LINGKUNGAN
DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT
DI DESA SAMPAIMAH DAN RAJA TUHA
KECAMATAN MANYAK PAYED
TAHUN 2016
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penyakit kulit
salah satu dari
10 penyakit
terbanyak
(11,2%)
Dengan total
jumlah penderita
penyakit kulit
2115
Penyakit kulit
infeksi 865 kasus
Penyakit kulit
alergi 887 kasus
Penyakit kulit
karena jamur
363 kasus
Berdasarkan
kunjungan poli
umum.
kasus penyakit
kulit tertinggi di
Desa Sampaimah
dan Raja Tuha
Pernyataan masalah
Bagaimana hubungan personal hygiene dan sanitasi
lingkungan dengan keluhan penyakit kulit di desa
sampaimah dan raja tuha tahun 2016.
TUJUAN PENELITIAN
Tujua
n
Umu
m
Tujua
n
Khusu
s
Manfaat Penelitian
PUSKESMAS
MASYARAKAT PENDIDIKAN
Menjadi masukan
dan informasi
mengenai
pengetahuan dan
PHBS serta
sanitasi
lingkungan di
wilayah kerja
Puskesmas
Fisik
Badan bau dan pakaian kotor
Rambut dan kulit kotor
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi
Fisik
gangguan integritas kulit
gangguan membran mukosa
mulut
infeksi pada mata dan telinga
gangguan fisik/infeksi pada
kuku
Psikologis
Psikososial
Malas dan tidak ada inisiatif
gangguan kebutuhan rasa
Menarik diri/ isolasi diri
Merasa tak berdaya, rendah diri dan hinanyaman dan aktualisasi diri
gangguan interaksi sosial
Kebersihan Rambut
kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2
kali seminggu, mencuci rambut memakai sampo/bahan pencuci
rambut lainnya, dan sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan
rambut sendiri
Kebersiha
n telinga
Kebersiha
n tangan,
kuku dan
kaki
Kebersih
an Gigi
Kebersih
an
Pakaian
perlu mengganti pakaian dengan yang besih setiap hari. Selimut, sprei,
dan sarung bantal juga harus diusahakan supaya selalu dalam keadaan
bersih sedangkan kasur dan bantal harus sering dijemur
Menyediakan
air
rumah
tangga
yang
baik,
cukup
kualitas
maupun
kwantitasnya.
b. Mengatur pembuangan kotoran, sampah dan air limbah.
c. Mendirikan rumah-rumah sehat.
d. Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti : lalat, nyamuk.
a) Syarat fisik : persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
b) Syarat bakteriologis : air merupakan keperluan yang sehat yang harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen.
c) Syarat kimia : air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam
air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia
Penularan penyakit
melalui air
WaterWaterbor
WaterWaterrelated
ne
washed
based
insect
mechanis mechanis mechanis
vector
m
m
m
mechanis
m
JAMBA
N
Jamban
Syarat
jamban
sehat
Cariiiiiiiiiiii bahan
AIR LIMBAH
Merupakan sisa air buang an yang berasal dari rumah tangga,
industri dan pada umumya mengandung bahan atau zat yang
membahayakan.
Keadaan saluran pembuangan air limbah yang tidak mengalir
lancar, dengan bentuk SPAL yang tidak tertutup dan air limbah
yang menggenang ditempat terbuka berpotensi sebagai tempat
berkembang biak vektor dan bernilai negatif dari segi estetika
Syarat SPAL yang sehat
Cariiiii bahan
KULIT
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan
mempunyai fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan
ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terusmenerus
(keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, serta pembentukan
pigmen untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet
matahari.
Kulit terletak pada bagian tubuh yang paling luar. Luas kulit
orang dewasa 1,5m2 dengan berat kira kira 15% berat
badan. Rata rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal 6 mm
yaitu ada di telapak tangan dan kaki
Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok:
CARIIII GAMBAR LAPISAN KULIT
PENYAKIT KULIT
Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terahdapa
berbagai macam penyakit dan pengaruh lingkungan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit
adalah iklim yang panas dan lembab, kebersihan perorangan yang
kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai (Harahap, 2000).
Diantara faktor-faktor tersebut yang menjadi faktor penting penyebab
penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan
kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku, intensitas
mandi dan lain- lain
Penyakit kulit merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai
respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau eksogen berasal
dari bakteri, parasit dan jamur. Gambarannya polimorfi, dalam artian
berbagai macam bentuk, dapat berupa bintil atau peninggian kulit,
perubahan warna kulit, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang
semakin jelas dan umumnya disertai rasa gatal, nyeri atau baal namun
dapat juga tanpa disertai keluhan lain selain perubahan fisik kulit
b. b. Penyakit kulit karena parasit dan insekta adalah scabies, pedikulosis kapitis, pedikulosis
korporis, pedikulosis pubis, creeping eruption, amebiasis kutis, gigitan serangga, trikomoniasis.
c. c. Penyakit kulit karena jamur adalah Pitiriasis Versikolor (panu), tinea nigra palmaris, tinea
kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis,tinea manus, tinea kruris,
kandidiasis, sporotrikosis, aktinomikosis, kromomikosis, fikomikosis, misetoma.
d. Penyakit kulit karena alergi
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Personal Hygiene:
1. Kebersihan kulit
2. Kebersihan tangan dan kuku
3. Kebersihan pakaian
4. Kebersihan handuk
Sanitasi Lingkungan
Keluhan Penyakit
HIPOTESIS PENELITIAN
-
Ada hubungan kebersihan kulit dengan keluhan penyakit kulit pada penduduk
di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan Manyak Payed
Ada hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan keluhan penyakit kulit
pada penduduk di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan Manyak
Payed
Ada hubungan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan keluhan penyakit
kulit pada penduduk di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan
Manyak Payed
3.3.
Definisi Operasional
1. Personal hygiene adalah kebersihan pribadi seorang individu yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatannya.
2. Kebersihan kulit adalah usaha individu untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi
menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit kulit.
3. Kebersihan tangan dan kuku adalah perilaku individu dalam menjaga kebersihan tangan dan
kuku seperti cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah ke kamar mandi, serta
memotong kuku agar tetap pendek.
4. Kebersihan pakaian adalah perilaku individu dalam mengganti pakaian serta mencuci pakaian.
5. Kebersihan handuk adalah perilaku individu berdasarkan frekuensi mencuci handuk dan
menjemurnya.
6. Kebersihan tempat tidur dan sprei adalah perilaku individu berdasarkan frekuensi menjemur
kasur dan bantal, mengganti sprei dan sarung bantal.
7. Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik yaitu sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah (SPAL), sarana pembuangan kotoran (jamban) dan sarana pembuangan
sampah.
8. Keluhan penyakit kulit adalah adanya salah satu keluhan dari adanya rasa gatal-gatal pada
kulit, bercak kemerahan, bentol-bentol dan kulit yang mengelupas seperti sisik.
ASPEK PENGUKURAN
. Kebersihan Kulit
Pengukuran variabel Kebersihan kulit dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik
=3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
2. Kebersihan Tangan dan Kuku
Pengukuran variabel Kebersihan tangan dan kuku dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik
=3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
3. Kebersihan Pakaian
Pengukuran variabel kebersihan pakaian dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik
=3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
4. Kebersihan Handuk
Pengukuran variabel kebersihan handuk dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik
=3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
5. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei
Pengukuran variabel kebersihan tempat tidur dan sprei dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik
=3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
6. Penilaian sanitasi lingkungan
menggunakan Kepmenkes RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, yang terdiri dari 2 (dua) kriteria yaitu sehat apabila skor 334 dan tidak sehat apabila skor < 334. Adapun komponen yang dinilai dihitung berdasarkan nilai x bobot dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Sarana air bersih yaitu ada, milik sendiri, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dengan skor 100
2. Jamban yaitu : ada,leher angsa, septic tank dengan skor 100
3. Sarana pembuangan air limbah yaitu ada, dialirkan keselokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut dengan skor 100
4. Sarana pembuangan sampah yaitu: ada, kedap air dan bertutup dengan skor 75.
7. Keluhan penyakit kulit infeksi
Pengukuran variabel keluhan penyakit kulit infeksi didasarkan pada skala ordinal dari beberapa keluhan apabila memiliki salah satu keluhan dengan jawaban ya diberi skor 1 dan apabila semua jawaban tidak diberi skor 0, kemudian dikategorikan menjadi:
a) Mengalami keluhan, jika responden mengalami salah satu keluhan penyakit kulit.
b) Tidak mengalami keluhan, jika responden tidak mengalami salah satu dari keluhan penyakit kulit.
METODE PENELITIAN
3.1
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu menggambarkan hubungan personal hygiene
dan sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit dan menganalisa hubungan variablevariable yang diteliti. Pengambilan data dilakukan secara Cross Sectional, yaitu pengukuran
terhadap variable bebas dan tergantung dilakukan sekali pada saat tertentu dan bersamaan.
3.2
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, yaitu
desa Sampaimah dan Raja Tuha kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang. Pengumpulan
data dilakukan mulai dari tanggal 9 agustus 2015 hingga tanggal 12 agustus 2015. Alasan
dipilihnya tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena kedua desa tersebut merupakan desa
dengan keluhan penyakit kulit terbanyak berdasarkan kunjungan poli umum puskesmas Manyak
Payed tahun 2016.
3.3
3.3.1
Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk berusia 15-64 tahun di desa sampaimah dan desa
raja tuha kecamatan manyak payed yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah
1074 orang.
Kriteria inklusi :
1. Penduduk desa sampaimah atau penduduk desa raja tuha
yang berusia 15-64 tahun
2. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi
dan menandatangani lembar pernyataan persetujuan
(terlampir) serta kooperatif
Kriteria eksklusi :
1. penduduk desa Sampaimah atau desa Raja Tuha yang
berusia <15 tahun atau >64 tahun
2. Penduduk desa sampaimah atau desa raja tuha yang tidak
bersedia menjadi responden penelitian atau tidak koperatif.
3.4
3.4.1
Data diperoleh dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada penduduk desa Sampaimah dan desa
Raja Tuha dengan bantuan kueisioner.
3.4.2
Data sekunder
Data sekunder di dapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data
Puskesmas Manyak Payed yang terkait dengan keluhan penyakit kulit dan data
kependudukan dari Kantor Kelurahan Desa Sampaimah dan Desa Raja Tuha Kecamatan Manyak Payed.
3.5