PENYAJIAN DATA
Disusun Oleh :
Irma Febiyanty I1B016001 Usfatun Chasanah I1B016006
Intan Latifah I1B016002 Aniq Lutfiyah I1B016007
Layla Nurbani I1B016003 Venia Dhamayanti I1B016008
Muhamad Asyam S. I1B016004 Nur Adi D. I1B016044
Ratna Sari I1B016005
i
DAFTAR ISI
2.4 Cara Membuat Tabel / Grafik yang sesuai dengan Jenis Data ...................... 6
ii
KATA PENGANTAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan berbagai cara untuk mempresentasikan data
2. Mendeskripsikan jenis-jenis tabel
3. Mendeskripsikan jenis-jenis grafik
4. Mendeskripsikan cara membuat tabel/grafik yang sesuai dengan jenis data
5. Mampu menyajikan data secara tepat dengan menggunakan program pengolahan
data SPSS
2
BAB 2
ISI
3
Gambar 3 : Menyajikan Data dalam Media yang Tepat sekaligus Menyajikan
Informasi dan Disertai Pesan yang Jelas
4
4. Setiap row dan column memiliki dibulatkan label secara singkat dan jelas (labeled
concisely and clearly).
5. Sebaiknya mencantumkan total.
6. Kode singkatan, dan simbol sebaiknya dijelaskan pada footnote.
7. Jika data tidak original, sebaiknya cantumkan sumbernya pada footnote.
Data yang disajikan dalam sebuah tabel adalah hal yang sangat penting dan
seharusnya dilakukan dengan hati-hati agar data yang dimasukan ke dalam tabel
adalah data yang benar. Dalam sebuah tabel selalu ditemui row dan column, namun
jumlah sangat tergantung dari jenis, klasifikasi dan banyaknya data. Terkait penyajian
data (Mc Nabb, 2015) menyatakan bahwa penyajian data menggunakan tabel perlu
memerhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Berapakah jumlah total kelas atau kategori yang akan dimasukan?
2. Berapakah angka batas atas dan bawahnya untuk setiap kategori?
3. Apa judul, keterangan, headings, dan legends yang harus dimasukan?
4. Apakah ada penjelasan tambahan jumlah yang sebaiknya dimasukkan?
Tabel yang baik dan lengkap pada umumnya terdiri dari nomor tabel, judul tabel,
badan tabel, (judul kolom, judul baris, judul kompartemen serta terdiri dari sekian
banyak sel). Selain itu, tabel juga sebaiknya memiliki catatan kaki dan sumber dari
data yang dimasukkan dalam tabel tersebut, menurut Lang (2012) terdapat minimal
enam komponen yang sebaiknya ada pada tabel, yaitu:
1. Nomor tabel (table number)
2. Judul tabel (table title)
3. Judul kolom (column heading)
4. Judul baris (row heading)
5. Data pada tabel (data in the data field)
6. Garis horizontal (horizontal lines)
7. Singkatan dalam tabel (abbreviations used in the table)
8. Sumber pada tabel (footnes referenced in the table)
Ada banyak jenis tabel, namun digunakan di antaranya tabel induk, tabel
distribusi frekuensi, tabel silang, dan lain-lain. Berikut adalah beberapa contoh tabel
tersebut di atas.
1. Tabel Induk
Tabel induk atau sering disebut sebagai master tabel adalah tabel yang
menyajikan seluruh data atau angka berdasarkan variable yang dimiliki. Misalnya
5
data dari beberapa variabel (tempat, jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan dan lain-
lain). Master tabel ini umumnya dibuat untuk dapat mempresentasikan semua
data (data mentah) yang telah dikumpulkan dalam penelitian atau survey. Untuk
memahaminya, berikut ini adalah contoh pembuatan master tabel atau tabel induk
yang terdiri dari beberapa variable penelitian.
Tabel 1 Data kejadian demam berdarah berdasarkan rentang umur, desa, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan penduduk di Kecamatan X Tahun 2014.
Jenis
Rentang Desa Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
umur
A B L P SD SMP SMA PT Petani Buruh Swasta PNS
Jumlah
Catatan kaki : ……….
Sumber : ……….
Jumlah
Catatan kaki :
Sumber :
6
Apabila dalam menyajikan data tersebut memerlukan lebar interval kelas (width
of class interval) maka rumusnya adalah sebagai berikut (Sharma, 2007) :
Contoh :
Dari semua data frekuensi yang ada tenyata nilai Hb terendah adalah 8 tertinggi
adalah 13 gr %. Dengan demikian, maka rumusnya menjadi
13−8
=1
5
Berdasarkan hasil tersebut maka lebar kelas intervalnya adalah 1. Berikut adalah
contoh table dengan kelas interval tersebut :
Tabel 3 Data Hb ibu hamil di Desa X Tahun 2014
Hb (gr %) Frekuensi (f)
8-9 …
9-10 ...
