Anda di halaman 1dari 12

Place Your Picture Here And Send To Back

VEKTOR TUNGAU
(Trombiculidae)

KELOMPOK 1

• Eva Yuliana
• Dika Sulastri
• Maharani Damayanti
• Sadiah Munziati
• Utih
VEKTOR & PENYAKIT KESEHATAN
TUNGAU (Trumbiculidae)
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan, seperti caplak, masuk anggota Acarina. Jika
kutu sejatinya merupakan Insecta (serangga), tungau lebih mirip dengan laba-laba dilihat dari
kekerabatannya. 

Tungau ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan dapat beradaptasi
dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukuran pada umumnya sangat kecil sehingga kurang menarik
perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar. Banyak di antara
anggotanya yang menjadi parasit hewan lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan, bahkan ada
yang saling memakan. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor) dan pemicu
alergi.
Penyakit Yang Ditimbulkan Tungau
Trombikulid
Tungau trombikulid mendapat perhatian karena perannya dalam
penularan penyakit scrub typhus (demam semak) yang
disebabkan oleh Rickettsia tsutsugamushi. Penyakit tersebut
penyakit yang umumnya berjangkit di daerah semak. Angka
kematian dilaporkan sekitar 0,6-3,5%, akan tetapi kematian dapat
dicegah dengan pengobatan dengan chloramphenicol atau
tetracycline (WHO, 2013)

Daur penularan scrub typhus melibatkan Rickettsia tsutsugamushi


sebagai penyebab penyakit, tungau trombikulid, terutama dari
genus Leptotrombidium spp. sebagai vektor dan tikus Rattus spp.
sebagai inang reservoir, serta vegetasi sekunder atau semak-
semak sebagai habitat tungau dan inangnya.

Penyakit Scrub typhus akan terpelihara di alam jika keempat


unsur tersebut tersedia. Penularan scrub thypus akan terjadi jika
orang beraktivitas di daerah bervegetasi sekunder atau semak
belukar yang mengandung larva tungau infektif dan terkena
gigitannya.
TUNGAU (Trumbiculidae)
Gejala Klinik Dari Penyakit Yang Ditimbulkan

Gigitan tungau (chigger) biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namunterasa gatal dan menjadi perhatian sebagai
gatal lokal sementara kemudianvaskulitis sistemik. Tempat gigitan sering terjadi ulserasi dan menjadi merah dengan
keropeng hitam pusat yang disebut escar. Escar ini sering ditemukan pada tempat gigitan tungau, seperti lipat paha,
ketiak, genetalia dan leher, dan peradangan pembuluh darah (vaskuler) menyebar ke seluruh pembuluh darah tubuh
melibatkan berbagai organ. Gejala biasanya terjadi dalam 1-2 minggu setelah digigit oleh tungau (chigger). Gejala
tersebut diantaranya demam, menggigil, sakit kepala, myalgia,keringat berlebihan, malaise, infeksi membran
mukosa mata (konjungtiva), nyeri otot, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening). Seminggu setelah
demam muncul erupsi pada kulit yang berbentuk makulopapuler berwarna merah gelap pada bagian tubuh yang
berlangsung selama 3-7 hari. Tempat bercak makulopapuler antara lain pada dada, perut, lengan atas ataupun
bawah, kemudian menyebar ke tungkai dan menghilang dalam beberapa hari. Gejala lainnya sering disertai dengan
batuk dan pada pemeriksaan radiologis pada paru ditemukan pneumonitis.
Siklus Hidup Tungau (Trumbiculidae)
Tahap dasar perkembangan siklus hidup tungau
adalah telur, prelarva, protonymph, deutonymph,
tritonymph, dan dewasa. Telur dapat disimpan
secara eksternal atau mungkin dipertahankan dalam
rahim sampai menetas. Prelarva adalah tidak makan,
tahap diam yang mungkin tidak memiliki kaki, mulut
atau fitur eksternal yang berbeda dengan lainnya.
Larva biasanya merupakan bentuk aktif yang
berganti kulit menjadi nimfa. Nimfa biasanya
menyerupai bentuk dewasa tetapi ukurannya kecil.
Dalam kebanyakan spesies dimulai dari tahap telur,
larva, nimfa dan dewasa. Jumlah perkembangan dari
telur hingga dewasa dan jumlah generasi per tahun
terlalu luas untuk membuat generalisasi yang
bermakna. Oleh karena itu penting untuk memahami
biologi dan siklus hidup pola perkembangan
kelompok individu dan spesies.
Cara Penularan Tungau

Cara Penularan tungau terjadi melalui 2 cara, yaitu:


- Kontak langsung, seperti melalui pelukan atau berhubungan
seksual. Berjabat tangan hanya memiliki potensi kecil
menularkan tungau.
- Tidak langsung, misalnya berbagi peggunaan pakaian atau
tempat tidur dengan orang yang menderita kudis.
Pencegahan Penyakit

Dengan menjaga kebersihan diri (personal hygiene). Pergantian seprai tempat tidur dan melakukan
pembersihan karpet lebih sering. Bila perlu,karpet dikeluarkan, dijemur, dan dibersihkan. Dengan menurunkan
kelembapan akan mengurangi populasi tungau.
01

Menghindari kontak dengan penderita serta menghindari saling meminjam pakaian atau handuk .
02

Memakai pakaian yang lengkap untuk memproteksi dari gigitan tungau .


03

Menggunakan zat penolak tungau yang mengandung dibuthyl phthalate, benzil benzoat, diethyl
toluamide, dan senyawa lainnya untuk menggosokkulit dan pakaian untuk menghindari dari
gigitan larva tungau.
04
Pengendalian Vektor

Tungau dapat dikontrol dengan mengurangi kelembaban di kamar, meningkatkan ventilasi dan membersihkan debu. Kamar tidur dan
ruang keluarga harus diangin-anginkan secara teratur, atau langkah-langkah lain yang harus diambil untuk mengurangi kelembaban.
Bersihkan seprai dan sering mencuci seprai dan selimut mengurangi ketersediaan makanan dan jumlah tungau. Vakum pembersih tempat
tidur, karpet dan perabot juga efektif. Insektisida umum yang digunakan untuk pengendalian hama tidak efektif tapi produk khusus yang
mengandung benzil benzoat tersedia, menghancurkan tungau bila digunakan pada kasur, karpet dan jok.
Your Picture Here Your Picture Here

Faktor yang Mempengaruhi

• Perubahan iklim secara tidak langsung


dapat menyebabkan bebrapa penyakit
infeksi dalam jumlah banyak, terutama yang
dibawa melalui air, makanan, dan vektor.
Your Picture Here Your Picture Here
Lebih jauh lagi menyebabkan peningkatan
suhu ambien dari siklus hidup yang dinamis
dari vektor, yaitu nyamuk, kutu, tungau, lalat
pasir maupun organisme pembawa penyakit
lainnya.
• Tidak menerapkan PHBS dalam kehidupan
sehari hari.
• Tidak pernah/jarang mencuci baju, seprei,
selimut dan lain-lain.
Daftar Pustaka

Ishak, Hasanuddin.Pengendalian Vektor.Masagena Press.Mei 2018.


Ristiyanto.Ektoparasit Tungau Trombikulid Dan Inangnya Serta Peluang Penularan Scrub Typhus
Di Beberapa Daerah Pulau Jawa.Juni 2016:41-52.
Risyanto.Tungau, Caplak & Bangsa Laba-Laba.Balai Besar Penelitian & Pengembangan Vektor &
Reservoir Penyakit.Salatiga
Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis.Peranan Vektor Sebagai Penular Penyakit Zoonosis.
Tarigan, Yenni.Modul Vektor Penyakit Dan Penyakit.
Novita, Risqa.Dampak Perubahan Iklim Terhadap Timbulnya Penyakit Tular Nyamuk terutama
Limfatik Filariasis.J.Health.Epidemiol.Commun.Dis.2019;5(1):30-39.
https://www.academia.edu/6530387/TUNGAU
https://www.alodokter.com/kudis
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai