Anda di halaman 1dari 232

TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


ANEMIA PADA KEHAMILAN DIWILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS SUNGAI PIRING
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
TAHUN 2020

Oleh :

NOVITA YANTI
NIM : 1805026

PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI


PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH PEKANBARU
2020
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
ANEMIA PADA KEHAMILAN DIWILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS SUNGAI PIRING
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
TAHUN 2020

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar
Magister Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NOVITA YANTI
NIM : 1805026

PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI


PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH PEKANBARU
2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis :
Nama : Novita Yanti
Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020
NIM : 1805026
Peminatan : Kesehatan Reproduksi

Tesis ini telah diperiksa, disetujui dan direvisi sesuai masukan Tim Penguji Tesis
Magister Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.

Pekanbaru, 19 September2020
Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr.Mitra, SKM., M.K.M) (Nurlisis, SKM., M.Kes)


NIDN: 0029067206 NIDN:1004078402

i
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA


KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SUNGAI
PIRING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
TAHUN 2020

Yang dipersiapkan dan di pertahankan oleh:


NOVITA YANTI
NIM:1805026

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tesis


Pada Tanggal 19 September 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Ketua Penguji Penguji I

(Dr. Mitra, SKM., MKM) (Nurlisis, SKM.,M.Kes)


NIDN: 0029067206 NIDN: 1004078402

Penguji II Penguji III

(Dr. drg. Oktavia Dewi, M.Kes) (Dr. Hastuti Marlina., SKM,M.Kes)


NIDN: 0015107001 NIDN: 1005028402

Pekanbaru, 27 September 2020


Ketua Program Studi Magister KesehatanMasyarakat
STIKes Hang TuahPekanbaru

(Dr. Mitra, SKM., MKM)


NIDN: 0029067206

ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Novita Yanti


NIM : 1805026
Tempat dan Tanggal Lahir : Taluk Kuantan, 17 Juli 1976
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Jumlah saudara : 8(Delapan), Anak ke-6 (Enam)
Alamat Rumah : Jln.Sungai Beringin, Tembilahan.
Riwayat pendidikan : 1. SDN 013 Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir
2. SMPN 03 Temblahan, Kabupaten Indragiri Hilir
3. Program Studi Pendidikan Bidan C, SPK
Depkes Tanjung Pinang
4. DIII Kebidanan, Poltekkes Depkes Riau
5. DIV Bidan Pendidik, Poltekkes Kemenkes Riau
6. S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Hang
Tuah Pekanbaru
Riwayat pekerjaan :
1. Bidan PTT dari tahun 1996 – 1999
2. PNS UPT Puskesmas Tembilahan Kota Tahun 2017 s/d
sekarang.

Pekanbaru, 19 September 2020


Yang menyatakan

(NOVITA YANTI)

iv
STIKES HANGTUAH PEKANBARU
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN REPRODUKSI

NOVITA YANTI
NIM : 1805026

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020

XI + 96halaman, 32 daftar tabel, 8 daftar gambar, 12 lampiran

ABSTRAK

Terdapat dua kasus kematian ibu akibat anemia dalam kehamilan di UPT
Puskesmas Sungai Piring di tahun 2019. Kasus anemia meningkat dari 67 % di
tahun 2018 menjadi 71% di tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan di
UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri
Hilir tahun 2020.Desainpenelitian cross sectional studi. Populasi seluruh ibu
hamiltrimester 2 dan 3 yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring,
dijadikan sampel penelitian yang berjumlah 172 orang. Pengambilan sampel
dilakukan secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan secara primer
dengan menyebarkan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat
dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ibu
hamil yang anemia 71,5%, variabel yang berhubungan secara signifikan dengan
anemia pada kehamilan adalah standar kuantitas ANC (POR = 98,75), sosial
budaya(POR = 29,146), status ekonomi(POR = 3,346 dan kepatuhan
mengkonsumsi TTD(POR = 0,056). Dapat disimpulkan bahwastandar kuantitas
ANC merupakan variabel yang dominan terhadap anemia pada
kehamilan.Disarankan kepada tenaga kesehatan dapat memberikan informasi
pentingnyaibu hamil melakukan antenatal yang sesuai standar kepada masyarakat
melalui KIE dan penyuluhan dimulai dari masa remaja, sebelum menikah dan
persiapan sebelum kehamilan agar dapat menurunkan anemia pada kehamilan dan
kematian ibu.

Kata Kunci : Anemia pada kehamilan, standar kuantitas ANC, sosial


budaya, UPT Puskesmas Sungai Piring
Daftar Pustaka : 58 ( 2011-2019)

v
STIKES HANGTUAH PEKANBARU
MASTER PROGRAMS OF PUBLIC HEALTH SCIENCES

REPRODUCTIVE HEALTH

NOVITA YANTI
NIM : 1805026

Factors Associated with Anemia in Pregnancy atWork Area of Puskesmas


Sungai Pirinng, Indragiri Hilir Regency in 2020

XI + 96 Pages, 32 Tables list, 8 List of images, 12 appendices

ABSTRACT

There were two cases of maternal death due to anemia during pregnancy at UPT
Puskesmas of Sungai Piring in 2019. Anemia case increased from 67% in 2018 to
71% in 2019.This study aims to analyze the factors associated with anemia in
pregnancy at UPT Puskesmas of Sungai Piring, Batang Tuaka District, Indragiri
Hilir Regency in 2020. The study design was cross sectional study. The
population of all pregnant women in 2 and 3 trimesters in the working area of
UPT Puskesmas of Sungai Piring was used as the research sample, totaling 172
people.Sampling technic was by using total sampling.The data collection was
primary by distributing questionnaires. The data analysis was performed using
univariate, bivariate and multivariate multiple logistic regression.The result study
is showed that pregnant women with anemia were 71.5%, the variableswere
significantly related to anemia in pregnancy were the standard ANC quantity
(POR = 98.75), socio-culture (POR = 29.146), economic status (POR = 3.346 and
consumption compliance. TTD (POR = 0.056).It can be concluded that the
standard ANC quantity is the dominant variable for anemia in pregnancy. It is
recommended for health workers to provide information about the importance of
pregnant women taking antenatal care according to the standard of community
through KIE and counseling started from adolescence, before marriage and
preparation before pregnancy in order to reduce anemia in pregnancy and
maternal mortality.

Keywords: Anemia in pregnancy, ANC standard quantity, social culture,


Puskesmas Sungai Piring
Reference : 58 (2011-2019)

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Sungai Piring, Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2020” tepat pada waktu nya.

Tesis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
tugas akhir guna memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru.

Dalam penulisan Tesis ini penulis banyak mendapatkan masukan,


pengarahan, bantuan dan bimbingan dari banyak pihak, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :

1. H. Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes,selaku Ketua STIKes Hang Tuah Pekanbaru.


2. Dr. Mitra, SKM., MKM, selaku Ketua Program Studi Magister Kesehatan
Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru dan sebagai Pembimbing Utama
dalam pembuatan Tesis ini.
3. Hj. Nur’Afni, S.Tr. Keb selaku Kepala UPT Puskesmas Sungai Piring
Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir
4. Nurlisis, SKM., M.Kes, sebagai Pembimbing Pendamping dalam pembuatan
Tesis ini.
5. Dr. drg. Oktavia Dewi, M.Kes yang telah memberikan masukan serta saran
dan sebagai penguji dua Tesis in.
6. Dr. Hastuti Marlina, SKM, M.Kes yang telah memberikan masukan serta
saran dan sebagai penguji tigaTesis ini.
7. Kepada seluruh responden yang telah memberikan waktu dalam pengisian
kuesioner penelitian ini.

vii
8. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan mendidik
penulisselama mengikuti perkuliahan di STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa setiap waktu
yang telah memberikan kekuatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan
Tesis ini.
10. Teman-teman seperjuangan Prodi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes
Hang Tuah Pekanbaru.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya.
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
Tesisini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun
(novitayanti545@gmail.com) guna perbaikan kedepannya agarTesis ini dapat
lebih sempurna, bermanfaat bagi semua pihak, aamiin.

Pekanbaru, 19 September 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
PERNYATAAN.................................................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................... iv
ABSTRAK INDONESIA................................................................................... v
ABSTRAK INGGRIS........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 6
1. Tujuan Umum ......................................................................... 6
2. Tujuan Khusus......................................................................... 6
D. Manfaat......................................................................................... 7
1. Manfaat Sosial.......................................................................... 7
2. Manfaat Ilmiah......................................................................... 7
E. Ruang Lingkup............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN....................................................... 9


A. Kehamilan ................................................................................... 9
1. Pengertian................................................................................. 9
2. Faktor Risiko Pada Ibu Hamil.................................................. 9
3. Antenatal Terpadu.................................................................... 10
4. Standar Kuantitas Antenatal..................................................... 12
B. Anemia......................................................................................... 12
1. Pengertian................................................................................. 12
2. Faktor Penyebab....................................................................... 13
3. Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil......................................... 14
4. Tanda/Gejala Anemia Pada Kehamilan................................... 15
5. Diagnosa Anemia..................................................................... 15
6. Dampak Anemia Pada Kehamilan........................................... 16
7. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia............................... 17
C. Zat Besi (Fe)/Tablet Tambah Darah (TTD)................................. 18
1. Sumber zat besi........................................................................ 18
2. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil........................................... 19

ix
3. Fungsi zat besi bagi ibu hamil.................................................. 19
4. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil............................. 19
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi zat besi............... 20
6. Efek samping zat besi............................................................... 20
D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan.................................................................................... 21
1. Pengetahuan........................................................................... 21
2. Status Gzi............................................................................... 21
3. Dukungan Suami.................................................................... 22
4. Sosial Budaya (pantangan makan, konsumsi teh,
mitos, keragaman pangan)..................................................... 23
5. Kepatuhan Mengkonsumsi TTD............................................ 26
6. Paritas..................................................................................... 27
7. Jarak kelahiran....................................................................... 28
8. Status Ekonomi...................................................................... 29
9. Standar Kuantitas ANC.......................................................... 30
10. Pendidikan.............................................................................. 31
11. Umur...................................................................................... 31
E. Kerangka Teori............................................................................. 33
F. Kerangka Konsep......................................................................... 34
G. Hipotesis dan Sokongan Hipotesis............................................... 34

BAB III METODEPENELITIAN................................................................. 38


A. Jenis dan Desain Penelitian.......................................................... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 39
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 39
D. Definisi Operasional..................................................................... 41
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data............................................... 43
F. Uji Validitas dan Reabilitas.......................................................... 45
G. Pengolahan Data........................................................................... 48
H. Analisa Data................................................................................. 50
1. Univariat................................................................................... 50
2. Bivariat..................................................................................... 50
3. Multivariat................................................................................ 51
I. Etika Penelitian............................................................................ 53

BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 54


A. Gambaran umum tempat penelitian............................................. 54
B. Analisa univariat.......................................................................... 57
C. Analisa bivariat............................................................................ 62
D. Analisa multivariat....................................................................... 65
1. Seleksi bivariat........................................................................ 65
2. Pemodelan multivariat 1.......................................................... 66
3. Pemodelan multivariat 2.......................................................... 67
4. Pemodelan multivariat 3.......................................................... 68
5. Pemodelan multivariat 4.......................................................... 69

x
6. Pemodelan multivariat 5.......................................................... 70
7. Pemodelan multivariat 6.......................................................... 72
8. Pemodelan multivariat 7.......................................................... 73
9. Variabel Interaksi.................................................................... 74
10.Pemodelan multivariat 9......................................................... 75

BAB V PEMBAHASAN............................................................................... 78
A. Kualitas dan akurasi data............................................................. 78
1. Validitas dan reabilitas instrumen............................................ 78
2. Akurasi data............................................................................. 78
B. Pembahasan hasil penelitian........................................................ 80
1. Variabel yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan.. 81
2. Variabel yang tidak berhubungan dengan anemia pada
Kehamilan.................................................................................... 92
3. Implikasi terhadap program dan kebijakan.............................. 93

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 95


A. Simpulan...................................................................................... 95
B. Saran............................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Sokongan hipotesis terhadap beberapa variabel independen
yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2020..... 36
Tabel 3.1 Penentuan Besar/Ukuran Sampel faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan Di Wilayah
kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2020.................. 40
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian..... 41
Tabel 3.3 Pengumpulan Data Dalam Penelitian Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2020................... 43
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian................................ 46
Tabel 3.5 Gambaran Tabel Bivariat dengan Desain Cross Sectional
Study.............................................................................................. 51
Tabel 4.1 Sarasan Ibu Hamil dan Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Piring................................................ 55
Tabel 4.2 Jumlah Sasarn Ibu Hamil Anemia Trimester 2 dan Trimester
3............................................................................................... 55
Tabel 4.3 Jumlah Bidan Perdesa............................................................. 56
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan............................................. 57
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Dependen dan Variabel Independen
Anemia pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020............. 58
Tabel 4.6 Distribusi Frekwensi variabel Pengetahuan dengan Anemia
Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
Piring Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020......................... 59
Tabel 4.7 Distribusi Frekwensi variabel Sosial Budaya dengan
Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Sungai Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020....................... 60
Tabel 4.8 Distribusi Frekwensi variabel Dukungan Suami dengan
Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Sungai Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020....................... 61
Tabel 4.9 Distribusi Frekwensi variabel Kepatuhan Mengkonsumsi
TTD dengan Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja

xii
UPT Puskesmas Sungai Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
2020......................................................................................... 62
Tabel 4.10 Hubungan Variabel Independen dengan Anemia pada Kehamilan
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
IndragiriHilir Tahun 2020....................................................... 63
Tabel 4.11 Hasil Seleksi Bivariat Faktor-faktor Yang Berhubungan
Dengan Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Sungai piring Tahun 2020.................................... 66
Tabel 4.12 Pemodelan Multivariat 1......................................................... 66
Tabel 4.13 Pemodelan Multivariat 2......................................................... 67
Tabel 4.14 Perubahan nilai POR setelah analisis multivariat................... 67
Tabel 4.15 Pemodelan Multivaria 3.......................................................... 68
Tabel 4.16 Perubahan nilai POR setelah analisis multivariat................... 69
Tabel 4.17 Pemodelan Multivariat 4......................................................... 69
Tabel 4.18 Perubahan nilai POR setelah analisis multivariat................... 70
Tabel 4.19 Pemodelan Multivariat 5......................................................... 70
Tabel 4.20 Perubahan nilai POR setelah analisis multivariat................... 71
Tabel 4.21 Pemodelan Multivariat 6......................................................... 72
Tabel 4.22 Perubahan nilai POR setelah analisis multivariat................... 72
Tabel 4.23 Pemodelan Multivariat 7......................................................... 73
Tabel 4.24 Perubahan nilai POR setelah analisis multivariat................... 73
Tabel 4.25 Variabel Interaksi.................................................................... 74
Tabel 4.26 Pemodelan Multivariat 9 (akhir)............................................. 75

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Anemia Pada Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Piring
Tahun 2020............................................................................. 33
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Piring Tahun 2020.......................... 34
Gambar 3.1 Model Jenis desain studi penampang analitik dalam
penelitian Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia
pada kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Piring
Tahun 2020............................................................................. 38
Gambar 5.1 Kejadian Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT
Puskemas Sungai Piring Tahun 2020..................................... 80
Gambar 5.2 Variabel Counfounding Hubungan Stantar Kuantitas ANC
Dengan Anemia...................................................................... 82
Gambar 5.3 Variabel Counfounding Hubungan Sosisl Budaya Dengan
Anemia.................................................................................... 85
Gambar 5.4 Variabel Counfounding Hubungan Status Ekonomi Dengan
Anemia.................................................................................... 87
Gambar 5.5 Variabel Counfounding Hubungan Kepatuhan
Mengkonsumsi TTD Dengan Anemia.................................... 90

xiv
DAFTAR SINGKATAN

HB : Hemoglobin
WHO : World Health Organization
TTD : Tablet Tambah darah
AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
AKN : Angka Kematian neonatus
SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
Riskesdas : Hasil Riset Kesehatan Dasar
INHIL : Indragiri Hilir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
PJT : Pertumbuhan Janin Terhambat
IUFD : Intra Uterine Fetal Death
IUGR : Intrauterin Uterin Growth Restriction
KPD : Ketuban Pecah Dini
UPT : Unit Pelaksana Teknis
KEK : Kekurangan Energi Kronik
ANC : Ante Natal Care
LILA : Lingkar Lengan Atas
DJJ : Denyut Jantung Janin
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
K-1 : Kunjungan ibu hamil kontak pertama
K-4 : Kunjungan ibu hamil kontak keempat
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
HIV : Human Immunodeficiency Virus
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
TBC : Tuberculosis
BTA : Bakteri Tahan Asam
OR : Odds Rasio
POR : Prevalence Odds Rasio
CI : Cofidence Interval

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Lulus Etik


Lampiran 2 : Ijin Penelitian Dari Kampus
Lampiran 3 : Ijin Penelitian Dari Tempat Penelitian
Lampiran 4 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 5 : Informed Consent
Lampiran 6 : Kuesioner/Pedoman Wawancara
Lampiran 7 : Master Tabel/Matrik
Lampiran 8 : Output Analisa Data
Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian (foto, vidio, rekaman wawancara dll)
Lampiran 10: Jadwal Penelitian
Lampiran 11: Uji Validitas
Lampiran 12: Tabel Jadwal Pemeriksaan HB Ibu Hamil

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (HB)
dibawah 11 gr% pada trimester I dan III,serta < 10,5% pada trimester II. Nilai
batas tersebut berbeda dengan kondisi wanita tidak hamil, hal ini terjadi karena
hemodulusi, terutama pada trimester II. Anemia pada ibu hamil disebut juga “
Potensial danger to mother and child ” (potensial membahayakan ibu dan
anak), sehingga diperlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait
dalam pelayanan kesehatan karena sangat terkait dengan mortalitas dan
morbiditas pada ibu dan bayi (Astutik and Ertiana, 2018).
Anemia pada kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan besi
(anemia defisiensi besi) karena kurangnya masukan unsur besi dalam makanan
gangguan reabsorbsi, terlalu banyak besi keluar dari badan(Astutik and Ertiana,
2018). Menurut Prawirohardjo penyebab paling umum anemia pada kehamilan
karena kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi
karena interaksi antara keduanya (Guspaneza, 2019).
Anemia dalam kehamilan dapat meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT), prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan gangguan
tumbuh kembang anak diantaranya stunting dan gangguan kogitif(Kemenkes
RI, 2018a).Anemia selama kehamilan menurut manuaba (2010) dapat
menyebabkan terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi
kordis (Hb < 6g%) mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Sedangkan bahaya saat persalinan yaitu
his (kekuatan mengejan), kala satu dan dua dapat berlangsung lama, dan terjadi
partus terlantar(Mariza, 2016).

1
2

Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) melaporkan


prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia sekitar 35-75%, serta semakin
meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan(Solehati, 2018). Kasus
anemia pada kehamilan masih merupakan masalah di seluruh dunia, WHO
menyebutkan 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan
anemia dalam kehamilan, termasuk Indonesia kasus anemia pada ibu hamil
cukup tinggi (Handayani, 2017). Anemia berkontribusi terhadap kematian ibu
di Indonesia, diperkirakan mencapai 10% hingga 12%. Artinya 10% hingga
12% kematian ibu di Indonesia sesungguhnya dapat dicegah apabila kejadian
anemia pada ibu hamil dapat ditekan sampai serendah-rendahnya(Revi Juliana
Sinaga, 2019).
Anemia selama kehamilan berkontribusi 23% secara tidak
langsungpenyebab kematian ibu di negara berkembang dan dikaitkan dengan
peningkatan risikobayi prematur serta BBLR, yang masih merupakan penyebab
utama kematian neonatal di negara berkembang. Selain itu anemia pada ibu
hamil juga dikaitkan dengan peningkatan risiko Intra Uterine Fetal
Death(IUFD), APGAR skor rendah pada 5 menit pertama,dan Intrauterin
Uterin Growth Restriction (IUGR) yang merupakan risikopertumbuhan
terhambatpada anak-anak kurang dari dua tahun (Stephen et al., 2018). Anemia
dalam kehamilan tergantung dari jumlah persediaan zat besi dalam hati dan
sum-sum tulang. Selama masih cukup maka HB tidak akan turun namun jika
persediaan habis maka HB akan turun. Hal ini terjadi di bulan kelima sampai
bulan keenam kehamilan, sedangkan saat itu janin sangat membutuhkan zat
besi dalam jumlah yang banyak untuk membuat butir-butir darah untuk
pertumbuhannya, sehingga berdampak pada hasil konsepsi salah satunya
adalah kematian janin dalam kehamilan atau IUFD(Semian, 2018).
Pencegahan anemia dilakukan di negara-negara di dunia WHO (2014), di
Malaysia, setiap ibu hamil yang melakukan antenatal di klinik kesehatan
masyarakat diberikan hematinic (Ferrous fumarate 400 mg, Folic 5 mg, tablet
Vitamin B-complex 1 dan Vitamin C 100 mg) sebagai langkah untuk
mencegah terjadinya atau memburuknya anemia yang ada pada ibu hamil
3

(Thangarajah, 2017).Salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi


anemia pada ibu hamil dengan mengadakan program pemberian TTD sebanyak
90 tablet selama masa kehamilannya dengan dosis 60 mg/hari dengan
melibatkan tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2018a). Hal ini sesuai dengan
Paturan Menteri kesehatan RI no 88 tahun 2014 tentang standar TTD diberikan
untuk wanita usia subur dan wanita hamil, yaitu mengandung zat besi setara 60
mg besi elemental (ferro Sulfat) dan asam folat 0,400 mg (Kemenkes RI,
2014).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memberikan standar
pelayanan ANC terpadu (10T) yang komprehensif dan adekuat, ibu minimal 4
x melakukan ANC selama kehamilannya yaitu satu kali pada trimester I, satu
kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III. Kualitas pelayanan
antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan
janinnya. Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes RI,
2019a).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 ibu hamil anemia
mengalami peningkatan dari 37,1% di tahun 2013 naik menjadi 48,9% di tahun
2018, sedangkan anemia pada ibu hamil menurut umur tertinggi pada umur 15
– 24 tahun sebesar 84,6%. Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah
(TTD) 73,2% yang tidak mendapat TTD 26,8% sedangkan yang
mengkonsumsi TTD ≥ 90 butir 38,1%, yang mengkonsumsi TTD < 90 butir
61,9%(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019).
Berdasarkan Suvey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan Angka
Kematian Neonatus (AKN) 15 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil Survey
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menyebutkan bahwa AKI sebesar 305
per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB 22 per 1000 kelahiran hidup.Data
Propinsi Riau 2018 jumlah kasus kematian ibu sebanyak 109 orang, kematian
bayi 730orang, sedangkan ibu hamil anemia ringan 43%, anemia berat 2,81%,
4

total anemia 45,81%, ibu hamil mendapat TTD 30 butir 81,94% dan yang
mendapat TTD 90 butir 78,84% . Tahun 2019 jumlah kasus kematian ibu 125
orang, kematian neonatus 385 orang, kasus kematian bayi 98 orang, anemia
ringan 36%, anemia berat 2% total anemia keseluruhan 38%, ibu hamil
mendapatkan TTD 30 butir 82,3% dan mendapatkan TTD 90 butir 78,1%. Dari
data dua tahun terakhir, kabupaten Indragiri Hilir (INHIL) adalah yang
tertinggi kasus anemia pada ibu hamil dari 12 kabupaten di Riau.
Di Kabupaten INHIL tahun 2018jumlah kasus kematian ibu sebanyak 9
orang, penyebab tertinggi karena perdarahan, jumlah kasus kematian neonatus
sebanyak21 orang, penyebab tertinggi karena BBLR, IUFD dan asfeksia
(Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, 2019), gizi buruk 18orang, stunting 2,5%,
ibu hamil dengan anemia ringan 57,84%, anemia berat 6% total anemia
keseluruhan 63,55%, ibu hamil Kekurangan energi kronik (KEK) 11,2%, ibu
hamil yang mendapatkan TTD 30 butir 94%, ibu hamil yang mendapatkan
TTD 90 butir 89,4% dan komplikasi pada ibu bersalin 20,5%. Tahun 2019
jumlah kasus kematian ibu 7 orang jumlah kasus kematian neonatus 19 orang,
kematian bayi 5 orang, gizi buruk 11 orang, stunting 2,9%, anemia ringan
68,4%, anemia berat 2,3%, total anemia keseluruhan 68,4%, ibu hamil KEK
11%, ibu hamil yang mendapatkan TTD 30 butir 92,2%, ibu hamil yang
mendapatkan TTD 90 butir 90% dan kompikasi pada ibu bersalin 17,2%.
Kasus kematian ibu terbanyak ada di UPT Puskesmas Sungai Piring (Laporan
format 6 ibu Dinkes INHIL).
Berdasarkan laporan format 6 ibu UPT Puskesmas Sungai Piring tahun 2018
tidak ada kematian ibu namun ada kematian neonatus 2 orang, ibu hamil yang
mendapatkan TTD 30 butir 91,3%, ibu hamil yang mendapat TTD 90 butir
86,2%. ibu hamil anemia 67 %, ibu hamil KEK 22,1%, komplikasi pada ibu
37%, gizi buruk 1 orang dan stunting 210 orang. Pada tahun 2019 jumlah kasus
kematian ibu 2 orang karena perdarahan dengan Hb saat hamil 9,5 gr % dan
preeklamsi dengan HB saat hamil 10,0 gr %. Jumlah kasuskematian neonatus 2
orang karena BBLR dan cacat bawaan, ibu hamil yang mendapat TTD 30 butir
72,3%, ibu hamil yang mendapat TTD 90 butir 80%, ibu hamil dengan anemia
5

ringan 68,4 %, anemia berat 2,3 %, total anemia keseluruhan 71%, ibu hamil
KEK 60%, komplikasi pada ibu 14,2%, gizi buruk 1 orang dan stunting 70
orang. Dari total ibu hamil anemia sebanyak 155 orang(71 %), 62 orang (40 %)
dengan paritas >3 orang, jarak kelahiran < 2 tahun 45 orang (29 %), dengan
KEK sebanyak 26 orang (17 %) dan umur < 20 tahun sebanyak 22 orang
(14,1%).
Hasil penelitian (Pasmawati, 2019), dari analisis data Riskesdas (2013) yaitu
pada paritas dengan primigravida mempunyai risiko 1,42 kali lebih besar untuk
mengalami kejadian anemia pada kehamilan trimester II dan III dan wanita
hamil dengan ANC tidak sesuai standar mempunyai risiko 1,65 kali lebih besar
untuk mengalami mengalami kejadian anemia pada kehamilan trimester II dan
III dibanding ibu hamil yang melakukan ANC sesuai standar.Penelitian lain di
public health clinics in Seremban, dengan hasil ada hubungan signifikan
anemia pada ibu hamil dengan jarak kelahiran anak terakhir, konsumsi
makanan laut, konsumsi zat besi sewaktu hamil, sering konsumsi zat besi, dan
cara konsumsi zat besi. (Thangarajah, 2017). Dan penelitian oleh (Candra Reta
Francheska, 2019), dari 54 responden yang mendapat dukungan negative
mengalamianemia ringan 15 responden (25), artinya terdapat hubungan
dukungan suami dalam pengelolaan anemia dengan kejadian anemia pada ibu
hamil. Hasil penelitian (Fekede Weldekidan, 2018), ibu hamil yang
mengonsumsi teh / kopi segera setelah makanan memiliki risiko 4 kali lebih
besar untuk terjadi anemia dibandingkan yang tidak mengkonsumsi teh/kopi
segera setelah makan.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah kerja UPT Puskesmas
Sungai Piring, dari 9 orang ibu hamil yang diperiksa Hemoglobin (HB), yang
mengalami anemia ringan 7 orang dengan kadar HB (8-11 gr/dL), anemia berat
2 orang dengan kadar HB (< 8 gr/dL). Selain pemeriksaan HB juga dilakukan
wawancara dengan hasil, kurangnya pengetahuan ibu dan suami tentang
anemia dan TTD bagi ibu hamil, serta kurangnya dukungan suami baik dalam
pemeriksaan kehamilan maupun dalam mengkonsumsi TTD.
6

Dari uraian diatas serta mengingat masih banyaknya ibu hamil dengan
anemia serta besarnya masalah yang ditimbulkan terkait dengan mortalitas dan
morbiditas pada ibu dan bayi, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ” Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia
Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun2020.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan suatu masalah yang
akan diteliti yaitu “Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia
pada kehamilan di Wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri hilir Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada
kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui proporsi anemia pada kehamilan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri
Hilir tahun 2020.
b. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
c. Untuk menganalisis hubungan status gizi dengan anemia pada kehamilan
di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
d. Untuk menganalisis hubungan dukungan suami dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
7

e. Untuk menganalisis hubungan sosial budaya dengan anemia pada


kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
f. Untuk menganalisis hubungan kepatuhan mengkonsumsi TTD dengan
anemia pada kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
g. Untuk menganalisis hubungan paritas dengan anemia pada kehamilan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
h. Untuk menganalisis hubungan jarak kelahiran dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
i. Untuk menganalisis hubungan status ekonomi dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
j. Untuk menganalisis hubungan standar kuantitas ANC dengan anemia
pada kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
k. Untuk menganalisis hubungan pendidikan dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
l. Untuk menganalisis hubungan umur dengan anemia pada kehamilan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.

D. Manfaat
1. Manfaat Sosial
a. Bagi Dinas Kesehatan INHIL
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar
dapat membuat kebijakan yang dapat menurunkan anemia pada ibu hamil
di Inhil.
8

b. Bagi Puskesmas Sungai Piring


Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan
rekomendasi dalam upaya penurunan anemia pada ibu hamil sehingga
dapat menurunkan kematian ibu dan kematian neonatus.
c. Bagi ibu hamil dan suami.
Ibu hamil dan suami mendapatkan informasi dan masukan yang
berguna untuk meningkatkan pengetahuannya, sehingga menjadi
motivasi untuk melakukan pencegahan anemia pada ibu hamil.
2. Manfaat Ilmiah
Untuk mengembangkan disiplin ilmu terutamadi kesehatan reproduksi
serta dapat memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya khusunya
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan menganalisis faktor-
faktor yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester 2
dan 3 di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring, mulai bulanJuni-Juli
2020. Faktor-faktor dalam penelitian ini meliputi (umur, pekerjaan, paritas,
jarak kelahiran, status gizi, status ekonomi, pengetahuan, standar kuantitas
ANC, dukungan suami, kepatuhan mengkonsumsi TTD dan sosial budaya)
yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan. Penelitian ini bersifat
kuantitatif analitik observasional dengan jenis cross sectional.
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang
perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu
bertemunya sel sperma laki-laki dengn sel telur yang dihasilkan olehindung
telur. Setelah
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan yang normal biasanya akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan
tumbuh didalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman
dan nyaman bagi janin (Kemenkes RI, 2019b).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi(Prawirohadjo,2014).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional (Saifuddin, 2014).
2. Faktor Risiko Pada Ibu hamil
Kehamilan merupakan proses reproduksiyang normal, tetapi tetap
mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi.Oleh karenanya deteksi dini
oleh tenaga kesehatan dan masyarakattentang adanya faktor risiko dan
komplikasi, serta penanganan yangadekuat sedini mungkin, merupakan
kunci keberhasilan dalam penurunanangka kematian ibu dan bayi yang
dilahirkannya(Kemenkes RI, 2010).Menurut Kemenkes faktor risiko pada
ibu hamil adalah:
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Anak lebih dari 4.
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2tahun.

9
10

d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari23,5
cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masakehamilan.
e. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
f. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentukpanggul
dan tulang belakang
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelumkehamilan
ini.
h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain :
tuberkulosis,kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin
(DiabetesMellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan
keganasan
i. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan
ektopikterganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan
cacatkongenital
j. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksiosesarea,
ekstraksivakum/ forseps.
k. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan,Infeksi
masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi
danriwayat cacat kongenital.
m. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
n. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
o. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada
usiakehamilan lebih dari 32 minggu.
3. Antenatal Terpadu
Antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal konprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Kunjungan Antenatal
Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal(Kemenkes RI, 2019a).
Dalam pelayanan antenatal terpadu tenaga kesehatan harus dapat
memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini
11

masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara
adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal
(Kemenkes RI, 2019a).
Antenatal terpadu dilakukan melalui:
a. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan
gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan
cerdas
b. Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
c. Penyiapan persalinan yang bersih dan aman
d. Perencanaan antisipasi dan penyiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi
e. Penatalaksanaan kasus atau rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan
f. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan dan
gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi.
Standar minimal pelayanan ANC terpadu “10 T” menurut Kemenkes RI.
2019:
a. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
b. Ukur Takanan Darah
c. Nilai Status Gizi (ukur Lingkar Lengan Atas / Lila)
Pengukuran Lila dilakukan pada kontak pertama di trimester I untuk
skrining ibu hamil beresiko KEK dengan ukuran Lila kurang dari 23,5
cm. Ibu hamil dengan KEK dapat melahirkan bayi dengan BBLR.
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri
e. Tentukan Presentasi Janin dan denyut Jantung Janin (DJJ)
f. Skrining Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
bila diperlukan
g. Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia besi setiap ibu hamil harus mendapatkan
TTD minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama.
12

h. Periksa Laboratorium Rutin dan Khusus (golongan darah, HB, Protein


urine, kadar gula darah, malaia, sifilis, HIV, BTA dan hepatitis)
Pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga, untuk
mengetahui apakah ibu hamil menderita anemia selama kelamilannya
karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang
janin dalam kandungan.
i. Tatalaksana / Penanganan kasus
j. Temu Wicara / konseling termasuk P4K
4. Standar Kuantitas Antenatal
Secara operasional pelayanan antenatal disebut lengkap apa bila
dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan komplikasi. Tenaga kesehatan yang
berkompeten memberikan pelayananantenatal kepada Ibu hamil adalah :
dokter spesialis kebidanan, dokter,bidan dan perawat. Ditetapkan bahwa
frekwensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan
(Kemenkes RI, 2010).
Setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart,
salah satu standar pelayanan antenatal adalah standar kuantitas, yaitu
kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4) dengan
ketentuan(Kemenkes RI, 2019):
a. Satu kali pada trimester pertama (0-12 minggu)
b. Satu kali pada trimester kedua (>12-24 minggu)
c. Dua kali pada trimester ketiga (>24 minggu sampai dengan kelahiran)

B. Anemia
1. Pengertian
Menurut WHO anemia digambarkan “sebagai suatu kondisi di mana
jumlah sel darah merah atau kapasitas membawa oksigen tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis, kadar hemoglobin <11 g / dl, yang
13

bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, merokok, dan status


kehamilan(Thangarajah, 2017).
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke
seluruh jaringan tubuh (Guspaneza, 2019).
Menurut Saifuddin (2010), anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan
kadar hemoglobin <11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 gr%
pada trimester 2. Anemia adalah salah satu penyebab 40% kematian ibu di
negara berkembang (Kusumaningtyas, 2019).
2. Faktor Penyebab
Beberapa penyebab langsung secara umum timbulnya anemia pada ibu
hamil yaitu kurang gizi atau tidak adekuatnya intake besi (malnutrisi) yang
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kadar besi saat kehamilan,
malabsorsi besi, menorargi dan pendarahan uterus (Angraini, 2019). Anemia
pada kehamilan sama seperti yang terjadi pada wanita yang tidak hamil,
yang dapat menjadi penyulit dalam kehamilan (Sari, 2016), penyebabnya
antara lain:
a. Makanan yang kurang bergizi
b. Gangguan pencernaan dan malabsorsi
c. Kurang zat besi dalam makanan
d. Kebutuhan zat besi meningkat
e. Kehilangan darah yang banyak
f. Penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
Menurut Kemenkes RI (2018) anemia terjadi karena berbagai sebab,
seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein.
Secara langsung anemia terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel
darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut dan
menahun(Kemenkes RI, 2018a). Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
a. Defisiensi zat besi
1) Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan
pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan
14

hemoglobin (HB) sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit.


Zat gizi lain yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin
antara lain asam folat dan vitamin B12.
2) Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/ AIDS, dan
keganasan sering kali disertai anemia, karena kekurangan asupan zat
gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri.
3) Perdarahan (Loss of blood volume)
a) Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka mengakibatkan
kadar HB menurun.
b) Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan
b. Hemolitik
1) Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena
terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi diorgan
tubuh, seperti hati dan limpa.
Pada penderita Thalasemia, kelainan darah tejadi secara genetik yang
menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat pecah, sehingga
mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.
3. Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil
a. Anemia defisiensi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia
akibat kekurangan besi, yang disebabkan oleh suplai zat besi kurang
dalam tubuh.
b. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi
asam folik. Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
c. Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan sumsum tulang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru.Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang
disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun, atau obat-obat.
d. Anemia hemolitik
15

Anemia hemolitik disebabkan pada penghancuran sel darah merah


berlangsung lebih cepat dari produksinya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemianya
menjadi lebih berat.
4. Tanda/Gaejala Anemia Pada Kehamilan
Gejala yang paling sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L
(lesu, letih, lemah, lelah, lalai), disertai sakit kepala dan pusing, mata
berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi.
Secara klinis penderita anemia ditandai dengan ”pucat” pada muka, kelopak
mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan (Kemenkes RI, 2018a)
Tanda-tanda anemia pada ibu hamil menurut (Astutik and Ertiana, 2018)
diantaranya yaitu:
a. Terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha
memberi oksigen lebih banyak kejaringan.
b. Adanya peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha
menyediakan lebih banyak oksigen pada darah
c. Pusing akibat kurangnya darah keotak
d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk
otot jantung dan rangka
e. Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi
f. Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf
pusat
g. Penurunan kualitas rambut dan kulit
5. Diagnosa Anemia
Untuk menegakkan diagnosis anemia pada ibu hamilmenurut Varney
(2009)dapat dilakukan dengan anemnesa. Pada anamnesa akan didapatkan
keluhan yang umum seperti lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit
kepala, anoreksia, mual dan muntah, konsentrasi hilang. Temuan pada
pemeriksaan dapat meliputi kulit pucat, mukosa, gusi, kuku jari pucat(Maria
F.Kondi, 2018).
Penegakan diagnosa anemia sesuai dengan Permenkes nomor 37 tahun
2012 tentang penyelenggaraan laboratorium pusat kesehatan masyarakat,
16

WHO (2001), pemeriksaan kadar HB menggunakan metode


Cynmethemoglobin.Pemerikasaan dan pengawasan hemoglobin dapat
dilakukan dengan alat sahli(Kemenkes RI, 2018a). Hasil
pemeriksaan hemoglobin dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
Menurut Kemenkes RI (2018)
a. Hb 11 g/dL disebut tidak anemia
b. Hb 10,0 g/dL – 10,9 g/dL disebut anemia ringan
c. Hb 7,0 g/dl – 9,9 g/dl disebut anemia sedang
d. Hb < 8,0 g/dL disebut anemia berat
Menurut WHO:
a. Hb ≥11,0 gr/dL disebut tidak anemia.
b. Hb 9,0 gr% – 10,9 gr/dL disebut anemia ringan.
c. Hb 7,0 gr% – 8,9 gr/dL disebut anemia sedang.
d. Hb ≤ 7,0 gr/dL disebut anemia berat.
Sedangkan menurut Depkes RI dalam (Astutik and Ertiana, 2018), bahwa
berdasarkan pemeriksaan laboratorium digolongkan menjadi :
a. Hb ≥ 11,0 gr/dL disebut tidak anemia
b. Hb 8 gr/dl – < 11 gr/dL disebut anemia ringan.
c. Hb < 8,0 gr/dL disebut anemia berat.
Menurut Depkes RI (2009) pemeriksaan Hb dilakukan minimal dua kali
selama masa kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Berat
ringannya HB pada ibu hamil dikategorikan menjadi dua yaitu anemia
ringan dan anemia berat. Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan,
indikasi anemia selama kehamilan jika konsentrasi HB < 10,5 gr% - 11
gr(Astutik and Ertiana, 2018).
6. Dampak Anemia Pada Kehamilan
Menurut Kemenkes RI (2018), anemia dalam kehamilan dapat
mengakibatkan :
a. Meningkatkan resiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur,
BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak diantaranya stunting dan
gangguan neurokognitif.
17

b. Perdarahan sebelum dan sesudah melahirkan yang dapat mengancam


keselamatan ibu dan bayi.
c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (fe) yang rendah akan berlanjut
menderita anemia pada bayi dan usia dini.
d. Meningkatkan resiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi.
Ibu hamil yang mengalami anemia memiliki risiko kematian hingga 3,6
kali lebih besar di bandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami
anemia. Selain itu ibu hamil yang menderita anemia dapat berdampak
terhadap janin seperti bayi lahir prematur, risiko bayi berat lahir rendah
(BBLR), kelainan janin serta meningkatnya risiko gawat janin (Maria
F.Kondi, 2018).
7. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kurang
zat besi pada ibu hamil menurut Kemenkes RI (2018) adalah :
a. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Sumber hewani ( besi heme) yang mudah diserap seperti hati, daging,
ikan. Sumber pangan nabati (besi non-hame), walaupun penyerapannya
lebih rendah dibanding dengan hewani seperti sayuran berwarna hijau tua
dan kacang-kacangan.
b. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Yaitu menambahkan satu atau lebih zat gizi kedalam pangan untuk
meningkatkan nilai gizi pada pangan tersebut. Penambahan zat gizi
dilakukan diindustri pangan, untuk itu disarankan membaca label
kemasan untuk mengetahui apakah bahan makanan tersebut sudah
difortifikasi dengan zat besi. Makanan yang sudah difortifikasi di
Indonesia antara lain, tepung terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan
beberapa snack.
c. Suplementasi zat besi
Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu
tertentu, bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat, dan perlu
dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh.
18

Salah satu upaya untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil,


pemerintah mengadakan program pemberian tablet tambah darah sebanyak
90 tablet selama masa kehamilannya dengan dosis 60 mg/hari. Pemerintah
melibatkan tenaga kesehatan dengan memberikan pendidikan pada ibu
hamil tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi selama kehamilan.
Tablet besi mengandung zat besi yang dapat meningkatkan kadar sel darah
merah dan dapat mencegah terjadinya anemia terutama pada ibu hamil
(Kemenkes RI, 2018a).

C. Zat Besi (Fe)/Tablet tambah Darah (TTD)


Zat besi merupakan tablet tambah darah, adalah suplemen makanan yang
mengandung zat besi dan folat untuk menanggulangi anemia gizi besi yang
diberikan kepada ibu hamil. Zat besi berperan penting dalam pembuatan sel
darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu,
juga diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal
sel(Rahmi et al., 2019).
TTD mengandung 60 mg Besi Elemental dan Asam Folat 400 ug) bila
diminum secara teratur dan sesuai aturan dapat mencegah dan menanggulangi
anemia. Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan
TTD minimal 90 tablet selama kehamilannya yang diberikan sejak kontak
pertama (Kemenkes RI, 2018a).
Pada saat zat besi dari makanan tidak mencukupi kebutuhan, maka perlu
didapat dari suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi secara rutin
selama jangka waktu tertentu serta dengan dosis yang tepat dapat mencegah
anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh (Kemenkes RI,
2018a).
1. Sumber zat besi
Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas
campuran sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta
sumber gizi lain yang dapat membantu sumber absorbsi. Pada umumnya
besi di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik
tinggi, besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersediaan
19

biologik sedang, dan besi dalam sebagian besar sayuran, terutama yang
mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan
biologik rendah. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi di
dalam makanan, dinamakan juga ketersediaan biologik (bioavability). Menu
makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, daging/ayam/ikan,
kacang-kacangan, serta sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C
(Angraini, 2019).
2. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil
Selama hamil kebutuhan zat-zat meningkat, peningkatan ini diperlukan
dalam memenuhi kebutuhan janin untuk bertumbuh (pertumbuhan janin
memerlukan banyak darah zat besi, pertumbuhan plasenta dan peningkatan
volume darah ibu, jumlahnya enzim 1000mg selama hamil(Sari, 2016).
Zat besi akan disimpan oleh janin dihati selama bulan pertama sampai
dengan bulan keenam kehidupannya untuk ibu hamil pada trimester ketiga
harus meningkatkan zat besi untuk kepentingan kadar HB dalam darah
untuk transfer pada plasenta, janin, dan persiapan kelahiran. Kebutuhan Fe
selama kehamilan enam minggu/1.000 Kal. Karena itu kebutuhan zat besi
(Fe) untuk ibu hamil juga mengalami peningkatan untuk pertumbuhan janin.
(Angraini, 2019).
3. Fungsi zat besi bagi ibu hamil
Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel
darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh
tubuh dan membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.
Jika asupan zat besi kedalam tubuh berkurang maka sel darah merah juga
akan berkurang, tubuh pun akan kekurangan oksigen akibatnya timbulah
gejala-gejala anemia. Anemia bisa menyebabkan kematian pada ibu karena
kekurangan sel darah merah pada saat melahirkan. inilah alasan mengapa
seorang ibu hamil membutuhkan zat besi yang cukup (Sari, 2016)
4. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil
Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia zat besi. Ibu hamil dengan
anemia zat besi tidak mampu memenuhi kebutuhan zat besi pada janinnya
20

secara optimal sehingga janin sangat berisiko terjadinya gangguan


kematangan atau kematuran organ tubuh janin dan risiko terjadinya
prematur. Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan
mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan
menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi yang dibutuhkan
ibu hamil. Melahirkan pada keadaan anemia sangat berisiko mengalami
perdarahan hipovelemik dan risiko kematian akan lebih besar(Sari, 2016)
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi zat besi
a. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya TTD dikonsumsi
bersama dengan:
1) Buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, papaya, manga, jambu biji dan
lain-lain)
2) Sumber protein hewani, seperti hati, ikan, ungags dan daging
b. Hindari mengkonsumsi TTD bersamaan dengan :
1) Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tannin yang dapat
mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga tidak
dapat diserap
2) Tablet kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat
penyerapan zat besi. Susu hewani umumnya mengandung kalsium
dengan jumlah yang tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan
zat besi di mukosa usus.
Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga
penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan semakin terhambat
jika obat maag mengandung kalsium.
6. Efek samping zat besi
Suplemen zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri ulu hati,
kram lambungdan konstipasi (kadang – kadang diare). Namun derajat mual
yang ditimbulkan tergantung pada jumlah elemen zat besi yang diserap.Jika
mungkin, terapi mulai dengan dosis rendah, khususnya bila ibu hamil
mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan timbulnya gejala
gastrointestinal. Bagi banyak wanita, pemberian dengan dosis rendah sudah
memadai. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping
21

yang tidak bisa di terima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidak patuhan
dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi dengan dosis rendah lebih
cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. (Sari, 2016).

D. Faktor-faktor Yang Berhubungan DenganAnemia Pada Kehamilan


1. Pengetahuan
Hasil tahudanini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu merupakan pengertian dari pengetahuan. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia yakni: indera penglihatan, penciuman,
perasa dan peraba. Tindakan dominan yang sangat penting untuk
terbentuknyaseseorang merupkan suatu pengetahuan yang kognitif.
Pengetahuan disini yang dimaksud adalah pengetahuan ibu hamil yang
mana apabila pengetahuannya baik maka kepatuhan untuk memanfaatkan
pelayanan akan terjaga dengan baik(Notoadmodjo, 2012).
Menurut Prawirohardjo (2014) kurangnya pengetahuan tentang
pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi yang dapat memenuhi
kebutuhan ibu dan bayinya selama kehamilan merupakan salah satu
penyebab anemia pada ibu hamil. Zat gizi yang sangat penting bagi ibu
hamil adalah zat besi, jika asupan ibu kurang akan meningkatkan resiko
terjadinya anemia, yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan
perkembangan janin, untuk itu pengetahuan ibu hamil tentang zat besi
sangat diperlukan untuk mencegah ibu mengalami anemia(Faridah, 2019).
Hasil penelitian(Yuviska, 2017), ada hubungan antara pengetahuan
dengan kejadian anemia, dengan nilai pvalue = 0,011, OR = 8,667, artinya
pengetahuan kurang berisiko 8 kali untuk terjadi anemia. Penelitian yang
sama oleh(Faridah, 2019), ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Bandar Jaya Lahat
Kabupaten Lahat (p-value = 0,000), ibu hamil dengan pengetahuan kurang
memiliki risiko untuk terjadinya anemia sebesar 15 kali lipat.
2. Status Gizi (Lila < 23,5 cm)
22

Pengukuran Lingkar lengan atas dilakukan di trimester pertama untuk


skrining ibu hamil beresiko KEK atau ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi yang sudh berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun),
dimana ukuran Lila < 23,5 cm (Kemenkes RI, 2019a). Ibu hamil dengan
Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm atau penambahan berat badan
kurng dari 9 kg selama masa kehamilan adalah merupakan salah satu faktor
risiko pada ibu hamil yang dapat menyebabkan komplikasi selama
kehamilan maupun persalinan (Kemenkes RI, 2010).
Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang
berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan
konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan
penurunan gizi mikro. Masa kehamilan menurut Dekker et al (2010)
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan janin menuju masa
kelahiran sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan akan
berdampak besar bagi kesehatan ibu dan janin, oleh karenanya ibu hamil
dengan KEK dapat berdampak pada kejadian anemia dalam kehamilan juga
pada kejadian BBLR dan stunting(Tanziha and dkk, 2016).
Penyebab kekurangan gizi berhubungan dengan asupan makanan,
kualitas makanan, sanitasi dan perilaku kesehatan yang dapat menyebabkan
kekurangan zat besi (Fe). Konsumsi protein hewani dapat meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh. Konsumsi protein yang rendah dapat
menyebabkan rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh. Adanya hubungan
status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil mengakibatkan tubuh
kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia(Nurjanna et al., 2018).
Hasil penelitian (Sinaga and Hasanah, 2019), ada hubungan antara LILA
p value = 0,004 nilai OR = 1,684 (95%CI berada antara 1,160-2,445)
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, artinya Lila < 23,5 cm memiliki
risiko 2 kali lebih besar untuk anemia dibandingkan ibu hamil dengan Lila
diatas 23,5 cm. Penelitian yang sama oleh (Tanziha and dkk, 2016), faktor
risiko utama anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah status gizi (Kurang
Energi Kronis/KEK); OR=1,975; 95%CI:1,279-3,049).Ibu hamil dengan
status gizi KEK berpeluang 1,975 kali.
23

3. Dukungan Suami
Berdasarkan dukungan emosional, suami responden memberikan
dukungan dalam bentuk selalu memberikan perhatian pada istrinya supaya
istrinya selalu termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
sehingga dapat mengurangi terjadinya resiko anemia. Berdasarkan
dukunganinformasional, suami respondenmemberikan dukungan dalam
bentukberusaha mencarikan informasi melaluibuku maupun media internet
tentangcara pencegahan terjadinya anemia padakehamilan, dan suami selalu
berusahamenjelaskan ketika istrinya bertanyamengenai kondisi
kehamilanya. (Candra Reta Francheska, 2019).
Dukungan informasi dan emosional merupakan peran penting suami,
dukungan informasi yaitu membantu individu menemukan alternative yang
terdapat bagi penyelesaian masalah, misalnya menghadapi masalah
ketikaistri menemui kesulitan selama hamil, suami dapatmemberikan
informasi berupa saran, petunjuk,pemberian nasehat, mencari informasi lain
yangbersumber dari media cetak/elektronik, dan jugatenaga kesehatan;
bidan dan dokter. Dukunganemosional adalah kepedulian dan empati
yangdiberikan oleh orang lain atau suami yang dapatmeyakinkan ibu hamil
bahwa dirinya diperhatikan(Anjarwati dan Ana, 2016).
Hasil penelitian (Norfai, Khairul anam, 2016) dengan hasil dukungan
suami p-value = 0,029 dengan demikian p-value lebih kecil dari nilai α
(0,05) hal ini berarti secara statistik ada hubungan yang bermakna antara
dukungan suami dengan kejadian anemia ibu hamil. Penelitian lain (Candra
Reta Francheska, 2019), dari 54 responden mayoritas mendapat dukungan
positif dan tidak anemia yaitu 24 responden (44,4%) sedangkan dukungan
negative mengalami anemia ringan 15 responden (25,9%). Hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan dukungan suami dalam pengelolaan
anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
4. Sosial Budaya (pantang makan, kebiasaan minum teh, mitos, keaneka
ragaman pangan)
Budaya adalah keseluruhan yang kompleks dari kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lainnya kemampuan-kemampuan serta
24

kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota


masyarakat (Antini, 2016). Walaupun teh mempunyai banyak manfaat
kesehatan, namun ternyata teh juga diketahui menghambat penyerapan zat
besi yang bersumber dari bukan hem (non-heme iron). Di samping itu,
dalam teh ada senyawa yang bernama tanin yang dapat mengikat beberapa
logam seperti zat besi, kalsium, dan aluminium, lalu membentuk ikatan
kompleks secara kimiawi. Karena dalam posisi terikat terus, maka senyawa
besi dan kalsium yang terdapat pada makanan sulit diserap tubuh sehingga
menyebabkan penurunan zat besi (Fe). Kebiasaan minum teh berisiko
mengalami anemia 2,785 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil
yang tidak pernah minum teh (Prameswari, 2017). Menurut Maeyer (1995)
senyawa tanin dari teh yang berlebihan dalam darah akan mengganggu
penyerapan zat besi. Tubuh kekurangan zat besi maka pembentukan butir
darah merah berkurang sehingga menyebabkan anemia, pengaruh
penghambatan tanin dapat dihindarkan dengan cara tidak minum teh setelah
selesai makan agar tidak mengganggu penyerapan zat besi (Taufiq, 2016).
Makanan pantang adalah makanan yang tidak boleh dimakan oleh
ibuhamil dalam masyarakat karena alasan-alasanyang bersifat budaya.
Kebiasaan berpantang makan pada dasarnya dihubungkan dengan kepatuhan
terhadap orang tua, dukun, dan kerabat. Bila tidak melaksanakan pantangan
atau melanggarnya maka dianggap dapat mendatangkan akibat yang tidak
baik. Kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan makan bagi ibu
hamil terhadap beberapa makanan cukupbesar pengaruhnya pada kehamilan
danmasalah gizi. Pantangan makanan yangsebenarnya sangat dibutuhkan
oleh wanitahamil tentu akan berdampak negatif terhadapkesehatan ibu dan
janin. Buah nenas yang kayaakan vitamin C dan vitamin B kompleks
jugamengandung mineral esensial yangdibutuhkan tubuh seperti kalsium,
fosfor, besidan kalium. Sedangkan vitamin yang banyakterdapat pada
mangga adalah vitamin A,vitamin C dan vitamin B kompleks (Darmina dkk,
2016).
Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran berwarna hijau, air
kelapa muda, pisang dan jambu putih. Kepercayaan ini sangat
25

menguntungkan sehingga diusahakan untuk dipertahankan dan dilestarikan,


terutama dalam mengkonsumsi sayuran hijau karena sayuran ini sangat kaya
dengan zat besi seperti daun kacang-kacangan, daun bayam, dan sebagainya.
Sayuran hijau sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil karena selain
mengandung zat besi juga mengandung vitamin C dan vitamin A yang
fungsinya sangat penting bagi tubuh yaitu berperan dalam memelihara
kesehatan sel-sel tubuh utamanya sel kulit, imunitas, serta meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan lemak yang terdapat dalam
kelapa dan air kelapa muda dapat membantu melarutkan vitamin yang tidak
larut dalam air yang membantu absorpsi zat besi seperti vitamin A (Darmina
dkk, 2016).
Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi berbagai sumber zat besi baik nabati
dan hewani. Selain itu konsumsi dari jenis makanan tersebut harus
bervariasi antara sayuran, ikan, ayam, daging, maupun buah-buahan karena
sayuran hijau, tahu, tempe memiliki daya serap zat besi rendah. Sedangkan
jenis makanan dengan daya serap zat besi tinggi seperti ikan, ayam dan
daging (Purwaningsih, 2018). Ibu juga harus mengerti cara mengolah
makanan tersebut agar zat gizinya tidak berkurang, seperti jangan mencuci
sayur dalam kondisi terendam karena kotoran yang telah larut dalam air
dapat muncul kembali sebaiknya sayur dan buah dicuci dengan air mengalir
sebelum dipotong-potong, masak sayur dalam porsi sekali makan agar tidak
perlu dipanaskan berkali-kali, buka tutup panci selama perebusan dan
lakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga sayur tidak menjadi
terlalu lunak dan pudar warnanya (Susanto, 2018).
Sayuran yang kaya akan zat besi seperti bayam, kacang panjang
sedangkan terong, kangkung dan jagung mengandung asam folat. Buah-
buahan yang kaya akan zat besi seperti manggis, pisang, semangka dan
mentimun, yang banyak mengandung asam folat seperti pisang, jeruk dan
tomat (Susanto, 2018).Ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Sungai Piring
juga dapat memanfaatkan hasil bumi yang ada di daerah itu sendiri, seperti
ikan yang didapatkan langsung dari laut, sayur-sayuran dan buah-buahan
yang ditanam sendiri di pekarangan rumah.
26

Hasil penelitian (Fekede Weldekidan, 2018), mengonsumsi teh / kopi


segera setelah makanan merupakan faktor signifikan yang terkait dengan
anemia pada ibu hamil (AOR: 3,58, 95% CI: 1,72-7,42) artinya ibu hamil
yang mengkonsumsi teh/kopi segera setelah makan memiliki risiko 4 kali
lebih besar untuk terjadi anemia dibandingkan yang tidak mengkonsumsi
teh/kopi segera setelah makan. Hasil penelitian (Taufiq, 2016), kebiasaan
ibu hamil konsumsi teh 3-4 gelas per hari (12.5%) memiliki kadar Hb 10-
10,9gr/dL dan (19 %) memilki Kadar Hb 7,0-9,9gr/dL.
5. Kepatuhan Mengkonsumsi TTD
Kurangnya suplementasi zat besimerupakan salah satu faktor risiko untuk
terjadinya anemia selama kehamilan, hal ini disebabkan karena kebutuhan
zat besi ibu hamil meningkat dibandingkan dengan wanita tidak hamil.
Selama kehamilan volume darah meningkat 50% dan kebutuhan zat besi
serta untuk pertumbuhan janin dan plasenta.Karena itu, suplementasi zat
besi selama kehamilan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
ini(Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016).
Menurut Kemenkes RI (2017), kepatuhan meminum tablet besi (Fe)
diartikan ketepatan seseorang dalam meminum tabletbesi (Fe) sesuai
anjuran tenaga medis, yaitu dosispemberian sehari sebanyak 1 tablet (60 mg
elementaliron dan 400 μg asam folat) secara berturut-turutminimal 90 hari
selama masa kehamilan (Angraini, 2017). Kepatuhan dalam mengkonsumsi
Fe dapat diartikansebagai perilaku ibu hamil yang mentaatisemua petunjuk
yang dianjurkan olehpetugas kesehatan(Mansoben, 2017).Pengertian
modifikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lacerte di
Cambodia, skala kepatuhan meminum tablet Fe adalah dikatakan patuh
apabila ibu minum seluruh 100% dari total tablet Fe yang diberikan, cukup
patuh apabila ibu minum ≥65% dari total tablet yang diberikan, dan tidak
patuh apabila ibu minum < 65% dari total tablet yang diberikan(2011)
dalam (Angraini, 2017).
Penelitan (Elvanita, 2018), ibu hamil yang tidak cukup konsumsi tablet
Fe lebih beresiko 2,7 kali menderita anemia dibandingkan ibu hamil yang
cukup konsumsi tablet Fe, dengan OR = 2,74(95% CI=1.043-7.210) artinya
27

hamil yang tidak cukup mengkonsumsi Fe memiliki risiko 3 kali lebih besar
untuk terjadi anemia dibandingkan yang cukup mengkonsumsi Fe.
Penelitian oleh (Handayani, 2017), faktor yang paling berhubungan dengan
kejadian anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil adalah kepatuhan
mengkonsumsi tablet Fe (p value=0,001; OR=1-,667) artinya ibu hamil
yang tidak patuh mengkonsumsi Fe berisiko 2 kali lebih besar untuk
mengalami anemia dibandingkan yang patuh mengkonsumsi Fe. Analisis
regresi logistik diperoleh hasil variabel kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
(OR = 19,876).
Penelitian yang sama oleh (Angraini, 2017), berdasarkan hasil analisis
dengan menggunakan regresilogistik biner, didapatkan bahwa variabel
kepatuhanmengonsumsi tablet besi (Fe) ada pengaruh yangsignifikan
terhadap anemia pada ibu hamil (p = 0,043< 0,05). Ada hubungan yang
signifikanantara variabel kepatuhan mengonsumsi tablet besi (Fe) yang
kategori cukup patuh dibandingkandengan kategori yang tidak patuh ada
pengaruhterhadap terjadinya anemia pada ibu hamil (p =0,012 < 0,05).
Selain itu diperoleh juga nilai risikoyaitu 0,022, artinya ibu hamil yang
cukup patuhmengonsumsi tablet besi (Fe) berpeluang 0,022 kali untuk
anemia dibandingkan dengan ibu hamil yangtidak patuh mengonsumsi
tablet besi (Fe).
6. Paritas
Anak lebih dari empat orang merupakan salah satu faktor risiko dalam
kehamilan, yang dapat menyebabkan komplikasi/penyulit baik saat hamil
maupun persalinan (Kemenkes RI, 2010). Anak lebih dari 4 dapat
menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat melahirkan
karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. Komplikasi yang terjadi pada
paritas rendah atau kurang dari 4 oranga anak dapat ditangani dengan
asuhan obstetric lebih baik(Prawirohadjo,2014).
Prevalensi anemia lebih tinggi pada wanita dengan paritas
tinggi.Kemungkinan rasionalisasi terhadap prevalensi anemia yang tinggi di
antara wanita multipara adalah bahwa wanita-wanita ini mungkin hamil
dengan tingkat nutrisi yang rendah karena pengurangan cadangan ibu pada
28

kehamilan sebelumnya dan periode menyusui atau mungkin juga tidak


memungkinkan jarak antara kehamilan mereka sehingga tidak sepenuhnya
pulih dari anemia sebelumnya(Acheampong, 2018).
Hasil penelitian (Pasmawati, 2019), bahwa faktor yang menjadi
determinan anemia pada ibu hamil trimester II dan III di Indonesia adalah
Paritas PR 1.42 (95% CI: 1,02-1,97), ibu dengan primigravida mempunyai
risiko 1,42 kali lebih besar untuk mengalami anemia pada trimester II dan
III di bandingkan dengan multigravida. Penelitian lain oleh (Guspaneza,
2019), ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada kehamilan
(P value=0.067, OR=1.658) artinya ibu hamil dengan paritas lebih dari 4
berisiko 2 kali lebih besar untuk terjadi anemia dibanding ibu dengan paritas
kurang dari 4.Hasil penelitian yang sama oleh (Acheampong, 2018), secara
statistik ada hubungan antara paritas dan anemia ditemukan (p <0,019),
diamati dalam penelitian ini bahwa anemia sedang kurang (15,5%) pada
primigravida dibandingkan dengan multipara (18,9% -26,8%), sementara
anemia ringan mengikuti tren yang sama, (19,0%) anemia pada
primigravida dan (30,2% -46,2%) anemia pada multipara.
7. Jarak Kelahiran
Jarak persalinan terakhir dan jarak kehamilan sekarang < 2 tahun
merupakan salah satu faktor risiko pada ibu hamil yang dapat menyebabkan
komplikasi selama kehamilan maupun saat persalinan (Kemenkes RI, 2010).
Jarak antar kelahiran berkaitan dengan risiko kesakitan dan kematian pada
anak. Risiko ini akan lebihtinggi pada jarak kurang dari 24 bulan. Jarak
antar kelahiran yang lebih panjang bukan hanyamenguntungkan bagi anak,
tetapi juga akan meningkatkan status kesehatan ibu(Kemenkes RI, 2018b).
Ibu hamil memiliki interval kelahiran kurang dari dua tahunberesiko
lebih tinggi untuk anemia dibandingkan denganmereka yang memiliki
interval kelahiran lebih dari dua tahun. Ini terkait dengan penurunan
cadangan zat besi pada ibu hamil karena terjadinya kehamilan berturut -
turut yang cepat antarakehamilan berikutnya(Bekele, Tilahun and Mekuria,
2016). Jarak kelahiran terlalu dekat menurut Prawirohardjo (2014) dapat
mempercepat terjadinya anemia pada wanita hamil, karena kondisi ibu
29

masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal,
tetapi ia sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandungnya
(Faridah, 2019).
Hemodilusi atau pengenceran darah lebih besar pada ibu dengan riwayat
persalinan dekat sehingga menyebabkan kebutuhan nutrisi ibu juga lebih
tinggi. Ibu membutuhkan asupan zat besi gizi penting lainnya yang lebih
banyak. Konsekuensinya adalah ibu harusbenar-benar memperhatikan
kebutuhan nutrisinya (Sinaga and Hasanah, 2019).
Hasil penelitian (Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016), memiliki interval
kelahiran kurang dari dua tahun (AOR = 3.1; 95% CI: 6.01, 10.23)sebagai
prediktor independen anemia dalam kehamilan. Ibu hamil memiliki interval
kelahiran kurang dari dua tahunberesiko 3 kaliuntuk terjadi anemia
dibandingkan denganmereka yang memiliki interval kelahiran lebih dari dua
tahun. Penelitian yang sama oleh (Handayani, 2017), faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil
adalah jarak kehamilan (p value=0,012; OR=5,417), artinya jarak kehmilan
< 2 tahun berisiko 5 kali untuk terjadi anemia. Penelitian lain (Zulhaida
Lubis, Jumirah, 2016), hasil uji regresi logistikmenunjukkan bahwa jarak
kelahiran merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi
kejadiananemia ibu hamil, dengan nilai OR=4,399.Ibu hamil dengan jarak
kelahiran<24 bulan mempunyairisiko 4 kali lebih tinggi mengalami anemia
dibandingkan ibu hamil dengan jarak kelahiran>24 bulan.
8. Status Ekonomi
Penghasilan bulanan keluarga yang rendah terkait dengan anemiadalam
kehamilan. Ibu hamil dengan kelompok penghasilan bulanan keluarga yang
rendah tidak bisa mendapatkan nutrisi yang memadaisehingga mereka
beresiko anemia(Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016). Pendapatan keluarga
sangat berhubungandenganpemenuhankebutuhan keluarga khususnya ibu
hamil selama kehamilan antara lain makanan sehat, obat–obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan. (Rukiyah et al, 2013).
Pendapatan berkaitan erat dengan status ekonomi, kurangnya pendapatan
keluarga menyebabkan berkurangnya pembelian makanan sehari-hari
30

sehingga mengurangi jumlah dan kualitas makanan ibu perhari yang


berdampak pada penurunan status gizi. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial
ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan
psikologis yang baik pula. Status gizipun akan meningkat karena nutrisi
yang didapatkan berkualitas, Sulistyawati (2009) dalam (Handayani, 2017).
Hasil penelitian (Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016), pendapatan
keluarga sangat rendah (AOR = 4.0; 95% CI: 5.62–11.01) sebagai prediktor
independen anemia dalam kehamilan. Ibu hamil yang memiliki keluarga
dengan pendapatan bulanan rendah (kurang dari 2575 Birr Ethiopia) empat
kali lebih cenderung menjadi anemia dibandingkan dengan mereka yang
pendapatan bulanan keluarga tinggi (lebih dari 2575 Birr Ethiopia).
Penelitian (Lebso, 2017), faktor yang terkait dengan anemia adalah: status
sosio ekonomi rendah (AOR = 2,03, 95% CI: 1.11 ± 3,69), ibu hamil
dengan sosial ekonomi rendah memiliki prevalensi anemia 2 kali lebih
tinggi daripada dari status sosial ekonomi yang lebih tinggi.
9. Standar Kuantitas ANC
Secara operasional pelayanan antenatal disebut lengkap apa bila
dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan komplikasi. Ditetapkan bahwa frekwensi
pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan
ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan, minimal 1 kali pada
triwulan pertama (0-12 minggu), minimal 1 kali pada triwulan kedua (>12-
24 minggu), minimal 2 kali pada triwulan ketiga (>24 minggu sampai
dengan kelahiran) (Kemenkes RI, 2010).
Antenatal yang sesuai standar kuantitas minimal ibu hamil melakukan
antenatal 4 kali selama kehamilannya dan akan mendapatkan pelayanan
antenatal yang sesuai standar dan berkualitas, yaitu 10-T, yang didalamnya
terdapat pemeriksaan HB. Pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil
dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester
ketiga, untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita anemia selama
kelamilannya (Kemenkes RI, 2019a).
31

Hasil penelitian (Pasmawati, 2019), dengan hasil faktor yang menjadi


determinan anemia pada ibu hamil trimester II dan III di Indonesia adalah
ANC PR 1,65 (95% CI: 1,20-2,28). Ibu hamil dengan ANC tidak sesuai
standar memiliki risiko 1,65 kali lebih besar untuk mengalami anemia ibu
hamil trimester II dan III dibandingkan dengan ibu yang melakukan ANC
sesuai standar. Hasil penelitian(Stephen et al., 2018), ibu yang melakukan
ANC ≥ 4 kali lebih rendah prevalensi anemia (17,4%) dibandingkan mereka
yang ANC saja sekali (35,3%).
10. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya. Tingginya tingkat pengetahuan, pada umumnya
mempengaruhi upaya pencegahan dan kesadaran akan perlunya sikap hidup
sehat. Faktor predisposisi salah satunya adalah tingkat pendidikan seseorang
untuk berperilaku sehingga latar belakang pendidikan merupakan faktor
yang sangat mendasar untuk memotivasi seseorang terhadap perilaku
kesehatan dan referensi belajar seseorang(Notoadmodjo, 2012) .
Ibu hamil yang berpendidikan rendah mempunyai pekerjaan yang
penghasilannya rendah sehingga perhatiannya dalam pemenuhan nutrisi
terutama zat besi menjadi kurang sehingga terjadilah anemia sedangkan ibu
yang berpendidikan tinggi lebih mengetahui cara memelihara kesehatan
seperti memilih dan mengolah bahan pangan selama hamil. Oleh karena itu,
risiko terhadap anemia pun lebih rendah karena kebutuhan nutrisi selama
kehamilannya terpenuhi dengan baik(Revi Juliana Sinaga, 2019).
Hasil penelitian (Sinaga and Hasanah, 2019), ada hubungan antara
pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, p value = 0,001 hasil
OR= 3,686 (95%CI berada antara 1,703-7,978), artinya pendidikan rendah
memiliki risiko 4 kali untuk terjadi anemia. Penelitian yang sama (Norfai,
Khairul anam, 2016) diperoleh pvalue= 0,024 dengan demikian p-value
lebih kecil dari nilai α (0,05), hal ini berartisecara statistik ada hubungan
yangbermakna antara pendidikan dengankejadian anemia ibu hamil.
11. Umur
32

Bila umur ibu saat hamil relatif muda (<20 tahun) akan beresiko terkena
anemia, hal ini dikarenakan pada umur tersebut masih terjadi pertumbuhan
yang membutuhkan zat gizi lebih banyak dibandingkan dengan umur
diatasnya. Bila zat gizi tidak terpenuhi, akan terjadi kompensasi zat gizi
antara ibu dengan bayinya (Faridah, 2019). Umur ibu dibawah 21 tahun dan
diatas 35tahun termasuk dalam kelompok yangberesiko untuk terjadinya
anemia, sedangkan, ibu dengan usia lebih dari 35 tahun dikaitkan dengan
paritas dan jarak kelahiran sehingga tidak ada kesempatan untuk
memperbaiki cadangan zat besi didalam tubuh dan beresiko kekurangan zat
besi yang mengakibatkan anemia (Mansoben, 2017).
Umur sangat mempengaruhi proses reproduksi. Seorang ibu sebaiknya
hamil pada umur 20 – 35 tahun, karena masa ini merupakan masa yang
aman untuk hamil. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan
panggulnya belum berkembang dengan baik. Sedangkan ibu yang berumur
diatas 35 tahun, kesehatan dan keadaan rahimnya sudah tidak seperti umur
20–35 tahun, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya
komplikasi/penyulit selama kehamilan maupun persalinan. Untuk
menghindari timbulnya kesulitan pada kehamilan dan persalinan, ibu yang
berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun harus memeriksakan
kehamilannya secara teratur (Prawirohadjo,2014).
Hasil penelitian (Thangarajah, 2017), dari analisis regresi logistik
berganda menunjukkan secara statistik ada hubungan antara usia ibu dengan
anemia pada ibu hamil (AOR = 2.941, p = 0.024), artinya usia < 20 tahun
dan > 35 tahun memiliki risiko 3 kali untuk terjadi anemia. Hasil penelitian
lain oleh (Handayani, 2017), faktor yang berhubungan dengan kejadian
anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil adalah umur, dengan (p
value=0,004; OR=7,286), artinya usia < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki
risiko 7 kali untuk terjadi anemia.
33

E. Kerangka Teori
Berdasarkan hasil kajian kepustakaan diatas, maka kerangka teori tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada kehamilansebagai
berikut:
Faktor Langsung

1. Penyakit kronik (malaria, TBC)


2. Defisiensi zat besi
3. Kebutuhan zat besi meningkat

Faktor tidak langsung


1. Pengetahuan Anemia Pada
2. Status gizi Kehamilan
3. Dukungan suami
4. Sosial budaya
5. Kepatuhan mengkonsumsi TTD
6. Paritas
7. Jarak kelahiran
8. Status Ekonomi
9. Standar Kuantitas ANC
10. Pendidikan
11. Umur

Gambar 2.1.
Kerangka Teori Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Piring Tahun 2020.
Sumber :Dimodifikasi dari(Kemenkes RI, 2018a), (Sari, 2016), (Angraini, 2019), (Revi Juliana
Sinaga, 2019), (Pasmawati, 2019), (Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016), (Tanziha and dkk, 2016),
(Lebso, 2017), (Stephen et al., 2018), (Candra Reta Francheska, 2019), (Elvanita, 2018),
(Taufiq, 2016)
34

F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Status gizi

Dukungan suami

Sosial budaya

Kepatuhan
Mengkonsumsi TTD ANEMIA PADA
KEHAMILAN
Paritas

Jarak kelahiran

Status Ekonomi

Standar kuantitas ANC

Pendidikan

Umur

Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Piring Tahun 2020.

G. Hipotesis dan Sokongan Hipotesis


35

1. Pernyataan Hipotesis
Guna memperkuat kerangka konsep, penulis mengemukakan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
a. Ibu hamil dengan pengetahuan kurang berisiko anemia pada kehamilan
dibandingkan dengan ibu hamil yang berpengetahuan baik di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir tahun
2020.
b. Ibu hamil dengan status gizi berisiko (Lila ≤ 23,5 cm) berisiko anemia
pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamilyang status gizi tidak
berisiko (Lila > 23,5 cm)di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020
c. Ibu hamil dengan suami yang tidak mendukung berisiko anemia pada
kehamilan dibandingkan ibu hamil dengan suami yang mendukung di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
tahun 2020.
d. Ibu hamil dengan sosial budaya yang tidak mendukung berisiko anemia
pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang sosial budaya
mendukung di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2020
e. Ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi TTD berisiko anemia pada
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi
TTD di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2020.
f. Ibu hamil dengan paritas > 4 orang berisiko anemia pada kehamilan
dibandingkan dengan ibu hamil yang paritas ≤ 4 orang di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
g. Ibu hamil dengan jarak kelahiran> 2 tahun berisiko anemia pada
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang jarak kelahiran ≥ 2
tahundi Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2020.
h. Ibu hamil dengan status ekonomi rendah berisiko anemia pada kehamilan
dibandingkan dengan ibu hamil yang status ekonomi tinggi di Wilayah
36

Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir tahun


2020.
i. Ibu hamil dengan standar kuantitas ANC < 4 kali berisiko anemia pada
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang standar kuantitas ANC ≥
4 kali di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2020.
j. Ibu hamil dengan pendidikan rendah berisiko anemia pada kehamilan
dibandingkan dengan ibu hamil yang pendidikan tinggi di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020.
k. Ibu hamil dengan umur < 20 tahun dan > 35 tahun berisiko anemia pada
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang berumur 20 sampai 35
tahun di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2020.
2. Sokongan Hipotesis
Hipotesis diatas disokong oleh beberapa artikel ilmiah yang dimuat pada
jurnal nasional dan internasional,textbook, penelitian terdahulu yang telah
dibahas dalam tinjauan kepustakaan. Sokongan hipotesis itu dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Sokongan Hipotesis Terhadap Beberapa Variabel Independen Yang Berhubungan
Dengan Anemia Pada Kehamilan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Tahun 2020
No Variabel Independen Sumber
1 Pengetahuan (Notoadmodjo, 2012), (Norfai, Khairul
anam, 2016)(Faridah, 2019)
2 Status gizi (Kemenkes RI, 2019a), (Kemenkes RI,
2010), (Sinaga and Hasanah, 2019),
(Tanziha and dkk, 2016)
3 Dukungan suami (Norfai, Khairul anam, 2016), (Anjarwati
dan Ana, 2016), (Candra Reta
Francheska, 2019)
4 Sosial budaya (Fekede Weldekidan, 2018), (Taufiq,
2016), (Darmina dkk, 2016),
(Prameswari, 2017)
5 Kepatuhan mengkonsumsi TTD (Angraini, 2017), (Elvanita, 2018),
(Mansoben, 2017), (Handayani, 2017)
6 Paritas (Prawirohadjo, 2014),(Acheampong,
2018)(Pasmawati, 2019),
7 Jarak kelahiran (Kemenkes RI, 2018b), (Kemenkes RI,
2010), (Sinaga and Hasanah, 2019),
(Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016),
(Handayani, 2017)
37

8 Status ekonomi (Rukiyah et al., 2013)(Bekele, Tilahun


and Mekuria, 2016), (Handayani, 2017),
(Lebso, 2017)
9 Standar Kuantitas ANC (Kemenkes RI, 2010),(2019 Kemenkes
RI, 2019)(Stephen et al., 2018),
(Pasmawati, 2019)
10 Pendidikan (Notoatmodjo, 2012), (Norfai, Khairul
anam, 2016), (Sinaga and Hasanah, 2019)
11 Umur (Prawirohadjo, 2014), (Thangarajah,
2017), (Handayani, 2017)
Sumber: (Lapau, 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan desain cross
sectionalyang pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi dengan
menggunakan kuesioner dan datanya adalah kuantitatif, dimana variabel
independen dan variabel dependen diukur dalam waktu yang bersamaan.

Variabel independen +
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
)
Anemia
Variabel independen -
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
)

IbuHamil Sampel
Anemia

Variabel independen +
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
)
Tidak
Anemia
Variabel independen -
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
)

Gambar 3.1
Model Jenis desain studi penampang analitik dalam penelitian Faktor-faktor yang
berhubungan dengan anemia pada kehamilan di wilayah kerja UPT
Puskesmas sungai Piring Tahun 2020
Sumber: (Lapau, 2015)

Variabel Independen :
1. Pengetahuan 7. Jarak kelahirn
2. Status gizi 8. Status ekonomi
3. Dukungan suami 9. Standar kuantitas ANC
4. Sosial budaya 10. Pendidikan
5. Kepatuhan mengkonsumsi TTD 11. Umur
6. Paritas

38
39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian inidilakukan diWilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
piring, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Juni-Juli 2020.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi yang di ambil dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester 2
dan 3 di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring, yang tercatat di buku
register Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) sebanyak 172 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2015). Sampel
pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester 2 dan 3 sebanyak 172
orang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Cara pengambilan sampel
dilakukan secara total sampling yaitu seluruh populasi ibu hamil trimester 2
dan 3 dijadikan sebagai sampel penelitian.
a. Menentukan ukuran sampel penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis desain Cross Sectional Analitic yang
mana diperlukan One Sampel; dengan demikian untuk menetukan ukuran
sampel minimal dibutuhkan informasi, WHO (1986) dalam (Lapau,
2015)sebagai berikut:
1) Nilai proporsi populasi (hasil penelitian terdahulu) Po
2) Nilai dari proporsi populasi yang diinginkan Pa
3) Tingkat signifikan (α)
4) Kekuatan Uji (100%-β)
5) Hipotasis Pa < Po
Dengan menggunakan Tabel: sampel Size for One-Sample Test of
Proportion (Level of Signifikan 5% Power 95%) Alternative Hypothesis:
1-sided, WHO (1986) dalam (Lapau, 2015). Maka untuk masing-masing
variabel independen, hasil penentuan besar atau ukuran sampel minimal
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
40

Tabel 3.1
Penentuan Besar/Ukuran Sampel faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Anemia Pada Kehamilan Di Wilayah kerja UPT Puskesmas
Sungai Piring Tahun 2020

No Variabel Po Pa Tingkat Power Sampel


Independen Signifikan Minimal
1 Pengetahuan 77,4% 62% 0,05 90% 42
2 Status Gizi 84,2% 69% 0,05 90% 62
3 Dukungan Suami 75% 60% 0,05 90% 80
4 Sosial Budaya 55,5% 40,5% 0,05 90% 93
5 Kepatuhan 68,5% 53% 0,05 90% 49
Mengkonsumsi TTD
6 Paritas 46,2% 31% 0,05 90% 50
7 Jarak Kehamilan 52,5% 37% 0,05 90% 92
8 Status Ekonomi 49% 34% 0,05 90% 50
9 Standar Kuantitas 55,4% 40% 0,05 90% 93
ANC
10 Pendidikan 73,3% 58% 0,05 90% 80
11 Umur 60% 45% 0,05 90% 93

Berdasarkan tabel 3.1dapat dilihat jumlah sampel minimal tertinggi


adalah 93 (berdasarkan variabel umur, standar kuantitas ANC dan sosial
budaya). Sesuai dengan syarat sampel minimal menurut Hastono (2007)
dalam (Lapau, 2015) bahwa minimal sampel untuk masing-masing
variabel independen adalah 15, maka ukuran sampel untuk penelitian ini
11 x 15 = 165. Jadi, penelitian ini membutuhkan sampel minimal
sebanyak 165 orang.Sampel pada penelitian ini mengambil seluruh ibu
hamil yg ada sebanyak 172 orang.
Kriteria Inklusi yang ditentukan peneliti yaitu:
1) Ibu hamil yang bertempat tinggal diwilayah kerja UPT Puskesmas
Sungai Piring
2) Ibu hamil trimester 2 dan 3
3) Bersedia ikut dalam penelitian ini
4) Tercatat dalam buku register Puskesmas dan Pustu
Kriteria Ekslusi:
1) Ibu hamil yang tidak tercatat di register Puskesmas dan Pustu
2) Ibu hamil dalam keadaan sakit berat/bedrest
41

D. Defenisi Operasional

Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

NO Variabel Definisi Skala Kategori


Operasional Ukur
1 Ibu hamil Kadar Hb responden yang Ordinal 1. Anemia (≤ 11
anemia didapatkan dari hasil g/dL)
pemeriksaan laboratorium pada 2. Tidak anemia (>
kunjungan pertama < 11 g/dl. 11 g/dL)
(Kemenkes RI, 2019a)
2 Pengetahuan Segala informasi yang diketahui Ordinal 0. Kurang jika skor ≤
oleh ibu hamil tentang anemia, 50 %
tanda/gejala, dampak anemia 1. Baik jika skor >50
dalam kehamilan, komplikasi %
yang mungkin terjadi, manfaat,
efek samping, dan cara
mengkonsumsi TTD(Yuliantika,
2016)
3 Status gizi (Lila) Kondisi gizi ibu hamil diketahui Nominal 0. Berisiko (KEK ≤
dengan pengukuran Lingkar 23,5 cm
Lengan Atas (Lila) 1. Tidak berisiko
menggunakan pita pengukur (Non KEK > 23,5
dalam centimeter. (Kemenkes cm
RI, 2019a)
4 Dukungan Dukungan emosional, suami Ordinal 0. Tidak
suami memberikan perhatian pada mendukung, bila
istrinya supaya selalu total skor < dari 4
termotivasi untuk melakukan 1. Mendukung, bila
pemeriksaan kehamilan total skor ≥ 4
sehingga dapat mengurangi
terjadinya resiko anemia.
Dukungan informasional, suami
berusaha mencarikan informasi
melalui buku maupun media
internet tentang cara pencegahan
terjadinya anemia pada
kehamilan, dan suami selalu
berusaha menjelaskan ketika
istrinya bertanya mengenai
kondisi kehamilanya. (Candra
Reta Francheska, 2019) dan
suami selalu mengingatkan ibu
untuk minum TTD.
5 Sosial budaya Budaya adalah keseluruhan yang Ordinal 0. Tidak mendukung,
kompleks dari kepercayaan, bila total skor <4
kesenian, moral, hukum, adat 1. Mendukung, bila
istiadat dan lainnya total skor ≥ 4
kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat (Antini,
2016).
6 Kepatuhan Kepatuhan ibu hamil Ordinal 0. Tidak Patuh (tidak
Mengkonsumsi mengkonsumsi TTD setiap hari, sesuai dengan
42

TTD sesuai dengan usia/trimester usia/trimester


kehamilan. kehamilan, TM 2 <
(Kemenkes RI, 2014) 60 tablet TM 3 <
90 tablet)
1. Patuh (sesusi
dengan usia
/trimester TM 2 ≥
60 tablet TM 3 ≥
90 tablet)
7 Paritas Jumlah anak yang pernah Nominal 1. Berisiko
dilahirkan seorang ibu baik (multigravida >4
keadaan anak lahir hidup orang)
maupun anak lahir mati. 2. Tidak berisiko(≤
(Kemenkes RI, 2010) 4 orang dan
primigravida
serta
multigravida
dibawah 3)

8 Jarak kelahiran Jarak persalinan terakhir dan Nominal 1. Berisiko <2


jarak kehamilan sekarang < 2 tahun
tahun merupakan salah satu 2. Tidak Berisiko
faktor risiko pada ibu hamil (primigravidadan
yang dapat menyebabkan ≥ 2 tahun)
komplikasi selama kehamilan
maupun saat persalinan
(Kemenkes RI, 2010)
9 Status ekonomi Pendapatan keluarga (suami dan Nominal 0. Rendah bila
istri) yang berhubungan dengan penghasilan
kebutuhan ibu selama masa perkapita <
kehamilan berdasarkan Upah Rp.340.000
Minimum Regional (UMR) 1. Tinggi bila
Kabupaten Inhil yaitu Rp. penghasilan
2.984.696 perkapita ≥
Rp.340.000
10 Standar Kunjungan ibu hamil minimal 4 Ordinal 0.Tidak sesuai
kuantitas ANC kali selama periode kehamilan standar (kunjungan
(1 kali di trimester pertama, 1 ANC tidak sesuai
kali ditrimester kedua dan 2 kali dengan
ditrimester ketiga) usia/trimester
(Kemenkes RI, 2019a) kehamilan TM 2<
2 kali TM 3 < 4
kali)
1.Sesuai standar
(kunjungan ANC
sesuai dengan
usia/trimester
kehamilan atau
lebih, TM 2 ≥ 2
kali TM 3 ≥ 4 kali)
11 Pendidikan Pendidikan terakhir yang pernah Ordinal 0. Rendah (SD/SMP)
diselesaikan hamil dengan ijajah 1. Tinggi
terakhir (SMU/perguruan
Pendidikan rendah (SD, SMP, tinggi)
sederajat)
Pendidikan tinggi (SMU dan
perguruan tinggi) (Lapau, 2015).
43

12 Umur Umur ibu saat hamil <20 Nominal 0. Berisiko < 20


tahunberesiko terkena anemia, tahun dan > 35
dikarenakan pada umur tersebut tahun
masih terjadi pertumbuhan yang 1. Tidak Berisiko 20
membutuhkan zat gizi lebih tahun sampai 35
banyak dibandingkan dengan tahun
umur diatasnya. Bila zat gizi (Kemenkes RI, 2010)
tidak terpenuhi, akan terjadi
kompensasi zat gizi antara ibu
dengan bayinya(Faridah, 2019).
Sedangkan, ibu dengan usia
lebih dari 35 tahun dikaitkan
dengan paritas dan jarak
kelahiran sehingga tidak ada
kesempatan untuk memperbaiki
cadangan zat besi didalam tubuh
dan beresiko kekurangan zat
besi yang mengakibatkan
anemia (Mansoben, 2017).

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan langsung pada subjek penelitian, dengan
teknik survey dan membagikan kuesioner kepada ibu hamil dengan metode
pertanyaan tertutup, responden langsung menjawab dari jawaban yangtelah
disediakan oleh peneliti.
Tabel 3.3
Pengumpulan Data Dalam Penelitian Faktor-faktor Yang Berhubungan
Dengan Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
Piring Tahun 2020

Jenis data Variabel Cara memperoleh data Instrumen

Data Primer Pengetahuan Wawancara langsung Kuesioner


dengan ibu hamil
Umur Wawancara langsung dengan Kuesioner
ibu hamil
Pendidikan Wawancara langsung dengan Kuesioner
ibu hamil
Paritas Wawancara langsung Kuesioner
dengan ibu hamil
Jarak kelahiran Wawancara langsung Kuesioner
dengan ibu hamil
Status gizi Pengukuran Lingkar lengan Ukur Lila/
atas ibu menggunakan pita Buku KIA
pengukur Lila (cm), pada
tangan yang tidak dominan,
tekuk lengan hingga berbentuk
44

siku. Ukur dari tulang bahu


sampai siku lihat meteran
sampai angka berapa lalu di
bagi dua. Lingkarkan pita
pengukur pada titik tengah,
ukuran Lila akan terlihat.
Status ekonomi Wawancara langsung Kuesioner
dengan ibu hamil
Standar kuantitas Wawancara langsung dengan Buku KIA
ANC ibu hamil dan cross cek dan Register
dengan dokumen
Dukungan suami Wawancara langsung Kuesioner
dengan ibu hamil
Kepatuhan Wawancara langsung Kuesioner
mengkonsumsi dengan ibu hamil dan cross
TTD cek dengan TTD yang tersedia
Sosial budaya Wawancaralangsung Kuesioner
dengan ibu hamil

3. Protokol Pengumpulan Data Saat Pandemi Covid 19


Penelitian ini dilaksanakan saat pandemi covid 19 sedang melanda dunia
termasuk Indonesia, oleh karena itu cara pengambilan data dan penyebaran
kuesioner disesuaikan dengan protokol selama pandemi covid 19, Yaitu:
a) Peneliti dan enumerator menghubungi responden melalui telepon, bahwa
pada hari yang telah ditentukan akan mengirimkan kuesioner dan masker
kain yang dimasukkan kedalam plastik akan diletakkan di depan pintu
atau di pagar rumah responden dan sehari setelah nya kuesioner akan
diambil kembali oleh peneliti dan enumerator.
b) Pada hari yang sudah disepakati peneliti dan enumerator dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) mengantarkan kuesioner dan
diletakkan dipagar rumah responden.
c) Responden diminta mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir terlebih dahulu sebelum mengambil dan membuka plastik yang
berisi kuesioner.
d) Setelah mencuci tangan responden membuka plastik dan mengisi
kuesioner sesuai dengan petunjuk pengisian yang telah ada.
e) Setelah selesai mengisi kuesioner, kuesioner dan alat tulis kembali
dimasukkan kedalam plastik seperti semula.
45

f) Selanjutnya responden meletakkan plastik yang berisi kuesioner dan alat


tulis di pagar rumahnya.
g) Responden kembali mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir.
h) Peneliti dan enumerator dengan menggunakan APD mengambil kembali
kuesioner yang diletakkan ibu dipagar rumahnya.
i) Sebelum membuka plastik yang berisi kuesioner, peneliti dan enumerator
mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir/hand sanitizer.
j) Plastik pembungkus kuesioner dibuka dan kuesioner dikeluarkan, lalu
plastik pembungus di kubur/dibakar/dibuang kedalam sampah medis.
k) Peneliti dan enumerator membersihkan tangan dengan alkohol lalu
membuka APD.
l) Peneliti kembali mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir/hand sanitizer.

F. Uji Validitas dan Reabilitas


1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ketepatan atau kesesuaian ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Pertanyaan suatu
penelitian dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan tepat variabel
yang diteliti. Beberapa cara untuk melakukan uji validitas antara lain:
46

Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Penelitian

NO Variabel r- Hitung r-Tabel KET


1 Pengetahuan 1 0.592 0,3961 Valid
2 Pengetahuan 2 0.483 0,3961 Valid
3 Pengetahuan 3 0,671 0,3961 Valid
4 Pengetahuan 4 0.503 0,3961 Valid
5 Pengetahuan 5 0,664 0,3961 Valid
6 Pengetahuan 6 0,445 0,3961 Valid
7 Pengetahuan 7 0,411 0,3961 Valid
8 Pengetahuan 8 0,483 0,3961 Valid
9 Pengetahuan 9 0,410 0,3961 Valid
10 Pengetahuan 10 0,583 0,3961 Valid
11 Kepatuhan mengkonsumsi TTD 1 0,585 0,3961 Valid
12 Kepatuhan mengkonsumsi TTD 2 0,672 0,3961 Valid
13 Kepatuhan mengkonsumsi TTD 3 0,824 0,3961 Valid
14 Kepatuhan mengkonsumsi TTD 4 0,672 0,3961 Valid
15 Sosial budaya 1 0,774 0,3961 Valid
16 Sosial budaya 2 0,688 0,3961 Valid
17 Sosial budaya 3 0,610 0,3961 Valid
18 Sosial budaya 4 0,474 0,3961 Valid
19 Sosial budaya 5 0,534 0,3961 Valid
20 Sosial budaya 6 0,509 0,3961 Valid
21 Sosial budaya 7 0,645 0,3961 Valid
22 Sosial budaya 8 0,585 0,3961 Valid
23 Dukungan suami 1 0,765 0,3961 Valid
24 Dukungan suami 2 0,429 0,3961 Valid
25 Dukungan suami 3 0,587 0,3961 Valid
26 Dukungan suami 4 0,508 0,3961 Valid
27 Dukungan suami 5 0,602 0,3961 Valid
28 Dukungan suami 6 0,816 0,3961 Valid
29 Dukungan suami 7 0,587 0,3961 Valid

4. Uji Reabilitas
47

Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat


ukur dalam suatu proses pengukuran dengan kata lain sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama. Hasil dari uji
realibilitas pertanyaan sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Pertanyaan pengetahuan ibu setelah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas didapatkan hasil dari 11 pertanyaan menjadi 10 pertanyaan.
Nilai koefisien korelasi didapatkan nilai r tabel yaitu 0,3961 dan nilai
crombach alpha yaitu 0,727 yang artinya nilai crombach alpha lebih
besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan 10 pertanyaan dianyatakan
reliable.
b. Kepatuhan mengkonsumsi TTD
Pertanyaan kepatuhan mengkonsumsi TTD setelah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas didapatkan hasil dari keempat pertanyaan nilai
koefisien korelasi didapatkan nilai r tabel yaitu 0,3961 dan nilai
crombachalpha yaitu 0,715 yang artinya nilai crombach alpha lebih
besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan 4 pertanyaan dianyatakan
reliable.
c. Sosial budaya
Pertanyaan sosial budaya setelah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas didapatkan hasil dari 9 pertanyaan menjadi 8 pertanyaan.
Nilai koefisien korelasi didapatkan nilai r tabel yaitu 0,3961 dan nilai
crombach alpha yaitu 0,761 yang artinya nilai crombach alpha lebih
besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan 8 pertanyaan dianyatakan
reliable.
d. Dukungan suami
Pertanyaan dukungan suami setelah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas didapatkan hasil 7 pertanyaan dinyatakan valid. Nilai
koefisien korelasi didapatkan nilai r tabel yaitu 0,3961 dan nilai
crombach alpha yaitu 0,642 yang artinya nilai crombach alpha lebih
48

besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan 7 pertanyaan dianyatakan


reliable.

G. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang
dilakukan setelah pengumpulan data. Untuk memudahkan dalam pengolahan
data dipergunakan bantuan program komputer. Adapun angkah-langkah
pengolahan data meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Editing
Editing merupakan proses yang dilakukan untuk menilai kelengkapan
data. Peneliti mengecek kuesioner yang telah diisi oleh responden dan
melihat kelengkapan, kejelasan dan apakah jawaban relevan dengan
pertanyaan. Apabila terdapat pertanyaan yang belum diisi atau jawaban
kurang jelas, peneliti menanyakan langsung kepada responden. Proses ini
langsung dilakukan di tempat pengumpulan data.
2. Coding (pengkodean)
Coding merupakan pemberian kode pada setiap jawaban pada
kuesioner. Peneliti mengubah kode jawaban yang berupa kata atau kalimat
menjadi data angka untuk kemudian dilakukan pengolahan data
selanjutnya. Codingyang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Anemia ibu hamil
1) Anemia : Kode 0
2) Tidak anemia : Kode 1
b. Pengetahuan
1) Kurang(Skor jawaban responden ≤50%) : Kode 0
2) Baik (Skor jawaban responden >50%) : Kode 1
c. Status gizi
1) Berisiko (KEK, ≤ 23,5 cm) : Kode 0
2) Tidak berisiko (Non KEK > 23,5 cm) : Kode 1
49

d. Dukungan suami
1) Tidak mendukung, bila skor total < mean/median : Kode 0
2) Mendukung, bila skor total ≥ mean/median : Kode 1
e. Sosial budaya
1) Tidak mendukung, bila skor total < mean/median : Kode 0
2) Mendukung, bila skor total ≥ mean/median : Kode 1
f. Kepatuhan mengkonsumsi TTD
1) Tidak patuh (tidak sesuai dengan usia/trimester
kehamilan) : Kode 0
2) Patuh (sesuai dengan usia/trimester kehamilan) : Kode 1
g. Paritas
1) Berisiko (multigravida >4 orang) : Kode 0
2) Tidak beresiko (≤ 4 orang, primigravida dan
Multigravida dibawah 3 orang) : Kode 1
h. Jarak kelahiran
1) Berisiko ( < 2 tahun) : Kode 0
2) Berisiko ( primigravida dan ≥2 tahun ) : Kode 1
i. Status ekonomi
1) Rendah bila penghasilan perkapita mean/median : Kode 0
2) Tinggi bila penghasilan perkapita mean/median : Kode 1
j. Standar Kuantitas ANC
1) Tidak sesuai standar (kunjungan ANC tidak sesuai
Dengan usia/trimester kehamilan) : Kode 0
2) Sesuai standar (kunjungan ANC sesuai
dengan usia/tirmester kehamilan atau lebih) : Kode 1
k. Pendidikan
1) Pendidikan dasar/rendah (SD-SMP) : Kode 0
2) Pendidikan tinggi (SMA-Perguruan tinggi) : Kode 1
l. Umur
1) Berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) : Kode 0
2) Tidak berisiko (20 tahun dan 35 tahun) : Kode 1
50

3) Entry Data
Entry Data merupakan proses memasukan data ke dalam program
pengolahan data untuk dilakukan analisis menggunakan program statistic
dengan computer. Setelah dilakukan pengkodean, maka peneliti
memasukkan data untuk dilakukan proses pengolahan data.
4) Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pembersihan seluruh data supaya
terhindar dari kesalahan sebelum dilakukan proses analisis data. Peneliti
memeriksa kembali seluruh proses mulai dari pengkodean serta
memastikan bahwa data yang diinput tidak terdapat kesalahan sehingga
analisis dapat dilakukan dengan benar. Proses cleaning dilakukan dengan
bantuan program analisis statistic computer.

H. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Adalah analisa yang mendeskrifsikan/menggambarkan masing-masing
variabel yang diteliti. Informasi yang disampaikan pada analisa univariat
tergantung dari jenis datanya, apakah berjenis numerik atau kategorik.
Untuk data numerik maka informasi yang disampaikan adalah nilai tengah
(mean, median, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum, 95%
Cofidence Interval (CI), sedangkan untuk data kategorik informasi yang
disampaikan adalah nilai persentase yang disajikan dalam tabel distribusi
frekwensi (Mitra, 2015).
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui signifikan hubungan antara
dua variabel yaitu variabel independen dengan variabel dependen dan
sekaligus menghitung prevalence Odds Rasio (POR). Untuk mengetahui
hubungan antara variabel yang masing-masing berskala kategorikal
digunakan uji Chi-square dimana P value< 0,05 berarti signifikan dan P
value> 0,05 berarti tidak signifikan. Nilai keputusan uji untuk mengetahui
apakah POR sebagai faktor risiko atau bukan, dilihat dari nilai POR :
POR = 1, artinya tidak ada hubungan
51

POR < 1, artinya efek perlindungan


POR > 1, artinya faktor risiko
Untuk mengetahui signifikan nilai POR diketahui melalui Confidence
interval (CI) pada tingkat kepercayaan 95%. Apabila nilai upper dan lower
berada di bawah 1 atau di atas 1 berarti signifikan (misal : 0,125-0,765 atau
1,2-4,8). Apabila nilai upper dan lower berada antara 0 dan >1 berarti tidak
signifikan (misal : 0,659-1,548).
Tabel 3.5
Gambaran Tabel Bivariat dengan Desain
Cross Sectional Study

Variabel Ibu hamil anemia TOTAL


Independen + -
+ a b a+b
- c d c+d
TOTAL a+c b+d a+b+c+d
Indikator Cross Sectional
Prevalence Odds Ratio = ad/bc (Lapau, 2015)
3. Analisa Multivariat
Analisis multivariat ini bertujuan untuk mempelajari hubungan beberapa
variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis multivariat
yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi logistik ganda dengan
model faktor prediksi. Analisis regresi logistik adalah salah satu pendekatan
model matematika yang digunakan untuk menganalisis hubungan satu atau
beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen kategorik
yang bersifat dikotom/binary. Variabel dikotom adalah variabel yang
mempunyai dua nilai sisi. Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai
berikut:
a. Analisis faktor dominan
1) Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel
independen dengan variabel dependen dengan uji regresi logistik
sederhana.
2) Pemilihan variabel yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan
(variabel dependen). Selanjutnya melakukan analisis multivariat
dengan mengikutkan variabel yang p valuenya < 0,25.
52

3) Pemodelan analisis multivariat dilakukan secara bertahap, dimulai


dari semua variabel yang masuk dalam kandidat multivariat, sampai
permodelan terakhir yang dilakukan dengan mengeluarkan variabel
yang memiliki nilai p > 0,05.
4) Pengeluaran variabel independen yang dilakukan secara bertahap satu
persatu dimulai dari variabel yang p value nya tertinggi.
5) Apabila setelah dikeluarkan variabel tersebut, ternyata perubahan ini
nilai POR <10% maka variabel tersebut layak untuk dikeluarkan, dan
selanjutnya dipilih variabel yang memiliki p value tertinggi yaitu
>0,05.
6) Jika perubahan nilai POR >10% maka variabel yang telah dikeluarkan
dari model dimasukkan kembali kedalam analisis multivariat.
7) Pengeluaran variabel indpenden dilakukan sampai semua variabel
mempunyai p value<0,05.
8) Penentuan variabel yang paling dominan dilakukan dengan melalui
nilai POR variabel yang mempunyai niai POR tertinggi, maka disebut
sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan anemia
pada kehamilan.
9) Menentukan probabilitas dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen dengan melihat hasil analisi regresi
logistik binary pada summary model Nagelkerkle(R2).
Kemudian variabel terpilih diregresikan dalam regresi binary logistik
untuk melihat kontribusi variabel anemia pada kehamilan dengan melihat
summary model Nagelkerkle (R2).
b. Analisis Confounding
Confounding merupakan kondisi bias dalam mengestimasi efek
pajanan/ekspose terhadap kejadian penyakit/masalah kesehatan, akibat dari
perbandingan yang tidak seimbang antara kelompok ekspose dan kelompok
non ekspose. Satu variabel disebut counfounding bila variabel tersebut
merupakan faktor risiko terjadinya penyakit dan memiliki hubungan dengan
ekspose. Uji counfounding dengan cara melihat perbedaan nilai POR untuk
variabel dengan dikeluarkannya variabel kandidat counfounding, bila
53

perubahannya >10%, maka variabel tersebut dianggap sebagai variabel


confounding(Mitra, 2015).

I. Etika Penelitian
Menurut Polit dan Beck (2006) dalam (Saryono, 2010), penelitian harus
menjunjung tingg prinsip etika penelitian yang merupakan standar etika dalam
melakukan penelitian yang meliputi:
a. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for persion).
Selaku peneliti harus menghormati hak-hak responden yang terlibat dalam
penelitian, termasuk diantaranya: hak untuk menentukan pilihan /membuat
keputusan untuk mau terlibat atau tidak secara sukarela dalam penelitian ini
dan hak untuk dijaga kerahasiaannya berkaitan dengan data yang diperoleh
selama penelitian.
b. Prinsip berbuat baik (beneficence)
Manfaat yang diperoleh respondendalam penelitian ini adalah sebagai
bahan masukan/informasi bagi ibu hamil tentang anemia pada kehamilan
dan manfaat menkonsumsi TTD secara benar dan sesuai petunjuk yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini bebas dari ekploitasi karena
peneliti sudah mempertimbangkan manfaat dari penelitian.
c. Prinsip keadilan (Justice)
Sebelum melakukan penelitian responden akan diberikan informed
consent, dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Responden akan diberlakukan secara adil dan tidak membedak-bedakan
berdasarkan ras, agama, atau status ekonomi. Untuk menjaga kerahasiaan
responden dalam penelitian, maka peneliti tidak mencantumkan namanya
pada lembar kuesioner data, cukup dengan memberi nomor kode pada
masing-masing lembar dan hanya diketahui oleh peneliti. Kerahasiaan
informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan disajikan dan dilaporkan sebagai hasil riset.
54

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru dengan nomor
0253/Pasca/STIKes-HTP/VII/2020.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


1. Profil wilayah
UPT Puskesmas Sungai Piring didirikan pada tahun 1986, berlokasi di
Jalan Kesehatan No. 01 Kelurahan Sungai Piring KecamatanBatang
Tuaka, Kelurahan Sungai Piring merupakan ibu kota Kecamatan Batang
Tuaka. Kecamatan Batang Tuaka adalah salah satu dari 20 kecamatan yang
ada di Kabupaten Indragiri Hilir. UPT Puskesmas Sungai Piring memiliki
luas tanah 2.500 m2dan luas wilayah kerja 1050,25 Km2.
UPT Puskesmas Sungai Piring memiliki wilayah kerja 12 desa dan 1
Kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak di desa Sungai Luar
sebanyak 3.992 jiwa dan paling sedikit di desa sungai raya sebanyak 1.051
jiwa.Dilihat dari kondisi geografisnya, dapat diketahui mata pencaharian
penduduk di wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piringpada umumnya di
bidang, Perkebunan/petani, nelayan dan sebagian lagi bergerak di Kerajinan
Industri dan perdagangan.
2. Kependudukan
Penduduk asli Kecamatan Batang Tuaka adalah suku Melayu yang sering
disebut Melayu Riau,suku Banjar, Bugis, Jawa, Minang,dan suku Laut.
Sebagaimana halnya suku Melayu yang ada di daerah Riau lainnya, suku
Melayu di daerah ini juga mempunyai sistem kekerabatan yang kental dan
peganut Agama Islam yang taat.

54
55

Tabel 4.1
Jumlah SasaranIbu Hamil dan Ibu Hamil Dengan Anemia
Di UPT Puskesmas Sungai Piring
Ibu Anemia Anemia
NO Kelurahan Jumlah
hamil ringan berat
1 Kelurahan Sungai Piring 75 26 0 26
2 Desa Sungai Dusun 34 14 0 14
3 Desa Sungai Luar 80 14 0 14
4 Desa Sungai Junjangan 75 11 0 11
5 Desa Sungai Raya 21 9 0 9
6 Desa Kuala Sebatu 66 11 0 11
7 Desa Sialang Jaya 32 6 0 6
8 Desa Gemilang 32 7 0 7
9 Desa Tasik Raya 33 9 0 9
10 Desa Sungai Rawa 43 19 5 24
11 Desa Tanjung Siantar 27 7 0 7
12 Desa Simpang jaya 57 7 0 7
13 Desa Pasir Emas 23 10 0 10
Jumlah 597 150 5 155
Sumber : PWS-KIA Pskesmas Sungai Piring 2019

Jumlah sasaran ibu hamil terbanyak ada di desa Sungai Luar sedangkan
jumlah ibu hamil dengan anemiaterbanyak di Kelurahan Sungai piring di
urutan kedua desa Sungai Rawa.

Tabel 4.2
Jumlah Ibu Hamil Anemia trimester 2 dan trimester 3
Di Tempat Penelitian Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
NO Kelurahan/Desa Trimester 2 Trimester 3 Total

1 Kelurahan Sungai Piring 22 34 54


2 Desa Sungai Luar 30 35 65
3 Desa Sungai Rawa 18 12 30
4 Desa Sungai Dusun 10 11 21
Total 80 92 172
56

3. Ketenagaan
Jumlah bidan terbanyak berada di Kelurahan Sungai Piring sedangkan
desa dengan jarak terjauh dan jangkauan yang cukup sulit yaitu Pasir emas
hanya ada dua (2) orang, desa Kuala sebatu satu (1) orang, Sungai Rawa
satu (1) orang. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.3
Jumlah Bidan Perdesa
Di UPT Puskesmas Sungai Piring

NO Kelurahan/ Desa Jumlah Bidan


1 Kelurahan Sungai Piring 30
2 Desa Sialang Jaya 1
3 Desa Gemilang 2
4 Desa Tasik Raya 1
5 Desa Sungai Dusun 1
6 Desa Sungai Luar 4
7 Desa Simpang Jaya 2
8 Desa Sungai Rawa 1
9 Desa Tanjung Siantar 2
10 Desa Sungai Junjangan 2
11 Desa Sungai Raya 1
12 Desa Kuala Sebatu 1
13 Desa Pasir Emas 2
Jumlah 50
Sumber : Profil UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2019
4. Sarana pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Sungai Piring yang
menunjang upaya pencegahan anemia pada ibu hamil seperti HB Sahli
sudah ada disetiap desa sedangkan di Puskesmas induk menggunakan alat
Hematology Anallyzer.
57

Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana Kesehatan
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring

No Jenis Sarana/Prasarana Jumlah


1 Sarana Kesehatan
a. Puskesmas Pembantu 10
b. Poskesdes 6
c. Posyandu Balita 30
d. Puskesmas keliling (Ambulance) 1
e. Apotik 1
Sarana Penunjang
a. Hematology analyzer 1
b. HB Sahli 12
Profil UPT Puskesmas Sungai Piring tahun 2019

B. Analisis Univariat
Analisa univariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu pengetahuan, status
gizi, dukungan suami, sosial budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, paritas,
npjarak kelahiran, status ekonomi, standar kuantitas ANC, pendidikan dan
umur.
58

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel Dependen dan Variabel Independen
Anemia pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
Piring Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel Dependen Frekuensi (n=172) Persen (%)


Anemia pada kehamilan
Anemia (≤ 11 g/dL) 123 71,5
Tidak anemia (> 11 g/dL) 49 28,5
Variabel Independen Frekuensi Presen (%)
Pengetahuan
Kurang (jika skor ≤ 50%) 81 47,1
Baik (jika skor > 50%) 91 52,9
Status gizi
Berisiko (KEK lila ≤23,5cm) 28 16,3
Tidak berisiko (KEK lila > 23,5cm) 144 83,7
Dukungan suami
Tidak mendukung bila total skor < 4 82 47,7
Mendukung bila total skor ≥ 4 90 52,3
Sosial budaya
Tidak mendukung bila total skor < 4 80 46, 5
Mendukung bila total skor ≥ 4 92 53,5
Kepatuhan mengkonsumsi TTD
Tidak patuh (tidak sesuai dengan usia/trimester 73 42,4
kehamilan, TM 2 < 60 tablet TM 3 < 90 tablet)
Patuh (sesusi dengan usia /trimester TM 2 ≥ 60 tablet 99 57,6
TM 3 ≥ 90 tablet)
Paritas
Berisiko (> 4 orang) 1 0,6
Tidak berisiko (≤ 4 orang) 171 99,4
Jarak kelahiran
Berisiko (< 2 tahun) 3 1,7
Tidak berisiko (≥ 2 tahun) 169 98,3
Status ekonomi
Rendah bila penghasilan perkapita < Rp 340.000 85 49,4
Tinggi bila penghasilan perkapita ≥ Rp 340.000 87 50,6
Standar kuantitas ANC
Tidak sesuai standar (kunjungan ANC tidak sesuai 84 48,8
dengan usia/trimester kehamilan TM2 < 2 kali TM 3
< 4 kali
Sesuai standar (kunjungan ANC tidak sesuai dengan 88 51,2
usia/trimester kehamilan TM2 ≥ 2 kali TM 3 ≥ 4 kali
Pendidikan
Rendah (SD/SMP) 83 48,3
Tinggi SMU/perguruan tinggi) 89 51,7
Umur
Berisiko (< 20 th dan > 35 tahun 66 38,4
Tidak berisiko (20 sampai 35 tahun) 106 61,6

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Hasil analisis univariat pada


variabel dependen yaitu anemia pada kehamilan di wilayah kerja UPT
59

Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020


menunjukkan bahwa 71,5% ibu hamil mengalami anemia.
Analisis univariat pada variabel independen menunjukkan bahwa ibu
hamil dengan pengetahuan kurang 47,1%, ibu hamil dengan status gizi
berisiko (KEK) 16,3%, ibu hamil dengan tidak ada dukungan suami 47,7%,
ibu hamil dengan sosial budaya tidak mendukung 46,5%, ibu hamil dengan
tidak patuh mengkonsumsi TTD 42,4%, ibu hamil dengan paritas berisiko
0,6%, ibu hamil dengan jarak kelahiran berisiko 1,7%, ibu hamil dengan status
ekonomi rendah 49,4%, ibu hamil dengan kualitas ANC yang tidak sesuai
standar 48,8%, ibu hamil dengan pendidikan rendah 48,3% dan ibu hamil
dengan umur berisiko 38,4%.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pertanyaan
Kuesioner Dalam Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020

No Pertanyaan Benar Salah


n % n %
1 Anemia adalah 137 79,7 35 20,3
2 Penyebab anemia 85 49,4 87 50,6
3 Tanda-tanda ibu hamil menderita 79 45,9 93 54,1
anemia
4 Cara pencegahan anemia 60 34,9 112 65,1
5 Apa saja sumber makanan yang dapat 124 72,1 48 27,9
mencegah anemia
6 Tablet tambah darah adalah 81 47,1 91 52,9
7 Manfaat TTD bagi ibu hamil 95 55,2 77 44,8
8 Dengan apa sebaiknya TTD 113 65,7 59 34,3
dikonsumsi untuk meningkatkan
penyerapan zat besi
9 Yang harus dihindari saat 87 50,6 85 49,4
mengkonsumsi TTD
10 Berapa tablet minimal minum TTD 106 61,6 66 38,4
selama hamil

Dapat dilihat persentasi tertinggi dari pertanyaan pengetahuan yang tidak


bisa dijawab benaroleh responden adalah pertanyaan, ibu hamil tidak
mengetahui cara pencegahan anemia dalam kehamilannya 65,1% selanjutnya
tidak mengetahui apa saja tanda-tanda anemia pada kehamilan 54,1% dan ibu
tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan tablet tambah darah 52,9%.
60

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Ibu Berdasarkan Pertanyaan
Kuesioner Dalam Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020

No Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
1 Ibu memiliki pantang makan selama 43 25 129 75
hamil ini (sayur berwarna hijau, ikan,
daging)
2 Ada mitos dikeluarga jika makan 91 52,9 81 47,1
TTD anak yang dikandung akan besar
3 Dengan mengkonsumsi TTD ibu akan 135 78,5 37 21,5
darah tinggi (hipertensi)
4 Ibu minum TTD dengan air teh 115 66,9 57 33,1
5 Ibu mencuci sayuran setelah 118 68,6 54 31,4
dipotong-potong terlebih dahulu
6 Ibu mencuci sayuran dengan cara 78 45,3 94 54,7
direndam dan tidak menggunakan air
mengalir
7 Saat merebus sayuran ibu menutup 106 61,6 66 38,4
tutup panci
8 Ibu merebus sayuran sampai sayur 95 55,2 77 44,8
berubah warna

Dapat dilihat persentasi tertinggi dari pertanyaan dalam kuesioner sosial


budaya adalah mengkonsumsi TTD ibu akan darah tinggi (hipertensi) 78,5%,
kebiasaan responden mencuci sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
69,9% dan minum TTD dengan air teh 66,9%.
61

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Berdasarkan Pertanyaan
Kuesioner Dalam Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020

No Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
1 Suami selalu mengantar saya ke 152 88,4 20 11,6
Puskesmas/Pustu untuk memeriksakan
kehamilan
2 Suami ikut masuk keruangan 90 52,3 82 47,7
pemeriksaan saat saya melakukan
pemeriksaan kehamilan
3 Suami selalu bertanya kepada petugas 46 26,7 126 73,3
kesehatan tentang hasil pemeriksaan
kehamilan saya
4 Suami biasanya bertanya kepada petugas 63 36,6 109 63,4
kesehatan tentang manfaat dan efek
samping TTD bagi ibu hamil
5 Suami selalu mengingatkan saya untuk 55 32 117 68
mengkonsumsi TTD sesuai jadwal yang
dianjurkan oleh petugas kesehatan
6 Jika suami sedang keluar kota/kerja 115 66,9 57 33,1
diluar kota, suami selalu mengingatkan
saya untuk minum TTD melalui
telepon/WA
7 Suami selalu mengingatkan saya untuk 70 40,7 102 59,3
selalu mengkonsumsi sayuran
hijau/buah/ikan/daging

Dapat dilihat persentasi tertinggi dari pertanyaan dalam kuesioner


dukungan suamiyang dijawab tidak oleh responden adalah, suami bertanya
kepetugas hasil pemeriksaan kehamilan ibu 73,3%, selanjutnya suami selalu
mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi TTD sesuai jadwal 68%, dan suami
menanyakan kepetugas manfaat dan efek samping TTD bagi ibu hamil 63,4%.
62

Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Mengkonsumsi TTD Berdasarkan
Pertanyaan Kuesioner Dalam Anemia Pada Kehamilan di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020
No Pertanyaan Benar Salah
n % n %
1 Ibu mengkonsumsi tablet tambah darah 138 80,2 34 19,8
2 Dimana ibu mendapatkan tablet tambah 117 68 55 32
darah
3 Sudah berapa butir ibu mengkonsumsi 81 47,1 91 52,9
TTD (< 90 tablet, ≥ 90 tablet, 30 tablet)
4 Apakah ibu rutin mengkonsumsi TTD 113 65,7 59 34,3

Dapat dilihat persentasi tertinggi pertanyaan dalam kuesioner kepatuhan


mengkonsumsi TTDyang dijawab salah oleh responden adalah, sudah berapa
banyak ibu mengkonsumsi TTD (< 90 tablet) 53% dan apakah ibu rutin
mengkonsumsi TTD 34,3%.

C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui signifikan hubungan antara
dua variabel yaitu variabel independen;pengetahuan, status gizi, dukungan
suami, sosial budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, paritas, jarak kelahiran,
status ekonomi, standar kuantitas ANC, pendidikan dan umur dengan variabel
dependen yaitu anemia pada kehamilan.
63

Tabel 4.10
Hubungan Variabel Independen dengan Anemia pada Kehamilan di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020

Variabel Anemia pada Kehamilan


Anemia Tidak Anemia total P POR (95%
Value CI)
n(%) n(%) n(%)
Pengetahuan
Kurang 71 (87,7) 10 (12,3) 81 (100) 0,000 5,325(2,438-
11,633)
Baik 52 (57,1) 39 (42,9) 91 (100)
Status gizi
Berisiko 15 (53,6) 13 (46,4) 28 (100) 0,022 0,385 (0,167-
0,885)
Tidak berisiko 108 (75,0) 36 (25,0) 144 (100)
Dukungan suami
Tidak mendukung 75 (91,5) 7 (8,5) 82 (100) 0,000 9,375
(3,895-
22,565)
Mendukung 48 (53,3) 42 (46,7) 90 (100)
Sosial budaya
Tidak mendukung 76 (90,0) 4 (5,0) 80 (100) 0,000 18,191 (6,145-
53,856)
Mendukung 47 (51,1) 45 (48,9) 92 (100)
Kepatuhan
mengkonsumsi
TTD
Tidak patuh 63 (86,3) 10 (13,7) 73 (100) 0,000 4,095 (1,878-
8,929)
Patuh 60 (60,6) 39 (39,4) 99 (100)
Paritas
Berisiko (> 4 0 (0) 1 (100) 1 (100) 0,112 3,563 (2,803-
orang) 4,529)
Tidak berisiko (≤ 4 123 (71,9) 48 (28,1) 171 (100)
orang)
Jarak kelahiran
Berisiko (< 2 2 (66,7) 1 (33,3) 3 (100,0) 0,851 0,793 (0,070-
tahun) 8,955)
Tidak berisiko (≥ 2 121 (71,6) 48 (28,4) 169 (100)
tahun)
Status ekonomi
Rendah 71 (83,5) 14 (16,5) 85 (100) 0,001 3,413 (1,669-
6,982)
Tinggi 52 (59,8) 35 (40,2) 87 (100)
Standar kuantitas
64

ANC
Tidak sesuai 75 (89,3) 9 (10,7) 84 (100) 0,000 6,944 (3,093-
standar 15,591)
Sesuai standar 48 (54,5) 40 (45,5) 88 (100)
Pendidikan
Rendah 71 (85,5) 12 (14,5) 83 (100) 0,000 4,210 (2,003-
Tinggi 52 (58,4) 37 (41,6) 89 (100) 8,850)

Umur
Berisiko 60 (90,9) 6 (9,1) 66 (100) 0,000 6,825 (2,708-
Tinggi 63 (59,4) 43 (40,6) 106 (100) 17,203)

Berdasarkan tabel diatas dengan jumlah responden 172 orang diketahui


dari 11 variabel terdapat 9 variabel independen yang berhubungan signifikan
(<0,05) dengan anemia pada kehamilan, yaitu :
1. Ibu hamil dengan pengetahuan kurang berisiko 5 kali untuk anemia pada
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang berpengetahuan baik di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 2,438-11,633).
2. Ibu hamil dengan status gizi (lila ≤ 23,5 cm) lebih berisiko 0,3 kali
untuk anemia pada kehamilan dibandingkan ibu hamil dengan status gizi
(lila > 23,5 cm) di Wilayah KerjaKerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 0,167-
0,885).
3. Ibu hamil dengan suami yang tidak mendukung berisiko 9 kali untuk
anemia pada kehamilan dibandingkan ibu hamil dengan suami yang
mendukung di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 3,895-22,565).
4. Ibu hamil dengan sosial budaya yang tidak mendukung berisiko 18 kali
untuk anemia pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang
sosial budaya mendukung di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
Piring Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020dengan (CI 95%: POR=
6,145-53,856).
5. Ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi TTD berisiko 4 kali untuk
anemia pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh
mengkonsumsi TTD di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
65

Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 1,878-
8,929).
6. Ibu hamil dengan status ekonomi rendah berisiko 3 kali untuk anemia
pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang status ekonomi
tinggi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 1,669-6,982).
7. Ibu hamil dengan standar kuantitas ANC < 4 kali berisiko 7 kali untuk
anemia pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang standar
kuantitas ANC ≥ 4 kali di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 3,093-
15,591).
8. Ibu hamil dengan pendidikan rendah berisiko 4 kali untuk anemia pada
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang pendidikan tinggi di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir
tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 2,003-8,850).
9. Ibu hamil dengan umur < 20 tahun dan > 35 tahun berisiko 7 kali untuk
anemia pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang berumur
20 sampai 35 tahun di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2020 dengan (CI 95%: POR= 2,708-
17,203).

D. Analisis Multivariat
Analisa multivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan yang paling
dominan antara variabel independen dan variabel dependen. Tahap awal
analisa multivariat adalah penentuan variabel independen potensial (variabel
kandidat multivariat) yang akan masuk dalam analisa multivariat yaitu
variabel dari analisis bivariat yang mempunyai pvalue ≤ 0,25 (mitra, 2015).
Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistic.
1. Seleksi Bivariat
Seleksi bivariat dilakukan pada masing-masing variabel independen
dengan variabel dependen. Seleksi bivariat bertujuan untuk mengetahui
variabel mana yang dapat menjadi kandidat pemodelan multivariat.
66

Variabel independen yang terdapat menjadi kandidat pemodelan


multivariat adalah variabel yang mempunyai p-value < 0.25. Apabila p-
value > 0.25 secara substansi variabel tersebut merupakan variabel yang
sangat penting

Tabel 4.11
Hasil Seleksi Bivariat Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Anemia Pada Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
Piring Tahun 2020
Variabel Independen dan Variabel P Keterangan
counfounding value
Pengetahuan <0,001 Kandidat
Status gizi 0,027 Kandidat
Dukungan suami <0,001 Kandidat
Sosial budaya <0,001 Kandidat
Kepatuhan mengkonsumsi TTD <0,001 Kandidat
Paritas 0,112 Kandidat
Jarak kelahiran 0,853 Tidak kandidat
Status ekonomi <0,001 Kandidat
Standar kuantitas ANC <0,001 Kandidat
Pendidikan <0,001 Kandidat
Umur <0,001 Kandidat

Hasil seleksi bivariat menunjukkan bahwa dari 11 variabel yang telah


diseleksi didapatkan 10 variabel yang akan dimasukan ke dalam analisis
multivariat yaitu variabel pengetahuan, status gizi, dukungan suami, sosial
budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, paritas, status ekonomi, standar
kuantitas ANC, pendidikan dan umur.
2. Pemodelan Multivariat 1

Kandidat Pemodelan 1 faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia


pada kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2020 :
Tabel 4.12
Pemodelan Multivariat I
67

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada


Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P Value POR 95% CI. For EXP (B)


Lower Upper
Pengetahuan 0,215 0,183 0,012 2,686
Status gizi 0,611 1,353 0,422 4,338
Dukungan suami 0,140 3,029 0,694 13,213
Sosial budaya 0,000 29,856 5,896 151,179
Kepatuhan 0,008 0,055 0,007 0,464
mengkonsumsi TTD
Paritas 0,999 0,000 0,000
Status ekonomi 0,010 3,572 1,351 9,444
Standar kuantitas ANC 0,003 99,480 4,767 2076,003
Pendidikan 0,523 0,573 0,104 3,160
Umur 0,168 2,551 0,674 9,651

Dari hasil analisis multivariat terlihat pada Tabel diatas ada 6variabel
yang p value>0,05 yaitu paritas, status gizi, pendidikan, pengetahuan,
umur dan dukungan suami. Variabel paritas mempunyai p value terbesar
(0,999) sehingga pemodelan selanjutnya dikeluarkan dari model.
3. Pemodelan Multivariat 2
Mengeluarkan Variabel terbesar yaitu paritas.

Tabel 4.13
Pemodelan Multivariat 2
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P Value POR 95% CI. For EXP (B)


Lower Upper
Pengetahuan 0,251 0,224 0,017 2,887
Status gizi 0,688 1,257 0,412 3,837
Dukungan suami 0,222 2,324 0,600 9,000
Sosial budaya 0,000 15,613 3,979 61,259
Kepatuhan 0,042 0,160 0,027 0,938
mengkonsumsi TTD
Status ekonomi 0,018 3,028 1,211 7,574
Standar kuantitas ANC 0,009 37,494 2,437 576,830
Pendidikan 0,544 0,602 0,117 3,100
Umur 0,219 2,163 0,631 7,407

Perubahan POR dari adanya paritas dan tidak ada paritas terlihat
seperti Tabel dibawah ini :

Tabel 4.14
68

Perubahan Nilai POR Setelah Analisis Multivariate

POR Paritas POR Paritas Perubahan


Variabel
Ada Tidak Ada POR (%)
Pengetahuan 0,183 0,224 -22,55
Status Gizi 1,353 1,257 7,07
Dkgn Suami 3,029 2,324 23,26
Sosial Budaya 29,856 15,613 47,7
Kepatuhan 0,055 0,160 1190,33
Mengkonsumsi TTD
Paritas 0,000
Status Ekonomi 3,572 3,028 15,23
Standar Kualitas ANC 99,480 37,494 62,31
Pendidikan 0,573 0,602 -5,13
Umur 2,551 2,163 15,21

Setelah variabel paritas dikeluarkan akan terjadi perubahan POR > 10


% pada variabel pengetahua, dukungan suami, sosial budaya, kepatuhan
mengkonsumsi TTD, status ekonomi, standar kuantitas ANC, umur
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel paritas adalah variabel
counfonding terhadap pengetahua, dukungan suami, sosial budaya,
kepatuhan mengkonsumsi TTD, status ekonomi, standar kuantitas ANC,
umur sehingga untuk analisis berikutnya variabel paritas dimasukkan
kembali kedalam pemodelan multivariat. Selanjutnya variabel yang p
value nya yang terbesar adalah status gizi.
4. Pemodelan Multivariat 3

Tabel 4.15
Pemodelan Multivariat 3
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P Value POR 95% CI. For EXP (B)


Lower Upper
Pengetahuan 0,219 0,184 0,012 2.275
Dkgn Suami 0,154 2,893 0,671 12,485
Sosial Budaya 0,000 29,146 5,815 146,084
Kepatuhan 0,008 0,056 0,007 0,474
Mengkonsumsi TTD
Status ekonomi 0,011 3,346 1,135 8,519
Standar Kualitas ANC 0,003 98,753 4,461 2029,407
Pendidikan 0,473 0,535 0,097 2,953
Umur 0,151 2,625 0,702 9,816
Paritas 0,999 0,000 0,000
69

Perubahan POR dari adanya status gizi dan tidak ada status gizi terlihat
seperti Tabel dibawah ini :

Tabel 4.16
Perubahan Nilai POR Setelah Analisis Multivariate
POR Status POR Status
Perubahan
Variabel Gizi Gizi Tidak
POR (%)
Ada Ada
Pengetahuan 0,183 0,184 -0,84
Status Gizi 1,353 - -
Dkgn Suami 3,029 2,893 4,47
Sosial Budaya 29,856 29,146 2,38
Kepatuhan 0,055 0,056 -0,28
Mengkonsumsi TTD
Status Ekonomi 3,572 3,346 6,32
Standar Kualitas ANC 99,480 98,753 0,73
Pendidikan 0,573 0,535 6,55
Umur 2,551 2,625 -2,93
Paritas 0,000 0,000 -6,05
Mengeluarkan variabel terbesar yaitu status gizi dan memasukkan
kembali variabel paritas. Hasil yang diperoleh dengan melakukan analisa
multivariat model 3 dengan mengeluarkan status gizi maka tidak terjadi
perubahan POR > 10%, jadi status gizi bukan merupakan variabel
confounding. Dengan demikian variabel tersebut dikeluarkan dari model.
Selanjutnya variabel yang p value nya terbesar adalah pendidikan sehingga
dikeluarkan dari model.

5. Pemodelan Multivariat 4

Tabel 4.17
Pemodelan Multivariat 4
70

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada


Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P Value POR 95% CI. For EXP (B)


Lower Upper
Pengetahuan 0,117 0,127 0,010 1,679
Dkgn Suami 0,163 2,822 0,658 12,109
Sosial Budaya 0,000 29,109 5,820 145,582
Kepatuhan 0,009 0,060 0,007 0,497
Mengkonsumsi TTD
Status ekonomi 0,012 3,267 1,292 8,263
Standar Kualitas ANC 0,004 80,763 3,967 1644,105
Umur 0,156 2,571 0,697 9,474
Paritas 0,999 0,000 0,000

Perubahan POR dari adanya pendidikan dan tidak ada pendidikan


terlihat seperti Tabel dibawah ini :

Tabel 4.18
Perubahan Nilai POR Setelah Analisis Multivariate

POR POR
Perubahan
Variabel Pendidikan Pendidikan
POR (%)
Ada Tidak Ada
Pengetahuan 0,184 0,127 30,86
Dkgn Suami 2,893 2,822 2,46
Sosial Budaya 29,146 29,109 0,13
Kepatuhan 0,056 0,060 -6,97
Mengkonsumsi TTD
Status Ekonomi 3,346 3,267 2,35
Standar Kualitas ANC 98,753 80,763 18,22
Pendidikan 0,535
Umur 2,625 2,571 2,074
Paritas 0,000 0,000 -5,42
Mengeluarkan variabel terbesar yaitu pendidikan, setelah variabel
pendidikan dikeluarkan maka akan terjadi perubahan POR > 10%, untuk
variabel pengetahuan, standar kuantitas ANC, sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel pendidikan merupakan variabel confounding terhadap
variabel pengetahuan, standar kuantitas ANC. Sehingga untuk analisa
berikutnya variabel pendidikan dimasukkan kembali kedalam pemodelan
multivariat. Selanjutnya variabel yang p value nya terbesar adalah
pengetahuan.

6. Pemodelan Multivariat 5
71

Tabel 4.19
Pemodelan Multivariat 5
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P Value POR 95% CI. For EXP (B)


Lower Upper
Dkgn Suami 0,161 2,803 0,663 11,855
Sosial Budaya 0,000 24,005 5,115 112,651
Kepatuhan 0,010 0,068 0,009 0,533
Mengkonsumsi TTD
Status ekonomi 0,014 3,226 1,274 8,170
Standar Kualitas ANC 0,003 30,935 3,249 284,338
Umur 0,170 2,525 0,673 9,478
Paritas 0,999 0,000 0,000
Pendidikan 0,195 0,347 0,070 1,722

Perubahan POR dari adanya pengetahuan dan tidak ada


pengetahuanterlihat seperti Tabel dibawah ini :

Tabel 4.20
Perubahan Nilai POR Setelah Analisis Multivariate

POR POR
Perubahan
Variabel Pengetahuan Pengetahuan
POR (%)
Ada Tidak Ada
Pengetahuan 0,184
Dkgn Suami 2,893 2,803 3,11
Sosial Budaya 29,146 24,005 17,64
Kepatuhan 0,056 0,068 -21,43
Mengkonsumsi TTD
Status Ekonomi 3,346 3,226 3,59
Standar Kualitas ANC 98,753 30,395 69,22
Umur 2,625 2,525 3,81
Paritas 0,000 0,000 -20,51
Pendidikan 0,535 0,347 35,14

Mengeluarkan variabel terbesar yaitu pengetahuan dengan melakukan


analisis multivariat model 5 dengan mengeluarkan variabel pengetahuan
maka akan terjadi perubahan POR > 10%, untuk variabel sosial budaya,
standar kuantitas ANC, kepatuhan mengkonsumsi TTD, paritas dan
pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pengetahuan
merupakan variabel confounding terhadap variabel sosial budaya, standar
kuantitas ANC, kepatuhan mengkonsumsi TTD, paritas dan pendidikan.
Sehingga untuk analisa berikutnya variabel pengetahuan dimasukkan
72

kembali kedalam pemodelan multivariat. Selanjutnya variabel yang p


value nya terbesar adalah dukungan suami.

7. Pemodelan Multivariat 6

Tabel 4.21
Pemodelan Multivariat 6
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P Value POR 95% CI. For EXP (B)


Lower Upper
Sosial Budaya 0,000 34,293 6,929 169,732
Kepatuhan 0,018 0,092 0,013 0,659
Mengkonsumsi TTD
Status ekonomi 0,010 3,383 1,342 8,525
Standar Kualitas ANC 0,004 86,076 4,174 1775,210
Umur 0,020 4,007 1,244 12,909
Paritas 0,999 0,000 0,000
Pendidikan 0,510 0,577 0,112 2,967
Pengetahuan 0,225 0,199 0,015 2,696

Perubahan POR dari adanya dukungan suami dan tidak ada dukungan
suami terlihat seperti Tabel dibawah ini :

Tabel 4.22
Perubahan Nilai POR Setelah Analisis Multivariate

POR Dkgn POR Dkgn


Perubahan
Variabel Suami Suami Tidak
POR (%)
Ada Ada
Dkgn Suami 2,893
Sosial Budaya 29,146 34,293 -17,66
Kepatuhan 0,056 0,092 -64,29
Mengkonsumsi TTD
73

Status Ekonomi 3,346 3,383 -1,11


Standar Kualitas ANC 98,753 88,076 12,84
Umur 2,625 4,007 -52,65
Paritas 0,000 0,000 -54,33
Pendidikan 0,535 0,577 -7,85
Pengetahuan 0,184 0,199 -8,15

Mengeluarkan variabel terbesar yaitu dukungan suami. Setelah


variabel dukungan suami dikeluarkan maka terjadi perubahan POR > 10%,
untuk variabel sosial budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, standar
kualitas ANC, umur, paritas, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
dukungan suami merupakan variabel confounding terhadap variabel sosial
budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, standar kualitas ANC, umur,
paritas. Sehingga untuk analisa berikutnya variabel dukungan suami
dimasukkan kembali kedalam pemodelan multivariat. Selanjutnya variabel
yang p value nya terbesar adalah umur.
8. Pemodelan Multivariat 7

Tabel 4.23
Pemodelan Multivariat 7
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P value POR 95% CI. For EXP (B)


Lower Upper
Sosial Budaya 0,000 27,677 5,730 133,690
Kepatuhan Mengkonsumsi 0,004 0,046 0,006 0,382
TTD
Status ekonomi 0,006 3,620 1,442 9,088
Standar Kualitas ANC 0,003 98,165 4,677 2064,872
Paritas 0,999 0,000 0,000
Pendidikan 0,493 0,542 0,094 3,122
Pengetahuan 0,244 0,197 0,013 3,018
Dkgn Suami 0,020 4,766 1,284 17,688

Perubahan POR dari adanya umur dan tidak ada umur terlihat seperti
Tabel dibawah ini :

Tabel 4.24
Perubahan Nilai POR Setelah Analisis Multivariate
POR Umur POR Umur Perubahan
Variabel
Ada Tidak Ada POR (%)
Sosial Budaya 29,146 27,677 5,04
Kepatuhan 0,056 0,046 17,09
74

Mengkonsumsi TTD
Status Ekonomi 3,346 3,620 -8,19
Standar Kualitas ANC 98,753 98,165 0,6
Umur 2,625
Paritas 0,000 0,000 -32,58
Pendidikan 0,535 0,542 -1,30
Pengetahuan 0,184 0,197 -7,32
Dkgn Suami 2,893 4,766 -64,76

Mengeluarkan variabel terbesar yaitu variabel umur. Dengan analisis


multivariat model 7 dengan mengeluarkan variabel umur maka terjadi
perubahan POR > 10%, pada variabel kepatuhan mengkonsumsi TTD,
paritas dan dukungan suami sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
umur merupakan variabel confounding terhadap variabel kepatuhan
mengkonsumsi TTD, paritas dan dukungan suami. Sehingga untuk analisa
berikutnya variabel umur dimasukkan kembali kedalam pemodelan
multivariat.

9. Variabel Interaksi
Tabel 4.25

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada


Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P POR 95% CI. For EXP (B)


value Lower Upper
Sosial Budaya 0,000 24,549 4,585 131,420
Kepatuhan 0,024 0,013 0,000 0,567
mengkonsumsi TTD
Status ekonomi 0,016 3,191 1,247 8,167
Standar kuantitas ANC 0,004 90,851 4,395 1878,103
Paritas 0,999 0,000 0,000
Pendidikan 0,402 0,485 0,089 2,635
Pengetahuan 0,245 0,210 0,015 2,922
Dukungan suami 0,152 2,913 0,674 12,597
Umur 0,236 2,255 0,588 8,650
Kepatuhan 0,342 1,433 0,683 3,008
mengkonsumsi TTD by
Sosial Budaya

Nilai p value pada variabel yang diinteraksikan > 0,05 yaitu 0,342,
artinya tidak ada interaksi antara kepatuhan mengkonsumsi TTD dengan
sosial budaya.
75

10 Pemodelan Multivariat 9

Tabel 4.26
Pemodelan Multivariat 9 (Akhir)
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada
Kehamilan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020

Variabel P POR 95% CI. For EXP (B)


value Lower Upper
Sosial Budaya 0,000 29,146 5,815 146,084
Kepatuhan 0,008 0,056 0,007 0,474
Mengkonsumsi TTD
Status ekonomi 0,011 3,346 1,315 8,519
Standar Kuntitas ANC 0,003 98,753 4,661 2092,407
Paritas 0,999 0,000 0,000
Pendidikan 0,473 0,535 0,097 2,953
Pengetahuan 0,219 0,184 0,012 2,725
Dkgn Suami 0,154 2,893 0,671 12,485
Umur 0,151 2,625 0,702 9,816
Omnibus test of model Nagelkerke R Square =
coeffsient = 0,000 0,568

Pada pemodelan akhir didapatkan 4 variabel yang memiliki p


value<0,05 dari 9 variabel yang digunakan pada uji multivariat.Dari hasil
multivariat didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Variabel yang berhubungan signifikan
1) Standar kuantitas ANC
76

Ibu hamil dengan standar kuantitas ANC yang tidak sesuai standar
lebih berisiko 98 kali untuk anemia pada kehamilan dibandingkan
dengan ibu hamil yang kuantitas ANCnya sesuai(POR = 98,753, CI
95% : 4,661-2092,407)
2) Sosial budaya
Sosial budaya ibu hamil yang tidak mendukung akan berisiko 29 kali
untuk anemia pada kehamilan dibandingkan ibu hamil dengan sosial
budaya yang mendukung dengan nilai (POR = 29,146, CI 95%: 5815-
146,084)

3) Status ekonomi
Ibu hamil dengan status ekonomi rendah lebih beresiko 3 kali untuk
anemia pada kehamilan dibandingkan ibu hamil dengan status
ekonomi tinggi dengan nilai (POR = 3,346, CI 95%: 1,315-8,519)
4) Kepatuhan mengkonsumsi TTD
Ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi TTD akan beresiko
0,05kali untuk anemia dalam kehamilan dibandingkan ibu hamil yang
patuh mengkonsumsi TTD dengan nilai (POR = 0,056, CI 95%:
0,007-0,474)
b. Variabel counfonding
1). Paritas
Paritas merupakan variabel counfonding terhadappengetahuan,
dukungan suami, sosial budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD,
status ekonomi, standar kuantitas ANC dan umur.
2). Pendidikan
Pendidikan merupakan variabel confounding terhadap variabel
pengetahuan dan standar kuantitas ANC.
3). Pengetahuan
77

Pengetahuan merupakan variabel confounding terhadap variabel


sosial budaya, standar kuantitas ANC, kepatuhan mengkonsumsi
TTD, paritas dan pendidikan.
4). Dukungan suami
Dukungan suami merupakan variabel confounding terhadap variabel
sosial budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, standar kualitas
ANC, umur dan paritas.
5). Umur
Umur merupakan variabel confounding terhadap variabel kepatuhan
mengkonsumsi TTD, paritas dan dukungan suami.

c. Variabel interaksi
Nilai p value pada variabel yang diinteraksikan > 0,05 yaitu 0,342,
artinya tidak ada interaksi antara kepatuhan mengkonsumsi TTD dengan
sosial budaya.

d. Variabel yang tidak berhubungan signifikan


Status gizi adalah variabel yang tidak berhubungan secara signifikan
dengan anemia pada kehamilan.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Kualitas dan Akurasi Data

1. Validitas dan Reabilitas intrumen


Data ini sudah dilakukan uji validitas sertauji reabilitas dan hasilnya
kuesioner yang didapat sudah valid dan reabel.
2. Akurasi data
Untuk menilai akurasi data berdasarkan validitas internal dan validitas
eksternal.
a. Validitas Internal
Validitas internal adalah validitas data dalam sampel (bagian dari
populasi) yang diteliti, atau dalam populasi yang seluruhnya diteliti.
Validitas internal terdiri dari random error dan systematic error yang
terdiri dari :
1) Kesalahan random (Random Error)
Kesalahan random/kesalahan sampling terdiri dari alfa error dan
beta error, dalam penelitian sudah ditetapkan α error = 5% dan β
error = 95% sehingga didapatkan besar sampel minimal 172 orang.
2) Kesalahan Sistematis/Bias
Kesalahan sistematis disebut bias yang terdiri dari bias seleksi, bias
informasi dan confounding bias/bias pengacau (Lapau, 2015).
a) Bias Seleksi.
Bias seleksi dapat terjadi ketika menggunakan kriteria yang
berbeda dalam prosedur seleksi subjek, sehingga sering sekali
terjadi bias sehingga bias seleksi tidak dapat dihindari. Bias
seleksi dalam penelitian ini dapat dihindari karena semua ibu
hamil trimester 2 dan 3 dijadikan sampel pada penelitian.
Sampel dalam penelitian ini sudah jelas terdata di buku
registrasi ibu hamilyang ada di tempat pelayanan kesehatan
(Pustu dan Puskesmas) di wilayah kerja UPT Puskesmas
Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir.

78
79

b) Bias Informasi.
Bias informasi terjadi karena kesalahan pengukuran atau
kesalahan dalam mengklasifikasi subjek penelitian. Kesalahan
pengukuran dapat terjadi pada kesalahan pengambilan data
yang tidak akurat, karna data yang tidak lengkap atau hilang.
Dalam hal ini peneliti juga dibantu oleh rekan-rekan bidan
didesa dalam pengumpulan data.Dalam penelitian ini bias
informasi juga tidak dapat dihindari tetapi dapat dikurangi.Bias
informasi dalam penelitian ini terdapat padahasil pemeriksaan
HB menggunakan metode Sahli yang mana hasil didapatkan
dari membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan
visual standar warna pada alat hemoglobinometer, sehingga
pembacaan secara visual ini kurang teliti.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan dengan
menggunakan HB sahli seperti; pemeriksaannya subyektif
artinya tergantung keterampilan petugas yang mengerjakan,
faktor cahaya (bila ruangan kurang terang), mata yang
membaca, perbandingan HCL dengan darah dan aquades bila
tidak seimbang.Alat yang paling standar untuk pemeriksaanHB
adalah Hematology Anallyzer (Bakta, 2012).
c) Confounding Bias
Confounding Bias atau bias pengacau dapat terjadi jika dalam
suatu analisis terdapat variabel confounding. Variabel
confounding adalah variabel independen yang berhubungan
dengan variabel dependen, namun juga berhubungan dengan
faktor risiko lainnya. Confounding Bias dapat diatasi dengan
analisis multivariat.
Pada penelitian multivariat ini terdapat variabel yang
confounding yaitu pengetahuan, dukungan suami, paritas,
pendidikan dan umur.
80

b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal dari suatu penelitian adalah bila sampel penelitian
diambil dari populasi dengan total sampling, dengan demikian hasil
penelitian bisa digeneralisasikan kepada penelitian. Penelitian ini
menggunakancross sectional. Pada penelitian ini sampel diambil dari
data buku registrasi ibu hamil di pelayanan kesehatan (Pustu dan
Puskesmas) di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai PiringKabupaten
Indragiri Hilir,dalam penelitian ini tidak ada responden yang menolak
untuk jadi responden sehingga sesuai dengan rencana penelitian dengan
jumlah sampel 172 orang.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

28,5%

71,5%

Anemia Tidak Anemia

Gambar 5.1
Kejadian Anemia Pada Kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir 2020
Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir 2020

Dari 71,5% ibu hamil anemia keseluruhannya adalah dengan anemia


ringan, tidak dijumpai ibu hamil dengan anemia berat. Ibu hamil trimester II
yang anemia 45,5% sedangkan trimester III 54,5%. Hasil penelitian anemia
pada kehamilan yang dilakukan di UPT Puskesmas Sungai Piring lebih tinggi
dari laporan Dinas kesehatan Kabupaten, yaitu 64,4% dan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan penelitian Elvanita (2018) dimana proporsi ibu hamil
yang anemia sebanyak 55,9%.Anemia pada kehamilansebagian besar
81

disebabkan oleh kekurangan besi (anemia defisiensi besi) karena kurangnya


masukan unsur besi dalam makanan gangguan reabsorbsi, terlalu banyak besi
keluar dari badan (Astutik and Ertiana, 2018).
1. Variabel yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan.
Dari hasil analisis bivariat variabel independen yang berhubungan
dengan anemia pada kehamilan adalah, pengetahuan, dukungan suami,
sosial budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, status ekonomi, standar
kuantitas ANC, pendidikan dan umur. Sedangkan dari hasil analisis
multivariat menunjukkan variabel independen yang berhubungan signifikan
denagn anemia pada kehamilan adalah, sosial budaya, kepatuhan
mengkonsumsi TTD, status ekonomi dan standar kuantitas ANC.
a. Standar Kuantitas ANC
Hasil multivariat standar kuantitas ANC yang sesuai berhubungan
secara signifikan dengan anemia pada kehamilan, ibu hamil dengan
kuantitas ANC yang tidak sesuai standar berisiko 99 kali untuk anemia
pada kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil dengan kuantitas ANC
yang sesuai standar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
(Pasmawati, 2019), Ibu hamil trimester II dan III dengan ANC tidak
sesuai standar memiliki risiko 1,65 kali lebih besar untuk mengalami
anemia dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu yang melakukan
ANC sesuai standar. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian(Nurjanna, dkk 2018),tidak ada hubungan frekuensi ANC
reguler dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Timika
Kabupaten Mimika nilai RP = 0,894 CI95% (0,493-1,619).
Dari 84 responden yang melakukan ANC tidak sesuai standar
kuantitas yang mengalami anemia 89,3% hanya 10,7% yang tidak
anemia sedangkan dari 88 responden yang melakukan ANC sesuai
standar 54,5% mengalami anemia dan 45,5% yang tidak anemia. Dengan
rincian 45,2% gagal ditrimester pertama, 23,8% gagal ditrimester kedua
dan 30, 9% gagal ditrimester ketiga, walaupun ibu hamil tersebut
memiliki jumlah antenatal lebih dari 4 kali selama kehamilannya.
Sedangkan Alasan terbanyak ibu tidak melakukan antenatal di trimester
82

pertama karena tidak ada keluhan, ibu merasa perlu melakukan


pemeriksaan hanya jika ada keluhan jika tidak ibu menganggap
kehamilannya baik-baik saja. Alasan lain karena masih mual muntah
sehingga ibu enggan untuk keluar rumah. Sedangkan alasan lain ibu
merasa banyak pekerjaan dirumah yang harus dikerjakan seperti
mengurus anak, memasak dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu
merasa tidak ada waktu untuk melakukan pemeriksaan, selain itu karena
kondisi geografis terutama jika musim penghujan sehingga akses
kepelayanan kesehatan juga menjadi cukup sulit untuk ditempuh.
Tenaga kesehatan sebaiknya melakukan pendataan ibu hamil riil
minimal setiap 3 bulan agar dapat membuat pemetaan ibu hamil
diwilayah kerjanya masing-masing. Ibu hamil yang tidak berkunjung
sebaiknya dilakukan sweeping, selama masa pandemi dapat dilakukan
melalui telepon/WA sehingga tidak ada ibu hamil yang tidak
mendapatkan ANC sesuai standar dan dapat mencegah ibu hamil yang
mengalami anemia ringan tidak menjadi anemia berat.