10-11 …
11-12 …
12-13 …
Total …
Catatan kaki : ……….
Sumber : ……….
Tabel 4 Distribusi frekuensi kasus demam berdarah di Kecamatan X Tahun 2013
No Desa Frekuensi (f) Persen (%)
1 Desa A 58 22,75
2 Desa B 52 20,39
3 Desa C 65 25,49
4 Desa D 35 13,73
5 Desa E 45 17,65
Total 255 100,00
Catatan kaki : ………
Sumber : ………
Tabel 5 Distribusi frekuensi kasus demam berdarah di Kecamatan X Tahun 2013
(n = 255).
7
Desa Frekuensi (f) Persen (%)
Desa A 58 22,75
Desa B 52 20,39
Desa C 65 25,49
Desa D 35 13, 73
Desa E 45 17,65
3. Tabel Silang
Tabel silang atau cross tabulation / cross classifications adalah sebuah metode
penyajian data melalui tabel silang, di mana data yang disajikan merupakan data
dari dua atau lebih variabel yang disajikan dalam waktu yang sama. Tabel silang
tersebut berisikan data kategorikal yang ditempatkan pada rows dan columns
(disilangkan). Jumlah masing-masing row maupun column sangat tergantung dari
banyaknya kategori dan variabel penelitian. Bila ada dua variabel yang
disilangkan dan masing-masing variabel terdiri dari dua kategori, maka tabel
demikian disebut tabel silang 2x2 atau dikenal sebagai two by two table. Bila
row-nya tiga kategori sedangkan column-nya juga 3 kategori, hal ini dikatakan
sebagai tabel silang 3x3. Pada umunya variabel yang ditempatkan sebagai row
adalah variabel bebas (independent variable) dan pada column adalah variabel
terikat (dependent variable). Berikut adalah contoh dari beberapa tabel silang.
Tabel 7 Tabel silang pengaruh merokok terhadap kejadian kanker paru-paru di
Kecamatan X Tahun 2014.
Kanker paru-paru
Merokok Total
Positif (+) Negatif (-)
8
Positif (+) A b a+b
Negatif (-) C d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
Catatan kaki : ……….
Sumber : ……….
Tabel 8 Tabel silang pengaruh status nutrisi ibu hamil terhadap kejadian anemia
di Kecamatan X Tahun 2014
Kategori Anemia
Status Gizi Total
Normal Ringan Sedang Berat
Normal
Kurang
Buruk
Total
Catatan kaki : ……….
Sumber : ……….
9
2.3 Jenis-jenis Grafik
Selain data variabel disajikan dalam bentuk tabel, cara lainnya dengan menggunakan
grafik. Grafik atau graph sering dikenal dengan sebutan diagram maupun chart. Grafik
atau diagram merupakan penyajian data kategorikal maupun numerik melalui sebuah
gambar. Pembuatan grafik maupun diagram perlu memperhatikan persyaratan-
persyaratan yang seharusnya dipenuhi. Bila persyaratan sudah dipenuhi maka data
yang disajikan pada grafik maupun diagram akan dapat dengan mudah dipahami dan
menjadi menarik untuk disimak oleh yang membutuhkannya. Lang (2012)
menyimpulkan bahwa terdapat minimal tujuh dari sembilan komponen yang
seharusnya ada dalam sebuah diagram atau grafik, yaitu :
1. Terdapat nomor figure atau diagram / grafik (figure number).
2. Ada keterangan figure (figure caption), biasanya ditempatkan dibawah figure.
3. Ada data field (data pada X dan W axis).
4. Ada skala vertikal (Y axis).
5. Ada skala horizontal (X axis).
6. Ada labels (angka pada setiap variabel baik pada X maupun Y axis).
7. Ada data (umumnya disimbolkan dengan garis, titik, batang, dal lain-lain).
8. Ada reference lines yang ada pada data field.
9. Ada keys or legends atau keterangan yang dapat mengidentifikasi data.
Masih menurut Lang (2012), dalam pembuatan diagram atau grafik juga harus
memperhatikan beberapa prinsip dala membuat figure, di antaranya :
1. Figure yang dibuat sebaiknya memiliki sebuah tujuan yang jelas. Karena figure
tersebut sebaiknya mengkomunikasikan informasi secara efisien dan efektif
dibandingkan dengan teks dan tabel.
2. Figure sebaiknya dapat membantu pembaca dalam menemukan (finding), melihat
(seeing), mengerti (understanding), mengingat (remembering) informasi yang
disajikan pada figure tersebut.
3. Figure sebaiknya hanya mencamtumkan bagian-bagian penting yang memang
dibutuhkan untuk memenuhi tujuan figure tersebut.
4. Data pada figure sebaiknya ditekankan pada elemen-elemen pada figure.
5. Figure sebaiknya konsisten dengan prinsip perseptual psikologis, diantaranya :
a. Hal yang lebih besar sebaiknya ditunjukan terlebih dahulu dibandingkan dengan
komponennya, sehingga menarik dan konsisten (primacy).
10
b. Obyek yang berdekatan satu sama lainnya dijadikan satu kelompok (proximity).
c. Obyek yang sama atau hampir sama sebaiknya dijadikan satu kelompok
(similarity).
d. Data yang diatur pada pola yang jelas cenderung terlihat menjadi satu kelompok
(continuation)
e. Kekosongan dalam sebuah pola secara otomatis diisi untuk melengkapi pola
tersebut (closure).
6. Data yang disajikan pada figure sebaiknya tidak bersifat duplikasi dengan teks.
Pemilihan jenis diagram atau grafik sangat penting dilakukan agar grafik yang
dipilih tersebut tepat sesuai dengan data dan tujuan penyajiannya. Berikut ini
diuraikan beberpa jenis penyajian data menggunakan figure (grafik atau diagram),
yaitu :
1. Bar chart
Diagram batang atau bar chart/bar diagram digunakan untuk menyajikan data
dengan tujuan untuk menunjukan frekuensi kejadian dan menekan kategori
tertinggi dan terendah untuk satu variabel (frekuensi umumnya disajikan secara
vertikal dan kategori disajikan secara horizontal). Selain itu, bar chart juga
ditujukan untuk menunjukan kecenderungan (trend) satu variabel dari waktu ke
waktu (frekuensi biasanya disajikan secara vertikal dan periode aktu disajikan
secara hoizontal). Untuk lebih memudahkan dalam memahaminya, anda dapat
melihat contoh bar diagram berikut.
11
2. Pie Chart
Diagram lingkaran (pie chart) digunakan bila kita bermaksud digunakan bila kita
bermaksud menunjukan proporsi sebuah variabel di setip kategori. Total nilai data
disajikan kembali oleh the area of the circle (pie). Apabila seluruh segmen
persentasenya dijumlah akan mendapatkan nilai 100%. Penyajian data melalui pie
chart sangat mudah untuk membandingkan satu segmen dengan lainnya. Namun,
sebaliknya segmen yang ada dalam pie chart tidak lebih dari delapan segmen.
Semakin kecil proporsi dari segmen, maka warnanya akan dibuat semakin gelap.
12
3. Histogram
Penyajian data menggunakan histogram digunakan bila kita bermaksud
menekankan nilai tertinggi dan terendah atau distribusi nilai untuk satu
variabel. Pada umumnya frekuensi normalnya disajikan secara vertikal dan
kategori disajikan secara horizontal. Sebelum membuat histogram, perlu
disiapkan terlebih dahulu kelompok data yang skalanya bersifat kontinu.
4. Line Diagram/Chart
Line diagram merupakan penyajian data yang menunjukan kejadian dari
waktu ke waktu dan juga menunjukkan kecenderungan yang digambarkan
dalam sebuah garis. Pada line diagram, horizontal axis merepresentasikan
waktu, sedangkan vertical axis menunjukan frekuensi dan data values
untuk periode waktunya menyatu pada sebuah garis. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa line graph merupakan penyajian data yang
menujukan adanya kecenderungan satu variabel dari waktu ke waktu.
1
5. Multiple Line Chart / Diagram
Penyajian data dengan multiple line chart hampir sama dengan line
chart, namun perbedannya adalah pada multiple line chart,
membandingkan trend dua atau lebih variabel dari waktu ke waktu.
1
6. Scatter Diagram
Scatter diagram atau scatter plot sangat umum digunakan oleh peneliti
dalam menyajikan hasis analisisnya. Diagram ini dapat menunjukkan
hubungan dari dua variabel. Satu variabel dijadikan sebagai X-axiis
dan satu variabel lagi digunakan sebagai Y-axis (Osborn, 2008).
Diagram ini digunakan pada statistik inferensial terutama corralation
dan linear regression (Osborn, 2006).
7. Frequency Polygon
Penyajian data menggunakan frequency polygon hampir mirip dengan
histogram. Penyajian data ini memberikan sebuah perkiraan atau
estimasi kasar dari bentuk distribusi. Jenis penyajian ini dibentuk
menggunakan histogram. Pertama, tempatkan sebuah titik di tengah
setiap kelas interval dari sebuah bar atau batang di atas histogram
tersebut. Kedua, titik-titik tersebut dihubungkan satu dengan yang
lainnya menggunakan garis lurus (straight lines). Sedangkan yang
ketiga, histogram menjadi terhapus dan menjadi frekuensi poligon
1
yang memberikan estimasi kasar dari bentuk distribusi data (Plichta
and Garzon, 2009). Dengan demikian ketika kita ingin
membandingkan perbedaan distribusi frekuensi, lebih mudah bila
menggunakan frequency polygon dibandingkan dengan histogram.
8. Radar Chart
Radar chart atau radar graph dikenal juga dengan sebutan deep chart,
spider chart, star chart, star plot, cobweb chart, irregular polygon, polar
chart maupun kiviat radar diagram. Radar chart adalah sebuah metode
penyajian data statistic dari sebuah group yang terdiri dari empat sampai
enam variabel kuantitatif, selanjutnya dikomparasi terhadap data variabel
group lainnya. Namun demikian ada juga yang menyampaikan bahwa
radar chart ini juga dapat digunakan untuk menyajikan tiga atau lebih
variabel kuantitatif.
Contoh :
Seorang tenaga kesehatan ingin menyajikan data jumlah kejadian penyakit
(TB, HT, Asma, DM dan Diare) di Puskesmas A dan Puskesmas B.
1
9. Box Plot
Box plot sangat umum digunakan untuk menyajikan sebaran atau distribusi
data penelitian. Beberapa yang dapat dilihat pada box plot diantaranya
nilai minimum, 1st quartile, median, 3rd quartile, dan nilai maksimum.
Selain itu box plot juga dapat digunakan untuk melihat distribusi data yang
extreme (outlier).
1
10. Stem-and-Leaf Piot
Salah satu penyajian data yang sering kita temui adalah stem and leaf.
Metode penyajian data ini digunakan untuk mengetahui frekuensi data
yang dilengkapi dengan stem and leaf. Pada contoh data umur (baris 1)
berikut ini menunjukkan bahwa data frekuensi yang berumur belasan
tahun ada enam orang (umur 15, 17, 17, 19, 19, 19, 19 tahun).
2.4 Cara Membuat Tabel / Grafik yang sesuai dengan Jenis Data
1. Pertama, di gambar 1 buatlah data dengan jenis data nominal atau
ordinal dalam aplikasi microsoft excel. (Alam, 2013).
1
2. Kedua, tentukan data nominal atau ordinal dalam jumlah seluruh data
yang tersedia.
3. Ketiga, klik insert pada toolbar kemudian klik pie pada menu chart.
1
4. Keempat, tampilan diagram pie dari data yang ada.
5. Jika ingin bentuk diagram lain klik ulang insert pada toolbar kemudian
klik diagram yang diinginkan pada menu chart.
1
6. Tampilan diagram bar dari data yang sudah ada.
1. Pertama, kita harus mempunyai data terlebih dahulu. Lalu kita analisis
data tersebut dengan cara Klik Analyze -> Descriptive Statistics ->
Frequencies.
1
2. Kedua, pilih salah satu variabel yang akan kita buat menjadi bar
charts, pie charst dan histograms. Lalu Klik Statistics Klik Mean,
Median, Minimum, Maximum, Quartiles, Standar Deviation &
Range Klik Continue Klik Charts Klik Bar Charts / Pie
Charts / Histograms Klik Frequencies / Percentages.
(Santoso,2108).
1
1
1
1
1
1
1
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyajian data ini bertujuan memudahkan pengolahan data dan pembaca
memahami data. Penyajian data dalam bentuk tabel merupakan penyajian
data yang paling umum digunakan peneliti. Ada sejumlah cara yang dapat
dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam kerja penelitian.
Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis data,
selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri. Penyajian data
dalam bentuk table bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran
mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data
dalam menganalisis data tersebut. Data mentah yang berserakan ditata dan
diatur dalam sebuah tabel. Penyajian data dalam bentuk grafik dapat
menggambarkan data secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga
penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih
menarik.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari ada banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan karena itu, kelompok mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun agar dalam penulisan berikutnya dapat menjadi
lebih baik lagi.
1
DAFTAR PUSTAKA