RIRIN KURNIATI
P1337430116057
KELAS 2A
2018
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P1337430116057
Tanggal : 2018
Siswanto, S.ST
NIP. 19670330 199003 1 014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus
yang berjudul "Teknik Pemeriksaan Radiografi Intravena Urografi pada Kasus
Hematuria di Instalasi Radiologi RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi"guna memenuhi
tugas mata kuliah PKL II Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Radiodiagnostik
dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
iii
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi berkat dan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan studi
kasus ini. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
kata dan kekurangan. Akhir kata semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri khusnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................. i
E. Sistematika Penulisan................................................................................ 3
1. Pengertian ........................................................................................... 13
2. Tujuan ................................................................................................. 13
4. Persiapan............................................................................................. 14
v
a. Persiapan Pasien ............................................................................ 14
5. Proyeksi/posisioning........................................................................... 20
A. Pengamatan Kasus................................................................................... 32
6. Proyeksi/Posisioning ........................................................................... 37
E. Pembahasan ............................................................................................. 44
A. Kesimpulan.............................................................................................. 48
B. Saran ........................................................................................................ 48
Lampiran .................................................................................................................... 50
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.6 Pemasukan anti alergi secara drip infus kepada pasien
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Kedokteran saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia radiologi.
Setelah ditemukannya sinar-x oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895,
Dari waktu ke waktu pemanfaatan sinar-x menjadi sangat berkembang hingga saat
ini. Sampai sekarang, pemeriksaan dalam bidang radiologi ini dibutuhkan sebagai
untuk melihat sistem tractus urinarius dengan menggunakan media kontras positif
yang dimasukkan kedalam intra vena, dengan tujuan untuk melihat anatomi, fungsi
antara lain foto abdomen polos/ sebelum penyuntikan kontras, foto 5 menit, foto 15
menit, foto 30 menit, dan foto post miksi setelah penyuntikan media kontras.
Hematuria di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi. Pada Praktek Kerja Lapangan II ini
Soedjati Purwodadi”
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan laporan kasus ini, penulis
Purwodadi ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
Soedjati Purwodadi
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan kasus ini :
1. Bagi Penulis
Untuk memenuhi tugas Laporan Kasus Praktek Kerja Lapangan II, serta
Intravena Urografi.
Laporan kasus ini dapat memberi masukan dan saran yang berguna bagi rumah
2
dalam memeberikn pelayanan yang optimal tentang teknik pemeriksaan
3. Bagi Intitusi
4. Bagi Pembaca
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Laporan Kasus ini guna mempermudah pemahaman maka
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari penulisan laporan kasus.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
darah sehingga darah bersih dari zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
Keterangan gambar
1. Suprarenal (Adrenal) Gland
2. Left Kidney
3. Left Ureter
4. Urinary Bladder
5. Urethra
Sistem traktus urinarius ini terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinari, dan uretra
1. Ginjal
konkaf. Ginjal nomal memiliki panjang sekitar 4,5 inchi(11,5 cm), lebar 2
masing terletak disisi kanan dan kiri. Ginjal kanan lebih rendah dibanding
ginjal kiri karena adanya hati. Secara normal pada orang sthenic ginjal
4
menggantung setinggi vertebra thorakal 12 hingga lumbal 3. Pada
Setiap ginjal dilapisi oleh lapisan lemak yang disebut adipose capsule
dan renal fascia yang melindunginya dari gesekan dengan diafragma, vertebrae
lebih dari 2 inchi (5 cm) dengan perubahan dari posisi supine ke posisi
upright. Apabila pergeseran ginjal lebih dari 5 cm, kondisi ini disebut
dibentuk oleh pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf, dan ureter. Hilum
masuk kedalam membentuk rongga sentral yang disebut renal sinus yang
Keterangan gambar
1. Renal Capsule
2. Renal cortex
3. Renal sinus
4. Renal Medulla
5. Renal Pyramid
6. Renal Column
7. Minor Calyx
8. Major Calyx
9. Renal Papilla
10. Renal Pelvis
11. Hilum
12. Renal Artery
13. Renal Vein
5
Struktur makroskopik ginjal terdiri atas substansia kortikal pada bagian
luar dan substansia medularis pada bagian dalamnya dan dibungkus oleh
lapisan tipis jaringan fibrosa. Medulla dibentuk oleh 8-12 renal pyramid,
renalis yang menonjol kearah sinus renalis. Pada renal pyramid terdapat
tubulus pengumpul yang membuka pada papilla renalis dan berlanjut hingga
kalik minor. Kalik tampak menyerupai cawan bertangkai dimana empat sampai
enam kaliks minor bergabung membentuk kalik mayor dan dua hingga tiga
distal dan tubulus papilla (papilla vateri). Proksimal nefron terdiri atas
membranous cup berdinding ganda yang disebut kapsula bowman dan simpul
sebanyak 170 liter. Seseorang dapat bertahan dengan jumlah ginjal tidak
Darah ginjal disuplai oleh arteri renalis yang merupakan cabang dari
setiap ginjal disuplai oleh sebuah arteri renalis dan vena renalis akan
6
2. Ureter
inchi (25 – 30 cm) dan diameternya sekitar 1mm – 1cm. Letaknya menurun
dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga peritonium dan didepan dari
muskulus psoas dan prosessus transversus dari vertebra lumbal dan berjalan
menuju kebawah dan belakang serta didepan dari sayap os sacral kemudian
membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria secara gerakan peristaltik (ritmik).
Keterangan gambar
1. Uretropelvic Junction
2. Pelvic Brim
3. Uretrovesical Junction
4. Left Kidney
5. Left Psoas Major Muscle
6. Left Ureter
7. Urinary Bladder
b. Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh darah arteri
7
c. Ureterovesico junction, yaitu ureter masuk ke dalam kandung kemih pada
muskularis.
3. Vesika Urinaria
yang merupakan tempat penampungan dari urin yang dihasilkan oleh ginjal.
Letaknya sekitar bagian posterior dan superior dari simpisis pubis. Bagian –
a. Fundus, yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah, bagian
ini terpisah dari rektum oleh spatiom rectovesicale yang terisi oleh
Keterangan gambar
1. Ureter
2. Urinary Bladder
3. Ureteral Openings
4. Trigone
5. Internal Urethral Orifice
6. Urethra
7. External Urethral Orifice
bagian dalam yaitu lapisan mukosa. VU bervariasi dalam bentuk, ukuran dan
8
4. Uretra
Uretra adalah saluran sempit yang terdiri dari membrana mukosa dengan
muskulus yang berbentuk spinter pada bagian bawah dari VU. Letaknya agak
ke atas orivisium internal dari uretra pada VU, yang terbentang sepanjang 1,5
inchi (3,75 cm) pada wanita dan 7 – 8 inchi (18,75 cm) pada pria.
Keterangan gambar
1. Ureter
2. Bexiga
3. Trigonum
4. Uretra pars prostatica
5. Prostate
6. Glandula bulbourethral
7. Uretra pars membranosa
8. Uretra pars spongiosa
9. Penis
10. Orifisium eksterna uretra
a. Pars prostatika
b. Pras Membrana
c. Pars Kavernosa
uretra laki-laki juga berfungsi sebagai saluran ekskresi dari sistem repro
duksi.
