Anda di halaman 1dari 31

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE & SANITASI

LINGKUNGAN
DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT
DI DESA SAMPAIMAH DAN RAJA TUHA
KECAMATAN MANYAK PAYED
TAHUN 2016

DR. MAHDA RIZKI LIANA

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Kulit merupakan pembungkus elastik yang melindungi tubuh dari


pengaruh lingkungan. lingkungan kotor dan hygine yang buruk
akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit kulit
Bakteri, jamur dan virus menyebabkan banyak penyakit kulit.
Infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah pioderma.
Manifestasi klinis infeksi bakteri pada kulit sangat bervariasi,
sesuai dengan bakteri penyebabnya, bagian tubuh terkena, dan
keadaan imunologik penderita
Penelitian di Pesantren Darul Hikmah kec.medan denai tahun
2011, ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara
personal hygiene (kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku,
kebersihan genetalia, kebersihan pakaian, kebersihan handuk,
kebesihan tempat tidur dan sprei) dengan kejadian penyakit kulit.

Data rawat jalan PKM Manyak Payed 2015


Penyakit Kulit

Penyakit kulit
salah satu dari
10 penyakit
terbanyak
(11,2%)
Dengan total
jumlah penderita
penyakit kulit
2115

Penyakit kulit
infeksi 865 kasus
Penyakit kulit
alergi 887 kasus
Penyakit kulit
karena jamur
363 kasus

Berdasarkan
kunjungan poli
umum.
kasus penyakit
kulit tertinggi di
Desa Sampaimah
dan Raja Tuha

Pernyataan masalah
Bagaimana hubungan personal hygiene dan sanitasi
lingkungan dengan keluhan penyakit kulit di desa
sampaimah dan raja tuha tahun 2016.

TUJUAN PENELITIAN

Tujua
n
Umu
m
Tujua
n
Khusu
s

Untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan sanitasi


lingkungan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Manyak
Payed Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2016 dengan keluhan
penyakit kulit
Mengetahui hubungan kebersihan kulit dengan keluhan
penyakit kulit
Mengetahui hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan
keluhan penyakit kulit pada penduduk di Desa Sampaimah dan
Raja Tuha kecamatan Manyak Payed.
Mengetahui hubungan kebersihan pakaian dengan keluhan
penyakit kulit pada penduduk di desa Sampaimah dan Raja
Tuha kecamatan Manyak Payed
Mengetahui hubungan kebersihan handuk dengan keluhan
penyakit kulit pada penduduk di desa Sampaimah dan Raja
Tuha kecamatan Manyak payed
Mengetahui hubungan kebersihan tempat tidur dan sprei
dengan keluhan penyakit kulit pada penduduk di Desa
Sampaimah dan Raja Tuha kecamatan Manyak Payed.
Mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan keluhan
penyakit kulit pada penduduk di Desa Sampaimah dan Raja
Tuha kecamatan Manyak Payed

Manfaat Penelitian

PUSKESMAS

MASYARAKAT PENDIDIKAN

Menjadi masukan
dan informasi
mengenai
pengetahuan dan
PHBS serta
sanitasi
lingkungan di
wilayah kerja
Puskesmas

Sumber informasi Dapat dijadikan


kesehatan terkait
data untuk
PHBS dan Sanitasi
penelitian
lingkungan
berikutnya
terhadap
timbulnya
penyakit terutama
penyakit kulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Personal Hygiene (Kebersihan Perorangan)
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan, mencegah penyakit,
dan meningkatkan rasa percaya diri

Faktor- faktor yang mempengaruhi :


Kondisi fisik atau psikis
Status sosial ekonomi
Pengetahuan
Budaya
Kebiasaan seseorang

TANDA DAN GEJALA PERSONAL HYGIENE KURANG


DAMPAK YANG TIMBUL

Fisik
Badan bau dan pakaian kotor
Rambut dan kulit kotor
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi

Fisik
gangguan integritas kulit
gangguan membran mukosa
mulut
infeksi pada mata dan telinga
gangguan fisik/infeksi pada
kuku

Psikologis
Psikososial
Malas dan tidak ada inisiatif
gangguan kebutuhan rasa
Menarik diri/ isolasi diri
Merasa tak berdaya, rendah diri dan hinanyaman dan aktualisasi diri
gangguan interaksi sosial

PEMELIHARAAN PERSONAL HYGIENE


Kebersihan Kulit
Menjaga kebersihan kulit dengan mandi minimal 2 kali sehari, mandi
memakai sabun, tidak menggunakan sabun maupun handuk secara
bergantian dengan orang lain, menjaga kebersihan pakaian, makan
yang bergizi terutama banyak sayur dan buah.

Kebersihan Rambut
kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2
kali seminggu, mencuci rambut memakai sampo/bahan pencuci
rambut lainnya, dan sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan
rambut sendiri

Kebersiha
n telinga

Membersihkan telinga secara teratur

Tidak mengorek dengan benda tajam

Kebersiha
n tangan,
kuku dan
kaki

Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,


sesudah buang air besar, sebelum memegang
bayi, sesudah menceboki anak, dan sebelum
menyiapkan makanan
Memotong kuku minimal sekali seminggu

Kebersih
an Gigi

Menggosok gigi sehabis makan


Memakai sikat gigi sendiri
Menghindari makanan yang merusak gigi
Memeriksakan gigi secara teratur 6 bulan sekali
Menyikat gigi dapat menstimulasi sirkulasi pada gusi dan dapat
mencegah halitosis

Kebersih
an
Pakaian

Pakaian menyerap keringat dan kotoran menciptakan lingkungan lembab


yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan jamur

perlu mengganti pakaian dengan yang besih setiap hari. Selimut, sprei,
dan sarung bantal juga harus diusahakan supaya selalu dalam keadaan
bersih sedangkan kasur dan bantal harus sering dijemur

HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN

Istilah Hygiene dan sanitasi mempunyai tujuan sama, yaitu mengusahakan


cara hidup sehat agar terhindar dari penyakit.
Penerapannya mempunyai arti yang sedikit berbeda. Usaha sanitasi lebih
menitik beratkan pada faktor lingkungan hidup manusia, sementara hygiene
lebih menitik beratkan pada usaha-usaha kebersihan perorangan

Usaha dalam hygiene dan sanitasi lingkungan di Indonesia terutama


meliputi :
a.

Menyediakan

air

rumah

tangga

yang

baik,

cukup

kualitas

maupun

kwantitasnya.
b. Mengatur pembuangan kotoran, sampah dan air limbah.
c. Mendirikan rumah-rumah sehat.
d. Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti : lalat, nyamuk.

SARANA AIR BERSIH


Penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan yaitu :

a) Syarat fisik : persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

b) Syarat bakteriologis : air merupakan keperluan yang sehat yang harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen.

c) Syarat kimia : air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam
air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia

Penularan penyakit
melalui air
WaterWaterbor
WaterWaterrelated
ne
washed
based
insect
mechanis mechanis mechanis
vector
m
m
m
mechanis
m

JAMBA
N
Jamban

bangunan yang digunakan untuk membuang dan


mengumpukan kotoran manusia dalam suatu tempat
tertentu, idak menjadi penyebab atau penyebar penyakit
dan mengotori lingkungan pemukiman

Syarat
jamban
sehat

Cariiiiiiiiiiii bahan

Pembuangan tinja yang tidak saniter akan


menyebabkan terjadinya berbagai
penyakit seperti diare, kolera, disentri,
ascariasis, penyakit kulit dan sebagainya

AIR LIMBAH
Merupakan sisa air buang an yang berasal dari rumah tangga,
industri dan pada umumya mengandung bahan atau zat yang
membahayakan.
Keadaan saluran pembuangan air limbah yang tidak mengalir
lancar, dengan bentuk SPAL yang tidak tertutup dan air limbah
yang menggenang ditempat terbuka berpotensi sebagai tempat
berkembang biak vektor dan bernilai negatif dari segi estetika
Syarat SPAL yang sehat
Cariiiii bahan

