Karya Tulis Ilmiah oleh Fadillah Aisyiyah Putri NIM 202003009 dengan judul
“Analisis Kuantitatif Rekam Medis Pada Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT) Di Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu” telah diperiksa dan disetujui untuk
diajukan.
Mengetahui,
Ka. Program Studi D3 Rekam Medis Dan Infokes
STIKes Sapta Bakti Bengkulu
Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Pada Agustus 2023 dan Dinyatakan Telah
Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Panitia Penguji
Ketua Penguji
...........................................................
Anggota Penguji
..........................................................
...........................................................
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes Sapta Bakti
Nim : 202003009
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan bukan merupakan pengambilan
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Masalah : Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu merupakan salah satu rumah sakit yang
melaksanakan pelayanan kesehatan secara perorangan maupun paripurna. Salah satunya
adalah pelayanan pasien khususnya di bagian rekam medis. Dalam pelaksanaanya di bagian
assembling, petugas yang melakukan kegiatan analisis kuantitatif memiliki komponen
mereview kelengkapan identifikasi pasien, kelengkapan laporan penting, kelengkapan
autentikasi, dan kesesuaian teknik pencatatan yang masih belum lengkap.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui Analisis Kuantitatif Rekam Medis Pada
Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Di Rumah Sakit Rafflesia Kota
Bengkulu.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Subjek penelitian ini adalah 293 sempel formulir CPPT periode Maret s.d Mei 2023 dan
objek petugas rekam medis bagian analisis kuantitatif sebanyak 6 orang. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diolah secara univariat.
Hasil : Kegiatan analisis kuantitatif pada formulir CPPT terdapat Kelengkapan identifikasi
pasien 277 (95%) lengkap, 16 (5%) tidak lengkap, kelengkapan pelaporan pentinng 168
(57%) lengkap, 125 (43%) tidak lengkap, kelengkapan autentikasi sebanyak 129 (44%)
lengkap yang meliputi nama lengkap disertai gelar lengkap dan tanda tangan, 77 (26%) tidak
lengkap karena tidak mencantumkan nama lengkap disertai gelar lengkap dan tanda tangan
dan 87 (30%) yang hanya mencantumkan tanda tangan saja tanpa membubuhi nama terang.
Dalam pelaksanaan analisis kuantitatif tidak tersedianya kebijakan/SOP.
Saran : Diharapkan rumah sakit membuat kebijakan/SOP tentang pelaksanaan analisis
kuantitatif.
Problem : Rafflesia Hospital in Bengkulu City is one of the hospitals that provides individual
and plenary health services. One of them is patient care, especially in the medical record
department. In its implementation in the assembling section, officers who carry out
quantitative analysis activities have a component of reviewing the completeness of patient
identification, completeness of important reports, completeness of authentication, and
suitability of recording techniques which are still incomplete.
Objective : This study aims to determine the quantitative analysis of medical records on the
integrated patient development record (CPPT) form at Rafflesia Hospital, Bengkulu City.
Method : This type of research is descriptive research with a quantitative approach. The
subjects of this study were 293 samples of the CPPT form for the period March to May 2023
and the object of medical record officers in the quantitative analysis section were 6 people.
The data used in this research is primary data which is processed univariately.
Results : Quantitative analysis activities on the CPPT form contained Completeness of
patient identification 277 (95%) complete, 16 (5%) incomplete, completeness of important
reporting 168 (57%) complete, 125 (43%) incomplete, completeness of authentication
129 (44) %) complete which includes full name accompanied by full title and signature 77
(26%) incomplete because it does not include full name accompanied by full title and
signature and
87 (30%) which only includes signature without affixing full name. In implementing
quantitative analysis there are no policies/SOPs available.
Suggestion : It is hoped that the hospital will make policies/SOPs regarding the
implementation of quantitative analysis.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli
Madya Perekam Medis dan Informasi Kesehatan pada Program Studi D3 Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Sekolah Tinggi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu. Karya Tulis Ilmiah ini
tercapai atas bimbingan dan pengarahan dari Ibu Frisya Anggita A.Md RMIK selaku
pembimbing serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini menyampaikan ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Hj. Djusmalinar, SKM, M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sapta Bakti dan selaku penguji I.
2. Bapak H. Yansyah Nawawi, SKM, M,Kes selaku penguji II sekaligus Dosen
Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Sapta Bakti.
3. Bapak Deno Hermanto, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
4. Ibu Nofri Heltiani, S.Si, M.Kes selaku Moderator dan Pembimbing.
5. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan.
6. Ucapan terima kasih kepada teman dan sahabat yang telah banyak membantu
dan menyemangati dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7. Ucapan terima kasih kepada fadil jaidi dan pak muh yang telah banyak
menghibur peneliti disaat pikiran mumet.
Peneliti menyadari bahwa menyusun Karya Tulis Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka peneliti mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang mengembangkan penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala dukungan dan
kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Peneliti
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang baik ditunjang dengan
penyelenggaraan rekam medis yang baik pula melalui kelengkapan pengisian rekam medis.
Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data
atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Indikator mutu rekam medis yang
baik dan lengkap adalah kelengkapan isi, akurat, tepat waktu dan pemanfaatan rekam medis
dapat dipakai sebagai pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, alat bukti dalam proses
penegakkan hukum, keperluan pendidikan dan penelitian, dasar pembayar biaya pelayanan
kesehatan dan data statistik kesehatan ( Depkes, 2008).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022
mendefinisikan rekam medis adalah dokumen yang berisikan data identifikasi pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan, jadi berkas rekam medis wajib dijaga kerahasiannya. Agar
berkas rekam medis berkesinambungan maka pengisian dokumen rekam medis harus diisi
selengkap-lengkapnya dan juga dijadikan sebagai alat bukti hukum apabila dibutuhkan. Maka
pengisian berkas rekam medis harus diisi sebaik mungkin dan selengkap mungkin untuk
kesinambungan informasi dan sebagai salah satu syarat dalam akreditasi rumah sakit.