9
B. Fisiologi Traktus Urinarius
1. Ginjal
Organ ginjal memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh. Fungsi dari
darah diantaranya urea dan uric acid. Jika kandungan kedua racun ini
2. Ureter
10
3. Vesika Urinaria
rugae (kerutan) dan dinding otot elastis sehingga vesika urinaria dapat
4. Uretra
eksterna. Selain itu uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher
a. Glomerulonefritis
b. Sindrom nefrotik
c. Nefritis
d. Hematuria
f. Pyelonefritis
g. Hidronefrosis
i. Vesikoureteral Refluks
j. Cystitis
11
2. Khusus
Hematuria
a. Pengertian Hematuria
dengan adanya darah atau sel darah merah didalam urin. Dalam hal ini
b. Gejala-gejala Hematuria
urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecoklatan karena mengandung sel
darah merah, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan sakit perut pada
bagian bawah, atau bahkan kesulitan buang air kecil. Umunya hematuria tidak
terasa sakit, tapi jika muncul darah yang mengggumpal bersama dengan urine
2. Infeksi ginjal
3. Batu ginjal
5. Kanker prostat
7. Kanker ginjal
12
8. Kelainan genetik
1. Pengertian
secara radiologi dari traktus urinarius (ginjal, ureter, kandung kemih, dan
2. Tujuan
sebagai berikut :
urinarius
3) Gagal jantung
4) Anemia
13
5) Gagal ginjal akut maupun kronik
7) Pheochrocytoma
8) Multiple myeloma
4. Persiapan
a. Persiapan Pasien
berikut :
2) Pada tengah malam tidak boleh makan lagi atau pasien puasa minimal
3) Pada malam hari penderita diberi obat pencahar yang berupa sulfas
sebanyak 6 butir.
14
5) Pasien dilarang merokok dan banyak bicara karena dapat
usus.
kontras dengan urin dan agar vesica urinaria tidak terlalau penuh
bisa dilakukan bila kadar ureum dan kreatinin pasien normal. Kadar
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan pada pemeriksaan IVU antara
lain:
1) Alat
a) Pesawat Rontgen
c) Grid
e) Stopwatch
f) Bengkok
g) Standar Infus
15
2) Bahan
a) Media Kontras
b) Spuit
c) Kapas Beralkohol
e) Sarung Tangan
c. Media Kontras
disekitarnya karena memiliki nilai densitas yang relative sama. Jenis media
kontras positif yaitu bahan kontras yang memiliki nomor atom dan
opaque.
1) Jenis
oleh media kontras ionic. Bahan kontras non ionic yang biasa
2) Teknik Memasukan
17
a) Skin tes
b) Tes langsung
(2) Memberikan obat anti alergi baik intra meskuler atau intra
a) Secara Bolus
19
3) Volume
a) Secara Bolus
selanjutnya.
posterior.
1) Posisi Pasien
2) Posisi obyek
a) Mid Sagital Plane (MSP) abdomen pasien tepat pada garis tengah
meja pemeriksaan.
3) Pengaturan Sinar
20
b) CP (Central Poin) : Pertengahan antara garis hubung kedua
krista iliaka
4) Eksposi
5) Kriteria gambar
simphisis pubis.
21
b. Penyuntikan Media Kontras
tensimeter dan melihat kadar ureum dan kreatininnya apakah normal atau
tidak. Apabila semuanya dalam keadaan normal maka pasien tersebut telah
calises ginjal.
a) Posisi pasien
b) Posisi obyek
(1) Mid Sagital Plane (MSP) abdomen pasien tepat pada garis
bawah.
c) Pengaturan sinar
22
d) Eksposi
e) Kriteria gambar
bawah.
23
a) Posisi pasien
b) Posisi obyek
pertengahan meja
lurus.
c) Eksposi
d) Kriteria Gambar
(1) Tampak batas atas vertebra thorakalis XII dan batas bawah
simphisis pubis
ureter.
24
Gambar 2.11 Radiograf IVP 15 menit
a) Proyeksi Antero-posterior
meja
kaki lurus.
25
Gambar 2.12 Proyeksi Antero-posterior
kemiringan 30o.
(a) Tampak ginjal kanan atau kiri, ureter kanan atau kiri
dan VU
vertebra lumbal
Tujuan foto post miksi dilakukan setelah penderita disuruh buang air
Postero-anterior
1) Posisi pasien
27
2) Posisi obyek
3) Pengaturan sinar
Plane.
4) Kriteria gambar
simphisis pubis.
