Anda di halaman 1dari 18

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan ke orang lain
melalui berbagai media. Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis
yang bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme
yang paling kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (Noor,
1997: 39). Salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh agent virus adalah
influenza. Influenza (flu) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat
(Abelson, 2009). Penyakit menular influenza ini sudah tidak asing didengar dan
setiap orang pasti sudah pernah menderita penyakit ini. Virus influenza sendiri
digolongkan dalam virus influenza A, B, dan C (Horimoto T, Kawaoka Y., 2001).
Virus influenza beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang
tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Influenza diketahui menyebabkan
epidemi tahunan dan umumnya mencapai puncaknya pada musim dingin di
daerah beriklim sedang. Sampai saat ini sudah ditemukan beberapa vaksin yang
bisa menangani virus influenza (CDC, 2011).
Influenza merupakan penyakit yang penularannya sangat mudah karena
penularannya hanya melalui pernapasan dan kontak. Virus ini sebagian terutama
ditularkan dari orang ke orang lain melalui tetesan setelah orang yang terinfeksi
batuk atau bersin, atau melalui bersentuh. Virus ini lebih mudah tersebar di tempat
yang tertutup atau sesak. Penderita influenza juga dapat menularkan penyakit
tersebut dari hari sebelum, sampai beberapa hari setelah gejala mulai timbul.
Untuk menghilangkan gejala yang menyertai dapat menggunakan obat-
obatan yang sesuai bila diperlukan (Mubarak, 2009). Namun obat tersebut hanya
untuk meringankan gejala bukan untuk mengatasi virus influenza. Sedangkan
untuk mengurangi penyebaran penyakit menular influenza, imunisasi dapat
dilakukan dalam upaya melindungi tubuh dari virus. Antibodi dari protein ini

1
dapat menetralisir virus dan mencegah infeksi virus. Antibodi ini juga bisa
menurunkan laju penyebaran virus influenza. (Artur,2008)

1.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu:

a. Mengetahui penyebab penyakit menular influenza


b. Mengetahui epidemiologi penyakit menular influenza
c. Mengetahui masa inkubasi penyakit menular influenza
d. Mengetahui metode penularan penyakit menular influenza
e. Mengetahui manifestasi klinis penyakit menular influenza
f. Mengetahui penatalaksanaan penyakit menular influenza
g. Mengetahui pencegahan penyakit menular influenza
h. Mengetahui komplikasi penyakit menular influenza

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Penyebab

Seringkali orang beranggapan apabial anak tersrang batuk dan flu


disebabkan karena mengkonsumsi gorengan atau es dalam jumlah yang
berlebihan. Atau penyebab lainnya karena kecapean,kena hujan, kena debu,
naik sepeda motor atau polusi lainnya. Ternyata semua anggapan tersebut
tidak benar, itu semua bukan menjadi penyebab langsung timbulnya batuk,
pilek, dan demam pada anak.

Penyebab Flu “Influenza” :

1. Virus flu menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin
atau bicara. Anda dapat menghirup virus tersebut secara langsung, atau
melalui suatu benda seperti telepon atau keyboard komputer, dan
kemudian menghantarkannya ke mata, hidung atau mulut anda.

2. Flu disebabkan oleh tiga tipe virus – influenza A, B, dan C. Tipe A


menyebabkan pandemi flu yang mematikan (epidemi pada belahan bumi)
yang menyerang setiap 10 sampai 40 tahun. Tipe B menyebabkan pandemi
dengan skala yang lebih kecil. Tipe A atau B dapat menyebabkan sirkulasi
flu setiap musim dingin. Tipe C tidak pernah berkaitan dengan epidemi
yang besar.

3. Tipe C cukup stabil, tapi tipe A dan B secara konstan berubah dan
memunculkan kekhawatiran baru bagi masyarakat secara reguler. Sekali
anda terkena flu, antibodi yang terbentuk akan menekan penyebabnya,
tetapi tidak akan melindungi anda dari virus yang telah bermutasi. Itulah
mengapa dokter merekomendasikan suntikan flu setiap tahun.

