Mengetahui gerakan, kerjasama dan a. Gerakan dan kerjasama International Pencegahan Korupsi
7 Instrumen International Pencegahan b. Instrumen International Pencegahan Korupsi
Korupsi c. Pencegahan Korupsi (belajar dari Negara lain)
8 UTS
Strategi Nasional Tindakan a. Pengendalian Gratifikasi di Bidang Kesehatan
9 & 10 Anti Korupsi di Bidang b. Pengendalian sponsorship di bidang kesehatan
Kesehatan c. Pengendalian Fraud pada Sistem Yan Kes
a. Sejarah Pemberantasan Tindakan Pidana Korupsi
Mengetahui Tindakan Pidana Di Indonesia
Korupsi dalam Peraturan b. Latar Belakang Lahirnya Delik Korupsi dalam
11 & 12
Perundang-undangan di Perundang-undangan Korupsi
Indonesia c. Delik Korupsi menurut UU no 31/1999 juncto UU no
20/2001 ttg perobahan UU
a. Konsep Pemberantasan Korupsi
Mengetahui Upaya b. Upaya Penanggulangan Kejahatan (korupsi) dengan
13
Pemberantasan Korupsi Menggunakan Hukum Pidana
c. Berbagai Strategi dan/Atau Pemberantasan Korupsi
Mampu menjelaskan a. Gerakan Anti Korupsi di Indonesia
14 Peran mahasiswa dalam b. Peran Mahasiswa
Gerakan Anti Korupsi c. Keterlibatan Mahasiswa
Mahasiswa dibagi atas 2 kelompok dan masing-masing
Mengetahui bentuk kejadian kelompok melakukan pengamatan Lingkungan,
15 Korupsi pada Lingkungan menganalisa dan menyampaikan dalam Diskusi :
a. Bentuk Korupsi pada Dunia Pendidikan/Kampus
b. Bentuk Korupsi pada Lingkungan tempat tinggal
16 UAS
Pendidikan Anti Korupsi
untuk Perguruan Tinggi
1. Perspektif Hukum :
Korupsi Merupakan Kejahatan (crime).
Koruptor adalah Penjahat, harus
ditindak dengan jerat hukum dan
pemberantasan korupsi harus dengan
memperkuat Perangkat Hukum, dan
melahirkan.... > Hukum Pidana
2. Perspektif Politik :
Korupsi cenderung terjadi
diranah politik, terutama korupsi
skala besar (grand corruption)
oleh para politisi dalam bentuk
penyalahgunaan kekuasaan
dalam birokrasi, hal ini
melahirkan istilah Korupsi
Birokrasi
3. Perspektif Sosiologi :
Korupsi adalah masalah sosial, masalah
institusional dan masalah struktural.
Korupsi terjadi disemua sektor dan
dilakukan oleh sebagian besar lapisan
masyarakat, maka diangkap sebagai
Penyakit Sosial/Penyakit Masyarat .
Melahirkan istilah : .. > Sosiologi
Korupsi
4. Perspektif Agama :
Korupsi terjadi sebagai dampak
lemahnya nilai agama dalam diri
individu, maka perlu memperkokoh
internalisasi nilai-nilai agama didalam
diri individu dan masyarakat untuk
dapat mencegah tindak korupsi kecil
(petty corruption) apalagi korupsi
besar (grand corruption)
pertanyaan
• Bagaimana pendapat anda tentang perilaku memberi uang/tips kepada
pengurus RT/RW, petugas kelurahan/kecamatan saat mengurus KTP/KK.
Apakah hal ini tergolong korupsi atau perbuatan koruptif, kenapa dan
jelaskan.
• Bagaimana pendapat anda tentang perilaku memberi uang transport
tambahan kepada petugas KUA saat setelah melaksanakan upacara akad
nikah..? Jelaskan pendapat anda mengingat petugas KUA sudah bersusah payah
datang kerumah pengantin dan pelaksanaan akad nikah dihari libur.
• Salah satu orang tua murid sekolah dasar sampai “malu” karena tidak
memberikan candra mata kepada guru saat pembagian rapor, mengingat jasa
guru kepada anaknya, perlukah..? Jelaskan pendapat anda.
• PERBUATAN BUSUK
KORUPSI Penggelapan uang, penerimaan sogok
“corruptie”/ korupsi :
perbuatan curang,
tindak pidana yang merugikan
keuangan negara.
• Dampak Ekonomi
• Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
• Dampak Birokrasi Pemerintah /Runtuhnya
Otoritas Pemerintah
• Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi
• Dampak Terhadap Penegak Hukum
• Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan
• Dampak Kerusakan Lingkungan
A. Dampak Ekonomi :
Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran
yang hebat (an enermous destruction effects)
terhadap berbagai sisi kehidupan bangsa dan
negara, khususnya dalam sisi ekonomi
sebagai pendorong utama kesejahteraan
masyarakat.
• Mauro (1995) : korupsi memiliki hubungan
langsung dengan Ekonomi, hal ini mendorong
pemerintah berupaya menanggulangi korupsi,
baik secara preventif, represif maupun kuratif.
• Dengan meningkatnya korupsi berakibat
pada peningkatan biaya barang dan jasa,
yang kemudian bisa melonjakkan utang
negara.
• Pada keadaan ini akan terjadi inefisiensi,
yaitu pengeluaran negara lebih banyak,
anggaran seyogyanya di perputaran
ekonomi, justru dialokasikan untuk
birokrasi yang ujung-ujungnya masuk ke
kantong pribadi pejabat.
• Dengan semakin maraknya Korupsi
akan terjadi :
1. Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan
Investasi
2. Penurunan Produktifitas /industri, semakin
banyak PHK/pengangguran
3. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi
Publik
4. Penurunan Pendapatan Negara dari sektor
Pajak
5. Meningkatnya Hutang Negara
B. Dampak Sosial & Kemiskinan Masyarakat :
Korupsi bagi masyarakat :
1. Semakin mahalnya jasa berbagai pelayanan Publik
2. Rendahnya Kualitas pelayanan
3. Pembatasan akses berbagai pelayanan vital (air,
kesehatan & pendidikan), dll
4. Harga bahan Pokok semakin meningkat
5. Meningkatnya Angka Kriminalitas
6. Solidaritas Sosial semakin Langka, individualistik
semakin meningkat serta Demoralisasi
A. NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI
1 2 3
4 5 6
KEDISIPLINAN TANGGUNG KERJA KERAS
JAWAB
7 8 9
KESEDERHANAAN KEBERANIAN KEADILAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Nilai & Prinsip Anti-korupsi
8
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
1. KEJUJURAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Nilai & Prinsip Anti-korupsi
1
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
2. KEPEDULIAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Nilai & Prinsip Anti-korupsi
1
3. KEMANDIRIAN
3. Kemandirian
• Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat
7. KESEDERHANAAN
8. KEBERANIAN
B. PRINSIP-PRINSIP ANTI-
KORUPSI
AKUNTABILITAS
TRANSPARANSI
KEWAJARAN
KEBIJAKAN
KONTROL KEBIJAKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Nilai & Prinsip Anti-korupsi
10
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
1. AKUNTABILITAS
•Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan
kerja.
•Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai
aturan main baik dalam bentuk konvensi (de facto)
maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu
dengan individu) maupun pada level lembaga.
•Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang
digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku
administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat
memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas
eksternal (Dubnik : 2005).
2. TRANSPARANSI
3. KEWAJARAN
4. KEBIJAKAN
5. KONTROL KEBIJAKAN
Negara Negara
PBB Bank Dunia
berkembang Berkembang
GERAKAN KERJASAMA
INTERNATIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
Dasar Pendekatan
1. BOTTOM UP APPROACH
Berangkat dari 5 (lima) asumsi (Haarhuis : 2005) :
2. TOP-DOWN APPROACH
Pendekatan dari atas atau top-down
dilakukan dengan melaksanakan reformasi di
segala bidang baik hukum, politik , ekonomi
maupun administrasi pemeritahan.
Corruption is a symptom of a weak state and
weak institution, sehingga harus ditangani
dengan cara melakukan reformasi di segala
bidang.
(Haarhuis : 2005)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 80
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 14
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Sumber : www.transparency.org
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 82
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 15
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
www.i-ien.org www.tiri.org
INSTRUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
INSTRUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
Malaysia : Hongkong :
the Malaysia Indonesia :
Independent
Filipina : Anti- Komisi
Commission
Lembaga Corruption Pemberantas
against
Ombudsman; Commission an Korupsi
Corruption
(MACC); (KPK).
(ICAC);
• Terimakasih
Selamat datang
generasi muda
anti-korupsi
Indonesia akan
lebih baik jika
tanpa korupsi
Lomba poster KPK, Karya : Christian Tumpak