Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT (MORTALITAS)


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah Dasar Epidemiologi
Dosen pengampu : Minsarnawati, S.KM, M.Kes

Kelompok 13C
Elya Santi (11151010000101)
Zuhairiyah (11151010000084)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Dengan ketulusan hati, penyusun panjatkan puji dan syukur kepada
Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah

Ukuran Frekuensi Mortalitas ini

tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Dasar Epidemiologi .
Dalam

penyusunan

Makalah

ini

tentunya

tidak

luput

dari

kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat


membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikannyamakalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta, April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

ii

BAB I PEMBAHASAN
A. Angka Kematian (Mortality)....................................................................................

1. Angka Kematian Kasar.............................................................................................

1.1 Angka Kematian Kasar Rata-rata...............................................................................

2. Angka Kematian Penyebab Khusus.............................................................................

3. Angka Kematian Usia Spesifik....................................................................................

4. Angka Keparahan Penyakit..........................................................................................

5. Angka Kematian Ibu....................................................................................................

6. Angka Kematian Bayi..................................................................................................

7. Angka Kematian Neonatal...........................................................................................

8. Angka Kematian Perinatal...........................................................................................

9. Angka Kematian Balita................................................................................................

10. Proporsi Kematian Balita...........................................................................................

11. Proportion of Mortlity Rate........................................................................................

B.Standardisasi Angka Mortalitas ..............................................................................

1. Standardisasi Langsung............................................................................................

2. Standardisasi Tidak Langsung................................................................................. 10


3. Penentuan Populasi standar...................................................................................... 10
4. Adjustment of Rate.................................................................................................... 10
5. Perbedaan Standardisasi Langsung dan Tidak Langsung.................................... 11
BAB II PENUTUP
Simpulan......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14

BAB I
PEMBAHASAN
A. Angka Kematian (Mortality Rate)
Angka kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang penting
dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Mortalitas adalah angka kematian. Angka kematian adalah suatu ukuran frekuensi
terjadinya kematian dalam suatu populasi tertentu selama suatu masa jeda tertentu.
Angka kematian dapat dihitung berdasarkan populasi secara umum, dapat
pula didasarkan pada segmen penduduk tertentu seperti segmen umur, jenis kelamin,
kelompok etnis, dan segmen penduduk lainnya.(1) Mortalitas diukur atas dasar
berbagai kematian menurut kebutuhan.
Indeks mortalitas yang sering digunakan dalam epidemiologi adalah sebagai
berikut.
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama
satu tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Angka
kematian kasar dihitung untuk melihat kecenderungan turun atau naiknya
penduduk, dan bersama angka kelahiran kasar akan memberi indikasi akan
turun/naiknya jumlah penduduk secara alami. Mengapa disebut angka
kematian kasar adalah karena perhitungan kematian dilakukan secara
menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok didalam populasi
dengan tingkat kematian yang berbeda-beda.1
Rumus angka kematian kasar adalah:
1Wahid IqbalMubarak. Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. H.198
1

CDR=

Jumlah kematian yang dicatat selama 1tahun


xk
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

Angka kematian kasar digunakan secara luas karena:


a. Sifatnya yang merupakan summary rate
b. Dapat dihitung dengan informasi yang minimal.
Kekuarangan dari CDR adalah:
a. Menyederhanakan pola kompleks dari pada rate.
b. Penggunaannya dalam perbandingan angka kematian antara berbagai
penduduk yang mempunyai susunan umur berbeda, tidak dapat secara
langsung melainkan harus melalui prosedur penyesuaian adjustment.
Angka kasar ini menunjukkan angka kematian actual yang diamati
didalam suatu populasi penelitian, dan angka kasar tersebut harus selalu
menjadi titik awal untuk lebih jauh menghitung angka-angka yang
disesuaikan.
Untuk perhitungan angka kematian kasar kurang dari 1 tahun, dihitung
berdasarkan annual death rate, yaitu jumlah kematin yang dinyatakan dalam
satu bulan, misalnya angka kematian kasar untuk periode 6 bulan, maka
sebagai pembilang dihitung jumlah kematian selama 6 bulan dikalikan 2.
Sedangkan penyebut digunakan jumlah penduduk pertengahan tahun yang
sama.
CDR=

jumlah kematian yang dicatat selama 6 bulan


x2
jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

Namun perhitungan di atas kurang dapat menggambarkan keadaan


yang sebenarnya karena kematian yang terjadi pada 6 bulan pertama tidak
sama dengan 6 bulan berikutnya.
1.1 Angka Kematian Kasar Rata-Rata
2

Besarnya angka kematian kasar suatu daerah selalu berubah-ubah


setiap tahun karena dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dan kematian yang
mengakibatkan perubahan jumlah penduduk yang membuat perhitungan yang
hanya dilakukan satu tahun kurang menggambarkan keadaan yang sebenarnya
karena kurang stabil. 2Untuk mengatasi hal seperti ini sebaiknya dilakukan
perhitugan tidak hanya satu tahun, tetapi dihitung beberapa tahun dan diratarata kan. Ada dua cara perhitungan angka kematian rata rata, yaitu:
a. Angka kematian rata-rata tanpa beban
Rumus:
AKK Ratarata=

1 D1 D2 D3
+
+
3 P1 P2 P3

Xk

Keterangan:
D = Jumlah kematian selama satu tahun (Indeks 1, 2, 3 menyatakan tahun ke1, 2, dan 3)
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
K = Konstanta
b. Angka Kematian rata-rata dengan beban
1 D 1+ D 2+ D3
AKK Ratarata=
3
P2

2. Angka Kematian Penyebab Khusus (Cause Disease Specific Rate)


Cause specific Death Rate adalah jumlah keseluruhan kematian karena
suatu penyebab khusus dalam satu jangka waktu tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan dengan persen
atau permil. Angka ini banyak digunakan dalam epidemiologi untuk
mengetahui frekuensi kematian yang disebabkan karena penyakit tertentu.
Rumus:
jumlah kematiankarena penyebab khusus
CD S R=
Xk
Jumlah penduduk pertengahan
2Ibid. h.205
3

3. Angka Kematian Usia Spesifik (Age Specific Death Rate)


Untuk memperhalus angka kematian kasar, dilakukan perhitungan
kematian pada setiap golongan usia. Angka kematian berdasarkan golongan
usia ini disebut angka kematian usia spesifik. Angka ASDR sering diperlukan
untuk menilai keadaan masyarakat usia produktif, dan untuk melakukan
perbandingan antara kematian berdasarkan distribusi usia di suatu wilayah.
ASDR=

Jumlah kematian kelompok usia tertentu


X faktor
Jumlah penduduk kelompok usia yang sama ,ttgl 1 Juli

Dengan cara yang sama dapat juga dihitung angka kematian spesifik untuk
jenis kelamin, warna kulit/suku tertentu, untuk melihat kemungkinan
terjadinya masalah kesehatan/kesejahteraan dalam kelompok tertentu.3
Manfaat ASDR adalah sebagai berikut.
a. ASDR digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan derajat
kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan
usia.
b. ASDR

dapat

digunakan

untuk

membandingkan

taraf

kesehatan

masyarakat diberbagai wilayah


c. ASDR dapat digunakan pula untuk menghitung rata-rata harapan hidup.
4. Angka Keparahan Penyakit (Case Fatality Rate)
Case fatality rate ialah ukuran yang menggambarkan probabilitas
kematian di kalangan khusus digunakan dalam penyakit infeksi akut seperti
penyakit AIDS. Rumusan ini digunakan untuk mengukur keparahan suatu
penyakit atau kejadian tertentu yang berakibat fatal dalam kurun waktu
tertentu.

3 Juli Soemirat. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Ed. II. Yogyakarta: Gadjah


Mada Press. H.130
4

CFR=

Jumlah kematian karena penyakit pada suatu periode waktu tertentu


Jumlah kasus penyakit tersebut pada periode yang sama

xk
Perhitungan case fatality digunakan untuk memperoleh gambaran tentang
distribusi penyakit serta tingkat kematian penyakit tersebut yang terjadi di
rumah sakit.
5. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate-MMR)
Angka kematian ibu ialah jumlah kematian ibu sebagai akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu
tahun per- 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Ukuran ini
merupakan statistic penting yang sering diabaikan karena kesukarannya dalam
menghitung secara akurat.4
MMR=

Kematian berkaitan dg kehamilan ibu dalam1 tahun


jumlah total kelahiran pada tahun yang sama

X 10n

Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan:


a. Sosial ekonomi
b. Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan nifas
c. Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
6. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Angka kematian bayi adalah jumlah kematian penduduk berumur
kurang dari 1 tahun yang dicatat selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. IMR sering digunakan sebagai indikator kesehatan
atau kesejahteraan masyarakat, berdasarkan asumsi bahwa ukuran ini cukup
sensitive terhadap perubahan sosio-ekonomi dan intervensi pelayanan
kesehatan.
IMR sebetulnya memberi indikasi pada beberapa hal sebagai berikut.
Kesehatan bayi yang lahir
Kualitass pelayanan kelahiran/persalinan
4Op.Cit. h. 212
5

Kemampuan masyarakat merawat bayi, termasuk sanitasi lingkungan,

hidup sehat,
Keadaan sosial-ekonomi masyarakat, sehingga secara universal
digunakan untuk menilai kesejahteraan masyarakat dan pembangunan.
IMR=

Jumlah kematian infant dalam periode waktu tertentu


x 1000
Jumlah kelahiran hidup dalam periode waktu yang sama

Perhitungan dengan rumus diatas hanya menggambarkan kematian


bayi secara sepintas dan kurang terinci

karena perhitungan dilakukan

terhadap kedua jenis kelamin. Sedangkan kematian bayi laki-laki berbeda


dengan kematian bayi perempuan. Berdasarkan batasan angka kematian bayi,
jumlah kematian dan kelahiran bayi dicatat pada tahun yang sama. Sedangkan
bayi yang mati pada suatu tahun tertentu tidak seluruhnya berasal dari kohort
kelahiran tahun yang sama, tetapi sebagian berasal dari kelahiran tahun
sebelumnya. Agar perhitungan stabil, sebaiknya IMR dihitung selama 3 tahun
berturut-turut.

( DB 1+1+BD2+2+BD33 ) X k

IMR=

Keterangan:

D = jumlah kematian Infant yang dicatat selama 1 tahun


B = jumlah lahir hidup tahun yang sama
K = konstanta = 1000

7. Angka Kematian Neonatal (Neonatal Mortality Rate)


Neonatus adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka
kematian neonatal adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari
yang dicatat selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama
Rumus:
6

NMR=

Jumlah kematian bayi kurang dari 28 hari


Xk
Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

Tinggi rendahnya NMR dapat digunakan untuk mengetahui:

Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal


Program imunisasi
Pertolongan persalinan dan
Penyakit infeksi, terutama saluran napas bagian atas.

8. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate)


Menurut WHO 1981, dalam (Wahid Iqbal Mubarrak dan Nurul
Chayatin,2009: 210).Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin
yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan
jumlah kematian bayi yang bermur kurang dari 7 hari dicatat selama satu

tahun per 1000 kelahiran pada tahun yang sama.


Rumus:
Jumlah kematian janin yg dilahirkan pada kelahiran 28 minggu ataulebih+ jumlah kema
AKP=
jumlah lahir hidup pada tahun yang
Batasan untuk perinatal adalah sebagai berikut.

Batasan 1, perinatal dimulai pada kehamilan 28 minggu sampai bayi 7

hari.
Batasan 2, perinatal diawali pada janin berumur 20 minggu sampai 28
hari setelah dilahirkan

Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya AKP:

Banyaknya bayi yang lahi dengan berat badan rendah (BBLR)


Status gizi ibu dan bayi
Keadaan sosial ekonomi
Penyakit infeksi terutama ISPA;
Pertolongan persalinan

9. Angka Kematian Balita (Under Five Mortality Rate)


7

Angka kematian balita merupakan gabungan antara kematian bayi dan


angka kematian anak 1-4 tahun.
Angka kematian balita dapat digunakan sebagai indicator kesehatan untuk
mengukur status kesehatan masyarakat.
Rumus:
jumlah kenaikanbalita yang dicatat selama 1 tahun
Angka Kematian Balita=
Xk
Jumlah penduduk balita pada tahun yang sama
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya angka kematian balita adalah
sebagai berikut.

Program pelayanan kesehatan


Program imunisasi
Program perbaikan gizi, dll

10. Proporsi Kematian Balita


Proporsi kematian balita merupakan perbandingan antara jumlah
kematian balita yang dicatat selama 1 tahun dengan jumlah seluruh kematian
pada tahun yang sama dan dinyatakan dalam persen.
11. Proportional Mortality Ratio
PMR adalah perbandingan antara Jumlah kematian oleh sebab khusus
dengan jumlah kematian seluruhnya. PMR tidak dapat dipakai untuk
membandingkan risiko kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit.
Penggunaan rasio kematian proporsional adalah untuk menampilkan
presentase kematian karena penyebab yang sedang diteliti, biasanya suatu
kelompok usia dan jenis kelamin tertentu dibandingkan dengan suatu
kelompok usia yang berbeda dalam kelompok jenis kelamin yang sama.
Angka rasio kematian proporsional sering digunakan untuk menekan
pentingnya peran suatu penyebab spesifik kematian terhadap keseluruhan
kematian.
B. Standardisasi Angka Mortalitas

Menurut Webb et al (2005), standardisasi merupakan suatu metode


yang digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel
antara beberapa populasi atau subgrup, dengan memperhitungkan faktor
perancu utama, seperti perbedaan umur dan jenis kelamin pada komposisi
populasi atau subpopulasi yang berbeda. Sedangkan menurut Rothman
(2002), standardisasi adalah sebuah metode dengan menggabungkan angka
rata-rata kategorik spesifik kedalam nilai kesimpulan tunggal dengan
mengambil rata-rata yang telah ditakar. Dengan kata lain, standardisasi
merupakan proses penakaran dari angka rata-rata dari dua atau lebih kategorik
dengan susunan spesifik dari populasi yang menjadi takaran atau
perbandingan5.
Angka kematian banyak digunakan sebagai salah satu indeks
kesehatan karena perhitungannya yang mudah dibandingkan dengan kematian
yang lain. Standardisasi adalah kedua populasi yang akan dibandingkan dan
direfleksikan pada populasi ketiga yang disebut populasi standar.
Tujuan standardisasi adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kesalahan penilaian dalam membandingkan dua atau lebih kelompok
penduduk yang berbeda dengan menggunakan nilai umum (crude), baik angka
kematian umum maupun angka kesakitan atau angka lainnya.6
Standardisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1. Standardisasi Langsung
Standardisasi Langsung ialah angka kematian menurut golongan usia
kedua populasi yang akan dibandingkan dan diterapkan pada populasi
standar berdasarkan distribusi menurut golongan usia.
Untuk menggunakan standardisasi langsung, hal-hal yang dibutuhkan
adalah:

5 Najmah. 2015. Epidemiologi. Cet. I.Jakarta: Rajawali Pers. h. 53


6Nur Nasry Noor. 2008. Epidemiologi. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta. h. 91
9

Distribusi Populasi standar berdasarkan kelompok umur/jenis

kelamin
Membutuhkan rata-rata spesifik umur/sex padda populasi studi,
dan komposisi populasi berdasarkan sex/umur pada populasi

standar
Hasilnya: Rata-rata yang telah distandardisasi oleh umur/ jenis
kelamin.

Langkah-langkah standardisasi adalah sebagai berikut:

Hitung angka rata-rata pada setiap strata umur


Pilih standar populasi yang akan digunakan sebagai acuan standar,

misalnya populasi standar dunia


Kalikan rata-rata spesifik umur pada populasi studi dengan
populasi standar pada setiap kelompok umur untuk mendapatkan

jumlah kasus/kejadian yang diharapkan


Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang
diharapkan, lalu bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan
jumlah populasi standar

2. Standardisasi Tidak Langsung


Untuk menghitung angka kematian kasar dengan standardisasi
langsung dibutuhkan angka kematian menurut golongan usia dari populasi
yang akan dibandingkan. Bila pada populasi yang akan dibandingkan
tidak terdapat angka kematian menurut golongan usia dan yang ada hanya
distribusi penduduk menurut golongan dan angka kematian kasar, maka
perhitungan dengan standardisasi langsung tidak dapat dilakukan.
Untuk membandingkan dua populasi demikian digunakan
standardisasi tidak langsung, yaitu distribusi menurut golongan usia kedua
populasi yang akan dibandingkan diterapkan menurut golongan usia
populasi standar.

10

Untuk dapat membandingkan kedua populasi, dihitung rasio antara


angka kematian populasi standar dengan angka kematian kasar hasil
standardisasi untuk memperoleh indeks kematian kemudian indeks
kematian dikalikan dengan angka kematian kedua populasi dan hasilnya
dibandingkan.
Untuk melakukan standardisasi tidak langsung, hal-hal yang dibutuhkan
adalah:
Menggunakan Populasi studi.
Membutuhkan data: 1. Komposisi

umur/seks

dan

total

kematian/kasus, dan rata-rata spesifik berdasarkan umur/seks dan


total

rata-rata

pada

populasi

standar,

2.

Total

angka

kematian/kesakitan pada populasi studi dan jumlah populasi pada

seiap strata pada populasi studi.


Hasil: angka kematian/kesakitan yang sudah distandardisasi + ratarata yang telah distrandardisasi dengan umur/seks (Strandardised

Mortality Ratio (SMR) atau Standardised Incidence Ratio (SIR)).


Langkah-langkah dalam melakukan standardisasi tidak langsung, adalah
sebagai berikut:
Tersedianya total data kematian atau kesakitan dan jumlah
populasi studi per kelompok umur atau jenis kelamin, dan data
kasus dan populasi per kelompok umur atau jenis kelamin pada

populasi standar.
Tentukan dan hitung anka rata-rata pada populasi standar.
Hitunglah angka rata-rata yang diharapkan pada populasi standar.
Jumlah total kasus yang diamati pada populasi studi dan total
kasus yang diharapkan pada populasi standar.

3. Penentuan populasi standar


Populasi yang dapat digunakan sebagai populasi standar adalah sebagai
berikut.
Populasi sembarang yang tidak berbeda jauh dengan keadaan yang
sesungguhnya
11

Populasi hasil sensus terakhir


Salah satu populasi yang dibandingkan

4. Adjustment of Rate (Penyesuaian)


Adjustment of rate adalah nama lain dari Standardization of rate.
Apabila susunan umur kelamin, atau faktor lain berbeda, maka
memperbandingkan crude rate sebagaimana yang telah ada dapat
menyebabkan kekeliruan.
Keadaan diperlukannya penyesuaian/ standardisasi apabila kita ingin
membandingkan angka kejadian umum (total rate) antara dua atau lebih
populasi di mana variable yang diteliti (umpamanya peristiwa penyakit
ataupun kematian) yang bervariasi menurut jenis umur, jenis kelamin, ras,
atau faktor lainnya yang berhubungann erat dengan peristiwa tersebut,
sedangkan proporsi penyebaran dari faktor tersebut diatas (umur, jenis
kelamin)

berbeda

pada

kedua

kelompok

penduduk

yang

ingin

dibandingkan.
Pada penyesuaian langsung (direct adjustmen ), angka peristiwa umur
khusus penduduk yang diamati digunakan terhadap umurnya dengan baik.
Sedangkan pada penyesuaian tidak langsung (indirect adjustment),
digunakan rasio kematian yang standardisasi (SMR), yakni jumlah
kematian yang diamati pada populasi yang diamati dibagi jumlah
kematian yang diharapkan pada populasi tersebut.
SMR=

Jumlah kematian yang diobesrvasi seluruhnya pada suatu penduduk


Jumlah kematian yang diharapkan seluruhnya pada penduduk tersebut

Apabila perbadingan ini lebih besar dari 1 ini berarti bahwa lebih
banyak kematian yang terjadi dikelompok penduduk daripada kematian
diharapkan berdasarkan rate dan populasi standar. Sebaliknya apabila
lebih kecil dari satu, artinya lebih sedikit kematian yang terjadi daripada
yang diharapkan.

12

5. Perbedaan Standardisasi Langsung dan Standardisasi Tidak Langsung


Perbedaan
Metode

Standardisasi Langsung
Angka

rata-rata

studi

Standardisasi tidak
Angka

Langsung
rata-rat

pada

diaplikasikan pada populasi

populasi

standar

diaplikasikan pada populasi

Data yang dibutuhkan pada

Angka

studi
Komposisi variable umur-

populasi studi

umur/sex
Atau
jumlah

spesifik

kematian/kesakitan
Data

yang

dibuntuhkan

pada populasi standar hasil

rata-rata

sex dan total kematian atau


kasus

kasus

per

kelompok umur/sex
Komposisi variable umur-sex
Angka rata-rata umur-sex
yang terstandardisasi

standar

Angka

spesifik

umur-jenis kelamin
Rasio
angka
kematian
kesakitan
terstandardisasi

BAB II
PENUTUP
Simpulan
Ketika terdapat perbedaan jumlah populasi berbeda di beberapa negara
atau provinsi, perbedaan jumlah kasus atau kematian per kelompok/strata
pada beberapa negara atau provinsi atau tempat lainnya, maka diperlukan
metode perhitungan standardisasi. Standardisasi perlu dilakukan untuk
memperoleh perbandingan data mengenai suatu penyakit atau kondisi
penyakit secara setara. Strandardisasi lagsung bisa dilakukan jika pada
populasi studi terdapat rata-rata kasakitan atau kematian per strata dan
13

rata-rata

yang

angka populasi standar per strata. Tetapi jika angka rata-rata kesakitan
atau kematian diketahui pada populasi strandar, dan hanya ada total kasus
kesakitan/kematian pada populasi studi dan jumlah populasi studi per
strata, maka kita dapat melakukan standardisasi tidak langsung.

Daftar Pustaka
Bustan, Nadjib. 2012. Pengatar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Mubarak, Wahid Iqbal. Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Mukono. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Percetakan Unair
Mulyani, Lidya. Rizki Muliani. 2010.

EpidemiologiKesehatan Pendekatan

Penelitian. Yogyakata: Graha Ilmu


Najmah. 2015. Epidemiologi: Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Cet. I.
Jakarta: Rajawali Press
Noor, Nur Nasry. T. Wijayanti. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

14

Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Cet.
I. Jakarta: EGC
Ryadi, Slamet. 2012. Dasar-Daasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika
Soemirat, Juli. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Ed. II. Yogyakarta: Gadjah Mada
Press
Sulistiyaningsih. 2011. Epidemiologi Dalam Praktek Kebidanan. Cet. I. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Sutrisna, Bambang. 2010. Pengantar Metode Epidemiologi. Cet. I. Jakarta: Dian
Rakyat

15

Anda mungkin juga menyukai