Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

“RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT”

Disusun oleh:

Ahmad Fauzan Dainiza (P2.31.33.1.17.002)

Arina Da Selva (P2.31.33.1.17.007)

Hasti Amalia (P2.31.33.1.17.016)

Ria Shania (P2.31.33.1.17.030)

KELOMPOK 10

Dosen pembimbing: Sri Ani, SKM, MKM

I D-IV A

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II

Jalan Hang Jebat III Blok F No.3, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
A. Riwayat Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) adalah deskripsi tentang
perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya
paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau
kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik. Riwayat
alamiah penyakit merupakan salah satu elemen utama epidemiologi deskriptif (Bhopal,
2002, dikutip Wikipedia, 2010)
Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit sama pentingnya dengan kausa
penyakit untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyakit. Dengan mengetahui
perilaku dan karakteristik masing-masing penyakit maka bisa dikembangkan intervensi
yang tepat untuk mengidentifikasi maupun mengatasi problem penyakit tersebut (Gordis,
2000; Wikipedia, 2010).
Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur
tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara
natural.

1. MANFAAT
Dari riwayat alamiah penyakit diperoleh beberapa informasi penting seperti:
 Masa inkubasi atau masa latent, masa atau waktu yang diperlukan selama
perjalanan suatu penyakit untuk menyebabkan seseorang jatuh sakit.
 Kelengkapan keluhan (symptom) yang menjadi bahan informasi dalam
menegakan diagnosis.
 Lamanya dan beratnya keluhan dialami oleh seorang penderita.
 Kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit itu lebih frekuen
kejadiannya.
 Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit sehingga dapat dengan
mudah dideteksi lokasi kejadian penyakit.
 Sifat-sifat biologis kuman pathogen sehingga menjadi bahan informasi untuk
pencegahan penyakit, khususnya untuk pembunuhan kuman penyebab.

Manfaat riwayat mempelajari alamiah perjalanan penyakit :

 Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis


penyakit, misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)

2
 Untuk Pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat
dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan
penyakit.
 Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap
perjalanan awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih
awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan.
2. TAHAPAN
Tahapan Riwayat alamiah perjalanan penyakit :
1. Tahap Pre-Patogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal (sehat), tetapi mereka
pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit
(stage of susceptibility).
Walaupun demikian, pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu
dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti
bibit penyakit berada di luar tubuh penjamu dimana para kuman mengembangkan
potensi infektivitas untuk siapmenyerang penjamu. Pada keadaan ini belum
ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih
kuat dan dapat menolak penyakit. Namun begitu penjamunya lengah ataupun bibit
penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan penjamu, maka keadaan dapat segera berubah. Penyakit akan
melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya.

2. Tahap Patogenesis
Tahap ini meliputi tiga sub-tahap, yaitu Tahap Inkubasi, Tahap Dini, dan Tahap
Lanjut.
a. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit
penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit sampai timbulnya
gejala penyakit. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit
akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan
fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga

3
timbulgejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala
penyakit disebut dengan horison klinik.
Pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting untuk
informasi diagnosis.

Tabel Berbagai Jenis Penyakit Menular dan Masa Inkubasinya


Jenis Penyakit Masa Inkubasi
AIDS 2 bulan – 10 tahun
Amoebiasis 2-4 minggu
Anthrax 2-7 hari
Botulism 12-36 jam
Chikungunya 3-12 hari
Kholera 1-5 hari
Dipteri 2-5 hari
Filariasis 3-12 bulan
Hepatitis A 15-50 minggu
Hepatitis B 7-26 minggu
Leptospirosis 4-18 hari
Campak 10-14 hari
Poliomyelitis 5-30 hari
Tetanus 4-21 hari

b. Tahap Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit
yang kelihatannya ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan
sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang
berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat
diatasi dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan
masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh
masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah
lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat datang
berobat sering talah terlambat.

4
c. Tahap Lanjut
Merupakan tahapan dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin
bertambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical
disease). Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik
yang jelas sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan sehingga dapat
diberikan pengonatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang
baik.
3. Tahap Post-patogenesis
Setelah melalui proses patogenesis, penyakit akan memasuki tahap akhir atau
post-patogenesis. Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dalam lima keadaan,
yaitu :
 Sembuh sempurna, penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara
sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum
menderita penyakit. Menjadi sembuh setelah menderita suatu penyakit adalah
harapan utama dan menjadi target utama epidemiologis dalam menangani
suatu penyakit. Jika penyakit tidak sembuh sempurna, maka ada kemungkinan
bibit penyakit masih tersisa dan penyakit berpotensi untuk menular.
 Sembuh dengan cacat, penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh.
Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat
pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa
cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat
fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
 Karier, pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala
penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih
ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan
tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak
hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya,
karena dapat menjadi sumber penularan
 Kronis, perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak
berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah
ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada
dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit.

5
 Meninggal dunia, terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena
sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah
tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.

Tabel Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit

Status Upaya
Pre-patogenesis Patogenesis Post-patogenesis
Kesehatan Epidemiologi
Status Interaksi Normal Host-
Upaya Primordial
Sehat Agent-Environment
Status Interaksi Kerentanan
Rentan Host-Agent- Promosi Kesehatan
Sakit Environment
 Pencegahan
 Tahap
Khusus
Inkubasi
 Deteksi Dini
Status  Tahap
 Diagnosis
Klinis Dini
Awal
 Tahap
 Pengobatan
Lanjut
Tepat
 Sembuh
 Karier
Status  Pembatasan
 Imun/kebal
Pasca- kecacatan
 Kronik
klinis  Rehabilitas
 Cacat
 Meninggal

3. Pola Perkembangan dan Spektrum Penyakit


Spektrum penyakit adalah berbagai variasi tingkatan simptom dan gejala penyakit
menurut intensitas infeksi atau penyakit pada penderitanya, dari yang ringan, sedang
sampai yang berat dengan komplikasi pada organ-organ vital.
Intensitas infeksi dan derajat penyakit bergantung kepada:

6
1) Agent – jenis kuman, jumlah kuman, kualitas (virulensi kuman, toksisitas),
kemampuan biologis, dsb.
2) Host manusia – umur, jenis kelamin, kondisi fisiologis (hormonal), daya
tahan tubuh, genetik, faktor gizi, lingkungan yang melemahkan, dsb

Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai sampai pada jatuh sakitnya
seseorang, tetapi cenderung untuk menyebar. Beberapa komponen dalam proses
terinfeksinya penyakit ialah sebagai berikut:

1. Agent
2. Reservoir
3. Portals of entry and exit
4. Mode of transmission
5. Immunity

Dalam proses perjalanan penyakit, perpindahan agen dari pejamu ke reservoir


atau sebaliknya, harus melalui pintu masuk tertentu (portal of entry) calon
penderita baru dan kemudian untuk berpindah ke penderita baru lainnya, kuman
akan melalui pintu keluar (portal of exit).

Portal of entry/portal of exit, ialah:

 Melalui konjungtiva, yang biasanya hanya dijumpai pada beberapa penyakit


mata tertentu.
 Melalui saluran nafas (hidung & tenggorokan): melalui droplet sewaktu
reservoir/ penderita bicara, bersin, atau batuk atau melalui udara pernapasan.
 Melalui Pencernaan: baik bersama ludah, muntah maupun bersama tinja.
 Melalui saluran urogenitalia: biasanya bersama-sama dengan urine atau zat
lain yang keluar melalui saluran tersebut.
 Melalui lukapada kulit ataupun mukosa.
 Secara mekanik: seperti suntikan atau gigitan pada beberapa penyakit tertentu.

Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan


potensial yang baru, harus berjalan melalui suatu lingkaran perjalanan khusus
atau suatu jalur khusus yang disebut jalur penularan (Mode of Transmission).

7
Secara garis besarnya, jalur penularan (Mode of Transimission) dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:

1. Penularan langsung: yakni penularan yang terjadi secara langsung dari


penderita atau reservoir, ke pejamu potensial yang baru, sedangkan,
2. Penularan tidak langsung: adalah penularan yang terjadi melalui media
tertentu; seperti media udara (air borne), melalui benda tertentu (vechicle
borne), dan melalui vektor (vector borne).

4. Konsep Tingkat Pencegahan Penyakit (Level of Prevention)


Konsep tingkat pencegahan penyakit ialah mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian dengan menggunakan langkah‐langkah yang didasarkan padadata/
keterangan bersumber hasil analisis/ pengamatan/ penelitian epidemiologi.
Tingkatan pencegahan penyakit:
a) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi
kesehatan dan pencegahan khusus. Sasarannya ialah faktor penyebab,
lingkungan & pejamu. Langkah pencegahaan di faktor penyebab misalnya,
menurunkan pengaruh serendah mungkin (desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi,
penyemprotan insektisida) agarmemutus rantai penularan. Langkah
pencegahan di faktor lingkungan misalnya,perbaikan lingkungan fisik agarair,
sanitasi lingkungan & perumahan menjadi bersih. Langkah pencegahan di
faktor pejamu misalnyaperbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian
imunisasi.
b) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)seperti diagnosis dini
serta pengobatan tepat. Sasarannya ialahpada penderita / seseorang yang
dianggap menderita (suspect) & terancam menderita.Tujuannya adalah untuk
diagnosis dini & pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya
wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat samping & komplikasi).
Beberapa usaha pencegahannya ialah seperti pencarian penderita, pemberian
chemoprophylaxis (Prepatogenesis / patogenesis penyakit tertentu).
c) Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) seperti pencegahan terhadap
cacat dan rehabilitasi. Sasarannya adalah penderita penyakit tertentu.
Tujuannya ialah mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah

8
parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi (pengembalian kondisi fisik/
medis, mental/ psikologis & sosial

9
DAFTAR PUSTAKA

http://epidemiologidkn.blogspot.co.id/2008/01/riwayat-alamiah-penyakit.html

http://mariabalun.blogspot.co.id/2014/01/makalah-diare.htmL

http://kartikasaridian.blogspot.co.id/2011/05/riwayat-alamiah-penyakit.html

https://nuranimahabbah.wordpress.com/2011/04/09/riwayat-alamiah-penyakit-rap/

10

Anda mungkin juga menyukai