Standar kuantitas Anemia pada


ANC kehamilan

 Paritas
 Pendidikan
 Pengetahuan
 Dukungan suami

Variabel counfounding
Gambar 5.2
Variabel Counfounding Hubungan Standar Kuantitas ANC dengan Anemia

Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan standar kuantitas


ANC berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan
yang dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel paritas. Ibu
yang ANC tidak sesuai standar kuantitas jika memiliki paritas berisiko
akan berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada kehamilan.
83

Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan standar kuantitas


ANC berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan
yang dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel pendidikan.
Ibu yang ANC tidak sesuai standar kuantitas jika memiliki pendidikan
rendah akan berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada kehamilan.
Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan standar kuantitas
ANC berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan
yang dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel pengetahuan.
Ibu yang ANC tidak sesuai standar kuantitas jika memiliki pengetahuan
yang kurang akan berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada
kehamilan.
Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan standar kuantitas
ANC berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan
yang dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel dukungan
suami. Ibu yang ANC tidak sesuai standar kuantitas jika suami tidak
mendukung akan berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada
kehamilan.
Informasi mengenai perlunya antenatal dilakukan sesuai standar
seharusnya didapatkan saat sebelum menikah yaitu dalam kegiatan
konseling kesehatan reproduksi calon pengantin di KUA. Sehingga pada
saat kehamilan seorang ibu sudah siap dan sudah mendapatkan informasi
seputar kehamilannya. Antenatal yang sesuai standar kuantitas adalah
minimal ibu hamil melakukan antenatal 4 kali selama kehamilannya dan
akan mendapatkan pelayanan antenatal yang sesuai standar dan
berkualitas, yaitu 10-T, yang didalamnya terdapat pemeriksaan HB.
Pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil dilakukan minimal sekali pada
trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga, untuk mengetahui
apakah ibu hamil menderita anemia selama kelamilannya serta
mendeteksi faktor risiko lain selama kehamilan(Kemenkes RI, 2019a)
b. Sosial budaya
Hasil multivariat sosial budaya berhubungan secara signifikan
dengan anemia pada kehamilan, ibu hamil dengan sosial budaya yang
84

tidak mendukung berisiko 29 kali untuk anemia pada kehamilan


dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki sosial budaya yang
mendukung. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Fekede
Weldekidan, 2018), ibu hamil yang mengkonsumsi teh/kopi segera
setelah makan memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk terjadi anemia
dibandingkan yang tidak mengkonsumsi teh/kopi segera setelah makan.
Hasil penelitian yang sama oleh (Azeez, 2019) ibu hamil yang
mengonsumsi teh/kopi segera setelah makanan berisiko 3,6 kali lebih
besar dari ibu hamil yang tidak mengkonsumsi teh/kopi segera setelah
makanan selama kehamilan (AOR = 3,57, 95% CI: 1,72-7,42). Hasil
penelitian yang sama oleh (Taufiq, 2016), kebiasaan ibu hamil konsumsi
teh 3-4 gelas per hari (12.5%) memiliki kadar Hb 10-10,9gr/dL dan (19
%) memilki Kadar Hb 7,0-9,9gr/dL.
Sebanyak 78,4%responden menjawab mengkonsumsi TTD dapat
menyebabkan darah tinggi (hipertensi), mencuci sayuran setelah
dipotong-potong terlebih dahulu 69%, dan mengkonsumsi TTD dengan
air teh 67%. Dari hasil wawancara responden mengatakan jika minum
TTD anak akan menjadi besar sehingga akan menyulitkan saat
melahirkan dan dapat menaikkan tekanan darah, mengkonsumsi TTD
dengan air teh menurut ibu dapat menghilangkan aroma TTD yang dapat
membuat ibu merasa mual. Responden juga mengatakan bahwa kurang
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan mengenai budaya yang
selama ini mereka anggap benar tetapi ternyata tidak baik bagi ibu hamil
seperti minum teh saat mengkonsumsi TTD, menganggap TTD dapat
menyebabkan darah tinggi dan anak menjadi besar serta cara pengolahan
sayuran yang benar.
85

Anemia pada
Sosial budaya
kehamilan

 Paritas
 Pengetahuan
 Dukungan suami

Variabel counfounding
Gambar 5.3
Variabel Counfounding Hubungan Sosial Budaya dengan Anemia

Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan sosial budaya


berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan yang
dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel paritas. Ibu yang
sosial budaya tidak mendukung jika memiliki paritas berisiko akan
berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada kehamilan.
Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan sosial budaya
berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan yang
dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel pengetahuan. Ibu
yang sosial budaya tidak mendukung jika memiliki pengetahuan kurang
akan berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada kehamilan.
Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan sosial budaya
berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan yang
dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel dukungan suami. Ibu
yang sosial budaya tidak mendukung jika tidak memiliki dukungan
suami akan berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada kehamilan.
Petugas kesehatan terutama bidan perlu lebih meningkatkan lagi
kegiatan penyuluhan, pemberian KIE terutama tentang kebiasaan,
pantangan dan mitos yang dapat merugikan ibu hamil maupun janinnya.
Informasi dapat diberikan saat ibu hamil melakukan antenatal maupun
saat kegiatan kelas ibu hamil, P4K dan di posyandu.
86

Kepercayaan dan pantang makan bagi ibu hamil terhadap beberapa


makanan cukupbesar pengaruhnya pada kehamilan danmasalah gizi,
salah satu kebiasaan ibu minum teh dapat menyebabkan anemia karena
di dalam teh ada senyawa tanin yang dapat mengikat beberapa logam
seperti zat besi, kalsium, dan aluminium, lalu membentuk ikatan
kompleks secara kimiawi. Karena dalam posisi terikat terus, maka
senyawa besi dan kalsium yang terdapat pada makanan sulit diserap
tubuh sehingga menyebabkan penurunan zat besi (Darmina dkk, 2016).
Selain itu ibu hamil sebaiknya juga mengkonsumsi berbagai sumber
zat besi baik nabati dan hewaniIbu juga harus mengerti cara mengolah
makanan tersebut agar zat gizinya tidak berkurang. Proses pengolahan
sayur harus benar agar vitaminnya tidak hilang begitu saja. Vitamin B1,
B2, B5, B12 dan C adalah yang larut dalam air, karena itu mulai dari
proses pencucian dengan air mengalir tidak direndam karena kotoran
yang telah larut dalam air dapat menempel kembali. Sedangkan untuk
proses perebusan tidak boleh terlalu lama agar vitaminnya tidak hilang
terutama untuk vitamin B2 yang sangat berperan dalm pembentukan sel
darah merah dan vitamin C sangat penting dalam membantu proses
penyerapan zat besi(Susanto, 2018).
c. Status ekonomi
Hasil multivariat status ekonomi berhubungan secara signifikan
dengan anemia pada kehamilan. Ibu hamil dengan status ekonomi
rendah berisiko 3 kali untuk anemia pada kehamilan dibandingkan
dengan ibu hamil dengan status ekonomi tinggi. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian (Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016),
pendapatan keluarga sangat rendah sebagai prediktor independen anemia
dalam kehamilan. Ibu hamil yang memiliki keluarga dengan pendapatan
bulanan rendah (kurang dari 2575 Birr Ethiopia) 4 kali lebih cenderung
menjadi anemia dibandingkan dengan mereka yang pendapatan bulanan
keluarga tinggi (lebih dari 2575 Birr Ethiopia). Sejalan dengan penelitian
(Lebso, 2017), ibu hamil dengan sosial ekonomi rendah memiliki
prevalensi anemia 2 kali lebih tinggi daripada status sosial ekonomi yang
87

lebih tinggi. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian


(Nurjanna, dkk 2018), tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi
ibu dengan terjadinya anemia di Puskesmas Distrik Timika Kabupaten
Mimika, status sosial ekonomi bukan merupakan faktor yang signifikan
dengan terjadinya anemia.
Sebagian besar pekerjaan kepala keluarga adalah petani, dan nelayan.
Sebagian besar dalam rumah tangga yang bekerja adalah suami, hanya
ada beberapa istri yang ikut bekerja. Jumlah tanggungan dalam rumah
tangga lebih dari 3 orang adalah yaitu 84% dengan penghasilan di bawah
Rp. 1.500.000,-. Sehingga dengan penghasilan yang didapatkan hanya
cukup untuk kebutuhan pokok saja tanpa melihat kandungan gizi
seimbang yang sangat dibutuhkan terutama oleh ibu hamil.
Pada penelitian ini diketahui bahwa ibu hamil dengan status ekonomi
tinggi 59,8% sedangkan paritas yang tidak berisiko 71,9% dengan
jumlah anak < 3 orang sebanyak 49 orang (28,4%) dan yang mengalami
anemia dari 49 orang tersebut sebanyak 34 orang 68,4%). Peneliti
berasumsi hal ini bisa terjadi dikarenakan oleh faktor prilaku maupun
gaya hidup. Walaupun penghasilan tinggi dan jumlah anak sedikit
namun karena kebutuhan gaya hidup ibu yang tinggi sehingga
penghasilan yang ada tidak untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu selama
kehamilan yang berdampak pada anemia saat kehamilan.

Anemia pada
Status ekonomi
kehamilan

 Paritas

Variabel counfounding
Gambar 5.4
Variabel Counfounding Hubungan Status Ekonomi dengan Anemia

Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan status ekonomi


berhubungan secara signifikan dengan anemia pada kehamilan yang
88

dikontrol oleh variabel counfounding yaitu variabel paritas. Ibu yang


status ekonomi rendah jika memiliki paritas berisiko akan berpengaruh
terhadap terjadinya anemia pada kehamilan.
Petugas kesehatan dapat melibatkan lintas sektor seperti PKK di
kelurahan dan kader kesehatan agar dapat mendorong para ibu untuk
memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan menanam sayuran
sehingga ibu tidak perlu membeli, serta mengkonsumsi sebagian ikan
yang didapatkan oleh suami.
Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya
pembelian makanan sehari-hari sehingga mengurangi jumlah dan
kualitas makanan ibu perhari yang berdampak pada penurunan status
gizi. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.
Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas, Sulistyawati (2009) dalam (Handayani, 2017).
d. Kepatuhan mengkonsumsi TTD
Hasil multivariat kepatuhan mengkonsumsi TTD berhubungan
secara signifikan dengan anemia pada kehamilan, ibu hamil yang tidak
patuh mengkonsumsi TTD berisiko 0,05 kali untuk anemia pada
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi
TTD. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitan (Elvanita, 2018), ibu
hamil yang tidak cukup konsumsi tablet Fe berisiko 3 kali lebih besar
untuk terjadi anemia dibandingkan yang cukup mengkonsumsi Fe.
Penelitian yang sama oleh (Handayani, 2017), faktor yang paling
berhubungan dengan kejadian anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil
adalah, ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Fe berisiko 2 kali
lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan yang patuh
mengkonsumsi Fe.
Sebanyak 53% ibu hamil mengkonsumsi TTD <90 butir sesuai
dengan usia trimester kehamilan. Dari hasil wawancara dengan
responden di ketahui bahwa ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi TTD
disebabkan oleh rasa mual setelah mengkonsumsi TTD tersebut,
89

sedangkan 68% ibu hamil mendapatkan TTD dari


Puskesmas/Pustu/bidan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
responden, mengatakan bahwa mereka kurang mendapatkan informasi
tentang kapan sebaiknya TTD di minum dan apa saja efek samping
mengkonsumsi.

Kepatuhan Anemia pada


mengkonsumsi TTD kehamilan

 Paritas
 Pengetahuan
 Dukungan suami
 Umur

Variabel counfounding
Gambar 5.5
Variabel Counfounding Hubungan Standar Kuantitas ANC
dengan Anemia

Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan kepatuhan


mengkonsusmsi TTD berhubungan signifikan dengan anemia pada
kehamilan yang dikontrol oleh variabel counfounding yaitu paritas,
pengetahuan, dukungan suami dan umur. Pada penelitian ini diperoleh
nilai POR sebesar 0,05. Nilai POR ini menunjukkan adanya hubungan
yang terbalik antara kepatuhan mengonsumsi TTD dengan kejadian
anemia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada sampel penelitian
terdapat ibu hamil trimester 2 yang belum lengkap dalam mengonsumsi
TTD (90 tablet). Selain itu kemungkinan disebabkan oleh variabel
confounding misalnya variabel umur. Umur yang berisiko juga
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil.
Pada penelitian ini setelah dilakukan tabulasi silang antara kepatuhan
mengkonsumsi TTD dengan umur didapatkan umur yang berisiko 45,5%
patuh mengkonsumsi TTD. Karena itu umur merupakan faktor protektif
terhadap anemia pada kehamilan. Umur < 20 tahun dan > 35 tahun
merupakan faktor risiko untuk terjadinya anemia pada
90

kehamilan.Kehamilan pada umur <20 tahundipengaruhi oleh kesiapan


fisik ibu hamil dalam melakukan perawatan kehamilan, asupan gizi
seimbang, emosi cenderung tidak stabil, mental belum matang sehingga
mudah mengalami syok yang mengakibatkan kurangnya perhatian pada
pemenuhan kebutuhan gizi selama kehamilan. Menurut
Prawirohardjo(2012) usia> 35 tahun berisiko karenaalat reproduksi
wanita hamil mengalami penurunan dan kekuatan untuk mengambil
waktu persalinan berkurang sehingga terjadi anemia pada saat
kehamilan. Selain itu umur > 35 tahun dikaitkan dengan retardasi dan
penurunan daya tahan serta berbagai penyakit yang sering
menimpadiusia ini(Nurjanna, dkk 2018).
Informasi mengenai TTD seharusnya sudah didapatkan saat sebelum
menikah yaitu dalam kegiatan konseling kesehatan reproduksi calon
pengantin di KUA dan KIE saat ibu melakukan antenatal serta pada
kegiatan-kegiatan kelas ibu hamil, P4K dan di posyandu.
Menurut Kemenkes RI (2017), kepatuhan meminum tablet besi (Fe)
diartikan ketepatan seseorang dalam meminum tabletbesi (Fe) sesuai
anjuran tenaga medis, yaitu dosispemberian sehari sebanyak 1 tablet (60)
mg elementaliron dan 0,25 μg asam folat) secara berturut-turutminimal
90 hari selama masa kehamilan (Angraini, 2017). Kepatuhan dalam
mengkonsumsi Fe dapat diartikansebagai perilaku ibu hamil yang
mentaatisemua petunjuk yang dianjurkan olehpetugas
kesehatan(Mansoben, 2017).
Kurangnya suplementasi zat besimerupakan salah satu faktor risiko
untuk terjadinya anemia selama kehamilan, hal ini disebabkan karena
kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat dibandingkan dengan wanita
tidak hamil. Selama kehamilan volume darah meningkat 50% dan
kebutuhan zat besi serta untuk pertumbuhan janin dan plasenta.Karena
itu, suplementasi zat besi selama kehamilan sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan ini(Bekele, Tilahun and Mekuria, 2016).
91

2. Variabel yang tidak berhubungan dengan anemia pada kehamilan.


a. Status gizi
Distribusi ibu berdasarkan status gizi terhadap anemia pada
kehamilan sebagian besar ibu hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Sungai Piringdengan status gizi berisiko sebanyak 83,7%, sedangkan
status gizi tidak berisiko 16,3%. Berdasarkan analisis multivariat
diperoleh pvalue 0,688 dan nilai POR 1,257 yang artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan anemia pada
kehamilan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian(Elvanita, 2018), status
gizi tidak berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan p
value 0,952 POR=1,957 disebabkan data yang diperoleh homogen. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian(Nurjanna, dkk 2018), ada
hubungan kejadian anemia dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas
Timika, Kabupaten Mimika denganp-value 0,002 RP = 2,500.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden di ketahui bahwa
ibu hamil sering mimun air teh baik saat mengkonsumsi TTD maupun
segera setelah mengkonsumsi TTD, kebiasaan ibu minum teh dapat
menyebabkan anemia karena di dalam teh ada senyawa tanin yang dapat
mengikat beberapa logam seperti zat besi, kalsium, dan aluminium, lalu
membentuk ikatan kompleks secara kimiawi. Karena dalam posisi terikat
terus, maka senyawa besi dan kalsium yang terdapat pada makanan sulit
diserap tubuh sehingga menyebabkan penurunan zat besi (Darmina dkk,
2016). Karena itu ibu hamil dengan status gizi baik (lila ≥ 23,5 cm)
namun ibu tetap mengalami anemia. Selain itu ibu juga lebih banyak
mengkonsumsi karbohidrat dibandingkan protein
Sayuran yang berkhasiat untuk membantu pembentukan sel darah
merah seperti yang mengandung vitamin B2 dan zat besi (bayam, kacang
panjang dan jamur), yang mengandung asam folat (terong, bayam,
kangkung, brokoli, kentang, jagung dan kacang-kacangan). Proses
pengolahan sayur harus benar agar vitaminnya tidak hilang begitu saja.
92

Vitamin B1, B2, B5, B12 dan C adalah yang larut dalam air, karena itu
mulai dari proses pencucian dengan air mengalir tidak direndam karena
kotoran yang telah larut dalam air dapat menempel kembali. Sedangkan
untuk proses perebusan tidak boleh terlalu lama agar vitaminnya tidak
hilang terutama untuk vitamin B2 yang sangat berperan dalm
pembentukan sel darah merah dan vitamin C sangat penting dalam
membantu proses penyerapan zat besi. (Susanto, 2018)
3. Implikasi terhadap program dan kebijakan
Tingginya kasus ibu hamil anemia di wilayah kerja UPT Puskesmas
Sungai Piring 71,5%, akan berpengaruh pada kesehatan ibu maupun janin.
Jika tidak dilakukan intervensi maka anemia yang tadinya hanya anemia
ringan akan menjadi anemia berat dan akan menimbulkan penyulit/
komplikasi baik pada ibu maupun janin, seperti abortus, perdarahan,
pertumbuhan janin terhambat, BBLR dan penyebab kematian ibu maupun
bayi.
Anemia pada kehamilan dapat dicegah jika deteksi dini dan informasi
di berikan sedini mungkin, mulai dari remaja putri yang sudah
mendapatkan menstruasi, seperti kegiatan PKPR kesekolah dengan
membuat kegiatan inovatif seperti melakukan pemeriksaan HB bagi
remaja putri, memaksimalkan kegiatan kegiatan penyuluhan dengan
melibatkan siswa (rollplay) dan minum TTD bersama.
Untuk intervensi sebelum pernikahan puskesmas membuat MOU
dengan KUA untuk mengadakan konseling kesehatan reproduksi bagi
calon pengantin, dengan memasukkan kegiatan Kespro Catin sebagai salah
satu syarat untuk mengurus ijin pernikahan. Dengan berinovasi dalam
kegiatan tersebut seperti, melakukan pemeriksaan HB dan pemberian TTD
bagi Catin wanita. Intervensi lain yang dilakukan saat jika ibu sudah
hamil, berupa;
a. Kegiatan P4K dengan melibatkan suami/keluarga sebagai pengambil
keputusan, melakukan pemeriksaan, memberikan
penyuluhan/konseling terutama tentang tanda bahaya dan faktor risiko
dalam kehamilan yang salah satunya adalah anemia.
93

b. Menambah kegiatan Kelas Ibu Hamil yang selama ini hanya dilakukan
satu kelas di masing-masing kelurahan dengan melakukan di setiap
posyandu sehingga semua ibu hamil dapat mengikuti kelas tersebut.
c. Bersama lintas sektor membuat salah satu desa/kelurahan sebagai desa
bebas anemia dengan adanya suami dan kader yang siaga serta adanya
keluarga sebagai pemantau minum obat (TTD) bagi ibu hamil,
sehingga dapat dijadikan contoh bagi desa lainnya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Proporsi ibu hamildengan anemia di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai
Piring Tahun 2020 sebesar 71,5%, keseluruhannya adalah anemia ringan.
2. Pengetahuan merupakan variabel counfonding terhadap variabel sosial
budaya, standar kuantitas ANC, kepatuhan mengkonsumsi TTD, paritas
dan pendidikan
3. Tidak ada hubungan status gizi dengan anemia pada kehamilan di wilayah
kerja UPT Puskesmas Sungai Piring tahun 2020 denganpvalue 0,688POR
1,257.
4. Dukungan suami merupakan variabel counfonding terhadap variabel sosial
budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, standar kuantitas ANC, umur dan
paritas.
5. Ada hubungan yang signifikan sosial budaya dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring tahun 2020
sebanyak 29 kali.
6. Ada hubungan yang signifikan kepatuhan mengkonsumsi TTD dengan
anemia pada kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
tahun 2020sebanyak 0,056 kali.
7. Paritas merupakan variabel counfonding terhadap variabel pengetahuan,
dukungan suami, sosial budaya, kepatuhan mengkonsumsi TTD, status
ekonomi, standar kuantitas ANC dan umur.
8. Jarak kelahiran tidak termasuk dalam kandidat untuk pemodelan multivariat
dengan p value 0,853.
9. Ada hubungan yang signifikan status ekonomi dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring tahun 2020
sebanyak 3,346 kali.
10. Ada hubungan yang signifikan standar kuantitasANC dengan anemia pada
kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Piring tahun 2020
sebanyak 99 kali.

94
95

11. Pendidikan merupakan variabel counfonding terhadap variabel pengetahuan


dan standar kuantitas ANC.
12. Umur merupakan variabel counfonding terhadap variabel kepatuhan
mengkonsumsi TTD, paritas dan dukungan suami.

B. Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan INHIL
Dinas kesehatan Kabupaten INHIL dapat membuat kebijakan-kebijakan
yang dapat menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil seperti MOU
kesehatan reproduksi bagi calon pengantin dengan Kementerian Agama dan
mewajibkan seluruh Puskesmas di INHIL untuk membuat MOU dengan
KUA setempat, agar dapat melakukan deteksi sedini mungkin sebelum calon
pengantin siap dan sehat untuk kehamilannya.Melakukan monitoring dan
evaluasi pelayanan kesehatan khususnya ibu hamil denagan anemia
2. Bagi Puskesmas Sungai Piring
a. Puskesmasmelalui bidan-bidan yang ada diwilayah kerjanya dapat lebih
meningkatkan lagi kegiatan penyuluhan khususnya tentang anemia,
dalam kegiatan kelas ibu hamil dapat meminta ahli gizi puskesmas untuk
melakukan kegiatan demo memasak, mengajarkan ibu bagaimana cara
pengolahan sayuran yang benar dan makan bersama diakhir kegiatan
serta memberikan reword/penghargaan bagi bidan yang dapat
menurunkan jumlah ibu hamil dengan anemia diwilayah kerjanya.
b. Agar seluruh ibu hamil mendapatkan ANC yang sesuai standar, tenaga
kesehatan lebih meningkatkapenyuluhan kepada masyarakat dan
konseling pada ibu hamil dan suami pada saat melakukan antenatal
tentang pentingnya melakukan antenatal yang sesuai standar kualitas (10
T) dan kuantitas (minimal 4 x kunjungan antenatal selama kehamilan)
dan sesuai dengan trimester kehamilan.Bagi ibu hamil yang tidak
melakukan ANC maka tenaga kesehatan dapat melakukan sweeping,
selama masa pandemi dapat menggunakan telepon/WA.
c. Untuk mengatasi masalah status ekonomi ibu yang rendah supaya tidak
mempengaruhi asupan gizi ibu selama kehamilan maka ibu-ibu
96

PKKkelurahan dapat mengajak ibu hamil untuk memanfaatkan


pekarangan rumah dengan menanam sayuran sehingga ibu tidak perlu
membeli, terkaitkan dengan kebutuhan protein sebaiknya sebagian hasil
tangkapan ikan oleh suami dikonsumsi oleh ibu hamil.
d. Agar ibu hamil patuh mengkonsumsi TTD sebaiknya dibuat dan ditunjuk
suami atau anggota keluarga lain yang tinggal dengan ibu hamil untuk
menjadi pemantau minum obat/TTD. Membuat kembali MOU dengan
KUA yang tentang konseling pranikah bagi calon pengantin, dengan
kegiatan didalamnya adalah pemeriksaan hemoglobin dan pemberian
TTD bagi CATIN wanita serta memaksimalkan kegiatan PKPR
kesekolah melalui kegiatan penyuluhan tentang TTD, pemeriksaan HB
dan pemberian TTD bagi remaja putri.
3. Bagi ibu hamil dan suami
Ibu hamil dan suami harus lebih aktif dalam mendapatkan informasi
khususnya tentang anemia pada kehamilan dengan membuat forum diskusi
atau membuat grup What Shap (WA) grup sehingga dapat menjadi tempat
untuk saling berbagi pengalaman dan bertukar informasi, tenaga kesehatan
berperan sebagai fasilisator untuk menyampaikan mana informasi yang
benar atau salah. Bagi suami yang bekerja diluar kota bisa memanfaatkan
telepon/WA untuk selalu mengingatkan ibu agar mengkonsumsi TTD,
begitu juga dengan keluarga yang tinggal bersama ibu hamil ( adik, orang
tua) bisa menjadi pemantau minum obat bagi ibu hamil.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan, referensi
dan pengembangan penelitian selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut faktor-
faktor yang berhubungan dengan anemia pada kehamilandengan menambah
variabel lain yang belum diteliti seperti dukungan petugas serta
menggunakan alat yang sesuai standar untuk melakukan pemeriksaan HB
seperti Hematology Anallyzer.
DAFTAR PUSTAKA

Acheampong, K. dkk (2018) ‘Prevalance of Anemia among Pregnant women


Attending Antenatal Clinic of a Selected Hospital in Accra, Ghana’, 8(1), pp.
1–6.
Angraini, D. D. dkk (2017) ‘IInteraksi Ibu hamil Dengan Tenaga Kesehatan Dan
Pengaruhnya Terhadap kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi Dan
Anemia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri’, Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 21(2), pp. 2–8. doi: 10.22435/hsr.v21i2.346.
Angraini, E. (2019) Hubungan pengetahuan gizi ibu, asupan energi gizi, zat besi
dan zinc dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Propinsi sumatra Barat
(Meta Analisa), Society. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Anjarwati dan Ana, S. (2016) ‘Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan
Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Jetis Yogyakarta’,
Jurnal Ilmiah, 1(3), pp. 1–7.
Antini, A. (2016) ‘Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Faktor Budaya Dengan
Keputusan Ibu Memilih Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pangkalan Kabupaten Karawang’, Jurnal Kebidanan, 7(01), pp. 1–12.
Astutik and Ertiana (2018) Anemia dalam Kehamilan. Jawa Timur: CP.Pustaka
Abadi.
Azeez, M. S. dan M. A. (2019) ‘Determinants Of Anemia Among Pregnant
Women’, 8(7), pp. 1658–1672. doi: 10.20959/wjpr20197-15091.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2019) ‘Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018’, Riset Kesehatan Dasar
2018, pp. 182–183.
Bakta, M. (2012) Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.
Bekele, A., Tilahun, M. and Mekuria, A. (2016) ‘Prevalence of Anemia and Its
Associated Factors among Pregnant Women Attending Antenatal Care in
Health Institutions of Arba Minch Town, Gamo Gofa Zone, Ethiopia: A
Cross-Sectional Study’, Anemia, 2016. doi: 10.1155/2016/1073192.
Candra Reta Francheska, dkk (2019) ‘Hubungan Dukungan suami dalam
pengelolaan anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil’, pp. 1–22.
Darmina dkk (2016) ‘Pola makan dan pola pencrian pengobatan ibu hamil dalam
persepsi budaya suku muna kabupaten muna’, Journal of Chemical
Information and Modeling, pp. 1–17. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Dinas Kesehatan Indragiri Hilir (2019) ‘Profil Dinas Kesehatan Indragiri Hilir’,
pp. 1–173.
DInkes Inhil (2018) Profil Dinkes Kab. INHIL, 2018.
Elvanita (2018) ‘Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Siak Hulu 1 dan III
Tahun 2018’, Jurnal Photon, 9(15), p. 7. doi: 10.31983/jkb.v7i15.3248.
Faridah, T. S. dan V. (2019) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil’, Kebidanan, 5(2), pp. 1–10. doi:
10.20527/dk.v5i1.3634.
Fekede Weldekidan, D. (2018) ‘Determinants of Anemia among Pregnant Women
Attending Antenatal Clinic in Public Health Facilities at Durame Town:
Unmatched Case Control Study’, Anemia, 2018, pp. 1–9. doi:
10.1155/2018/8938307.
Guspaneza, E. (2019) ‘Analisis data faktor penyebab kejadian anemia pada ibu
hamil di Indonesia ( Analisis Data SDKI 2017 ) Analysis of Factors Causing
Anemia Event in Pregnant Mathers in Indonesia ( Data Analysis of 2017
IDHS )’, 5(2), pp. 399–406.
Handayani, T. R. (2017) ‘Determinan kejadian anemia defisiensi zat besi pada ibu
hamil di puskesmas nagswidak Palembang Tahun 2017’, 5, pp. 1–12. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Kemenkes RI (2010) Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA), Kementrian Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Ibu.
Kemenkes RI (2014) ‘Permenkes RI No 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet
Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil’, Implementation
Science, pp. 1–7. doi: 10.4324/9781315853178.
Kemenkes RI (2018a) ‘Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS)’. Jakarta, pp. 1–59.
Kemenkes RI (2018b) Survey Demogragi Dan Kesehatan (SDKI).
Kemenkes RI (2019a) Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Kedua.
Jakarta.
Kemenkes RI (2019b) ‘Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil’, Pegangan
Fasilitator Kelas Ibu Hamil, pp. 11–90. doi: 10.1117/12.619572.
Kemenkes RI, 2019 (2019) ‘Permenkes No.4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.’, Αγαη, 8(5), p. 55.
Kusumaningtyas, G. (2019) ‘Hubungan antara anemia, usia ibu, dan riwayat
kehamilan multipara dengan kejadian persalinan preterm’,
http://eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf., pp. 1–12.
Lapau, B. (2015) ‘Metode Penelitian Kesehatan’. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, pp. 1–464.
Lebso, M. dkk (2017) ‘Prevalence of anemia and associated factors among
pregnant women in Southern Ethiopia: A community based cross-sectional
study’, PLoS ONE, 12(12), pp. 1–11. doi: 10.1371/journal.pone.0188783.
Mansoben, N. (2017) ‘Hubungan Persepsi Ibu Tentang Peran Petugas Kesehatan
Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi’, Jurnal
elektronik Riset Kesehatan, 7(9), pp. 1–5. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Maria F.Kondi, dkk (2018) ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu
Hamil di Puskesmas Padediwatu Kabupaten Sumba Barat’, pp. 1–15.
Mariza, A. (2016) ‘Hubungan Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Bps T Yohan Way Halim Bandar Lampung Tahun
2015’, Kesehatan Holistik, 10(1), p. 5.
Mitra (2015) ‘Manajemen & Analisa Data Kesehatan’. Yogyakarta: CV.ANDI
OFFSET, pp. 1–228.
Norfai, Khairul anam, D. S. (2016) ‘Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Dan
Dukungan Suami Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tabunganen Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016’, pp. 25–31.
Notoadmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku.pdf. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoadmodjo, S. (2015) ‘Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:Rineka
Cipta’, in.
Notoatmodjo (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka
Cipta.
Nurjanna et al. (2018) ‘Factors affecting the Anemia Incidence to Pregnant at
Public Health Centre of Timika , Mimika Regency’, International Journal of
Science and Healthcare Research, 3(June), pp. 137–147.
Nurjanna, D. (2018) ‘Factors affecting the Anemia Incidence to Pregnant at
Public Health Centre of Timika , Mimika Regency’, 3(June), pp. 137–147.
Pasmawati, R. D. H. (2019) ‘Determinan Anemia Ibu Hamil Trimester II dan III
di Indonesia ( Analisis Data Riset Kesehatan Dasar )’, 10(April), pp. 127–133.
Prameswari, M. L. P. dan G. N. (2017) ‘Higeia Journal of Public Health’, Higeia
Journal of Public Health Research and Development, 1(3), pp. 1–12.
Prawirohadjo (2014) ‘Ilmu Kebidanan, Jakarta :Bina Pustaka Sarwono
Prawihadjo’, in.
Purwaningsih, E. (2018) ‘Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Ibu Hamil
dengan Anemia dI Yogyakarta’, 9(1).
Rahmi, R. F. et al. (2019) ‘Hubungan tingkat kepatuhan dosis, waktu dan cara
mengkonsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan umur
kehamilan 28-31 minggu di puskesmas semanu’.
Revi Juliana Sinaga, N. H. (2019) ‘Determinan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Puskesmas Tunggakjati Kecamatan Karawang Barat Tahun 2019’, 3(2), pp.
179–192.
Rukiyah et al. (2013) ‘Asuhan Kebidanan 1. Jakarta:Trans Info Media’, in.
Saifuddin (2014) Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta:EGC.
Sari, D. P. (2016) ‘Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu’, pp. 1–117.
Saryono, A. S. (2010) ‘Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2’.
Yogyakarta: Nuha Medika, pp. 1–236.
Semian, S. (2018) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian IUFD Di
Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur’, Jurnal Info Kesehatan,
11, pp. 1–118.
Sinaga, R. J. and Hasanah, N. (2019) ‘Determinan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Tunggakjati Kecamatan Karawang Barat Tahun 2019’,
3(2), pp. 179–192.
Stephen, G. et al. (2018) ‘Anaemia in Pregnancy: Prevalence, Risk Factors, and
Adverse Perinatal Outcomes in Northern Tanzania’, Anemia, 2018, pp. 1–9.
doi: 10.1155/2018/1846280.
Susanto, D. B. (2018) ‘Fakta Buah dan Sayur Beracun’. Jakarta: C-Klik Media,
pp. 1–128.
Tanziha, I. and dkk (2016) ‘Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil Di Indonesia’,
11(2), pp. 143–152. doi: 10.25182/jgp.2016.11.2.%p.
Taufiq, M. (2016) ‘Hubungan kebiasaan konsumsi teh dengan kadar HB pada ibu
hamil di klinik bersalin Hj. Riana Medan Tahun 2016’, pp. 1–17.
Thangarajah, P. A. (2017) ‘Prevalance And Factors Associatted With Anemia in
Pregnancy Public Health Clinics In Seremban, Negeri Sembilan’, pp. 1–36.
Yuliantika (2016) ‘Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Hamil Risiko
Tinggi dalam Mengikuti Program Kelas Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukolilo 2’, pp. 1–180.
Yuviska, I. A. (2017) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia
pada ibu hamiil trimester III di BPS Desi andriani Kelurahan Sukaraja Bandar
Lampung Tahun 2016’, 11(3), pp. 132–139.
Zulhaida Lubis, Jumirah, M. F. (2016) ‘Karakteristik, asupan gizi dan kejadian
anemia pada ibu hamil di kota medan’, pp. 1–10.
Lampiran 1
SURAT KETERANGAN LULUS ETIK
Lampiran 2
IJIN PENELITIAN DARI KAMPUS
Lampiran 3.

IJIN PENELITIAN DARI TEMPAT PENELITIAN

Lampiran 4.
SURAT SELESAI IJIN PENELITIAN

Lampiran 5.

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


(Inform Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Tanggal :
Setelah diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan dilakukannya
penelitian, saya menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh Novita Yanti (08127625576), mahasiswa S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru, yang berjudul “ Faktor-
faktor yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Sungai Piring” sampai dengan berakhirnya proses penelitian yang
dilaksanakan.
Saya bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Saya mengerti dan memahami bahwa
penelitian ini tidak berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia
untuk menjadi responden pada penelitian ini.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan
tidak di bawah paksaan siapapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Tembilahan, 2020
Responden

(……………………..……….)

Lampiran 6

Kode Responden
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
ANEMIA PADA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS SUNGAI PIRING
Kuesioner ini di modifikasi dari penelitian Silvia
dan Ana Verena Puspa Rini

Petunjuk : isilah biodata dibawah ini dengan lengkap dan jelas


A. Identitas Responden
Identitas Ibu :
2. Umur : …….. :
3. Hamil ke…… Melahirkan ke ….. Keguguran ke …… Hidup…… Orang
4. Umur anak yang terkecil………tahun……..bulan
5. Pendidikan :
SD D3 S3
SMP S1 Tidak Sekolah
SMA S2

Diisi oleh peneliti dari Rekam Medis/Kohort ibu hamil


6. Pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (Lila) : ………koma..…… cm
7. Pemeriksaan Hemoglobin (HB) : ………..g/dL
8. Penghasilan suami : Rp………………………..
9. Penghasilan Istri : Rp………………………..
10. Jumlah anggota rumah tangga yang dibiayai oleh kepala keluarga:.....orang

B. STANDAR KUANTITAS ANC (diisi oleh petugas dalam bentuk angka)


No Kunjungan

1 Trimester I (0-3 bulan) ……… Kali

2 Trimester II (> 3-6 bulan) ……… Kali

3 Trimester III (> 6 bulan sampai dengan ……… Kali


kelahiran)

Petunjuk:
1. Baca setiap pertanyaan dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu jawaban
yang paling sesuai dengan pendapat anda.
2. Demi kelancaran penelitian ini, mohon semua pertanyaan diberi jawaban dan
jangan sampai terlewati
3. Selamat mengerjakan dan terima kasih

C. PENGETAHUAN
Instrumen ini terdiri dari 12 item pertanyaan pilihan ganda dan beri tanda
(√) pada jawaban yang anda anggap benar.
1. Menurut ibu, Anemia adalah:
a. Penyakit yang mengakibatkan kelainan darah sehingga tubuh menjadi
lemah.
b. Keadaan di mana kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal.
c. Keadaan kelainan darah dalam tubuh yang mengakibatkan darah rendah.
d. Tidak tahu
3. Menurut ibu, penyebab anemia adalah:
a. Makanan yang kurang zat besi, haid banyak dan lama, penyakit TBC,
kecacingan, malaria.
b. Penyakit keturunan dari orangtua/nenek moyang dan kiriman dari orang
jahat/tidak senang.
c. Makanan yang tidak bergizi seimbang dan tidak sehat.
d. Tidak tahu
3. Menurut ibu, tanda-tanda ibu hamil menderita anemia adalah:
a. Letih, lemah, lesu, lelah, lunglai.
b. Pening, mata berkunang-kunang, tidak selera makan.
c. Tekanan darah/tensi rendah.
d. Tidak tahu
4. Bagaimana cara pencegahan anemia ?
a. Minum obat tambah darah 3 x sehari
b. Berobat ke bidan/puskesmas.
c. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dan minum tablet
tambah darah sesuai anjuran petugas kesehatan
d. Tidak tahu
5. Menurut ibu, apa saja sumber makanan yang dapat mencegah anemia:
a. Hati, daging, ikan, sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan.
b. Kol, susu, keju
c. Kacang, teh, kopi
d. Tidak tahu
6. Menurut ibu, Tablet Tambah Darah adalah ?
e. Obat untuk menaikkan darah
f. Suplemen makanan yang mengandung zat besi dan folat
g. Obat untuk ibu hamil kurang darah
h. Tidak tahu

7. Menurut ibu, apa manfaat tablet tambah darah bagi ibu hamil ?
a. Bila diminum secara teratur dan sesuai aturan dapat mencegah dan
menanggulangi anemia gizi besi
b. Membuat anak dalam kandungan sehat
c. Menaikkan darah
d. Tidak tahu
8. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya tablet tambah darah
dikonsumsi bersama dengan?
a. Kopi
b. The
c. Buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, papaya, manga, jambu biji dan
lain-lain)
d. Tidak tahu
9. Sebaiknya hindari mengkonsumsi tablet tambah darah bersamaan dengan :
a. Buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, papaya, manga, jambu biji dan
lain-lain)
b. Kopi dan teh
c. Hati, ikan daging
d. Tidak tahu
10. Menurut ibu, berapa tablet minimal minum tablet tambah darah selama
kehamilan ?
a. 30 tablet
b. 60 tablet
c. 90 tablet
d. Tidak tahu

D. KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH


1. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darah?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
2. Dari mana ibu mendapatkan tablet tambah darah?
a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu (Pustu)
c. Dokter spesialis kandungan (SpOG)
3. Sudah berapa banyak ibu mengkonsumsi tablet tambah darah? (lihat tanggal
terakhir ibu menerima tablet tambah darah, cek di buku KIA/register)
a. < 90 tablet
b. ≥ 90 tablet
c. 30 tablet
4. Apakah ibu rutin mengkonsumsi tablet tambah darah?
a. Ya, setiap hari, malam/sore
b. Kadang-kadang, seminggu sekali
c. Saat ingat saja
Jika ibu tidak rutin mengkonsumsi tablet tambah darah, mengapa? Sebutkan
alasannya ! Mual, pusing, bosan.
F. SOSIAL BUDAYA (pantang makan, konsumsi teh, keaneka ragaman)
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakan ibu memiliki pantangan makan


selama hamil ini? (sayur berwarna hijau,
ikan, daging)
2 Apakah ada mitos dikeluarga jika makan
tablet tambah darah anak yang dikandung
akan besar?
3 Apakah dengan mengkonsumsi tablet
tambah darah ibu akan menjadi darah
tinggi (hypertensi)?
4 Apakah ibu minum tablet tambah darah
dengan air teh?
5 Apakah ibu mencuci sayuran setelah
dipotong-potong terlebih dahulu?
6 Apakah ibu mencuci sayuran dengan cara
direndam dan tidak menggunakan air
mengalir?
7 Apakah saat merebus sayur ibu menutup
tutup panci?
8 Apakah ibu merebus sayur sampai sayur
berubah warna?

G. DUKUNGAN SUAMI
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Suami selalu mengantarkan saya ke


Puskesmas/Pustu untuk memeriksakan
kehamilan ini
2 Suami ikut masuk keruangan
pemeriksaan saat saya melakukan
pemeriksaan kehamilan ini
3 Suami selalu bertanya pada petugas
kesehatan tentang hasil pemeriksaan
kehamilan saya.
4 Suami saya biasanya bertanya pada
petugas kesehatan tentang manfaat dan
efek samping Tablet Tambah darah
(TTD) bagi ibu hamil.
5 Suami saya selalu mengingatkan saya
untuk mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD) sesuai jadwal yang
dianjurkan oleh petugas kesehatan.
6 Jika suami saya sedang keluar kota/kerja
di luar kota, suami selalu mengingatkan
saya untuk minum TTD melalui
telepon/WA.
7 Suami selalu mengingatkan saya untuk
mengkonsumsi sayuran hijau/buah/ikan/
daging
Lampiran 7
MASTER TABEL

Status JUMLAH TTL Standar


Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
1 thn 11 Sesuai
1 R 31 1 4/3/0/3 1 bln 0 SMP 0 22 0 11.5 1 2200000 5 440000 1 standar 1
Sesuai
2 H 28 1 2/1/0/1 1 3 th 1 SMU 1 24 1 12 1 1500000 3 500000 1 standar 1
Sesuai
3 B 23 1 1/0/0/0 1 0 1 SMU 1 24.5 1 9.8 0 1000000 2 500000 1 standar 1
Sesuai
4 Z 37 0 3/2/0/2 1 4 th 1 SD 0 25 1 11.2 1 2000000 4 500000 1 standar 1
Sesuai
5 H 30 1 2/1/0/1 1 5 th 1 SMU 1 24 1 10 0 1200000 3 400000 1 standar 1
Sesuai
6 V 28 1 2/1/0/1 1 3 th 3 bln 1 SMU 1 26 1 11.5 1 900,000 3 300000 0 standar 1
Tidak
7 D 22 1 1/0/0/0 1 0 1 SMP 0 24.6 1 12.5 1 1500000 2 750000 1 sesuai 0
Tidak
8 R 32 1 4/3/0/3 1 4 th 1 SD 0 25 1 12 1 1400000 5 280000 0 sesuai 0
Sesuai
9 S 25 1 3/2/0/2 1 5 th 1 SMU 1 24 1 13 1 900,000 4 225000 0 standar 1
Sesuai
10 K 30 1 4/2/1/2 1 4 th 1 SMU 1 24.5 1 9.5 0 1700000 5 340000 1 standar 1
383333.333 Sesuai
11 S 31 1 5/3/1/3 1 4 th 1 SMU 1 25 1 12 1 2300000 6 3 1 standar 1
B 416666.666 Tidak
12 S 36 0 5/4/0/4 1 ln 1 SMP 0 23 0 8.5 0 2500000 6 7 1 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
13 R 25 1 3/2/0/2 1 3 th 2 bln 1 SMP 0 25 1 9 0 1000000 4 250000 0 sesuai 0

Tidak
14 N 33 0 2/1/0/1 1 2 th 5 bln 1 SMP 0 22 0 9.5 0 1800000 3 600000 1 sesuai 0

333333.333 Tidak
15 N 22 1 2/1/0/1 1 2 th 8 bln 1 SMP 0 26 1 10.2 0 1000000 3 3 0 sesuai 0

Tidak
16 A 26 1 3/2/0/2 1 3 th 1 D3 1 23 0 8.6 0 2000000 4 500000 1 sesuai 0

Tidak
17 E 22 1 2/1/0/1 1 3 th 1 SD 0 26 1 9.2 0 900,000 3 300000 0 sesuai 0

Sesuai
18 H 28 1 4/3/0/3 1 4 th 1 SMU 1 25.5 1 9.5 0 900,000 5 180000 0 standar 1

Tidak
19 R 26 1 3/2/0/2 1 2 th 5 bln 1 SMP 0 26 1 12.5 1 800,000 4 200000 0 sesuai 0

333333.333 Tidak
20 S 23 1 2/1/0/1 1 3 th 5 bln 1 SD 0 24 1 10.2 0 1000000 3 3 0 sesuai 0

Sesuai
21 H 25 1 3/2/0/2 1 4 th 3 bln 1 SMU 1 21 0 12.5 1 1800000 4 450000 1 standar 1

Tidak
22 I 36 0 3/2/0/2 1 3 th 1 SD 0 23 0 9.8 0 1700000 4 425000 1 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Sesuai
23 Y 30 1 4/3/0/3 1 4 th 2 bln 1 D3 1 22 0 9.2 0 2300000 5 460000 1 standar 1

416666.666 Tidak
24 J 38 0 5/3/1/3 1 4 th 1 bln 1 SD 0 24 1 8.5 0 2500000 6 7 1 sesuai 0

Sesuai
25 J 26 1 4/3/0/3 1 3 th 6 bln 1 S1 1 24.5 1 13.5 1 2500000 5 500000 1 standar 1

Sesuai
26 N 27 1 4/3/0/3 1 3 th 2 bln 1 SD 0 24 1 9.5 0 1000000 5 200000 0 standar 1

266666.666 Tidak
27 R 36 0 2/1/0/1 1 3 th 1 SMP 0 25 1 8.5 0 800,000 3 7 0 sesuai 0

666666.666 Tidak
28 M 25 1 2/1/0/1 1 4 th 1 SMU 1 22 0 10.5 0 2000000 3 7 1 sesuai 0

666666.666 Tidak
29 N 26 1 2/1/0/1 1 4 th 5 bln 1 SMU 1 26 1 9.5 0 2000000 3 7 1 sesuai 0

Tidak
30 A 22 1 1/0/0/0 1 0 1 SMP 0 28 1 8.6 0 2200000 2 1100000 1 sesuai 0

Tidak
31 B 36 0 3/2/0/2 1 2 th 1 bln 1 SMP 0 24 1 10.5 0 900,000 4 225000 0 sesuai 0

Sesuai
32 S 24 1 2/1/0/1 1 2 th 3 bln 1 S1 1 22 0 10.5 0 3000000 3 1000000 1 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Sesuai
34 H 25 1 3/2/0/2 1 3 th 1 D3 1 22 0 12 1 2300000 4 575000 1 standar 1

Tidak
35 M 30 1 4/3/0/3 1 3 th 1 bln 1 SD 0 26 1 9.5 0 800,000 5 160000 0 sesuai 0

Tidak
36 A 30 1 4/3/0/3 1 4 th 5 bln 1 SMU 1 25.5 1 10 0 2000000 5 400000 1 sesuai 0

333333.333 Sesuai
37 P 37 0 2/1/0/1 1 4 th 1 SMU 1 24 1 8.5 0 1000000 3 3 0 standar 1

Sesuai
38 R 25 1 2/1/0/1 1 4 th 3 bln 1 D3 1 28 1 13.2 1 1800000 3 600000 1 standar 1

Tidak
39 J 31 1 5/3/1/3 1 4 th 1 SMP 0 24 1 9.5 0 1500000 6 250000 0 sesuai 0

133333.333 Tidak
40 I 38 0 5/4/0/4 1 3 th 2 bln 1 SMP 0 25.5 1 9.4 0 800,000 6 3 0 sesuai 0

Tidak
41 S 31 1 4/3/0/3 1 3 th 1 SD 0 24 1 8.5 0 1900000 5 380000 1 sesuai 0

Sesuai
42 Y 36 0 3/2/0/2 1 3 th 5 bln 1 SMU 1 24.5 1 9.8 0 1400000 4 350000 1 standar 1

Sesuai
43 J 38 0 4/3/0/3 1 4 th 1 SMU 1 27 1 12.5 1 800,000 5 160000 0 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Sesuai
44 P 30 1 4/3/0/3 1 3 th 4 bln 1 SMU 1 25 1 10.2 0 600,000 5 120000 0 standar 1

Sesuai
45 E 29 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 21 0 12 1 1300000 4 325000 0 standar 1

Sesuai
46 S 28 1 3/2/0/2 1 2 th 3 bln 1 D3 1 23 0 13 1 1500000 4 375000 1 standar 1

83333.3333 Sesuai
47 D 38 0 5/4/0/4 1 4 th 1 SMU 1 25 1 10.3 0 500,000 6 3 0 standar 1

266666.666 Tidak
48 R 36 0 2/1/0/1 1 5 th 1 SMP 0 26 1 10.5 0 800,000 3 7 0 sesuai 0

233333.333 Tidak
49 R 36 0 2/1/0/1 1 4 th 1 SMP 0 25 1 11.7 1 700,000 3 3 0 sesuai 0

Tidak
50 M 37 0 3/2/0/2 1 3 th 1 bln 1 SMP 0 24 1 9.8 0 800,000 4 200000 0 sesuai 0

Sesuai
51 N 28 1 3/2/0/2 1 3 th 5 bln 1 SMU 1 25.5 1 9.2 0 800,000 4 200000 0 standar 1

233333.333 Sesuai
52 O 30 1 5/4/0/4 1 3 th 1 SMU 1 24 1 10 0 1400000 6 3 0 standar 1

Sesuai
53 B 36 0 4/3/0/3 1 4 th 1 SMU 1 24.5 1 9.5 0 800,000 5 160000 0 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Sesuai
54 S 30 1 4/3/0/3 1 5 th 1 S1 1 26 1 11.5 1 1600000 5 320000 0 standar 1

Sesuai
55 M 28 1 3/2/0/2 1 4 th 1 D3 1 22 0 12.4 1 2000000 4 500000 1 standar 1

Sesuai
56 P 37 0 3/2/0/2 1 5 th 1 SMU 1 26 1 12 1 700,000 4 175000 0 standar 1

Sesuai
57 R 30 1 3/2/0/2 1 4 th 8 bln 1 SMU 1 24 1 10 0 800,000 4 200000 0 standar 1

Tidak
58 A 36 0 4/3/0/3 1 5 th 1 SD 0 24 1 9.5 0 600,000 5 120000 0 sesuai 0

Sesuai
59 C 38 0 4/3/0/3 1 3 th 1 SMU 1 25 1 12 1 600,000 5 120000 0 standar 1

Sesuai
60 Y 31 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 25.5 1 9.8 0 800,000 4 200000 0 standar 1

Tidak
61 S 38 0 4/3/0/3 1 3 th 1 bln 1 SMP 0 24 1 9.2 0 900,000 5 180000 0 sesuai 0

Sesuai
62 J 30 1 4/3/0/3 1 3 th 4 bln 1 D3 1 21 0 12 1 1800000 5 360000 1 standar 1

Tidak
63 K 29 1 4/3/0/3 1 3 th 1 SMP 0 25 1 10 0 2000000 5 400000 1 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
64 L 38 0 5/4/0/4 1 5 th 1 SD 0 24 1 10.2 0 900,000 6 150000 0 sesuai 0

433333.333 Tidak
65 H 25 1 2/1/0/1 1 4 th 1 SMP 0 24.5 1 8.5 0 1300000 3 3 1 sesuai 0

266666.666 Sesuai
66 M 25 1 2/1/0/1 1 4 th 1 SMU 1 24 1 10 0 800,000 3 7 0 standar 1

566666.666 Sesuai
67 P 26 1 2/1/0/1 1 3 th 1 D3 1 23 0 12 1 1700000 3 7 1 standar 1

Tidak
68 I 36 0 2/1/0/1 1 3 th 1 bln 1 SMP 0 26 1 10.5 0 900,000 3 300000 0 sesuai 0

Sesuai
69 T 26 1 3/2/0/2 1 3 th 6 bln 1 SMU 1 25.5 1 10 0 1000000 4 250000 0 standar 1

266666.666 Sesuai
70 R 36 0 2/1/0/1 1 3 th 2 bln 1 SMU 1 24 1 9.8 0 800,000 3 7 0 standar 1

Tidak
71 P 36 0 3/2/0/2 1 4 th 1 SD 0 24 1 9.5 0 800,000 4 200000 0 sesuai 0

Sesuai
72 S 26 1 3/2/0/2 1 2 th 5 bln 1 SMU 1 23 0 13 1 1800000 4 450000 1 standar 1

666666.666 Tidak
73 E 23 1 2/1/0/1 1 3 th 1 SMP 0 25 1 9 0 2000000 3 7 1 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
74 M 38 0 4/3/0/3 1 4 th 1 SD 0 24 1 9.2 0 1000000 5 200000 0 sesuai 0

Tidak
75 Y 31 1 4/3/0/3 1 4 th 5 bln 1 D3 1 27 1 10 0 2200000 5 440000 1 sesuai 0

Sesuai
76 S 30 1 4/3/0/3 1 5 th 1 SMU 1 28 1 12 1 1000000 5 200000 0 standar 1

Sesuai
77 A 31 1 5/4/0/4 1 5 th 1 D3 1 24.5 1 9.5 0 2000000 6 333333.3333 0 standar 1

Sesuai
78 A 30 1 5/4/0/4 1 4 th 6 bln 1 SMU 1 25 1 12.5 1 2600000 6 433333.3333 1 standar 1

Sesuai
79 S 37 0 4/3/0/3 1 4 th 2 bln 1 SMU 1 24.5 1 10 0 1200000 5 240000 0 standar 1

Tidak
80 D 36 0 5/4/0/4 1 4 th 8 bln 1 SMP 0 25 1 10.5 0 1000000 6 166666.6667 0 sesuai 0

Tidak
81 P 30 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMP 0 26 1 9 0 2200000 4 550000 1 sesuai 0

Tidak
82 B 36 0 3/2/0/2 1 4 th 1 SMP 0 24 1 10.2 0 1400000 4 350000 1 sesuai 0

Tidak
83 Y 26 1 2/1/0/1 1 3 th 1 SMP 0 25.5 1 10 0 2500000 3 833333.3333 1 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
84 M 37 0 4/3/0/3 1 3 th 1 SD 0 24 1 9.5 0 1800000 5 360000 1 sesuai 0

Sesuai
85 K 31 1 3/2/0/2 1 3 th 5 bln 1 D3 1 21 0 12 1 2000000 4 500000 1 standar 1

Sesuai
86 L 28 1 3/2/0/2 1 3 th 3 bln 1 SMU 1 25 1 8.5 0 1800000 4 450000 1 standar 1

Sesuai
87 L 38 0 2/1/0/1 1 2 th 6 bln 1 SMU 1 26 1 9.2 0 1500000 3 500000 1 standar 1

333333.333 Tidak
88 M 36 0 2/1/0/1 1 3 th 1 SD 0 24 1 10 0 1000000 3 3 0 sesuai 0

Sesuai
89 S 30 1 2/1/0/1 1 2 th 2 bln 1 SMU 1 25.5 1 12.5 1 1200000 3 400000 1 standar 1

866666.666 Sesuai
90 A 28 1 2/1/0/1 1 2 th 6 bln 1 D3 1 24 1 10.2 0 2600000 3 7 1 standar 1

Sesuai
91 C 31 1 3/2/0/2 1 2 th 1 bln 1 SMU 1 25 1 12.6 1 1900000 4 475000 1 standar 1

Sesuai
92 O 29 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 26 1 10.6 0 2000000 4 500000 1 standar 1

Tidak
93 R 30 1 3/2/0/2 1 4 th 1 SMP 0 24 1 10 0 1500000 4 375000 1 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
94 T 36 0 3/2/0/2 1 3 th 1 SD 0 24.5 1 9 0 1000000 4 250000 0 sesuai 0

Sesuai
95 S 29 1 4/3/0/3 1 3 th 2 bln 1 SMU 1 22 0 12.5 1 1700000 5 340000 1 standar 1

Sesuai
96 Y 36 0 2/1/0/1 1 3 th 1 SMU 1 26 1 9 0 1500000 3 500000 1 standar 1

Sesuai
97 L 31 1 4/3/0/3 1 3 th 4 bln 1 D3 1 24 1 12.6 1 2000000 5 400000 1 standar 1

Tidak
98 M 37 0 4/3/0/3 1 4 th 1 SD 0 26 1 9 0 1300000 5 260000 0 sesuai 0

Sesuai
99 M 31 1 5/4/0/4 1 5 th 1 SD 0 25.5 1 9.5 0 1000000 6 166666.6667 0 standar 1

Tidak
100 A 30 1 5/4/0/4 1 4 th 3 bln 1 SMP 0 24.5 1 8.5 0 1500000 6 250000 0 sesuai 0

Tidak
101 S 36 0 4/3/0/3 1 3 th 2 bln 1 SD 0 26 1 9.8 0 1000000 5 200000 0 sesuai 0

Tidak
102 D 30 1 4/3/0/3 1 4 th 1 SMP 0 24 1 10 0 1600000 5 320000 0 sesuai 0

Tidak
103 F 36 0 3/2/0/2 1 3 th 2 bln 1 SD 0 24 1 10.2 0 1200000 4 300000 0 sesuai 0

Sesuai
104 G 28 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMP 0 25 1 12.6 1 1500000 4 375000 1 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
105 R 30 1 3/2/0/2 1 4 th 1 SMP 0 24.5 1 13.5 1 2900000 4 725000 1 sesuai 0

Tidak
106 S 30 1 2/1/0/1 1 2 th 5 bln 1 S1 1 26 1 12 1 2400000 3 800000 1 sesuai 0

Sesuai
107 P 31 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 25 1 11.5 1 2000000 4 500000 1 standar 1

Sesuai
108 I 30 1 2/1/0/1 1 3 th 1 SMU 1 23 0 10 0 2600000 3 866666.6667 1 standar 1

Tidak
109 K 29 1 2/1/0/1 1 3 th 9 bln 1 SMP 0 24 1 10.2 0 2000000 3 666666.6667 1 sesuai 0

