BAB I
PENDAHULUAN
P
embangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari Pembangunan Daerah
Kabupaten Jeneponto yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat maju,
mandiri berlandaskan iman dan taqwa. Salah satu ciri masyarakat maju adalah
masyarakat yang mempunyai derajat kesehatan optimal sebagai faktor penentu
keberhasilan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya
manusia yang sehat akan lebih produktif dan memiliki daya saing yang handal.
Oleh karena itu pembangunan kesehatan di Kabupaten Jeneponto menempati
peran penting.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto telah mengadakan sinkronisasi
program melalui visi Jeneponto Sehat 2013, dengan misi memasyarakatkan
paradigma sehat, profesionalisme petugas kesehatan, pemerataan, perluasan
jangkauan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan disetiap daerah
diharapkan menggunakan indikator, antara lain Indikator Indonesia sehat dan
Indikator Kinerja sesuai Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Indikator
Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut
diatas dapat digolongkan kedalam : Indikator Derajat Kesehatan sebagai Hasil
Akhir (terdiri atas indikator Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi), Indikator
Hasil Antara (terdiri atas indikator Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses
dan Mutu Pelayanan Kesehatan) serta Indikator Proses dan Masukan (terdiri atas
Indikator untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen
Kesehatan dan Kontribusi Sektor Terkait). Sedangkan Indikator Kinerja Standar
Pelayanan Minimal Kesehatan yang terdiri atas 54 Indikator Kinerja dari 27
Pelayanan bidang Kesehatan yang termasuk Pelayanan Kesehatan Tertentu, telah
diterapkan di Kabupaten Jeneponto.
Sejalan dengan tujuan pembangunan di Kab. Jeneponto, perwujudan
derajat kesehatan yang optimal dalam tujuan pembangunan kesehatan diarahkan
pada peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang di Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Jeneponto pada khususnya,
maka telah dilaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma baru yaitu paradigma
sehat melalui visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia sehat 2013 ditandai
oleh masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Profil kesehatan ini memberikan data dasar mengenai potensi
kesehatan meliputi sarana, prasarana, tenaga kesehatan, memantau dan
mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan, sebagai sarana perbandingan
antar kelurahan/desa dan sebagai sarana penyedia data dan informasi untuk
perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen kesehatan.
Profil ini menyajikan gambaran tentang : (1) Keadaan umum yang
mengetengahkan keadaan geografi, cuaca, keadaan penduduk
serta keadaan
visi, misi, strategi pembangunan kesehatan yang menguraikan tentang (a) situasi
derajat kesehatan meliputi angka kematian yaitu angka kematian ibu, angka
kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian kasar dan umur harapan
hidup. Juga menguraikan angka kesakitan dan status gizi. (b) Kesehatan
lingkungan menjelaskan tentang rumah sehat, sarana ibadah sehat, rumah bebas
jentik. (c) Pelayanan kesehatan menyajikan rasio puskesmas terhadap penduduk,
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, bayi di imunisasi lengkap. (3)
Kinerja pembanguann kesehatan yang menguraikan kegiatan-kegiatan multi
sektor dalam rangka mencapai Kabupaten Sehat meliputi ( a ) Kinerja dari
kegiatan yaitu kinerja Puskesmas Binamu Kota, persentase tempat-tempat umum
yang diperiksa,dll. ( b ) Sektor terkait yaitu BKKBN, BPS dan lain-lain. ( 4 )
Kesimpulan dan Saran menyajikan masalah masalah yang menonjol
menyangkut derajat kesehatan dan kaitan terhadap faktor-faktor penyebab.
BAB II
Puskesmas Binamu Kota
P
GAMBARAN UMUM
A.
KEADAAN GEOGRAFI
uskesmas adalah salah satu salah satu Puskesmas yang ada di Wilayah
Kecamatan Binamu terletak di ketinggian 300-400 meter dari permukaan
laut .
Adapun Puseksmas Binamu Kota
yang
berbatasan :
- Sebelah Utara
: Kel. Monro-Monro
- Sebelah Timur
: laut flores
- Sebelah Selatan
- Sebelah Barat
: Kel. panaikang
1. Luas Wilayah
Luas wilayah Daratan Puskesmas Binamu Kota 17,71 km 2 dan panjang
pantai 1,3 km. Terbentang lurus arah Selatan-Timur. Secara umum
administrasi pemerintahan Puskesmas Binamu Kota terbagi atas 4
Kelurahan 1 desa Yaitu Kel. Pabiringa, kel. Balang Induk, Kel Balang
toa, Kel. Monro-Monro, dan Desa Sapanang.