28
Gambar 2.16 Radiograf Post Miksi (PM)
E. Proteksi Radiasi
untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi (PP
macam yaitu asas justifikasi (manfaat lebih besar dari resiko), limitasi
(batasan paparan radiasi yang diterima oleh tubuh tidak boleh melebihi batas
Efek Stokastik
29
- Umunya terjadi pada sel tunggal
Efek Non-Stokastik
- Adanya nilai dosis ambang ( dibawah dosis ini, efek radiasi tidak akan
terjadi ).
Nilai Batas Dosis yang diizinkan oleh BAPETEN yang dapat diterima oleh
- Dosis ekuivalen untuk kulit, tangan, dan kaki 500 mSv dalam 1 tahun
30
NBD Masyarakat Umum
31
BAB III
A. Pengamatan Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.SF
Umur : 22 tahun
Alamat : Lebak
Ruang : Teratai
No. RM : 438804
2. Riwayat Pasien
dari ruang Teratai untuk mendaftarkan pasiennya yang bernama TN.SF Pada
pemeriksaan serta reaksi dari obat yang akan dimasukkan seperti pusing dan
mual.
32
B. Prosedur Tetap Pemeriksaan Radiografi Intravena Urografi pada Kasus
gambaran organ tubuh (ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra) dan kelaianan
3. Persiapan Pasien
a. Dua hari sebelum pemeriksaan pasien makan bubur kecap dan makan
10 mg, 4 tablet sekaligus atau garam inggris 30 gram dicampur air matang)
pada jam 22.00 (±10 jam sebelum pemeriksaan), selanjutnya pasien puasa
makan boleh minum air putih mengurangi bicara dan tidak merokok
c. Pada keesokan harinya jam 05.00 (±2 jam sebelum pemeriksaan) diberikan
33
h. Petugas menjaga privasi pasien dengan menutup badan pasien dengan
a. Persiapan Alat
Stator : XS-AV
Tahun : 2004
Max Ma : 640 mA
Max s : 10 second
34
2) Imaging Plate
ukuran 35 cm x 43 cm.
3) Printer CR
b. Bahan
1) Spuit 20 mm ( 2 buah )
2) Spuit no 3 ml ( 1 buah )
3) Nedle no 18 ( 2 buah )
sebanyak 50 cc )
6) Dexametason ( 1 buah )
5. Media Kontras
suntik anti alergi sebanyak 5 cc untuk melihat adanya reaksi alergi pada pasien.
36
Media kontras yang digunakan pada pemeriksaan IVU di Instalasi
telah terpasang dengan kateter yang telah terpasang pada pembuluh darah vena.
6. Proyeksi/ Posisioning
1) Tujuan
tubuh.
membujur.
7) FFD : 100 cm
kV : 83 kV
mAs : 14 mAs
37
Gambar.3.7 Radiograf foto polos Abdomen proyeksi AP
38
c) Posisi objek : MSP abdomen tegak lurus dan segaris dengan
tubuh.
membujur.
ureter.
tubuh.
39
d) Kaset : mengatur kaset ukuran 35 cm x 43 cm
membujur.
urinaria.
tubuh.
membujur.
40
e) Arah sumbu sinar (CR) : vertikal tegak lurus terhadap
kaset.
tubuh.
membujur.
41
5) Arah sumbu sinar (CR) : vertikal tegak lurus terhadap film.
Pemeriksaan BNO-IVU
IVU : Nephrogram dx dan sn : Bentuk, ukuran, letak dbn. Fungsi exkresi baik
PCS
42
Kesan
Purwodadi
Soedjati Purwodadi mencakup berbagai hal yaitu pada asas proteksi radiasi dan
menyatakan tidak boleh ada paparan radiasi kepada pasien kecuali dengan alasan
manfaat radiasi lebih besar dari pada mudharat yang ditimbulkan. Contohnya
pada pasien pemeriksaan foto cranium yang tidak bisa tenang maka radiografer
berhak untuk menolak tidak melakukan foto karna nanti gambar yang akan
dihasilkan tidak akan baik dalam membantu menegakkan diagnosa dan pasien
menyatakan bahwa dosis radiasi terhadap individu harus dibatasi sesuai dengan
radiografer menggunakan alat monitor radiasi (film badge atau TLD pocket
radiasi).
43
Contohnya dengan memberikan faktor eksposi yang tepat dan menghindari
penggulangan foto.
1. Mengatur kolimasi dengan optimal, artinya hanya organ abdomen saja yang
4. Mengatur jarak sumber radiasi dengan pasien karena semakin dekat jarak
sumber radiasi dengan pasien maka paparan radiasi yang diterima akan semakin
besar.
5. Menyalakan lampu indikator radiasi dan mengunci pintu saat akan melakukan
pemeriksaan dan eksposi agar petugas yang lain maupun masyarakat tidak
E. Pembahasan
1. Persiapan Pasien
Radiografi Intravena Urografi yaitu dua hari sebelum pemeriksaan pasien hanya
boleh makan makanan rendah serat, pasien puasa minimal 8 jam sebelum
pemeriksaan, pada malam hari pasien diberi obat pencahar, pada pagi hari pasien
diberi dulkolax suposutoria, pasien dilarang merokok dan banyak bicara, pasien
Purwodadi yaitu dua hari sebelum pemeriksaan pasien hanya makan makanan
rendah serat, pasien puasa minimal 8 jam sebelum pemeriksaan, pada malam
44
hari pasien diberi obat pencahar, pada pagi harinya pasien diberi dulkolax
suposutoria, pasien dilarag merokok dan banyak bicara, pasien melakukan cek
creatinin, ureum, dan tensi darah, dan sebelum pemeriksaan pasien diminta
Persiapan Alat dan Bahan pada teori yaitu: alat ( Pesawat Rontgen, Kaset
dan Grid, Marker, Plester, Stopwatch, Bengkok ) dan bahan ( Media Kontras,
Soedjati Purwodadi yaitu: alat ( pesawat sinar-x, kaset imaging plate, automatic
processing film, CR, dry viewer ) dan bahan ( spuit, nedle, alcohol swab, media
Maka persiapan alat dan bahan secara teori dan Prosedur tetap
Radiologi RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi terdapat perbedaan pada kaset yang
45
3. Teknik Pemasukan Media Kontras
yaitu: secara bolus dan secara drip infus. Sedangkan pada Prosedur tetap
disuntikkan melalui drip infus yang telah terpasang dengan kateter yang sudah
Maka teknik pemasukan media kontras secara teori (Ballinger, 2011) dan
4. Proyeksi Pemeriksaan
BNO polos, injeksi media kontras foto 5 menit (antero-posterior), foto 15 menit
miksi (postero-anterior).
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi yaitu foto BNO polos, injeksi media kontras
teori pada foto 30 menit ada proyeksi RPO dan pada foto post miksi proyeksi
5. Proteksi Radiasi
radiasi yang diterima oleh tubuh tidak boleh melebihi yang telah ditentukan
oleh BAPETEN), dan optimasi (penggunaan dosis yang optimal) serta terdapat
3 prinsip dasar proteksi radiasi yang meliputi waktu, jarak, dan penahan
atau TLD pocket radiasi) dan optimasi dengan memberikan faktor eksposi yang
47
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
sedikit perbedaan dengan teori yang ada, khususnya pada pemasukan media
kontras dan proyeksi foto pada post injeksi media kontras. Meskipun demikian
B. Saran
ada pengawasan Dokter Ahli Radiologi yang bertugas, dimulai dari persiapan
48
DAFTAR PUSTAKA
Eugene D. Frank, Bruce W. Long, Barbara J. Smith. 2012. Merrill’s Atlas of Radiographic
Janqueira, Luis C. Dan J. Cameiro. 2007. Histologi Dasar : Teks dan Atlas Edisi 10.
EGC. Jakarta
49
LAMPIRAN
dan ureum
50
51