PENDAHULUAN
Maka dari itu dibutuhkanlah peran perawat sebagai pemberi pelayanan. Peran
perawat dari aspek promotif yaitu, perawat memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga, agar menjaga kebersihan makanan, memilih makanan yang
baik, dan cara pengolahan makanan dengan benar. Aspek preventif yaitu
mengajarkan teknik cuci tangan dengan benar, mengajurkan untuk mencuci dot
dan botol yang di gunakan. Aspek Kuratif yaitu dengan melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian pengobatan dan memonitor cairan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi. Aspek Rehabilitatif yaitu dengan pemberian
asupan makanan pedoman gizi seimbang dan minum sesuai dengan kebutuhan.
P a g e 2 | 19
mempelajari dan memahami buku-buku keperawatan
sebagai sumber untuk mendapatkan dasar ilmiah
yang berhubungan dengan diare pada anak.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
P a g e 3 | 19
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya
ditandai dengan adanya peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3
kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah
lama kelamaan berwarna hijau bersifat asam laktat yang berasal dari laktosa yang
tidak dapat diserap oleh usus dan adanya tanda dehidrasi.(Aziz,A. Alimul, 2006).
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau
lendir dalam tinja. (fakultas kedokteran universitas indonesia, 2003)
Kesimpulan : Diare adalah pengeluaran feses dengan konsistensi cair, terjadi lebih
dari 3 kali sehari pada anak, dan lebih dari 4x terjadi pada neonatus dengan atau tanpa
lendir dan darah dalam tinja, disertai dengan muntah, peningkatan suhu tubuh, dan
dehidrasi.
2.2 Etiologi
P a g e 4 | 19
2.3 Patofisologi
Diare disebabkan oleh berbagai faktor pertama infeksi bakteri diawali dengan adanya
mikroorganisme yang masuk kedalam pencernaan dan kemudian perkembang dalam
lambung dan usus. Mikroorganisme yang masuk memproduksi toksin sehingga
menyebabkan sel mukosa lambung dan usus mengalami iritasi, kemudian sekresi
cairan dan elektrolit meningkat.toksin yang dikeluarkan dapat menyebkan kerusakan
dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi.
P a g e 5 | 19
2.5.1 Pemeriksaan feses
2.6 Penatalaksaan
2.6.1 Medis
a. Pengganti cairan dan elektrolit
Rehidrasi oral dilakukan pada pasien yang mampu minum pada
diare akut. Diare hebat diberikan hidrasi intravena. Rehidrasi
oral 3,5 gram natrium klorida dan 2,5 gram natrium bikarbonat.
1,5 gram kalium klorida dan 20 gram glukosa/L air. Hidrasi
qaoral dapat dibuat sendiri dengan sendok teh garam,
sendok teh baking soda, dan 2-4 sendok gula, beri pisang 2
buah atau 1 gelas jus jeruk sebagai pengganti kalium dan beri
oralit
P a g e 6 | 19
b. Pada diare hebat diberikan hidrasi intravena Nacl/ringer laktat harus
dibantu dengan suplementasi kalium
c. Pantau TTV, tanda dehidrasi, dan intake output
1. Dehidrasi ringan 5% x kg BB
2. Dehidrasi sedang 8% x kg BB
3. Dehidrasi berat 10% x kg BB
Cara 1 bila tidak ada rasa ingin minum dan tidak ada tanda dehidrasi
kemungkinan kehilangan 2% cairan dari BB. Bila mukosa bibir kering
kemungkinan kehilangan cairan 6% dari BB. Bila tanda diatas ditandai
juga dengan kelemahan pada fisik maka kemungkinan kehilangan cairan
7-14% atau sekitar 3,5-7 literpada dewasa dengan BB 50kg
Cara 2 bila ditimbang setiap hari maka kehilangan berat badan 4kg pada
fase akut sama hal nya dengan defisit air 4 liter
Cara 3 menggunakan rumus Na2 x BW2=Na 1 x BW1 dimana:
Na1 kadar natrium plasma normal
BW1 volume air badan normal
Biasanya 60% dari BB pria 50% untuk wanita
Na2 kadar natrium plasma saat ini
BW2 volume air tubuh saat ini
No Cairan Kegunaan
P a g e 7 | 19
D5W adalah isotonik
pada awal pemberian
tetapi menyediakan
air bebas ketika
dektrose
dimetabolisme,
meningkatkan volume
cairan intraseluler dan
ekstraseluler
2. Pemberian antibiotik
a. Pada umumnya pengobatan antibiotik tidak dianjurkan karena akan
mengubah floranormal usus dan menyebabkan diare menjadi
memburuk. 40% kasus diare akut infeksi sembuh dalam waktu 3 hari
tanpa antibiotik.pada pasien diare ineksi dengan demam, feses
P a g e 8 | 19
berdarah, leukosit pada feses di indikasikan dalam pemberian
antibiotik.metronidazole merupakan obat efektif dan aman untuk
giardia lamblia dan bakteri anaerob yang terd pada blin loop
syndrome. Pemberian terapi antibiotik berdasarkan kultur dan
resistensi kuman. Campylobacter,salmonella/shigella diberikan
ciprofloksasin 500mg oral.
