Anda di halaman 1dari 18

Cacing Pita/ Taeniasis

Kelompok 1
Arum Prima Ningtyas 205059047
Heni Vauziah Septiani 205059038
2 Definisi
Taeniasis
Taeniasis adalah infeksi usus yang
dikeluarkan oleh 3 spesies cacing pita
dewasa: Taenia saginata (cacing pita
sapi), Taenia solium (cacing pita babi)
dan Taenia asiatica (Cacing pita Asia).
Manusia adalah satu-satunya inang
definitif bagi T. saginata dan T. solium.
3
▹ Taeniasis adalah infeksi parasit Taenia sp. atau cacing pita pada saluran
pencernaan. Ada dua jenis Taenia sp. yang banyak menyebabkan taeniasis
pada manusia, yaitu Taenia solium dan Taenia saginata. Kedua spesies ini
menginfeksi manusia melalui ingesti larva yang terdapat pada daging
yang tidak dimasak sampai matang.

▹ Masa inkubasi Taenia sp. adalah 2-3 bulan. Individu yang mengalami


taeniasis dapat bersifat asimtomatik atau dapat mengalami gejala
gastrointestinal seperti nyeri perut, kembung, diare, atau mual.
Taenia saginata(pita pita sapi) – dikenal juga
sebagai Taeniarhynchus saginatus– dan Taenia
solium (pita pita babi) dewasa biasanya hanya
hidup di usus manusia. Kedua parasit melewati
panjang dan memiliki distribusi di seluruh dunia. 
T. saginata dapat tumbuh hingga panjang 10 m
dan T. solium berukuran 6 m dan dapat ditemukan
dalam usus kecil.

4
Latar Belakang ”
1. Taenia Saginata (cacing pita sapi)

5 • Hosper definitif: Manusia


• Hosper Perantara: Hewan Bovidae (sapi, kerbau, dll)
• Penyakit: Taeniasis Saginata
• Penyebaran Geografis: Kosmopolit
• Habitat: Usus Halus

2. Taenia Solium (Cacing Pita Babi)


• Hosper definitif: Manusia
• Hosper Perantara: Babi, Monyet, Unta, Anjing, Domba, Kucing, Tikus dan Manusia
• Penyakit:
- Stadium Dewasa : Taeniasis Solium
- Stadium Larva: Sistiserkosis
• Penyebaran Geografis: Kosmopolit
Morfologi
6 Taeniasis
Spesies Taenia mulai dari sekitar 15 cm hingga panjang beberapa meter (T. saginata).
Skoleks mereka tidak memiliki rostellum. Cincin kait scolex antara empat pengisap
terdiri dari kait yang disusun berganti dari dua ukuran dan bentuk yang berbeda.
Jumlah, ukuran, dan bentuknya merupakan karakteristik yang penting untuk
persamaan. Genital organ pria terdiri dari testis (70-1200, tergantung pada spesies)
yang terkait di kapal ekskretoris longitudinal, vas deferens yang menghubungkan dari
bagian tengah ke lateral proglottid, diakhiri dengan mengaitkan cirrus dengan cirrus di
bagian tengah. margin lateral proglottid. Organ wanita terdiri dari ovarium bipartit, di
belakangnya adalah vitellarium kompak, dan paralel vagina dan posterior vas deferens,
membentang ke tepi lateral. Pada proglottid gravid, cabang anteriornya menembus
melewati batas proglottid anterior, meninggalkan lubang kompilasi segmen dewasa
dilepaskan. Jumlah telur di setiap segmen adalah 10.000-100.000 tergantung pada
spesies. Bentuknya bulat sampai oval, bulat, dan bulat 25–35 μm. Mereka dilindungi
oleh “embriofor” yang terdiri dari blok-blok segmen coklat dari bahan seperti keratin.
Melalui interaksi dalam lambung dan duodenum, embriofor terbuka dan melepaskan
onkosfer.
7

Siklus
Hidup
Telur masuk kedalam tubuh Dalam saluran pencernaan babi/sapi,
8 babi/sapi melalui pakan yang
tercemar oleh telur atau
telur menetas menjadi oncosphere yang
kemudian pecah
proglotid gravid Taenia

Oncosphere yang pecah kemudian menginvasi mukosa usus dan


bermigrasi ke otot menjadi sistiserkus. Sistiserkus dapat bertahan
hingga beberapa tahun. Manusia akan terinfeksi apabila
mengkonsumsi daging mentah atau tidak matang yang mengandung
sistiserkus

Di dalam saluran pencernaan manusia,


Cacing dewasa akan menghasilkan
selama ± 2 bulan sistiserkus tersebut akan
proglotid yang akan berkembang menjadi
berubah menjadi cacing dewasa yang
gravid/telur yang akan keluar melalui anus
mampu bertahan hingga beberapa tahun.
(bersama feses). Telur tersebut akan
Cacing dewasa akan melekat di mukosa
bertahan di lingkungan selama beberapa
usus dengan scolex (pengait yang terdapat
minggu.
di bagian mulut)
9 Cara Penularan
Infeksi Taenia ke manusia dapat melalui makanan
yaitu mengonsumsi daging babi atau sapi yang
terinfeksi Taenia yang tidak dimasak sempurna atau
mentah. Infeksi sistiserkosis akan menyebabkan
gejala klinis pada saluran pencernaan, namun
apabila mengkonsumsi sayuran atau makanan yang
tercemar telur Taenia maka cacing tersebu akan
tumbuh dan berkembang menjadi sistiserkosis yang
terdapat di otot.
Babi dapat terinfeksi akibat mengkonsumsi pakan
yang tercemar telur cacing atau memakan feses babi
yang terinfeksi.
10 Gejalanya
Gejala Taenia Saginata (cacing pita sapi)
▹ Gejala klinis ringan (sakit ulu hati, perut
terasa tidak enak, mual, muntah, pusing)
▹ Gejala klinis berat bisa menyebabkan
proglotid menyasar masuk appendiks, atau
illeus (obstruksi oleh strobila cacing)
▹ Gejala berkaitan dengan ditemukan cacing
yang bergerak-gerak dalam tinja atau cacing
keluar dari anus
.
11 Gejalanya
Gejala Taenia Solium (Cacing Pita Babi)
▹ Cacing Dewasa
- Hanya satu ekor tidak menimbulkan gejala
yang berarti (bila ada hanya berupa nyeri
ulu hati, mual, mencret dan sakit kepala)
- Gejala klinik berat dapat timbul bila
skoleks dengan kait-kaitnya menembus dinding
usus  peritonitis
Gejalanya
12 Gejala Taenia Solium (Cacing Pita Babi)
▹ Larva  Sistiserkosis
- Tertelan telur atau regurgitasi isi usus sehingga
telur tertelan masuk usus.
- Dapat menghinggapi jaringan subkutis, mata,
jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru dan
rongga perut.
- Pada otak atau medulla spinalis sistiserkus jarang
mengalami kalsifikasi  reaksi jaringan 
epilepsi, meningo-ensefalitis, gejala tekanan
intrakranial meninggi dan kadang-kadang
kelainan jiwa. Dapat terjadi hidrosefalus internus.
- Sistiserkus tunggal pada ventrikel IV 
Meninggal
13 Diagnosa
DIAGNOSIS Taenia Saginata (cacing pita sapi)
• Ditemukan proglotid yang aktif bergerak dalam tinja
atau keluar spontan.
• Proglotid dapat diidentifikasi dengan merendam
dalam cairan laktofenol sampai jernih.
• Menemukan telur dalam tinja atau dengan anal swab
di daerah perianal.
• Test ELISA  tes mendeteksi antigen T. Saginata
dalam sampel tinja (coprp antigen)
• Test DNA dot blot  membedakan telur berdasarkan
spesies (T. Saginata/T. Solium)
14 Diagnosa
DIAGNOSIS Taenia Solium (Cacing Pita Babi)
▹ Menemukan telur dan proglotid dalam tinja
▹ Diagnosis sistioserkosis kulit:
- Biopsi
- Radiologis
- CT can otak
15 Pengobatan
Taenaisis dapat diobati dengan
praziquantel (5-10 mg/kg, pemberian
tunggal) atau niclosamide (dewasa
dan anak-anak di atas 6 tahun: 2 g,
pemberian tunggal setelah makan
ringan diikuti setelah 2 jam oleh
pencahar;
anak usia 2– 6 tahun: 1 g;
anak di bawah 2 tahun: 500 mg).
Sistiserkosis: Prazikuantel dan
Pembedahan
16 Pencegahan dan kontrol
Untuk mencegah, mengendalikan, dan mungkin
menghilangkan T. solium, diperlukan intervensi kesehatan
masyarakat yang tepat dengan pendekatan yang mencakup
sektor veteriner, kesehatan manusia, dan lingkungan.
Delapan intervensi untuk pengendalian T. solium dapat
digunakan dalam kombinasi berbeda yang dirancang
berdasarkan konteks di negara-negara: pengobatan kasus
taeniasis; intervensi pada babi (vaksinasi plus pengobatan
antelmintik) bersama dengan pemberian obat massal
strategis untuk taeniasis; pendidikan kesehatan, termasuk
kebersihan dan keamanan pangan; peningkatan sanitasi;
peningkatan peternakan babi; dan peningkatan inspeksi
daging dan pemrosesan produk daging.
17

THANK
S! questions?
Any
18
Referensi
1. https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/penyakit-tae
niasis/
2. https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/3
2-taeniasis.html

Anda mungkin juga menyukai