SARANA PEMBUANGAN SAMPAH


Penanganan sampah yang tidak baik dapat menimbulkan kondisi
berikut:
1. Pencemaran udara akibat gas-gas hasil dari penguraian
sampah terutama menimbulkan bau yang tidak sedap dan
berbahaya untuk kesehatan
2. Tumpukan sampah yang menggunung dapat menimbulkan
kondisi lingkungan fisik dan kimia yang tidak sesuai dengan
dengan kondisi lingkungan normal. Pada umumnya hal
tersebut menimbulkan kenaikan suhu dan perubahan pH
menjadi asam atau basa.
3. Kadar oksigen di area pembuangan sampah menjadi
berkurang akibat proses penguraian sampah menjadi
senyawa lain yang memerlukan oksigen yang diambil dari
udara sekitarnya.
4. Sampah sangat berpotensi menjadi sumber penyakit yang
berasal dari bakteri patogen dari sampah sendiri serta dapat
ditularkan oleh lalat, tikus, anjing dan binatang lainnya yang
senang tinggal di areal tumpukan sampah

pengelolaan sampah harus memenuhi kriteria sebagai berikut :


1. Tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan penutup.
2. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat,
permukaan bagian dalam rata dan dilengkapi dengan
penutup.
3. Tempat sampah dikosongkan setiap 1 x 24 jam atau 2/3
bagian telah terisi penuh.
4. Jumlah dan volume sampah disesuaikan dengan sampah
yang dihasilkan sertiap kegiatan. Tempat sampah harus
disediakan minimal 1 buah untuk setiap radius 10 meter,
dan tiap jarak 20 meter pada ruang terbuka dan tunggu.
5. Tersedianya tempat pembuangan sampah semetara yang
mudah dikosongkan, tidak terbuat dari beton permanen,
terletak dilokasi yang terjangkau kendaraan pengangkut
sampah dan harus dikosongkan sekurang-kurangnya 3 x 24
jam.

KULIT
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan
mempunyai fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan
ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terusmenerus
(keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, serta pembentukan
pigmen untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet
matahari.
Kulit terletak pada bagian tubuh yang paling luar. Luas kulit
orang dewasa 1,5m2 dengan berat kira kira 15% berat
badan. Rata rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal 6 mm
yaitu ada di telapak tangan dan kaki
Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok:
CARIIII GAMBAR LAPISAN KULIT

PENYAKIT KULIT
Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terahdapa
berbagai macam penyakit dan pengaruh lingkungan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit
adalah iklim yang panas dan lembab, kebersihan perorangan yang
kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai (Harahap, 2000).
Diantara faktor-faktor tersebut yang menjadi faktor penting penyebab
penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan
kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku, intensitas
mandi dan lain- lain
Penyakit kulit merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai
respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau eksogen berasal
dari bakteri, parasit dan jamur. Gambarannya polimorfi, dalam artian
berbagai macam bentuk, dapat berupa bintil atau peninggian kulit,
perubahan warna kulit, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang
semakin jelas dan umumnya disertai rasa gatal, nyeri atau baal namun
dapat juga tanpa disertai keluhan lain selain perubahan fisik kulit

JENIS-JENIS PENYAKIT KULIT


a. Penyakit kulit karena infeksi bakteri adalah skrofuloderma, tuberkolosis kutis verukosa, kusta
(lepra) dan ektima. Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah
pioderma.

b. b. Penyakit kulit karena parasit dan insekta adalah scabies, pedikulosis kapitis, pedikulosis
korporis, pedikulosis pubis, creeping eruption, amebiasis kutis, gigitan serangga, trikomoniasis.
c. c. Penyakit kulit karena jamur adalah Pitiriasis Versikolor (panu), tinea nigra palmaris, tinea
kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis,tinea manus, tinea kruris,
kandidiasis, sporotrikosis, aktinomikosis, kromomikosis, fikomikosis, misetoma.
d. Penyakit kulit karena alergi

PATOFISIOLOGI PENYAKIT KULIT


Personal Hygiene yang kurang dan menurunnya daya tahan tubuh menyebabkan bakteri,
virus, jamur dan parasit mudah masuk ke dalam tubuh. Pada penyakit kulit yang
disebabkan oleh bakteri dan virus, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui
aliran darah. Sedangkan pada penyakit kulit akibat infeksi parasit seperti sarcoptes
scabiei yang hidup dirambut dan bertelur disana. Siklus hidupnya melalui stadium telur,
larva, nimfa dan dewasa. Kelainan kulit timbul dari garukan gatal akibat sensitisasi
terhadap secret yang dihasilkan sarcoptes kurang lebih sebulan setelah infestasi. Pada
saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,
urtika. Garukan dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder
(Ganong, 2006).
Pada pioderma infeksi dimulai ketika trauma kecil terjadi pada kulit normal sebagai portal
of entry dari staphylococcus aureus atau streptococcus pyogenes. Eksotoksin A atau
toksin epidermiolitik yang dihasilkan Staphylococcus aureus ini yang menyebabkan
timbulnya gejala lokal dan sistemik. Eksotoksin ini menyebabkan terkelupasnya kulit
dengan membelahnya sel granular epidermis dan lepasnya adhesi dermis superfisial
yang menimbulkan lepuh (vesikopustul). Infeksi bakteri ini menyebar melalui kontak
langsung dengan lesi (daerah kulit yang terinfeksi). Pasien dapat lebih jauh menginfeksi
dirinya sendiri atau orang lain setelah menggaruk lesi. Autoinokulasi melalui tangan,
handuk, atau pakaian sering menyebabkan perluasan lesi dan pembentukan lesi satelit
disekitarnya (Craft N,et.al, 2008).

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Personal Hygiene:
1. Kebersihan kulit
2. Kebersihan tangan dan kuku
3. Kebersihan pakaian
4. Kebersihan handuk

Sanitasi Lingkungan

Keluhan Penyakit

HIPOTESIS PENELITIAN
-

Ada hubungan kebersihan kulit dengan keluhan penyakit kulit pada penduduk
di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan Manyak Payed

Ada hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan keluhan penyakit kulit
pada penduduk di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan Manyak
Payed

Ada hubungan kebersihan pakaian dengan keluhan penyakit kulit pada


penduduk di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan Manyak Payed

Ada hubungan kebersihan handuk dengan keluhan penyakit kulit pada


penduduk di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan Manyak Payed

Ada hubungan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan keluhan penyakit
kulit pada penduduk di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan
Manyak Payed

Ada hubungan sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit pada


penduduk di desa Sampaimah dan desa Raja Tuha kecamatan Manyak Payed

3.3.

Definisi Operasional

1. Personal hygiene adalah kebersihan pribadi seorang individu yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatannya.
2. Kebersihan kulit adalah usaha individu untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi
menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit kulit.
3. Kebersihan tangan dan kuku adalah perilaku individu dalam menjaga kebersihan tangan dan
kuku seperti cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah ke kamar mandi, serta
memotong kuku agar tetap pendek.
4. Kebersihan pakaian adalah perilaku individu dalam mengganti pakaian serta mencuci pakaian.
5. Kebersihan handuk adalah perilaku individu berdasarkan frekuensi mencuci handuk dan
menjemurnya.
6. Kebersihan tempat tidur dan sprei adalah perilaku individu berdasarkan frekuensi menjemur
kasur dan bantal, mengganti sprei dan sarung bantal.
7. Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik yaitu sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah (SPAL), sarana pembuangan kotoran (jamban) dan sarana pembuangan
sampah.
8. Keluhan penyakit kulit adalah adanya salah satu keluhan dari adanya rasa gatal-gatal pada
kulit, bercak kemerahan, bentol-bentol dan kulit yang mengelupas seperti sisik.

ASPEK PENGUKURAN
. Kebersihan Kulit
Pengukuran variabel Kebersihan kulit dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik

=3

2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
2. Kebersihan Tangan dan Kuku
Pengukuran variabel Kebersihan tangan dan kuku dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik

=3

2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
3. Kebersihan Pakaian
Pengukuran variabel kebersihan pakaian dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik

=3

2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
4. Kebersihan Handuk
Pengukuran variabel kebersihan handuk dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik

=3

2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
5. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei
Pengukuran variabel kebersihan tempat tidur dan sprei dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan/kuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik

=3

2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a) Baik, jika skor yang diperoleh responden > 75 % (nilai 8- 9)
b) Buruk, jika skor yang diperoleh responden 75 % (nilai 0-7)
6. Penilaian sanitasi lingkungan
menggunakan Kepmenkes RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, yang terdiri dari 2 (dua) kriteria yaitu sehat apabila skor 334 dan tidak sehat apabila skor < 334. Adapun komponen yang dinilai dihitung berdasarkan nilai x bobot dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Sarana air bersih yaitu ada, milik sendiri, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dengan skor 100
2. Jamban yaitu : ada,leher angsa, septic tank dengan skor 100
3. Sarana pembuangan air limbah yaitu ada, dialirkan keselokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut dengan skor 100
4. Sarana pembuangan sampah yaitu: ada, kedap air dan bertutup dengan skor 75.
7. Keluhan penyakit kulit infeksi
Pengukuran variabel keluhan penyakit kulit infeksi didasarkan pada skala ordinal dari beberapa keluhan apabila memiliki salah satu keluhan dengan jawaban ya diberi skor 1 dan apabila semua jawaban tidak diberi skor 0, kemudian dikategorikan menjadi:
a) Mengalami keluhan, jika responden mengalami salah satu keluhan penyakit kulit.
b) Tidak mengalami keluhan, jika responden tidak mengalami salah satu dari keluhan penyakit kulit.