Faktor risiko Flu “Influenza” :

3
Faktor daya tahan tubuh menjadi faktor penting bagi penderita flu,
demam, batuk, pilek. Bila tidak ada kontak dan sumber penularan flu tidak
akan terjadi karena virus tersebut tidak akan beterbagan di udara luas.

Mitos tidak benar tentang penyebab flu, pilek, demam, dan batuk:

 Karena cuaca dan perubahan musim


 Karena makan gorengan atau makan krupuk
 Karena hujanKarena masuk angin akibat kipas angin atau naik
kendaraan
 Karena kecapekan dan kurang tidur
 Karena naik sepeda motor
 Karena minum es
 Karena panas dalam udara dingin, berenang atau AC
 Kena debu rumah, cebu bangunan atau bulu binatang

Beberapa faktor tersebut bukan menjadi penyebab utama. Tapi menjadi


faktor yang memperberat bukan faktor utama. Kalaupun ada faktor debu,
dingin, minum es pada penderita alergi hanya menjadi keluhan batuk sesaat
dan sebentar akan membaik dalam beberapa jam kemudian.

Hal ini disebabkan karena alergi bukan virus. Karena, infeksi saluran
napas harus ada sumber penularan kontak yang terkena infeksi. Misalnya
minum es memang akan memperberat batuk, dan pilek yang terjadi. Pada
penderita alergi kadangkala bukan hanya es, tetapi kandungan es yang ada
seperti es jeruk atau es coklat bisa menjadi penyebab alergi batuk. Bila
terdapat faktor tersebut di atas tetapi tidak ada kontak yang sakit flu atau virus
maka tidak akan terjadi atau tertular infeksi tersebut.

4
2.2 Epidemiologi
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat
dilingkungan masyarakat. Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya
untuk mereka yang berusia sangat muda dan orang dewasa dengan fungsi
kardio pulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut dengan
penyakit ginjal kronik atau gangguan metabolic endokrin dapat meninggal
akibat penyakit yang dikenal tidak berbahaya ini. Serangan penyakit ini
tercatat paling tinggi pada musim dingin di Negara beriklim dingin dan pada
waktu musim hujan di Negara tropik. Pada saat ini sudah diketahui bahwa
pada umumnya dunia dilanda pandemi oleh influenza 2-3 tahun sekali. Jumlah
kematian pada pandemic ini dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh lebih
tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.
Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada
individu di atas 65 tahun, anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-
penyakit tertentu. Pada anak-anak usia 0-4 tahun, yang berisiko tinggi
komplikasi angka morbiditasnya adalah 500/100.000 dan yang tidak berisiko
tinggi adalah 100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970 hingga
1994-1995, diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit
16.000 sampai 220.000/epidemik. Kematian influenza dapat terjadi karena
pneumonia dan juga eksaserbasi kardio pulmoner serta penyakit kronis
lainnya. Penelitian di Amerika dari 19 musim influenza diperkirakan kematian
yang berkaitan influenza kurang lebih 30 hingga lebih dari 150 kematian /
100.000 penderita dengan usia> 65 tahun. Lebih dari 90% kematian yang
disebabkan oleh pneumonia dan influenza terjadi pada penderita usia lanjut.
Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia, dengan
demikian Indonesia merupakan Negara ke lima di Asia setelah Hongkong,
Thailand, Vietnam dan Kamboja yang terkena flu burung pada manusia.
Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus A (H5N1) pada
manusia yang terbukti secara pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau
PCR. Kasus terbanyak dari Vietnam, disusul Thailand, Kamboja dan terakhir
Indonesia. Hingga Agustus 2005, sudah jutaan ternak mati akibat avian

