Anda di halaman 1dari 76

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TINJAUAN KELENGKAPAN PENULISAN DAN KETEPATAN


KODE EXTERNAL CAUSE KASUS KECELAKAAN LALU
LINTAS DI SILOAM HOSPITAL KEBON JERUK

KARYA TULIS ILMIAH

ULI SHALATIYA
20190306108

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2022
HALAMAN JUDUL
UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TINJAUAN KELENGKAPAN PENULISAN DAN KETEPATAN


KODE EXTERNAL CAUSE KASUS KECELAKAAN LALU
LINTAS DI SILOAM HOSPITAL KEBON JERUK

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli


Madya Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

ULI SHALATIYA
20190306108

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2022

ii
PERSETUJUAN UJIAN SIDANG AKHIR

TINJAUAN KELENGKAPAN PENULISAN DAN KETEPATAN KODE


EXTERNAL CAUSE KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI SILOAM
HOSPITAL KEBON JERUK

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Uli Shalatiya


NIM : 20190306108
Tanda Tangan :

Tanggal : 3 Juli 2022

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh


Nama : Uli Shalatiya
NIM : 20190306108
Program Studi : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : Tinjauan Kelengkapan Penulisan dan Ketepatan
Kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu
Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Diploma pada
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu-ilmu
Kesehatan, Universitas Esa Unggul.

Menyetujui

(Prof. Dr. Apt. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed)


Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

TIM PENGUJI

Pembimbing : Lily Widjaja, SKM., MM ( )

Penguji 1 : Laela Indawati, S.St. MIK., MKM ( )

Penguji 2 : dr. Noor Yulia, MM ( )

Ditetapkan di : Universitas Esa Unggul


Ketua Program Studi : Daniel Happy Putra, SKM., MKM ( )
Tanggal : 23 Juni 2022

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan segenap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “Tinjauan kelengkapan penulisan dan ketepatan kode
external cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk”, yang
diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Studi D-III Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa
Unggul.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, banyak pihak yang telah
membantu penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir Arief Kusuma Among Praja M.B.A selaku Rektor Universitas
Esa Unggul.
2. Ibu Prof. Dr. Apt. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed selaku Dekan
Fakultas Ilmu-ilmu kesehatan.
3. Bapak Daniel Happy Putra, SKM., MKM selaku ketua Program Studi D-III
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
4. Ibu Lily Widjaja, SKM., MM selaku dosen pembimbing KTI
5. Bapak Hadi Prasetyo, A.Md selaku pembimbing lapangan di Siloam
Hospital Kebon Jeruk beserta seluruh petugas rekam medis yang membantu
dalam memudahkan penelitian penulis.
6. Kedua orang tua Bapak Badrul dan Ibu Wahidah yang selalu berdoa dan
memberikan dukungan serta membangkitkan semangat.
7. Sahabat dan kerabat yang selalu bersedia menyempatkan waktu untuk
membantu penulis dalam proses penelitian.
8. Teman-teman angkatan 2019 Jurusan Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan.
Penulis mengakui karya tulis ilmiah ini masih kurang dari kesempurnaan.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk dapat
melengkapi ketidaksempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata semoga karya
tulis ilmiah ini dapat memberikan banyak manfaat dan pengetahuan tambahan bagi
pembaca sekalian.

Jakarta, 16 Juni 2022

Uli Shalatiya

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Esa Unggul, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:

Nama : Uli Shalatiya


NIM : 20190306108
Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Fakultas : Ilmu- Ilmu Kesehatan
Jenis Karya Ilmiah : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, menyetujui untuk


memberikan kepada Universitas Esa Unggul Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas
karya ilmiah saya yang berjudul: “Tinjauan Kelengkapan Penulisan dan Ketepatan
Kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon
Jeruk” beserta perangkat yang ada (apabila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Universitas Esa Unggul berhak menyimpan, mengalihmediakan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal :
Yang menyatakan

(Uli Shalatiya)

vii
Universitas Esa Unggul

ABSTRAK

Judul : Tinjauan kelengkapan penulisan dan ketepatan kode external cause


kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
Nama : Uli Shalatiya
Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Dalam memberikan kode pada kasus kecelakaan lalu lintas harus dilengkapi
kode external cause (penyebab luar), faktor-faktor eksternal ini perlu mendapat
perhatian karena merupakan penyebab masalah yang perlu diintervensi dalam
upaya pencegahan, penanggulangan cedera, keracunan, atau penyakit tertentu.
Tujuan penelitian in mengidentifikasi SPO pemberian kode external cause kasus
kecelakaan lalu lintas, menghitung kelengkapan external cause, mengukur
ketepatan kode external cause, mengetahui faktor penyebab ketidaktepatan kode
external cause. Metode penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa Siloam Hospital Kebon Jeruk belum memiliki SPO
khusus external cause kasus kecelakaan lalu lintas dan dari 64 sampel rekam medis
diketahui kelengkapan penulisan external cause yaitu sebesar 57,81% dan 42,19%
lainnya tidak lengkap. Ketepatan kode diagnosa dan external cause yaitu 64,96%
dan tidak tepat yaitu 35,04 %. Faktor penyebab ketidaktepatan kode adalah
kurangnya ketelitian petugas koder saat memberikan kode external cause,
penulisan dokter yang kurang jelas dan ketidaklengkapan penulisan external cause,
belum adanya SPO khusus pengodean khusus kecelakaan lalu lintas, dan SIMRS
yang belum memadai untuk menggunakan kode aktivitas yang merupakan kode
karakter ke 5. Kesimpulan penelitian ini rumah sakit tidak memiliki SPO khusus
pemberian kode external cause pasien kecelakaan lalu lintas, kelengkapan
penulisan sebesar 57,81%, ketepatan pengodean sebesar 64,96%.

Kata kunci: Kelengkapan, ketepatan kode, external cause

viii
Universitas Esa Unggul

ABSTRACT

Title : Review of the completeness of writing and the accuracy of the


external cause code in the case of a traffic accident at Siloam
Hospital Kebon Jeruk
Name : Uli Salatiya
Study Program : Medical Records and Health Information

In giving a code to a traffic accident case, it must be equipped with an


external cause code, these external factors need attention because they are the
cause of problems that need intervention in preventing, overcoming injuries,
poisoning, or certain diseases. The purpose of this study is to identify the SOP for
giving external cause codes for traffic accidents, calculate the completeness of
external causes, measure the accuracy of the external cause code, find out the
factors causing the inaccuracy of the external cause code. The research method is
a quantitative descriptive method. The results showed that Siloam Hospital Kebon
Jeruk did not yet have a special SOP for external causes for traffic accidents and
from 64 samples of medical records it was known that the completeness of writing
external causes was 57.81% and 42.19% were incomplete. The accuracy of the
diagnostic code and the external cause is 64.96% and the incorrect is 35.04%. The
factors causing the code inaccuracy are the lack of accuracy of the coder officer
when giving the external cause code, the unclear writing of the doctor and the
incomplete writing of the external cause, the absence of a special SPO for special
coding for traffic accidents, and the SIMRS being inadequate to use the activity
code which is a character code for traffic accidents. 5. The conclusion of this study
is that the hospital does not have a special SOP for giving external cause codes to
traffic accident patients, writing completeness is 57.81%, coding accuracy is
64.96%

Keywords: completeness, code accuracy, external cause

ix
Universitas Esa Unggul

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii


PERSETUJUAN UJIAN SIDANG AKHIR .......................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.4.1. Pengembangan ilmu pengetahuan ..................................................... 5
1.4.2. Kepentingan program pemerintah ..................................................... 5
1.4.3. Tempat penelitian .............................................................................. 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
2.1. Landasan Teori.......................................................................................... 6
2.1.1. Rekam Medis ..................................................................................... 6
2.1.1.1. Pengertian Rekam Medis ............................................................ 6
2.1.1.2. Tujuan Rekam Medis .................................................................. 6
2.1.1.3. Manfaat Rekam Medis ................................................................ 7

x
Universitas Esa Unggul

2.1.2. Standar Prosedur Operasional ............................................................ 9


2.1.3. Pengodean Diagnosis ICD 10 ............................................................ 8
2.1.4. Alat Klasifikasi (ICD 10) ................................................................... 9
2.1.5. Fungsi dan Kegunaan ICD ............................................................... 11
2.1.6. Kelengkapan dan Ketepatan ............................................................ 11
2.1.7. Koding External Cause (Penyebab Luar) ........................................ 12
2.1.8. Langkah Menentukan Kode External Cause ................................... 13
2.1.9. Pengodean Kasus Kecelakaan Lalu Lintas ...................................... 13
2.1.10. Manajemen Sumber Daya ................................................................ 14
2.2. Hasil Penelitian lain ................................................................................ 16
2.3. Kerangka berpikir ................................................................................... 20
2.4. Kerangka Konsep .................................................................................... 21
BAB III ................................................................................................................. 22
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 22
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 22
3.2. Metode Penelitian ................................................................................... 22
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................... 22
3.3.1. Populasi ............................................................................................ 22
3.3.2. Sampel ............................................................................................. 22
3.2.2.1. Besaran Sampel ........................................................................ 22
3.2.2.2. Cara Pengambilan Sampel ........................................................ 22
3.4. Definisi Operasional Variabel................................................................. 23
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 24
3.6. Teknik Analisis Data............................................................................... 24
BAB IV ................................................................................................................. 25
HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 25
4.1. Keterbatasan Masalah ............................................................................. 25
4.2. Profil Lokasi Penelitian........................................................................... 25
4.2.1 Sejarah Siloam Hospital Kebon Jeruk ............................................. 25
4.2.2 Visi, Misi, dan Nilai Siloam Hospital Kebon Jeruk ........................ 26
4.2.3 Jenis Pelayanan dan Fasilitas ........................................................... 27
4.2.4. Unit Rekam Medis Siloam Hospital Kebon Jeruk ........................... 29

xi
Universitas Esa Unggul

4.2.4.1. Visi Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam Hospital Kebon
Jeruk .......................................................................................... 29
4.2.4.2. Misi Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam Hospital Kebon
Jeruk .......................................................................................... 29
4.2.4.3. Motto misi Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam Hospital
Kebon Jeruk .............................................................................. 29
4.2.4.4. Struktur Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam Hospital
Kebon Jeruk .............................................................................. 30
4.2.5 Unit Instalasi Gawat Darurat Siloam Hospital Kebon Jeruk .......... 31
4.3. Hasil Penelitian ....................................................................................... 32
4.3.1 Identifikasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemberian Kode
External Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Di Siloam Hospital
Kebon Jeruk ..................................................................................... 32
4.3.2 Perhitungan kelengkapan Penulisan External Cause Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ............... 33
4.3.3 Pengukuran Ketepatan Kode External cause Kasus Kecelakaan Lalu
Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ........................................... 34
4.3.4 Faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode External Cause Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ............... 36
BAB V................................................................................................................... 38
PEMBAHASAN ................................................................................................... 38
5.1. Identifikasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Terkait Kode Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ...................... 38
5.2. Persentase Kelengkapan Penulisan External Cause Kasus Kecelakaan
Lalu Lintas .............................................................................................. 40
5.3. Pengukuran Ketepatan Kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu
Lintas....................................................................................................... 41
5.4. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Ketidaktepatan Pengodean External
Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk 43
BAB VI ................................................................................................................. 46
PENUTUP ............................................................................................................. 46
6.1. Kesimpulan ............................................................................................. 46
6.2. Saran ....................................................................................................... 46
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 48
LAMPIRAN .......................................................................................................... 50

xii
Universitas Esa Unggul

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Lain ............................................................................. 16
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 23
Tabel 4.1 Kriteria Kelengkapan Penulisan External Cause Kasus Kecelakaan Lalu
Lintas .................................................................................................... 33
Tabel 4.2 Rekapitulasi Kelengkapan Penulisan External Cause Kasus Kecelakaan
Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ....................................... 34
Tabel 4.3 Kriteria Ketepatan Pengodean External Cause Kasus Kecelakaan Lalu
Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ................................................ 34
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengukuran Ketepatan Kode External Cause Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk .................... 35
Tabel 5.1 Draft Tata Cara Koding External Cause Kasus Kecelakaan Lalu ........ 39

xiii
Universitas Esa Unggul

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berfikir ................................................................ 20
Gambar 2.2 Gambar Kerangka Konsep ................................................................ 21
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rekam Medis Siloam Hospital Kebon Jeruk .... 30
Gambar 4.2 Struktur Instalasi Gawat Darurat Siloam Hospital Kebon Jeruk....... 31

xiv
Universitas Esa Unggul

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit, di jelaskan bahwa Rumah sakit merupakan suatu lembaga pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna dimana pelayanan yang disediakan
diantaranya pelayanan rawat jalan, rawat inap, serta gawat darurat. Rumah
sakit memiliki beberapa tujuan dalam hal penyelenggaraannya yaitu untuk
dapat mempermudah masyarakat dalam hal mengakses dan mendapatkan
pelayanan kesehatan, dan juga rumah sakit bertujuan melindungi keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia yang
ada di rumah sakit (UU RI, 2009b).
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit rekam
medis sangat diperlukan, karena rekam medis merupakan faktor yang
menentukan dan mencerminkan baik atau buruknya pelayanan tersebut.
Menurut Permenkes RI No.269/MENKES/III/2008 menyebutkan bahwa
rekam medis adalah dokumen yang di dalamnya terdapat catatan tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien (Depkes RI, 2008).
Dalam unit rekam medis terdapat beberapa sistem dan sub sistem di
antaranya sistem dan subsistem penerimaan pasien, subsistem penerimaan
pasien rawat jalan, subsistem penerimaan pasien rawat inap dan subsistem
penerimaan pasien gawat darurat,sistem penamaan pasien, sistem penomoran
rekam medis, dan dalam sistem dan sub sistem pengolahan rekam medis
terdapat subsistem pendistribusian berkas rekam medis, subsistem assembling,
subsistem pengodean (coding), subsistem indexing, subsistem penyimpanan
berkas rekam medis, subsistem penjajaran berkas rekam medis,subsistem
pengambilan kembali rekam medis, dan subsistem retensi berkas rekam medis
(Widjaja & Dewi, 2017).
Rekam medis yang berkualitas adalah rekam medis yang lengkap, jelas,
akurat, dapat dipahami dan dipercaya serta konsisten. Untuk dapat memperoleh
rekam medis yang berkualitas dibutuhkan tenaga perekam medis yang mampu
melaksanakan klasifikasi dan kodefikasi penyakit. Karena sistem pengodean
merupakan salah satu hal yg penting dari beberapa unit kegiatan di rekam
medis.Sistem koding adalah kegiatan pengelolaan data rekam medis guna
memberikan kode dengan angka, huruf, atau kombinasi antara huruf dan angka,
yang akan mewakili komponen dari setiap data yang diambil. Pengodean
diagnosis yaitu meliputi diagnosis penyakit, non penyakit, external
cause,symptoms dengan menggunakan ICD 10 dan Pengodean tindakan yang
menggunakan ICD 9 CM merupakan kegiatan yang dilakukan dalam sistem
Pengodean. Penulisan diagnosis yang lengkap dan jelas serta spesifik oleh

1
Universitas Esa Unggul

dokter dan petugas koding yang handal menjadi penunjang dalam menentukan
kode yang tepat,tetapi apabila dokter dan perawat tidak menuliskan diagnosis
dengan lengkap dan jelas maka Pengodean tidak dapat dilakukan oleh petugas
koding. Koding disini dibutuhkan untuk me-review khususnya pada kasus
cedera kecelakaan lalu lintas (Hatta, 2017).
Berdasarkan ICD-10 kode kasus cedera dibagi menjadi dua, yaitu cedera
kecelakaan lalu lintas dan cedera non kecelakaan lalu lintas. Dalam hal
penetapan dan pemberian kode pada kasus cedera kecelakaan lalu lintas dan
non kecelakaan lalu lintas harus disertai dengan penyebab luarnya, karena
penyebab luar cedera ini merupakan alasan atau sebab mengapa pasien
mengalami cedera. Dan berdasarkan pedoman pengodean pada ICD–10,
diagnosis cedera harus disertakan penyebab luarnya. Pada kasus cedera beserta
penyebab luarnya yang terdiri dari karakter ke-4 yang menunjukkan lokasi saat
terjadi cedera dan karakter ke-5 yang menunjukan aktivitas saat terjadi cedera.
Oleh sebab itu kelengkapan dan ketepatan dalam penetapan dan pemberian
kode penyakit adalah sebuah keharusan (WHO, 2016).
Penyebab luar (external cause) perlu dan penting untuk dilengkapi dan
di koding agar seluruh pihak atau lembaga terkait yang membutuhkan data
tersebut mendapat informasi yang tepat dan akurat. Seperti misalnya pihak
Kepolisian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Tenaga Kerja, Asuransi, serta
pihak lainnya yang memiliki kaitan dengan kasus. Pihak yang berkepentingan
tentu sangat membutuhkan kelengkapan data pasien, seperti pada contoh kasus
pasien kecelakaan lalu lintas yang merupakan kasus tabrakan di jalan raya
dalam hal ini polisi tentu membutuhkan data pasien yang lengkap mulai dari
penyebab pasien kecelakaan apakah karena pasien berkendara dalam keadaan
mabuk, atau lalai dalam berkendara, dan apakah pasien tabrakan dengan
pengendara lain atau hanya kecelakaan tunggal dan lain sebagainya.
Pelaporan morbiditas dan mortalitas suatu rumah sakit perlu dilengkapi
dengan koding external cause begitu juga dengan ketepatan penghitungan
pembiayaan atau ketepatan pembayaran klaim dan sebagai data statistik
kecelakaan lalu lintas kepada pihak kepolisian. Untuk itu, koding sebab luar
dapat mencantumkan atau mengidentifikasi beberapa informasi penting yang
berhubungan keadaan, lingkungan atau keterlibatan moda ataupun sarana
terjadinya cedera dan keracunan. Selain untuk Cedera dan Keracunan, kode
Sebab Luar juga digunakan untuk diagnosis penyakit dan masalah kesehatan
tertentu yang diakibatkan oleh obat-obatan atau zat kimia tertentu (drug-
induced). Pada kondisi tersebut, kode dari Bab XX ICD-10 ini dapat digunakan
sebagai kode opsional tambahan, jika diperlukan, untuk mengidentifikasi obat-
obatan dan zat kimia yang menimbulkan penyakit/masalah kesehatan tersebut
(Nuryati & Kresnowati, 2018).
Beberapa peneliti lainnya telah melakukan penelitian terkait kelengkapan
penulisan dan ketepatan kode external cause, dan disini peneliti merujuk

2
Universitas Esa Unggul

kepada 5 penelitian terdahulu yang sudah dilakukan. Penelitian terdahulu yang


pertama oleh Carlina Mahardika Loka, Rano Indradi Sudra, M. Arief TQ pada
tahun 2012 di Rumah Sakit DR. Moewardi hasil keakuratan kode diagnosis
kasus kecelakaan lalu lintas ditemukan sebanyak 18 (20,45%) kode diagnosis
yang akurat, sedangkan kode diagnosis yang tidak akurat sebanyak 70
(79,55%) kode diagnosis dari 88 dokumen rekam medis. Untuk keakuratan
kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas di Rumah Sakit DR.
Moewardi hasil penelitian menunjukkan bahwa kode external cause yang
akurat sebanyak 12 (13,64%) kode sedangkan untuk kode external cause yang
tidak akurat sebanyak 76 (86,36%) kode. Ketidakakuratan kode diagnosis dan
external cause tersebut disebabkan oleh sulitnya membaca tulisan dokter serta
kurang tepat dan telitinya coder dalam membaca hasil anamnesis dilembar
lainnya (Loka et al., 2013).
Peneliti terdahulu berikutnya yang melakukan penelitian terkait dengan
kelengkapan dan ketepatan pengodean external cause kasus kecelakaan lalu
lintas di rumah sakit umum persahabatan tahun 2017 adalah Ainul Yaqin, dari
86 sampel rekam medis 67 (77,91%) ditulis penyebab luarnya dan 19 (22,09%)
lainnya tidak ditulis penyebab luarnya, dan dari 86 rekam medis 66 (76,74%)
kode cedera tepat dan 20 (23,26%) kode cedera tidak tepat, sedangkan untuk
external causenya 57 (66,28%) kode tepat dan 29 (33,72%) kode tidak tepat
(Yaqin, 2017).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dela Stepani di rumah sakit
umum daerah Dr. Chasbullah abdul majid kota bekasi tahun 2018 didapatkan
bahwa untuk penulisan external cause 50 (52,63%) rekam medis lengkap, dan
45 (47,37%) rekam medis lainnya tidak lengkap dalam penulisan external
causenya, dan untuk ketepatam kode external cause 19 (20%) dari 95 sampel
rekam medis yang sudah diidentifikasi adalah tepat dalam pengodean diagnosis
cedera dan external causenya sedangkan 76 (80%) rekam medis lainnya kode
diagnosis cedera dan external causenya di nyatakan tidak tepat (Stepani, 2018).
Hasil penelitian terdahulu lainnya oleh Suci Rizkika Hijrahyana di RSUP
fatmawati tahun 2019 dari 45 sampel rekam medis yang diteliti untuk penulisan
external causenya hanya 2 (4,44%) dari 45 rekam medis yang ditulis lengkap
sampai dengan activity codenya dan 43 (95,56%) rekam medis tidak lengkap
dan untuk kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas di dapatkan kode
yang tepat sebanyak 39 (86,67%) dan 6 (13,33%) rekam medis tidak tepat pada
pengodeannya (Hijrahyana, 2020).
Berdasarkan Penelitian terdahulu yang terakhir yang sudah dilakukan
oleh Gishella Nur Fadhilah dan Leni Herfiyanti di Rumah Sakit Angkatan
Udara dr.M.Salamun tahun 2021, dengan menggunakan teknik simple random
sampling dari 70 rekam medis hanya 1 (1,43%) kode external cause yg tepat
sedangkan 69 (98,57%) kode lainnya tidak tepat (Fadhilah & Herfiyanti, 2021).

3
Universitas Esa Unggul

Siloam Hospital Kebon Jeruk merupakan rumah sakit tipe B yang terletak
di jalan Jl. Perjuangan No.Kav.8, RT.14/RW.10, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk,
Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530. Siloam Hospital Kebon Jeruk
menjadi rumah sakit pertama yang diakuisisi oleh Siloam Hospital Group dan
didirikan pada tahun 1996 dengan nama Rumah Sakit Graha Medika. Siloam
Hospital Kebon Jeruk Memiliki Visi memberikan pelayanan jantung terpadu
yang terjangkau dan berkualitas Internasional, dengan landasan pelayanan
kasih untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Siloam Hospitals Kebon
Jeruk sudah terakreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan
predikat PARIPURNA pada 18 Juli 2017. Satu diantara pelayanan di Siloam
Hospital Kebon Jeruk yaitu unit gawat darurat yang merupakan bentuk
pelayanan medis yang berkaitan dengan kegawatdaruratan dan memerlukan
tindakan cepat, tepat, dan akurat untuk penyelamatan pasien. Di unit gawat
darurat kasus cedera karena kecelakaan lalu lintas cukup sering terjadi yaitu
kasus kecelakaan lalu lintas dari bulan September 2021 sampai dengan bulan
November 2021 yaitu sebanyak 64 pasien, dan untuk data kecelakaan non lalul
lintas sebanyak 56 pasien, dan untuk kasus kecelakaan lalu lintas diperlukan
external cause yang merupakan informasi penting untuk mengetahui penyebab
dan tempat kejadian.
Berdasarkan hasil observasi awal mengenai kelengkapan penulisan dan
ketepatan kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital
Kebon Jeruk yang dilakukan terhadap 30 sampel rekam medis di dapatkan 4
(13,33%) rekam medis lengkap dalam penulisan external causenya sedangkan
26 (86,67%) rekam medis lainnya tidak lengkap, dan untuk ketepatan kode
external cause dari 30 rekam medis hanya didapatkan 3 (10%) rekam medis
yang tepat pengodeannya sedangkan 27 (90%) rekam medis lainnya tidak tepat
dalam pengodean external causenya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Tinjauan kelengkapan penulisan dan ketepatan
kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital
Kebon Jeruk”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meninjau lebih lanjut
mengenai “Bagaimana kelengkapan penulisan dan ketepatan kode external
cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk?”.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui kelengkapan penulisan dan ketepatan dari hasil
pengodean penyebab luar (external cause) kasus kecelakaan lalu lintas
di Siloam Hospital Kebon Jeruk.

4
Universitas Esa Unggul

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi SPO pemberian kode penyebab luar (external
cause) kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk.
2. Menghitung kelengkapan dari penulisan penyebab luar (external
cause) kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk.
3. Mengukur ketepatan dari hasil pengodean penyebab luar (external
cause) kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk.
4. Mengetahui faktor penyebab dari tidak tepatnya pengodean kode
penyebab luar (external cause) kasus kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon Jeruk.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Pengembangan ilmu pengetahuan
Dapat menerapkan serta mengembangkan ilmu yang telah di di
dapat selama kuliah, serta dapat menambah pengalaman, dan wawasan
pengetahuan studi di bidang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
khususnya mengenai penulisan dan pengodean external cause pada
kasus kecelakaan lalu lintas, serta belajar untuk menganalisis dan juga
mengidentifikasi terkait suatu permasalahan sehingga diharapkan dapat
berguna dalam dunia kerja nantinya.
1.4.2. Kepentingan program pemerintah
Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi
mahasiswa atau pihak lain dalam melakukan penelitian selanjutnya
sehingga mampu memberikan pengetahuan tambahan terkait
pengodean yang tepat
1.4.3. Tempat penelitian
Dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan sebagai bahan
evaluasi bagi pihak rumah sakit terlebih khusus bagi perekam medis
dalam meningkatkan ketepatan pengodean.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini berjudul Tinjauan kelengkapan penulisan dan ketepatan
kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon
Jeruk, Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai
dengan Maret 2022 di Siloam Hospital Kebon Jeruk yang beralamat di jalan Jl.
Perjuangan No.Kav.8, RT.14/RW.10, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk, Jakarta barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530. Penelitian dilakukan dengan cara
observasi terhadap dokumen rekam medis dengan melihat penulisan external
cause dan kode external cause pada masing-masing rekam medis yang akan
diteliti, dan juga dengan melakukan wawancara langsung kepada kepala rekam
medis dan petugas koding di unit kerja rekam medis.

5
Universitas Esa Unggul

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Rekam Medis
2.1.1.1. Pengertian Rekam Medis
Pengertian rekam medis menurut beberapa sumber, di
antaranya:
1. Menurut Permenkes RI No.269/MENKES/III/2008
menyebutkan bahwa rekam medis adalah dokumen yang di
dalamnya terdapat catatan tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien (Depkes RI, 2008)
2. Menurut Gemala R. Hatta (2017:73) dalam buku yang
berjudul Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan, rekam medis adalah berkas
yang didalamnya berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang diberikan kepada pasien di institusi
pelayanan kesehatan (Hatta, 2017).
3. Menurut Lily Widjaja rekam medis adalah kumpulan dari
bekas atau kesan dari hal yang telah diucapkan atau
dituliskan mengenai kondisi pasien dari massa ke massa
(Widjaja, 2015).
Dari tiga pengertian rekam medis diatas, dapat
disimpulkan bahwa rekam medis adalah suatu berkas yang di
dalamnya berisikan catatan medis pasien, berupa identitas
pasien, hasil dari anamnesis pasien, pengobatan atau tindakan
yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan.
2.1.1.2. Tujuan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) dalam buku
pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah
sakit di indonesia, tujuan rekam medis adalah untuk
meningkatkan tercapainya tertib administrasi dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu
faktor yang menentukan dalam pelayanan rumah sakit adalah
tertib administrasi, maka dari itu untuk mencapai tertib
administrasi dalam rumah sakit, harus didukung oleh sistem
pengelolaan rekam medis yang baik dan benar (Depkes RI,
2006).
Karena ada banyak pendapat tentang tujuan rekam
medis, maka dibuatlah cara agar mudah dalam mengingatnya

6
Universitas Esa Unggul

yaitu menggunakan akronim “ALFRED” artinya memiliki


nilai untuk kepentingan administrative (administratif) ,legal
(hukum), financial (finansial), research (penelitian),
education (edukasi), documentation (dokumentasi) (Hatta,
2017).
2.1.1.3. Manfaat Rekam Medis
Menurut konsil kedokteran indonesia manfaat dari
rekam medis di antaranya :
a. Pengobatan
Rekam medis berguna sebagai acuan untuk merencanakan
serta menganalisa penyakit dan juga untuk merencanakan
pengobatan, perawatan serta tindakan medis yang wajib
diberikan kepada pasien.
b. Peningkatan kualitas pelayanan
Rekam medis yang di buat dengan lengkap dan jelas akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk memproteksi
tenaga medis dan agar kesehatan masyarakat yang optimal
dapat tercapai.
c. Pendidikan dan penelitian
Informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan
kesehatan, pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang
terdapat di dalam rekam medis bermanfaat sebagai bahan
informasi untuk perkembangan pengajaran, dan penelitian
di bidang kedokteran dan kedokteran gigi.
d. Pembiayaan
Dokumen rekam medis dapat dijadikan sebagai petunjuk
serta bahan dalam menetapkan pembiayaan untuk
pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Dokumen
tersebut dapat digunakan untuk bukti pembiayaan kepada
pasien.
e. Statistik kesehatan
Rekam medis dapat dipakai untuk bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk meneliti perkembangan kesehatan
masyarakat serta untuk menentukan jumlah penderita pada
penyakit-penyakit tertentu.
f. Pembuktian masalah hukum, disiplin dan etika
Rekam medis sebagai alat bukti utama, sehingga berguna
dalam hal penyelesaian masalah hukum, disiplin, dan etik
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2006).

7
Universitas Esa Unggul

2.1.2. Pengodean Diagnosis ICD 10


Diagnosis adalah suatu usaha yang dilakukan dalam menentukan
jenis kelemahan yang dialami oleh seseorang dengan cara meneliti
(memeriksa) gejala-gejalanya (Rahayu, 2014).
Penulisan diagnosis oleh dokter yang susah untuk dibaca dan
penginputan diagnosis yang tidak tepat dapat berdampak terhadap
informasi yang dihasilkan karena adanya ketidakakuratan data yang
disajikan sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas informasi dan
juga keakuratan kode (Maisharoh, 2020).
Setelah penetapan dan penulisan diagnosis yang dilakukan oleh
dokter, selanjutnya rekam medis akan diberikan kepada petugas koding
untuk dilakukan pengodean. Menurut Dirjen Yanmed (2006:59) dalam
buku pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit
di indonesia pemberian kode atau pengodean merupakan kegiatan
penetapan kode dengan huruf atau angka atau kombinasi keduanya
yang mewakili komponen data. Dalam rangka menunjang fungsi
perencanaan, riset, dan manajemen bidang kesehatan, setiap Kegiatan,
tindakan, dan diagnosis dalam rekam medis harus diberi kode dan
diindeks agar memudahkan penyajian informasi.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health
Organization) bertujuan untuk menyeragamkan golongan dan nama
penyakit, cedera, gejala serta faktor yang mempengaruhi kesehatan.
WHO mengharuskan Negara anggotanya termasuk Indonesia
menggunakan klasifikasi penyakit revisi-10 (ICD-10, International
Statistical Classification Diseases and Health Problem 10 Revision)
sejak 1993. ICD-10 menggunakan kode kombinasi abjad dan angka
(alphanumeric) (Depkes RI, 2006).
Penentuan kode ini harus mengacu pada buku International
Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10
(ICD-10) yang merupakan dasar dari sistem klasifikasi dari berbagai
penyakit. Dalam penggunaan ICD 10, Perlu diketahui dan dipahami
bagaimana cara pencarian dan pemilihan nomor kode yang diperlukan.
Pengodean dilakukan dengan melalui berbagai tahapan dimulai
dengan mencari istilah di buku ICD volume 3, kemudian mencocokan
kode yang ditemukan di ICD volume 3 dengan yang ada di volume 1.
Pengodean yang sesuai dengan ICD-10 adalah:
1. Tentukan tipe pernyataan yang akan dikode, dan buka volume
3 Alfabetical Indeks (kamus). apabila pernyataan merupakan
penyebab luar (external cause) dari cedera (bukan nama
penyakit) yang terdapat di Bab XX (Volume 1), lihat dan cari
kodenya pada seksi II di Indeks (Volume 3). Bila pernyataan
adalah istilah penyakit atau cidera atau keadaan lain yang ada

8
Universitas Esa Unggul

pada Bab I-XIX dan XXI (Z00-Z99), gunakan sebagai “lead


term” untuk dimanfaatkan sebagai panduan dalam mencari
istilah pada seksi 1 indeks (Volume 3).
2. “Lead term” (kata panduan) untuk penyakit dan cedera
biasanya ialah kata benda yang menguraikan kondisi
patologisnya. Sebaiknya jangan memakai istilah kata benda
anatomi, kata sifat atau kata keterangan sebagai kata panduan.
meski demikian, beberapa kondisi ada yang diekspresikan
sebagai kata sifat atau eponym (menggunakan nama penemu)
yang tercantum di dalam indeks sebagai “lead term”.
3. Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul
di bawah istilah yang akan dipilih pada Volume 3.
4. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” setelah
lead term (kata dalam tanda kurung = modifier, tidak akan
mempengaruhi kode). Istilah lain yang terdapat di bawah lead
term (dengan tanda (-) minus = idem = indent) bisa
memengaruhi nomor kode, sehingga semua kata-kata
diagnostik harus diperhitungkan).
5. Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang (cross references)
serta perintah see dan see also yang terdapat dalam indeks.
6. Lihat daftar tabulasi (Volume 1) untuk mencari nomor kode
yang paling tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan
tanda minus pada posisi keempat yang berarti bahwa isian
untuk karakter keempat itu terdapat di dalam volume 1 dan
merupakan posisi tambahan yang tidak ada dalam indeks
(Volume 3). Perhatikan juga perintah untuk membubuhi kode
tambahan (additional code) serta ketentuan cara penulisan dan
pemanfaatannya dalam pengembangan indeks penyakit dan
dalam sistem pelaporan morbiditas dan mortalitas.
7. Ikuti pedoman Inclusion dan Exclusion pada kode yang dipilih
atau bagian bawah suatu bab (chapter), blok, kategori, atau
subkategori.
8. Tentukan kode yang anda pilih.
9. Lakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosis yang
di kode untuk memastikan kesesuaiannya dengan pernyataan
dokter tentang diagnosis utama di berbagai lembar formulir
rekam medis pasien, guna mendukung aspek legal rekam
medis yang dikembangkan (Hatta, 2017).

2.1.3. Standar Prosedur Operasional


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan, Standar Prosedur Operasional adalah suatu

9
Universitas Esa Unggul

pedoman yang didalamnya terdapat langkah-langkah yang distandarkan


untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu dengan memberikan
langkah yang benar dan terbaik berdasarkan kesepakatan bersama
untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang
dibuat oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan Standar Profesi
(UU RI, 2014)

2.1.4. Alat Klasifikasi (ICD 10)


Sistem klasifikasi penyakit merupakan sistem yang
mengelompokkan penyakit-penyakit serta prosedur-prosedur yang
sejenis kedalam satu grup nomor kode penyakit dan tindakan yang
sejenis. International Statistical Classification of Disease and Related
Health Problem (ICD) dari World Health Organization, merupakan
sistem klasifikasi yang komprehensif dan diakui secara internasional.
Banyak sistem klasifikasi yang telah dikenal di Indonesia, namun
demikian, sesuai peraturan Depkes, sistem klasifikasi yang wajib
digunakan semenjak tahun 1996 hingga saat ini adalah ICD 10 dari
World Health Organization (Klasifikasi Statistik Internasional
mengenai penyakit serta permasalahan yang berhubungan dengan
kesehatan, revisi kesepuluh). Sistem klasifikasi memudahkan
pengaturan pencatatan, pengumpulan, penyimpanan, pengambilan,
serta analisis data kesehatan. Terlebih lagi, sistem ini juga membantu
pengembangan dan penerapan sistem pencatatan dan pengumpulan data
pelayanan klinis pasien secara manual maupun elektronik (Hatta,
2017).
Struktur ICD 10 (International Statistical Classification of
Disease and Related Health Problems) revisi sepuluh, menurut (Hatta,
2017), yaitu:
1. Volume 1
ICD-10 volume 1, terdiri dari:
1) Pengantar pernyataan
2) Pusat-pusat kerjasama World Health Organization
untuk klasifikasi penyakit
3) Laporan konferensi Internasional yang menyetujui
ICD revisi 10
4) Daftar kategori 3 karakter
5) Daftar tabulasi penyakit dan daftar kategori termasuk
sub kategori 4 karakter
6) Daftar morfologi neoplasma daftar tabulasi khusus
morbiditas dan mortalitas
7) Definisi-definisi serta regulasi monokuler
2. Volume 2 ICD-10

10
Universitas Esa Unggul

Volume 2 adalah buku petunjuk penggunaan, berisi:


1) Pengantar serta cara penggunaan ICD-10
2) Penjelasan tentang International Statistical
Classification of Disease and Related Health
Problems
3. Volume 3
ICD-10 volume 3, terdiri atas:
1) Pengantar
2) Susunan indeks secara umum
3) Seksi I: Indeks abjad penyakit Seksi II : Penyebab
luar cedera Seksi III : Tabel obat dan zat kimia
4) Perbaikan terhadap volume 1

2.1.5. Fungsi dan Kegunaan ICD


Fungsi ICD sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah
terkait kesehatan digunakan untuk kepentingan informasi statistik
morbiditas dan mortalitas.
Penerapan pengodean sistem ICD-10 digunakan untuk:
1. Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan
kesehatan;
2. Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis;
3. Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait
diagnosis karakteristik pasien dan penyediaan layanan;
4. Bahan dasar dan pengelompokan INA-CBG’s (Indonesia Case Base
Groups) untuk sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan;
5. Pelaporan Nasional dan Internasional morbiditas dan mortalitas;
6. Tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi perencanaan
pelayanan medis;
7. Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan
dikembangkan sesuai kebutuhan zaman;
8. Untuk penelitian epidemiologi dan klinis (Hatta, 2017).

2.1.6. Kelengkapan dan Ketepatan


Kelengkapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kelengkapan berarti lengkap, kegenapan, kekomplitan dan ketepatan
berarti hal ketelitian, akurat, dan benar (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
Kelengkapan penulisan diagnosa adalah tencantumnya semua
diagnosa pada setiap lembaran dalam rekam medis pasien yang tertulis
lengkap, jelas, spesifk, mudah dibaca dan kelengkapan informasi dari
pemerisaan penunjang. Sedangkan ketepatan pengkodean rekam medis
terlebih dahulu akan dikemukakan arti ketepatan yaitu proses pengolahan

11
Universitas Esa Unggul

rekam medis yang benar, lengkap dan scsuai dengan ketentuan yang
berlaku. Ketepatan kode sangat diperlukan agar informasi
morbiditas/mortalitas relevans, dapat dipertanggung jawabkan
memaparkan kualitas yang terjadi. Ini akan memungkinkan retrival
informasinya dapat memenuhi kebutuhan manajemen pasien, institusi,
edukasi, riset atau pun kebutuhan pihak ketiga yang lebih luas, dan
mampu melindungi kepentingan provider pelayana (Dokter), pemilik
institusi ataupun pasien sendiri sebagai konsumen pelayanan dengan
Standar 100% (Anggraini, 2013).

2.1.7. Koding External Cause (Penyebab Luar)


External causes (Penyebab luar) merupakan klasifikasi kejadian
lingkungan dan keadaan sekitarnya sebagai sebab dari suatu cedera,
keracunan dan efek yang merugikan, pertentangan atau permusuhan,
ketidakcocokan, atau berlawanan. Pengodean external cause terdiri dari
5 karakter. Karakter ke 4 menunjukkan korban dari kecelakaan tersebut
dan karakter ke 5 menjelaskan aktifitas yang sedang dilakukan oleh
korban.
Dalam hal kelengkapan external cause kasus kecelakaan lalu
lintas dikatakan lengkap apabila penulisan external cause disertai
dengan peranan korban saat kecelakaan, transportasi atau jenis
kendaraan yang digunakaan korban saat kecelakaan, menunjukkan
pihak lawan dan moda kendaraan yang dinaikinya yang bertabrakan
dengan korban, serta aktivitas korban saat terjadi kecelakaan (WHO,
2016).
Dalam hal pengodean external cause dikatakan tepat apabila
pengodean sesuai dengan diagnosis dan juga sesuai dengan kode di ICD
10 dengan menggunakan kode V, chapter XX, Blok V01-V99, kategori
3 karakter dan subkategori yaitu karakter ke 4 yang sesuai dengan
diagnosis dan ICD serta terdapat kode aktivitas yaitu karakter ke 5. Jika
tidak berdasarkan pada hal ini, maka kode yang dihasilkan tidak
tepat/akurat (WHO, 2016).
Kode external cause atau penyebab luar cedera ini terdapat pada
volume 1 ICD-10 bab Bab XX yaitu kode (VO1-Y89), pada cedera
kecelakaan lalu lintas menggunakan kode penyebab luar V01-V99, dan
cedera non kecelakaan lalu lintas menggunakan kode penyebab luar
WOO-W99, X00-X99 dan Y00-Y99, yang dalam revisi sebelumnya
ICD merupakan klasifikasi pelengkap, mengelompokan klasifikasi
peristiwa dan keadaan lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan,
dan efek lainya (WHO, 2016).

12
Universitas Esa Unggul

2.1.8. Langkah Menentukan Kode External Cause


Adapun langkah-langkah koding sebab luar, sebagai berikut :
1. Buka ID-10 Carilah lead term yang terkait sebab luar pada Section I
- External Causes pada Indeks Alfabetik Volume 3,
2. Pada tabel khusus untuk Land Transport Accident (Kecelakaan
'Transportasi Darat), terdapat tabel yang terdiri dari 9 baris dan 11
kolom. Baris menunjukkan kedudukan atau peran dari
korban,adapun 11 kolom menunjukkan pihak lawan dan moda
kendaraan yang dinaikinya yang bertabrakan dengan korban
3. Identifikasi penyebab luar (penabrak)
4. Lakukan cross check ke volume 1 untuk mencocokkan dengan
catatan khusus, inclusion atau exclusion pada kategori terkait, untuk
menentukan karakter ke-4 (korban).
5. Kemudian tentukanlah kode yang paling tepat, karakter ke-5
aktivitas korban (WHO, 2016).

2.1.9. Pengodean Kasus Kecelakaan Lalu Lintas


Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga dan tidak sengaja melibatkan kendaraan atau tapa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta
benda (UU RI, 2009a).
Pada kasus kecelakaan transportasi, ICD-10 membedakan koding
untuk traffic accident (kecelakaan lalu lintas) dan non-traffic accident
(bukan kecelakaan lalu lintas). Sehingga dalam dokumentasi
kecelakaan, dokter perlu menuliskan dengan rinci lokasi kejadian. Pada
kecelakaan transportasi, informasi tentang traffic dan non-traffic
accident akan berdampak terhadap penjaminan atau pertanggungan
pembiayaan pelayanan kesehatannya (Nuryati & Kresnowati, 2018).
Berdasarkan UU No.33 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang, disebutkan bahwa " setiap orang yang
mengalami kecelakaan lalu lintas berhak untuk mendapatkan santunan
dari PT Jasa Raharja selaku Badan Asuransi Milik Negara (UU RI,
1964).
Menurut ICD-10 Volume I, kode pada kasus kecelakaan lalu
lintas terbagi atas
V01-V99 Kecelakaan Transportasi
V01-V09 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan lalu lintas
VI0-V19 Pengendara sepeda cedera dalam kecelakaan lalu lintas
V20-V29 Pengendara sepeda motor cedera dalam kecelakaan lalu lintas
V30-V39 Penumpang kendaraan motor roda tiga cedera dalam
kecelakaan lalu lintas
V40 -V49 Penumpang mobil cedera dalam kecelakaan lalu lintas

13
Universitas Esa Unggul

V50-V59 Penumpang pick up, truk mobil box, van cedera dalam
kecelakaan lalu lintas
V60 -V69 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam
kecelakaan lalu lintas
V70 -V79 Penumpang bus cedera dalam kecelakaan lalu lintas
V80 -V89 Kecelakaan alat transportasi darat lain
V90 -V94 Kecelakaan transportasi air
V95 -V97 Kecelakaan alat transportasi udara ruang angkasa
V98 -V99 Kecelakaan alat transportasi kin dan tak ditentukan (WHO,
2016).

2.1.10. Manajemen Sumber Daya


Sumber daya merupakan komponen dalam suatu sistem yang
menyediakan barang dan juga jasa yang dapat bermanfaat.
Sedangkan manajemen adalah keterampilan dalam mengatur secara
efektif dan efisien pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya
dalam mencapai tujuan. Dalam manajemen sumber daya terdapat
unsur 5M (Man, Money, Matrial, Method, Machines) dengan
maksud untuk memberdayakan guna dan mewujudkan suatu tujuan
tertentu.
a. Man
Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam unit
kerja rekam medis, hal disebabkan manusia memiliki fungsi
untuk menjalankan manajemen operasional dalam unit rekam
medis. Terdapat unsur-unsur dalam sumber daya manusia agar
kegiatan koding dapat berjalan secara efektif:
1. Ketelitian petugas koder dalam melakukan kodefikasi.
2. Komunikasi yang baik dan efektif antara koder dan tenaga
medis dapat menghasilkan data yang lengkap.
3. Kesesuaian beban kerja koder dapat mempengaruhi
keakuratan kode yang dihasilkan.
4. Kompetensi perekam medis atau koder harus diasah
keterampilannya agar meningkatkan keilmuan yang dimiliki.
5. Kegiatan kodefikasi dilakukan oleh profesi lain salah
satunya perawat, hal ini dapat menyebabkan kesalahan
informasi dan ketidakakuratan kode diagnosis. Dalam
melakukan kodefikasi yang mempunyai kewenangan adalah
perekam medis dan informasi kesehatan.
b. Money
Dalam kegiatan kodefikasi beberapa kode diagnosis dianggap
sepele oleh koder, karena tidak mempengaruhi nilai pada
nominal klaim yang akan diajukan. Padahal hal ini diperlukan

14
Universitas Esa Unggul

bagi pihak asuransi sebagai data pelaporan kesehatan, serta agar


proses penggantian lebih cepat dan tepat.
c. Material
1. Faktor penulisan dokter yang kurang jelas, sehingga
menimbulkan kesalahan persepsi sehingga menyebabkan
pemberian kode yang salah.
2. Penggunaan singkatan yang tidak umum dapat membuat
koder salah persepsi yang mengakibatkan kesalahan dalam
pemberian kode.
3. Kelengkapan dalam pengisian rekam medis sangat
mempengaruhi koder dalam melakukan penetapan kode
diagnosis penyakit dan tindakan secara tepat dan lengkap.
4. Dibutuhkan kejelasan dan kelengkapan pada penulisan
diagnosis, untuk mencapai dua hal ini diperlukan
komunikasi yang baik antara koder dan tenaga medis terkait.
d. Method
1. Ketelitian dalam menganalisis informasi medis pada hasil
pemeriksaan penunjang dan formulir-formulir pendukung
akan menghasilkan kode yang akurat.
2. Kecenderungan menggunakan hafalan atau buku bantuan
saat melakukan proses koding, rentan terhadap
ketidakakuratan kode karena hasil dari proses kodefikasi
tidak langsung merujuk pada buku ICD-10.
3. Ketidaktepatan pemilihan kode diagnosis utama, dapat
menyebabkan kesalahan dalam melakukan kodefikasi.
4. Ketidaktersediaan SPO penetapan kode membuat petugas
tidak merasa memiliki kewajiban untuk melakukan
pengodean secara benar.
5. Kebijakan pengodean yang kurang spesifik dalam mengatur
kegiatan penetapan kodefikasi penyakit dan tindakan.
e. Machine
1. Tidak tersedianya kamus kedokteran dan kamus bahasa
inggris untuk mempermudah koder dalam mencari referensi,
bila terdapat istilah-istilah yang belum diketahui.
2. Penggunaan SIMRS yang belum efektif dalam mendukung
proses koding (Indawati, 2017).

15
Universitas Esa Unggul

2.2. Hasil Penelitian lain


Tabel 2.1 Hasil Penelitian Lain

No. Nama Tahun Judul Variabel Hasil


peneliti Penelitian Penelitian yang diteliti
1. (Loka 2012 Tinjauan Keakuratan Peneliti mengambil 88
et al., keakuratan kode sampel rekam medis, dari
2013) kode diagnosis dan 88 rekam medis ditemukan
diagnosis external sebanyak 18 (20,45%)
dan cause kasus kode diagnosis yang
external akurat, sedangkan kode
cause pada diagnosis yang tidak akurat
kasus sebanyak 70 (79,55%),
kecelakaa Untuk keakuratan kode
n lalu external
lintas cause ,menunjukkan
pasien bahwa kode external cause
rawat inap yang akurat sebanyak 12
di rumah (13,64%) kode sedangkan
sakit dr. untuk kode external cause
moewardi yang tidak akurat sebanyak
periode 76 (86,36%) kode.
tahun 2012
2. (Yaqin, 2017 Tinjauan SPO Di Rumah Sakit Umum
2017) Kelengkap pengodean, Pusat Persahabatan hanya
an Kelengkapan terdapat SPO koding secara
Penulisan Penulisan, umum,namun untuk SPO
Penyebab Ketepatan khusus terkait koding kasus
Luar Koding kecelakaan lalu lintas
Cedera Cedera dan belum tersedia. dari 86
Dalam external sampel rekam medis 67
Menunjan cause, dan (77,91%) ditulis penyebab
g Faktor luarnya dan 19 (22,09%)
Ketepatan penyebab lainnya tidak ditulis
Koding ketidaktepata penyebab luarnya, dan dari
Cedera n pengodean. 86 rekam medis 66
Akibat (76,74%) kode cedera tepat
Kecelakaa dan 20 (23,26%) kode
n Lalu cedera tidak tepat,
Lintas di sedangkan untuk external
Rumah causenya 57 (66,28%)
Sakit kode tepat dan 29 (33,72%)
Umum kode tidak tepat. Faktor
Pusat penyebab ketidaktepatan
Persahabat koding kasus kecelakaan
lalu lintas adalah dokter

16
Universitas Esa Unggul

an Tahun yang tidak menuliskan


2017 penyebab luar cedera,
koder tidak tepat dalam
menentukan kode
dikarenakan tidak adanya
SPO khusus koding kasus
kecelakaan lalu lintas.
Selain kedua faktor
tersebut, faktor lainnya
ialah semua kode (V) tidak
terdapat digit kelima yang
menerangkan aktivitas
korban,dikarenakan rumah
sakit mengacu kepada
sistem BPJS yang tidak
menggunakan digit ke-5
dalam pelaporan
3. (Stepan 2018 Tinjauan SPO Di RSUD dr. Chasbullah
i, 2018) Kelengkap pengodean, Abdul Majid Kota Bekasi
an Kelengkapan terdapat SPO koding
Penulisan Penulisan, diagnosis dan tindakan
dan Kode Ketepatan pasien, tetapi tidak ada
Diagnosis Koding SPO khusus untuk koding
dan Cedera dan kecelakaan lalu lintas, Dari
External external 95 sampel rekam medis 50
Cause cause, dan (52,63%) rekam medis
Pada Faktor lengkap, dan 45 (47,37%)
Kasus penyebab rekam medis lainnya tidak
Kecelakaa ketidaktepata lengkap dalam hal
n Lalu n pengodean penulisan external
Lintas causenya, dan untuk
Pasien ketepatam kode diganosa
Rawat cedera dan external cause
Inap di 19 (20%) dari 95 sampel
Rumah rekam medis yang sudah
Sakit diidentifikasi adalah tepat
Umum dalam pengodean
Daerah diagnosis cedera dan
DR. external causenya
Chasbulla sedangkan 76 (80%) rekam
h Abdul medis lainnya kode
Majid diagnosis cedera dan
Kota external causenya di
Bekasi nyatakan tidak tepat. faktor
Tahun penyebab ketidaktepatan
2018 tersebut di antaranya faktor

17
Universitas Esa Unggul

belum adanya SPO khusus


koding kecelakaan lalu
lintas,Faktor dokter tidak
menuliskan external cause
terjadinya kecelakaan,
Tidak ada penjelasan
keadaan luka
tertutup/terbuka pada
diagnosis cedera
fraktur.Belum adanya
format isian external cause
pada formulir resume
medis.
4. (Hijrah 2019 Tinjauan SPO Di RSUP Fatmawati tidak
yana, Kelengkap pengodean, memiliki SPO mengenai
2020) an Kelengkapan penulisan
Penulisan Penulisan dan diagnosis utama dan
Diagnosis ketepatan external cause, tetapi
Utama dan kode hanya ada SPO tentang
External diagnosis dan penulisan kode
Cause external penyakit dan tindakan
Kasus cause sesuai International
Cedera Classification of Diseases
Pada (ICD-10 & ICD-9 CM)
Pasien yang di dalamnya terdapat
Rawat penjelasan terkait
Inap di penulisan diagnosis
Rumah penyakit atau
Sakit penyebab luar cedera /
Umum luka. Dari 45 sampel rekam
Pusat medis yang diteliti untuk
Fatmawati penulisan external
Tahun causenya hanya 2 (4,44%)
2019 dari 45 rekam medis yang
ditulis lengkap dan 43
(95,56%) rekam medis
tidak lengkap dan untuk
kode diagnosa utama
semuanya tepat, sedangkan
untuk kode external cause
kasus kecelakaan lalu lintas
di dapatkan kode yang
tepat sebanyak 39
(86,67%) dan 6 (13,33%)
rekam medis tidak tepat
pada pengodeannya. Faktor

18
Universitas Esa Unggul

penyebab dari
ketidaktepannya dalam
pengodean external
causenya adalah karena
penulisan external cause
yang tidak lengkap.
5. (Fadhil 2021 Analisis Ketepatan Dari 70 rekam medis hanya
ah & Ketepatan Kode, dan 1(1,43%) kode external
Herfiya Kode faktor cause yg tepat sedangkan
nti, External penyebab 69 (98,57%) kode lainnya
2021) Cause di ketidaktepata tidak tepat. Faktor
Rumah n kode penyebab dari
Sakit external Ketidaktepatan kode
Angkatan cause. external cause disebabkan
Udara oleh kesalahan pemilihan
dr.M. blok kategori, kesalahan
Salamun pemilihan kategori tiga
karakter, kesalahan
pemilihan kode karakter ke
empat dan tidak adanya
kode karakter kelima.

19
Universitas Esa Unggul

2.3. Kerangka berpikir


Pelaksanaan pengodean rekam medis wajib terlaksana dengan baik
karena akan menghasilkan informasi yang sangat penting tentang morbiditas
serta mortalitas pada pasien kasus kecelakaan lalu lintas yang bisa digunakan
sebagai bukti untuk pengajuan klaim asuransi dan bukti hukum. Agar
terlaksananya pengodean yang baik maka diperlukan tenaga yang kompeten
dan juga jumlah tenaga yang sesuai sehingga pekerjaan tersebut bisa terlaksana
dan terselesaikan dengan tepat waktu dan tepat guna. Untuk memperoleh hasil
ketepatan pemberian kode penyakit, maka kerangka berfikir yang dapat
digambarkan adalah sebagai berikut :

Kelengkapan Penulisan dan Ketepatan


Kode Diagnosis dan External Cause
Kasus Kecelakaan Lalu Lintas

Lengkap dan Tidak Lengkap


Tepat dan Tidak Tepat
uyyyy

1. Pengodean dapat di lakukan 1. Pengodean tidak dapat di


2. Ketepatan Pembuatan lakukan
laporan morbiditas dan 2. Ketidaktepatan Pembuatan
mortalitas. laporan morbiditas dan
3. Informasi medis yang mortalitas.
lengkap dan akurat 3. Informasi medis yang tidak
lengkap dan tidak akurat

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berfikir


Gambar 2. 1 Gambar Kerangka Berfikir

20
Universitas Esa Unggul

2.4. Kerangka Konsep


Bersumber pada permasalahan serta tujuan penelitian yang telah
ditetapkan dan didukung teoritis dapat diperoleh suatu gambaran kerangka
konsep hingga mendapatkan output yang diharapkan. Maka kerangka
konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

INPUT PROSES OUTPUT


1. Kebijakan 1. Mengidentifikasi SPO Kelengkapan
Pengelolaan pemberian kode penyabab Penulisan dan
rekam medis luar (external cause) kasus Ketepatan kode
2. Rekam medis kecelakaan lalu lintas di external cause
3. ICD 10 Siloam Hospital Kebon pada Kasus
4. Coder Jeruk. kecelakaan
5. Sumber daya 2. Menghitung kelengkapan lalu lintas di
5M dari penulisan penyebab Siloam Hospital
luar (external cause) kasus Kebon Jeruk
kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon
Jeruk.
3. Mengukur ketepatan dari
hasil pengodean penyebab
luar (external cause) kasus
kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon
Jeruk.
4. Mengetahui faktor
penyebab dari tidak
tepatnya pengodean kode
penyebab luar (external
cause) kasus kecelakaan
lalu lintas di Siloam
Hospital Kebon Jeruk.

Gambar 2. 2.2
Gambar SEQ Gambar
Gambar \* ARABIC
Kerangka \s
Konsep
1 2 Gambar Kerangka Konsep

21
Universitas Esa Unggul

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilakukan di instalasi rekam medis bagian pengodean
di Siloam Hospital Kebon Jeruk merupakan rumah sakit tipe B yang terletak di
jalan Jl. Perjuangan No. Kav.8, RT.14/RW.10, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk,
Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530. Dengan periode penelitian dari
bulan November 2021-Juni 2022.

3.2. Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
kuantitatif yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan dan
menguraikan hasil yang diperoleh secara lengkap mengenai kelengkapan
penulisan dan ketepatan kode external cause dan persentase kelengkapan
serta ketepatan pengodean kode external cause kasus kecelakaan lalu
lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan
diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah rekam medis pasien kasus
kecelakaan lalu lintas pada bulan September 2021 sampai November
2021 sebanyak 64 Rekam medis.
3.3.2. Sampel
Sampel merupakan bagian kecil yang diambil dari populasi untuk
mewakili keseluruhan objek (populasi) penelitian.
3.2.2.1. Besaran Sampel
Total populasi dalam penelitian ini dari bulan
September sampai dengan November 2021 terdapat sebanyak
64 rekam medis pasien kasus kecelakaan lalu lintas, seluruh
populasi diambil menjadi sampel penelitian.
3.2.2.2. Cara Pengambilan Sampel
Karena total populasi diambil menjadi sampel
penelitian maka peneliti menggunakan metode sampling
jenuh.

22
Universitas Esa Unggul

3.4. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur
SPO dalam Pedoman dalam Wawancara Kuesioner 1=Ada Nominal
penetapan melakukan 0=Tidak
kode penetapan kodefikasi ada
diagnosis suatu diagnosis
Kelengkapa Lengkap apabila Observasi Daftar tilik 1=Lengka Nominal
n dari penulisan external p
penulisan cause disertai 0=Tidak
external dengan peranan Lengkap
cause kasus korban saat kejadian,
kecelakaan tidak lengkap
lalu lintas apabila penulisan
external cause tidak
disertai peranan
korban saat kejadian
Ketepatan Tepat apabila kode Observasi Daftar tilik 1=Tepat Nominal
dari hasil external cause sesuai 0=Tidak
pengodean dengan ICD 10, Tepat
external Tidak tepat apabila
cause kasus kode external cause
kecelakaan tidak sesuai dengan
lalu lintas ICD 10.
Faktor Untuk mengetahui Wawancara Pedoman 1= Tidak Nominal
penyebab penyebab wawancar ada
dari tidak ketidaktepatan a 0=Ada
tepatnya pengodean external
pengodean cause berdasarkan
kode faktor man, money,
external machine, material,
cause kasus dan method
kecelakaan
lalu lintas

23
Universitas Esa Unggul

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Tujuan dari teknik pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti terkait
penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menguraikan variabel-variabel
yang terdapat dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu wawancara, observasi dan studi kepustakaan.
1. Wawancara
Metode yang digunakan peneliti adalah wawancara tanya jawab secara
lisan kepada kepala rekam medis dan petugas coder. Instrumen yang
digunakan adalah pedoman wawancara.
2. Observasi
Metode peninjauan secara cermat, dan teliti terhadap kelengkapan
penulisan dan ketepatan koding external cause kasus kecelakaan lalu lintas
menggunakan ICD 10 melalui daftar tilik sebagai instrumen pengumpulan
data.
3. Studi kepustakaan
Kajian atau penelaahan beberapa buku, jurnal dan karangan lainnya yang
berkaitan dengan judul penelitian.

3.6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode deskriptif dengan melalui pendekatan kuantitatif. Di
mana hasil dari analisis data penelitian pengodean external cause kasus
kecelakaan lalu lintas adalah untuk menggambarkan persentase kelengkapan
penulisan dan ketepatan koding external cause kasus kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon Jeruk dengan cara menganalisa kelengkapan penulisan
dan ketepatan koding external cause pada lembar anamnesa dan Rekam medis
gawat darurat.

24
Universitas Esa Unggul

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Keterbatasan Masalah


Keterbatasan penelitian adalah peneliti melakukan penelitian terbatas hanya
menganalisa rekam medis pasien gawat darurat di IGD, jadi hanya diagnosis
external cause kasus kecelakaan lalu lintas pasien IGD yang di analisis.

4.2. Profil Lokasi Penelitian


4.2.1 Sejarah Siloam Hospital Kebon Jeruk
Rumah Sakit Siloam atau dikenal juga dengan Siloam Hospitals
Group merupakan salah satu jaringan rumah sakit swasta yang
didirikan oleh Lippo Group rumah sakit ini beralamat di Jl. Perjuangan
No.Kav.8, RT.14/RW.10, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk, Jakarta, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 11530 dengan luas tanah . Awalnya Rumah
Sakit ini bernama Rumah Sakit Siloam Gleneagles yang merupakan
kerjasama antara Lippo Group dan Rumah Sakit Gleneagles, didirikan
pada 3 Agustus 1996 melalui PT Sentralindo Wirasta yang bergerak di
bidang layanan kesehatan. Rumah Sakit Siloam Gleneagles pertama
kali dibangun di kawasan Lippo Village (dahulu: Lippo
Karawaci), Tangerang dan Lippo Cikarang.
Pada tahun 2010, Siloam Hospitals membangun rumah sakit
pendidikan dengan berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dan
School of Nursing (SoN) Universitas Pelita Harapan (UPH), dan
Mochtar Riady Institute of Nanotechnology (MRIN). Mulai
tahun 2011 Siloam Hospitals menjadi jaringan Rumah sakit dengan
membangun enam rumah sakit dan mengakuisisi lima rumah sakit.
Saat ini Rumah Sakit Siloam telah memiliki beberapa rumah sakit,
klinik spesialis, dan pusat pengobatan kanker. Melalui PT Siloam
International Hospitals telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 12 September 2013. Untuk meningkatkan layanan bertaraf
Internasional, rumah sakit ini menjadi rumah sakit pertama
di Indonesia yang mendapat akreditasi internasional dari lembaga
akreditasi Joint Commission International Accreditation (akreditasi
telah dilakukan pada tahun 2007, 2010 dan 2013).
Siloam Hospitals Kebon Jeruk adalah nama baru dari Rumah Sakit
Graha Medika setelah mengalami perubahan nama sebelumnya.
Perubahan nama dan logo Rumah Sakit Graha Medika menjadi Siloam
Hospitals Kebon Jeruk berlaku mulai tanggal 1 April 2006. Sejak tahun
2007 (kira-kira bulan April), rumah sakit ini berganti nama lagi menjadi
Siloam Hospitals Kebon Jeruk.

25
Universitas Esa Unggul

Rumah Sakit Graha Medika dibangun pada tahun 1988 di


kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Gagasan pembangunan ini timbul
atas pemikiran sekelompok dokter berdasarkan hasil studi kelayakan
tentang kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di Jakarta dan
sekitarnya. Pada bulan Agustus 1991, Rumah Sakit Graha Medika telah
memberikan pelayanan kesehatan dengan tingkat hunian mencapai
lebih dari 50% kapasitasnya. Tahun 2000 Graha Medika Hospital
melakukan merger dengan PT. Siloam Healthcare Tbk.
Siloam Hospitals Kebon Jeruk merupakan rumah sakit yang
terletak secara strategis di Jakarta Barat, di samping jalan tol Jakarta-
Merak. Siloam Hospitals Kebon Jeruk merupakan rumah sakit modern
dengan berbagai macam pelayanan klinis yang komprehensif dan
memiliki beberapa pusat unggulan seperti ortopedi, jantung, Unit
Gawat Darurat (UGD), pencernaan, urologi, anak, dan saraf.
Siloam Hospitals Kebon Jeruk juga meraih Grand Winner
Asian Patient Safety Award untuk kategori Innovation in Safety
Communication di India pada 5 September 2014 dan telah terakreditasi
Joint Commission International (JCI) pada 13 Agustus 2016. Siloam
Hospitals Kebon Jeruk juga terakreditasi Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) dengan predikat PARIPURNA pada 18 Juli 2017.
4.2.2 Visi, Misi, dan Nilai Siloam Hospital Kebon Jeruk
1. Visi :
Berkualitas International : Mengacu pada Tujuan Keselamatan
Pasien Internasional dan Joint
Commission International (JC1), AS.
Jangkauan : Menciptakan aksesibilitas dan
kesetaraan melalui kehadiran secara
nasional.
Skala : Menciptakan kompetensi dan
keterjangkauan bagi seluruh segmen
sosial melalui skala ekonomi.
Berbelas Kasih ilahi : Untuk mengalami kasih Tuhan
melalui setiap interaksi kami.
2. Misi :
“Menjadi mitra pelayanan kesehatan pilihan di Indonesia,
melalui penyediaan layanan yang mudah dijangkau dan holistik”

3. Nilai
S: STEWARDSHIP
Tuhan adalah pemilik segala sesuatu yang mempercayakan
semua sumber daya perusahaan kepada kita, agar kita bertumbuh
sebagai pengelola yang bertanggung jawab secara profesional dan

26
Universitas Esa Unggul

memiliki semangat pantang menyerah dalam menyediakan layanan


unggulan demi terciptanya nilai-nilai yang lebih baik bagi para
pelanggan, masyarakat, maupun para pemangku kepentingan.
T: INTEGRITY
Setiap tanggung jawab yang diberikan, kita wajib untuk
menegakkan kebenaran dan kesadaran sosial dalam bertindak sesuai
dengan perkataan, berani melakukan hal yang benar, serta bertindak
secara transparan dan jujur dalam situasi sulit apapun.
A: COMPASSION
Pasien, karyawan & pemangku kepentingan adalah inti dari
layanan kita. Kita akan melakukan yang terbaik dan melayani
dengan penuh cinta kasih, kepedulian, empati, dan rasa
kemanusiaan.
R: RESPECT
Memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, menjaga
martabat orang lain, menerima ide dan pendapat yang berbeda, serta
menghargai keberagaman.
T: INNOVATION
Meningkatkan keunggulan kompetitif dengan menciptakan
peluang baru; ketangkasan, serta berkomitmen untuk menerima dan
melakukan perbaikan yang berkelanjutan demi terciptanya
pelayanan yang berkualitas bagi pasien, karyawan, dan pemangku
kepentingan.
4.2.3 Jenis Pelayanan dan Fasilitas
1. Pelayanan Kesehatan
1. Instalasi gawat darurat
2. Rawat inap
3. Rawat jalan
2. Pelayanan Medis Spesialis
● Urine Reproductive System (Urology)
● Heart & Vascular (Cardiology)
● Bones (Orthopedics)
● Emergency
● Women (Obstetrics & Gynecology)
● Stomach & Digestive System (Gastroenterology)
● Lungs (Pulmonology/Respiratory)
● Kidneys (Nephrology)
● Internal Medicine
● General Surgery
● Eyes (Ophthalmology)
● Ear, Nose, & Throat (Otorhinolaryngology)
● Children (Pediatrics)
● Andrology
● Cardiothoracic Surgery

27
Universitas Esa Unggul

● Clinical Nutrition
● Dentistry
● Dermatology
● Pathology
● Plastic & Reconstructive Surgery
● Psychiatry
● Psychology
● Radiology
● Rehabilitation Medicine
● Sports Medicine

3. Pelayanan Penunjang Medis


1) Layanan diagnostik
● Ambulatory Blood Pressure (ABP)
● Ambulatory Electrocardiogram (Holter Monitoring)
● Echocardiography
● Electrocardiogram (ECG)
● Electroencephalogram (EEG)
● Electromyography (EMG)
● USG 4D
● Spirometry
● Bronchoscopy
● Gastroscopy
● Colonoscopy
● Ercp
● Treadmill
● Dobutamine Stress Echo
● Stress Echo
● Tilt Table Test
● Trans Esogophal Echocardiography
● FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)

2) Layanan Radiologi
● 1.5T MRI
● Cath Lab
● Computed Tomography (CT) Scan
● Digital X-Ray
● Teleradiology
● Mammography (Breast Imaging)
● Ultrasound Scan
● Bone Mineral Densitometry
● Teeth Panoramic
● C-ARM
3) Layanan Laboratorium
● Clinical Pathology
● Blood Bank
● Clinical Histopathology

28
Universitas Esa Unggul

● Clinical Microbiology

4. Fasilitas Rawat Inap


214 tempat tidur, meliputi:
● Junior Suite: 1
● Diamond: 5
● S VIP: 61
● VIP: 7
● Deluxe: 27
● Standard: 25
● Basic : 45
● Isolasi : 8
● Intensive Care Unit (ICU): 7
● High Care Unit (HICU): 6
● Intensive Coronary Care Unit (HCCU) : 12

5. Gawat Darurat
Siloam Ambulance Call Centre 1-500-911

4.2.4. Unit Rekam Medis Siloam Hospital Kebon Jeruk


4.2.4.1. Visi Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam Hospital
Kebon Jeruk
Menjadi bagian terbaik di Siloam Hospitals Kebon
Jeruk dengan memberikan pelayanan yang profesional dan
selalu berupaya meningkatkan standar mutu
4.2.4.2. Misi Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam Hospital
Kebon Jeruk
Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan akurat
sesuai dengan dengan kebutuhan pelanggan Menerapkan
budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
4.2.4.3. Motto misi Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam
Hospital Kebon Jeruk
Kepuasan dan kepercayaan pelanggan adalah
prioritas kami Struktur Rekam Medis

29
Universitas Esa Unggul

4.2.4.4. Struktur Unit Rekam Medis Rekam Medis Siloam Hospital Kebon Jeruk

Head Of Department
Medical Record
30

Medical Record Back Medical Record


Office Supervisor Operational Coordinator

Medical Record Staff Medical Record Staff


(coding & Retension Runner
(Statistic)
Assembling)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rekam Medis Siloam Hospital Kebon Jeruk
Universitas Esa Unggul

4.2.5 Unit Instalasi Gawat Darurat Siloam Hospital Kebon Jeruk


4.2.5.1 Struktur Instralasi Gawat Darurat Siloam Hospital Kebon Jeruk

Executive Director

Hospital Director

Associate Director Div. Head Associate Director Division Head Associate Director Div. Head
Nursing Development Medical Services Businass Development

secretary Deputy/Dept. Head


31

Medical Services
Head of Department
Emergency

Clinical Instructor

Head Nurse RMO

Nurse
Front Office
Ambulance Health Care
Staff
Driver Assisstant
Gambar 4.2 Struktur Instalasi Gawat Darurat Siloam Hospital Kebon Jeruk
Universitas Esa Unggul

4.2.5.2 Data Kecelakaan dan External Cause di Unit IGD


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Data Kecelakaan lalu lintas dan non lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon Jeruk periode September 2021-
november 2021diperoleh 64 rekam medis kasus kecelakaan
lalu lintas, dan 56 rekam medis kasus non kecelakaan lalu
lintas.
External cause yang ada di IGD Siloam Hospital
Kebon Jeruk yaitu kecelakaan sepeda, motor, mobil, luka
karena kaca tajam, kontak dengan pisau,pedang atau belati,
jatuh kedalam lobang, jatuh dari tempat tidur, digigit atau
diserang anjing dan binatang lain, luka atau cedera akibat arus
listrik, kontak dengan mesin, dihantam oleh objek yang
dilemparkan ,diproyeksikan atau jatuh, jatuh dari jenjang,
tenggelam setelah jatuh kedalam bak mandi, dan jatuh dari
kursi.

4.3. Hasil Penelitian


4.3.1 Identifikasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemberian Kode
External Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Di Siloam Hospital
Kebon Jeruk
Standar Prosedur Operasional adalah instruksi atau langkah-
langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan proses kerja. SPO untuk
pengodean external cause kasus kecelakaan lalu lintas sangat penting
adanya agar dapat mengatur tata cara khusus koding external cause
kasus kecelakaan lalu lintas supaya berjalan dengan tepat dan konsisten.
Di Siloam Hospital Kebon Jeruk hanya terdapat SPO koding
diagnosa dan tindakan pasien, tetapi tidak ada kekhususan SPO untuk
pengodean external cause kasus kecelakaan lalu lintas.
Di SPO pemberian kode penyakit dan tindakan di Siloam
Hospital Kebon Jeruk terdapat 5 langkah dalam pemberian kodenya,
langkah yang pertama lihat diagnosis atau tindakan medis pada CPPT,
langkah kedua cari kode penyakit pada ICD 10 Vol 3 dan kode tindakan
pada ICD 9 CM, langkah ketiga cocokan kode penyakit pada ICD 10
Vol 1, langkah keempat tulis no kode di bawah tanggal pelayanan pada
CPPT, dan langkah yang kelima input kode penyakit dan tindakan
medis pada aplikasi RM sesuai no Rm dan no register rawat jalan atau
rawat inap. Dari langkah pemberian kode penyakit diatas jelas berbeda
dengan langkah pemberian kode external cause yang mengharuskan
petugas koder pertama mencari kode di tabel kecelakaan transportasi
(ICD-10, section 2), dan menentukan kode sampai dengan karakter ke
5, sehingga langkah penentuan kode penyakit yang ada di Siloam

32
Universitas Esa Unggul

Hospital Kebon Jeruk belum cukup untuk memenuhi standar pemberian


kode external cause sesuai dengan ICD 10.

4.3.2 Perhitungan kelengkapan Penulisan External Cause Kasus


Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
Tabel 4.1 Kriteria Kelengkapan Penulisan External Cause
Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
No. Kriteria Kelengkapan Penulisan Kelengkapan Penulisan
External Cause Ada Tidak ada
1. Peranan korban saat kecelakaan 25 39
2. Transportasi yang digunakan 62 2
korban saat kecelakaan
3. Pihak lawan dan moda kendaraan 59 5
yang dinaikinya yang bertabrakan
dengan korban
4. Aktivitas korban saat terjadi 2 62
kecelakaan
Average 37 27
Peranan korban saat kecelakaan yang dimaksud disini yaitu pada
saat korban kecelakaan korban sebagai apa, bisa sebagai pengendara atau
penumpang, untuk transportasi yang digunakan korban saat kecelakaan
yaitu kendaraan yang digunakan oleh korban pada saat kecelakaan, untuk
kecelakaan lalu lintas adapun contoh kendaraan yang digunakan yaitu
sepeda, sepeda motor, kendaraan roda 3, mobil, truck, dan bus. Untuk
Pihak lawan dan moda kendaraan yang dinaikinya yang bertabrakan
dengan korban yaitu lawan korban pada saat kecelakaan, contohnya
korban kecelakaan dengan pengendara motor, dan untuk Aktivitas
korban saat terjadi kecelakaan yaitu hal yang sedang dilakukan korban
pada saat kecelakaan terjadi, contohnya korban kecelakaan pada saat
menyebrang di jalan raya, atau korban kecelakaan pada saat berangkat
kerja.
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa untuk peranan korban saat
kecelakaan yang di tulis di external cause hanya 25 rekam medis dari
jumlah 64 rekam medis, transportasi yang digunakan korban saat
kecelakaan yang ditulis di external cause berjumlah 62 rekam medis,
untuk pihak lawan dan moda kendaraan yang dinaikinya yang
bertabrakan dengan korban di tulis pada external causenya dalam 59
rekam medis, dan untuk aktivitas korban saat terjadi kecelakaan pada
external causenya hanya ditulis dalam 2 rekam medis saja dari jumlah
64 rekam medis.
Maka berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil rekapitulasi
kelengkapan penulisan external cause kasus kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon Jeruk adalah sebagai berikut:

33
Universitas Esa Unggul

Tabel 4.2 Rekapitulasi Kelengkapan Penulisan External Cause


Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
No. Kriteria Kelengkapan Penulisan Kelengkapan Penulisan
External Cause Jumlah Persentase
1. Peranan korban saat kecelakaan 25 39,06 %
2. Transportasi yang digunakan korban 62 96,88 %
saat kecelakaan
3. Pihak lawan dan moda kendaraan 59 92,19 %
yang dinaikinya yang bertabrakan
dengan korban
4. Aktivitas korban saat terjadi 2 3,12 %
kecelakaan
Average 37 57,81 %
Berdasarkan tabel 4.2 hasil rekapitulasi kelengkapan penulisan
external cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon
Jeruk terhadap 64 rekam medis pasien kasus kecelakaan lalu lintas
diperoleh hasil kelengkapannya sebesar 57,81 % terutama pada penulisan
transportasi yang digunakan korban pada saat kecelakaan yaitu sebesar
96,88 %, sedangkan 42,19 % lainnya tidak lengkap terutama pada
penulisan aktivitas korban saat terjadi kecelakaan yaitu sebesar 96,88%
nya tidak lengkap

4.3.3 Pengukuran Ketepatan Kode External cause Kasus Kecelakaan Lalu


Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
Tabel 4.3 Kriteria Ketepatan Pengodean External Cause Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk

No. Kriteria Ketepatan Pengodean Ketepatan Pengodean


External Cause Tepat Tidak tepat
1. Kategori 1 karakter sesuai 63 1
diagnosis dan ICD 10
2. Kategori 2 karakter sesuai 60 4
diagnosis dan ICD 10
3. Kategori 3 karakter sesuai 31 33
dengan diagnosis dan ICD 10
4. Kategori 4 karakter 46 18
(Subkategori) sesuai dengan
diagnosis dan ICD 10
5. Kategori 5 karakter (Kode 0 64
aktivitas) sesuai dengan
diagnosis dan ICD 10
Average 40 24

34
Universitas Esa Unggul

Kategori 1 karakter yaitu penggunaan kode V pada bab XX, kategori 2


karakter yaitu untuk menunjukan kendaraan yang digunakan oleh korban
pada saat kecelakaan, untuk kategori 3 karakter yaitu untuk kendaraan
yang digunakan pihak lawan pada saat bertabrakan dengan korban, untuk
subkategori yaitu karakter ke 4 kode untuk peranan korban pada saat
kecelakaan, dan untuk kode aktivitas yaitu karakter ke 5 kode yang
menunjukan aktivitas korban pada saat kecelakaan.
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 64 sampel rekam
medis 63 rekam medis kode kategori 1 karakter external causenya sesuai
dengan diagnosis dan ICD 10, 60 rekam medis kode kategori 2 karakter
sesuai dengan diagnosis dan ICD 10, 31 rekam medis kode external
causenya untuk Kategori 3 karakter sesuai dengan diagnosis dan ICD 10,
46 rekam medis kode external causenya untuk Subkategori (karakter ke
4) sesuai dengan diagnosis dan ICD 10, dan dari 64 sampel rekam medis
tidak ada satupun rekam medis yang di kode sampai dengan karakter ke
5 (kode aktivitas).
Sehingga berdasarkan tabel 4.3 di dapatkan hasil rekapitulasi
ketepatan pengodean external cause kasus kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon Jeruk adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengukuran Ketepatan Kode External
Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di
Siloam Hospital Kebon Jeruk
No. Kriteria Ketepatan Pengodean Ketepatan Pengodean
External Cause Jumlah Persentase
1. Kategori 1 karakter sesuai 63 98,44%
diagnosis dan ICD 10
2. Kategori 2 karakter sesuai 60 93,75%
diagnosis dan ICD 10
3. Kategori 3 karakter sesuai 31 48,44%
dengan diagnosis dan ICD 10
4. Kategori 4 karakter 46 71,86%
(Subkategori) sesuai dengan
diagnosis dan ICD 10
5. Kategori 5 karakter (Kode 0 0%
aktivitas) sesuai dengan
diagnosis dan ICD 10
Average 40 62,50%
Berdasarkan hasil rekapitulasi diperoleh bahwa dari 64 sampel
rekam medis pasien kasus kecelakaan lalu lintas, diperoleh 62,50% tepat
terutama kategori 1 karakter ketepatannya sebesar 98,44 %, sedangkan
37,50 % pengodean external causenya tidak tepat terutama pada Kode
aktivitas (karakter ke 5) yang sesuai dengan diagnosis dan ICD 10 100%
tidak tepat.

35
Universitas Esa Unggul

Berikut jabaran dari 64 rekam medis pada tabel 4.4 di atas :


1. Kategori 1 karakter 63 rekam medis sesuai diagnosis dan ICD 10,
artinya 63 rekam medis menggunakan kode V sedangkan 1 rekam
medis tidak menggunakan kode V karena rekam medis tersebut
kosong.
2. Kategori 2 karakter 60 rekam medis sesuai diagnosis dan ICD 10,
artinya 60 rekam medis untuk kode karakter keduanya yang
menunjukkan kendaraan yang digunakan korban pada saat
kecelakaan sesuai dengan diagnosis dan ICD 10, sedangkan 4 rekam
medis lainnya kode karakter keduanya tidak sesuai dengan diagnosis
dan ICD 10.
3. 31 rekam medis untuk kategori 3 karakter sesuai dengan diagnosis
dan ICD 10, artinya 33 rekam medis lainnya untuk kode karakter
kedua yang menerangkan jenis kendaraan yang digunakan korban
pada saat kecelakaan dankode karakter ketiga yang menerangkan
jenis kendaraan yang digunakan pihak lawan pada saat kecelakaan
tidak sesuai dengan diagnosis dan ICD 10.
4. 46 rekam medis untuk Subkategori (karakter ke 4) sesuai dengan
diagnosis dan ICD 10, artinya 18 rekam medis lainnya untuk
subkategori atau kode karakter keempat yang menerangkan peranan
korban pada saat kecelakaan tidak sesuai dengan diagnosis dan ICD
10.
5. Tidak ada rekam medis yang kode aktivitas (karakter ke 5) sesuai
dengan diagnosis dan ICD 10 hal ini dikarenakan di Siloam Hospital
Kebon Jeruk tidak melakukan pengodean sampai dengan karakter ke
5.

4.3.4 Faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode External Cause Kasus


Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala rekam medis dan
petugas rekam medis bagian koding di Siloam Hospital Kebon Jeruk,
didapatkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktepatan hasil
pengodean external cause yaitu :
1. Man
b. Dokter sering tidak menuliskan diagnosis secara lengkap
c. kurangnya ketelitian petugas koder dalam melakukan kodefikasi
2. Money
a. Dalam pengodean external cause tidak memerlukan biaya
b. Hasil dari pengodean external cause tidak mempengaruhi
nominal pengklaiman BPJS

36
Universitas Esa Unggul

3. Material
Penulisan dokter yang kurang jelas dan ketidaklengkapan
penulisan external cause
4. Method
Faktor belum adanya SPO khusus koding external cause
kasus kecelakaan lalu lintas
5. Machine
Faktor Penggunaan SIMRS yang belum efektif dalam
mendukung proses koding

37
Universitas Esa Unggul

BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Terkait Kode Kasus


Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala rekam medis di Siloam
Hospital Kebon Jeruk, Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dimiliki oleh
Siloam Hospital Kebon Jeruk mengenai pelaksanaan pemberian kode penyakit
masih secara umum saja, namun belum ada Standar Prosedur Operasional
(SPO) yang menjelaskan secara rinci mengenai kode-kode yang memiliki
kekhususan dalam pemberian kodenya, seperti pelaksanaan kode penyebab
luar cedera pada kasus kecelakaan lalu lintas.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan dijelaskan bahwa SPO
memiliki manfaat yaitu mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang
mungkin dilakukan oleh seorang aparatur atau pelaksana dalam melakukan
tugas, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan. Menciptakan
ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur car konkrit untuk
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan
dan memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seseorang
aparatur dalam melaksanakan tugasnya (Permenpanrb, 2012).
Standar Prosedur Operasional (SPO) mengenai pelaksanaan pemberian
kode penyakit yang ada di Siloam Hospital Kebon Jeruk belum cukup
memenuhi standar yang ditetapkan ICD-10 dalam melakukan pemberian kode-
kode yang memiliki kekhususan dalam pemberian kodenya terutama kode
penyebab luar cedera kecelakaan lalu lintas. Sehingga dalam pengodean
external cause masih terdapat ketidaktepatan hasil pengodeannya.
Agar pelaksanaan pemberian kode external cause pasien kecelakaan lalu
lintas dapat dilakukan secara tepat, maka diperlukan SPO untuk menjadi
standarisasi dalam melakukan pèmberian kode diagnosis, terkhusus SPO
pemberian kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas. Oleh sebab itu,
disarankan kepada Siloam Hospital Kebon Jeruk untuk membuat SPO tata cara
koding external cause kasus kecelakaan lalu lintas seperti berikut.

38
Universitas Esa Unggul

Tabel 5.1 Draft Tata Cara Koding External Cause Kasus Kecelakaan Lalu
PENGODEAN CEDERA DAN EXTERNAL
CAUSE
Siloam Hospitals KECELAKAAN LALU LINTAS
No Dokumen No Revisi Halaman
01/SK/14.6/2022 02 1 dari 2
Ditetapkan

PETUNJUK
Tanggal Terbit
PELAKSANAAN
Kepala Siloam Hospital Kebon
Jeruk
Yang dimaksud dengan pengodean external cause
kasus kecelakaan lalu lintas adalah memberikan kode
penyebab luar cedera menggunakan ICD-10
PENGERTIAN Penyebab Luar Cedera adalah alasan mengapa pasien
mengalami suatu cedera di lalu lintas dan menerangkan
lokasi dan aktivitas korban pada saat kecelakaan lalu
lintas
1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
pengodean External cause kasus kecelakaan lalu
lintas untuk standarisasi penggunaan istilah dan
kode External cause kecelakaan lalu lintas
TUJUAN 2. Meningkatkan mutu kelengkapan pengisian rekam
medis pasien kecelakaan lalu lintas
3. Meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan,
penelitian dan perlindungan hukum di Siloam
Hospital Kebon Jeruk
Tindak lanjut dari pemberian kode External cause
kecelakaan lalu lintas berdasarkan ICD-10
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Kepala RS
KEBIJAKAN Kepresidenan Siloam Hospital Kebon Jeruk Nomor|
01/SK/14.6/2021 tanggal 14 Juni 2022 tentang
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan
1. Diterimanya rekam medis yang sudah selesai di
assembling
2. Periksa formulir ringkasan masuk dan keluar untuk
mengetahui diagnosis cedera dan penyebab luarnya
PROSEDUR 3. Periksa resume medis untuk mencari kembali
diagnosis cedera dan penyebab luarnya
4. Periksa asesmen awal medis dan keperawatan
medical bedah rawat inap atau triase IGD untuk
melihat rincian penyebab luar cedera

39
Universitas Esa Unggul

PENGODEAN CEDERA DAN EXTERNAL


CAUSE
Siloam Hospitals KECELAKAAN LALU LINTAS
No Dokumen No Revisi Halaman
01/SK/14.6/2022 02 2 dari 2
5. Periksa surat keterangan polisi (jika ada), jika
dokter dan perawat tidak menuliskan rincian
penyebab luar cedera
6. Periksa catatan dokter untuk memastikan tidak ada
informasi yang tertinggal
7. Periksa catatan perawat untuk memeriksa kegiatan
perawat agar selaras dengan diagnosis yang ditulis
9. Lakukan pengodean penyebab luar cedera dengan
cara sbb:
a. Buka di tabel kecelakaan transportasi (ICD-
10, section 2)
b. Untuk kolom vertikal adalah korban,
sedangkan kolom horizontal adalah penyebab
PROSEDUR luar cedera
c. Identifikasi penyebab luar cedera
d. Tentukan titik koordinat dengan menarik garis
ke kanan dari korban dan ke bawah dari
penyebab luar cedera
e. Periksa kode penyebab luar di buku indeks
(ICD-10. BAB XX) dan perhatikan kode
tambahan karakter ke-4 dibagian awal sub
kode untuk menentukan korban atau victim
f. Tentukan karakter ke-5 untuk menentukan
kode aktivitas korban
10. Tuliskan kode-kode tersebut pada lembaran
ringkasan masuk dan keluar dan resume medis
pasien
1. Instalasi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat

5.2. Persentase Kelengkapan Penulisan External Cause Kasus Kecelakaan


Lalu Lintas
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 64 rekam medis pasien kasus
kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk, diperoleh hasil

40
Universitas Esa Unggul

kelengkapan penulisan external causenya sebesar 57,81 % sedangkan 42,19 %


lainnya tidak lengkap.
Pada kode external cause (penyebab luar cedera) untuk peranan korban
saat kecelakaan yang ditulis di external cause hanya 25 rekam medis dari
jumlah 64 rekam medis, transportasi yang digunakan korban saat kecelakaan
yang ditulis di external cause berjumlah 62 rekam medis, untuk pihak lawan
dan moda kendaraan yang dinaikinya yang bertabrakan dengan korban ditulis
pada external causenya dalam 59 rekam medis, dan hanya 2 rekam medis yang
menerangkan aktivitas korban pada saat kecelakaan lalu lintas, dikarenakan
dalam pelaporan rumah sakit tidak memakai karakter ke-5 yang menerangkan
aktivitas korban. Jika mengacu pada ketentuan ICD-1O, di dalam Bab XX
ICD-1O, aktivitas saat terjadinya cedera diidentifikasi secara khusus, Menurut
WHO (World Health Organization) penting untuk mendata aktivitas saat
cedera sebagai salah satu data kesehatan untuk program epidemiologi dan
pencegahan cedera (WHO, 2016).
Dalam Bab XX ICD-1O, aktivitas saat terjadinya cedera diidentifikasi
secara Khusus. Kode aktifitas ini diletakkan pada posisi karakter ke-5 pada
kode sebab luar. Kode aktivitas ini menunjukkan keadaan atau kegiatan korban
saat terjadinya cedera. Ini semua penting untuk kepentingan riset, klaim
asuransi kecelakaan, pihak Kepolisian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas
Tenaga Kerja, Asuransi, serta pihak lainnya yang memiliki kaitan dengan
kasus, serta indeks penyakit untuk laporan internal rumah sakit.
Di Siloam Hospital Kebon Jeruk selain penulisan external cause yang
tidak disertai dengan aktivitas korban saat kejadian, penulis juga sering
menemukan penulisan external cause yang tidak menuliskan peranan korban
saat kecelakaan sehingga menyebabkan ketidaklengkapan pada penulisan
external cause.
Penulisan external cause yang tidak lengkap, menyebabkan pengodean
external cause menjadi tidak tepat dan akurat, sebaiknya rumah sakit
melakukan sosialisasi dan komunikasi antara petugas koding dengan staff
medis lainnya terutama dokter untuk melakukan pengisian rekam medis pasien
secara lengkap guna menunjang ketepatan pemberian kode.

5.3. Pengukuran Ketepatan Kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu


Lintas
Peneliti mengukur ketepatan kode external cause kasus kecelakaan lalu
lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk dengan jumlah 64 sampel rekam medis
gawat darurat..
Berdasarkan tabel 4.4 Hasil rekapitulasi diperoleh bahwa dari 64 sampel
rekam medis pasien kasus kecelakaan lalu lintas, diperoleh 62,50% tepat,
sedangkan 37,50 % pengodean external causenya tidak tepat.

41
Universitas Esa Unggul

Berdasarkan hasil pengodean external cause kasus kecelakaan


lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk dari 64 sampel rekam medis,
63 rekam medis kode kategori 1 karakter external causenya sesuai
dengan diagnosis dan ICD 10, 60 rekam medis kode kategori 2 karakter
sesuai dengan diagnosis dan ICD 10, 31 rekam medis kode external
causenya untuk Kategori 3 karakter sesuai dengan diagnosis dan ICD 10,
46 rekam medis kode external causenya untuk Subkategori (karakter ke
4) sesuai dengan diagnosis dan ICD 10, dan dari 64 sampel rekam medis
tidak ada satupun rekam medis yang di kode sampai dengan karakter ke
5 (kode aktivitas).
Oleh karena itu untuk hasil pengodean external cause kasus
kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk masih belum bisa
dikatakan lengkap dan tepat. Untuk kode external cause di Siloam
Hospital Kebon Jeruk banyak menggunakan .9 yang mengindikasikan
diagnosis yang tidak lengkap dan tidak spesifik, selain itu juga tidak
memakai kode karakter ke-5 pada penyebab luar cedera yang
menunjukkan aktivitas korban terjadinya kecelakaan karena dalam
pelaporan di Siloam Hospital Kebon Jeruk tidak memakai karakter ke 5
karena di Siloam Hospital Kebon Jeruk tidak ada ketentuan penggunaan
karakter ke 5 untuk external cause dan SIMR yang belum memadai untuk
penggunaan karakter ke 5.
Padahal dalam Bab XX ICD-1O, aktivitas saat kecelakaan terjadi
diidentifikasi secara khusus. Kode aktifitas ini menunjukkan keadaan
atau kegiatan korban saat terjadinya cedera. Selain itu juga aktivitas saat
cedera penting untuk program epidemiologi dan pencegahan cedera
(Nuryati & Kresnowati, 2018).
Selain masih terdapat ketidaklengkapan penulisan terhadap
external cause dan juga masih terdapat ketidaktepatan dalam pemberian
kode sesuai kaidah ICD-10. Berdasarkan hasil wawancara dengan
petugas koder di Siloam Hospital Kebon Jeruk ketidaktepatan sering
terjadi karena pada saat melakukan pengodean external cause petugas
koder hanya menggunakan table of land transport accident yang ada di
ICD vol 3 dan tidak melakukan cross check di ICD VOL 1.
Sebaiknya petugas koder pada saat melakukan pengodean
external cause setelah mendapatkan kode yang dirasa tepat di ICD 10
Vol 3 diharapkan kepada petugas koder untuk melakukan cross check
kode tersebut ke ICD 10 Vol 1 untuk memastikan lagi ketepatan kode
tersebut agar dapat meminimalisir tingkat ketidaktepatan dalam
pengodean external cause.

42
Universitas Esa Unggul

5.4. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Ketidaktepatan Pengodean External


Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala rekam medis dan petugas
rekam medis bagian koding di Siloam Hospital Kebon Jeruk, didapatkan
faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktepatan hasil pengodean external
cause kode diagnosa dan external cause kasus kecelakaan lalu lintas yaitu
karena:
1. Man (Manusia)
Man (Manusia) merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja,
Sebelum menjalankan berbagai tugas seorang perekam medis dituntut
untuk dapat terampil dan menjadi kompeten dalam bidangnya sehingga,
ketika bekerja nantinya mampu menjalankan dan menghasilkan data
rekam medis yang akurat (Siswati, 2018).
Di Siloam Hospital Kebon Jeruk terdapat 7 orang petugas koder
yang berlatar belakang pendidikan rekam medis, namun demikian
berdasarkan hasil wawancara dengan petugas koder di Siloam Hospital
Kebon Jeruk dalam hal pengodean external cause masih Kurangnya
Ketelitian petugas koder dalam melakukan kodefikasi, petugas koder
mengatakan hal ini karena dokter sering tidak menuliskan diagnosis secara
lengkap sehingga membuat petugas koder melakukan pengodean
berdasarkan diagnosis yang seadanya saja, dokter sering tidak menuliskan
external cause secara lengkap karena di Siloam Hospital Kebon Jeruk tidak
melakukan pengodean sampai dengan kode aktivitas.
Ketidaktelitian petugas koder dalam melakukan pengodean juga
dapat dilihat pada saat melakukan pengodean karena pada saat melakukan
pengodean external cause dan petugas menemukan diagnosis yang tidak
lengkap namun petugas tidak menanyakan kembali ke dokter yang menulis
diagnosis tersebut dan langsung mencari kode diagnosis tersebut pada
table of land transport accident di ICD 10 VOL. 3 dan tidak melakukan
cross check ke VOL 1.
2. Money (uang/dana)
Money (Dana) merupakan biaya yang dibutuhkan untuk membiayai
berbagai keperluan terkait dengan pelaksanaan dalam unit rekam medis
(Siswati, 2018).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan petugas koder, Hasil
pengodean external cause di Siloam Hospital Kebon Jeruk tidak
mempengaruhi nominal pengklaiman BPJS.
3. Material (peralatan)
Material (peralatan) adalah untuk mendukung kegiatan sangat
diperlukan. Tanpa peralatan kegiatan apapun tidak dapat terlaksana sesuai
yang diharapkan (Siswati, 2018).

43
Universitas Esa Unggul

Ketidaklengkapan dalam pengisian rekam medis akan


mempengaruhi ketepatan kode diagnosis penyakit. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Aurelius Anugerah Hervey Pepo dan
Noor Yulia pada tahun 2015 di Rumah Sakit Atmajaya yaitu dikatakan
bahwa kelengkapan diagnosa yang dituliskan dapat mencerminkan
ketepatan dan juga pemahaman yang tinggi akan kondisi pasien oleh tenaga
medis sehingga tidak akan menimbulkan persepsi yang berbeda dengan
tenaga medis lainnya yang akan memberikan perawatan kepada pasien di
kemudian hari. Selain itu, kelengkapan penulisan diagnosa akan membantu
petugas koding dalam melaksanakan pengodean klinis, dan menjamin
ketepatan pengodean klinis (Pepo & Yulia, 2015).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan petugas koder, yang sejalan
dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa
tulisan dokter yang kurang jelas dan sulit dibaca, dan juga dokter tidak
mencantumkan secara rinci kronologi Kejadian, aktivitas korban, serta
peranan korban saat kecelakaan sehingga membuat petugas koding tidak
bisa memberikan kode secara spesifik dan menjadi penyebab ketidaktepatan
pengodean external cause kasus kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu,
disarankan kepada komite rekam medis untuk mengingatkan kembali
kepada tenaga kesehatan terutama dokter untuk melakukan pengisian berkas
rekam medis secara lengkap, sesuai, dan secara rinci mengenai kronologi
kejadian serta aktivitas dari pasien kecelakaan lalu lintas.
4. Method (metode)
Method (metode) adalah suatu Kebijakan dan prosedur yang
menjadi dasar dari pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan (Siswati, 2018).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala rekam medis
di Siloam Hospital Kebon Jeruk, diketahui bahwa Untuk Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang dimiliki oleh Siloam Hospital Kebon Jeruk
merupakan SPO pemberian kode penyakit secara umum saja, belum
memberikan rincian informasi mengenai tata cara pemberian kode untuk
kekhususan external cause kasus kecelakaan lalu lintas. sebaiknya rumah
sakit mempertimbangkan untuk melakukan penambahan SPO mengenai
pengodean external cause kasus kecelakaan lalu lintas. Karena, petugas
koding dalam pelaksanaan tugasnya hanya berpegang kepada SPO yang
dikeluarkan rumah sakit tanpa mengikuti perkembangan pengetahuan di
bidang rekam medis membuat pengodean yang dilakukan menghasilkan
kode yang masih belum tepat.
5. Machine
Machine (Fasilitas) adalah suatu sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan di unit rekam medis dan
informasi kesehatan (Siswati, 2018).

44
Universitas Esa Unggul

Di Siloam Hospital Kebon Jeruk dalam pengodean external cause


kecelakaan lalu lintas sudah menggunakan karakter ke-4, tetapi karakter ke-
5 masih belum diterapkan karena berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan kepala rekam medis di Siloam Hospital Kebon Jeruk diketahui
bahwa SIMRS di Siloam Hospital Kebon Jeruk belum memadai untuk
penggunaan karakter ke 5 pada external cause kasus kecelakaan lalu lintas
di Siloam Hospital kebon Jeruk. Seharusnya rumah sakit dalam penerapan
pengodean juga mengikuti ketetapan ICD-I0 dengan melakukan pengodean
sampai dengan karakter ke 5. Hal-ini bertujuan agar keseragaman pelayanan
yang dilakukan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan dapat
Berjalan dan mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dapat sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

45
Universitas Esa Unggul

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian terhadap " Tinjauan kelengkapan
penulisan dan ketepatan kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon Jeruk " dapat disimpulkan bahwa:
1. Siloam Hospital Kebon Jeruk hanya memiliki SPO pemberian kode
diagnosis secara umum, untuk SPO khusus pemberian kode external cause
pasien kecelakaan lalu lintas belum ada Sehingga masih terdapat
ketidaktepatan dalam pemberian kode external cause pasien kasus
kecelakaan lalu lintas.
2. Kelengkapan penulisan external cause kasus kecelakaan lalu lintas di
Siloam Hospital Kebon jeruk dari 64 rekam medis pasien kasus kecelakaan
lalu lintas diperoleh hasil kelengkapannya sebesar 57,81% terutama pada
penulisan transportasi yang digunakan korban pada saat kecelakaan yaitu
sebesar 96,88%, sedangkan 42,19% lainnya tidak lengkap terutama pada
penulisan aktivitas korban saat terjadi kecelakaan yaitu sebesar 96,88% nya
tidak lengkap
3. Ketepatan pengodean external cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam
Hospital Kebon Jeruk Dari 64 sampel rekam medis pasien kasus kecelakaan
lalu lintas, diperoleh 64,96% tepat terutama pada kode V, bab XX, blok
V01-99 yang masing-masing ketepatannya sebesar 98,44 %, sedangkan
35,04 % pengodean external causenya tidak tepat terutama pada Kode
aktivitas (karakter ke 5) yang sesuai dengan diagnosis dan ICD 10 100%
tidak tepat.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktepatan kode external cause pasien
kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk yaitu dokter yang
tidak menuliskan external cause dengan lengkap dan petugas koder yang
kurang teliti dalam penentuan kode external cause, tulisan dokter yang
kurang jelas dan sulit dibaca, SPO khusus external cause kasus kecelakaan
lalu lintas belum ada, dan SIMRS yang belum memadai untuk menggunakan
karakter ke 5 untuk kode aktivitas sedangkan untuk faktor money (uang)
tidak ditemukan hambatan.

6.2. Saran
Dalam rangka meningkatkan hasil data yang berkualitas dalam
pengolahan data di Unit Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Siloam
Hospital Kebon Jeruk peneliti memberikan saran, sebagai berikut:
1. Disarankan kepada Siloam Hospital Kebon Jeruk untuk memiliki SPO
khusus pengodean external cause pasien kecelakaan lalu lintas dan

46
Universitas Esa Unggul

melakukan sosialisasi tata cara tentang cara melaksanakan pengodean


yang lengkap dan tepat.
2. Disarankan kepada Siloam Hospital Kebon Jeruk untuk melakukan
sosialisasi dan komunikasi antara petugas koding dengan staff medis
lainnya terutama dokter untuk melakukan pengisian rekam medis pasien
secara lengkap guna menunjang ketepatan pemberian kode.
3. Disarankan kepada petugas koder pada saat melakukan pengodean
external cause setelah mendapatkan kode yang dirasa tepat di ICD 10 Vol
3 diharapkan kepada petugas koder untuk melakukan cross check kode
tersebut ke ICD 10 Vol 1 untuk memastikan lagi ketepatan kode tersebut
agar dapat meminimalisir tingkat ketidaktepatan dalam pengodean
external cause.
4. Disarankan kepada komite rekam medis untuk melakukan sosialisasi
kembali kepada petugas koder untuk lebih teliti pada saat melakukan
pengodean external cause, dan diharapkan kepada rumah sakit agar dapat
mengembangkan SIMRS agar memadai untuk penggunaan karakter ke 5
untuk kode aktivitas pada external cause.

47
Universitas Esa Unggul

DAFTAR REFERENSI

Anggraini, M. (2013). audit koding diagnosis. Jakarta : Universitas Esa Unggul.


Depkes RI. (2006). Pedoman penyelengaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit di Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis.
Depkes RI. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008. Jakarta: Dirjen Pelayanan Medik.
Fadhilah, G. N., & Herfiyanti, L. (2021). Analisis Ketepatan Kode External Cause
di Rumah Sakit Angkatan Udara dr.M.Salamun. Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2),
103–120.
Hatta, G. R. (2017). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan disarana
pelayanan kesehatan (reviSI 3). universitas indoneisa (UI-PRESS).
Hijrahyana, S. R. (2020). Tinjauan Kelengkapan Penulisan Diagnosa Utama dan
External Cause Kasus Cedera Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati Tahun 2019. Universitas Esa Unggul.
Indawati, L. (2017). Identifikasi Unsur 5M Dalam Ketidaktepatan Pemberian Kode
Penyakit Dan Tindakan. 110265, 110493.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Edisi Keli). Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Konsil Kedokteran Indonesia. (2006). Manual Rekam Medis (p. 6).
Loka, C. M., Sudra, R. I., & Tq, M. A. (2013). Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis
dan External Cause Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Pasien Rawat Inap
diRumah Sakit Dr. Moewardi Periode Tahun 2012. Jurnal Rekam Medis, 7(1),
21–29.
Maisharoh, E. juniati. (2020). Hubungan Kejelasan dan Ketepatan Penulisan
Diagnosa Penyakit dengan Ketepatan Pengodean DiagnosaDiagnosa Penyakit
Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas Pelompek Kerinci. Administration &
Health Information of Journal, 1(1), 1–12.
Nuryati, & Kresnowati, L. (2018). Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan
Masalah Terkait III. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber daya Manusia
Kesehatan.
Pepo, A. A. H., & Yulia, N. (2015). Kelengkapan Penulisan Diagnosa Pada Resume
Medis Terhadap Ketepatan Pengkodean Klinis Kasus Kebidanan. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 3(2).
https://doi.org/10.33560/.v3i2.88
Permenpanrb. (2012). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor 36 tahun 2012 petunjuk teknis penyusunan,
penetapan, dan penerapan standar pelayanan. In Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia (Vol. 1, Issue 1, pp. 1–56).
https://www.unm.ac.id/files/surat/Permenpan-36-Th-2012.pdf
Rahayu, E. (2014). kamus kesehatan. Mahkota KIta.
Siswati. (2018). Manajemen Unite Kerja II: Perencanaan SDM Unit Kerja RMIK.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber daya Manusia Kesehatan.
Stepani, D. (2018). Tinjauan Kelengkapan Penulisan dan Kode Diagnosa dan
External Cause Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Umum Daerah DR. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi Tahun
2018. Universitas Esa Unggul.
UU RI. (1964). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1964

48
Universitas Esa Unggul

Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (p. 4).


UU RI. (2009a). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: Sekretariat Negara.
https://doi.org/10.1038/132817a0
UU RI. (2009b). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit. Jakarta: Sekretariat Negara.
UU RI. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenanga Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara.
WHO. (2016). International Stastitical Classificationof Diseases and Related
health Problems (2016th ed). WHO.
Widjaja, L. (2015). Manajemen Informasik Kesehatan I (MIK I).
Widjaja, L., & Dewi, desy rosmala. (2017). Informasi Kesehatan II : SISTEM DAN
SUB SISTEM PELAYANAN RMIK. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber daya
Manusia Kesehatan.
Yaqin, A. (2017). Tinjauan Kelengkapan Penulisan Penyebab Luar Cedera Dalam
Menunjang Ketepatan Koding Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di
Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Tahun 2017. Universitas Esa
Unggul.

49
LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi Awal

Kelengkapan Penulisan dan Ketepatan kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk
No. No. RM Diagnosa Cedera External Cause Kode Kode Kelengkapan Ketepatan
(Penyebab Luar) Rumah Peneliti penulisan Pengodean
sakit External Cause External cause
1 106523xx Multiple vulnus Jatuh dari sepeda motor di jalan V29.9 V28.9 0 0
laceration + suspect raya
fracture
2 106613xx Vulnus laceratum Jatuh dari sepeda V19.9 V18.2 0 0
3 106622xx Dislocation of Patella Jatuh dari sepeda V19.9 V18.2 0 0
4 102544xx Post trauma pelvis Saat sedang mengendarai sepeda V21.9 V12.4 1 0
memakai helm di tabrak motor
di jalan raya
5 104356xx Closed Fracture KLL. Pejalan kaki terserempet V03.1 V03.1 1 1
Bilateral Tibia mobil di jalan raya.
6 106698xx Vulnus Laceratum Post KLL tertabrak motor dari V09.9 V02.1 0 0
Pedis Dextra sisi kanan
7 106613xx Dislocation of Right KLL.Terjatuh dari motor karena V23.9 V23.4 0 0
Middle Finger tertabrak mobil
8 103466xx Superficial Injury of CKR di dekat metro TV V99 V99 0 1
Head, Part Unspecified
9 106687xx Proximal Phalanx of KLL tabrakan motor dengan V23.9 V22.4 0 0
Left Thumb motor
10 106543xx CKR, vulnus laceration Jatuh dari sepeda motor di jalan V29.8 V28.9 0 0
raya

50
11 106673xx CKR, trauma shoulder Naik motor tertabrak mobil yang V22.2 V23.4 0 0
menerobos lampu merah
12 106688xx Fracture of Sternum KLL.Naik motor tertabrak mobil V23.9 V23.4 0 0
13 105677xx Dislokasi elbow joint Post KLL, Jatuh dari motor V29.9 V28.9 0 0
14 104523xx Superficial Injury of Jatuh dari motor di jalan raya V29.9 V28.9 0 0
Head
15 106653xx CKR Jatuh dari sepeda V11.9 V18.2 0 0
16 106663xx Vulnus laceration Jatuh dari sepeda V11.9 V18.2 0 0
17 106624xx Jatuh dari sepeda V11.9 V18.2 0 0
18 104276xx shoulder joint pain KLL tabrakan motor dengan V29.2 V22.4 0 0
motor
19 104599xx Fracture Of Shaft Of KLL.Kecelakaan motor V99 V28.4 0 0
Humerus
20 106654xx Traumatic Subdural Jatuh dari sepeda motor di jalan V29.9 V28.9 0 0
Hemorrhage raya
21 105534xx Fracture Segmental Post KLL, Kecelakaan motor V29.9 V28.9 0 0
Mandibula Sinistra
22 104578xx Multiple vulnus Jatuh dari motor kesenggol V23.9 V23.4 0 0
excoriation post trauma mobil
23 106624xx Fracture Segmental KLL, Jatuh dari motor V29.9 V28.9 0 0
Mandibula Sinistra
24 106533xx fracture humerus KLL, jatuh dari motor ketabrak V23.9 V23.4 0 0
mobil
25 105638xx Vulnus laceration Pasien pulang kerja tabrakan V29.9 V22.4 0 0
motor dengan motor di dekat
lampu lalu lintas
26 105512xx CKR Naik motor balik kerja nabrak V29.9 V27.9 0 0
trotoar jalan
27 073312xx Closed fracture femur, Pejalan kaki ditabrak mobil saat V03.9 V03.1 1 0
vulnus laceration knee ingin menyebrang di jalan raya

51
28 106288xx CKR KLL.Pasien di bonceng naik V23.5 V23.5 1 1
motor, ketabrak mobil.
29 106692xx trauma shoulder dari Ditabrak motor saat dari sisi kiri V09.2 V02.1 0 0
coste, febris, closed saat menyebrang di lampu merah
fracture clavicula.
Sinistra
30 105524xx Multiple vulnus KLL, Jatuh dari motor V29.9 V28.9 0 0
excoriation

52
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Dengan Kepala Rekam Medis Siloam Hospital
Kebon Jeruk

1. Apakah sudah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) khusus terkait


dengan pelaksanaan pemberian kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas
di Siloam Hospital Kebon Jeruk ?
Jawaban : untuk SPO khusus external cause belum ada yang ada hanya spo
pengodean penyakit dan Tindakan secara umum
2. Siapakah yang melakukan pengodean diagnosis klasifikasi penyakit dan
tindakan di Siloam Hospital Kebon Jeruk ?
Jawaban : Petugas koder
3. Apa latar belakang pendidikan petugas koder di Siloam Hospital Kebon Jeruk ?
Jawaban: D3 Rekam Medis
4. Apakah tersedia buku ICD-10 di Instalasi Rekam Medis ?
Jawaban : ada
5. Apakah SIMRS memfasilitasi pengodean external cause sampai dengan karakter
ke 5 ?
Jawaban : Tidak
6. Bagaimana kelengkapan penulisan external cause pada kasus kecelakaan lalu
lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk?
Jawaban : Ada beberapa rekam medis yang kurang lengkap penulisan external
causenya
7. Apakah petugas koding telah memahami tentang pelaksanaan koding external
cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ?
Jawaban : sudah
8. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan kode external cause
kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ?
Jawaban : tulisan dokter yang sulit di baca dan penulisan external cause yang
kurang lengkap

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Dengan Petugas Koding Siloam Hospital Kebon


Jeruk

1. Bagaimana pelaksanaan pengodean external cause kasus kecelakaan lalu lintas


di Siloam Hospital Kebon Jeruk?
Jawaban: setelah membaca external cause di rekam medis pasien selanjutnya
mencari kode pada tabel of land transport accident di ICD 10 VOL. 3
2. Bagaimana pemberian kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas apabila
tidak terdapat peranan korban, dan aktivitas saat kejadian (activity) ?
Jawaban: dengan menggunakan kode .9
3. Apakah pemberian kode external cause kasus kecelakaan lalu lintas sudah sesuai
dengan ketentuan ICD-10 dan cross check ke volume 1 ?

53
Jawaban: kami menetapkan kode external cause langsung menggunakan table
of land transport accident dan tidak melakukan cross check ke vol 1
4. Jika external cause yang di tulis oleh dokter tidak lengkap apakah rekam medis
tersebut di kembalikan ke dokter untuk di lengkapi?
Jawaban: tidak, lama kalau di kasih lagi.
5. Apakah kode external cause mempengaruhi pengklaiman BPJS?
Jawaban: Tidak
6. Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan proses pengodean external
cause kasus kecelakaan lalu lintas di Siloam Hospital Kebon Jeruk ?
Jawaban: tulisan dokter yang sulit di baca dan penulisan external cause yang
kurang lengkap
7. Apakah petugas koding pernah mengikuti pelatihan tentang koding ?
jawaban: pernah

54
Lampiran 4. Daftar Tilik Penelitian
Lembar Hasil Penelitian Kelengkapan Penulisan dan Ketepatan Kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Siloam Hospital Kebon
jeruk
NO. No. RM Diagnosa cedera External Cause (Penyebab kode external cause Kelengkapan Ketepatan kode
Luar) penulisan external cause
External Cause
Rumah peneliti
sakit
1 106645XX Mild head injury, post KLl, Post KLL, saat sedang naik V22.9 V22.9 0 1
vulnus laceratum, motor pasien menabrak motor
laceration regio frontal. berlawanan arah, ada luka di
Close fracture (cruris) kepala
2 105623XX CKR, hematoma regio Jatuh dari motor ditabrak V23.9 V23.9 0 1
parietal , Vulnus laceration mobil, memakai helm
regio facial
3 106678XX Vulnus laceration Pasien terjatuh dari sepeda tadi V11.9 V18.9 0 0
pagi, membentur aspal
4 106522XX Multiple vulnus laceration Pasien tiba-tiba terjatuh dari V29.9 V28.9 0 0
+ suspect fracture motor
5 081266XX Fraktur terbuka proximal, Pasien tabrakan motor sama V22.9 V22.9 0 1
phalanx-proximal digit III motor
manus dextra grade I
6 106698XX CKR, vulnus laceration, Saat sedang menyebrang V09.9 V09.9 0 1
regio parietal dextra pasien ditabrak oleh kendaraan
(mobil/motor?) sehingga
terpental
7 104577XX Suspect fracture digit VII Pasien post KLL saat V23.4 V23.4 1 1
pedis DX mengendarai motor tertabrak
mobil dan kaki terlindas ban
mobil

55
8 102396XX Post KLL, vulnus Post KLL pagi pasien di pukuli V99 V99 0 1
laceration, mild head oleh penabrak
injury, subconjunctiva
hemorrhage.
9 106544XX Deep vulnus laceration Pasien post KLL, pasien V23.9 V23.4 1 0
cruris dextra mengendarai motor dan di
serempet mobil
10 105428XX Trauma tumpul abdomen, Pasien datang dengan KLL, V23.4 V23.4 1 1
vulnus laceration kecelakaan motor diserempet
mobil, jatuh saat mengendarai
motor, memakai helm
11 102854XX Vulnus laceration Pasien jatuh dari sepeda V19.9 V18.9 0 0
12 107823XX Vulnus excoriation, regio Pasien post KLL terjatuh dari V29.9 V28.9 0 0
patella dan clorum/closum motor
pedis
13 106793XX Post KLL + vulnus Pasien pengendara motor V22.4 V22.4 1 1
excoriation multiple + kecelakan motor sama motor,
vulnus laceration dagu pasien terjatuh terseret aspal,
dengan dada membentur
14 104923XX CKR, contusio regio Pasien saat sedang V12.9 V12.9 1 1
coccydynia mengendarai sepeda ditabrak
oleh pengendara motor dari
belakang
15 104682XX Post trauma pelvis Pasien jatuh dari sepeda pasien V19.9 V18.9 1 0
sedang menghindari pengguna
motor
16 103375XX Fracture cruris, suspect Pasien pejalan kaki kecelakaan V22.9 V22.9 1 1
fracture costae tertabrak motor saat akan
menyebrang
17 102076XX Open wound pedis Pasien kecelakaan lalu lintas V23.9 V22.9 0 0
tabrakan motor dengan motor,
pasien datang dengan keluhan

56
mengalami KLL 1 jam yang
lalu saat jatuh kaki kanan
menjadi tumpuan, bengkak di
kaki kanan, luka robek, nyeri
bila berjalan
18 102054XX Dislokasi shoulder Pasien post KLL saat ingin V23.9 V23.9 1 1
berangkat kerja pasien
menggunakan motor dan
menabrak mobil didepannya,
kemudian pasien di tabrak
motor di belakangnya.
19 105439XX Post KLL, CKR Pasien KLL saat sedang V22.9 V12.4 1 0
mengendarai sepeda menabrak
mobil yang sedang berhenti,
menabrak bemper depan.
20 103065XX Fraktur clavicula 1/3 Pasien jatuh dari sepeda, nyeri V19.9 V18.9 0 0
medial bagian bahu kanan, dada agak
sakit
21 105529XX Right elbow sprain Jatuh dari sepeda, tangan kanan V19.9 V18.9 0 0
bagian siku sakit, tidak ada
pingsan, mual, dan muntah.
22 084522XX Multiple vulnus excoriation Kecelakaan motor dengan V23.9 V23.5 1 0
post KLL mobil, Pasien datang dengan
luka robek setelah kecelakaan
lalu lintas pagi ini, pasien
sebagai penumpang, ditabrak
oleh pengendara lain, pasien
sempat terlempar dari motor
kurang lebih 1 meter jaraknya,
dengan tubuh sebelah kiri
menjadi tumpuan, tidak ada
muntah dan pingsan

57
23 106529XX Mild head injury, post KLL Pasien kecelakaan mobil, V49.9 V49.9 1 1
mobil terbalik, ketika nyetir
pasien mengantuk, tertidur saat
menyetir, kecelakaan tunggal,
wajah terbentur airbag nyeri di
kepala dan muka kanan
24 106689XX Fraktur kompresi corpus Jatuh saat naik sepeda, ditabrak V19.9 V12.9 0 0
vertebra th XII LBP trauma sepeda motor, badan terlempar
ke arah samping, pinggang dan
pinggul nyeri tidak bisa
digerakkan.
25 105249XX CKR, trauma shoulder dari Saat naik motor keserempet V23.9 V23.9 0 1
coste, febris, closed mobil, jatuh dengan posisi
fracture clavicula. Sinistra kepala belakang terkena aspal,
pasien lalu sempat tidak sadar
diri ketika sadar pasien merasa
nyeri di bahu kiri dan dada kiri.
Pasien menyangkal keluhan
seperti demam
26 106672XX Vulnus excoriation post Pasien mengeluh nyeri di bahu V29.4 V28.9 0 0
KLL kiri, setelah jatuh dari motor
27 103422XX Closed fracture femur, Pasien post KLL naik motor V23.9 V23.9 0 1
vulnus laceration knee tertabrak mobil dan terlempar,
terbentur kaki kiri ke aspal.
Kaki kiri tidak dapat
digerakkan
28 105695XX Vulnus excoriation manus Kecelakaan motor dengan V29.9 V22.9 0 0
bilateral motor pasien datang dengan
keluhan jatuh dari motor siang
ini
29 105377XX CKB, impending Pasien dibawa tidak sadarkan V27.9 V27.4 1 0
respiratory failure diri post KLL kurang lebih 30

58
menit SMRS. Menurut saksi,
pasien mengendarai motor
menghindari mobil yang
hendak putar arah, menghindar
ke kiri menabrak pohon helm
pecah.
30 106634XX Post KLL, multiple vulnus Pasien jatuh dari motor tadi V29.9 V28.9 0 0
excoriation, mild head pagi. Kurang lebih 30 menit
injury yang lalu, pasien ada luka lecet
di kedua tangan, pingsan tidak
ada mual muntah
31 106685XX Contusio, thorax post KLL pasien mengatakan V27.9 V27.9 0 1
trauma KLL kecelakaan motor kemarin
menabrak gerobak, ada luka di
siku lengan sebelah kiri dan
kanan, ada luka lecet di kaki
kanan.
32 106645XX Multiple vulnus excoriation Post KLL pasien dibonceng V21.9 V28.5 1 0
jatuh dari motor ke sisi kanan,
memakai helm, lecet di kaki
kanan, kepala pusing.
33 106629XX CKR, vulnus laceration Saat pulang kerja pasien jatuh V29.9 V28.9 0 0
regio mandibula dari motor. KLL. Luka lecet
luka di bawah dagu
34 106537XX Vulnus excoriation Pasien jatuh dari sepeda ada V19.9 V18.9 0 0
luka di daerah lutut kanan dan
tangan kanan.
35 106588XX Post KLL + joint paint + KLL pasien jatuh di tabrak V23.4 V23.4 1 1
suspect fracture pedis mobil dari belakang saat
mengendarai motor.

59
36 106634XX CKR, multiple vulnus Pasien jatuh dari sepeda, ada V19.9 V18.9 0 0
excoriation, vulnus robek di bibir tidak ada mual
laceration di bibir dan muntah.
37 102953XX Vulnus laceration right Pasien post KLL. Di tabrak V02.9 V03.1 0 0
tempor occipital mobil kurang lebih 10 menit
SMRS, ada luka di kepala
kanan.
38 104388XX Suspect fracture cruris, Pasien post KLL. Pasien V43.9 V43.9 0 1
DD//stain kecelakaan mobil ditabrak
mobil dari belakang
39 102377XX KLL, trauma pedis Pasien datang di tabrak motor, V12.9 V12.9 0 1
pada saat naik sepeda, ada luka
lecet di kaki kanan, ada sakit
diperut bawah
40 104472XX Vulnus excoriation Pasien datang KLL, jatuh dari V29.9 V28.9 0 0
motor posisi ke kanan, datang
dada sakit bila digerakkan, ada
luka lecet di lutut dan tangan.
41 105355XX Trauma thorax Pasien post KLL,pasien V49.9 V23.4 1 0
mengatakan kecelakaan mobil
ditabrak dari belakang saat
mengendarai motor
42 106647XX Kosong Tidak ada - - 0 0
43 106612XX Bulri trauma abdomen. Pasien datang dengan keluhan V49.9 V03.1 0 0
Fracture ribs. bagian sisi kiri, KLL. Terjepit
antara mobil dan pohon
44 106691XX Mild head injury, Vulnus Kecelakaan mobil kepala V48.9 V48.9 0 1
excoriation terbentur pinggiran mobil
45 106648XX Vulnus laceration, ankle Kecelakaan di jalan tol saat V49.5 V49.5 1 1
dextra, suspect ischialgia sedang mengendarai mobil
dextra menabrak mobil lain yang ada
di depannya

60
46 106615XX Multiple vulnus excoriation Pasien datang dengan keluhan V19.9 V19.9 0 1
posttoma saat bersepeda di tabrak oleh
angkutan yang melintas
47 104799XX Closed fracture humerus Pasien jatuh di parkiran kantor V29.9 V28.3 0 0
dextra 1/3 medial pada saat naik motor
48 102744XX CKR, Vulnus laceration Pasien dibawa oleh pedagang V29.9 V28.4 1 0
nasomaksilaris, suspect karena jatuh saat mengendarai
fissure distal radius. motor wajah membentur
hingga luka robek
49 105211XX Contusio, struma post KLL Pasien jatuh dari motor V29.9 V29.9 0 1
tabrakan dengan pengendara
lain
50 106371XX Knee, bengkak. Pasien post KLL sepeda motor V29.9 V28.9 0 0
Suspect dislokasi + sprain terjatuh kekanan dengan motor
ankle menimpa paha kanan
51 106641XX CKR, fracture humerus Pasien di tabrak mobil pada V23.4 V23.4 1 1
saat pasien sedang
mengendarai motor
52 102278XX Post KLL, multiple trauma Pasien datang post KLL, pasien V29.9 V28.9 0 0
tadi kecelakaan motor
53 106593XX Cedera kepala + episode Pasien diantar oleh orang lain V29.9 V23.4 1 0
syncope, post KLL + dengan keluhan sebelumnya
amnesia retrograde pasien mengendarai motor lalu
terserempet mobil dan terjatuh.
Pasien tidak memakai helm
54 105866XX CKR, Multiple vulnus Pasien datang post KLL subuh V49.6 V48.6 1 0
excoriation ini, pasien sebagai penumpang,
kendaraan yang ditumpangi
oleh pasien tiba tiba bannya
pecah kemudian mobil
mengalami kecelakaan. Pasien
terguling di dalam mobil

61
55 103855XX Post KLL, celulitis regio Post jatuh dari motor hari V99 V99 0 1
ankle jumat
56 105385XX Dislokasi elbow joint Jatuh dari sepeda V19.9 V18.9 0 0

57 105539XX Fracture collum femur Pada saat turun dari mobil V40.9 V42.4 0 0
tersenggol motor
58 106528XX Vulnus laceration Post KLL di tabrak motor, V29.1 V29.5 1 0
sebagai penumpang ditabrak
dari belakang oleh pengendara
lain
59 106629XX CKR, hematoma orbita, Post KLL, saat sedang V29.9 V29.4 1 0
conjunctivitis mengendarai motor tabrakan
dengan kendaraan lain
60 106625XX CKR, shoulder joint pain. Pasien ditolong di jalan dibawa V23.4 V23.4 1 1
Suspect fracture oleh orang lain, pasien terjatuh
saat mengendarai motor
terserempet mobil
61 102681XX CKR, vulnus laceration Pasien datang dengan keluhan V49.1 V43.6 1 0
frontalis mengalami kecelakaan mobil,
pasien sebagai penumpang,
mobil yang ditumpangi pasien
menabrak truk yang ada di
depan mobil pasien
62 106661XX Multiple vulnus excoriation Pasien post kecelakaan motor, V29.9 V28.9 0 0
post trauma luka lecet
63 105531XX CKR → CKB Pasien diantar keluarga, pada V22.1 V22.5 1 0
saat sedang di bonceng
anaknya naik motor,
keserempet motor lain
64 106620XX Vulnus laceration regio Lagi naik sepeda KLL, kaki V19.9 V18.9 0 0
cruris dextra kanan kecantol injeksi sepeda

62

Anda mungkin juga menyukai