Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNIK RADIOGRAFI 3 MEDIA KONTRAS PADA TEKNIK


PEMERIKSAAN RADIOGRAFI COLON IN LOOP

Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si, MT.

Disusun oleh:
Arief Rahmandani Putra
P1337430216030

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah yang telah
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Makalah Teknik Radiografi 3 Media Kontras Pada Teknik Pemeriksaan Radiografi
Colon In Loop”.
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya,


2. Kedua Orangtua penulis yang selalu memberikan semangat dan doa,
3. Bapak Sugiyanto, S.Pd., M.App.Sc., selaku Direktur Poltekkes Semarang,
4. Ibu Rini Indrati, S.Si., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik
dan Radioterapi,
5. Ibu Siti Masrochah, S.Si., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Teknik Radiologi Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi,
6. Ibu Sri Mulyati, S.Si., MT., Selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik
Radiografi 3 di Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi,
7. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi,

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca.

Semarang, 27 November 2017


Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Anatomi dan Fisiologi Colon .................................................................. 3
B. Media Kontras .......................................................................................... 4
C. Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop....................................... 5
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemeriksaan secara radiologi mampu memberikan informasi secara radiografi yang


optimal baik keadaan anatomis maupun fisiologis dari suatu organ di dalam tubuh yang tidak
dapat di raba dan di lihat oleh mata secara langsung serta mampu memberikan informasi
mengenai kelainan-kelainan yang mungkin dijumpai pada organ-organ yang akan diperiksa
Pada saat ini hampir semua organ dan sistem di dalam tubuh kita dapat diperiksa secara
radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media yang berguna memperlihatkan jaringan
organ yang mempunyai nomor atom yang lebih kecil sehingga kelainan pada organ tersebut
dapat didiagnosa. Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu
pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi yang menggunakan bahan
kontras.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyajikan salah satu pemeriksaan yang
menggunakan bahan kontras yaitu pemeriksaan Colon In Loop. Pemeriksaan Colon In Loop
adalah pemeriksaan secara radiologi yang menggunakan bahan kontras positif yaitu Barium
Sulfat dan bahan kontras negatif yaitu udara dengan tujuan untuk mengvisualisasikan keadaan
colon atau usus besar yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui anus.
Adapun teknik-teknik yang rutin dilakukan pada pemeriksaan Colon In Loop yaitu
dengan menggunakan proyeksi Antero-Posterior, Postero-Anterior, Lateral, Obliq kanan dan
kiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi Colon atau usus besar ?
2. Apa itu bahan/media kontras dan bagaimana cara kerjanya?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan colon in loop ?

C. Tujuan

1
1. Mengetahui anatomi Colon atau usus besar.
2. Memahami media kontras dan cara kerjanya.
3. Mengetahui dan memahami teknik pemeriksaan colon in loop.
4. Memenuhi tugas Teknik Radiografi 3.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Colon

Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Usus besar merupakan bagian akhir
dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka di usus besar sebagian
nutrisi telah dicerna dan di Absorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna.
(Setiadi, 2007).
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar
1,5 m) yang terbentang dari Sekum sampai Kanalisani. Diameter usus besar sudah pasti lebih
besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus
diameternya semakin kecil. Usus besar terbagi kedalam Cecum, Colon, dan Rectum. Colon
terbagi menjadi Colon Ascending, Colon Transversal, Colon Descending, dan bagian
Sigmoid. Bagian akhir dari usus besar adalah Rectum dan anus. Sphincter Internal dan
Eksternal pada anus berfungsi untuk mengontrol pembukaan anus. (Brunner &
Suddarth,2001).

Gambar 1.1 Anatomi Colon

3
Dua puluh tiga lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir,
lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus,
mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki Vili. Serabut otot Longitudinal
dalam Muskulus Ekterna membentuk tiga pita, Taenia Coli yang menarik Colon menjadi
kantong-kantong besar yang disebut dengan Haustra.
Dibagian bawah terdapat katup Ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar.
Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang Peristaltik sehingga
memungkinkan Kimus mengalir 15 ml masuk dan total aliran sebanyak 500 ml/hari.
Struktur usus besar terbagi atas 6 daerah yaitu :

1. Saekum.
Merupakan kantong yang terletak di bawah muara Ileum pada usus besar.
Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm. Saekum terletak pada Fossa
Iliaka kanan di atas setengah bagian Lateralis Ligamentum Inguinale. Biasanya
Saekum seluruhnya dibungkus oleh Peritoneum sehingga dapat bergerak bebas,
tetapi tidak mempunyai Mesenterium. Terdapat perlekatan ke Fossa Iliaka di sebelah
Medial dan Lateral melalui lipatan Peritoneum yaitu Plika Caecalis, menghasilkan
suatu Kantong Peritoneum Kecil, Recessus Retrocaecalis.
2. Colon Asenden.
Bagian ini memanjang dari Saekum ke Fossa Iliaka Kanan sampai ke sebelah
kanan abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan dan
di hati membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut Fleksura Hepatika (Fleksura Coli
Dextra) dan dilanjutkan dengan Colon Transversum.
3. Colon Transversum.
Terletak tepat di bagian bawah perut dan menjalar dari kanan ke arah kiri. Colon
Transversum melekat pada perut akibat adanya kerja dari sekelompok jaringan yang
disebut sebagai Omentum.
4. Colon Desenden.
Terletak di bagian kiri perut dan berakhir pada Colon Sigmoid.

4
5. Colon Sigmoid.
Sering disebut juga Colon Pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan
berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari Apertura Pelvis Superior
(Pelvic Brim) sampai peralihan menjadi Rektum di depan Vertebra S-3. Tempat
peralihan ini ditandai dengan berakhirnya ketiga Teniae Coli dan terletak + 15 cm di
atas anus. Colon Sigmoid tergantung oleh Meso Colon Sigmoideum pada dinding
belakang pelvis sehingga dapat sedikit bergerak bebas (mobile).
6. Rektum.
Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu Colon Sigmoid dengan
panjang sekitar 15 cm. Rektum memiliki tiga Kurva Lateral serta Kurva
Dorsoventral. Mukosa Rektum lebih halus dibandingkan dengan usus besar. Rektum
memiliki 3 buah valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian
distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir, sedangkan 1/3 bagian proksimal
terletak dirongga abdomen dan relatif mobile.

Gambar 1.2 Anatomi Colon

5
Dalam usus besar juga terdapat Cecum (usus buntu), yaitu bagian awal usus besar yang
berbentuk kantong. Cecum juga berperan dalam penyerapan nutrisi dan air walaupun tidak
signifikan. Pada Cecum terdapat Appendix (umbai cacing), kemungkinan merupakan sisa-sisa
organ tubuh yang dimiliki nenek moyang manusia (Organ Vestigial). Fungsi umbai cacing
belum diketahui dengan jelas saat ini.
Fungsi usus besar secara umum adalah sebagai berikut :

1. Memindahkan Makanan.
Fungsi pemindahan makanan ini dilakukan oleh sekum. Ketika makanan yang
sudah dicerna memasuki Sekum, maka bagian ini mulai mengembang untuk
menampung makanan tersebut dan memindahkannya ke bagian inti usus besar.
2. Menyerap Air.
Dalam waktu 24 jam setelah Anda mengkonsumsi makanan, maka makanan
yang telah dicerna di lambung dan usus halus akan tiba di usus besar. Disinilah ada
banyak air yang kemudian diserap. Penyerapan air dilakukan agar dihasilkannya
limbah padat berupa feses.
3. Menyerap Vitamin.
Di dalam usus besar, terdapat sejumlah bakteri yang hidup dan menghasilkan
banyak vitamin. Diantaranya adalah vitamin K dan biotin yang kemudian diserap
kembali oleh tubuh melalui usus besar.
4. Mengurangi PH atau Keasaman.
Selain menghasilkan vitamin, bakteri yang ada di dalam usus besar juga
memproduksi asam lemak yang menyebabkan kadar keasaman di dalam usus
meningkat. Untuk itu, usus besar berfungsi menghasilkan larutan alkali yang
membantu mengurangi kadar keasaman sehingga memperoleh keseimbangan pH.
5. Melindungi dari Infeksi.
Usus besar mempunyai lapisan lendir, bermanfaat untuk melindungi lapisan
usus dari bakteri berbahaya yang bisa menyebabkan infeksi pada usus.

6
6. Mengeluarkan Kotoran.
Rektum menjalankan fungsi ini. Setelah semua sari-sari makanan dan air
terserap, maka terjadi proses pembentukan tinja padat atau feses yang kemudian
dikeluarkan melalui rektum.

B. Media Kontras
Bahan kontras memungkinkan ahli radiologi membedakan normal dari kondisi
abnormal. Bahan kontras bukan pewarna yang secara permanen menghitamkan organ dalam.
Mereka adalah zat yang sementara mengubah cara x-ray atau alat pencitraan lainnya
berinteraksi dengan tubuh.
Saat diperkenalkan ke dalam tubuh sebelum ujian pencitraan, bahan kontras membuat
struktur atau jaringan tertentu di tubuh tampak berbeda pada gambar daripada bila tidak ada
bahan kontras yang diberikan. Bahan kontras membantu membedakan atau "kontras" area
yang dipilih dari jaringan tubuh dari sekitarnya. Dengan memperbaiki visibilitas organ
tertentu, pembuluh darah atau jaringan, bahan kontras membantu dokter mendiagnosa kondisi
medis.
Bahan kontras masuk ke dalam tubuh dengan salah satu dari tiga cara, yakni :
1. Ditelan (diminum atau mulut)
2. Diberikan oleh enema (diberikan secara rektal)
3. Disuntikkan ke pembuluh darah (vena atau arteri, juga disebut diberikan secara
intravena atau intra-arteri)
Setelah menjalani pemeriksaan pencitraan dengan bahan kontras, bahan tersebut diserap
oleh tubuh atau dihilangkan melalui urine atau buang air besar. Ada beberapa jenis bahan
kontras :
1. Senyawa berbasis Yodium dan Barium-Sulfat
Bahan kontras dapat memiliki struktur kimia yang meliputi yodium, unsur
kimia alami. Bahan kontras ini bisa disuntikkan ke pembuluh darah atau arteri, di
dalam cakram atau ruang cairan di tulang belakang, dan ke rongga tubuh lainnya.
Barium-sulfat adalah bahan kontras yang paling umum diambil melalui mulut, atau
secara oral.

7
Bila bahan kontras berbasis iodium dan barium-sulfat ada di area tertentu di
tubuh, mereka memblokir atau membatasi kemampuan sinar-x untuk melewatinya.
Akibatnya, pembuluh darah, organ dan jaringan tubuh lainnya yang sementara
mengandung senyawa berbasis iodium atau barium mengubah penampilan mereka
pada gambar x-ray atau CT.
2. Gadolinium
Gadolinium adalah komponen kunci dari bahan kontras yang paling sering digunakan
dalam ujian resonansi magnetik (MR). Bila zat ini ada di dalam tubuh, zat ini
mengubah sifat magnetik molekul air terdekat, yang meningkatkan kualitas gambar
MR.
3. Saline (air garam) dan udara juga digunakan sebagai bahan kontras dalam ujian
pencitraan. Microbubbles dan mikrosfer telah diberikan untuk pemeriksaan
pencitraan ultrasonografi, terutama pemeriksaan jantung.

Gambar 1.3 Media Kontras Ionik Gambar 1.4 Media Kontras Barium Sulfat

C. Indikasi dan Kontra Indikasi


1. Indikasi
a. Obstruksi atau illeus adalah penyumbatan pada daerah usus besar.
b. Invaginasi adalah melipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri.
c. Stenosis adalah penyempitan saluran usus besar.
d. Volvulus adalah penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus ke bagian usus
yang lain.

8
e. Atresia ani adalah tidak adanya saluran dari colon yang seharusnya ada.
f. Kolitis, adalah penyakit-penyakit inflamasi pada colon, termasuk didalamnya colitis
ulseratif dan kolitis crohn
g. Carsinoma atau keganasan
h. Divertikel, merupakan kantong yang menonjol pada dinding colon, terdiri atasapisan
mukosa dan muskularis mukosa.
i. Megakolon
2. Kontra Indikasi
a. Perforasi
b. Obstruksi akut atau penyumbatan.
c. Diare berat.

D. Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop


1. Persiapan Pasien
a. 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat,
b. 18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax,
c. 4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulcolax kapsul per anus
selanjutnya dilavement,
d. Seterusnya puasa sampai pemeriksaan,
e. 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 – 1 mg / oral untuk
mengurangi pembentukan lendir ,
f. 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk mengurangi
peristaltic usus,
g. Kurangi bicara dan dilarang merokok.
2. Persiapan Alat
a. Pesawat sinar – x yang dilengkapi fluoroscopy,
b. Kaset dan film sesuai kebutuhan,
c. Marker,
d. Standart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tube,
e. Sarung tangan,
f. Penjepit atau klem,

9
g. Spuit,
h. Kain pembersih,
i. Apron,
j. Tempat mengaduk media kontras,
k. Kantong barium disposable,
l. Bahan kontras barium sulfat dengan perbandingan 1 : 8,
m. Kateter,
n. Pelumas
3. Persiapan Bahan
a. Media kontras : Barium sulfat : 70-80% W/V (Weight/Volume), banyaknya sesuai
panjang kolon ± 600 – 800 ml,
b. Air hangat, jangan gunakan air panas,
c. Vaselin/jelly,
d. Kocok / aduk media kontras sebelum digunakan,
e. Topical Anesthetic / Lidocaine untuk meminimalkan konstraksi, Glucagon/IV untuk
Spasm,
f. Sims Position,
g. Memasukkan kanula saat ekspirasi.
4. Teknik Pemasukan Media Kontras
a. Metode Kontras Tunggal
1) Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras.
2) Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum, ascenden sampai
daerah seikum.
3) Dilakukan pemotretan full fillng .
4) Evakuasi, dibuat foto post evakuasi.
b. Metode Kontras Ganda
1) Kontras Ganda Satu Tingkat.
2) Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium
melapisi colon .
3) Selanjutnya dibuat foto full filling.

10
c. Kontras Ganda Dua Tingkat
1) Tahap pengisian
a) Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau pertengahan colon
transversum.
b) Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh colon.
2) Tahap pelapisan
a) Menunggu 1 – 2 menit supaya barium melapisi mukosa kolon.
b) Tahap pengosongan.
c) Pasien disuruh BAB.
5. Proyeksi Pemeriksaan
a. Proyeksi AP
1) Posisi Pasien :
a) Supine diatas meja pemeriksaan,
b) MSP tubuh tegak lurus meja,
c) Kedua tangan disamping tubuh dan kaki lurus.

§ Posisi Objek :

Obyek diatur diatas meja,

Batas atas : Proc. Xypoideus,

Batas Bawah: Simp.pubiS

§ CP : MSP setinggi Krista iliaka

§ CR : vertical tegak lurus kaset

§ Kriteria Radiograf : seluruh kolon termasuk fleksura hepatica

b. Proyeksi PA

§ Posis pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan dgn MSP tubuh tegak lurus meja,
kedua tangan disamping tubuh & kaki lurus

§ Posisi objek :

11
Obyek diatur diatas meja

Batas Atas : Proc. Xypoideus,

Batas Bawah: Simp.pubis

§ CP : pada MSP setinggi kedua Krista iliaka

§ CR : vertical tegak lurus kaset

12
BAB III

PENUTUP
2.1 Kesimpulan
1) Media kontras adalah bahan yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi untuk
memberikan kontras / perbedaan pada area yang dipilih pada jaringan tubuh dengan
jaringan disekitarnya.
2) Bahan kontras atau media kontras bisa dimasukan ke dalam tubuh dengan berbagai cara,
yakni melalui oral, rectal, intravena, serta intraarteri.
3) Bahan kontras aman digunakan selama mengikuti prosedur yang ada.
4) Sebelum melakukan pemeriksaan dengan media kontras pastikan untuk menanyakan
riwayat penyakit pasien, kondisi pasien sebelumpemeriksaan (obat-obatan yang
dikonsumsi), apabila pasien seorang wanita pastikan pasien tidak dalam keadaan hamil,
lakukan test alergi.
5) Efek samping dari penggunaan media kontras bermacam macam, mulai dari efek samping
ringan, sedang, atau moderate, serta berat. Tergantung pada kondisi (riwayat penyakit dan
riwayat pengobatan pasien) serta alergi yang dimiliki pasien.
6) Kehamilan pada pasien perempuan tidak bisa dilakukan pemeriksaan radiologi apalagi
dengan menggunakan media kontras.
3.2 Saran
Pastikan untuk memeriksa catatan medis pasien sebelum melakukan pemeriksaan jangan
lupa untuk menanyakan langsung kepada pasien mengenai alergi yang diderita serta pastikan
pasien menandatangani inform concern sebelum pemeriksaan untuk perlindungan apabila
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selama pemeriksaan. Media kontras aman digunakan
apabila mengikuti procedure yang ada.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ikamart.com/kecantikan-kesehatan/kesehatan-kecantikan-lainnya/kontras-iopamiro-
iopamidol-281871.html

http://www.medicalecart.com/products/l196-e-z-paque-contrast-media-barium-sulfate-60-oral-
administration-liquid-for-suspension-jug-fruit-335-ml.html

Ganong W. F. 19.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC.

Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

14
LAMPIRAN

a. L196 E-Z-Paque Contrast Media Barium Sulfate 60% Oral Administration Liquid For
Suspension Jug Fruit 335 mL
b. L145 Contrast media Barium Sulfate

c. Media Contrast Iopamiro

15
Soal Media Kontras
1. Bahan yang membantu membedakan atau "kontras" area yang dipilih dari jaringan tubuh
dari sekitarnya pada pemeriksaan radiologi. Adalah pengertian dari?
a. Bahan kontras
b. Barium sulfate
c. Iodine
d. Iopamiro
2. Yang tidak termasuk dalam media kontras yaitu?
a. Barium sulfate
b. Iodine
c. Iopamiro
d. Garam dapur

1) Oral
2) Diminum
3) Rectal
4) Intravena
3. Yang termasuk cara memasukan media kontras ke dalam tubuh , yakni…
a. 1,2,3,4
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 1,3, dan 4
4. Pada pemeriksaan IVP media kontras barium sulfate dimasukan ke dalam tubuh dengan
cara ….
a. Oral
b. Rectal
c. Intravena
d. Intaarteri
5. Bahan kontras dimasukan ke dalam tubuh dengan cara rectal pada pemeriksaan…
a. Stomach
b. Colon dan rectum
c. Oesofagus
d. Colon
6. Berikut merupakan pemeriksaan yang menggunakan media kontras, yaitu….
a. Thorax
b. IVP
c. BNO
d. Abdomen Polos
7. Yang bukan merupakan pemeriksaan media kontras adalah….
a. IVP

16
b. OMD
c. BNO
d. RPG
8. Pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras barium sulfate adalah..
a. BNO
b. IVP
c. Uretrografi
d. OMD
9. Sebelum dilakukan pemeriksaan dengan media kontras, hal yang tidak perlu dilakukan
adalah…
a. Test Alergi
b. Memeriksa riwayat penyakit pasien
c. Tidak ada persiapan
d. Memeriksa rekam medis pasien
10. Sembelit, Keram perut, diare, mual, muntah adalah efek samping ringan dari penggunaan
bahan kontras…
a. Iodine
b. Udara
c. Barium Sulfate
d. Iopamiro
11. USG kontras dengan microbubbles digunakan pada pemeriksaan dengan indikasi berikut,
kecuali …
a. Perfusi darah di organ tubuh
b. Trombosis, seperti pada infark miokard
c. Kelainan pada jantung
d. Tumor
12. Berikut merupakan efek samping sedang dari penggunaan media kontras barium sulfat,
kecuali…
a. Konstipasi parah
b. Gatal-gatal
c. Kulit merah
d. Pembengkakan tenggorokan

1) sulit bernafas
2) gagal jantung
3) pembengkakan tenggorokan atau bagian tubuh lainnya
4) kejang
5) tekanan darah rendah yang dalam
13. Data diatas adalah efek samping berat dari penggunaan media kontras….
a. Barium sulfate

17
b. Yodium
c. Gadolinium
d. Iopamiro
14. Yang termasuk dalam gejala ringan penggunaan media kontras yodium adalah….
a. Sakit kepala
b. Kejang
c. Irama jantung tidak normal
d. Tekanan darah rendah/ tinggi
15. Yang bukan merupakan efek samping sedang dari penggunaan media kontras Yodium
adalah….
a. Pembilasan
b. Ruam atau ruam kulit yang parah
c. mengi
d. irama jantung tidak normal
16. Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko reaksi alergi atau merugikan dari bahan
kontras berbasis yodium adalah…
a. Penyakit jantung
b. Dehidrasi
c. Kelelahan
d. Anemia sel sabit
17. Bahan kontras yang paling sensitive menghasilkan energy pada MR adalah…
a. Barium Sulfate
b. Gadolinium
c. Yodium
d. Iopamiro
18. Persiapan sebelum pemeriksaan dengan media kontras barium sulfate adalah
a. Makan banyak lemak
b. Minum Jus jambu
c. Menghindari makanan tinggi serat
d. Puasa
19. Pasien yang tidak boleh melakukan pemeriksaan dengan media kontras adalah pasien
dengan indikasi ….
a. Striktur
b. Kehamilan
c. Megacolon
d. Cardiomegali
20. Gelembung kecil dari gas injeksi yang dipasang di kulit pendukung adalah bahan media
kontras….
a. Microbubble
b. Barium Sulfate

18
c. Bubble contrast
d. BaSO4

19

Anda mungkin juga menyukai