Sesuai
110 M 31 1 2/1/0/1 1 3 th 2 bln 1 SMP 0 23 0 10.5 1 1800000 3 600000 1 standar 1

Sesuai
111 Y 37 0 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 24 1 9.8 0 1900000 4 475000 1 standar 1

Sesuai
112 S 29 1 4/3/0/3 1 4 th 1 SMU 1 25 1 12 1 2000000 5 400000 1 standar 1

Tidak
113 R 36 0 3/2/0/2 1 4 th 1 SD 0 24.5 1 10 0 1300000 4 325000 0 sesuai 0

Sesuai
114 S 31 1 2/1/0/1 1 3 th 5 bln 1 SMU 1 24 1 10.2 0 1000000 3 333333.3333 0 standar 1

Sesuai
115 G 36 0 2/1/0/1 1 3 th 4 bln 1 SMU 1 25 1 10.5 0 1500000 3 500000 1 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
116 D 31 1 5/4/0/4 1 5 th 1 SMP 0 24.5 1 9 0 1800000 6 300000 0 sesuai 0

Tidak
117 S 29 0 4/3/0/3 1 4 th 1 SD 0 26 1 10 0 1000000 5 200000 0 sesuai 0

Sesuai
118 A 30 1 4/3/0/3 1 4 th 1 bln 1 SMU 1 25.5 1 10.5 0 1000000 5 200000 0 standar 1

Tidak
119 Y 37 0 4/3/0/3 1 3 th 7 bln 1 SD 0 26 1 9.8 0 1200000 5 240000 0 sesuai 0

Tidak
120 P 30 1 3/2/0/2 1 3 th 1 bln 1 SMP 0 24.5 1 10 0 2000000 4 500000 1 sesuai 0

Tidak
121 P 36 0 2/1/0/1 1 2 th 6 bln 1 SMU 1 25 1 10.4 0 1200000 3 400000 1 sesuai 0

Sesuai
122 H 30 1 3/2/0/2 1 2 th 6 bln 1 SMU 1 22 0 10.2 0 2200000 4 550000 1 standar 1

Tidak
123 M 29 1 4/3/0/3 1 4 th 1 SMP 0 25 1 9.5 0 2400000 5 480000 1 sesuai 0

Sesuai
124 K 28 1 4/3/0/3 1 4 th 2 bln 1 SMU 1 21 0 11.8 1 2500000 5 500000 1 standar 1

Tidak
125 A 38 0 4/3/0/3 1 3 th 1 SD 0 28 1 9.8 0 1000000 5 200000 0 sesuai 0

Sesuai
126 S 30 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 24 1 10 0 1000000 4 250000 0 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Sesuai
127 L 31 1 3/2/0/2 1 3 th 2 bln 1 SMU 1 24.5 1 12 1 1000000 4 250000 0 standar 1

Tidak
128 P 29 1 3/2/0/2 1 3 th 5 bln 1 SMP 0 25 1 12.5 1 1900000 4 475000 1 sesuai 0

Tidak
129 Y 27 1 3/2/0/2 1 3 th 8 bln 1 SMP 0 24.5 1 11.8 1 2000000 4 500000 1 sesuai 0

Sesuai
130 T 30 1 3/2/0/2 1 4 th 1 SMU 1 26 1 12 1 1200000 4 300000 0 standar 1

Tidak
131 R 27 1 2/1/0/1 1 4 th 1 SMP 0 24.5 1 10 0 2400000 3 800000 1 sesuai 0

Tidak
132 S 40 0 6/5/0/5 0 4 th 7 bln 1 SMP 0 26 1 12 1 2200000 7 314285.7143 0 sesuai 0

Sesuai
133 T 36 0 2/1/0/1 1 3 th 10 bln 1 SMU 1 24.5 1 10 0 1000000 3 333333.3333 0 standar 1

Sesuai
134 Y 30 1 3/2/0/2 1 3 th 9 bln 1 SMU 1 25 1 11.5 1 1900000 4 475000 1 standar 1

Tidak
135 I 41 0 6/5/0/5 1 5 th 1 SD 0 24.5 1 10.5 0 1200000 7 171428.5714 0 sesuai 0

Tidak
136 Y 40 0 6/5/0/5 1 3 th 1 SD 0 26 1 10.2 0 1000000 7 142857.1429 0 sesuai 0

Sesuai
137 M 38 0 4/3/0/3 1 3 th 10 bln 1 SMU 1 21 0 9 0 1800000 5 360000 1 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Sesuai
138 M 28 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 25 1 9.5 0 1200000 4 300000 0 standar 1

Tidak
139 P 30 1 3/2/0/2 1 3 th 6 bln 1 SD 0 25.5 1 9 0 1600000 4 400000 1 sesuai 0

Tidak
140 K 37 0 4/3/0/3 1 3 th 7 bln 1 SD 0 26 1 10 0 1200000 5 240000 0 sesuai 0

Sesuai
141 L 36 0 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 22 0 10.2 0 2000000 4 500000 1 standar 1

Sesuai
142 S 29 1 4/3/0/3 1 4 th 1 SMU 1 25 1 12.2 1 1800000 5 360000 1 standar 1

Tidak
143 S 36 0 4/3/0/3 1 4 th 1 bln 1 SMP 0 25 1 10 0 1000000 5 200000 0 sesuai 0

Sesuai
144 R 38 0 4/3/1/3 1 5 th 1 SMU 1 26.5 1 10.4 0 900,000 5 180000 0 standar 1

Sesuai
145 W 31 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 24 1 13 1 1800000 4 450000 1 standar 1

Tidak
146 T 36 0 3/2/0/2 1 3 th 1 SD 0 25 1 10 0 1000000 4 250000 0 sesuai 0

Sesuai
147 P 31 1 5/4/0/4 1 3 th 11 bln 1 SMU 1 22.5 0 9.8 0 1500000 6 250000 0 standar 1

Tidak
148 K 29 1 4/3/0/3 1 3 th 2 bln 1 SMP 0 28 1 10 0 1500000 5 300000 0 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
149 M 37 0 4/3/0/3 1 3 th 1 SD 0 26 1 9.5 0 1000000 5 200000 0 sesuai 0

Sesuai
150 K 39 0 5/4/0/4 1 2 th 3 bln 1 SMU 1 21.5 0 10.8 0 1900000 6 316666.6667 0 standar 1

Sesuai
151 L 27 1 3/2/0/2 1 3 th 1 SMU 1 25 1 10.4 0 1500000 4 375000 1 standar 1

Sesuai
152 O 31 1 5/4/0/4 1 5 th 1 D3 1 24 1 12 1 2600000 6 433333.3333 1 standar 1

Tidak
153 H 37 0 5/4/0/4 1 4 th 7 bln 1 SD 0 25 1 10 0 1000000 6 166666.6667 0 sesuai 0

Sesuai
154 S 30 1 2/1/0/1 1 3 th 1 SMU 1 25.5 1 10.2 0 1000000 3 333333.3333 0 standar 1

Tidak
155 T 29 1 2/1/0/1 1 3 th 1 bln 1 SD 0 26 1 9 0 2000000 3 666666.6667 1 sesuai 0

Tidak
156 P 36 0 2/1/0/1 1 2 th 4 bln 1 SD 0 28 1 9.8 0 900,000 3 300000 0 sesuai 0

Sesuai
157 R 18 0 1/0/0/0 1 3 th 1 SMU 1 24.5 1 10 0 700,000 2 350000 1 standar 1

Sesuai
158 R 30 1 3/2/0/2 1 4 th 1 SMU 1 26 1 12 1 1800000 4 450000 1 standar 1

Tidak
159 H 18 0 1/0/0/0 1 3 th 2 bln 1 SD 0 25 1 9.8 0 900,000 2 450000 1 sesuai 0
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
160 N 34 0 3/2/0/2 1 3 th 2 bln 1 SD 0 24.5 1 10 0 600,000 4 150000 0 sesuai 0

Sesuai
161 N 33 0 3/2/0/2 1 3 th 4 bln 1 SMU 1 22.5 0 10.4 0 1200000 4 300000 0 standar 1

Sesuai
162 D 30 1 5/4/0/4 1 5 th 1 SMU 1 24.5 1 8.9 0 800,000 5 160000 0 standar 1

Tidak
163 A 18 0 1/0/0/0 1 4 th 0 SMP 0 25 1 9 0 1000000 2 500000 1 sesuai 0

Tidak
164 T 36 0 2/1/0/1 1 3 th 1 SD 0 28 1 10 0 1000000 3 333333.3333 0 sesuai 0

Tidak
165 P 18 0 1/0/0/0 1 4 th 0 SD 0 25 1 10.4 0 800,000 2 400000 1 sesuai 0

Sesuai
166 L 30 1 3/2/0/2 1 4 th 2 bln 1 SMU 1 21.5 0 8.5 0 1800000 4 450000 1 standar 1

Tidak
167 M 29 1 3/2/0/2 1 3 th 6 bln 1 SMP 0 24.5 1 9 0 2000000 4 500000 1 sesuai 0

Sesuai
168 L 30 1 3/2/0/2 1 4 th 10 bln 1 SMU 1 26 1 12 1 2500000 4 625000 1 standar 1

Tidak
169 Y 36 0 2/1/0/1 1 3 th 10 bln 1 SD 0 24 1 10.2 0 900,000 3 300000 0 sesuai 0

Sesuai
170 S 25 1 2/1/0/1 1 3 th 2 bln 1 SMU 1 24.5 1 10 0 1000000 3 333333.3333 0 standar 1
Status JUMLAH TTL Standar
Kode Nama Umur Kode Paritas Kode Kode PDD Kode Kode Penghasilan Kode Kode
Jarak Gizi Anemia/ PENGHASILAN TANGGUNGAN Kuantita
Kelahiran (lila) Kode tidak s ANC
Tidak
171 A 31 1 5/4/0/4 1 4 th 1 SMP 0 26 1 9.8 0 1800000 5 360000 1 sesuai 0

Tidak
172 R 37 0 5/4/0/4 1 5 th 1 SMP 0 24 1 10.2 0 1000000 5 200000 0 sesuai 0
Kepatuhan
Kod Ko Ko Ko Ko
Jml % Mengkonsums Jml Jml Jml
e de de de de
Pengetahuan i TTD Sosial Budaya Dukungan Suami

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50 0 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 1 1 1 1 1 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
3 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 60 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 1 1 0 3 0
4 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 1 0 4 1
5 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 1 1 1 4 1
6 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 4 1 1 1 0 0 1 0 0 3 0
8 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 60 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 4 1 1 1 0 0 0 1 1 4 1
9 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 60 1 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
10 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 0 1 1 1 0 0 1 1 5 1
11 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 0 1 1 5 1
12 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 5 50 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 0 1 0 0 1 1 0 0 3 0
13 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 50 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 1 0 3 0
14 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 5 50 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
15 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 20 0 1 1 0 1 3 1 1 1 1 0 0 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
16 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6 60 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 1 1 0 4 1
17 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5 50 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 1 0 0 0 1 0 1 3 0
18 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 1 1 1 0 3 0 1 0 0 0 1 1 1 4 1
19 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 50 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
20 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 30 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
Mengkonsums
e de de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 1 1 6 1
22
1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 50 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
23
0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 1 0 0 0 3 0 1 0 0 1 1 0 0 3 0
24
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 50 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0
25
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 1 1 1 1 5 1
26
0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 1 0 1 1 5 1
27
1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 50 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 0 1 0 0 0 0 1 1 3 0
28
1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 5 50 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
29
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5 50 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3 0 0 0 1 1 1 0 0 3 0
30
0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 5 50 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 1 1 1 1 1 1 1 7 1
31
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 0 0 1 1 0 0 1 0 3 0
32
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 1 4 1 0 1 0 1 0 1 1 4 1
33
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 1 0 1 0 0 0 1 3 0
34
1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
35
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 3 0 1 1 0 0 0 1 1 4 1
36
Kepatuhan
Kod Ko Ko Ko Ko
Jml % Mengkonsums Jml Jml Jml
e de de de de
Pengetahuan i TTD Sosial Budaya Dukungan Suami

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 0 1 1 1 0 0 0 0 3 0
37
1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 60 1 1 0 1 0 2 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 0 1 0 0 0 0 1 1 3 0
38
1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 1 0 0 0 4 1 1 0 1 1 1 1 0 5 1
39
0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 50 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 3 0 1 1 1 0 0 0 0 3 0
40
1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 50 0 1 1 0 1 3 1 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
41
1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 0 0 0 1 0 0 1 1 3 0
42
1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 0 0 0 1 4 1 1 0 1 1 0 1 1 5 1
43
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 1 0 1 0 1 1 0 4 1 0 0 0 0 0 1 1 2 0
44
1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 0 0 5 1
45
0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 1 1 0 5 1
46
1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 6 1
47
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 1 0 0 0 0 1 1 3 0 0 1 0 1 0 1 1 4 1
48
1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 50 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 0
49
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 50 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 4 1 0 0 0 1 0 0 1 2 0
50
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 1 1 0 1 3 1 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
51
Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 1 0 1 0 0 1 0 3 0 0 1 0 1 0 1 1 4 1
52
1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 0 0 0 1 1 4 1
53
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 60 1 1 1 0 1 3 1 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 1 0 3 0
54
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70 1 1 1 0 1 3 1 1 1 0 1 0 1 1 1 6 1 1 1 0 1 0 1 1 5 1
55
1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 6 1 1 1 0 0 0 1 1 4 1
56
1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 0 1 1 0 0 1 4 1
57
1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 0 0 1 0 3 0
58
1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 5 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0
59
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 1 1 0 0 4 1 1 0 0 0 1 1 0 3 0
60
0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 0 0 1 0 3 0 1 0 0 1 0 0 1 3 0
61
1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 5 50 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 1 1 0 0 3 0 1 0 0 0 1 1 0 3 0
62
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
63
1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0
64
0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 40 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 1 0 3 0
65
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 50 0 1 1 0 1 3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
66

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 50 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 1 0 1 0 1 0 4 1
67
1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
68
1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 0 1 0 0 1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 3 0
69
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 1 1 5 1 1 1 0 0 0 1 1 4 1
70
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
71
0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
72
1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
73
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0
74
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 0 1 1 0 1 0 0 0 3 0
75
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 70 1 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
76
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
77
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
78
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
79
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 0 0 0 1 3 0 0 1 1 1 0 1 0 4 1
80
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 3 0
81

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 1 3 0
82
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 30 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0
83
0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0
84
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0 1 1 0 1 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 0
85
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 70 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 1 1 0 1 0 0 1 4 1
86
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 0 1 1 4 1
87
1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 0 1 0 1 1 1 5 1
88
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
89
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 5 50 0 1 1 1 1 4 1 0 1 0 0 1 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 1 0 4 1
90
1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
91
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
92
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 40 1 1 1 1 1 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 6 1
93
1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 0 1 1 1 0 0 0 0 3 0
94
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0
95
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 5 1
96

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0
97
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 0 1 1 6 1
98
1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 5 50 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 0 1 1 0 0 3 0 1 0 0 0 1 1 0 3 0
99
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
100
0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 5 50 0 1 1 0 1 3 1 0 1 0 1 1 0 0 1 4 1 1 1 0 1 1 0 0 4 1
101
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0
102
0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 50 0 1 1 0 1 3 1 0 1 1 0 0 1 0 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
103
0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
104
1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
105
1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 50 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 1 1 0 0 0 1 1 0 3 0
106
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 6 60 1 1 0 0 1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 1 1 1 0 0 0 1 1 4 1
107
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
108
1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 1 1 4 1
109
0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0
110
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 0 4 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
111

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1 0 1 0 0 0 1 3 0
112
1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 0 0 1 5 1 1 1 1 1 0 0 0 4 1
113
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 1 1 0 0 0 1 0 3 0
114
1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 1 0 0 1 5 1 1 1 0 1 1 0 0 4 1
115
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
116
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 5 50 0 1 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 0 0 1 0 1 1 4 1
117
0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 3 0 1 0 0 0 1 1 0 3 0
118
1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 1 5 1 1 1 1 0 0 0 0 3 0
119
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 30 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 1 0 1 0 0 0 3 0
120
1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 60 1 1 0 0 1 2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 3 0
121
1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
122
1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
123
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0
124
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 0 0 3 0 1 0 0 0 1 1 1 4 1
125
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
126

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 1 3 0
127
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 30 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0
128
0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0
129
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0 1 1 0 1 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 0
130
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 70 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 1 1 0 1 0 0 1 4 1
131
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 0 1 1 0 4 1 1 0 0 1 0 1 1 4 1
132
1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 0 1 1 4 1 1 0 1 0 1 1 1 5 1
133
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
134
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 5 50 0 1 1 1 1 4 1 0 1 0 0 1 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 1 0 4 1
135
1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
136
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
137
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 40 1 1 1 1 1 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 6 1
138
1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 0 1 1 1 0 0 0 0 3 0
139
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0
140
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1 1 1 0 0 1 1 5 1
141

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 1 4 1
142
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 0 0 1 4 1 1 1 1 1 0 0 0 4 1
143
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 1 1 0 0 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 1 0 3 0
144
1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 3 0
145
1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
146
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 50 0 1 1 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
147
1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 1 1 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 1 1 0 0 5 1
148
0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 50 0 1 1 0 1 3 1 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1
149
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 50 0 1 1 0 1 3 1 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 3 0
150
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 0 1 1 4 1 1 0 1 0 1 0 1 4 1
151
1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
152
1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
153
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 50 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 0 1 1 0 1 0 0 0 3 0
154
1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1
155
1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 5 50 0 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 0 1 1 0 1 0 0 0 3 0
156

Kod Pengetahuan Jml % Ko Kepatuhan Jml Ko Sosial Budaya Jml Ko Dukungan Suami Jml Ko
e de Mengkonsums de de de
i TTD

p p p p p p p p P p p p P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 p10 1 2 3 4 p1 p2 p3 p4p p5 p6 p7 p8 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0
157
1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
158
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
159
1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
160
0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 1 0 3 0
161
1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 60 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
162
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 0 1 0 0 1 1 0 1 4 1 1 1 0 0 1 1 0 4 1
163
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 3 0
164
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 4 40 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
165
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 0
166
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 70 1 1 1 1 1 4 1 0 1 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
167
0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 5 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 0 1 1 1 0 0 1 0 4 1
168
1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 1 0 1 0 1 0 4 1
169
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0
170
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 60 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 1 1 0 1 0 1 0 4 1
171
1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6 60 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1 1 0 0 1 1 5 1
172
Lampiran 8

OUTPUT ANALISA DATA


Variabel Interaksi:
Lampiran 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

Responden mengisi kuesioner setelah mendapat penjelasan


dari peneliti dan telah menanda tangani Informed consent

Memberikan masker sebagai cinderamata kepada responden


Sebagai ucapan terimakasih
Responden menandatangani informed consent setelah
Membaca dan mendapatkan penjelasan dari peneliti

Peneliti membantu menjelaskan maksud dari pertanyaan


Di Kuesioner pada responden
Menjelaskan pada enumeratur tata cara pengisian kuesioner dan
wawancara
Menjelaskan pada enumeratur tata cara pengisian kuesioner dan
wawancara

Penyebaran kuesioner oleh enumerator di Kelurahan Sungai


Luar
Penyebaran kuesioner oleh enumerator di Kelurahan Sungai Piring

Kelurahan Sungai Luar, salah satu lokasi penelitian


Desa Sungai Rawa, salah satu lokasi penelitan
Lampiran 10

Jadwal Penelitian Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan


Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2020

No Uraian Kegiatan Bulan


Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal Penelitian
3 Seminar Proposal dan Perbaikan
4 Kaji Etik
5 Pengumpulan Data
6 Pengelolaan data
7 Penyusunan Laporan Penelitian
8 Seminar Hasil Penelitian & Perbaikan
9 Uji Komprehensif
10 Publikasi Jurnal
Lampiran 11
1. HASIL UJI VALIDITAS PENGETAHUAN
2. UJI VALIDITAS KEPATUHAN MENGKONSUMSI TTD
4. UJI VALIDITAS SOSIAL BUDAYA
5. UJI VALIDITAS DUKUNGAN SUAMI
Lampiran 12
PEMERIKSAAN HB IBU HAMIL

No Nama Tanggal Terakhir Tanggal Jarak KET


Ibu Cek HB Penelitian
1 R 4 maret 2020 22 juni 2020 108 hr
2 H 4 maret 2020 22 juni 2020 108 hr
3 B 4 maret 2020 22 juni 2020 108 hr
4 Z 4 maret 2020 22 juni 2020 108 hr
5 H 4 maret 2020 22 juni 2020 108 hr
6 V 4 maret 2020 22 juni 2020 108 hr
7 D 4 maret 2020 22 juni 2020 108 hr
8 R 5 maret 2020 22 juni 2020 107 hr
9 S 5 maret 2020 22 juni 2020 107 hr
10 K 5 maret 2020 22 juni 2020 107 hr
11 S 5 maret 2020 22 juni 2020 107 hr
12 S 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
13 R 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
14 N 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
15 N 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
16 A 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
17 E 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
18 H 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
19 R 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
20 S 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
21 H 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
22 I 7 maret 2020 22 juni 2020 105 hr
23 Y 9 maret 2020 22 juni 2020 103 hr
24 J 9 maret 2020 22 juni 2020 103 hr
25 J 9 maret 2020 22 juni 2020 103 hr
26 N 9 maret 2020 23 juni 2020 103 hr
27 R 4 maret 2020 23 juni 2020 108 hr
28 M 4 maret 2020 23 juni 2020 108 hr
29 N 4 maret 2020 23 juni 2020 108 hr
30 A 4 maret 2020 23 juni 2020 108 hr
31 B 13 april 2020 23 juni 2020 70 hr
32 S 13 april 2020 23 juni 2020 70 hr
33 Y 13 april 2020 24 juni 2020 70 hr
34 H 13 april 2020 24 juni 2020 70 hr
35 M 13 april 2020 24 juni 2020 70 hr
36 A 20 maret 2020 24 juni 2020 94 hr
37 P 20 maret 2020 24 juni 2020 94 hr
38 R 20 maret 2020 24 juni 2020 94 hr
39 J 4 april 2020 26 juni 2020 82 hr
40 I 4 april 2020 26 juni 2020 82 hr
41 S 4 april 2020 26 juni 2020 82 hr
42 Y 4 april 2020 26 juni 2020 82 hr
43 J 4 april 2020 26 juni 2020 82 hr
44 P 4 april 2020 26 juni 2020 82 hr
45 E 4 april 2020 26 juni 2020 82 hr
46 S 12 maret 2020 26 juni 2020 107 hr
47 D 12 maret 2020 26 juni 2020 107 hr
48 R 12 maret 2020 29 juni 2020 107 hr
49 R 12 maret 2020 29 juni 2020 107 hr
50 M 12 maret 2020 29 juni 2020 107 hr
51 N 16 maret 2020 29 juni 2020 103 hr
52 O 16 maret 2020 29 juni 2020 103 hr
53 B 16 maret 2020 29 juni 2020 103 hr
54 S 11 april 2020 29 juni 2020 108 hr
55 M 11 april 2020 29 juni 2020 108 hr
56 P 11 april 2020 29 juni 2020 108 hr
57 R 11 april 2020 29 juni 2020 108 hr
58 A 11 april 2020 29 juni 2020 108 hr
59 C 11 april 2020 30 juni 2020 108 hr
60 Y 11 april 2020 30 juni 2020 108 hr
61 S 11 april 2020 30 juni 2020 108 hr
62 J 2 mei 2020 30 juni 2020 58 hr
63 K 2 mei 2020 30 juni 2020 58 hr
64 L 2 mei 2020 30 juni 2020 58 hr
65 H 2 mei 2020 30 juni 2020 58 hr
66 M 2 mei 2020 30 juni 2020 58 hr
67 P 20 maret 2020 30 juni 2020 100 hr
68 I 20 maret 2020 30 juni 2020 100 hr
69 T 20 maret 2020 30 juni 2020 100 hr
70 R 14 april 2020 1 juli 2020 77 hr
71 P 14 april 2020 1 juli 2020 77 hr
72 S 14 april 2020 1 juli 2020 77 hr
73 E 14 april 2020 1 juli 2020 77 hr
74 M 15 april 2020 1 juli 2020 76 hr
75 Y 15 april 2020 1 juli 2020 76 hr
76 S 5 mei 2020 1 juli 2020 56 hr
77 A 5 mei 2020 1 juli 2020 56 hr
78 A 5 m2i 2020 4 juli 2020 56 hr
79 S 5 mei 2020 4 juli 2020 56 hr
80 D 20 april 2020 4 juli 2020 74 hr
81 P 20 april 2020 4 juli 2020 74 hr
82 B 20 april 2020 4 juli 2020 74 hr
83 Y 2 mei 2020 4 juli 2020 62 hr
84 M 2 mei 2020 4 juli 2020 62 hr
85 K 2 mei 2020 4 juli 2020 62 hr
86 L 18 april 2020 4 juli 2020 76 hr
87 L 18 april 2020 4 juli 2020 76 hr
88 M 6 mei 2020 4 juli 2020 58 hr
89 S 6 mei 2020 4 juli 2020 58 hr
90 A 6 mei 2020 4 juli 2020 58 hr
91 C 6 mei 2020 4 juli 2020 58 hr
92 O 6 mei 2020 4 juli 2020 58 hr
93 R 6 mei 2020 4 juli 2020 58 hr
94 T 6 mei 2020 4 juli 2020 58 hr
95 S 20 april 2020 4 juli 2020 74 hr
96 Y 20 april 2020 4 juli 2020 74 hr
97 L 20 april 2020 4 juli 2020 74 hr
98 M 22 april 2020 4 juli 2020 72 hr
99 M 24 april 2020 6 juli 2020 72 hr
100 A 24 april 2020 6 juli 2020 72 hr
101 S 24 april 2020 6 juli 2020 72 hr
102 D 25 april 2020 6 juli 2020 71 hr
103 F 18 april 2020 6 juli 2020 78 hr
104 G 18 april 2020 6 juli 2020 78 hr
105 R 18 april 2020 6 juli 2020 78 hr
106 S 18 april 2020 6 juli 2020 78 hr
107 P 15 april 2020 8 juli 2020 83 hr
108 I 15 april 2020 8 juli 2020 83 hr
109 K 20 april 2020 8 juli 2020 78 hr
110 M 20 april 2020 8 juli 2020 78 hr
111 Y 13 april 2020 8 juli 2020 85 hr
112 S 7 mei 2020 8 juli 2020 61 hr
113 R 7 mei 2020 8 juli 2020 61 hr
114 S 7 mei 2020 8 juli 2020 61 hr
115 G 7 mei 2020 8 juli 2020 61 hr
116 D 9 mei 2020 8 juli 2020 59 hr
117 S 9 mei 2020 8 juli 2020 59 hr
118 A 28 april 2020 9 juli 2020 71 hr
119 Y 28 april 2020 9 juli 2020 71 hr
120 P 28 april 2020 9 juli 2020 71 hr
121 P 28 april 2020 9 juli 2020 71 hr
122 H 28 april 2020 9 juli 2020 71 hr
123 M 09 mei 2020 10 juli 2020 61 hr
124 K 09 mei 2020 10 juli 2020 61 hr
125 A 09 mei 2020 10 juli 2020 61 hr
126 S 09 mei 2020 10 juli 2020 61 hr
127 L 09 mei 2020 10 juli 2020 61 hr
128 P 09 mei 2020 10 juli 2020 61 hr
129 Y 09 mei 2020 10 juli 2020 61 hr
130 T 17 april 2020 10 juli 2020 83 hr
131 R 18 april 2020 11 juli 2020 82 hr
132 S 5 mei 2020 11 juli 2020 66 hr
133 T 8 mei 2020 11 juli 2020 63 hr
134 Y 8 mei 2020 11 juli 2020 63 hr
135 I 8 mei 2020 11 juli 2020 63 hr
136 Y 8 mei 2020 11 juli 2020 63 hr
137 M 8 mei 2020 11 juli 2020 63 hr
138 M 8 mei 2020 11 juli 2020 63 hr
139 P 30 april 2020 11 juli 2020 71 hr
140 K 30 april 2020 11 juli 2020 71 hr
141 L 30 april 2020 14 juli 2020 74 hr
142 S 15 mei 2020 14 juli 2020 59 hr
143 S 15 mei 2020 14 juli 2020 59 hr
144 R 12 mei 2020 14 juli 2020 62 hr
145 W 18 mei 2020 14 juli 2020 56 hr
146 T 18 mei 2020 14 juli 2020 56 hr
147 P 18 mei 2020 18 juli 2020 56 hr
148 K 18 mei 2020 18 juli 2020 56 hr
149 M 18 mei 2020 18 juli 2020 56 hr
150 K 6 mei 2020 18 juli 2020 72 hr
151 L 6 mei 2020 18 juli 2020 72 hr
152 O 11 mei 2020 18 juli 2020 63 hr
153 H 30 april 2020 22 juli 2020 82 hr
154 S 30 april 2020 22 juli 2020 82 hr
155 T 25 april 2020 22 juli 2020 88 hr
156 P 25 april 2020 22 juli 2020 88 hr
157 R 25 april 2020 22 juli 2020 88 hr
158 R 25 april 2020 23 juli 2020 88 hr
159 H 25 april 2020 23 juli 2020 88 hr
160 N 12 mei 2020 23 juli 2020 71 hr
161 N 14 mei 2020 23 juli 2020 69 hr
162 D 19 mei 2020 23 juli 2020 64 hr
163 A 19 mei 2020 23 juli 2020 64 hr
164 T 28 mei 2020 23 juli 2020 55 hr
165 P 14 mei 2020 25 juli 2020 71 hr
166 L 14 mei 2020 25 juli 2020 71 hr
167 M 23 mei 2020 25 juli 2020 62 hr
168 L 23 mei 2020 25 juli 2020 62 hr
169 Y 23 mei 2020 25 juli 2020 62 hr
170 S 6 mei 2020 25 juli 2020 79 hr
171 A 25 mei 2020 25 juli 2020 60 hr
172 R 25 mei 2020 25 juli 2020 60 hr

Anda mungkin juga menyukai