2.Iklim
3.
KEADAAN PENDUDUK
4. Jumlah Penduduk
Kependudukan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
pengendalian
TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
DI WILAYAH PUSKESMAS BINAMU KOTA
KABUPATEN JENEPONTO
TAHUN 2013
NO
KELURAHAN/DESA
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
Kel.Pabiringa
3.056
3.246
6.302
Kel. Balang
2.371
2.524
4.895
2.187
2.308
4.495
Kel. Monro-Monro
1.464
1.379
2.843
Desa sapanang
1.748
1.788
3.536
PUSKESMAS
10.826
11.245
22.071
tahun
2008 2013
KELURAHAN/DESA
1.
KeL. Pabiringa
JUMLAH
PENDUDUK
LUAS WILAYAH
(Km)
6.302
2,91
2.
Kel. Balang
4.895
4,02
3.
Kel.Balang Toa
4.495
26,3
4.
Kel.Monro-Monro
2.843
4,28
5.
Desa Sapanang
3.536
3,87
22.071
17,71
PUSKESMAS
6.
TINGKAT PENDIDIKAN
Pembangunan bidang pendidikan adalah bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pembangunan
Sumber
Daya
KEADAAN EKONOMI
8. PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto )
Kemampuan daerah untuk mengembangkan sumber daya dan segala
potensi yang dimiliki akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian
daerah tersebut.
Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki berbagai kebijakan dan
upaya pemerintah telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal
tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai
dari tahun ke tahun di Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Kabupaten Jeneponto pada tahun
2013 nilai PDRB atas dasar harga berlaku telah mencapai 697,93 milyar
rupiah.
9. Pendapatan Perkapita
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk
suatu daerah/ wilayah adalah PDRB perkapita.
PDRB perkapita penduduk Kabupaten Jeneponto dari tahun 2007 sampai
tahun 2008 telah berkembang sangat cepat. Pada tahun 2007 PDRB
BAB III
PROGRAM KESEHATAN
KABUPATEN JENEPONTO
P
embangunan kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan upaya program
kesehatan yang
lebih
10
Pembangunan
Kabupaten
menjadi
pendukung
utama
dalam
pembangunan sumber daya manusia yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Dan sebagai landasan pokok untuk berfikir dan bertindak
dalam pembangunan kesehatan maka disusun Visi, Misi dan Strategi sebagai
petunjuk pelaksanaan program-program kesehatan.
A.
Sebagai
2.
3.
11
Untuk mencapai visi dan misi tersebut maka dirumuskan kebijakan yang
terarah dan operasional berupa perumusan tujuan stratejik (strategic goal)
yakni :
1. Menjadikan Desa/ Kelurahan sebagai Desa/Kelurahan siaga setiap hari
2. Melakukan pembinaan perumahan dan penyuluhan Kesehatan
3. Memberikan pelayanan cepat dan bermutu
4. Menata ruang pelayanan yang efektif dan efisien
5. Melakukan kunjungan rumah bagi pasien yang dibutuhkan
6. Meningkatkan Sumber Daya Manusia bagi petugas kesehatan
7. Melaksanakan pelayanan satu pintu
Adapun arah kebijakan pembangunan kesehatan di Puskesmas Binamu
Kot
12
pengetahuan
dan
kesadaran
masyarakat
yang
13
tercapainya
14
d. Struktur Organisasi
Sebagai acuan struktur organisasi Puskesmas Binamu Kota
berdasarkan Keptusan Menteri Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/
2004 sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas
b. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan :
1 ) Data dan Informasi
2) Perencanaan dan Penilaian
3) Keuangan
15
dan
mengkoordinasikan
serta
mengawasi
16
17
g)
Melaksanakan
masalah
keuangan
evaluasi
hasil
dengan
Kepala
Puskesmas
h)
Melaksanakan
kegiatan
pengelola
1) Tugas Pokok
Melaksanakan administrasi ketatausahaan puskesmas dalam
rangka memegang proses manajemen puskesmas Binamu
Kota
2) Fungsi
Membantu
kepala
puskesmas
dalam
admnistrasi
18
masyarakat
untuk
mengadakan
taman gizi
b) Demonstrasi makanan sehat
c) Cara memberikan makanan tambahan
d) Memberikan Vitamin A konsentrasi fungsi pada anak
balita
19
gizi
20
21
melalui
inspeksi
sanitasi
dan
kepala
Puskesmas
dalam
melaksanakan
program
22
23
2) Fungsi
Membantu kepala Puskesmas melakukan promosi dan
preventif dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal
3) Kegiatan Pokok
a) Melaksanakan penyuluhan/konseling kepada masyarakat
tentang perilaku hidup sehat
b) Melaksanakan kunjungan,pembinaan dan pelayanan
kesehatan di Posyandu
c) Membantu
penyuluhan
gizi,gimul,kesehatan
24
2) Fungsi
Membantu kepala Puskesmas dalam pelayanan kesehatan gizi
dan mulut di Wilayah kerjanya
3) Kegiatan Pokok
a) Membantu perencanaan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
b) Melaksanakan
pembinaan
dan
pengembangan
secara mandiri
c) Melaksanakan asuhan perawatan gigi dan mulut pada
kelompo
umum
Desa
25
BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MENUJU
KABUPATEN JENEPONTO SEHAT
A.
DERAJAT KESEHATAN
D
erajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,
perilaku, keturunan dan pelayanan.
Kondisi derajat kesehatan yang optimal diperoleh melalui penyelenggaraan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
serta menjangkau seluruh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat
dan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kesehatan perorangan.
Beberapa indikator untuk mengetahui perkembangan derajat
kesehatan masyarakat Puskesmas Binamu Kota pada tahun 2013 sebagai
berikut :
1. Angka Kematian/Mortality
Salah satu ukuran untuk menentukan masalah kesehatan adalah angka
kematian
26
a.
b.
27
3.
Kesakitan / Morbidity
Morbiditas dapat diukur dari 10 ( sepuluh ) penyakit utama di suatu wilayah
menurut fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit.
Angka kesakitan berarti jumlah penduduk yang datang ke sarana kesehatan
dengan keluhan penyakit tertentu. Pengunjung puskesmas meningkat dari
tahun ke tahun namun pengunjung karena alasan sakit justru menurun.
Dari laporan SP2TP bahwa 10 Jenis penyakit di puskesmas pada tahun
2008 dan 2009 terdapat perbedaan pada pola penyakit walau prosentase
penyakit tertinggi tetap sama seperti terlihat dari tabel dibawah ini :
TABEL 6
PROSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA DI PUSKESMAS BINAMU KOTA
KAB. JENEPONTO TAHUN 2006 DAN 2007
NO
PE N YAK I T
TAHUN
2006
%
1
2
Diare
32,93
PE N YAK I T
19,14
13,11
TAHUN
2007
%
34,64
18,84
Diare
14,87
28
Penyakit
8,22
Penyakit Kulit
Kulit/Jamur
5 Penyakit
Rongga
8,07
Penyakit Rongga
Mulut
Mulut
6 Penyakit
Mata
6,71
Penyakit Mata
lainnya
7 Hipertensi
5,44
Hipertensi
8 Mastoiditis
3,03
Kecelakaan
9 Influenza
1,94
Mealgia
10 ISK
1,38
Masdoitis
Sumber : Program Pelayanan kesehatan Pusk. Binamu Kota
8,42
6,92
5,10
4,52
2,75
2,20
1,69
TABEL 7
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
PADA PUSKESMAS BINAMU KOTA TAHUN 2007
NO
1.
JENIS SARANA
RAWAT INAP
RAWAT JALAN
8281
Status Gizi
Status gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan
umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan
keberhasilan pembangunan nasional.
Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status gizi
bayi, balita dan ibu hamil. Kelompok penduduk tersebut yang menderita gizi
kurang akan menimbulkan masalah sumber daya manusia.
Indikator dari status Gizi antara lain :
a. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah )
29
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah berpengaruh pada angka
kematian bayi dan balita serta gangguan pada pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental anak. BBLR diakibatkan oleh ibu yang menderita
KEK
b.
DESA/KEL
(1)
1. Kel. Pabiringa
S
(7)
347
L
(8)
62
BGM
(9)
1
2.
3.
4.
5.
318
319
316
311
63
55
50
67
0
1
1
2
R
(10)
30
JUMLAH
Catata
n
1611
S
L
BGM
R
:
:
:
:
297
Jumlah balita
Balita umur 36 bualn dan berat badan lebih 11,5 Kg
Balita dengan berat badan dibawah garis merah pada KMS
Balita dengan berat badan dibawah garis titik pada KMS
Dari tabel diatas terlihat bahwa kasus BGM pada balita tertinggi adalah
Desa Sapanang. Penyebab timbulnya status gizi buruk dan kurang pada
anak disebabkan oleh faktor-faktor yang langsung dan tidak langsung.
Faktor yang langsung berpengaruh adalah dari kecukupan zat gizi
makanan yang diberikan kepada anak serta kemungkinan adanya penyakit
infeksi pada anak yang di derita. Sedangkan penyebab tidak langsung
yaitu ketahanan pangan dalam keluarga, pola pengasuhan anak, serta
pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
c.
31
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.
DESA/KEL
Kel. Pabiringa
Kel. Balang Induk
Kel. Balang Toa
Kel. Monro-Monro
Desa Sapanang
TAHUN 2013
BALITA
6-60
BLN
347
318
319
316
311
MENDAPAT VIT-A 2X
1.612
JUMLAH
347
318
319
316
311
1.612
B.
32
Rumah
merupakan
tempat
berkumpul
anggota
keluarga
dan
rumah
33
melalui
kegiatan-kegiatan
antara
lain
pemberdayaan
GRAFIK 3
RUMAH TANGGA BER PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT BERDASARKAN DESA/KEL
DI KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2013
34
Induk (37,37%), 3 lingkungan di Balang Toa ( 25,38 % ) 2 linkungan di MonroMonro ( 9,5 % ). 4 dusun di Sapanang (39,39) %
GRAFIK 4
TINGKAT KEMANDIRIAN POSYANDU
BERDASARKAN PUSKESMAS DI KAB. JENEPONTO
35
TAHUN 2007
.
LINGKUNGAN SEHAT
Kesehatan lingkungan merupakan prasyarat utama pembinaan kesehatan secara
menyeluruh. Lingkungan yang tidak kondusif
36
DIAGRAM 2
PROSENTASE CAKUPAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN
SARANA AIR BERSIH DI KAB. JENEPONTO
TAHUN 2013
37
DIAGRAM 3
PROSENTASE CAKUPAN KEPEMILIKAN JAMBAN
DI KAB. JENEPONTO TAHUN 2008
Puskesmas Binamu Kota
38
Pelayanan Kesehatan
Tujuan pokok upaya kesehatan adalah meningkatkan pemerataan dan mutu upaya
kesehatan yang berhasil dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota
masyarakat. Sasaran program ini adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan baik pemerintah maupun swasta yang didukung oleh peran serta
masyarakat dan sistem pembiayaan pra upaya terutama pada pengembangan
upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit terhadap peningkatan derajat
kesehatan.
Kesehatan Ibu dan Anak
39
antenatal
adalah
pelayanan
kesehatan
oleh
tenaga
professional , dokter, bidan dan perawat bidan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal yang meliputi 5 T
( timbang berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur
tinggi fundus uteri, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilannya )
40
GRAFIK 5
PROSENTASE CAKUPAN PELAYANAN ANTENATAL ( K4 )
DI WILAYAH PUSKESMAS BINAMU KOTA
TAHUN 2013
b)
41
DIAGRAM 4.
PROSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI ( Fe1 DAN Fe3 )
DI KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2006 dan 2007
GRAFIK 6
42
target Standar
43
DIAGRAM 5
PROSENTASE PERSALINAN YANG DITOLONG OLEH TENAGA KESEHATAN
DAN NON TENAGA KESEHATAN
KAB. JENEPONTO TAHUN 2011
36,46%
Persalinan o/
Nakes
Persalinan o/
bukan Nakes
63,54%
Sumber :
Data tersebut diatas menunjukkan semakin baiknya tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan., dan persalinan oleh tenaga kesehatan diharapkan berdampak
pada peningkatan perawatan ibu nifas dan neonatus. Sehingga dengan
demikian akan berdampak pada penurunan angka kematian bayi dan balita.
Beberapa penyebab semakin meningkatnya pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yaitu :
1. Tenaga kesehatan seperti bidan di desa semakin merata di masyarakat
2.Pengetahuan masyarakat akan pentingnya perawatan persalinan oleh
tenaga kesehatan semakin meningkat
3.Pertolongan oleh tenaga kesehatan semakin dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat.
44
45
Cakupan imunisasi DPT1 yaitu 104 % sedangkan cakupan polio IV yaitu 101
% , campak 100 % sedangkan Hepatitis B yakni 102 % . Dari cakupan ini
menunjukkan bahwa target UCI untuk Kabupaten telah terpenuhi. dapat dilihat
pada lampiran tabel SPM 35.
Pemberantasan Penyakit
a.
Kusta
Secara Nasional, prevalensi penyakit kusta dari tahun ke tahun cenderung
menurun. Pada tahun 1990 prevalensi penyakit kusta sebesar 5.6 per
10.000 penduduk kemudian turun menjadi 0,62 per 10.000 penduduk pada
tahun 1998.
Di Puskesmas Binamu Kota tahun 2011 tidak ada penderita kusta
sedangkan tahun 2009 sebanyak 5 orang
GRAFIK 9
JUMLAH KASUS PENYAKIT KUSTA (PB+MB)
DI PUSKESMAS BINAMU KOTA TAHUN 2009 DAN 2010
46
GRAFIK 10
KASUS DIARE PER DESA/KEL
DI PUSKESMAS BINAMU KOTA TAHUN 2013
Puskesmas Binamu Kota
47
c. Tuberculosis
TBC adalah penyakit menular yang sifatnya kronis dan disebabkan oleh
kuman tuberculosis ( Mycobacterium Tuberculosis ) dengan gejala sebagai
berikut : batuk berlangsung terus menerus disertai dengan dahak kadang
bercampur darah, sesak nafas, rasa nyeri dada, lemah badan, kehilangan
nafsu makan, berat badan menurun, rasa kurang enak badan dan
berkeringat malam.
Di Puskesmas Binamu Kota pada tahun 2009 secara klinis jumlah penderita
TB Paru adalah 57
DIAGRAM 6
48
Sumber : Program P2 TB
d.
e.
Malaria
49
b.
1.
Tenaga
a. Tenaga PNS
Jumlah tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas
Binamu Kota sebanyak 21 orang, tenaga medis 1 orang (Dokter gigi)
,perawat dan Bidan 9 orang , Gizi 1 orang , Sanitasi 1 orang , Kesehatan
Masyarakat 2 orang dan 1 orang tenaga pelaksana laboratorium dan
SP2TP. Jumlah tenaga kesehatan belum memadai dengan jumlah
penduduk yang harus ditangani oleh/dilayani oleh 1 orang tenaga profesi
( dokter, perawat dan bidan )
50
b. Tenaga Sukarela
Jumlah Tenaga kesehatan yang sukarela di Wilayah Puskesmas Binamu
Kota sebanyak 22 orang : Sanitasi 3 orang , perawat 7 orang, farmasi 1
orang, Perawat Gigi 1 orang, Cleaning Service 1 orang dan Sopir 1 orang
2. Sarana Kesehatan
Penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian
utama pembangunan di bidang kesehatan serta bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan antara lain :
a.
Puskesmas
Puskesmas sebagai Unit Pelayanan Kesehatan terdepan bagi
masyarakat, terus ditingkatkan baik dari segi jumlah dan kualitas
pelayanannya antara lain :
b.
Puskesmas Pembantu
Jumlah Pustu Di Wilayah Puskesmas Binamu Kota sebanyak 1 buah Di
desa Sapanang Sedangkan Puskesdes 2 Buah yang terletak di Kel.
Balang dan Kel. Monro-Monro
51
BAB V
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN MELALUI LINTAS
SEKTOR
swasta dan masyarakat di Puskesmas Binamu Kota seperti Sektor Keluarga Berencana,
Pelayanan KB pada tahun 2013 mencatat jumlah peserta KB Baru sebanyak
orang
52
atau 12,51 % dari 2.561 Pasangan Usia Subur dan jumlah peserta KB aktif sebanyak
1.679 atau 65,56 % dari Pasangan Usia Subur.
GRAFIK 11.
PROSENTASE PELAYANAN KB AKTIF BERDASARKAN
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)
DAN NON MKJP PER KECAMATAN
DI PUSKESMAS BINAMU KOTA TAHUN 2013
MKJP
NON MKJP
90
75
55.1
60
45
30.71
30
15
0
2.27
10.88
0.47
0.57
GRAFIK 12
PROSENTASE PELAYANAN KB BARU BERDASARKAN
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)
DAN NON MKJP PER KECAMATAN
DI PUSKESMAS BINAMU KOTA TAHUN 2013
53
BAB IV
KESIMPULAN
upaya promotif dan preventif dengan konsep pengwilayahan Desa Sehat serta melakukan
peningkatan dan pengembangan kelembagaan sosial yang berdasar pada kemandirian
lokal sehingga mendorong meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Dari profil data yang telah ditampilkan dapat diperlukan beberapa hal antara lain:
1.
Derajat Kesehatan.
54
3.
4.
5.
55
56