DISUSUN OLEH:
Lendriyani (2013201011)
Elfiana(2013201060)
DOSEN PENGAMPUH
2022
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
Kata Pengantar
Assalamualaikum. Wr..wb
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
makalah yang berjudul:" RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MENULAR” adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Wasalamualaikum. Wr. Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya berbagai macam penyakit disebabkan oleh banyak faktor. Studi RAP
yakni Riwayat Alamiah Penyakit mempelajari bagaimana suatu penyakit dapat timbul dan
tersebar. Studi ini diduga mempunyai manfaat dalam mengetahui bagaimana pencegahan
penyakit yang seharusnya dilakukan. Jika ada sebab pastilah ada sumbernya. Maka, pada
makalah kali ini penyusun akan menjabarkan bagaimana proses suatu penyakit terjadi,
struktur kejadian seperti masa inkubasi bahkan mencoba menerapkan level of prevention
dalam penjabarannya, agar penyakit tersebut dapat tertangani dan teratasi tanpa
mengabaikan dasar-dasar ilmu epidemiologi yang telah ada.
Telah diketahui bahwa perkembangan zaman di bidang ilmu pengetahuan maupun
teknologi membawa dampak lingkungan yang besar terhadap lingkungan, maka dari
situlah penyakit yang pada umumnya bersifat biasa saja menjadi suatu penyakit yang lebih
bersifat patogen, dan adanya transisi epidemiologi merupakan salah satu buktinya.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan riwayat alamiah penyakit?
2. Apa tahapan riwayat alamiah penyakit?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian dari riwayat alamiah penyakit.
2. Mengetahui tahapan riwayat alamiah penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, riwayat alamiah penyakit melalui dua tahap yaitu tahap
prepatogenesis dan patogenesis. Ketika individu dalam keadaan sehat segitiga
epidemiologi mereka akan seimbang, tetapi mereka rentan terhadap agen penyakit (stage
of susceptible) dikenal dengan tahap Pre Patogenesis. Namun, ketika telah terjadi interaksi
antara pejamu dan agen di luar tubuh pejamu, missal imunitas pejamu sedang lemah, atau
bibit penyakit (agen) lebih ganas, dan kondisi lingkungan (environment) tidak
menguntungkan bagi pejamu maka penyakit akan melanjutkan riwayat alamiahnya yakni
ke tahap Patogenesis. (Najmah,2015)
1. Tahapan Pre Patogenesis
Tahapan dimana terjadi interaksi antara host, bibit penyakit dan lingkungan.
Interaksi diluar tubuh manusia, pada keadaan ini penyakit belum teridentifikasi karena
sistem imun masih kuat sehingga kondisinya dinyatakan sehat. Masa ini dimulai saat
terjadinya stimulus penyakit sampai terjadi respon pada tubuh. Pada tahap ini mulai
terjadi interaksi antara Agen-Host-Environment.
Pada kejadian penyakit menular/infeksi mulai terjadi paparan atau exposure
dengan agen penyakit, namun agen belum masuk tubuh host. Pada riwayat alamiah
penyakit individu yang tidak sehat agent bisa masuk kedalam tubuh. Paparan tersebut
berupa mikroorganisme penyebab penyakit. Kejadian penyakit belum berkembang akan
tetapi kondisi yang melatar belakangi terjadinya penyakit atau faktor resiko penyakit
telah ada.(Irwan,2017)
2. Tahapan Patogenesis
Tahap ini mulai sejak terjadinya perubahan patologis akibat paparan agent
penyakit menjadi sembuh, cacat, atau mati. Tahap Patogenesis terjadi ketika sudah
terjadi ketidakseimbangan segitiga epidemiologi baik pada host, agent maupun
lingkungan sehingga menyebabkan host sakit. Pada tahap ini terdiri dari 4 sub-tahap,
yaitu:
a. Tahap Rentan (Susceptible)
Pada tahap rentan, individu belum terpapar oleh agen penyebab penyakit sehingga
diperlukan upaya pencegahan primer seperti promosi kesehatan, imunisasi,
pencegahan spesifik, dan sebagainya. Tujuannya untuk mencegah timbulnya angka
kejadian penyakit baru. Orang yang termasuk kelompok rentan HIV dan risiko tinggi
HIV, pencegahan dilakukan dengan pendidikan `kesehatan reproduksi untuk remaja
dan ibu rumah tangga, penggunaan kondom pada seks berisiko pada wanita pekerja
seksual dan lakilaki berisiko tinggi, tidak menggunakan jarum suntik bersamaan
pada pengguna narkoba suntik. Pada anak-anak, imunisasi lengkap sangat
diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi.
b. Tahap Subkilinis (Asympthomatic)
Pada tahap subklinis, individu telah terpapar oleh agen penyakit, terjadi perubahan
patologis pada tubuh, namun belum timbul gejala dan tanda klinis. Tahap subklinis
ini memiliki peran dalam transmisi penyakit atau penularan penyakit dari individu
yang terinfeksi agen penyebab penyakit ke individu yang rentan, sehingga perlu
adanya upaya pencegahan sekunder (skrinning, pengobatan segera, dan lain-lain)
agar dapat mengurangi durasi dan tingkat keparahan penyakit. Pada tahap subkilinis
penyakit infeksi, terjadi perkembangbiakan mikroorganisme patogen[1]. Waktu
yang dibutuhkan sejak awal paparan/infeksi oleh agen penyebab penyakit hingga
timbulnya gejala dan tanda klinis disebut masa inkubasi. Sedangkan, pada penyakit
noninfeksi, waktu tersebut disebut masa laten.
c. Tahapan Klinis
Pada tahap penyakit klinis, individu mulai menunjukkan gejala dan tanda klinis
penyakit, seperti kesembuhan, kecacatan, atau kematian, dan terjadi proses ekspresi
yaitu gejala dapat berangsur menghilang tanpa dilakukan pengobatan (self-limiting
disease). Anak-anak yang menderita penyakit Polio, ada yang cacat, dan paling
parah menyebabkan kematian apabila virus menyerang sumsum tulang belakang dan
batang otak. Sedangkan orang dengan HIV-AIDS selalu berakhir pada kematian
pada 8-10 tahun mendatang. Pada tahap penyakit klinis perlu dilakukan upaya
pencegahan tersier, seperti rehabilitasi, melakukan limitasi kecacatan, dan bantuan
fungsi lainnya.
d. Tahap Kesembuhan/Kecacatan/Kematian
Pada tahap ini, jika individu yang menderita suatu penyakit klinis tertentu tidak
diberikan pengobatan yang tepat maka individu tersebut akan masuk ke dalam tahap
akhir penyakit, dimana gangguan patologis tersebut dimanifestasikan menjadi
kondisi yang lebih berat, sepeti kecacatan, komplikasi, bahkan kematian.
Sebaliknya, jika individu tersebut diberikan pengobatan yang tepat maka tahap akhir
dari penyakit tersebut adalah kesembuhan. Waktu sejak timbulnya gejala klinis
sampai terjadinya akibatakibat penyakit disebut durasi. (najmah,2015)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA