifikasi:
• Rule A
• Rule B
• Rule C
• Rule D
• Rule E
• Rule F
Rule A. Ketuaan dan kondisi lain yang
sulit dijelaskan
Kalau penyebab yang dipilih bisa diklasifikasikan
pada bab XVIII (Gejala, tanda dan penemuan klinis
dan laboratorium abnormal, yang tidak
diklasifikasikan di tempat lain) kecuali untuk R95
(Sudden infant death syndrome), dan pada
sertifikat dilaporkan kondisi lain yang klasifikasinya
bukan R00-R94 atau R96-R99, pilihlah penyebab
kematian seolah-olah kondisi yang bisa
diklasifikasikan pada bab XVIII itu tidak dilaporkan,
kecuali kalau kondisi itu memodifikasi pengkodean.
Contoh Rule A
I (a) Batuk dan muntah darah (hematemesis)

Kode hematemesis (K92.0). Batuk yang dipilih


oleh Rule 2 diabaikan
Rule B. Kondisi-kondisi ‘trivia’
Kalau penyebab yang dipilih adalah kondisi trivia
(tidak berarti) yang biasanya tidak mematikan,
dan sebuah kondisi yang lebih serius dilaporkan,
pilihlah penyebab dasar kematian seolah-olah
kondisi trivia tadi tidak dilaporkan. Kalau
kematian merupakan akibat reaksi yang tidak
diinginkan pada pengobatan kondisi trivia,
pilihlah reaksi yang tidak diinginkan itu.
Contoh Rule B
I (a) Karies gigi
II Serangan jantung

Kode serangan jantung (I46.9). Karies yang


dipilih oleh Prinsip Umum diabaikan.
Contoh Rule B
I (a) Kuku kaki tumbuh ke dalam dan gagal
ginjal akut

Kode gagal ginjal akut (N17.9).Kuku kaki yang


tumbuh ke dalam, dipilih oleh Rule 2, diabaikan.
Contoh Rule B
I (a) Paronikhia (radang kuku)
II Tetanus

Kode tetanus (A35). Paronikhia yang dipilih oleh


Prinsip Umum, diabaikan.
Rule C. Linkage
(Sebab- Akibat)
Jika penyebab yang terpilih dihubungkan dengan
satu atau lebih kondisi lain di dalam sertifikat oleh
sebuah ketentuan di dalam klasifikasi atau di dalam
catatan yang digunakan untuk pengkodean
penyebab dasar kematian, kodelah kombinasinya.
Kalau ketentuan linkage hanya untuk kombinasi
satu kondisi yang dinyatakan sebagai akibat
kondisi lain, kombinasinya dikode hanya jika ada
hubungan sebab-akibat yang benar telah
dinyatakan atau dapat diperkirakan dari
penerapan Selection Rules
Contoh Rule C
I (a) Infark miokardium akut
(b) Penyakit jantung aterosklerosis
(c) Influenza

Kode infark miokardium akut (I21.9).


Penyakit jantung aterosklerotik berhubungan
dengan infark miokardium akut.
Contoh Rule C
I (a) Infark miokardium akut
(b) Penyakit jantung aterosklerosis
(c) Influenza

Kode infark miokardium akut (I21.9).


Penyakit jantung aterosklerotik berhubungan
dengan infark miokardium akut.
Contoh Rule C
I (a) Fraktur os. Occipitalis
(b) Jatuh setelah kejang epilepsy

Kode kejang epilepsy (G40.9).

Jatuh, yang dipilih oleh Rule 1, berhubungan


dengan kejang epilepsi.
Rule D. Kespesifikan
Jika penyebab yang dipilih menunjukkan kondisi
secara umum, dan sebuah kondisi yang
menyediakan informasi yang lebih tajam
mengenai situs atau bentuk kondisi ini
dilaporkan di dalam sertifikat, pilihlah kondisi
yang lebih informatif.
Contoh Rule D
I (a) Infark serebrum
(b) Cerebrovascular accident
Kode infark serebrum (I63.9)

I (a) Penyakit jantung rematik, stenosis


katup mitral
Kode stenosis mitral rematik (I05.0)
Contoh Rule D
I (a) Hipertensi berat pada kehamilan
II Konvulsi eklampsia
Kode eklampsia pada kehamilan (O15.0)

I (a) Aneurisma aorta


(b) Sifilis
Kode aneurisma sifilis aorta (A52.0). Kondisi ini
dinyatakan dalam hubungan sebab-akibat yang
tepat.
Rule E. Stadium penyakit dini dan
lanjut
Kalau penyebab yang dipilih merupakan
tingkat awal suatu penyakit sedangkan tingkat
yang lebih lanjut dari penyakit yang sama
dilaporkan di dalam sertifikat, maka kodelah
yang lebih lanjut.
Rule ini tidak berlaku pada bentuk ‘kronis’
yang dilaporkan sebagai akibat bentuk ‘akut’
kecuali kalau klasifikasi memberikan instruksi
khusus untuk efek tersebut.
Contoh Rule E
I (a) Sifilis tertier
(b) Sifilis primer
Kode yg dipilih: Sifilis tertier (A52.9)

I (a) Eklampsia sewaktu hamil


(b) Preeklampsia
Kode yang dipilih: eklampsia sewaktu hamil
(O15.0)
Contoh Rule E
I (a) Miokarditis kronis
(b) Miokarditis akut
Kode yang dipilih: Kode miokarditis akut (I40.9)
Rule F. Sekuel
Kalau penyebab yang dipilih merupakan bentuk
awal suatu kondisi, sedangkan klasifikasi
menyediakan kategori “Sekuel dari ......” yang
terpisah, dan terdapat bukti bahwa kematian
disebabkan oleh efek sisa kondisi ini, bukan fase
aktifnya, maka kodelah kategori “Sequelae of
...........” yang sesuai.

Kategori “Sequelae of ....”:


B90-B94, E64.-, E68, G09, I69, O97, dan Y85-Y89
Contoh Rule F
I (a) Fibrosis paru-paru
(b) Tuberkulosis paru-paru lama
Kode sekuel tuberkulosis paru-paru (B90.9)

I (a) Bronkopneumonia
(b) Bengkokan tulang punggung (curvature of spine)
(c ) Riketsia di masa kanak-kanak
Kode sekuel riket (E64.3)

I (a) Hidrosefalus
(b) Meningitis tuberkulosa
Kode sekuel meningitis tuberkulosa (B90.0)

Anda mungkin juga menyukai