Anda di halaman 1dari 24

PES/SAMPAR

Kelompok 4:
1. Refa Mellaty : 205059030
2. Titin Widowati : 205059037
Apa itu Penyakit Pes?
Pes atau sampar adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh enterobakteria Yersinia Pestis.
Penyakit Pes disebarkan oleh hewan pengerat
(terutama tikus). Nama “Yersinia” diambil dari nama
seorang ahli bakteri berkebangsaan Perancis yaitu AJE
Yersin.
Bagaimana penularan
penyakit pes terjadi?
Penyakit PES ini menular lewat gigitan kutu
tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi
plague dan kontak dengan tubuh binatang yang
terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa
bakteri ini sampai berbulan-bulan lamanya.
Selain itu, penularan dapat terjadi juga dari
percikan air liur penderita yang terbawa oleh
udara.
“The Triumph of Death” dilukis oleh seorang
pelukis Belanda, Pieter Bruegel 1562.
Lukisan ini menggambarkan kacaunya
Black Plague
Sejarah Penyebaran Penyakit PES

SELAMA ABAD KE-14, pedagang Genoa dari kota-


kota Pelabuhan Laut Tangah dan Laut Hitam
mengadakan perjalanan
04 ke Cina. Pedagang Genoa
suatu hari menumpang berlindung dibalik tembok
kota perdagangan Caffa di Semenanjung Krim.
Orang Tartar segera mengepung kota tersebut.
Selama tiga tahun tidak ada pihak yang
mendapatkan 05kemajuan, sampai pada suatu hari
orang tartar berhenti melemparkan batu kedalam
kota Caffa dan mulai melemparkan mayat-mayat
tantara mereka sendiri yang meninggla karena pes.
Dengan percobaan perang bakteri ini, orang-orang
Tartar telah
06 mencetuskan wabah penyakit terburuk
dalam sejarah umat manusia
PES di Eropa

Dengan adanya mayat-mayat penderita pes dalam


kota Caffa, maka seluruh kota terkena infeksi.
Kemudian tiba-tiba para pengepung menghilang,
mungkin karena panik oleh banyaknya korban yang
jatuh di antara mereka sendiri karena penyakit pes.
Orang Genoa yang masih hidup segera Kembali ke
kapal dan berlayar lagi. Banyak di antara mereka
meninggal di kapal, tetapi sisanya mendarat di
Konstatinopel, Genoa, Venesia, dan kota-kota
pelabuahn, dan di sana menulari kelurga dan
kawannya. Dengan demikian wabah pes tiba di
Eropa. Penyakit ini menyebar dari kota-koita
Pelabuhan Laut Tengah ke pedalaman utara dan
barat, dari Italia dan Yunani ke Perncis, Spanyol, dan
Inggris.
Kostum dokter wabah hitam menyerupai
burung gagak digunakan untuk melindungi
tubuh mereka dari penyakit. Di dalam
“paruh” mereka disisipi bunga-bunga yang
kering dan rempah-rempah untuk
mengurangi bau yang menusuk akibat
wabah.
Berkembangnya
Penyakit PES
Tidak berbeda dengan penyebaran pes lainnya, dari Asia
ke Semenanjung Krim sama seperti yang terjadi di Eropa.
Tak ada satu desapun yang luput, dan
keganasannyabertambah sehingga pada tahun 1348 dua
pertiga penduduk Eropa telah terkena. Selama delapan
tahun wabahnya berkecamuk dan sekurang-kurangnya
separuh dari jumlah penderita meninggal. Jumlah
korbannya hamper tak dapat dipercaya, yakni sebanyak 25
juta. Pada waktu itu tak ada tempat untuk sembunyi.
Mereka yang melarikan diri kelaut pun menemukan
penyakit pes sebagai penumpang gelap di atas kapal.
Komponen Penularan Pes

1. Penyebab pes (Agent): Bakteri Yersinia


pestis (Pasteurella pestis)

2. Vektor: pinjal (Xenopsylla cheopsis,


Culex irritans, Neopsylla sondaica dan
Stivalius cognatus

3. Reservoir: Rodensi (tikus rumah, tikus


kebun, dan tikus got), Anjing, Kucing
(potensial)
Cara penularan
1. Penularan secara eksidental. Orang-orang (pekerja
hutan, perekreasi, camping) yang digigit pinjal tikus
hutan.
2. Penularan pada orang yang berhubungan erat
dengan tikus hutan (peneliti di hutan) terkena darah
atau organ tikus terinfeksi (luka gigitan terinfeksi).
3. Penularan dari gigitan pinjal terinfeksi karena
menggigit tikus domestic/komersial yang
mengandung kuman pes.
4. Penularan dari gigitan pinjal terinfeksi karena
menggigit tikus hutan komersial yang mengandung
kuman pes
5. Penularan dari manuasi ke manusia melalui pinjal
manusia
6. Penularan pes paru-paru manusia ke manusia
melalui droplet
Ada tiga bentuk pes pada manusia, yakni:

1. Bubonik: Pes bubonic terjadi karena gigitan


serangga yang mengandung basil pes.
Bakteri ini masuk melalui system limfatik ke
nodus limfatikus terdekat. Peradangan terjadi
di nodus limfatikus, kemudian diikuti
pembentukan bubo, yakni reaksitubuh akibat
masuknya basil pes Yersinia pestis melalui
kulit ke nodus limfatikus
2. Septikemik: Septikemik adalah bentuk pes
yang terjadi Ketika infeksi menyebar secara
langsung melalui aliran darah. Bentuk ini
biasanya mematikan jika tidak diberikan
terapi antibiotic
3. Pneumonik: Pes Pneumonik adalah infeksi
paru-paru yang disebabkan oleh basil pes.
Pes jenis ini rasio kematiannya juga tinggi
Trial Epidemiologi
Penyakit ini tidak spesifik menyerang golongan umur
tertentu ataupun jenis kelamin tertentu , tetapi penyakit
ini dapat menyerang semua kalangan masyarakat yang
tinggal di lingkungan yang kotot (tempat hidup tikus).

Bakteri Yersinia pestis (Pasteurella


pestis), berbentuk batang, ukuran
1,5-2 x 0,5-0,7 mikron, bersifat
bipolar, non motil/tidak bergerak,
non sporing/tidak berspora dan
bersifat anaerob fakultatif, gram
negative. Dapat tumbuh pada
kisaran suhu 25-37 C merupakan
suhu terbaik bagi pertumbuhan
bakteri tersebut
Distribusi
1. Tidak spesifik menyerang golongan umur ataupun jenis kelamin tertentu, tetapi dapat
terinfeksi pada jenis pekerjaan dan gaya hidup tertentu ( berburu, memasang
perangkap tikus, dan memelihara kucing.

2. Tidak terkaku sopesifik pada daerah tertentu karena dari kasus yang pernah ada,
ditemukan pada daerah pedesaan dan juga perkotaan, tetapi reservoir ini biasanya
hidup di lingkungan yang kokor.

3. Persebaran penyakit ini tidak dipengaruhi oleh waktu, namun dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan yang mendukung sebagai tempat hidup reservoir. Oleh karena itu penyakit
ini terjadi kapan saja.
Frekuensi
Pes merupakan penyakit endemic di banyak
Negara di Afrika, Amerika, dan Asia. Pada
1999, 14 Negara melaporkan kepada WHO
2.603 kasus pes yang meliputi 212 kematian

Gambaran ini sesuai dengan perkiraan


tahunan sejak 10 tahunan lalu (1988-1997),
yakni sejumlah 2.547 kasus dengan 181
kematian. Lebih dari satu decade, 76,2%
kasus yang terjadi dan 81,8% kasus
kematian yang dilaporkan berasal dari
Afrika.
Berdasarkan data WHO, dari tahun 2010
sampai 2015 ada 3.248 kasus penyakit pes
yang dilaporkan dari seluruh dunia, 584 di
antaranya tidak berhasil diselamatkan.
PES di Indonesia

 Pes masuk pertama kali pada tahun 1910 melalui


Tanjung Perak di Jawa Timur dan selanjutnya menyebar
ke beberapa tempat lain di Indonesia.

 Angka kematian korban yang diakibatkan karena


penyakit pes dari tahun 1910 sampai dengan 1960
tercatat 245.375 orang dengan angka kematian tertinggi
yaitu 23.275 orang yang terjadi pada tahun 1934

 Tahun 1968: di Boyolali (Jawa tengah) sebanyak 101


kasus dengan angka kematian sebanyak 42 orang dan
tahun 1970 terjadi 11 kasus (angka kematian 3 orang)
Gejala
Gejala penyakit pes bisa berbeda-beda dan muncul pada waktu yang berbeda sejak
infeksi terjadi. Umumnya, gejala penyakit ini mirip dengan dengan flu, seperti demam
yang terjadi dua hingga enam hari setelah infeksi terjadi. Namun, kata ahli gejala pes
juga bisa bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi.

1. Bubonic plague, dapat muncul 2-5 hari setelah terkena bakteri. Biasanya gejala
yang akan muncul berupa: nyeri otot, kejang, sakit kepala, merasa tidak enak
badan, pembengkakan pada kelenjar getah bening yang biasanya ditemukan di
paha, tapi bisa juga pada ketiak atau leher.

2. Pneumonic plague, pengidap jenis ini bisa merasakan gejalanya 2-3 hari setelah
paparan. Gejalanya bisa berupa: batuk parah, demam, kesulitan bernapas dan sakit
pada dada saat bernapas dalam-dalam, serta dahak yang berbusa dan berdarah.

3. Septicemic plague, ini merupakan jenis pes yang paling berbahaya. Septicemic
plague bisa menyebabkan kematian sebelum gejala muncul. Nah berikut gejala-
gejalanya yang bisa muncul: Sakit perut. perdarahan akibat masalah pembekuan
darah, diare, mual, muntah, dan demam.
Diagnosis
• Untuk mendapatkan diagnosis penyakit pes atau sampar (plague), dokter akan
mengajukan pertanyaan serta melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan
gejala yang dirasakan. Dokter dapat bertanya tentang kapan gejala muncul, riwayat
bepergian ke daerah yang masih tinggi tingkat kejadian penyakit pes-nya, serta jenis
obat-obatan atau vitamin yang sudah dikonsumsi. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan fisik, terutama untuk memeriksa adanya pembesaran kelenjar getah
bening dan untuk memeriksa kondisi paru-paru.
• Selain itu, tes darah juga perlu dilakukan untuk memastikan keberadaan bakteri
yang menyebabkan pes pada aliran darah. Sampel cairan dari kelenjar getah bening
yang bengkak akan diambil guna memastikan keberadaan pes pada sistem limfatik.
Sedangkan untuk pes pada paru-paru, pemeriksaan akan dilakukan pada sampel
cairan dari lendir saluran napas yang diambil melalui tindakan bronkoskopi.
• Hasil seluruh pemeriksaan penunjang memerlukan waktu satu hingga dua hari.
Namun, sering kali dokter sudah memulai pengobatan begitu pasien diduga
menderita pes, sebelum diagnosis dipastikan. Penyakit pes dapat berkembang
sangat cepat, maka pengobatan yang diberikan secara dini dapat membuat
perbedaan yang sangat besar dalam peluang kesembuhan pasien.
Komplikasi

Pes dapat menyebabkan timbulnya komplikasi, seperti kematian jaringan


akibat terganggunya aliran darah ke jari-jari tangan dan kaki (gangrene) dan
peradangan selaput otak (meningitis). Selain itu, penyakit ini juga dapat
menyebabkan kematian.
Pengobatan
Pes merupakan penyakit yang membahayakan nyawa, oleh karena itu harus
dilakukan pengobatan sedini mungkin. Pasien akan dirawat di rumah sakit dan diberi
obat antibiotik. Penyakit pes dapat ditangani dengan pemberian obat antibiotik,
seperti gentamicin atau ciprofloxacin. Selain itu, pasien juga akan diberi cairan
melalui infus serta tambahan oksigen. Pasien yang mengidap pneumonic plague
perlu diisolasi untuk mencegah penyebaran. Tenaga medis, perawat, dan siapa saja
yang berhubungan dengan penderita pneumonic plague, perlu dimonitor
kesehatannya serta diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan.

Pengobatan dilakukan dan dilanjutkan selama beberapa minggu hingga gejala


mereda. Tanpa pengobatan yang tepat, kematian dapat terjadi 24 jam setelah gejala
muncul.
Pencegahan
• Pengendalian pinjal: predator pinjal (semut, kumbang)
• Penyuluhan tentang pentingnya kebersihan lingkungan
• Sosialisasi perbaikan rumah agar tidak menjadi sarang tikus
• Memperbaiki kondisi lingkungan agar tetap bersih dan sehat
• Bagi pecinta alama/yang suka berburu untuk menggunakan
peralatan seadanya agar terhindar dari gigitan tikus. Bagi petugas
Gudang/Pelabuhan untuk menggunakan APD
• Para petani diharapkan menggunakan insektisida untuk
membasmi hama tikus
• Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau
memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk
kedalam rumah sebanyak-banyaknya
• Menyimpan bahan makanan ditempat yang tidak mungkin dicapai
atau mengundang tikus
• Melaporkan kepada petugas puskesmas bilaman menjumpai
adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas
• Tinggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah
Thank You

Anda mungkin juga menyukai