Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

DISUSUN OLEH :

NAMA : AVNIDHA LESTARI


NIM : 1713451053

Program studi D3 Kesehatan Lingkungan


Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Tahun 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah agama islam dan juga untuk
khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata
Kuliah Fiqih yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb

Bandar Lampung, 19 Februari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUN..............................................................................................................1

1. LATAR BELAKANG...............................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
3. TUJUAN....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2

1. PENGERTIAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT...................................................2


2. TAHAPAN RIWAYAT ALAMIAH SUATU PENYAKIT...........................................3
3. MANFAAT RAP DALAM EPIDEMIOLOGI...............................................................4
4. KONSEP TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT......................................................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................9


1. KESIMPULAN...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Munculnya berbagai macam penyakit disebabkan oleh banyak faktor. Studi RAP yakni
Riwayat Alamiah Penyakit mempelajari bagaimana suatu penyakit dapat timbul dan tersebar.
Studi ini diduga mempunyai manfaat dalam mengetahui bagaimana pencegahan penyakit
yang seharusnya dilakukan. Jika ada sebab pastilah ada sumbernya. Maka, pada makalah kali
ini penyusun akan menjabarkan bagaimana proses suatu penyakit terjadi, struktur kejadian
seperti masa inkubasi bahkan mencoba menerapkan level of prevention dalam penjabarannya,
agar penyakit tersebut dapat tertangani dan teratasi tanpa mengabaikan dasar-dasar ilmu
epidemiologi yang telah ada.

Telah diketahui bahwa perkembangan zaman di bidang ilmu pengetahuan maupun


teknologi membawa dampak lingkungan yang besar terhadap lingkungan, maka dari situlah
penyakit yang pada umumnya bersifat biasa saja menjadi suatu penyakit yang lebih bersifat
patogen, dan adanya transisi epidemiologi merupakan salah satu buktinya.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian riwayat alamiah penyakit?
2. Bagaimana tahapan riwayat alamiah suatu penyakit?
3. Apa manfaat RAP dalam epidemiologi?
4. Bagaimana konsep tingkat pencegahan penyakit?

3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk
mengetahui :
1. Pengertian riwayat alamiah penyakit
2. Tahapan riwayat alamiah suatu penyakit
3. Manfaat RAP dalam epidemiologi
4. Konsep tingkat pencegahan penyakit

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT


Gold Medical Dictionary mengatakan penyakit adalah kegagalan dari mekanisme
adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap ransangan atau tekanan
sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh.
Sedangkan menurut Arrest Hovte Amsterdam, penyakit bukan hanya berupa kelainan yang
dapat dilihat dari luar saja, tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi
dalam tuibuh. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakity adalah suatu
keadaan adanya gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga dalam keadaan yang
tidak normal (Nugrahaeni, 2011).

Dalam mengetahui keberadaan (diagnosis) penyakit, diperlukan perhatian dan


perhitungan terhadap faktor waktu perlangsungan penyakit. Untuk setiap penyakit,
diinginkan untuk melakukan diagnosis benar, tepat waktu ataupun secepatnya. Untuk
membuat diagnosis, salah satu hal yang perlu diketahui adalah riwayat alamiah penyakit
(natural history of disease). Menurut Fletcher (2002), riwayat alamiah penyakit adalah
perkembangan penyakit itu tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya
sehingga suatu penyakit berlangsung secara alamiah (Bustan, 2006).

