Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KASUS

JAJAN SEMBARANGAN
DI SD JAMBIDAN
18 November 2014
;

MATERI

Saat ini semakin marak penjual jajanan pasar yang berjualan di sekolah-sekolah,
terutama jajanan dengan warna-warna mencolok sehingga sangat menarik bagi anak-anak.
Namun sangat disayangkan bahwa para penjual tersebut banyak yang tidak mengindahkan segi
kebersihan dan kesehatan, misalnya dengan menjajakan berbagai jenis minuman dengan air
mentah dan warna-warna mencolok yang tidak diketahui keamanan pewarna yang dipakai;
berbagai jenis makanan baik camilan maupun makanan berat yang mengenyangkan, yang mana
juga tidak diperhatikan segi higienitas dari makanan yang dijajakan misalnya dari debu,
kebersihan tempat makan/piring/mangkuk, dan bahkan dengan adanya penggunaan bahan
pengawet makanan yang tak boleh dikonsumsi.
Pengertian jajan sendiri adalah suatu aktivitas membeli makanan dan atau minuman
dengan tujuan untuk dikonsumsi, bukan untuk dijual kembali. Dan kegiatan jajan tidak
selamanya berjalan dengan baik, karena ada jajanan-jajanan yang tidak baik untuk dikonsumsi.
Efek dampak buruk dari jajan sembarangan adalah menjadi sakit karena kandungan jajanan
makanan dan minuman yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Demi terhindar dari berbagai
keburukan makanan minuman yang diedarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,
hindarilah jajan sembarangan.
Beberapa alasan penyebab berbahayanya jajan sembarangan makanan dan minuman :
1. Tidak Bersih / Tidak Higienis
Makanan dan minuman yang dijual di tempat-tempat umum banyak yang tidak
mengindahkan aspek higienitas. Ada banyak faktor yang menyebabkan makanan dan
minuman menjadi tidak bersih sehingga kurang layak untuk dikonsumsi manusia yaitu seperti
pencucian bahan makanan, situasi kondisi lingkungan penjual, proses pengolahan input
menjadi output, peralatan makan minum pembeli, kebiasaan jorok sumber daya manusia, dan
lain sebagainya.
2. Mengandung Zat Kimia Berbahaya
Ada penjual makanan minuman yang dengan sengaja menggunakan bahan-bahan terlarang
pada makanan dan atau minuman yang dijualnya. Ada yang menggunakan bahan pengawet
bukan untuk makanan, ada yang memakai pewarna tekstil, ada yang menambahkan bahan
kimia makanan secara berlebihan, dan lain sebagainya. Disamping itu bisa juga suatu bahan
kimia yang membahayakan kesehatan masuk ke dalam makanan minuman secara tidak
sengaja, seperti akibat menggunakan alat memasak yang karatan, memakai gayung plastik
biasa untuk mengambil air mendidih dari panci, menggunakan kemasan makanan minuman
yang bukan untuk makanan dan minuman, dan lain-lain.
3. Terbuat dari Bahan-Bahan Kualitas Rendah
Mungkin saja ada bahan produksi makanan dan minuman yang sebenarnya sudah tidak layak
lagi digunakan namun dipaksakan untuk dijadikan bahan pembuatan makanan dan minuman.
Tentu saja hal ini sangat membahayakan kesehatan konsumen. Bahan-bahan yang sudah
mulai membusuk terkadang dipaksakan masuk ke dalam adonan. Ada pula yang nekat
mencampur bahan-bahan yang telah kadaluarsa ke dalam adonan. Untuk menekan harga

terkadang pedagang nekat menggunakan bahan-bahan murahan yang tidak dapat dipastikan
keamanannya sebagai bahan pangan.
4. Makanan Palsu dan Minuman Palsu
Tidak hanya kaset, vcd, dvd dan bd saja yang dibajak. Makanan dan minuman pun bisa
dibajak juga oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Makanan atau minuman palsu
dibuat sedemikian rupa agar menyerupai aslinya baik dalam segi rasa, bentuk, aroma, tekstur,
dan lain sebagainya. Makanan bajakan dan minuman bajakan biasanya dibuat dengan bahanbahan yang murah agar oknum penjual makanan minuman bajakan tersebut bisa
mendapatkan keuntungan yang besar.
Makanan dan minuman yang dapat dibilang aman harus memenuhi syarat aman secara kimia,
biologis, dan fisik.
- Aman dari bahaya kimia:
Tidak terlalu kenyal, keras atau gosong

Tidak berasa pahit atau getir


Tidak berwarna yang terlalu mencolok
Tidak dibungkus dengan kertas bekas atau kertas koran
Tidak menggunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) berlebih
Tidak mengandung bahan berbahaya
Aman dari bahaya biologis:
Terlihat bersih
Kemasan tidak rusak
Tidak basi (tekstur lunak, bau tidak menyimpang seperti bau asam atau bau busuk)
Jangan sayang membuang pangan dengan rasa menyimpang
Aman dari bahaya fisik:
Tidak terlihat ada benda asing misalnya rambut, serpihan kayu, kerikil, staples
Tidak dibungkus dengan pembungkus yang distapler