b. Tidak perlu diberikan obat kaolin, pektin, difenoksilat (lomotil) dalam
pengobatan obat anti diare karena menyebabkan terlambatnya
motilitas usus sehingga enteritis akan memanjang
2.6.2 Keperawatan
1. Kebutuhan istirahat
Pasien diare memerlukan istirahat yang cukup. Semua kebutuhan pasien harus
ditolong ditempat tidur. Usahakan pemberian obat secara tepat, pengambilan bahan
pemeriksaan atau pemberian suntikan jangan dilakukan pada saat pasien sedang tidur.
Usahakan dalam keadaan tenang dan nyaman, agar kebutuhan istirahat pasien dapat
terpenuhi.
P a g e 9 | 19
4. Gangguan rasa aman dan nyaman
Melakukan perubahan posisi setiap 2 jam sekali.
2.7 Komplikasi
2.7.1 Dehidrasi (Kekurangan cairan)
Dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang berlebih melalui BAK,
BAB, keringat atau pun komsumsi cairan yang kurang selama diare.
P a g e 10 | 19
3. Meraba atau
palpasi:
-kulit -kekenyalan -kekenyalan -kekenyalan
normal kurang sangat kurang
-nadi -sangat cepat,
-kuat, -sedang,120- lemah atau tidak
<120x/menit 140x/menit teraba,
-ubun-ubun >140/menit
-normal -cekung - sangat cekung
4. Menimbang Tetap Turun : 25- Turun :
berat badan 100gr/kg BB >100gr/kg BB
5. Taksiran Tidak ada 40-90 ml/kg BB 100-110 ml/kg
-kehilangan cairan BB
Kategori A B C
Lihat atau inspeksi
-kondisi umum -baik, sadar -gelisah -letargi, tidak sadar
-mata -normal -sedikit cekung -layu, sangat
-derajat haus -minum biasa, -haus, sangat haus cekung
-ubun-ubun besar tidak haus -sedikit cekung -minum dengan
-Normal lemas, tidak
mampu minum
-sangat cekung
Raba atau palpasi
-cubitan pada kulit -Kembali dengan -Kembali lambat -Kembali secara
cepat lambat
P a g e 11 | 19
Tentukan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat
sedang -bila terdapat 2
-bila terdapat 2 atau lebih tanda
atau lebih tanda
P a g e 12 | 19
Tekanan darah Sangat rendah Rendah Rendah
Banyaknya kasus 20-30% 70% 10-20%
2. Infeksi berat
Terjadi akibat penyakit diare yang tidak di tangani dengan baik. Dapat terjadi
komplikasi diare berupa perluasan infeksi kedarah (sepsis) ke otak maupun
selaput otak (menginitis,ensefalitis, maupun meningoensefalitis).