Riwayat perjalanan penyakit alamiah merupakan peroses perkembangan suatu


penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan manusia dengan sengaja dan terlaksana.
Perjalanan penyakit alamiah sebenarnya merupakan suatu “eksperimen” dengan intervensi
yang dilakukan oleh alam. “Eksperimen” yang dilakukan oleh alam ini tidak dianggap
sebagai suatu eksperimen karena intervensi tidak dilakukan oleh peneliti secara sengaja dan
terencana (Budiarto dan Anggraeni, 2002)

Seorang yang sehat kemudian menjadi sakit akan menghalami perubahan-perubahan


patologik di dalam tubuhnya. Lamanya perubahan patologik hingga orang tersebut kelihatan
sakit bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Demikian pula akibat yang
dialami seorang setelah ia sakit bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Ada
yang sembuh dengan sendirinya, ada yang cacat, ada yang meninggal. Perjalanan penyakit
yang alami (artinya tanpa pengobatan apapun) sejak di keadaan yang sehat hingga timbulnya
akibat penyakit dinamakan riwat alamiah penyakit. Tiap penyakit mempunyai riwayat
alamiah masing-masing (Murti, 2003).

Penelitian ini meneliti sejarah alamiah pertumbuhan dan parameter terkait hubungan
mereka dengan keparahan penyakit (seperti yang ditunjukkan oleh penurunan kognitif).
Secara keseluruhan , 676 pasien dilibatkan dalam analisis ini (usia rata-rata pada kunjungan
terakhir, 12 tahun; kuartil pertama dan ketiga 7,5 dan 17,9 tahun). Dari jumlah tersebut, 322

2
diklasifikasikan sebagai memiliki gangguan kognitif dan 336 yang dianggap tidak memiliki
gangguan kognitif. Analisis kecepatan pertumbuhan menggunakan langkah berturut-turut
mengungkapkan penurunan tingkat pertumbuhan dari sekitar 2,5 tahun, turun di bawah batas
bawah normal pada sekitar 7 tahun. Analisis ini menunjukkan tidak ada bukti dari percepatan
pertumbuhan pubertas (Parini et all, 2016).

2. TAHAPAN RIWAYAT ALAMIAH SUATU PENYAKIT

Riwayat alamiah penyakit merupakan perjalanan penyakit yang alami dan tanpa pengobatan
apapun, yang terjadi mulai dari keadaan sehat hingga timbul penyakit. Meskipun setiap
penyakit mempunyai riwayat alamiah yang berbeda, karena kerangka konsep yang bersifat
umum perlu dibuat untuk menjelaskan riwayat perjalanan penyakit pada umumnya.

Riwayat alamiah penyakit dibagi menjadi lima kategori, yaitu:


a. Tahap prapatogenesis: Manusia (host) masih dalam keadaan sehat namun pada saat ini
pula manusia telah terpajan dan berisiko terhadap penyakit yang ada di sekelilingnya.
Adapun penyebabnya karena telah terjadi interaksi dengan bibit penyakit (agent), bibit
penyakit belum masuk ke manusia (host), manusia masih dalam keadaan sehat atau belum
ada tanda penyakit, dan belum terdeteksi baik secara klinis maupun laboratorium.
b. Tahap inkubasi: tahap ini bibit penyakit telah masuk ke manusia, namun gejala belum
tampak. Jika daya tahan pejamu tidak kuat, akan terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi
tubuh.
c. Tahap penyakit dini: tahap ini mulai timbul gejala penyakit, sifatnya masih ringan, dan
umumnya masih dapat beraktivitas.
d. Tahap penyakit lanjut: tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak dapat
beraktivitas sehingga memerlukan perawatan.
e. Tahap akut penyakit: tahap akhir perjalanan penyakit ini, manusia berada dalam lima
keadaan yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karrier, kronis, atau meninggal dunia.

Namun, ada beberapa penyakit yang tidak sesuai dengan bagan diatas, sehingga
dikenal dengan istilah atau kejadian seperti dibawah ini:
a. Self limiting desease: proses penyakit berhenti sendiri dan semua fungsi tubuh normal
kembali.
b. Penyakit inapparent: penyakit yang berlangsung tanpa gejala klinis, penderita penyakit
tertentu sudah mulai menularkan penyakitnya sebelum masa inkubasi selesai (misal campak,
polio, rubella, cacar air), atau penderita penyakit tertentu menularkan penyakitnya setelah
gejala klinis muncul (misal filariasis, batuk rejan, malaria).
c. Masa latent: masa antara masuknya agent sampai penderita dapat menularkan
penyakitnya.
d. Periode menular: penderita mampu menularkan penyakit ketika keadaan penderita pulih
(konvalesens) dan pulih sesudah penyakit tidak menunjukkan gejala klinis (penderita menjadi
karrier).