5
influenza. Sudah terjadi ribuan kontak antar petugas peternak dengan unggas
yang terkena wabah. Ternyata kasus avian influenza pada manusia yang
terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan demikian walau terbukti
adanya penularan dari unggas kemanusia, proses ini tidak terjadi dengan
mudah. Terlebih lagi penularan antar manusia, kemungkinan terjadinya lebih
kecil lagi
.
2.3 Masa Inkubasi
Kebanyakan orang dapat sembuh dari gejal-gejala yang ditimbulkan
dalam waktu kurang lebih satu minggu tanpa membutuhkan perawatan medis
yang serius. Waktu inkubasi yaitu dari saat mulai terpapar virus sampai
munculnya gejala kurang lebih dua hari (Abelson,2009). Pada masa inkubasi
virus, tubuh belum merasakan gejala apapun. Setelah masa inkubasi gejala-
gejala mulai dirasakan dan berlangsung terus-menerus kurang lebih selama
satu minggu. Hal ini akan memicu kerja dari system imun tubuh yang
kemudian setelah kurang lebih satu minggu tubuh akan mengalami pemulihan
hingga akhirnya benar-benar sembuh dari influenza (Spickler,2009).
Masa inkubasi H5N1 lebih lama daripada influenza pada umumnya.
Pada tahun 1997, sabagian kasus terjadi dalam 2-4 hari setelah terpajan.
Laporan yang terbaru menunjukkan interval yang sama tetapis ampaidengan 8
hari. Inkubasi pada anak bias sampai 21 hari setelah terpajan. Hal ini mungkin
karena tidak tau bilamana waktu terjadinya pajanan terhadap hewan yang
terinfeksi atau sumber lain di lingkungan. Masa inkuasi di ungas ialah 1
minggu (B. Mulyadi,2005).

2.4 Metode Penularan

Shedding virus influenza (waktu di mana seseorang dapat m enularkan


virus pada orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan
dilepaskan selama antara 5 sampai 7 hari, walaupun sebagian orang mungkin
melepaskan virus selama periode yang lebih lama. Orang yang tertular

6
influenza paling infektif pada hari kedua dan ketiga setelah infeksi. Jumlah
virus yang dilepaskan nampaknya berhubungan dengan demam, jumlah virus
yang dilepaskan lebih besar saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh
lebih infeksius dibandingkan orang dewasa dan mereka melepaskan virus
sebelum mereka mengalami gejala hingga dua minggu setelah infeksi.
Penularan influenza dapat dimodelkan secara matematis, yang akan
membantu dalam prediksi bagaimana virus menyebar dalam populasi.

Influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama:

1. Melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat


lendir hidung ysng secara langsung masuk pada mata, hidung dan mulut
orang lain)
2. Melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol yang dihasilkan saat
orang yang terinfeksi batuk, bersin tau meludah.
3. Melalui penularan tangan ke mata, tangan ke hidung, atau tangan ke mulut
baik dari permukaan yang terkontaaminasi atau dari kontak personal
langsung seperti bersalaman.

Moda penularan mana yang terpenting masih belum jelas, namun


semuanya memiliki kontribusi dalam penyebaran virus. Pada rute penularan
udara, ukuran droplet yang cukup kecil untuk dihirup berdiameter 0,5 sampai
5 μm dan inhalasi satu droplet mungkin cukup untuk menimbulkan infeksi.
Walaupun satu kali bersin dapat melepaskan sampai 40.000 droplet sebagian
besar dari droplet tersebut cukup besar dan akan hilang dari udara dengan
cepat. Seberapa lama virus influenza dapat bertahan dalam droplet udara
nampaknya dipengaruhi oleh kadar kelembaban dan radiasi ultraviolet:
kelembaban rendah dan kurangnya cahaya matahari pada musim dingin
membantu kebertahanan virus ini.

Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat
ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang,
gagang pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya

7
waktu virus dapat bertahan pada suatu permukaan beragam, virus dapat
bertahan selama satu atau dua hari pada permukaan yang keras dan tidak
berpori seperti plastik atau metal, selama kurang lebih lima belas menit pada
kertas tissue kering, dan hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila virus
terdapat dalam mukus/lendir, lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga
bertahan dalam waktu yang lama (sampai 17 hari pada uang kertas Virus flu
burung dapat bertahan dalam waktu yang belum diketahui saat berada dalam
keadaan beku). Virus mengalami inaktivasi oleh pemanasan sampai 56 °C
(133 °F) selama minimun 60 menit, dan juga oleh asam (pada pH <2)

2.5 Manifestasi Klinis

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat satu sampai dua hari
setelah infeksi biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan
dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi dengan
temperatur tubuh berkisar 38 sampai 39 derajat Celcius atau kurang lebih 100
sampai 103 derajat Fahrenheit, banyak orang yang merasa begitu sakit
sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempat tidur selama berapa hari,
Karena rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh yang terasa lebih berat pada daerah
punggung dan kaki, gejala influenza dapat meliputi:

1. Demam dan perasaan dingin yang ekstrim atau menggigil dan gemetar
2. Batuk
3. Bersin
4. Hidung tersumbat
5. Nyeri tubuh terutama pada sendi otot dan tenggorokan
6. Kelelahan
7. Nyeri kepala
8. Mata merah, kulit merah, terutama bagian wajah serta kemerahan pada
mulut, tenggorokan dan hidung
9. Mual dan muntah

8
Pada anak gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen dapat
menjadi parah pada anak dengan influenza B kadangkala sulit untuk
membedakan antara selesma dan influenza pada tahap awal dari infeksi ini,
namun flu dapat diidentifikasi apabila terdapat demam tinggi mendadak
dengan Kelelahan yang ekstrim diare biasanya bukan gejala dari influenza
dari anak namun hal tersebut dapat dijumpai pada sebagian kasus flu burung
atau H5N1 pada manusia dan dapat menjadi gejala pada anak-anak.

2.6 Penatalaksanaan

a. Kasus ringan.
Sebagian besar kasus akan sembuh dalam waktu satu minggu.
Penanganan pada kasus ringan tidak memerlukan perawatan RS, tidak
memerlukan pemberian antivirus kecuali kasus dengan klaster serta diberikan
pengobatan simptomatik dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada
pasien dan keluarga. Pasien diamati selama 7 hari. Pengobatan simptomatik
diberikan sesuai gejala. Salisilat tidak boleh diberikan pada anak dibawah 18
tahun dapat menyebabkan Reye Syndrome.

b. Kasus sedang.
Perawatan dilakukan di ruang isolasi dan diberikan antivirus.
Pemeriksaan RT-PCR hanya dilakukan satu kali pada awal perawatan. Jika
keadaan umum dan klinis baik dapat dipulangkan dengan KIE. Jika terjadi
perburukan, dilakukan perawatan di ICU dengan penatalaksanaan sesuai kasus
berat (pengawasan ketat dan kegawat daruratan missal pemeriksaan laktat
dehydrogenase >4, analisis gas darah menunjukkan PaCO2<30 mmHg, C-
reactive protein atau procalcitonin).

c. Kasus berat.

9
Perawatan di ruangisolasi ICU/PICU/NICU dan diberikan antivirus
serta diperiksa RT-PCR satu kali pada awal. Pada influenza A baru H1N1
yang berat dengan pneumonia gambarannya sama dengan pneumonia pada flu
burung .

d. Kasus berat pada anak


Apabila terdapat pneumonia dan/atau ditemukan gejala berbahaya /
berat seperti tidak bisa minum, muntah terus menerus, kebiruan di sekeliling
bibir, kejang, tidak sadar , anak dibawah 2 tahun dengan demam atau
hipotermia, pneumonia luas (bilateral, multilobar), gagal napas, sepsis, syok,
kesadaran menurun, ARDS (sindroma sesak nafas akut), gagal multi organ.

e. Kriteria rawat ICU


Yaitu gagal napas (criteria gagal napas: analisis gas darah PaCo2 < 30
mmHg, frekuensi pernapasan > 30 x/m, pada anak sesuai usia, rasio
PaO2/FiO2 < 200 ARDS, < 300 ALI), syok (criteria syok: tekanan darah
diastolic < 80 mmHg, pada anak takikardia, laktat dehirogenase> 4, bila
tersedia fasilitas)

2.7 Pencegahan

Obat-obatan anti virus, beberapa diantaranya dapat digunakan baik


untuk pengobatan maupun pencegahan tentu sangat efektif secara klinis dapat
melawan virus influenza tipe A pada orang dewasa dan anak-anak, namun hal
ini juga memiliki keterbatasan. Kajian saat ini menyatakan bahwa produk-
produk antivirus yang dipergunakan untuk mengatasi virus flu pada manusia
(Werner et al., 2010).

Untuk menanggulangi virus ini, “The US Food and Drug


Administration” (FDA telah mengeluarkan dua obat antiviral yaitu Relenza

10
(Zanamivir) dan Tamiflu (Osotamivir Phorsphate).Obat tersebut diproduksi
pada musim panas 1999 dan dikenal sebagai penghambat neuraminidase.
Relenza diproduksi untuk mengobati flu ketika pertama kali terkena flu dan
Tamiflu dapat digunakan untuk pengobatan atau pencegahn flu. Oleh karena
itu, ketika terserang influenza jangan menganggap biasa saja dan
membiarkannya berlarut-larut.Segeralah pergi ke dokter untuk diobati dan
beristirahatlah yang cukup karena obat yang diberikan pastinya dapat
mencegah penyebaran virus yang menginfeksi sel-sel tubuh.Dan yang tidak
kalah penting apabila terkena penyakit flu ini sebaiknya banyak minum air,
istirahat dan menambah asupan makanan bergizi sehingga daya tahan tubuh
dapat meningkat. (Werner et al., 2010)

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan


influenza antara lain
1. Vaksinasi.
Untuk pencegahan influenza di banyak negara Barat, setiap tahun
diberikan 2minggu sebelumnya epidemi yang diperkirakan. Namun,
vaksinasi tidak memberikan jaminan terhindar dari influenza. Tetapi, jika
terserang infeksi biasanya gejala-gejalanya lebih ringan (Tjay dan
Rahardja, 1993).
Siapapun di atas usia 6 bulan yang ingin mencegah influenza harus
berjumpa dengan dokter keluarganya untuk mendapatkan vaksin setiap
tahun, lama sebelum musim dingin mulai. Vaksinasi influenza dianjurkan
terutama untuk:
a. Semua orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas
b. Orang dewasa Aborijin dan Penduduk selat Torres yang berusia 50
tahun ke atas
c. Orang dewasa dan anak-anak yang melebihi usia enam bulan dan
menderita penyakit kronis yang berdampak terhadap jantung dan paru-
paru, atau memerlukan tindak lanjut medis secara berkala
d. Orang yang mengalami imunodefisiensi, termasuk infeksi HIV

11
e. Penghuni panti jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang lain
f. Orang dewasa dan anak-anak berusia lebih dari enam bulan yang
tinggal di rumah tangga dengan seorang yang termasuk dalam
kategori manapun di atas
g. Petugas kesehatan
h. Staf, sukarelawan dan pengunjung sering panti jompo dan fasilitas
perawatan jangka panjang
i. Anak-anak (enam bulan sampai 10 tahun) yang menerima pengobatan
aspirin jangka panjang
j. Orang yang berencana akan berkunjung ke bagian dunia dimana
influenza sedang beredar
k. Wanita yang akan berada dalam trisemester kedua atau ketiga dari
kehamilan (meskipun telah hamil) antara bulan Juni dan Oktober
l. Anak-anak sampai usia 9 tahun memerlukan dua dosis dengan selang
waktu sekurang-kurangnya sebulan pada tahun pertama di vaksinasi
m. Akan memakan waktu sampai dua minggu untuk tubuh anda
memperoleh kekebalan setelah vaksinasi. Vaksin tersebut didesain
untuk sepadan dengan virus yang mungkin sekali beredar pada musim
dingin yang berkenaan. Bagi orang dewasa sehat, vaksin tersebut
biasanya memberikan perlindungan 70-90% terhadap infeksi selama
kira-kira setahun.
n. Vaksin tersebut tidak dianjurkan untuk orang tertentu, termasuk orang
yang mempunyai alergi terhadap telur
o. Efek sampingan dapat termasuk rasa sakit pada tempat vaksinasi,
demam, lelah dan sakit otot
p. Vaksin tersebut berisi virus yang telah dibunuh dan oleh demikian
tidak dapat mengakibatkan influenza
q. Orang yang menderita demam harus menunda vaksinasi sampai telah
sembuh
r. Orang yang pernah menderita Sindrom Guillain-Barre harus
membicarakan vaksinasi dengan dokternya.

