Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


MATERI I : KORUPSI
DOSEN
KHAIRUL ABBAS, SH. S.Kep, MKM

HUSNAINI
NIM. 2015302242
KELAS 19 D NON REGULER/ PJJ
TAHUN 2020/2021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKIT TINGGI
TAHUN 2020/2021
A. PENGERTIAN KORUPSI DAN PRINSIP-PRINSIP ANTI-KORUPSI
Mata kuliah ini akan membahas korupsi secara etimologi, terminologi korupsi,
tingkatan korupsi, , unsur penentu tindak korupsi, dampak korupsi bagi perekonomian
negara, sulitnya memberantas korupsi di indonesia, prinsip-prinsip anti korupsi dan kebijakan
anti korupsi.
1. Korupsi secara etimologi
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin “corrumpere”, “corruptio” atau “corruptus”,
kemudian diadopsi oleh beberapa bangsa di dunia. Istilah “korupsi” yang dipakai di
Indonesia merupakan turunan dari bahasa belanda “corruptie/ korruptie”.
2. Terminologi korupsi
Dari beberapa pendapat para pakar dan telaah kamus bahasa, korupsi bisa dikatakan
suatu tindakan tidak benar dalam masalah keuangan, kekuasaan, kepercayaan dalam
berbagai bentuk kegiatan yang didalamnya terlibat orang lain atau orang banyak yang
sifatnya menguntungkan bagi diri sendiri, keluarga, kelompok dan lainnya.
3. Tingkatan korupsi
Pengkhianatan terhadap kepercayaan (betrayal of trust) merupakan bentuk korupsi
yang paling sederhana yang mengkhianati amanat baik materi maupun non materi
Penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) merupakan bentuk korupsi yang
menengah, yang merupakan penyimpangan melaui struktur kekuasaan tanpa
mendapatkan keuntungan materi.
Penyalahgunaan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan material (material
benefit) merupakan bentuk korupsi yang baling membahayakan karena melibatkan
kekuasaan dan keuntungan material dan paling banyak terjadi di Indonesia.
4. Unsur penentu tindak korupsi yaitu melawan hukum, memperkaya diri sendiri atau
orang lain dan merugikan keuangan/ perekonomian negara
5. Dampak korupsi bagi perekonomian negara dapat menghambat pembangunan dan
kegiatan usaha, pengangguran bertambah, harga barang dan jasa melambung,
pendidikan dan kesehatan sangat mahal.
6. Sulitnya memberantas korupsi di Indonesia karena sudah mendarah daging dalam
perilaku sehari-hari dan bukan dianggap sebagai penyakit yang harus segera di obati.
7. Prinsip – prinsip anti korupsi
Akuntabilitas, mengacu pada kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Pengukuran akuntabilitas melalui mekanisme pelaporan dan tanggung jawab atas
pelaksanaan semua kegiatan serta evaluasi atas kinerja administrasi.
Transparansi, merupakan bentuk keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung
tinggi kepercayaan dalam hal apapun. Oleh karenanya diperlukan keterlibatan
masyarakat dalam proses transparansi penganggaran yang bersifat bottom up, proses
penyusunan kegiatan, proses pembahasan terntang pembuatan rancangan peraturan,
proses pengawasan dan evaluasi.
Fairness , ditujukan untuk mencegah terjadinaya ketidakwajaran dalam penganggaran,
baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Langkah-langkah
penegakan prinsip fairness antara lain ; komprehensif dan disiplin, fleksibelitas,
terprediksi, kejujuran dan informatif.
8. Kebijakan anti korupsi
Kebijakan anti korupsi mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang
dapat merupgikan negara dan masyarakat. Kebijakan itu bisa berupa Undang undang
tentang korupsi, kebebasan akses informasi, desentralisasi, anti monopoli dan lainnya
yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap
kenerja dan penggunaan anggaran negara oleh pejabat negara. Aspek kebijakan anti
korupsi terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan dan kultur
kebijakan. Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan megneliminasi semua bentuk korupsi. Kontrol kebijakan sendiri memiliki
3 model yaitu partisipasi, oposisi dan revolusi.
RESUME
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
MATERI II : RUANG LINGKUP KORUPSI
DOSEN
KHAIRUL ABBAS, SH. S.Kep, MKM

HUSNAINI
NIM. 2015302242

KELAS 19 D NON REGULER/ PJJ


TAHUN 2020/2021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKIT TINGGI
TAHUN 2020/2021
RUANG LINGKUP KORUPSI
Pembelajaran ini membahas tentang kesepakatan makna dari korupsi, Kesepakatan
tentang korupsi, Kenali hukum dan jauhkan hukuman.
Korupsi itu menyengsarakan rakyat, merugikan negara, merusak mental masyarakat serta
mengobrak abrik tatanan dan sistem kerja lembaga pemerintah dan korupsi harus diberantas
sapai ke akar-akarnya.
Korupsi itu ; kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap dan tidak
bermoral.
Beberapa Delik/ perbuatan yang melanggar hukum yang dapat dijerat dengan UU.No
31 tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun 2001 :
1. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Tercantum dalam pasal 2
dan pasal 3.
2. Penyuapan yang bersifat aktif (yang menyuap) maupun yang bersifat pasif (yang
disuap) serta gratifikasi/memberi suatu hadiah atau janji, advokasi dll
3. Penggelapan. Dengan sengaja menggelapkan, membiarkan, membantu,
menghancurkan, merusak atau membuat tidak dapat dipakai berupa barang, akta,
surat atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka
pejabat berwenang.
4. Pemerasan dalam jabatan. Meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan
barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal tahu bukan
merupakan utang.
5. Pemalsuan, perbuatan curang
6. Bentuk kepentingan dalam pengadaan, Pemborongan, Rekanan
7. Gratifikasi (hadiah, imbalan, insentif, dll)

Korupsi yang dilakukan mahasiswa/i


1. Bolos kuliah
2. Terlambat masuk kuliah
3. Mencontek
4. Memberi sesuatu pada dosen agar mendapat nilai bagus
5. Titip absen
Fase perbuatan korupsi
1. Pra
2. Saat
3. Pasca

Penanggulangan korupsi (pemerintah, masyarakat, stakeholder)


1. Preventif
2. Deduktif
3. Represif

Yang menangani korupsi


1. Kepolisian
2. Kejaksaan
3. KPK
Prosedur penanganan kasus korupsi

Prosedur laporan tindak pidana


Masyarakat  polisi (penyidik)  jaksa penuntut umum  pengadilan  putusan

Jenis hukuman bagi koruptor


1. Pidana penjara
2. Pedana mati
3. Pidana denda
RESUME
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
MATERI III : PENCEGAHAN KORUPSI
DOSEN
KHAIRUL ABBAS, SH. S.Kep, MKM

HUSNAINI
NIP. 2015302242
KELAS 19 D NON REGULER/ PJJ
TAHUN 2020/2021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKIT TINGGI
TAHUN 2020/2021
A. PENCEGAHAN KORUPSI
Perlunya pencegahan korupsi
1. Jika telah terjadi, korupsi mengakibatkan kerugian keuangan yang besar
2. Pengembalian atas uang negara yang dikorupsi sangat kecil
3. Kasus korupsi, merusak reputasi baik institusi maupun individu
4. Proses litigasi menyita waktu dan biaya, baik bagi aparat hukum maupun calon
tersangka
5. Semakin lama kejadian korupsi tidak terungkap semakin memberi peluang pelaku
korupsi untuk menutup-nutupi tindakannya dengan kecurangan yang lain
Ada 3 aspek penyebab korupsi
1. Individu
• Penghasilan kurang memadai
• Kebutuhan hidup yang mendesak
• Gaya hidup konsumtif
• Malas atau tidak mau bekerja keras
• Sifat tamak manusia
• Ajaran agama kurang diterapkan
2. Sosbud
• Hubungan antara politisi, pemerintah dan organisasi non pemerintah
• Kultur yang cenderung permisif
• Masyarakat kurang peduli terhadap permasalahan korupsi
• Pergeseran nilai logika, sosial dan ekonomi
3. Institusi/ administrasi
• Kurangnya keteladanan dari pimpinan
• Sistem akuntabilitas kurang memadai
• Sistem pengendalian manajemen lemah
• Ketidakjelasan definisi dan standar operasi
• Prosedur administrasi yang berbelit-belit
• Kurangnya keterbukaan informasi
Faktor pendorong korupsi
• Kesempatan
• Tekanan
• Pembenaran
Upaya mencegah korupsi
1. Melakukan Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Zona Integritas
2. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku
korupsi
3. Meningkatkan komitmen, konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi
4. Menata kembali organisasi, memperjelas/mempertegas visi, misi, tugas dan fungsi
yang diemban oleh setiap instansi
5. Menyempurnakan sistem Ketatalaksanaan meliputi : perumusan kebijakan,
perencanaan penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasipertanggungjawaban
kinerja serta kualitas pelayanan masyarakat.
6. Memperbaiki manajemen Kepegawaian (penerimaan, penempatan, pengembangan,
kesejahteraan, jaminan hari tua)
7. Mengembangkan budaya kerja/tertib/malu melakukan KKN
8. Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
9. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem Pengendalian Manajemen, Pengawasan
fungsional/berjenjang dan memperdayakan pengawasan masyarakat.
10. Meningkatkan transparansi, Akuntabilitas dan Pelayanan Prima.

Upaya pemberantasan korupsi


UPAYA PREVENTIF
(Bagaimana mengendalikan faktor pendorong timbulnya korupsi)
1. Sistem Penerimaan Pegawai
2. Peningkatan Profesionalisme pegawai
3. Sistem reward & punishment yang jelas dan memadai
4. Sistem Karir yang jelas
5. Mengembangkan kajian resiko & Fraud Control Plan
UPAYA INVESTIGATIF
(Bagaimana mendeteksi, menginvestigasi dan tindak lanjut hasil investigasi atas dugaan
korupsi)
1. Pengemb.saluran pelaporan
2. Pengemb.keahlian investigatif
3. Audit investigatif
UPAYA EDUKATIF
(Bagaimana meningkatkan public awareness ttg korupsi)
1. Memberikan pengertian,pemahaman kepada semua pihak (pegawai pemerintah)
Contoh : sosialisasi

KPK
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas TPK melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran
serta masyarakat.(Pasal 1 UU 30/2002)

Tugas KPK

Pasal 7 : Koordinasi
Pasal 8 : Supervisi (pengawasan, penelitian, penelaah, dan pengambil alih
wewenang)
Pasal11 : Penyelidikan, penyidikan & penuntutan
Pasal 13 : Pencegahan
Pasal 14 : Monitoring

Korupsi versi mahasiswa/i


• Menyontek
• Plagiat/copy-paste
• Titip absen
• Kuitansi dan cap palsu kegiatan

Mahasiswa/Pemuda Sebagai Agen Perubahan:


• Teladan Anti Korupsi
• Penyebar Virus Anti Korupsi
• Kontrol Sosial / Gerakan Moral

Anda mungkin juga menyukai