Anda di halaman 1dari 93

• RESELEKSI KODE MORBIDITAS

DAN MORTALITAS

TIM DOSEN KKPMT


PERTEMUAN 5
RULES FOR SELECTION OF
THE ORIGINATING ANTECEDENT
CAUSE OF DEATH
(ICD-19 Vol. 2, hal. 34-35, Ed. 2010)

• “Sequence”
Istilah “sequence” untuk sebutan satu atau
lebih dari satu kondisi yang ditulis secara
runtun di sertifikat kematian butir Part I, dengan
pengertian bahwa kondisi yang ada di bawah adalah
sebab yang mengakibatkan terjadinya kondisi yang
ditulis di baris atasnya.
2
Contoh:

1. I (a) Perdarahan dari varises esofagus


(b) Hipertensi portal
(c) Sirosis hati
(d) Hepatitis B

Tidak ada keterangan tambahan atau informasi


medis lain.

Sebab kematian: Hepatitis B

3
Contoh: (Lanjutan-1)

• Apabila ada lebih dari satu cause of death (sebab kematian)


tertulis di baris garis sertifikat kematian, kemungkinan ada
lebih dari satu sequence yang terlapor.
Contoh: I (a) coma
(b) Myocardial infraction & CVA
(c) Artherosclerosis Hypertension

Sequences adalah:
• artherosclerosis → myocard. infarct. → coma
• artherosclerosis → CVA →coma
• hypertension → myocard. Infarct → coma
• hypertension → CVA → coma

4
GENERAL PRINCIPLE:

Aturan umum menentukan, bahwa apabila ada


lebih dari satu kondisi direkam pada butir (I)
sertifikat kematian,
maka

Kondisi yang direkam di baris paling bawah


ditentukan sebagai penyakit penyebab kematian.

5
SELECTION RULES

• Rule 1
Manakala General Principle tidak mungkin
diaplikasikan, dan ada Sequence yang terlapor
yang menghasilkan kondisi yang tertulis di baris
pertama sertifikat kematian
maka

Pilih sebab utama dari sequence terkait.


Bila ada lebih dari satu maka pilih kondisi
yang pertama disebut.
6
SELECTION RULES (Lanjutan-1)

• Rule 2
Manakala di dalam surat kematian tidak
ditulis sequence yang berakhir sebagai
kondisi yang disebut di baris pertama sertifikat
kematian,
maka pilih:

Kondisi yang pertama ditulis di sertifikat


kematiannya.

7
SELECTION RULES (Lanjutan-2)

• Rules 3
Apabila kondisi yang terpilih berdasarkan
General rule atau Rule 1 atau Rule 2 jelas
sebagai sequence yang langsung akibat
kondisi lain yang terlapor, apakah tertera di Part
I atau di Part II, maka pilih:

Kondisi primer tersebut.

8
HAL-HAL YANG MENJADI PERTIMBANGAN “SELECTION
RULES”

Sertifikat sebab kematian yang lengkap


akan memuat penyebab utamanya pada
baris berbawah Part I, disusul runtunan
kondisi-kondisi penyebab ke atas.

Sehingga yang teratas adalah kondisi


model meninggalnya pasien.

9
Contoh:

(1) I (a) Uremia


(b) Hidronefrosis
(c) Retensio urine
(d) Hipertrofi kelenjar prostat
Runtunan kejadian adalah:
Kondisi utama hipertrofi prostate
menimbulkan → retensio urin
menimbulkan → hidronefrosis
menimbulkan → uremia
mengakibatkan pasien → meninggal.

10
Contoh: (Lanjutan)

(2) I (a) Bronchopneumonia


(b) Chronic bronchitis
(c) -
(d) -
II Chronic myocarditis
Chronic bronchitis → bronchopneumonia

pasien meninggal.

11
HAL-HAL YANG ... (Lanjutan-1)

• Di dalam sertifikat yang lengkap, general


principle akan mudah diberlakukan. → walau
apabila tidak ditulis sesuai aturan ICD,
maka
General principle terkait bisa diaplikasikan,
apabila kondisi yang tertera tunggal di baris
terbawah Part I, menimbulkan semua kondisi yang
ditulis di baris atasnya, walau apabila kondisi
yang tertera di atasnya tidak ditulis menurut
aturan Runtunan penulisan yang benar.
12
Contoh:

(1) I (a) Generalized metastases


(b) Bronchopneumonia
(c) Lung cancer

Pilih cause of death: Lung cancer


→ menyebar secara umum
→ bronchopneumonia
→ meninggal.

13
HAL-HAL YANG ... (Lanjutan-2)

• General Principle tidak bisa diaplikasikan manakala:

- lebih dari satu kondisi tertera di baris paling


bawah Part I,
atau
- apabila kondisi tunggal yang tertera tidak
bisa menimbulkan semua kondisi yang
tertera di baris-baris atasnya.

14
HAL-HAL YANG ... (Lanjutan-3)

Panduan bisa ditemukan di akhir penjelasan


Rules, namun harus diingat bahwa:
- dipercaya bahwa dokter penulis sertifikat
akan merefleksikan opininya tentang
kondisi yang menjurus ke suatu kematian
berserta keterkaitannya → hal ini tidak
boleh diabaikan:
maka
konsultasikan ke dokter penulis sertifikatnya.

15
HAL-HAL YANG ... (Lanjutan-4)

Manakala General Principle


tidak mungkin diterapkan

Klarifikasikan ke dokter penulisnya,


mengingat rules yang tersedia adalah arbitrary
yang mungkin saja tidak memuaskan hasil
pemilihan berdasarkan rule terkait.
Namun apabila klarifikasi tidak mungkin
dijalankan, maka
Gunakan rules untuk menyeleksi.
16
(Lanjutan)

Rule 1
Bisa diaplikasikan apabia sequence yang
terlapor, menyebabkan kondisi yang disebut
sebelumnya di dalam sertifikat.

Apabila sequence terkait tidak ditemukan →


gunakan Rule 2 → pilih kondisi yang
pertama disebut

17
HAL-HAL YANG ... (Lanjutan-5)

• Perlu menjadi perhatian bahwa kondisi yang terpilih


melalui penerapan Rules, adalah benar sebagai
konsekuensi dari kondisi lain yang tidak terlapor
dalam hubungan sebab-akibat yang benar
(Contoh: di Part II atau di dalam satu baris yang
sama pada Part I)

• Untuk hal demikian, Rule 3 bisa diaplikasikan


dan pilih kondisi primer sebagai penyebab.

18
HAL-HAL YANG ... (Lanjutan-6)

Ini hanya bisa diaplikasikan apabila tidak


ada keraguan tentang hubungan sebab-
akibat antara dua kondisi.

Cukup bahwa hubungan sebab-akibat


diantaranya bisa ditermia hanya apabila
ditulis oleh penulis sertifikat.

19
MORTALITY CODING RULES
(ATURAN ICD-10)

Contoh Penerapan:
- General Principle
- Rule 1
- Rule 2
- Rule 3

20
Peraturan Memilih KODE MORTALITAS
(ICD-10, WHO)
untuk Sertifikat Sebab Kematian

GENERAL PRINCIPLE

Apabila ada lebih dari satu diagnoses


yang ditulis/ditempatkan di Part I sertifikat
kematian (format WHO) , maka kondisi
yang direkam di baris paling bawah
ditentukan sebagai penyakit penyebab
kematian, maka pilih yang ditulis di urutan paling
bawah sebagai penyebab kematian.
21
Contoh: General Principle

• Apabila ada lebih dari satu kondisi ditera di


Part I, maka pilih kondisi yang tertera sendirian di
baris yang terbawah, apabila memang dapat
memicu kondisi-kondisi yang tertera di atasnya
sebagai kondisi sebab kematian.
(1) I (a) Abses paru J85.2
(b) Lobar Pneumonia
Cause of death:
Maka pilih: Lobar pneumonia (J18.1)

22
General Principle (Lanjutan-1)

(2) Dalam sertifikat tertulis:


I. (a) Gagal hati
(b) Icteric
(c) Obstruksi saluran empedu
(d) Kanker pankreas

Cause of death: ...

Maka pilih: Kanker Pankreas (C25.0) sebagai


penyakit penyebab kematian).
23
General Principle (Lanjutan-2)

(3) I (a) Perdarahan otak


(b) Hipertensi
(c) Pielonefritis kronik
(d) Prostat adenoma
Pilih: Prostat adenoma (N40)

(4) I (a) Syok akibat trauma


(b) Fraktur tulang multipel
(c) Pejalan kaki tertabrak truk (jalan raya)
Pilih: Pejalan kaki tertabrak truk (V04.1)
24
General Principle (Lanjutan-3)

(5) I (a) Bronkopneumonia


II Anemia sekunder dan
leukemia limfatik kronik
Maka pilih: bronchopneumonia

Bisa juga menerapkan Rule 3:


Maka pilih: Leukemia limfatik kronik
(C91.1)
(Bronkopneumonia dan anemia sekunder
adalah akibat leukemia limfatik kroniknya).
25
Latihan: GENERAL PRINCIPLE

1. Laki, 4 tahun

I: - Sinus tachydardia
- Anomalous pulmonary venous drainage
- Postoperrative subacute bacterial endocarditis

II: Kondisi lain-2: -

Rawat 5 minggu, spesialis Bedah Jantung Anak


Bedah: Repair of anomalies of pulmonary valve

(Reseleksi: Penyebab kematian:


Postoperative subacute bacterial
endocarditis)
26
GENERAL PRINCIPLE (Lanjutan-2)

2. Wanita, 15 tahun
I: - Gagal nafas
- Abses paru
- Lobar Pneumonia
II: Kondisi lain-2: -

Reseleksi: Penyebab kematian:


Lobar pneumonia

27
General Prinsiple (Lanjutan-2)

3. I. (a) Bronkopnemonia
(b) –
(c) –
II. Anemia sekunder
dan leukemia limfatik kronik

Pilih: Bronkopneumonia.

28
General Prinsiple (Lanjutan-3)

Bisa juga menerapkan Rule 3


→ maka pilih: Leukemia limfatik kronik.

Apabila bronchopneumonia dan anemia sekunder


diterima sebagai gejala sisa (squelae) langsung dari
kondisi leukemia limfatik kronisnya.

29
General Principle (Lanjutan-4)

4. I. (a) Pericarditis
(b) Uraemia dan pneumonia
II. -
Pilih: Uraemia.

Pada kasus ini ada dua kondisi dilapor sebagai


akibat terjadinya kondisi di Part I, bisa pericarditis
akibat uraemia atau pericarditis akibat
pneumonia.
→ Pilih cause yang pertama disebut duluan,
yakni: Uraemia.
(Masih bisa menerapkan modifiokasi Rule D).
30
General Principle (Lanjutan-5)

5. I. (a) Miokard infark akut


(b) Atherosclerosis heart disease
(c) Influenza
Pilih: Penyakit jantung atherosclerosis.

(Masih bisa menerapkan modifikasi Rule C).

31
RULE 1

If the General Principle does not apply


and there is a reported sequence
terminating in the condition first entered on
the certificate, select the originating cause
of this sequence.

If there is more >1 such sequence


terminating in the condition mentioned first,
select the originating cause of the first-
mentioned sequence.

32
Contoh Rule 1:

1. I (a) Bronkopneumonia
(b) Infark serebral
(c) Penyakit jantung hipertensif
Pilih: Infark serebral (I63.9)

Pada kasus ini ada 2 kondisi (b) dan (c) yang bisa
mengakibatkan timbulnya kondisi (a), maka pilih
yang disebut pertama.

33
CONTOH: Rule 1 (Lanjutan-1)

2. I. (a) Oesofagial varises dan gagal


jantung kongestif
(b) Gangguan jantung rematik
kronis dan sirosis hepatis
Pilih: Sirosis hati (K74.6).

Runtunan diagnosis kondisi pasien yang


mengakibatkan kondisi di (a) Part I
adalah sirosis hepatis.

34
CONTOH: Rule 1 (Lanjutan-2)

3. I. (a) Infark otot jantung akut


(b) Penyakit jantung aterosklerosik
(c) Influenza
Pilih: Penyakit jantung aterosklerosik.

Pada kasus ini Infark miocard timbul


akibat ateroskelorosik.

(Bisa juga menerapkan:


Modification Rule C)
35
CONTOH: Rule 1 (Lanjutan-3)

4. I. (a) Cerebral infarction & hypostatic


penumonia
(b) Hypertension & diabetes
(c) Atherosclerosis
Pilih: Atherosclerosis

Pada kasus ini ada dua kondisi yang dilapor sebagai sebab
terjadinya kondisi yang pertama disebut di Part I, maka pilih
penyebab dari kondisi yang pertama disebut. (Infark serebri
akibat hipertensi akibat athero-sclerosis, dan infark serebri
akibat diabetes.)

(Masih bisa menerapkan Modification Rule C)


36
CONTOH: Rule 1 (Lanjutan-4)

5. I. (a) Pericarditis
(b) Uraemia dan pneumonia
(c) -
(d) -
II. -
Pilih: Uraemia.
Pada kasus ini ada 2 (dua) urutan diagnosis yang dinyatakan
sebagai pemicu pericarditis-nya: - - pericarditis
akibat uraemia
- pericarditis akibat pneumonia
Pilih penyebab yang disebut pertama (Uraemia)
(Masih bisa menerapkan Modification Rule D)
37
CONTOH: Rule 1 (Lanjutan-4)

6. I. (a) Gagal hati


(b) Obstruksi saluran
empedu
(c) Icteric
(d) Kanker pankreas
II. -
Maka pilih: Kanker Pankreas sebagai penyakit
penyebab kematian.

38
CONTOH: Rule 1 (Lanjutan-5)

7. Laki, 4 tahun
I: - Sinus tachydardia
- Anomalous pulmonary venous drainage
- Postoperrative subacute bacterial
endocarditis
II: Kondisi lain-2: -
Rawat 5 minggu oleh spesialis Bedah Jantung
Anak
Bedah: Repair of anomalies of pulmonary
valve
Reseleksi: penyebab kematian: Postoperative
subacute bacterial endocarditis
39
CONTOH: Rule 1 (Lanjutan-6)

8. Wanita, 15 tahun
I: - Gagal nafas
- Abses paru
- Lobar Pneumonia
II: Kondisi lain-2: -

Reseleksi penyebab kematian: Lobar


pneumonia

40
RULE 2
If there is no reported sequence
terminating in the condition first entered
on the certificate, select the first
mentioned condition.

(Apabila tidak ada kondisi terlapor yang


merupakan kondisi akhir dari kondisi
yang terlapor pada baris pertama di
sertifikat, maka pilih kondisi yang
disebut pertama)
41
Contoh: Rule 2

1. Laki, 40 tahun
I (a) Rematik dan penyakit jantung
arterioskelortik
II. -
Pilih: Penyakit jantung rheumatic (I09.9)

Pada kasus ini tidak ada pernyataan diagnosis yang


dilapor di urutan ke 2, maka pilih yang ada
di urutan pertama.

42
Contoh: Rule 2 (Lanjutan-1)

2. I. (a) Penyakit fibrokistik pankreas


(b) Bronchitis dan bronchiectasis
II. -
Pilih: Penyakit fibrokistik pancreas

Pada kasus ini tidak ditemukan laporan


urutan kejadian.

43
Contoh: Rule 2 (Lanjutan-2)

3. Wanita, 70 tahun
I. (a) Senility & hipostatik pneumonia
(b) Rematoid artritis
Pilih: Senility .

Pada kasus ini memang terlapor adanya hipostatik


pneumonia akibat rematoid artritis, namun
demikian, ini tidak mengakibatkan terjadinya
senility.
(Masih bisa menerapkan Modification Rule A)

44
Contoh: Rule 2 (Lanjutan-3)

4. I. (a) Bursitis dan ulcerative colitis


(b) –
II. -
Pilih: Bursitis

Pada kasus ini tidak ada diagnosis yang terlapor


sebagai penyebab dari kondisi yang pertama
disebut.

(Masih bisa menerapkan Modification Rule B)

45
Contoh: Rule 2 (Lanjutan-4)

5. I (a) Anemia perniciosa dan gangrene kaki


(b) Atherosclerosis
II -
Reseleksi: Anemia perniciosa.

6. I (a) Nephritis akut, demam kuning


II -
Reseleksi: Nephritis akut
Bisa juga dengan Rule 3: pilih: Nephritis komplikasi
dari Demam kuning
46
RULE 3
If the condition selected by General Principle
or by Rule 1 or Rule 2 is obviously a direct
consequence of another reported condition,
whether in Part I, or Part II, select this primary
condition.

Assumed direct consequences of another condition

47
Contoh: Rule 3

1. I. (a) Kaposi’s sarcoma


II. AIDS
Pilih HIV disease resulting in Kaposi’s
sarcoma (B21.0)

2. I. (a) Aspergillosis
(b) Pneumonitis
II. Penyakit HIV
Pilih: HIV in aspergilosis pneumonitis (B20.5)
(HIV disease resulting in other mycoses)
48
Contoh: RULE 3 (Lanjutan-1)

3. I. (a) TB
II. Penyakit HIV
Pilih: HIV disease resulting in
mycobacterial infection (B20.0)

4. I. (a) Aspergillosis
(b) Pneumonitis
II. Penyakit HIV
Pilih: HIV in aspergilosis pneumonitis
(B20.5) (HIV disease resulting in
other mycoses)
49
Contoh: RULE 3 (Lanjutan-2)

5. I. (a) Cerebral toksoplasmosis dan herpes


zoster
(b) Burkitt’s lymphoma, HIV disease
II. -
Pilih: HIV disease resulting in multiple
diseases classified elsewhere (B22.7).
Toksoplasmosis yang bisa dipilih sesuai
Rule 2 gugur karena dianggap HIV adalah
yang bertanggungjawab terhadap hadirnya
toksoplasmosis.

50
Contoh: Rule 3 (Lanjutan-3)

6. I. (a) Cerebral haemorrhage


(b) Hypertension
(c) Chronic peylonephritis & prostatic
obstruction
II. -
Pilih: prostatic obstruction (N40.x)

Chronic pyelonephritis yang bisa dipilih sesuai


Rule 1 gugur karena dianggap sebagai gejala
sisa langsung dari prostate
obstruction-nya.
51
Contoh: Rule 3 (Lanjutan-4)

7. I. (a) Acute anaemia


(b) Haematemesis
(c) Bleeding of esophageal varices
(d) Portal hypertension
II. Cirrhosis hepatis
Pilih: Cirrhosis hepatis (K74.6).
Portal hypertension yang bisa terpilih sesuai
General Principle gugur karena (a) – (d) bisa
diterima timbul akibat langsung dari cirrhosis
hepatisnya
52
Rule 3 (Lanjutan-5)

8. I (a) Pneumonia
(b) Virus infection
II -
Reseleksi: Viral pneumonia.

9. I (a) Nephrectomy
II Clear cell carcinoma ginjal
Reseleksi: Clear cell carcinoma of
kidney.

53
THE MODIFICATION RULES

RULE A
= Senility and other ill-defined
conditions (→ Chapter XVIII, kode R)
(Pada lansia serta kondisi sakit lain yang terkode
dengan alfabet R Bab XVIII)

RULE B
= Trivial conditions
(Kondisi ringan diutamakan namun ternyata
ada kondisi yang lebih serious, maka pilih yang
kondisi yang serious)

54
THE MODIFICATION RULES (Lanjutan-1)

RULE C
= Linkage
(Ada saling keterkaitan → gunakan code
kombinasi)

RULE D
= Early and late stages of disease
(pilih yang advanced state, namun tidak
berlaku untuk kronik akibat yang akut,
kecuali ada instruksi khusus pada klasifikasi ICD-
10)
55
THE MODIFICATION RULES (Lanjutan-2)

RULE E
Early and late stages of disease
(Stadium dini dan lanjut/akhir penyakit)

Rule F
= Sequelae (terklasifikasi di dalam ICD
sebagai sequelae)
(Gejala sisa dari penyakit yang sudah lalu)

56
CONTOH APLIKASI

THE MODIFICATION RULES

Disusun oleh
dr. Mayang Anggraini Naga
FIKES - RM-IK U-EU
(Revisi 2016)

57
THE MODIFICATION RULES

RULE A
= Senility and other ill-defined conditions
(→ Chapter XVIII, kode R
Symptoms, signs and abnormal
clinical and laboratory findings, NEC)

Pada lansia serta kondisi sakit lain yang


terkode dengan alfabet R Bab XVIII:
R54 Senility,
yang Excl.: senile psychosis (F03)
58
Kondisi yang terpilih terkode R kecuali R95
(SIDs), yakni suatu kondisi terkode R00-R94
atau R96-R99 terlapor di sertifikat → adakan
reseleksi sebab kematiannya, seolah kondisi
berkode R yang ada tidak terlapor, kecuali
apabila ia memodifikasi kondisi yang terkait.

R96-R99 Ill-defined an unknown causes of


mortality
Excl.: Fetal death ...(P95). Ostet. Death NOS(O95)

59
Contoh: (Perhatikan ICD-10 Vol. 2
Hal. 47-50)

• Pada sertifikat kematian tertulis:


I (a) Senility dan Hipostatik pneumonia
(b) Rematoid artritis
Maka beri kode rematoid artritis (M06.9 9)

Sinility yang terseleksi dengan Rule 2,


bisa diabaikan dan terapkan General Principle.

60
Contoh: (Lanjutan-1)

• Pada sertifikat tertulis:


I. (a) Anemia
(b) Splenomegali

Maka beri kode Splenomegaly anemia (D64.8)


Splenomegaly yang terpilih General Principle
abaikan, namun kode dimodifikasi.

61
Contoh: (Lanjutan-2)

• Pada sertifikat tertulis:

I. (a) Cough and hematemesis

Beri kode hematemesis (K92.0)


Cough (batuk) yang terpilih dengan Rule 2
→ abaikan.

62
Contoh: (Lanjutan-3)

• Pada sertifikat tertulis:

I. (a) Terminal pneumonia (gagal napas)


(b) Gangrene yang meluas disertai
(c) cerebrovascular infartion

Beri kode: cerebrovascular infarction (I63.9)


Gangrene yang terpilih dengan Rule 1, abaikan,
dan terapkan General Principle.

63
RULE B

= Trivial conditions
(Kondisi ringan diutamakan namun ternyata
ada kondisi yang lebih serious, maka pilih yang
kondisi yang serious)
Apabila cause yang terpilih adalah kondisi
trivial (tidak penting) yang tidak layak
menyebabkan suatu kematian, dan ada
kondisi lain yang lebih penting yang terlapor,
maka pilih yang penting itu, dan abaikan yang
trivial, seolah ini tidak terlapor.

64
(Lanjutan) Rule B

Apabila kematian disebabkan oleh


Reaksi Adverse suatu terapi dari yang
kondisi trivial maka
→ pilih reaksi adverse yang
dimaksud.

65
Rule B (Lanjutan-1) CONTOH

• Pada sertifikat tertulis:


I (a) Dental caries
II Cardiac arrest
Beri kode Cardiac arrest (I46.9)
Dental caries yang terseleksi berdasarkan
General Principle abaikan.

Apabila kematian disebabkan reaksi adverse dari


terapi untuk trivial condition, pilih adverse
reactionnya.
66
Contoh Rule B (Lanjutan-2)

• Pada sertifikat tertulis:


I (a) Perdarahan intraoperative
(b) Tonsillectomy
(c) Hipertrofi tonsil-tonsil
Beri kode Hemorrhage saat operasi
tonsillectomy (Y60.0)

! Termasuk kelompok apa Y60.0 ??


(Hal. 971 ICD Vol.1) (Y60-Y69) !
67
Contoh Rule B (Lanjutan-3)

• Pada sertifikat tertulis:

I (a) Bursitis dan ulcerative colitis


Beri kode ulcerative colitis (K51.9)

Bursitis yang terseleksi berdasarkan Rule 2


abaikan.

68
Contoh Rule B (Lanjutan-4)

• Pada sertifikat tertulis:

I (a) Paronychia
II Tetanus

Beri kode tetanus (A35.x)


Paronychia yang terseleksi berdasarkan
General Principle abaikan.

69
RULE C

= Linkage
(Ada saling keterkaitan → gunakan code
kombinasi)

Apabila cause terpilih berkaitan dengan provisi di


dalam klasifikasi atau, pada notes yang ada, untuk
digunakan sebagai underlying cause mortality
coding dengan satu atau lebih dari satu kondisi
lain di sertifikat ,maka beri kode kondisi
kombinasi.

70
RULE C (Lanjutan-1)

• Manakala keterkaitan provisi hanya untuk kondisi


kombinasi, kode kombinasi hanya bisa diterapkan
apabila ada sebutan hubungan kausal yang benar,
atau bisa dirubah dengan aplikasi rule-rule yang
terpilih.

• Manakala provisi keterkaitannya hanya kombinasi


dari satu kondisi dirinci akibat kondisi lain, maka beri
kode kombinasi apabila ada keterkaitan kausal
tersebut atau bisa dipengaruhi oleh aplikasi
pemilihan rules.
71
RULE C (Lanjutan-2)

Manakala timbul konflik pada kerterkaitannya,


hubungkan dengan kondisi yang seharusnya
terseleksi apabila kausa yang telah terpilih tidak
terlapor. Maka susunlah suatu keterkaitan yang bisa
diaplikasikan.
Contoh:
I (a) Intestinal obstruction
(b) Femoral hernia
II -
Beri kode femoral hernia with obstruction
(K41.3)
72
Conoh RULE C (Lanjutan-2)

• Pada sertifikat tertulis:


I (a) Acute myocardial infarction
(b) Atherosclerotic heart disease
(c) Influenza
II -
Beri kode acute myocard. Infarct. (I21.9)
Atherosclerotic heart disease yang terpilih
berdasarkan Rule 1, berkaitan (ada
hubungan sebab-akibat) dengan
acute myocardial infarction.
73
Conoh RULE C (Lanjutan-3)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Cardiac dilatation and renal sclerosis
(b) Hypertension
(c) -
(d) -
II -

Beri kode hypertensive heart and renal


disease (I13.9)
Pada kasus ini tiga kondisi bisa dikombinasi
menjadi satu penyakit penyebab.
74
Conoh RULE C (Lanjutan-4)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Stroke
(b) Atherosclerosis and
(c) Hypertensive heart disease
(d) -
II -

Beri kode hypertensive heart disease (I11.9)


Atherosclerosis (Rule 1), berkaitan dengan
hypertensive heart disease karena ini yang akan
terseleksi berdasarkan General Principle apabila
atherosclerosisnya tidak muncul dalam laporan.
75
Conoh RULE C (Lanjutan-5)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Secondary polycythaemia
(b) Pulmonary emphysema
(c) Chronic bronchitis
(d) -
II -

Pilih Chronic bronchitis sebagai cause of death


(J44.8) karena ini yang menimbulkan pulmonary
emphysema.
Sedangkan polycythemia jelas disebut secondary dari
suatu penyakit.

76
Conoh RULE C (Lanjutan-6)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Bronchopneumonia (aspiration)
(b) Kejang-kejang (convulsion)
(c) TB meningitis
(d) -
II Pulmonary TB
Pilih Pulmonary Tb (A16.2). Meningitis TB adalah
lanjutan dari TB paru, maka tidak dipilih sebagai
penyakit sebab kematian.
General Principle tidak dapat diterapkan pada kasus
ini.
77
Conoh RULE C (Lanjutan-7)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Occipital fracture
(b) Terjatuh dengan kepala terbentur lantai akibat
serangan kejang epilepsi.
(c) -
(d) -
II -
Pilih kejang epilepsi (G40.9).
Jatuh yang terpilih sesuai Rule 1, terjadi berkaitan
dengan serangan kejang epilepsinya.

78
Conoh RULE C (Lanjutan-8)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Cardiac arrest
(b) -
(c) -
(d) -
II Chagas’ disease
Pilih Chagas’disease dengan gangguan jantung
(B57.2)
Cardiac arrest yang terpilih sesuai General Principle gugur,
karena gangguan akibat penyakit Chagasnya.

79
RULE D
Specificity

= Early and late stages of disease


(pilih yang advanced state, namun tidak
berlaku untuk kronik akibat yang akut,
kecuali ada instruksi khusus pada klasiifkasi
ICD)

80
RULE D (Lanjutan-1)

• Manakala yang terpilih menggambarkan suatu


kondisi dalam sebutan umum dan ada informasi
sebutan tentang lokasi atau bentuk alamiah kondisi
cedera yang terlapor di sertifikat, maka pilih sebutan
istilah yang lebih informatif.

Contoh: I (a) Cerebral infarction


(b) CVA
Pilih Cerebral infarction (I63.9)

81
RULE D (Lanjutan-2)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Meningitis
(b) TB
Pilih Tuberculosis meningitis (A17.0)
(suatu kondisi yang berupa sebab-akibat)
(A17.0 G01*)
Penyakit penyebab adalah TB
manifestasinya: meningitis.

82
RULE D (Lanjutan-3)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Pericarditis
(b)Uremia dan pneumonia
Pilih uremia pericarditis (N18.8)
(N18.8 I32.8*)

Uremia yang terpilih sesuai Rules 1


memodifikasi pericarditisnya.

83
RULE D (Lanjutan-4)

Pada sertifikat kematian bumil tertulis:

I (a) Severe hypertension in pregnancy


II Eclampsia convulsion

Maka pilih eclampdia pada bumil (O15.0)


Severe hypertension adalah gejala
eklampsianya.

84
RULE E
Early and late stages of disease

(Stadium dini dan lanjut/akhir penyakit)


Manakala kausa terpilih adalah stadium dini suatu
penyakit dan ternyata ada stadium advance dari
penyakit tersebut, maka beri kode ke stadium yang
lebih advance dari penyakit tersebut. Rule ini tidak
bisa diaplikasikan untuk bentuk penyakit kronis
sebagai sebab yang timbulnya akut kecuali ada
instruksi khusus dalam peraturan klasifikasi.

85
Contoh RULE E (Lanjutan-1)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Eclampsia pada kehamilan
(b) Pre-eclampsia
Pilih eclampsia pada kehamilan (O15.0)

I (a) Chronic myocarditis


(b) Acute myocarditis
Pilih acute myocarditis (I40.9)

86
Contoh RULE E (Lanjutan-2)

Perhatikan contoh di bawah ini!


I (a) Chronic nephritis
(b) Acute nephritis
Pilih chronic nephritis, unspeified
(N03.9)
Baca keterangan khusus di halaman 68 ICD-
10 Volume 2 tentang:
N00.- Acute nephritis syndrome
when reported as the originating antecedent cause of
N03.- (Chronic nephritis syndrome) →
beri kode N03.-
87
Rule F
= Sequelae

(Gejala sisa dari penyakit yang sudah lalu)


Kode sequelae: B90-B94, E64.-, E68.-, G09,
I69, O97 dan Y85-Y89
Manakala kausa terpilih adalah bentuk dini dari
kondisi yang disediakan kode terpisah bagi kondisi
sequelaenya, dan ada bukti bahwa kematian terjadi
dari efek residual kondisi terkait dan bukan akibat
kondisi pada fase aktifnya, maka beri kode katergori
“sequelae of ...
88
CONTOH: RULE F SEQUELAE (Lanjutan-1)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) Pulmonary fibrosis
(b) TB paru lama
Pilih: sequelae TB (B90.9)

I (a) Bronchopneumonia
(b) Curvature vertebra
(c) Rickets saat masih kanak-kanak. Pilih
kode sequelae pada rickets (E64.3)

89
CONTOH: RULE F SEQUELAE (Lanjutan-2)

Pada sertifikat tertulis:


I (a) hydrocephalus
(b) TB meningitis
Pilih kode sequelae dari TB meningitis
(B90.0)

90
CONTOH: RULE F SEQUELAE (Lanjutan-3)

• Pada sertifikat tertulis:


I (a) Hypostatic pneumonia
(b) Hemiplegia
(c) CVA (10 tahun)
(d) -
II -
Pilih kode sequelae CVA (I69.4)

91
sumber
• Materi Ajar dr. mayang Anggraini, 2016
• WHO volume 2, 2016
TUGAS
• Baca lebih lanjut buku ICD-10 Volume 2:
Hal. 53-71.
4.1.11 Notes for use in underlying cause
mortality coding.
dan:
Hal. 71-77
4.1.12 Summary of linkages by code
number.

93

Anda mungkin juga menyukai