12
2. Antibiotik
Hanya digunakan pada orang-orang yang berisiko tinggi dengan
daya tangkis lemah,seperti pada penderita bronkitis kronis, jantung atau
ginjal. Mereka mudah dihinggapi infeksi sekunder dengan bakteri yang tak
jarang berakibat fatal (Tjay dan Rahardja,2002).
3. Vitamin C
Adanya radikan bebas dapat menyebabkan kerusakan jaringan
tubuh. Kerusakan jaringan tersebut dapat terlihat pada proses menua,
kanker, dan penyakit lain seperti jantung, pembuluh, mata, paru, lambung,
usus dan sistem imun.Menurut ahli ortomolekuler, vitamin C500-1000 mg
berguna sebagai antioksidan, yakni melindungi jarigan tubuh terhadap
kerusakan oksidatif oleh radikal bebas yang merugikan jaringan
tubuh, antara lain membran sel dan inti DNA. Perlindungan dilakukan
dengan mengaktifasi fagosit dan menstimulasi produksi interferon dengan
daya antiviral. Oleh karena itu dalam keadaan stres kontinu dan
pembebanan belebihan sehingga daya tahan tubuh menurun, asupan
vitamin C dalam dosis tinggi sangat berguna (Tjay dan Rahardj,
2002).
4. Aturan hidup sehat
Resiko dan infeksi dapat diperkecil dengan cara hidup yang
ditujukan untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh
(TjaydanRahardja,1993). Hal-
hal yang dapat dilakukan diantaranya dengan (Nainggolan, 2002)
a. Tidak makan makanan yang berlemak, gula, garam tinggi, beb
umbu dan alkohol
b. Makan buah, sayur, bawang merah dan bawang putih
c. Istirahat cukup dan olahraga ringan.

5. Melakukan kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat

13
Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai
upaya pencegahan lebih dini.
a. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung.
Seseorang yang bersin dan menutupnya dengan tangan kemudian dia
memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas minum, maka
virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-
benda tersebut.
Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga
berminggu-minggu. Oleh karena itu, usahakan untuk mencuci tangan
sesering mungkin.
b. Jangan menutup bersin dengan tangan
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan
mudah menempel pada tangan dan dapat menyebar pada orang lain.
Jika kita merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian
segera membuangnya.
c. Jangan menyentuh muka
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun
mulut. Menyentuh muka merupakan cara yang paling umum dilakukan
oleh anak-anak yang terserang flu dan akhirnya menjadi cara mudah
menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.
d. Minum banyak air
Berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan
memberikan cairan pada tubuh. Orang dewasa yang sehat umumnya
membutuhkan delapan gelas air per hari.
Untuk memahami bagaimana tubuh kita mendapatkan cairan yang
cukup, maka kita bisa mengetahui adengan melihat warna urin salah
satunya. Jika warna urine berwarna relatif jernih berarti tubuh kita
memang mendapatkan cukup cairan, sebaliknya jika berwarna kuning
gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih banyak cairan lagi.
e. Mandi sauna

14
Belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap
pencegahan flu, namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa
orang yang mandi sauna dua kali per minggu akan memiliki
kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu. Hal tersebut
memang sesuai dengan teori bahwa ketika kita menghirup uap panas
lebih dari suhu 80 derajat celcius akan menyebabkan virus flu akan sulit
untuk bertahan.
f. Menghirup udara segar
Udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh,
khususnya di cuaca yang dingin karena cuaca seperti ini akan membuat
tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.
g. Lakukan olahraga aerobik secara teratur
aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih
banyak sehingga kita bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer
oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah. Olahraga ini juga akan
membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.
h. Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical
Merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan yang berperan memberikan vitamin pada makanan.
i. Konsumsi yogurt
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah
lemak setiap hari dapat mengurangi risiko terserang flu sekitar 25
persen. Bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam yogurt
diketahui dapat menstimulus produksi sistem kekebalan tubuh untuk
menyerang virus
j. Relaksasi
Kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka
dengan sendirinya kita juga dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.
Karena pada saat kita melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian
sistem imunitas yang merespon terhadap virus flu) akan meningkat
dalam aliran darah kita.

15
2.8 Komplikasi
Flu juga bisa menyebabkan radang paru-paru dan infeksi darah, dan
menyebabkan diare dan kejang pada anak-anak. Jika ada yang memiliki
kondisi medis, seperti penyakit jantung/paru-paru, flu bisa membuatnya
menjadi lebih parah. Flu bisa membuat sebagian orang jauh lebih parah.
Antara lain adalah anak kecil, mereka yang berusia 65 tahun ke atas, wanita
hamil, dan mereka yang menderita penyakit tertentu atau sistem kekebalan
tubuh yang lemah(Center for Dieases Control, 2015). Pada anak dengan
influenza B dapat menjadi lebih parah dengan terjadinya diareserta nyeri
abdomen. Kebanyakan orang dapat sembuh dari gejala-gejala ini dalam waktu
kurang lebih satu minggu tanpa membutuhkan perawatan medis yang serius
(Abelson, 2009). Untuk orang-orang dengan faktor resiko tinggi seperti usia di
atas 65 tahun, atau orang-orang dengan penyakit tertentu seperti penyakit
kronis pada hati, paru-paru, ginjal, jantung, gangguan metabolik seperti
diabetes melitus, atau orang yang sistem imunnya rendah berpotensi
mengalami keparahan. Kadang sulit untuk membedakan flu dan salesma pada
tahap awal infeksi ini, namun flu dapat diidentifikasi dengan adanya demam
mendadak dan rasa lelah atau lemas (Spickler, 2009)

16
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. influenza adalah penyakit akut yang menyerang saluran pernafasan yang


sangat menular ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, sakit
tenggorokan dan batuk.
2. Influenza disebabkan oleh tiga virus yaitu influenza tipe A, tipe B dan tipe
C yang merupakan suatu orthomixo virus golongan RNA.
3. Virus influenza tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1
yang menyebabkan flu burung dan termasuk HPAI.
4. Vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah influenza dan
komplikasi serius yang diakibatkanya. Penularan virus influenza melalui
droplet dan lokalisasinya di traktus respiratorius.
5. Influenza dapat diobati secara simtomatik dan dengan cara antiviral dapat
memperpendek angka sakit.

3.2 Saran

Kelompok berharap dengan adanya makalah ini maka pembaca dapat


melakukan pencegahan terhadap virus influenza serta terhindar dari virus
influenza. Semoga pembaca mendapat anugerah yang diberikan Allah yaitu sehat.
Kelompok juga berharap pembaca dapat menyebarkan ilmu kepada masyarakat
tentang virus influenza.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chandra G., Influenza: Dampak dan Pencegahannya. Aventis Pasteur Indonesia.


(Diakses dari http://www.tempo.co.id/medika)

Dwidjoseputro. 1998. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Dr. Med. Udayana Gendo. 2006. Integrasi Kedokteran Barat dan Kedokteran
Tradisional Cina. Kanisius : Yogyakarta.

J.pelczar, Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Pres

Nelwan, R.H.H., 2006. Influenza dan Pencegahannya. Buku Ajar Penyakit


Dalam. FKUI: Jakarta.

Radji, Maksum. 2006. Avian Influenza A (H5N1) : Patogenesis, Pencegahan dan


Penyebaran Pada Manusia. Majalah Ilmu Kefarmasian. 3(2): 55-65.

Susanto, Adi. Flu Babi Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui. Grasindo.
J.pelczar, Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press

http//:www.info.gor.hk/info/influenza.html

Pratiwi, N dan Kartono. 2010. Strategi Model Pengendalian Penyebaran Virus


Influenza: Semarang.

Warner, David, Charol Thuman, dan Jane Maxwell. 1980. Apa yang Anda
Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta.

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Diagnosis_dan_Penatalaksanaan_H1N
1_091214.pdf

http://kesmavet.ditjenpkh.pertanian.go.id/index.php/berita/tulisan-ilmiah-
populer?start=10

18

Anda mungkin juga menyukai