Disusun oleh:
Kelompok 4/TRR 3A
Daftar Isi..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Waktu Pengamatan......................................................................
B. Tempat Pengamatan ....................................................................
C. Alat Dan Bahan Pengamatan ......................................................
D. Langkah-Langkah Pengamatan ...................................................
E. Hasil Pengamatan ........................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
F. Perbandingan Tinjauan Teori Dengan Hasil ...............................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintegasi dari pelayan
kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang –
Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat
dan amanat Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah salayaknya
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Penyelengaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi
diagnostik khususnya telah dilaksanankan di berbagai sarana pelayanan
kesehatan, mulai dari sarana pelayanan kesehatan sederhana, seperti
puskesmas dan klinik – klinik swasta, maupun sarana pelayanan kesehatan
yang berskala besar seperti rumah sakit kelas A.
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi khususnya
radiologi diagnostik, maka instalasi radiologi diagnostik RSUD Dr. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga dalam menyelengarakan pelayanan radiologi
diagnostik selalu berupaya berpedoman pada Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1014 Tahun 2008. Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana
Pelayanan Kesehatan menyatakan bahwa, pelayanan radiologi sebagai bagian yang
terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Disamping itu juga berupaya mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang pelayanan radiologi
diagnostik sehingga diharapakan kualitas maupun kuantitas hasil pelayanan
radiologi diagnostik selalu terjaga mutunya sesuai dengan sarana prasarana di
instalasi radiologi diagnostik RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga.
Sehingga disini penulis akan membahas tentang Jenis pemeriksaan ini
dilakukan dengan menggunakan peralatan pencitraan diagnostik yang
perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu fisika, kimia, dan
biologi serta teknologi elektronika, dan komputer. Dalam pembangunan suatu
fasilitas kesehatan, peralatan pencitraan diagnostik merupakan investasi terbesar
dari seluruh anggaran yang diperlukan (Kartawiguna & Georgiana, 2011:1).
B. TUJUAN
Tujuan umum : Tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostik
diseluruh Indonesia sesuai dengan jenis dan kelas sarana
pelayanan kesehatan.
Tujuan Khusus :
1. Sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan
pelayanan pemeriksaan radiologi diagnostik dan pengelolaan dokumen
radiologi.
2. Memahami pentingnya patent safety demi keamanan dan kenyamanan
pasien saat pemeriksaan radiologi.
3. Sebagai pedoman dalam upaya memonitoring dan evaluasi untuk
pengembangan lebih lanjut disesuaikan dengan tingkat pelayanan
radiologi yang telah dicapai untuk kebutuhan pelayanan yang lebih baik
di masa depan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Computed Tomography
Sama seperti sinar-X konvensional, tomografi komputer (computed
tomography atau CT) bekerja dengan sinar-X, tetapi memberikan gambar yang
tidak tumpang tindih yang disebut tomografi. Ini berarti bahwa daerah yang akan
diperiksa adalah disinari dengan sinar-X pada banyak irisan tipis yang terpisah,
yang dapat dilihat secara individual atau dapat dikombinasikan untuk membentuk
tampilan tiga dimensi, sehingga memudahkan diagnosis yang lebih baik
(Kartawiguna & Georgiana, 2011:8).
Selama pemeriksaan CT, tubuh dipindai dalam bagian-bagian individu
sementara pasien bergerak di atas meja melalui gantry. Sebuah tabung sinar-X,
yang terletak di dalam cincin berbentuk donat, diarahkan menuju pusat cincin, di
mana pasien berbaring. Seberkas sinar-X berbentuk kipas dengan ketebalan 1 – 10
mm melewati pasien menuju detektor irisan berganda pada sisi yang berlawanan,
memungkinkan gambar dalam bentuk volume dibuat.
3. Ultrasound atau Sonography
Sonografi paling cocok untuk pencitraan terus menerus atau pemantauan,
karena ini adalah teknik yang sama sekali bebas risiko diagnostik dibandingkan
dengan radiografi, yang menggunakan radiasi berbahaya. Bahkan pemeriksaan
gema berganda (multiple echo) benar-benar aman bagi pasien. Untuk alasan ini,
sonografi, sebagai contoh, telah menjadi prosedur standar untuk pemantauan
kehamilan. USG mengkonversi pulsa elektrik ke gelombang suara, yang
ditransmisikan dari transduser atau probe ke tubuh. Tergantung pada berbagai
jenis jaringan tubuh, gelombang suara diserap dan dipantulkan secara berbeda.
Mereka dideteksi oleh probe dan komputer kemudian dihitung waktu kembalinya
gema dan intensitas gema, mengkonversi gelombang suara yang dipantulkan ke
dalam gambar (Kartawiguna & Georgiana, 2011:6).
5. Angiografi
Angiografi adalah pemeriksaan sinar-X khusus yang memungkinkan untuk
memvisualisasikan pembuluh darah. Aplikasi klinis khas berkisar dari visualisasi
pembuluh darah koroner, kepala, dan pembuluh arteri serviks dan vena, ke
pembuluh perifer di panggul dan ekstremitas. Metode ini memudahkan diagnosis
stenosis (penyempitan) dan trombosis (penyumbatan) dan bahkan penyembuhan
kondisi ini menggunakan teknik invasif khusus (Kartawiguna & Georgiana,
2011:10).
Angiografi menggunakan media kontras untuk memvisualisasikan
pembuluh darah. Media kontras diberikan melalui kateter yang ditempatkan
sedekat mungkin dengan pembuluh darah yang akan divisualisasikan. Sebuah
sistem sinar-X berbentuk lengan C (C-arm) yang dibutuhkan untuk melakukan
radiografi pembuluh darah. Alat ini dilengkapi dengan lengan berbentuk C yang
dapat bergerak dengan tabung sinar- X di satu ujung dan detektor panel datar pada
sisi yang lain.
2. Penyimpanan Dokumen
Setiap unit atau departemen radiologi diagnostik menyimpan dokumen –
dokumen tersebut di bawah ini:
a. Surat permintaan pelayanan radiologi diagnostik atau surat rujukan dokter.
b. Hasil pembacaan dan hasil pemeriksaan.
c. Catatan dosis.
d. Hasil pemantauan lingkungan dan daerah kerja.
e. Dokumen kepegawaian yang meliputi data diri tiap tenaga yang ada, sertifikat
atau bukti upaya peningkatan sumber daya manusia.
f. Catatan kondisi peralatan.
g. Kartu kesehatan pekerja.
Prinsip penyimpanan dokumen:
a. Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk rangkap asli.
b. Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis.
3. Keselamatan dan kesehatan kerja
4. PENGENDALIAN MUTU
Mutu pelayanan radiologi dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
pelayanan radiologi, meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan serta
sebagai bahan acuan dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan radiologi.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan Radiologi perlu adanya evaluasi sistem dan
prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan pelayanan, penyelenggaraan
pelayanan radiologi, hasil penyelenggaraan pelayanan dan perbaikan sarana yang
dilaksanakan secara intern dan rutin melalui rapat intern radiologi.
A. WAKTU PENGAMATAN
Waktu Pengamatan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 1 Oktober 2019.
B. TEMPAT PENGAMATAN
Tempat Pengamatan dilakukan di Instalasi Radiologi Diagnostik
RSUD Purbalingga. Pada tahun 1983 RSUD Purbalingga berdasarkan SK
Menteri Kesehatan Nomor : 223/ Menkes/ VI/ 1983 tentang perijinan
penetapan menjadi Rumah Sakit Kelas C.
D. LANGKAH-LANGKAH PENGAMATAN
1. Menentukan waktu dilakukan pengamatan.
2. Membuat janji dengan radiografer di Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD
Purbalingga.
3. Datang ke Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Purbalingga, untuk
melakukan pengamatan, pengambilan data dan wawancara dengan
radiografer.
4. Mengidentifikasi standar pelayanan di Instalasi Radiologi Diagnostik
RSUD Purbalingga menyusun makalah hasil pengamatan.
E. HASIL PENGAMATAN
1. JENIS PEMERIKSAAN
a Pemeriksaan Non Kontras
1. Thorax AP/ Lateral
2. Kepala
3. Sinus Paranasal
4. Abdomen / BNO
5. Abdomen 3 Posisi
6. Pelvis
7. Extremitas Atas (Humerus, Cubiti, Antebrachi,Wrist Joint, Manus)
8. Extremitas Bawah (Femur, Genu, Crurist, Ankle Joint, Pedis,
Calcaneus)
9. Vertebra Thoracolumbal, Vertebra Lumbosacral, Vertebra Cervical.
10. Ultrasonography (USG)
b Pemeriksaan Non Kontras
1. BNO IVP
2. Collon In Loop
3. HSG
4. Uretrografi
5. Uretrocystografi
6. Appendicografi
7. Oesofagus Maag Duodenum
8. Fistulografi
9. CT Scan dengan Kontras
Dalam pelaksanaan pemeriksaan dengan kontras persiapan yang dilakukan
oleh pasien rawat inap yakni dilakukan oleh perawat ruangan, sedangkan
untuk pasien rawat jalan di lakukan oleh petugas radiologi.
c Persetujuan Informed
f Pemberian Ekspertise
Pemberian Ekspertise dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi dengan
standar sebagai berikut:
1. Di dalam jam kerja
2. Di luar jam kerja pemeriksaan CITO Pemeriksaan Non CITO
g Penyerahan Hasil
Pasien Rawat Jalan Pasien Rawat Jalan mengambil sendiri hasil
pemeriksaan radiologi dengan munyebutkan Nama dan menunjukkan selip
pembayaran administrasi. Pada sant pasien mengambil hasil rongsen,
pasien harus menerjemahkan nama bisa tanda tangan pada buku
pengambilan foto.
Pasien Rawat Inap Petugas ruangan atau perawat ruangan mengambilkan
foto pasien yang ada diruangan dun kemudian direkam pada buku
mengambil foto.
h Pelayanan Pemeriksaan
2. KESELAMATAN KERJA
a Pengertian Keselamatan
c Klasifikasí Kecelakaan
3. PENGELOLAAN DATA
Prinsip penyimpanan dokumen:
a. Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk rangkap asli.
Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun sesuai
dengan Peraturan
4. MONITORING EVALUASI
Program monitoring dan evaluasi pelaksanaan mutu pelayanan instalasi
radiologi.
Indicator mutu yang diukur adalah pengukuran respon time waktu tunggu
pemeriksaan foto Thorax, respon time waktu pelaporan hasil pemeriksaan
laporan kasus, tolak analisis dan pemeriksaan pasien dan dokter pengirim.
a. Pengukuran respon time waktu pemeriksaan foto Thorax
Pengukuran waktu respon foto pemeriksaan Thorax Pengukuran waktu
tunggu pemeriksaan foto thorax berjalan dengan haik dengan waktu
mencapai rata-rata 72,2 menit per pasien, sesal target / standar yang
disediakan . Evaluasi dan persetujuan tindak lanjut yang telah ditentukan
b. Pengukuran waktu respon pelaporan hasil pemeriksaan kasus
Pengukuran waktu respon pelaporan hasil pelaporan kasus berikut:
1). Pemeriksaan perut 3 posisi dengan dingnosa ileus / perforasi berjalan
dengan baik, 100% hasil penilaian Pemeriksaan abdomen 3 posisi dengan
diagnosa ileus / perforasi kurang dari 60 menit, sessa arget / standar yang
ditetapkan. Evaluasi dan persetujuan tindak lanjut telah ditentukan,
2). Pemeriksaan thorax pasien ICU berjalan dengan baik, 100 9% laporan
hasil pemeriksaan foto thorax ICU kurang dari 60 menit, seuni target /
standar yang ditentukan. Evaluasi dan persetujuan tindak lanjut telah
ditentukan
3). Pemeriksaan CT Scan Kepala dengan diagnosa perdarahan berjalan
dengan baik, 100% hasil pemeriksaan CT Scan Kepala perdarahan kurang
dari 60 menit, sesuai target / standar yang ditentukan.
c. Pengukuran Reject Analisis
Pengukuran Tolak Analisis berjalan dengan baik. Semua fllm gagal
diterima, kemudian dihitung prosentasenya dan dievaluasi Prosentase film
gagal mencapai 1,90% sesuai target / standar yang ditentukan.
Rekomendasi tindak lanjut hasil tolak analisis yang dapat ditentukan
d. Pengukuran tingkat kepuasan pasien dan dokter pengirim.
Pengukuran tingkat kepuasan pasien dan dokter terhadap pelayanan
Radiologi melafui kuisioner belum dilakukan. Frekuensi pengukuran satu
tahun sekali
Penggunaan obat-obatan dan barang habis pakai dengan memperhatikan
waktu kadaluarsa. Barang yang dibutuhkan waktu kadaluarsa paling
pendek di gunakan terlebilebih dahulu.
A. KESIMPULAN
B. SARAN