INTERVENSI YANG DIHARAPKAN

Dari beberapa penjelasan di atas sudah seyogyanya kita berhati-hati dan selalu waspada
terhadap makanan dan minuman yang dijual secara bebas di lingkungan sekitar kita. Yaitu
kuncinya adalah mengenali pangan yang aman, membeli pangan yang aman, membaca label
dengan seksama, dan menjaga kebersihan (mencuci tangan dengan baik, menjaga lingkungan
tetap bersih). Dengan menghindari jajanan makanan dan minuman yang membahayakan
kesehatan tubuh, maka kita pun akan dapat hidup sehat bebas dari berbagai penyakit berbahaya
yang selalu mengancam kita.
Lalu bagaimana dengan kebiasaan jajan sembarangan pada anak? Ini ternyata dapat
berimbas pada berkurangnya nafsu makan anak saat ia berada di rumah, apalagi makanan yang
ia beli belum tentu bergizi dan sehat. Bagaimanakah solusi paling tepat untuk mengatasi hal ini?
Kebiasaan jajan bagi anak merupakan pengalaman yang menyenangkan. Namun, terkadang
kebiasaan ini bisa membawa anak melawan orang tua karena mereka ingin bisa sama dengan
teman lainnya yang bisa jajan dengan bebas, atau untuk menarik perhatian dan sekedar disukai
oleh teman-temannya. Untuk mengatasi hal ini diperlukan beberapa hal yang penting antara lain:
- Kerja sama dari semua pihak keluarga, pola makan dalam keluarga harus diubah.
- Kebiasaan jajan di luar bagi seluruh anggota keluarga harus dikurangi.
- Ibu harus mau membuat makanan sehat yang tak kalah enaknya dengan jajanan di luar.

Membatasi uang jajan anak.


Memperbolehkan anak untuk jajan pada waktu atau hari tertentu saja.

Karena tidak akan ada gunanya melarang anak untuk tidak jajan sembarangan jika orang tua atau
anggota keluarga yang lain masih sering jajan. Ini akan diimitasi oleh anak.
Selain dari pihak keluarga/orang tua untuk mengatasi hal ini juga diperlukan keterlibatan
pihak-pihak lainnya, yaitu:
Memberdayakan komunitas sekolah.
Memberdayakan koperasi sekolah.
Menyediakan sarana dan prasarana pedagang keliling.
Meningkatan sarana dan prasarana kantin sekolah
Meningkatkan koordinasi dan jejaring kerja lintas sektor di pusat dan di daerah.
Mempublikasikan iklan layanan masyarakat tentang keamanan pangan sekolah.
Meningkatkan keamanan, mutu, gizi, dan PHBS di Indonesia.
Dengan terlibatnya komunitas sekolah diharapkan dapat terbentuk tim yang dapat lebih
peduli tentang keamanan dan kebersihan jajanan pangan sekolah, salah satunya dengan
dibentuknya tim pengelolaan kegiatan keamanan pangan di sekolah yang mana akan membantu
mengawasi, mengevaluasi, memanajemen, dan memfasilitasi keamanan pangan di sekolah.
Terutama diharapkan untuk melakukan pembinaan kantin sekolah yang belum memenuhi
persyaratan sehingga dapat menjadi kantin yang layak. Berikut adalah komunitas sekolah yang
terlibat dalam keamanan pangan beserta tugas-tugasnya:
-

Kepala Sekolah:
Memasukkan keamanan pangan dalam program peningkatan kualitas sekolah.
Membentuk Tim Keamanan Pangan (TKP) sekolah.
Menetapkan rencana manajemen keamanan pangan di sekolah yang disiapkan oleh
TKP.
Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan program keamanan pangan
di sekolah.

Tim Keamanan Pangan (TKP) Sekolah:


Ketua tim sebaiknya guru UKS.
Anggota senior adalah guru, pegawai yang ditunjuk, dan perwakilan orang tua murid.
Anggota yunior adalah anggota dari kelompok siswa.
Mensosialisasikan keamanan pangan pada komunitas sekolah.
Memantau penerapan praktek keamanan pangan di kantin sekolah.
Memastikan upaya perbaikan terus dilakukan di kantin sekolah.
Mengawasi toilet dan tempat cuci tangan agar selalu bersih dan terawat.
Mendorong kebiasaan mencuci tangan yg benar.
Aktif melaporkan kejadian di lingkungan sekolah kepada pihak berwenang.

Dokter sekolah/petugas klinik kesehatan sekolah:


Narasumber untuk mempromosikan keamanan pangan.
Membantu Kepala Sekolah merumuskan kebijakan kesehatan secara umum dan
keamanan pangan secara khusus.
Memeriksa kondisi kesehatan pekerja kantin secara teratur.
Pencegahan dan pengendalian KLB keracunan pangan.
Jika tidak ada dokter, tugas diambil alih guru UKS.

Pengelola kantin:

Orang tua:

Memastikan semua peralatan di kantin dalam keadaan baik dan bersih.


Memberikan pelatihan keamanan pangan di kantin.
Memantau pekerja kantin agar menerapkan praktek yang baik secara konsisten.
Menilai kualitas pangan di kantin sekolah.
Mengupayakan kantinnya mendapat sertifikat higiene dan sanitasi (dari Dinkes
kab/kota dan dari Balai Besar/ Balai POM).

Mendukung upaya peningkatan keamanan pangan di sekolah.


Membiasakan anak-anaknya untuk berperilaku sehat.
Menyiapkan bekal makanan yang aman untuk dibawa anaknya ke sekolah.
Menangani anak yang sakit dengan tepat.

Seluruh warga sekolah:


Menjaga kantin tetap bersih.

Membuang sampah pada tempatnya.


Setelah membuang sampah, tutup kembali tong sampah.
Usir bila ada hewan peliharaan disekitar kantin.
Setelah menggunakan peralatan makan, letakkan di tempat yang disediakan.
Aktif berpartisipasi menjaga kebersihan sekolah.

dr. Internship

dr. Pendamping

dr. Cindy Yukari Br. Ginting

dr. Adolfina Nilasari

Anda mungkin juga menyukai