3
e. Periode akut: penyakit berlangsung dalam waktu singkat (beberapa hari atau minggu
saja). Misalnya, influenza, rabies, cacar, atau campak.
f. Periode kronis: penyakit ini berlangsung beberapa tahun (misal TBC, leprae, AIDS).
(Rajab, 2009: 18)

Epidemiologi penyakit infeksi, individu yang terpapar belum tentu terinfeksi. Hanya
jika agen kausal penyakit infeksi terpapar pada individu lalu memasuki tubuh dan sel (cell
entry), lalu melakukan multiplikasi dan maturasi, dan menimbulkan perubahan patologis
yang dapat dideteksi secara laboratoris atau terwujud secara klinis, maka individu tersebut
dikatakan mengalami infeksi.

Riwayat alamiah penyakit infeksi, proses terjadinya infeksi, penyakit klinis, maupun
kematian dari suatu penyakit tergantung dari berbagai determinan, baik intrinsik maupun
ekstrinsik, yang mempengaruhi penjamu maupun agen kausal. Tergantung tingkat kerentanan
(atau imunitas), individu sebagai penjamu yang terpapar oleh agen kausal dapat tetap sehat,
atau mengalami infeksi (jika penyakit infeksi) dan mengalami perubahan patologi yang
ireversibel. Ukuran yang menunjukkan kemampuan agen penyakit untuk mempengaruhi
riwayat alamiah penyakit sebagai berikut: (1) infektivitas, (2) patogenesitas, dan (3) virulensi.

a. Infektivitas adalah kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan terjadinya infeksi.


Dihitung dari jumlah individu yang terinfeksi dibagi dengan jumlah individu yang terpapar.
b. Patogenesitas adalah kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan penyakit klinis.
Dihitung dari jumlah kasus klinis dibagi dengan jumlah individu yang terinfeksi.
c. Virulensi adalah kemampuan penyakit untuk menyebabkan kematian. Indikator ini
menunjukkan kemampuan agen infeksi menyebabkan keparahan (severety) penyakit.
Dihitung dari jumlah kasus yang mati dibagi dengan jumlah kasus klinis. (Murti, 1997)

3. MANFAAT RAP DALAM EPIDEMIOLOGI


Manfaat riwayat mempelajari alamiah perjalanan penyakit :

 Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit,
misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)
 Untuk Pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan
mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
 Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan
awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih awal terapi akan
lebih baik hasil yang diharapkan.

4
4. KONSEP TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT
Konsep tingkat pencegahan penyakit ialah mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian dengan menggunakan langkah‐langkah yang didasarkan pada data/
keterangan bersumber hasil analisis/ pengamatan/ penelitian epidemiologi.
Disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit maka tindakan preventif terhadap
penyakit secara garis besar dapat dikategorikan menjadi:

1. Tindakan/ usaha preventive primer


2. Tindakan/ usaha preventive sekunder
3. Tindakan/ usaha preventive tertier

Tiga tingkat pencegahan


Tingkat Jenis intervensi Tujuan intervensi
pencegahan
Pencegahan Modifikasi Mencegah atau menunda
primer determinan/ faktor kejadian baru penyakit
risiko/kausa penyakit,
promosi kesehatan dan
perlindungan spesifik
Pencegahan Deteksi dini penyakit Memperbaiki prognosis
sekunder dengan skrining dan kasus
pengobatan segera (memperpendek durasi
penyakit, memperpanjang
hidup)
Pencegahan tersier Pengobatan, Mengurangi dan mencegah
rehabilitasi, sekulae dan
pembatasan kecacatan disfungsi, mencegah
serangan ulang,
meringankan akibat
penyakit, dan
memperpanjang hidup

1. Usaha preventive primer (primer prevention)

a. Dilaksanakan pada periode prepathogenesis – stage of susceptibility


b. Tujuan untuk mengadakan intervensi sebelum terjadinya perubahan patologis pada
host, misalnya menjauhkan manusia dari kontak dengan agent.
c. Usaha yang dilakukan adalah:
1. promosi kesehatan
2. memberi perlindungan yang spesifik (specific protection)

Promosi Kesehatan antara lain :


1. penyuluhan, pendidikan kesehatan
2. nutrisi yang sesuai dengan standard bagi tumbuh kembang seseorang
3. kesehatan mental
4. penyediaan perumahan yang sehat

5
5. rekreasi yang cukup
6. pekerjaan yang sesuai
7. konseling perkawinan dan pendidikan sex
8. genetika
9. pemeriksaan kesehatan berkala
Perlindungan khusus antara lain :
1. imunisasi
2. kebersihan perorangan
3. penggunaan sanitasi lingkungan
4. perlindungan terhadap bahaya pekerjaan
5. perlindungan terhadap kecelakaan
6. penggunaan bahan gizi tertentu
7. perlindungan terhadap karsinogen
8. menghindari allergen
Penyakit Pencegahan primer
Penyakit yang ditularkan melalui Pasteurisasi susu untuk
susu mengeliminasi pathogen penyebab
penyakit
Penyakit yang ditularkan melalui Penyediaan makanan dan air yang
makanan atau air bebas dari kontaminasi pathogen
Penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi
imunisasi
Penyakit dengan abnormalitas Penelusuran kelainan genetik,
genetik misalnya skrining dengan tes darah
sederhana pada neonatus untuk
mendeteksi fenilketonuria (PKU),
penyakit metabolisme yang dapat
diatasi dengan mmengindari gula
dalam diet
Penyakit yang disebabkan oleh Modifikasi perilaku (penghentian
merokok tembakau kebiasaan merokok)
Larangan tayangan iklan sigaret
Label peringatan bahaya merokok
pada bungkus sigaret
Penerapan area bebas dari asap
rokok
Pengenaan cukai rokok
Trauma otak, fraktura dan cedera Peraturan penggunaan helm dan
lainnya sabuk pengaman
Penyakit yang ditularkan melalui Promosi penggunaan kondom untuk
hubungan seks (HIV/AIDS, seks aman
hepatitis B)
SARS Isolasi dan karantina
Malaria Pengobatan profilaksis malaria

6
Usaha preventive sekunder
Tujuan untuk menyembuhkan atau menghentikan proses penyakit, mencegah
penyebaran penyakit menular, mencegah komplikasi dan gejala sisa serta memperpendek
masa disabilitas.
Usaha yang dilakukan adalah:
Diagnosis dini dan pengobatan segera
Disability limitation (pembatasan kecacatan)

Usaha diagnosis dini dan pengobatan segera antara lain:


1. penemuan kasus, perorangan maupun kelompok
2. survey skrining
3. pengobatan dan mencegah penyakit berlanjut
4. mencegah menjalarnya penyakit menular
5. mencegah timbulnya komplikasi dan akibat lanjutan
6. memperpendek masa ketidakmampuan
Usaha membatasi ketidak-mampuan antara lain:
1. pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses penyakit dan mencegah komplikasi
dan akibat lanjutan.
2. Penyediaan fasilitas untuk membatasi ketidakmampuan dan untuk mencegah kematian
Penyakit Pencegahan sekunder
Penyakit menular seksual Kultur rutin bakteriologis untuk
infeksi asimtomatis pada kelompok
risiko tinggi
Sifilis Tes serologis rutin untuk infeksi
preklinis pada kelompok risiko
tinggi
Hipertensi klinis Skrining tekanan darah tinggi
Kanker leher rahim Hapusan Pap
Kanker payudara Skrining dengan mammografi
Kanker kolon Peraturan penggunaan helm dan
sabuk pengaman
Sigmoidoskopi atau kolonoskopi Promosi penggunaan kondom untuk
untuk mendeteksi kanker dini atau seks aman
lesi
pra-kanker
HIV/AIDS ELISA atau Western blot rutin
untuk kelompok risiko tinggi
Hepatitis B Hepatitis B Immunoglobulin
hepatitis B untuk neonatus dari ibu
dengan HBsAg
positif, dan orang-orang yang
belum pernah diimunisasi dan
terpapar
oleh virus hepatitis B

7
Usaha preventive tertier (tertiary prevention)
a. Bila telah terjadi defect/kerusakan struktural ataupun disabilitas maka untuk mencegah
semakin buruknya kondisi atau menetapnya disabilitas dilakukan usaha preventif tertier
dengan rehabilitasi.
b. Tujuan untuk mengembalikan individu tersebut sehingga dapat hidup berguna di
masyarakat dengan keadaan terbatas.
c. Rehabilitasi:

Diperlukan penyediaan sarana-sarana untuk pelatihan dan pendidikan di rumah sakit


dan di tempat-tempat umum.
Memanfaatkan dan memelihara sebaik-baiknya kapasitas yang masih tersisa pada seseorang.
Melakukan pendidikan dan penyuluhan untuk masyarakat umum dan masyarakat industri
agar memakai tenaga-tenaga yang telah direhabilitasi sebagai pegawai tetap dan ditempatkan
pada tempat-tempat yang sesuai dengan kecacatannya.
Terapi kerja di rumah sakit
Menyediakan tempat perlindungan khusus.

Penyakit Pencegahan tersier


Infark otot jantung ulang Menurunkan tingkat kolesterol
darah yang tinggi
Mengeliminasi faktor-faktor risiko
(merokok, obesitas,
kurang aktivitas fisik, stres)
Stroke ulang Mengobati tekanan darah tinggi
Mengeliminasi faktor-faktor risiko
(merokok, obesitas,
kurang aktivitas fisik, stres)
Retinopati diabetik Pemeriksaan mata pada pasien
diabetic
Penyakit vaskuler diabetik pada Perawatan kaki (podiatric care)
kaki rutin pasien diabetes
Fraktura dan cedera Memasang rel pegangan tangan
(handrails) di rumah
orang yang mudah jatuh
Ulserasi kulit kronis Penyediaan matras khusus untuk
penyandang cacat berat

8
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Studi RAP merupakan bagian dari ilmu epidemiologi. RAP atau Riwayat Alamiah
Penyakit menjelaskan bagaimana suatu penyakit dapat terinfeksi dan tersebar dalam tubuh
manusia, dengan adanya masa inkubasi yang berbeda dari berbagai macam penyakit maka
kita dapat memprediksi pencegahan penyakit tersebut agar tidak terlampau parah dan tersebar
luas. Memperhatikan beberapa faktor baik faktor penyebab dan risiko maka kami penyusun
melihat adanya hubungan sebab akibat yang terjadi di antara keduanya. Kita dapat melakukan
tahap pencegahan penyakit atau level of prevention jika kita mengetahui dengan jelas
bagaimana riwayat suatu penyakit tercebut dapat terjadi, dan kita bisa mengetahui teknik atau
pengobatan apa yang sesuai bagi penyakit tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://hidayatpulunjan.blogspot.co.id/2013/11/makalah-riwayat-alamiah-penyakitbab-i.html
(diakses pada tanggal 19 Februari 2018)

http://generations1jr.blogspot.co.id/2016/10/riwayat-alamiah-penyakit-berkasstugas.html
(diakses pada tanggal 19 Februari 2018)

http://larenande.blogspot.co.id/2016/11/riwayat-alamiah-penyakit.html (diakses pada tanggal


19 Februari 2018)

https://nuranimahabbah.wordpress.com/2011/04/09/riwayat-alamiah-penyakit-rap/ (diakses
pada tanggal 19 Februari 2018)

10

Anda mungkin juga menyukai