3. Malnutrisi
Pada anak diare merupakan penyebab malnutrisi sehingga kekebalan tubuh
anak menurun dan lebih mudah terserang diare. Apabila terjadi diare yang
terus menerus,fungsi usus yang utama adalah menyerap nutrisi dari makanan
pun akan terganggu dan menyebabkan malnutrisi
P a g e 13 | 19
hari maka diare tersebut adalah diare akut, sementara apabila
berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah diare persisten
2. Riwayat penyakit sekarang
a. Suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada, dan timbuldiare
b. Feses cair, mungkin disertai lender atau darah
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karna sering defikasi
d. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
e. Apabilaklien sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi mulai tampak
f. Diuresis :terjadi oliguria ( kurang satu ml/kg bb/jam) bila terjadi
dehidrasi
3. Riwayat kesehatan meliputi :
a. Riwayat imunisasi
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotika)
c. Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya
4. Riwayat Nutrisi
a. Asupan makanan
b. Keluhan nyeri abdomen
c. Distensi abdomen, mual, muntah
d. Berat badan biasanya turun
5. Pola eliminasi :
a. Frekuensi defekasi seringlebih 3 kali / hari
b. Feses cair, mengandung lendirdan darah
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Bayi,sadar (tanpa dehidrasi)
Gelisah, (dehidrasi ringan, sedang)
Lesu, lunglai atau tidak sadar, tidak ada urin ( dehidrasi berat)
b. Berat badan klien diare dengan dehidrasi biasanya mengalami
penurunan berat :
Dehidrasi ringan : bila terjadi penurunan berat badan 5%
Dehidrasi sedang : bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
Dehidrasi berat :bila terjadi penurunan berat bada 10-15%
c. Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan
turgor( cubit daerah perut menggunakan kedua ujung jari). Inspeksi
kulit perianal apakah terjadi iritasi.
d. Mulut/lidah
Mulut dan lidah basah( tanpa dehidrasi)
Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan sampai sedang)
Mulut dan lidah sangat kering(dehidrasi berat)
P a g e 14 | 19
e. Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram, nyeri, dan bising
usus yang meningkat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi :
1. monitor dan catat masukan dan pengeluar cairan :urin, feses dan keringat
( jumlah, konsitensi dan warna)
R : memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, merupakan pedoman
untuk penggantian cairan.
2. Observasi tanda tanda vital
R: hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukan respon terhadap kehilangan
cairan.
3. Observasi adanya kulit kering dan membrane mukosa, kering, penurunan
turgor kulit, pengisian kapiler lambat
R: menunjukan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian : cairan palentral, transfusi
darah sesuai indikasi
P a g e 15 | 19
R: mempertahankan istirahat usus akan menurunkan penggantian cairan untuk
memperbaiki kehilangan atau anemia.
5. Berikan terapi anti diare sesuai program medik
6. R: menurunkan kehilangan cairan dari usus
Intervensi
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap dan saikan
makanan dalam keadaan hangat.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan ahli gizi : diet TKTP rendah serat, susu,obat
obatan, atau vitamin (A)
P a g e 16 | 19
Intervensi :
1. Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar
R : menentukan intervensi lebih lanjut
2. Jaga daerah anal dan bokong agar tetap bersih
R : dengan menjaga kebersihan mencegah perkembang biakan kuman atau
bakteri
3. Demostrasikan dan libatkan keluarga dalam perawatan perianal (bila basa dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya )
R : agar keluarga mengerti cara mencegah terjadinya iritai kulit yang tak di
harapkan oleh karna kelembaban dan keasaman feses
P a g e 17 | 19
BAB III
3.1 Kesimpulan
Diare adalah pengeluaran feses dengan konsistensi cair, terjadi lebih dari 3
kali sehari pada anak, dan lebih dari 4x terjadi pada neonatus dengan atau tanpa lendir
dan darah dalam tinja, disertai dengan muntah, peningkatan suhu tubuh, dan
dehidrasi. Jika tidak ditanganin lebih lanjut diare dapat menyebabkan komplikasi
seperti : dehidrasi, malnutrisi dan infeksi berat.
3.2 Saran
Saran yang dapat kelompok tulis, adalah :
P a g e 18 | 19
DAFTAR PUSTAKA
kedokteran EGC
Maryunani, A. 2010. Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Jakarta: CV Trans Info
Media
P a g e 19 | 19