Menurut Depkes Tahun 2006 rekam medis yang lengkap adalah berkas rekam
medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu <24 jam setelah selesai pelayanan
atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang meliputi identitas pasien, anamnesis,
rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume medis. Rekam Medis yang
lengkap menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan seperti bahan pembuktian dalam hukum, bahan penelitian pendidikan serta alat
analisis dan evaluasi terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit (Gemala R,
2008).
Adapun manfaat rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek
administrasi dimana isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
bagi tenaga kesehatan, aspek hukum dimana isinya menyangkut adanya jaminan atas dasar
keadilan dalam usaha menegakkan hukum, aspek keuangan dimana isinya mengandung data/
informasi yang dipergunakan sebagai bukti untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan,
1
2
aspek medis dimana isinya di pergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan
atau perawatan kepada pasien, aspek edukasi dimana isinya menyangkut data informasi
tentang perkembangan kronologi terhadap pasien yang dapat dipelajari, aspek dokumentasi
dimana isinya mempunyai nilai dokumentasi karena merupakan sumber yang dipakai sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan.
Dampak dari masalah yang terjadi apabila dokumen rekam medis pada
formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) tidak lengkap maka
mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan tidak baik dan tidak akurat sehingga dapat
merugikan manajemen rumah sakit sendiri dalam pengambilan keputusan, bukti tertulis
dalam mendukung aspek hukum, aspek administrasi, aspek keuangan, aspek medis, edukasi,
dokumentasi karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit (Kemenkes, 2011).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Made karma, (2019) dari 232
berkas yang diteliti berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa dari kelengkapan identifikasi
tergolong tidak lengkap yaitu 99,14% , dari kelengkapan pencatatan tergolong tidak lengkap
yaitu 59,48%, dari kelengkapan laporan penting tergolong tidak lengkap yaitu 38,64%, dan
kelengkapan autentikasi tergolong tidak lengkap 25,86%. Rumah Sakit Dharma Kerti
Tabanan perlu memperhatikan lebih teliti isi rekam medis dan berkoordinasi dengan dokter
ataupun perawat untuk tetap mengisi dengan lengkap rekam medis pasien rawat inap.
Tanggung jawab utama akan kelengkapan rekam medis terletak pada dokter
yang merawat. Dokter mengemban tanggung jawab terakhir akan kelengkapan dan kebenaran
isi rekam medis. Sementara petugas rekam medis membantu dokter yang merawat dalam
mempelajari kembali rekam medis yaitu melakukan analisis kuantitatif kelengkapan isi
rekam medis yang dimaksud untuk mencari hal-hal yang kurang dan masih diragukan
(Rustiyanto,2009).
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sarana pelayanan kesehatan yaitu
dengan meningkatkan mutu pelayanan rekam medis meliputi kelengkapan, kecepatan, dan
ketepatan dalam memberikan informasi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan. Rekam medis
yang lengkap dan akurat dapat digunakan sebagai referensi pelayanan kesehatan, dasar
hukum (medical legal), menunjang informasi untuk meningkatkan kualitas medis, riset medis
dan dijadikan dasar menilai kinerja rumah sakit (Nurhadiah,2016). Jika tidak dilakukan
kegiatan analisis kuantitatif dapat menimbulkan ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam
medis pada formulir perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) serta petugas akan kesulitan
dalam mengidentifikasi pasien, dan apabila rumah sakit tersangkut kasus hukum maka akan
3
menjadi permasalahan bila dokumen rekam medis tidak terisi dengan lengkap, kemudian
berpengaruh terhadap nilai akreditasi yang didapatkan rumah sakit karena tidak terpenuhi
salah satu point syarat kelulusan akreditasi (Nurlayli, 2017).
Rumah Sakit Rafflesia merupakan Rumah Sakit tingkat C dan memiliki
akreditasi paripurna (bintang 5), Rumah Sakit Rafflesia memiliki visi menjadikan Rumah
Sakit dengan pelayanan prima (prima dalam melayani, prima dalam sikap, dan prima dalam
kualitas). Rumah Sakit Rafflesia memiliki fasilitas rawat jalan seperti (poliklinik penyakit
dalam, jiwa, kandungan, syaraf, gigi, bedah), rawat inap yang terdiri dari 5 ruangan (Seruni,
Melati, Anggrek, Mawar, ICU) dengan kunjungan ± 18 pasien setiap hari, juga dilengkapi
dengan Instalasi Gawat Darurat, Laboratorium, Radiologi dan Instalasi rekam medis sebagai
bagian yang berperan dalam pendokumentasian pelayanan kesehatan tersebut. Pada ruangan
instalasi rekam medis untuk menunjang prima dalam kualitas pendokumentasian salah satu
kegiatan yang menjadi komponen untuk menjaga kualitas pelayanan adalah analisis
kuantitatif yang dimulai dari mereview kelengkapan identifikasi, kelengkapan laporan
penting, kelengkapan autentikasi, kelengkapan teknik pencatatan dikerjakan seluruh petugas
rekam medis secara bergantian/shift.
Berdasarkan survey awal di Instalasi Rekam Medis RS. Rafflesia pada
pendokumentasian medis masih dalam proses peralihan dari rekam medis paper based ke
rekam medis elektronik (RME). Pengelolaan rekam medis Rumah Sakit Rafflesia terdiri dari
pendaftaran, assembling, coding, indexing/reporting dan filing. Berdasarkan hasil wawancara
oleh Ka. Instalasi salah satu kegiatan penting dari bagian assembling adalah analisis
kuantitatif yang mana kegiatannya dilakukan setiap pasien pulang (retrospektif analisis) dan
menurut seluruh petugas dilakukan 6 bulan sekali hal ini terdapat ketidaksinambungan
pernyataan antara Ka. Instalasi dengan petugas assembling. Pada survey awal peneliti
melakukan obervasi langsung pada berkas rekam medis kunjungan periode Maret s.d Mei
2023 peneliti memperoleh data angka ketidaklengkapan pendokumentasian medis pada
formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) dari 10 dokumen rekam medis,
kelengkapan identifikasi dari 10 dokumen rekam medis terdapat 100% lengkap,
kelengkapan pelaporan penting terdapat 80% lengkap dan 20% tidak lengkap, autentikasi
terdapat 80% belum lengkap 20% lengkap, teknik pencatatan terdapat 60% sesuai dan 40%
tidak sesuai. Rata-rata ketidaklengkapan terdapat pada review autentikasi dimana banyak
yang tidak dibubuhi tanda tangan, nama lengkap petugas yang bertanggung jawab, pada
review teknik pencatatan dimana masih banyak kolom catatan yang kosong yang seharusnya
ditutupi dengan cara zigzag, diagonal, vertikal/horizonta untuk mencegah agar tidak ada
4
penambahan isi tidak semestinya dan masih banyak coretan tanpa adanya pembetulan, tanda
tangan pembentulan, dan adanya tipe-ex. Hal ini sangat berpengaruh terhadap informasi yang
di butuhkan pasien dan dokter dalam memberikan pelayanan berikutnya serta dapat
menghambat proses pengkodingan, dan pelaporan yang dibuat oleh rumah sakit.
Kelengkapan catatan medis merupakan salah satu indikator mutu rekam medis
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/1128/2022 Standar
akreditasi rumah sakit dalam penentuan skor dari elemen penilaian dilakukan dengan
memperhatikan kelengkapan dokumen. Pengecekan kembali pengisian rekam medis
memegang peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit hal ini untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
harus berdasarkan pelayanan rekam medis yang bermutu di rumah sakit. Oleh karena itu
berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik mengambil judul penelitian tentang
“Analisis Kuantitatif Rekam Medis Pada Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT) Di Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masih terdapatnya angka
Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis pada formulir catatan perkembangan pasien
terintegrasi (CPPT) di Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu yang dapat mengakibatkan
turunnya mutu pelayanan di rumah sakit, serta dapat mempengaruhi bukti tertulis dalam
mendukung aspek administratif, legal, financial, research, education, documentation.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui Analisis Kuantitatif Rekam Medis Pada Formulir Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) Di Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui kelengkapan identifikasi pasien pada formulir CPPT di Rumah Sakit
Rafflesia Kota Bengkulu.
b. Diketahui kelengkapan pelaporan penting pada formulir CPPT di Rumah Sakit
Rafflesia Kota Bengkulu.
c. Diketahui kelengkapan autentikasi pada formulir CPPT di Rumah Sakit
Rafflesia Kota Bengkulu.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan serta berkontribusi
untuk kemajuan ilmu khususnya di bidang rekam medis pada pelayanan kesehatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan evaluasi terhadap mutu rumah sakit di instalasi rekam medis dan
pimpinan agar terciptanya rekam medis yang berguna sebagai rekam medis
yang administratif, legal, financial, research, education, documentation.
b. Manfaat Bagi STIKES Sapta Bakti
Sebagai salah satu referensi pembelajaran laboratorium assembling khususnya
tentang analisis kuantitatif.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan untuk
melakukan analisis pada waktu concurrent analisis atau retrospective analisis
yang lebih mendalam dengan tema sejenis.
6
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian
No. Judul penelitian Variabel Jenis Hasil penelitian
dan penulisan penelitian penelitian
1. Analisa perbedaan Ketidaklengkapan Kompratif Berdasarkan hasil
kelengkapan review identifikasi penelitian terhadap
formulir catatan pasien, review 59 dokumen rekam
perkembangan autentikasi, review medis pasien
pasien terintegrasi laporan penting elektronik dan 63
(CPPT) berbasis dokumen rekam
elektronik dengan medis pasien kertas
berbasis kertas pada pada triwulan 1
diagnosis tahun 2020. Hasil
skizofrenia penelitian formulir
paranoid di RSJD CPPT berbasis
Surakarta elektronik pada
review identifikasi
adalah 100%
lengkap, review
autentikasi 100%
lengkap, dan review
laporan penting 88%
lengkap, sedangkan
pada formulir CPPT
berbasis kertas,
review identifikasi
97% lengkap,
review autentikasi
90,5% dan review
laporan penting
100% lengkap.
2. Analisis kuantitatif Review identifikasi Deskriptif Berdasarkan hasil
kelengkapan pasien, review kualitatif analisis kuantitatif
dokumen rekam pelaporan penting, diketahui presentase
medis pasien rawat review autentikasi, tertinggi
inap dengan review kelengkapan 25
diagnosa fracture pendokumentasian dokumen sebesar
femur di RSUD 69% autentikasi 15
Dr.R.M Djoelham dokumen sebesar
Binjai 49% dan
pedokumentasian 26
dokumen sebesar
72%.
3. Analisis Kelengkapan Deskriptif Berdasarkan hasil
Ketidaklengkapan pengisian penelitian
Catatan Medis identifikasi, ditemukan angka
(KLPCM) Rawat ketidaklengkapan ketidaklengkapan
Inap Pasien Bedah review pelaporan pengisian formulir
Orthopedi di RSUD penting, catatan terintegrasi
Sultan Sulaiman ketidaklengkapan 18.47% pengkajian
7
No. Judul penelitian Variabel Jenis Hasil penelitian
dan penulisan penelitian penelitian
Serdang Bedagai pengisian awal 17.39%
Tahun 2018 autentikasi resume medis
terdapat 10.87% dan
informed consent
11.95% nama dokter
sebanyak 19.56%
dan tanda tangan
dokter 7.60%
sedangkan untuk
identifikasi pasien,
catatan anastesi dan
laporan operasi diisi
lengkap.
4. Tinjauan Ketidaklengkapan Literature Berdasarkan hasil yang
Ketidaklengkapan identitas pasien, Review ditemukan yaitu tidak
Petugas Dalam tanggal dan jam lengkapanya pengisian
Pengisian Catatan visit, serta nama formulir catatan
Perkembangan dan tanda tangan perkembangan pasien
Pasien Terintegrasi dokter dan perawat. terintegrasi (CPPT) di
(CPPT) Pada dapatkan banyak rekam
Berkas Rekam medis yang tidak
Medis Rawat Inap lengkap dari 850 rekam
medis yang di analisis,
dimana banyak yang
tidak terisinya identitas
pasien, tanggal, dan
jam visit, serta nama
dan tanda tangan
profesional pemberi
asuhan (PPA) oleh
dokter dan perawat
secara lengkap.
Perbedaan penelitian ini dari peneliti sebelumnya terletak pada lokasi, waktu
penelitian, variabel penelitian dan metode penelitian.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Rekam Medis
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022
mendefinisikan rekam medis adalah dokumen yang berisikan data identifikasi pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakaan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identifikasi,
anamneses penentuan fisik laboraturium. Menurut (Hatta, 2013) rekam medis adalah
merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk
keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan
dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Rekam medis mempunyai banyak pengertian yang sangat luas, tidak hanya
sekedar kegiatan pencatatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatan sendiri merupakan proses
kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan
pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit
dan dilanjutkan dengan penanganan dokumen rekam medis yang meliputi penyelenggaraan
penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman apabila pasien untuk keperluan
lainnya (Depkes RI,2009).
8
9
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam usaha menegakkan hukum
serta bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya megandung
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai bukti untuk menetapkan biaya
pembayaran pelayanan di rumah sakit.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena mengandung data atau
informasi sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan.
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena menyangkut data
informasi tentang perkembangan kronologi, pelayanan medis terhadap pasien yang
dapat dipelajari.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena merupakan sumber
yang dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan. Jadi rekam medis ini
mempunyai arti sebagai keterangan baik tertulis maupun rekaman tentang identitas,
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium/radiologi, diagnosa, segala
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien baik pelayanan rawat
jalan, rawat inap, maupun pelayanan gawat darurat yang diberikan kepada pasien.
Untuk itu rekam medis mempunyai makna yang lebih luas selain kegiatan pencatatan
tapi juga sistem penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis adalah
proses yang dimulai pada saat pasien mulai masuk perawatan di sarana pelayanan
kesehatan. Data medis selama pelayanan berkas rekam medis meliputi
penyelenggaraan dan penyimpanan.
klinis lainnya, dan di verifikasi dengan paraf dan nama petugas yang mengisi. Semua
tindakan yang dilakukan diacatat jam, tanggal dan jenis tindakan yang diberikan serta harus
ditanda tangani oleh dokter pemeriksa.
Ketidaklengkapan dapat mempengaruhi mutu pelayanan, mutu rekam medis
termasuk dalam salah satu standar penilian akreditasi rumah sakit unit rekam medis
merupakan salah satu unit yang vital dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, tanggung
jawab dari unit rekam medis dan staf medis yang bersangkutan adalah meliputi pengelolahan
isi rekam medis. Isi rekam medis merupakan sumber informasi pasien sehingga
ketidaklengkapan rekam medis dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi proses
pelayanan kesehatan kepada pasien (Johc 2020).
E. Assembling
Menurut Sulistyawati (2014) Assembling adalah kegiatan merakit dokumen
rekam medis pasien rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan serta mengecek kelengkapan
pengisian dokumen rekam medis secara kuantitatif dan form yang harus ada pada dokumen
rekam medis pasien rawat inap. Tugas pokok patugas assembling dalam unit rekam medis
menurut Anggar (2013) dalam Ardiana (2016) adalah sebagai berikut:
1. Mencatat segala penggunaan dokumen rekam medis kedalam buku kendali.
2. Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis agar tidak terjadi duplikasi dalam
penggunaan nomor rekam medis.
3. Mencatat penggunaan nomor rekam medis kedalam buku penggunaan rekam medis .
4. Menerima pengembalian dokumen rekam medis dan sensus harian dari unit pelayanan
rekam medis.
5. Mencocokan jumlah dokumen rekam medis dengan jumlah pasien yang pulang.
6. Meneliti kelengkapan isi dokumen dan merakit kembali urutan dokumen rekam
medis.
7. Menyerahkan dokumen rekam medis yang telah lengkap ke fungsi pengkodean dan
pengindeksan.
1
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan
kesarana pelayanan kesehatan lain.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
3. rekam medis dalam kondisi bencana minimal memuat data seperti rekam medis rawat
darurat ritambah dengan:
a. Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan.
b. Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana massal.
c. Identifikasi yang menemukan pasien.
efektivitas kegunaan isi rekam medis di kemudian hari. yang dimaksud dengan
koreksi ialah perbaikan sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi.
b. Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang dengan mudah dapat
dikoreksi sesuai prosedur yang berlaku.
c. Mengetahui hal-hal yang berpotensi ganti rugi.
2. Waktu pelaksanaan analisis kuantitatif rekam medis
a. Retrospective analisis yaitu analisis dilaksanakan sesudah pasien pulang. Hal ini
lazim dilakukan karena rekam medis dapat dianalisis secara keseluruhan
walaupun hal ini bisa memperlambat proses melengkapi bagian-bagian berkas
yang kurang lengkap.
b. Concurrent analisis yaitu analisis dilakukan saat pasien masih dirawat. Dengan
demikian, jika terdapat kekuranglengkapan bisa segera dilengkapi.
3. Pelaksanaan analisis kuantitatif rekam medis
Petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan analisis kuantitatif rekam medis
haruslah tenaga rekam medis yang paham tentang:
a. Jenis-jenis formulir rekam medis yang digunakan di rumah sakit tersebut.
b. Jenis-jenis formulir rekam medis yang harus ada dalam setiap berkas pasien
sesuai dengan kasusnya.
c. Pihak yang berhak mengisi lembar-lembar rekam medis sesuai waktu dan
kewenangan masing-masing rumah sakit.
d. Pihak yang harus menandatangani setiap isian dalam dokumen rekam medis
yang bersangkutan.
4. Hasil analisis kuantitatif rekam medis
a. Teridentifikasinya kekurangan-kekurangan pencatatan yang harus dilengkapi
oleh pemberi layanan kesehatan dengan segera.
b. Kelengkapan rekam medis sesuai dengan peraturan yang ditetapkan jangka
waktunya, perizinan, akreditasi, dan keperluan sertifikasi lainnya.
c. Mengetahui hal-hal yang berpotensi menimbulkan tuntutan untuk membayar
ganti rugi.
1
3. Review autentikasi
Dalam pengisian rekam medis berlaku prinsip bahwa setiap isian harus jelas
penanggung jawabnya. Kejelasan penanggung jawab ini diwujudkan dengan
pencantuman nama terang (lengkap) dan tanda tangan.Yang dimaksud dengan nama
terang (lengkap) adalah nama lengkap disertai gelar lengkap. Dalam pelaksanaanya
sering dijumpai pencantuman hanya nama singkat atau bahkan inisial (singkatan
nama) saja. Hal ini masih bisa diterima asalkan di fasilitas pelayanan tersebut,
dilakukan pendataan autentukasi semua tenaga kesehatan yang berkerja disitu. Pihak
rumah sakit harus membuat buku induk daftar autentikasi yang memuat nama
lengkap, nama singkat, inisial, contoh tanda tangan, contoh paraf, cap atau stempel
identifikasi (bila ada), dan pembawa atau penanggung jawab stempel tersebut.
Apabila seorang tenaga kesehatan (misalnya dokter) mengubah inisial atau parafnya,
maka melaporkan ke bagian pengelola buku daftar autentikasi untuk mencantumkan
perubahannya. Inisial dan paraf tidak boleh digunakan oleh lebih dari satu orang.
Jadi, inisial dan paraf harus bersifat unik sehingga bisa langsung merujuk kepada
seorang individu tertentu.
Jika menggunakan sistem rekam medis berbasis elektronik, maka bentuk
autentikasi ini bisa diagntikan dengan nomor induk pribadi (personal identity
number/PIN) yang hanya diketahui oleh yang bersangkutan. Sistem PIN, teknologi
saat ini juga sudah memungkinkan untuk menggunakan model biometrik, misalnya
sidik jari atau pindai mata.
Bila isian dalam rekam medis ditulis oleh mahasiswa, perawat atau petugas
pengganti dari dokter penanggung jawab, maka harus mencantumkan nama terang
dan tanda tangan penulis lalu ditambah atau didampingi oleh nama terang dan tanda
tangan dokter penanggung jawab dengan mencantumkan keterangan tambahan,
misalnya “telah diperiksa oleh....”atau”telah di-review dan dilaksanakan atas
instruksi dari....”. Pencantuman autentikasi pendamping ini biasa sebagai
countersign.
Bila menerima perintah verbal (misalnya melalui telepon), maka perintah
tersebut juga harus dituliskan apa adanya oleh penerima perintah dengan diawali
keterangan “advis dari....”dan diakhiri dengan keterangan “telah dibaca ulang dan
dikonfirmasi”. Penerima perintah lalu mencantumkan autentikasinya dan segera
setelah pemberi perintah hadir maka pemberi perintah juga mencantumkan
countersign-nya.
1
g. Sisa area kosong pada baris, kolom, atau halaman rekam medis harus “ditutup”
dengan tanda coretan garis tegak, horizontal, diagonal, atau zigzag. Hal ini
untuk mencegah agar tidak terjadi penambahan isi yang tidak semestinya.
5. Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medis (KLPCM)
Dari hasil pelaksanaan analisis kuantitatif maka dokumen rekam medis bisa
dikelompokkan menjadi 2, yaitu dokumen rekam medis yang sudah lengkap
(memenuhi semua aspek review tersebut diatas) dan dokumen rekam medis yang
masih belum lengkap. Dokumen rekam medis yang sudah lengkap akan diserahkan
ke bagian koding dan indeksing, selanjutnya akan diteruskan ke bagian analising dan
reporting, dan akhirnya disimpan oleh bagian filling. Dokumen rekam medis yang
belum lengkap akan dicatat kekurangannya pada lembar terpisah rangkap dua.
Berkas tersebut bersama dengan lembar catatan kekurangannya akan diserahkan ke
bagian terkait (misalnya bangsal atau dokternya) untuk melengkapi kekurangan
tersebut dalam jangka waktu tertentu, biasanya 14 hari. Rangkap kedua dari lembar
catatan kekurangan ini disimpan di bagian assembling rekam medis untuk
mencocokan kembali area kekurangan tersebut pada saat rekam medis telah
dilengkapi dan kembali ke bagian assembling rekam medis lagi.
Dengan menghitung dan mencatat jumlah berkas yang sudah lengkap
dan yang belum lengkap, maka dapat dihitung angka ketidaklengkapan pengisian
catatan medis (KLPCM) atau disebut juga Incomplete Medical Record Rate(IMR)
dengan rumus:
�𝑖���𝑖��
5
Jadi, menurut ilustrasi diatas DMR= 75 ��100% = 6,67%
Dengan menghitung IMR dan DMR akan didapatkan gambaran tentang
kelengkapan pengisian rekam medis dalam kurun waktu tertentu. Kondisi dimana
banyak rekam medis yang belum lengkap pada saat pasien pulang (IMR tinggi),
namun menjadi lengkap sebelum 14 hari pelengkapan (DMR rendah) masih lebih
baik dari pada IMR rendah dengan DMR tinggi. Kondisi yang paling buruk adalah
kondisi dimana IMR tinggi disertai DMR yang tinggi pula. Perlu ditelaah pula area
yang menjadi kencenderungan penyebab ketidaklengkapan dalam analisis kuantitatif
ini.
K. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian tinjauan teoritis diatas, maka dapat diperoleh kerangka
teori seperti berikut :
Formulir Catatan
Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT)
1. Kelengkapan 1. Mempengaruhi
Assembling Rekam Identifikasi kualitas data yang
Medis Pasien dihasilkan tidak
2. Kelengkapan baik dan tidak
Laporan akurat sehingga
Penting dapat merugikan
Analisis Kuantitatif manajemen rumah
3. Kelengkapan
Autentikasi sakit sendiri dalam
4. Kelengkapan pengambilan
Teknik keputusan
Pencatatan 2. Bukti tertulis dalam
5. Angka mendukung aspek
Kelengkapan hukum, aspek
Catatan Medis administrasi, aspek
6. Angka keuangan, aspek
Ketidaklengka medis, edukasi,
pan Catatan dokumentasi
Medis
L. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori
atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2019) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui keberadaan nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015).
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Menurut Handayani (2020), Populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang
akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok,
peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian ( Notoadmojo, 2015). Populai dalam penelitian ini adalah seluruh berkas
rekam medis pada formulir CPPT periode Maret s.d Mei 2023 sebanyak 1.099
berkas.
2. Sampel
Menurut Handayani (2020), Sampel adalah bagian dari populasi yang
mewakili populasi yang kan diambil. Sampling adalah suatu cara yang ditempuh
dengan pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek
penelitian (Sugiyono, 2016). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah systematic random sampling. systematic random sampling merupakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah di beri
nomor urut (Sugiyono, 2012) yaitu berkas rekam medis pada formulir CPPT
periode Maret s.d Mei 2023 yang didapatkan dengan cara menggunakan rumus besar
sampel menurut slovin:
𝑁
n = 1 + 𝑁 (�)2
Dimana :
N = Jumlah ojek 1.099
24
25
Lengkap
Kelengkapan
Identifikasi
Tidak
Pasien
Lengkap 1.Informasi medis
Lengkap yang lengkap dan
Kelengkapan
Laporan akurat
Penting Tidak
Formulir
Lengkap 2.Kegiatan analisis
Catatan
Berkas Rekam Perkembang kuantitatif dan
Analisis
Medis ban Pasien pengelolaan rekam
Kuantitatif Lengkap
Terintegrasi
Kelengkapan medis terlaksana
(CPPT)
Autentikasi Tidak dengan baik
Lengkap
3.Berkas pengajuan
Sesuai
Kesesuaian klaim lengkap
Teknik
Pencatatan Tidak Sesuai
26
C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiono (2015)
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai obyek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur Ukur
Kelengkapan Adalah terisinya Lembar Review 1 : lengkap jika Nominal
Identifikasi identitas pasien Checklist Formulir semua item
Pasien pada formulir CPPT terisi
CPPT meliputi : 0 : tidak
nomor rekam lengkap jika
medis, nama, salah satu item
tanggal lahir tidak terisi
atau umur, dan
jenis kelamin
Kelengkapan Adalah terisinya Lembar Review 1 : lengkap jika Nominal
Laporan dokumentasi checklist Formulir terisi setiap
Penting waktu berupa CPPT kegiatan
jam tanggal pemberian
pemberian asuhan
asuhan pada 0 : tidak
formulir CPPT lengkap jika
salah satu tidak
terisi setiap
kegiatan
pemberian
asuhan
Kelengkapan Adalah terisinya Lembar Review 1 : lengkap jika Nominal
autentikasi keabsahan checklist Formulir semua item
formulir CPPT CPPT terisi (nama
meliputi nama dan tanda
dan tanda tangan tangan)
profesional 0 : tidak
pemberi asuhan lengkap jika
diantaranya salah satu item
(dokter, perawat, tidak terisi
bidan,
nutrisionis,
apoteker, dll)
27
2
dengan
tanda
coretan
garis
horizontal,
diagonal,
atau zigzag.
E. Tahapan Penelitian
1. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian menggunakan lembar
cheklis, alat hitung, dan panduan wawancara untuk observasi langsung
dalam pengumpulan data yang dibutuhkan. Berkas rekam medis yang
akan menjadi target penelitian sebanyak 293 berkas rekam medis pada
formulir CPPT.
2. Data primer :
Melihat langsung berkas rekam medis.
3. Data sekunder :
SOP dan kebijakan
4. Data pendukung lainnya :
a. Wawancara Ka.Instalasi Rekam Medis.
b. Wawancara Petugas Rekam Medis Dibagian Assembling.
a. Data Primer
Data hasil penelitian yang diperoleh dari review formulir CPPT.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan
petugas rekam medis untuk mengetahui proses dilakukannya analisis
kuantitatif, sarana penunjang yang digunakan dan method (prosedur)
yang digunakan terkait dengan analisis kuantitatif berkas rekam
medis.
3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilakukan beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini dimulai dari peneliti yang
menemukan masalah yang terjadi di lapangan, merumuskan pertanyaan
penelitian, mencari literature yang relevan, dan mengembangkan
instrument penelitian dengan lembar cheklist serta observasi. Selanjutnya
peneliti membuat proposal guna menelaah teori dan hasil-hasil penelitian
yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Dengan tahap melakukan
pengurusan surat izin penelitian pada instalasi pendidikan yaitu Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti Kota Bengkulu. Setelah mendapatkan
surat izin tersebut kemudian di serahkan ke Kantor Direktorat Jendral
Kesehatan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri, lalu surat izin
penelitian tersebut dilanjutkan kepada Rumah Sakit Rafflesia Kota
Bengkulu.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan Setelah proposal penelitian telah
disetujui oleh penguji, peneliti mengurus surat izin penelitian ke instalasi
terkait. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari instalasi, peneliti
langsung kelokasi penelitian yaitu Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan dengan tahap
pengelolaan data yang terdiri dari editing yaitu peneliti melihat dari
lembar cheklist mengenai kelengkapan berkas rekam medis, alat itung,
dan panduan wawancara untuk observasi langsung dalam pengumpulan
data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini analisis data penelitian yang
digunakan adalah univariat.
3
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dengan
judul Analisis Kuantitatif Rekam Medis Pada Formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Di Rumah Sakit Rafflesia Kota
Bengkulu, dengan Mengumpulkan data dari 293 berkas rekam medis dengan
formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) didapatkan data
sebagai berikut :
1. Diketahui Kelengkapan Identifikasi Pasien Pada Formulir CPPT
Hasil penelitian kelengkapan identifikasi pasien pada formulir
CPPT di Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu dengan cara review
formulir CPPT menggunakan lembar cheklist pada ruang assembling
sehingga didapatkan pada tabel berikut.
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Identifikasi
Pasien Pada Formulir CPPT di Rumah Sakit Rafflesia Kota
Bengkulu.
No. Kelengkapan Identifikasi Pasien Jumlah (n) Persentase (%)
1. Lengkap 277 95
2. Tidak Lengkap 16 5
Jumlah 293 100
Sumber : data primer terolah, 2023.
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari 293 berkas rekam medis pada
formulir CPPT ditemukan kelengkapan identifikasi pasien sebanyak 277
(95%) di isi dengan lengkap item identitas berupa nama pasien, nomor
rekam medis, tanggal lahir atau umur, dan jenis kelamin atau sudah
ditempelkan stiker nama dan 16 (5%) yang tidak lengkap karena tidak diisi
item identitas dan tidak ditempelkan stiker nama.
3
C. Pembahasan
1. Diketahui Kelengkapan Identifikasi Pasien Pada Formulir CPPT
Identifikasi pasien adalah suatu proses pengumpulan data atau
pembeda pasien yang mencakup nama, nomor rekam medis, jenis kelamin,
tanggal lahir atau umur. Kelengkapan identifikasi rekam medis merupakan
salah satu hal yang sangat penting yang bertujuan untuk memastikan pemilik
dari formulir rekam medis tersebut. Setiap formulir rekam medis minimal
harus memiliki identifikasi pasien seperti nama pasien, nomor rekam medis,
tanggal lahir atau umur dan jenis kelamin. Bila ada lembaran yang tanpa
identitas harus di review untuk menentukan milik siapa lembaran tersebut
(Widjaya, 2018). Dokumen rekam medis dikatakan lengkap apabila semua
data yang ada di dalamnya terisi lengkap dan benar sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan di rumah sakit (Hatta, 2013).
Sesuai dengan hasil observasi bahwasannya di Rumah Sakit
Rafflesia untuk identifikasi pasien dilakukan dengan 2 cara yaitu manual
sesuai dengan format identitas yang ada di formulir dan menggunakan kertas
stiker yang dicetak dan ditempel yang berisikan nomor rekam medis, nama
pasien, tanggal lahir/umur dan jenis kelamin yang telah disiapkan saat pasien
mendaftar untuk dirawat inap. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
persentase dari 293 berkas rekam medis pada formulir CPPT kelengkapan
identifikasi terdapat 277 (95%) lengkap yang telah diisi atau sudah
ditempelkan stiker nama dan 16 (5%) yang tidak lengkap karena tidak diisi
item identifikasi dan tidak ditempelkan stiker nama karena kelalaian petugas
sehingga terlewatkan.
Kelengkapan identifikasi pasien pada berkas rekam medis
merupakan data administrasi sebagai informasi demografi harus terisi lengkap
karena jika tidak terisi lengkap berakibat tidak dapat menginformasikan
identitas pasien sebagai basis data statistik, riset dan sumber perencanaan
rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Kelengkapan identifikasi pasien juga
bukan semata mata hanya untuk kelengkapan secara administrasi tetapi juga
bertujuan untuk menjaga keselamatan pasien, dan akurat dalam memberikan
informasi. Hal ini yang dapat terjadi yaitu rekam medis tidak mampu
3
berkas rekam medis tersebut tidak bisa menjadi salah satu bukti tertulis dalam
mendukung aspek hukum rekam medis, hal ini untuk melindungi pasien atas
setiap tindakan yang dilakukan tidak dikategorikan sebagai malpraktek.
Apabila tidak terisi lengkap dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien, baik
itu material maupun nonmaterial maka akan dikenai sanksi administrasi.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu perlu membuat kebijakan/SOP
dalam pengisian pelaporan penting untuk mencegah terjadinya
ketidaklengkapan pengisian rekam medis, pimpinan rumah sakit agar
memotivasi petugas agar melaksanakan pekerjaanya menjadi lebih baik,
perlunya sosialisasi untuk meningkatkan kerja sama antar tenaga medis dan
memberi sanksi bagi yang tidak mengisi dokumen rekam medis secara
lengkap.
membuat atau mengisi formulir CPPT secara lengkap dari pihak rumah sakit,
dan memberikan reward kepada dokter, perawat atau petugas medis terkait
dalam mengisi dokumen rekam medis melalui promosi dan pengembangan
karir.
tulisan ditumpuk tanpa coretan selain itu tulisan dokter yang sering menulis
pada baris yang tidak sesuai, dan susah terbaca.
Menurut PerMenKes RI Nomor 24 Tahun 2022, dalam hal terjadi
kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan
pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang bersangkutan.
Dampak adanya ketidaksesuaian teknik pencatatan akan
mengakibatkan tulisan tidak terbaca maka pencatatan tersebut dikatakan tidak
baik, hal tersebut akan mempengaruhi keakuratan isi formulir CPPT
mempengaruhi pada yang lain terutama salah membaca dalam memberikan
informasi kesehatan, kesulitan dalam memberikan pelayanan kepada pasien,
mencegah agar tidak terjadi penambahan isi yang tidak semestinya.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu rumah sakit perlu membuat
standar operasional prosedur mengenai kesesuaian teknik pencatatan rekam
medis dengan tujuan untuk memudahkan petugas dalam mengisi dokumen
rekam medis dan dapat meminimalkan ketidaksesuaian teknik pencatatan
dokumen rekam medis, perlu memberikan sosialisasi terkait kesesuaian
pencatatan rekam medis, memberikan pelatihan kepada petugas medis terkait
pentingnya kesesuaian pencatatan pada rekam medis.
4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul Analisis
Kuantitatif Rekam Medis Pada Formulir Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT) Di Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari 293 berkas rekam medis pada formulir CPPT ditemukan kelengkapan
identifikasi pasien sebanyak 277 (95%) di isi dengan lengkap item
identitas berupa nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir atau
umur, dan jenis kelamin atau sudah ditempelkan stiker nama dan 16 (5%)
yang tidak lengkap karena tidak diisi item identitas dan tidak ditempelkan
stiker nama.
2. Dari 293 berkas rekam medis pada formulir CPPT terdapat sebanyak 168
(57%) terisi lengkap meliputi jam dan tanggal pemeriksaan sedangkan 125
(43%) tidak lengkap karena hanya terisi jam pemeriksaan saja atau tanggal
pemeriksaan saja.
3. Dari 293 berkas rekam medis pada formulir CPPT terdapat sebanyak 129
(44%) lengkap yang meliputi nama lengkap disertai gelar lengkap dan
tanda tangan, 77 (26%) tidak lengkap karena tidak mencantumkan nama
lengkap disertai gelar lengkap dan tanda tangan dan 87 (30%) yang hanya
mencantumkan tanda tangan tanpa membubuhi nama terang.
4. Dari 293 berkas rekam medis pada formulir CPPT terdapat sebanyak 137
(47%) sesuai yang meliputi tinta berwarna kontras, gelap, dan permanen,
tidak ada coretan, tidak ada cairan tipe-ex dan 156 (53%) tidak sesuai
karena terdapat cairan tipe-ex, coretan tanpa dibubuhi tanda tangan dan
tanggal, dan masih banyak terdapat area kosong tidak ditutup dengan tanda
coretan garis horizontal, diagonal, atau zigzag.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran kepada:
4
Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Republik Indonesia 2006. Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit, Depkes Jakarta.
Devi, K. A., & Kriswiharsi, S. kun. (2020). View metadata, citation and similar.
Elvisa, Nugraheni. 2017. Studi Analisis Kelengkapan Pengisian Formulir Resume Medis Pada Rekam
Medis Rawat Inap Pasien JKN Di Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr. R. Soeharso Surakarta.
Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
Frenti Giyana. 2012. Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Gemala R., H. (2008) Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Universitas IndonesiaHandayani, Ririn. 2020 Metodologi Penelitian Sosial.
Yogyakarta Trussmedia Grafika.
Hastono, Sutanto Priyo. 2007 Modul Analisis Data Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Hatta, Gemala.R. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta UI-Press.
Herisa, D, S. 2017. Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Rizi
Amalia Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah. STIKES Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
Hutauruk dkk, Analisa Ketidaklengkapan Catatan Medis (KLPCM) Rawat Inap Pasien Bedah
Orthopedi di RSUD Sultan Sulaiman Serdang Bedagai Tahun 2018 Analisa
Ketidaklengkapan Catatan Medis (KLPCM) Rawat Inap Pasien Bedah Orthopedi di
RSUD Sultan Sulaiman Serdang Bedagai. SINTAKS (Seminar Nasional Teknologi
Informasi Komputer dan Sains 2019). Vol. 1. No.1.
Johariyah dkk, 2018 Efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dengan pemberian modul
terhadap perubahan pengetahuan remaja. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr.
Soetomo Vol.1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Undang - Undang No. 29 Tahun 2004. Tentang
Praktik Kedokteran. Jakarta: Kemenkes RI.
Maliki dkk, 2018 Analisis Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Pada Kasus Rawat Inap di
RSUD Patut Patuh Patju Gerung. Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol.1.
Meianti dkk, 2018 Perencanaan Implementasi Unit Kerja Rekam Medis Untuk Klinik Pratama
Pancasila Baturetno Wonogiri. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia
(JMIKI) Vol.2.
Mukharomah dkk, 2022 Analisa Kelengkapan Pengisian Resume Medis Pasien Typoid Fever Pada
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun 2022 Prosiding Seminar
Informasi Kesehatan Nasional.
47
4
Nurhadiah, 2016. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pada Klinik Akper
Kesdam Ii/Sriwijaya Garuda Putih. Jurnal Manajemen Sistem Informasi Vol 1 No. 1,
September 2016, 67-79
Nurlaini, Ajeng. 2015. Analisis Kuantitatif Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar Periode Triwulan IV Tahun 2015. Bandung:
APIKES Bandung.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan PEREKAM MEDIS.
Pertiwi dkk, 2014 Analisa Kuantitatif Dan Kualitatif Ketidaklengkapan Pengisian Dokumen Rekam
Medis Pasien Rawat Inap Pada Penyakit Diare Di RS. Permata Medika Semarang
Periode Triwulan I Tahun 2014.
Pujilestari dkk, 2016 Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Unsur
Manajemen 5m Di RskiaPermata Bunda Yogyakarta. Diss. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Rano Indradi. 2012. Statistik Rumah Sakit – Dari Sensus Pasien & Grafik Barber Jhonson Hingga
Statistik Kematian & Otopsi. Graha Ilmu: Yogyakarta
Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sandika dkk, 2019 Pengaruh Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Terhadap Pelaporan Data
Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL4A) Di RSU Mitra Medika Medan. Jurnal Ilmiah
Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda Vol.2
Saputra dkk, 2022 Gambaran Pelaksanaan Analisis Kuantitatif Dan Kualitatif Berkas Rekam Medis
Rawat Inap di Rumah Sakit Harapan dan Doa Kota Bengkulu.
Sulaiman dkk 2016 Implementasi sistem penjaminan mutu internal Sebagai upaya meningkatkan
mutu pendidikan di Universitas Gadjah Mada. Jurnal Akuntabilitas Manajemen
Pendidikan Vol.1
Sugiyono 2016 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung PT Alfabet.
Tarwaka, PGDip.Sc.,M.Erg. 2017 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi
K3 di Tempat Kerja, Harapan Press, Surakarta.
Wirajaya dkk, 2020 Analisis Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Dharma Kerti Tabanan. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol.1.
4
LAMPIRAN
5