METODE PENELITIAN
3.1

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu menggambarkan hubungan personal hygiene
dan sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit dan menganalisa hubungan variablevariable yang diteliti. Pengambilan data dilakukan secara Cross Sectional, yaitu pengukuran
terhadap variable bebas dan tergantung dilakukan sekali pada saat tertentu dan bersamaan.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, yaitu
desa Sampaimah dan Raja Tuha kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang. Pengumpulan
data dilakukan mulai dari tanggal 9 agustus 2015 hingga tanggal 12 agustus 2015. Alasan
dipilihnya tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena kedua desa tersebut merupakan desa
dengan keluhan penyakit kulit terbanyak berdasarkan kunjungan poli umum puskesmas Manyak
Payed tahun 2016.
3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk berusia 15-64 tahun di desa sampaimah dan desa
raja tuha kecamatan manyak payed yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah
1074 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara


tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Sastroasmoro,
2002). Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus
penentuan besar sampel untuk pengujian hipotesis, berdasarkan
rumus Supadi (2000), yaitu :
Z p q
n = -------------------d2
Bagan 3.2. Rumus Sampel Supadi
Sampel fraction = n/N x 100%
= 80/1074 X 100%
=7,4%
1. Desa Raja Tuha = 449 x 7,4 % = 33,2 33
2. Desa Sampaimah = 625x 7,4 % = 47,4 47
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode Simple Random Sampling (SRS) yaitu metode
pengambilan sampel secara acak dimana masing-masing subjek
atau unit dari populasi memiliki peluang yang sama besar untuk
terpilih ke dalam sampel (Murti, 2006).

Kriteria inklusi :
1. Penduduk desa sampaimah atau penduduk desa raja tuha
yang berusia 15-64 tahun
2. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi
dan menandatangani lembar pernyataan persetujuan
(terlampir) serta kooperatif
Kriteria eksklusi :
1. penduduk desa Sampaimah atau desa Raja Tuha yang
berusia <15 tahun atau >64 tahun
2. Penduduk desa sampaimah atau desa raja tuha yang tidak
bersedia menjadi responden penelitian atau tidak koperatif.

3.4
3.4.1

Metode Pengumpulan Data


Data primer

Data diperoleh dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada penduduk desa Sampaimah dan desa
Raja Tuha dengan bantuan kueisioner.
3.4.2

Data sekunder

Data sekunder di dapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data
Puskesmas Manyak Payed yang terkait dengan keluhan penyakit kulit dan data
kependudukan dari Kantor Kelurahan Desa Sampaimah dan Desa Raja Tuha Kecamatan Manyak Payed.
3.5

Metode analisa data

4.5.1 Analisa Univariat


Analisa data dengan mendistribusikan variabel personal hygiene dan sanitasi lingkungan di desa
sampaimah dan desa raja tuha yang disajikan dalam bentuk tabel dan distribusi frekuensi.
4.5.2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variabel independen yaitu
personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan variabel dependen (keluhan penyakit kulit). Uji
analisa dengan menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95% sehingga diketahui
hubungan antar variabel penelitian

Kesulitan dan Keterbatasan Penelitian


1. Hambatan Penelitian
a. Terbatasnya biaya dan waktu.
b. Pengetahuan dan pengalaman penulis yang minim dalam
melaksanakan penelitian.
2. Keterbatasan Penelitian
Cara pengumpulan data yang dilaksanakan hanya menguraikan
angket tertutup (kuesioner) yang disusun bedasarkan
konsep teoritis tanpa diikuti dengan observasi sehingga
masih terdapat kemungkinan responden tidak jujur
memberikan jawaban sehingga terjadi bias.

BAB V HASIL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai