Anda di halaman 1dari 44

ANALISA DEMOGRAFI PASIEN DAN PEMERIKSAAN

RADIOLOGI INTERVENSI RSUP SANGLAH PADA TAHUN


2020

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kesehatan (S.Tr.Kes) pada
Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan

Disusun oleh :

Nama : Muhammad ichmam


NIM : 021902116

PROGRAM STUDI SARJANA


TERAPAN TEKNOLOGI
RADIOLOGI PENCITRAAN
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN
RADIOTERAPI BALI (ATRO BALI)
2020
HALAMAN
PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISA DEMOGRAFI PASIEN DAN PEMERIKSAAN


RADIOLOGI INTERVENSI RSUP SANGLAH
PADA TAHUN 2020

Nama : Muhammad Ichmam


NIM : 021902116

Dinyatakan layak untuk mengikuti ujian Skripsi Program Studi Sarjana Terapan

Teknologi Radiologi Pencitraan di Akademi Teknik Radiodiagnostik Dan

Radioterapi Bali.

Denpasar, Desember 2020

Pembimbing 2 Pembimbing 1

( I Putu Adi Susanta S.Si,M.Erg. ) ( I Putu Eka Juliantara, M.Tr.Kes(ID))


NIK : 204-0712-90-016 NIDN: 08-1407-9301

ii
HALAMAN
PENGESAHAN

Judul Skripsi : ANALISA DEMOGRAFI PASIEN DAN

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

INTERVENSI RSUP

SANGLAH PADA TAHUN 2020

Nama : Muhammad Ichmam

NIM : 021902116

Telah diujikan pada ujian Skripsi Program Studi Sarjana Terapan Teknologi

Radiologi Pencitraan oleh dewan penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal

DEWAN PENGUJI:

1. Penguji 1 : I Putu Eka Juliantara,S.Tr.Rad, M.Tr.Kes(ID) ( )

2. Penguji 2 : I Putu Adi Susanta S.Si, M.Erg. ( )

3. Penguji 3 : Putu Irma Wulandari, SST, M.DR ( )

Mengetahui,
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali
Direktur

dr.I Bagus Gede Dharmawan,Sp.Rad


NIK : 204-1009-70-006

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS
S AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad ichmam

NIM 021902116

Judul Skripsi : Analisa Demografi Pasien dan Pemeriksaan


Radiologi Intervensi RSUP Sanglah pada Tahun
2020
Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah karya asli penulis, apabila di kemudian hari

terbukti bahwa Skripsi ini tidak asli, maka penulis bersedia mendapatkan sanksi

sesuai peraturan yang berlaku.

Denpasar, Desember 2020

Penulis,

Muhammad ichmam
NIM : 021902116

iv
KATA
PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi sebagai salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Sarjana yang
Berjudul “ Analisa Demografi Pasien dan Pemeriksaan Radiologi
Intervensi RSUP Sanglah pada Tahun 2020” tepat pada waktunya.
Penyusunan Proposal Skripsi tidak lepas dari bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan kali ini penyusun ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak DR. Ir. I Wayan Adnyana, SH., M.Kn selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Usadha Teknik Bali.
2. Bapak dr. I Bagus Gede Dharmawan, Sp. Rad selakuDirektur Utama
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali
3. Bapak Putu Eka Juliantara selaku dan Bapak I Putu Adi Susanta
S.Si,M.Erg selaku dosen pembimbing Skripsi.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar serta Staf Akademi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali.
5. Seluruh petugas radiologi Rumah Sakit Rsup Sangalah Denpasar
6. Orang Tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan secara
moril dan materil.
7. Teman-teman Angkatan ke-I sarjana alih jenjang yang telah
memberikan dukungan, semangat serta motivasi yang secara moral
maupun material dalam pelaksanaan penyusunan Proposal Skripsi ini.
8. Serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
terimakasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi penyempurnaan proposal ini, serta penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyampaian Proposal Skripsi
Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan Proposal Sripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Denpasar, Desember 2020


Penulis
Muhammad ichmam

v
DAFTAR
ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ............................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ............................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ............................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
F. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
A. Sinar-X ........................................................................................................... 6
B. Fluoroskopi ..................................................................................................... 7
C. Proteksi Radiasi .............................................................................................. 9
D. Kateterisasi jantung ........................................................................................ 9
E. Coronary Angiography
Error! Bookmark not defined.
F. Pedoman ruangan
Error! Bookmark not defined.
G. Peralatan
Error! Bookmark not defined.
H. Persyaratan keselamatan
Error! Bookmark not defined.
BAB 3 METODE PENELITIAN......................................................................12
A. Rencana Penelitian ......................................................................................... 12
B. Variabel Penelitian
Error! Bookmark not defined.
C. Kerangka Konsep
Error! Bookmark not defined.
D. Definisi Operasional
Error! Bookmark not defined.
E. Populasi Dan Sampel
Error! Bookmark not defined.
F. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 12
G. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 12
H. Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................................... 13

vi
vii

I. Metode Analisis Data .....................................................................................13


J. Etika Penelitian...............................................................................................13

vii
DAFTAR
GAMBAR

Gambar 2.1. Gambar alat floroscopy .................................................................. 8


Gambar 2.2. Pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP Sanglah........................ 10

viii
DAFTAR
TABEL

Tabel 2.1 Pedoman ruangan intervensi ........................................................... 13

ix
x

Daftar Diagram
Diagram 4.2 Distribusi Penggunaan Media kontras pada Pemeriksaan
Radiologi Intervensi RSUP Sanglah Tahun 2020 .......................................... 20
x

LAMPIRAN LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN


lampiran 1 Halaman Persetujuan… ............................................... ii
lampiran 2 Halaman Pengesahan ..................................................iii
lampiran 3 Pernyataan Keaslian Penelitian .................................. iv
lampiran 4 Halaman Daftar Isi… ................................................... vi
lampiran 5 Halaman Daftar Table .................................................... ix
lampiran 6 Halaman Daftar Gambar ............................................ viii
lampiran 7 Halaman Daftar diagram............................................. x
lampiran 8 Kerangka Teori ............................................................ 1
lampiran 9 Kerangka Konsep .........................................................6
lampiran 10 Definisi Operasional ..................................................35
lampiran 11 Daftar pustaka ............................................................ 40
BAB 1

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian hampir


70% di dunia. PTM merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari
orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker,
diabetes, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Dari data penyakit
tidak menular, penyakit Jantung di Indonesia pada tahun 2018 tercatat
sebanyak 4,5% pada penduduk semua umur, dimana 4,7 % dari total yang
terdiagnosa diderita oleh lansia (>75 Tahun)[4]. Angka ini diperkirakan akan
terus meningkat seiring dengan meningkatnya prevalensi faktor risiko, seperti
hipertensi dan obesitas. Hal ini mendorong perhatian besar terhadap
penyediaan pelayanan kesehatan di bidang jantung dan pembuluh darah dan
salah satu wujudnya adalah dengan menambah jumlah Kateterisasi jantung di
rumah sakit yang memadai di seluruh Indonesia.[16]
Pada perkembangannya, banyak rumah sakit pemerintah baik rumah sakit
umum pusat atau daerah maupun rumah sakit swasta telah banyak
menyediakan laboratorium kateterisasi, walaupun jumlah dokter spesialis
jantung dan pembuluh darah (Sp.JP) yang mempunyai keahlian khusus
(subspesialis) intervensi masih jauh dibawah kebutuhan. Saat ini terdapat
sekitar 200an laboratorium kateterisasi dengan sekitar 15.000 prosedur yang
dilaporkan dalam setahun terakhir Keperluan akan adanya laboratorium
katerisasi menjadi sangat penting sebagai salah satu penunjang dalam prosedur
radiologi intervensi. [15]
Laboratorium kateterisasi jantung modern adalah fasilitas medis dan
radiologis yang kompleks, sangat canggih dimana pasien dengan penyakit

1
2

kronis-stabil dan mengancam jiwa dapat dievaluasi. Dengan perluasan


laboratorium dan peningkatan kompleksitas prosedur, penting untuk memiliki
sistem QA / QI aktif di tempat terlepas dari pengaturan laboratorium. [3]
Kateterisasi jantung adalah unit pelayanan non-struktural yang
menyediakan fasilitas serta menyelenggarakan kegiatan pelayanan diagnostik
dan terapetik, pendidikan/pelatihan dan penelitian. Rumah Sakit yang
diperbolehkan menyelenggarakan pelayanan Kateterisasi jantung adalah
Rumah Sakit Umum dan Khusus kelas A, B dan C yang memiliki dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah dengan kompetensi melakukan prosedur
diagnostik invasif dan intervensi non-bedah yang wajib di lakukan di setiap
rumah sakit yang memiliki tipe di atas.
Kateterisasi dikenal sebagai tindakan memasukkan selang kecil (kateter)
ke dalam pembuluh darah arteri dan/atau vena dan menelusurinya hingga ke
jantung, pembuluh darah lainnya dan/ atau organ lain yang dituju dengan
bantuan sinar-X. Penggunaan alat pencitraan diagnostik yang sama dengan
radiografi konvensional telah merevolusi praktik kedokteran menjadi suatu
prosedur pemandu diagnosa dan terapi penyakit secara real-time. Dengan
melakukan tindakan radiografi intervensi memungkinkan beberapa pasien
dapat menjalani prosedur invasif minimal dari yang telah ditargetkan).[16]
Dalam pelaksanaannya, radiografi intervensi memerlukan ruangan pesawat
fluoroscopy sebagai alat utama untuk dapat memberikan gambaran anatomi dan
patologi serta memandu jalannya pemeriksaan secara real time.

Pesawat sinar-X fluoroscopy merupakan sebuah pesawat pembangkit


sinar-X yang dapat digunakan untuk keperluan diagnosa medis. Sinar-X yang
dihasilkan oleh tabung generator akan diarahkan ke tubuh pasien
3

yang terdiri dari berbagai jaringan yang tidak homogen. Ketidakhomegenan ini
mengakibatkan sinar-X yang melewati tubuh pasien setelah berinteraksi dengan
berbagai jaringan tersebut menjadi tidak homogen juga. Sinar-X tersebut jika
mengenai layar pendar akan mengasilkan pendaran dengan intensitas cahaya
yang berbeda-beda. Perbedaan intensitas ini akan teramati sebagai perbedaan
kontras dan membentuk citra dari organ yang terlewati seperti paru-paru, tulang
dan sebagainya [2]. Selain komponen pesawat sinar-X, prosedur radiografi
intervensi memerlukan ruangan dan peralatan khusus karena seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan merupakan tindakan steril.

Rumah Sakit umum Pusat (RSUP) Sanglah merupakan salah satu Rumah
sakit pendidikan sekaligus RS rujukan untuk wilayah indonesia timur. RSUP
Sanglah memiliki unit khusus untuk melaksanakan prosedur Radiografi
Intervensi. Dengan meningkatnya permintaan prosedur radiografi intervensi
maka diperlukan pemetaan dan inventarisasi pada ruang radiografi intervensi
yang dalam hal ini ruang kateterisasi jantung. Berdasarkan observasi peneliti,
di Unit Radiografi Intervensi RSUP Sanglah belum pernah dilakukan analisa
demografi terkait dengan tindakan kateterisasi jantung. Hal ini penting
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk melihat keberhasilan RSUP Sanglah
dalam menjalankan prosedur Radiografi Intervensi sasuai dengan kebutuhan
tindakan terkait. Melihat adanya permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk mengangkat permasalahan ini menjadi suatu penelitian yang utuh dengan
judul “Analisa Demografi Pasien dan Pemeriksaan Radiologi Intervensi
RSUP Sanglah pada Tahun 2020”.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis mengangkat rumusan
masalah, yaitu: Bagaimana Analisa demografi pasien dan pemeriksaan
radiologi intervensi RSUP Sanglah pada tahun 2020?
4

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian terkait adalah untuk mengetahui
Analisa demografi pasien dan pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP
Sanglah Denpasar pada Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian terkait adalah untuk menganalisa sebaran pasien
dan jenis pemeriksaan yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar pada
Tahun 2020.

D. Ruang Lingkup
Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian maka penulis membatasi
ruang lingkup penelitian terkait. Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah
sebagai berikut:
1. Penulis hanya memfokuskan penelitian pada observasi karakteristik,
inventarisasi, serta sebaran jenis pemeriksaan radiologi Intervensional
2. Penulis melakukan pengambilan data prospektif pada tahun 2020 dengan
melakukan studi observasi pada April sampai Desember 2020 di RSUP
Sanglah Denpasar.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Institusi Pendidikan


dan peneliti selanjutnya sebagai landasan dan pustaka khususnya tentang
demografi intervensi di RSUP sanglah Denpasar.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini Juga diharapkan dapat bermanfaat bagi Instansi Rumah


Sakit sebagai pedoman dan acuan Radiologi Intervensi sesuai dengan
ketersediaan jenis pemeriksaan pada RS terkait. Peneliti
5

selanjutnya juga dapat menjadikan Penelitian ini acuan dalam


mengembangkan kemungkinan penelitian lanjutan yang dapat dilakukan
terkait dengan radiologi intervensi.

F. Keaslian Penelitian
Sepanjang studi literatur yang di lakukan, penulis tidak menemukan
penelitian yang serupa dilakukan di RSUP Sanglah.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sinar-X
Umumnya disebut sistem radiografi digital Sinar-X sudah dimanfaatkan di
berbagai aspek kehidupan masyarakat selama lebih dari satu dekade. Sinar-X
ditemukan oleh Wilhelm Rontgen pada tahun 1895 yang melakukan penelitian
mengenai keberadan sinar yang tidak tampak oleh mata telanjang dan dapat
menembus objek seperti buku, kayu dan obyek-obyek lainnya. Penggunaannya
untuk keperluan medis diawali ketika dia secara tidak sengaja mendapati
gambar telapak tangan istrinya yang dihasilkan dari sinar-X. Pada gambar
tersebut terlihat jelas tulang-tulang yang ada dalam jari-jari tangan[[1J,[2l.

Saat ini, selain untuk keperluan diagnosis medis, sinar-X juga digunakan di
berbagai bidang seperti keamanan transportasi meliputi pencitraan barang
bawaan penumpang maupun peti kemas, karakterisasi unsur, pengecekan cacat
pada produk seperti printed circuit board (PCB), dan lain sebagainya. Dalam
dunia medis, terdapat berbagai jenis perangkat diagnosis yang berbasis sinar-X,
antara lain pesawat sinar-X konvensional yang menggunakan film untuk
menangkap citra organ tubuh, pesawat sinar-X fluoroscopy untuk keperluan
diagnosis secara real-time, pesawat sinar-X digital yang menggunakan image
intensifier maupun detektor solid state untuk menangkap citra, serta perangkat
computed tomography (CT) yang dapat digunakan untuk merekonstruksi citra
tiga dimensi dari organ tubuh pasien. Di Indonesia sendiri, pesawat sinar-X
konvensional banyak terdapat di rumah sakit maupun klinik atau puskesmas
milik pemerintah. Banyaknya pemanfaatan pesawat sinar-X untuk keperluan
diagnosis medis dibandingkan dengan perangkat kedokteran nuklir lainnya
kemungkinan disebabkan karena pengoperasian dan perawatan pesawat sinar-X
relative

6
7

mudah dan aman karena hanya menghasilkan radiasi sinar-X pada saat alat
dioperasikan.

B. Fluoroskopi
Pesawat Fluoroskopi merupakan pesawat radiodiagnostik yang pada
awalnya dilakukan atas modalitas radiografi yang cenderung bersifat analog,
seiring perkembangan zaman teknologinya menjadi lebih praktis. Fluoroscopy
merupakan suatu teknik pencitraan yang real-time dengan resolusi temporal
yang tinggi. Teknik Fluoroskopi digunakan untuk melihat citra struktur, organ
atau cairan dalam tubuh pasien. Teknik Fluoroskopi ini dapat juga membantu
dokter untuk mendiagnose berbagai penyakit dan memandu prosedur
intervensional. [7]

Fluoroskopi merupakan pencitraan sinar-x real time untuk melihat dalam


tubuh pasien dengan resolusi tinggi. Sistem Fluoroskopi modern menggunakan
image intesifier (II), yang ukurannya meningkat dengan adanya kemajuan
teknologi. Pada mulanya ukuran diameter Image Intensifier 15 cm (6 inch), dan
saat ini dapat ditemui Image Intensifier dengan ukuran diameter 40 cm (16
inch). Sistem Fluoroscopy pada saat ini dilengkapi pula dengan kamera TV
modern yang mempunyai kualitas super dan resolusi tinggi. Dengan frame rate
pulsed Fluoroskopi yang variabel, dosis pasien dapat dikurangi dengan
memperoleh citra yang lebih baik dibanding dengan Fluoroskopi tahun 70 – 80
an. [7]

Pertama kali fluoroskopi ditampilkan didalam ruang gelap dan ahli


radiologi langsung melihat dari balik layar fluorescent. Reseptor untuk alat
fluoroskopi generasi pertama ini adalah berupa plat screen fluoroscent yang
akan menangkap sinar x setelah menembus bagian tubuh pasien. [15]

Sistem fluoroskopi modern menggunakan image intensifier yang


dihubungkan dengan tv monitor. Image intensifier adalah detektor yang
memiliki sensitivitas ribuan kali sensitivitas screen pada film radiografi.
8

Dengan sistem ini semua fungsi organ selama berlangsungnya pemeriksaan


dapat diamati langsung melalui tv monitor.[15]
Reseptor gambar radiografi digital menggantikan sistem fluorskopi dalam radiologi
diagnostik. Saat ini, radiografi terkomputasi (Bushberg, 2012) adalah modalitas
digital paling umum di bidang radiologi diagnostik. Ketika fluorskopi digunakan
dosis radiasi yang didapat oleh pasien relatif lebih tinggi, dengan sistem gambar real
time. Namun ketika dosis radiasi di naikkan akan menghasilkan gambar dengan
kualitas lebih baik. [16]

Alat fluoroscopy modern sekarang ini terdiri dari tube sinar-X fluoroscopy
dan penerima gambar (Image Receptor) yang berada pada alat C-Arm (Alat
yang berbentuk seperti huruf C), ada dua jenis desain tube sinar-X fluoroscopy,
yaitu yang berada dibawah meja pemeriksaan dan yang berada diatas meja
pemeriksaan tepatnya diatas tubuh pasien. [7]

Gambar 2.1. Alat floroscopy Ruang Radiologi Intervensi RSUP


Sanglah
9

C. Proteksi Radiasi
Berdasar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997, istilah
‘ketenaganukliran’ pada dasarnya mengacu bahan nuklir, zat radioaktif dan
atau sumber radiasi lainnya. Bahan nuklir (seperti uranium-235 dan plutonium-
239) digunakan untuk memproduksi energi listrik, sementara zat radioaktif
(seperti Cobalt-60 dan iridium-192) dan atau sumber radiasi lainnya (seperti
pesawat sinar-X atau LINAC, akselerator linier) telah dimanfaatkan di
berbagai bidang terutama medik, industri dan pertanian
[6] proteksi dan keselamatan radiasi disusun dengan dasar prinsip-prinsip yang
jelas dan terukur, sementara uraian tentang proteksi radiasi eksternal dan
proteksi radiasi internal akan memberikan pemahaman tentang cara dan upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah penerimaan dosis radiasi pada individu
dari sumber radiasi baik yang ada di luar tubuh maupun yang telahmasuk ke
dalam tubuh.

Dalam ketentuan umum proteksi radiasi diuraikan pula berbagai upaya dan
tindakan proteksi radiasi yang dipersyaratkan dan harus dilaksanakan berdasar
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, yaitu yang ditetapkan dalam
peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Persyaratan
tersebut meliputi pembagian daerah kerja, pemantauan pajanan daerah kerja
dan radioaktivitas lingkungan, pemantauan dosis pekerja, pemantauan
kesehatan pekerja radiasi, penerapan penghambat dosis dan tingkat rujukan
diagnostik. Penerapan upaya proteksi dan keselamatan radiasi pada aplikasi
ketenaganukliran di rumah sakit terdiri atas penerapan pada aplikasi
radiodiagnostik, radio terapi dan kedokteran nuklir.

D. Kateterisasi jantung
Kateterisasi (berasal dari kata cardiac catheterization, atau kateterisasi
jantung dan disingkat menjadi kateterisasi) adalah tindakan memasukkan
selang kecil (kateter) ke dalam pembuluh darah arteri dan/atau vena dan
10

menelusurinya hingga ke jantung, pembuluh darah lainnya dan/ atau organ lain
yang dituju dengan bantuan sinar-X. 2. Kateterisasi jantung (berasal dari kata
catheterization laboratory dan sering disingkat menjadi kateterisasi jantung)
adalah tempat melakukan tindakan kateterisasi baik yang bertujuan untuk
diagnostik (mencari gangguan struktur dan/ atau fungsi pada pembuluh darah
jantung, pembuluh darah lainnya, dan/ atau organ lain) dan/ atau terapetik
(memperbaiki gangguan struktur dan/ atau fungsi pembuluh darah jantung,
pembuluh darah lainnya, dan/ atau organ lain) 3. Untuk tujuan diagnostik,
tindakan ini lazim disebut prosedur diagnostik invasif 4. Untuk tujuan
terapetik, tindakan ini lazim disebut disebut prosedur intervensi invasif non-
bedah. [17]

Gambar 2.2.Pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP Sanglah


11
BAB 3

METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian terkait merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan observasional.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
crossectional dengan data sekunder atau retrospektif.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai Desember
2020 yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit RSUP Sanglah
Denpasar Bali.
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah hal yang diamati dalam penelitian ini
yaitu ruang radiologi intervensional RSUP Sanglah Denpasar dan seluruh
pemeriksaan radiologi intervensi yang dilakukan di RSUP Sanglah
Denpasar dengan mengambil data register pasien dan pemeriksaan untuk
dijadikan sampel dalam penelitian terkait.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Lembar worksheet / log book pemeriksaan Radiologi intervensi;
2. Kamera serta alat tulis.

D. Prosedur Penelitian
Penelitian Terkait dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Peneliti menyiapkan peralatan untuk dilakukannya observasi baik
dengan pengamatan.

12
13

2. Peneliti melakukan pengamatan sebaran jumlah dan jenis pemeriksaan


radiologi intervensi RSUP Sanglah Denpasar pada logbook/Sistem
terkait kemudian dilakukan pengisian pada worksheet yang
disediakan.
3. Data yang telah terkumpul akan dilakukan pengolahan dan Analisa
data.
E. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Observasi
Peneliti melaukan pengamatan pada sampel penelitian untuk dapat
mengumpulkan data konkret untuk dapat dibahas lebih mendalam sesuai
dengan tujuan penelitian.
2. Dokumentasi
Peneliti merekam dan mendokumentasikan data penelitian sebagai
bukti bahwa penelitian terkait dilaksanakan sesuai dengan tujuan
penelitian.
F. Metode Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian akan dianalisa dengan menggunakan
aplikasi Microsoft Excel untuk melihat sebaran data dan jenis pemeriksaan yang
terdapat pada ruang radiologi intervensi RSUP Sanglah Denpasar. Data yang
dianalisa akan disajikan dalam bentuk angka sebaran serta diagram untuk dapat
melihat demografi pemeriksaan radiologi intervensi di RSUP Sanglah Denpasar
secara menyeluruh pada tahun 2020.
G. Etika Penelitian
1. Beneficience (Bermanfaat atau Melakukan yang Baik untuk Kemanusiaan)
Prinsip ini adalah memaksimalkan manfaat dan meminimalkan kerugian.
Peneliti menjelaskan tentang keuntungan, yaitu dapat memperjelas hasil
citra yang dihasilkan dan membantu intervensionist secara visual
menegakkan diagnose kelainan yang terjadi.
14

2. Autonomy (Kebebasan untuk Diri Sendiri)


Penelitian ini memberikan kebebasan atas hak membuat keputusan sendiri.
yang mencakup judul penelitian, apa yang akan dilakukan dalam
penelitian, dan output yang diinginkan peneliti dalam penelitian ini.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian analisa demografi pemeriksaan radiologi intervensi

RSUP Sanglah pada tahun 2020 dilakukan dengan meninjau register

pasien yang telah didokumentasikan pada Google Sheet. Penelitian ini

menggunakan 128 pasien yang melakukan pemeriksaan radiologi

intervensi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Sanglah. Data yang

berhasil terkumpul pada penelitian ini terkait data karakteristik pasien,

jenis pemeriksaan, nilai Fluorotime, serta distribusi dosis dalam bentuk

dosis media kontras dan dosis radiasi baik berupa Dosis Air Kerma (mGy)

maupun Dose Area Product (DAP) dalam satuan mGy.cm2. Data tersebut

telah dilakukan pengolahan dan disajikan serta dianalisa dalam 3 sub

bagian berbeda.

1. Karakteristik Pasien

Dari 128 data pasien yang melakukan pemeriksaan radiologi

intervensi di RSUP Sanglah, dapat dilihat distribusi pasien dalam

karakteristik Umur, Berat badan, serta nilai Kreatinin yang digunakan

sebagai acuan pemeriksaan yang memanfaatkan media kontras.

Rekapitulasi data pada setiap karakteristik dapa dilihat pada tabel 4.1.

15
16

Tabel 4.1 Karakteristik Pasien Radiologi Intervensi RSUP Sanglah


2020
Karakteristik Jumlah % Min Max Range Mean
Jenis Kelamin
Laki Laki 106 82,8
Perempuan 22 17,2
Umur (Tahun) 0,02 85,5 85,48 52,60
Berat Badan (Kg) 3,50 176 172,50 65,07
Kreatinin (mg/dL) 0,15 25,8 25,65 1,90

Dari total pemeriksaan radiologi intervensi yang berhasil

dijadikan sampel, 82,8% pasien berjenis kelamin laki-laki, dan 17,2%

merupakan perempuan. Karakteristik umur pasien menunjukkan rata

rata umur 52,60 Tahun, dengan umur termuda 0,02 tahun (7 Hari saat

penelitian ini ditulis), dan umur tertua pada 85,5 Tahun.128 sampel

menunjukkan rata rata berat badan sebesar 65,07 Kg dengan berat

badan terendah 3,5 Kg (Pasien Balita) dan nilai tertinggi 176 Kg. Nilai

kreatinin sebagai syarat pemeriksaan menunjukkan rata rata sebesar

1,9 pada seluruh sampel yang diambil, dengan nilai terendah pada 0,15

mg/dL dan tertinggi 25,8 mg/dL.

2. Karakteristik Pemeriksaan

Pemerisaan Radiologi intervensi pada 128 pasien yang

dijadikan sampel dirangkum dalam tabel frekuensi untuk melihat

kecenderungan pemeriksaan yang dominan pada periode


17

penelitian ini dilakukan. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada tabel 4.2.

4.2. Distribusi Pemeriksaan Radiologi Intervensi pada RSUP Sanglah


Tahun 2020
Jenis Pemeriksaan Jumlah Persentase
Ablasi 2 1,56
Angiografi 2 1,56
Arteriografi 4 3,13
BAS 1 0,78
Coronary Angiografi 56 43,75
Early PCI 2 1,56
Fistulografi 1 0,78
PCI 9 7,03
PDA Closure 1 0,78
Penyadapan 3 2,34
Pericardiocentesis 3 2,34
Primary PCI 33 25,78
PTA 1 0,78
Rescue PCI 2 1,56
Temporary Pace Maker 2 1,56
Venografy 1 0,78
Venoplasty 3 2,34
Permanent Pace Maker 2 1,56
Total 128 100

Dari tabel diatas terdapat 18 jenis pemeriksaan Radiologi

Intervensi yang dilakukan di RSUP Sanglah pada tahun 2020.

Distribusi secara lengkap dapat dilihat lebih lanjut pada diagram 4.1.
18

Distribusi Jumlah Pemeriksaan

Venoplasty
Temporary Pace Maker
PTA
Pericardiocentesis
PDA Closure
Fistulografi Coronary
Angiografi
Arteriografi
Ablasi
0 10 20 30 40 50 60

Diagram 4.1. Distribusi Pemeriksaan Radiologi Intervensi


pada RSUP Sanglah Tahun 2020

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat distribusi

pemeriksaan radiologi intervensi yang dominan dilakukan di RSUP

Sanglah adalah pemeriksaan Coronary Angiography dengan jumlah 56

dari total 128 pemeriksaan yang berhasil dijadikan sampel penelitian

(43,75%) yang diikuti oleh primary PCI dan PCI dengan jumlah

pemeriksaan sebanyak 25,78% dan 7,03%. 15 Pemeriksaan lainnya

tercatat dilakukan dalam rentang jumlah 1-4 Pemeriksaan.

3. Distribusi Dosis

Data rekapitulasi dosis baik dosis media kontras yang

digunakan serta estimasi dosis radiasi yang diterima pasien pada setiap

pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 4.3.


19

Tabel 4.3. Distribusi Dosis Media kontras dan Estimasi Dosis Radiasi
pada pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP Sanglah
2020
Rata- Rata
Jenis Pemeriksaan Media FT DAP Air Kerma
Kontras (cc) (menit) (mGy.cm2) (mGy)
Ablasi 15,00 12,75 3300,78 130,00
Angiografi 45,00 12,23 7099,00 476,00
Arteriografi 62,00 9,42 1603,25 1397,25
BAS 45,00 20,44 295,00 41,00
Coronary Angiografi 52,50 8,83 22104,39 912,44
Early PCI 175,00 15,90 11976,62 1258,00
Fistulografi 90,00 10,56 648,00 52,00
PCI 96,11 10,44 13973,67 2354,67
PDA Closure 30,00 9,15 154,00 22,00
Penyadapan 50,00 5,79 697,00 68,33
Pericardiocentesis 25,00 9,26 4258,50 3024,00
Primary PCI 27,50 10,66 4065,00 2973,50
PTA 35,00 13,54 266,00 16,00
Rescue PCI 95,00 12,20 11476,05 986,75
Temporary Pace Maker 65,00 19,25 18087,31 2368,50
Venografy 80,00 9,01 150,00 10,00
Venoplasty 43,33 26,03 3055,48 449,36
Permanent Pace Maker 92,50 25,35 9340,92 996,00
Keterangan :
1. FT : Fluorotime Waktu paparan (lama penyinaran)
2. Air Kerma : Dosis paparan udara
3. DAP : (Dose Area Product) dosis paparan yang diterima

Tabel 4.3. Menunjukkan rata-rata nilai media kontras dan dosis

(DAP dan Air Kerma) serta nilai Fluorotime yang dibedakan pada

setiap pemeriksaan radiologi intervensi yang dilakukan. Distribusi

masing masing dosis dapat dilihat pada diagram 4.2 – 4.5.


20

Rata-Rata Media Kontras (cc)


Permanent Pace Maker
Venoplasty
Venografy
Temporary Pace Maker
Rescue PCI
PTA
Primary PCI
Pericardiocentesis
Penyadapan
PDA Closure
PCI
Fistulografi
Early PCI
Coronary Angiografi
BAS
Arteriografi
Angiografi
Ablasi
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00

Diagram 4.2. Distribusi Penggunaan Media kontras pada Pemeriksaan


Radiologi Intervensi RSUP Sanglah Tahun 2020

Dari Diagram diatas ditunjukkan bahwa penggunaan media

kontras paling banyak digunakan pada pemeriksaan early PCI dengan

jumlah rata rata penggunaan sebesar 175 cc dan rata rata terendah

penggunaan media kontras pada Tindakan ablasi dengan rata rata 15 cc

pada setiap pemeriksaan.


21

Rata-Rata FT (menit)
Permanent Pace Maker
Venoplasty
Venografy
Temporary Pace Maker
Rescue PCI
PTA
Primary PCI
Pericardiocentesis
Penyadapan
PDA Closure
PCI
Fistulografi
Early PCI
Coronary Angiografi
BAS
Arteriografi
Angiografi
Ablasi
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

Diagram 4.3. Distribusi nilai Fluorotime (FT) pada Pemeriksaan


Radiologi Intervensi RSUP Sanglah Tahun 2020

Diagram distribusi Fluorotime diatas menunjukkan lama waktu

penyinaran pada tindakan radiologi intervensi. Pemeriksaan dengan

Fluorotime terlama ditunjukkan pada pemeriksaan Venoplasty dengan

rata rata Fluorotime selama 26,03 menit, yang diikuti Tindakan

pemasangan Permanent Pace Maker selama rata rata 20,44 menit dan

Tindakan BAS selama rata rata 25,35 menit setiap Tindakan.

Fluorotime untuk 15 tindakan lainnya berkisar pada rata rata 5-19 menit

setiap Tindakan.
22

Rata-Rata DAP (mGy.cm2)


Permanent Pace Maker
Venoplasty
Venografy
Temporary Pace Maker
Rescue PCI
PTA
Primary PCI
Pericardiocentesis
Penyadapan
PDA Closure
PCI
Fistulografi
Early PCI
Coronary Angiografi
BAS
Arteriografi
Angiografi
Ablasi
0.00 5000.00 10000.00 15000.00 20000.00 25000.00

Diagram 4.4. Distribusi Dose Area Product (DAP) pada Pemeriksaan


Radiologi Intervensi RSUP Sanglah Tahun 2020

DAP yang pada diagram 4.4 menunjukkan pemeriksaan

Radiologi Intervensi Coronary Angiography mendapatkan nilai DAP

tertinggi yaitu dengan rata rata DAP sebesar 22104,39 mGy.cm2 dan

DAP terendah ditunjukkan pada pemeriksaan venografi dengan DAP

sebesar 150 mGy.cm2. Pemeriksaan lain yang memperoleh DAP yang

besar selain tindakan Coronary Angiography adalah tindakan

Pemasangan Temporary Pace Maker, PCI yang termasuk didalamnya

Early PCI dan Rescue PCI.


23

Rata-Rata Kerma (mGray)


Permanent Pace Maker
Venoplasty
Venografy
Temporary Pace Maker
Rescue PCI
PTA
Primary PCI
Pericardiocentesis
Penyadapan
PDA Closure
PCI
Fistulografi
Early PCI
Coronary Angiografi
BAS
Arteriografi
Angiografi
Ablasi
0.00 500.00 1000.001500.002000.002500.003000.003500.00

Diagram 4.5. Distribusi Dosis Air Kerma pada Pemeriksaan Radiologi


Intervensi RSUP Sanglah Tahun 2020
Dosis Permukaan atau yang dikenal sebagai Air Kerma pada

pemeriksaan radiologi intervensi RSUP Sanglah pada tahun 2020

menunjukkan bahwa tindakan Pericardiocentesis memperoleh nilai

Kerma tertinggi dengan rata rata dosis sebesar 3024 mGy, yang diikuti

pemeriksaan Primary PCI pada urutan kedua dengan rata rata dosis

sebesar 2973,5 mGy. Nilai Kerma terendah ditunjukkan pada tindakan

PDA Closure dan Venografi yang menunjukkan nilai dosis permukaan

sebesar 22 mGy (PDA) dan 10mGy (Venografi).

B. Pembahasan

Dengan perkembangan modalitas imejing yang sangat pesat,

Diagnosa dan terapi pada pasien menjadi semakin akurat. Radiologi

Intervensi tetap menjadi Gold Standard pada beberapa tindakan baik


24

sebagai modalitas diagnostik maupun terapi. Melihat distribusi

pemeriksaan radiologi RSUP Sanglah yang di dominasi pada tindakan

pasien dengan kelainan jantung, hal ini sejalan dengan masih tingginya

prevalensi penyakit jantung di Indonesia seperti yang ditunjukkan data

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit

jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di

Indonesia menderita penyakit jantung.

Besarnya prevalensi tersebut memerlukan prosedur diagnosa dan

terapi yang cepat dan akurat untuk dapat meminimalisir komplikasi yang

terjadi. Coronary Angioprahy pada hasil penelitian ini menunjukkan

pemeriksaan yang dominan dilakukan dengan jumlah pemeriksaan

sebanyak 56 tindakan atau sebesar 43,75% dari 128 tindakan yang tercatat.

Coronary Angiography merupakan Prosedur pemeriksaan intervensional

kateterisasi jantung dengan bantuan alat Fluoroskopi dengan teknik

pencitraan yang real-time dengan resolusi yang tinggi [11].

Meskipun masih dinyatakan sebagai Gold Standard dalam diagnosa

dan terapi pada penyakit vascular, Tindakan radiologi intervensi tetap

memiliki resiko paparan radiasi pada setiap tindakan yang dilakukan.

menurut Code of Practice, direkomendasikan untuk melakukan

pengukuran Air Kerma Area Product (AKAP) untuk memonitor eksposur

terhadap pasien selama menjalani pemeriksaan


25

menggunakan fluoroskopi [12], salah satu aspek eksposur dalam penelitian

ini adalah waktu penyinaran (Fluorotime). Tindakan Radiologi Intervensi

di RSUP Sanglah dilengkapi dengan indikator untuk memonitoring dosis

yang diterima pasien selama pemeriksaan. Indikator tersebut berupa waktu

penyinaran (fluorotime), Dose Area Product (DAP), dan Air kerma.

Berdasarkan data yang diperoleh pada 128 pasien yang dilakukan

tindakan Radiologi Intervensi di RSUP Sanglah, untuk nilai Fluorotime

Tertinggi ditunjukkan pada pemeriksaan Venoplasty dengan rata rata

Flourotime sebesar 26,03 menit, yang diikuti dengan tindakan pemasangan

Permanent Pace Maker (25,35 menit) dan tindakan Balloon Mitral

Valvuloplasty (BAS) dengan rata rata FT sebesar 20,44 menit. Perbedaan

pada Fluorotime setiap tindakan dipengaruhi beberapa hal seperti tingkat

kesulitan pemeriksaan, letak anatomi, tingkat keparahan, dan informasi

yang diperlukan pada setiap tindakan.

Nilai DAP yang ditunjukkan pada pemeriksaan Radiologi

Intervensi RSUP Sanglah menunjukkan tindakan Coronary Angiography

mendapatkan nilai DAP tertinggi yaitu dengan rata rata DAP sebesar

22104,39 mGy.cm2 dan DAP terendah ditunjukkan pada pemeriksaan

venografi dengan DAP sebesar 150 mGy.cm2. DAP memberikan indikasi

dosis radiasi yang diterima oleh pasien dalam studi radiografi dan

fluoroskopi. DAP dihitung sebagai produk dari


26

dosis dan luas berkas (mGy.cm2), dan diukur dengan menggunakan

ionization chamber.

Selain nilai DAP, indikator dosis permukaan juga disajikan dalam

setiap pemeriksaan. Keluaran radiasi sinar-X adalah besarnya nilai paparan

radiasi (X) atau kerma udara (K) pada berkas utama sinar

-X yang diukur di udara bebas pada jarak tertentu (umumnya 100 cm dari

titik fokus) tanpa kontribusi hamburan balik. Pada terminologi

internasional, disebut dengan Incident Air Kerma (INAK). Keluaran

radiasi ini dapat menjadi salah satu indikator awal terhadap dosis lain yang

ingin diukur dalam suatu tindakan radiologi intervensi [13].

Dari diagram 4.5 dapat dilihat bahwa bahwa tindakan

Pericardiocentesis memperoleh nilai Kerma tertinggi dengan rata rata dosis

sebesar 3024 mGy, yang diikuti pemeriksaan Primary PCI pada urutan

kedua dengan rata rata dosis sebesar 2973,5 mGy. Satuan Air Kerma sama

dengan satuan dosis yang diserap namun kerma bisa berbeda dengan dosis

yang diserap, tergantung pada energi yang terlibat. Ini karena energi

ionisasi tidak diperhitungkan. Sementara kerma kira-kira sama dengan

dosis yang diserap pada energi rendah, kerma jauh lebih tinggi daripada

dosis yang diserap pada energi yang lebih tinggi, karena beberapa energi

keluar dari volume penyerap dalam bentuk bremsstrahlung (sinar-X) atau

elektron yang bergerak cepat, dan tidak dihitung sebagai dosis

terserap[14].
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan Skripsi yang berjudul Analisa Demografi

Pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP Sanglah pada Tahun 2020 dapat

diambil kesimpulan bahwa :

1. Pasien terbanyak dalam pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP

Sanglah adalah pasien laki-laki dengan jumlah 106 pasien (82,8%)

sedangkan untuk jenis kelamin perempuan dengan jumlah 22 pasien

(22,17%).

2. Pemeriksaan Radiologi Intervensi yang paling banyak dilakukan di

RSUP Sanglah pada tahun 2020 adalah pemeriksaan Coronary

Angiografi dengan jumlah sebanyak 56 dengan nilai persentase 43,75%.

3. Penggunaan Media kontras terbanyak di lakukan pada pemeriksaan

Early PCI dengan jumlah 175cc sedangkan untuk penggunaan Media

kontras terendah ialah pemeriksaan Ablasi sebesar 15cc,

4. Dari seluruh pemeriksaan radiologi intervensi di RSUP Sanglah 2020,

Venoplasty menunjukkan waktu penyinaran (fluorotime) tertinggi

dengan waktu 26,03 menit sedangkan pemeriksaan dengan

27
28

waktu penyinaran (fluorotime) terendah adalah pemeriksaan

penyedapan dengan waktu 5,79 menit.

5. DAP terbesar ditunjukkan pada Tindakan Coronary Angiography

dengan DAP 22104,39 mGy.cm2 dan paling terendah pada pemeriksaan

Venografi dengan DAP 150,00 mGy.cm2

6. Tindakan Pericardiocentesis memperoleh nilai Kerma tertinggi dengan

rata rata dosis sebesar 3024 mGy dan nilai Kerma terendah ditunjukkan

pada tindakan Venografi yang menunjukkan nilai dosis permukaan

sebesar 10mGy.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisa demografi pasien dan pemeriksaan

Radiografi Intervensional di RSUP Sanglah maka dapat penulis sarankan

untuk dilakukan penelitian lanjutan terkait dengan kecenderungan perbedaan

yang timbul pada nilai DAP nilai Air Kerma yang dihasilkan pada setiap

pemeriksaan untuk dapat dilihat hubungan terkait dua indikator dosis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. D. buku pedoman cath lab. pedoman kateterisasi jantung dan pembuluh darah Perki
(2018) Hal 5-6.
[2]. PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY:
PEMBUATAN PROTOTIP. Proseding pertemuan Ifmiah Rekayasa Perangkat
Nuklir PRPN-BATAN, (2011) , 106- 7.
[3]. Cardiology, J.o. American College of Cardiology Foundation/Society for
Cardiovascular Angiography and Interventions Expert Consensus Document on
Cardiac Catheterization Laboratory Standards Update.(2012) Volume 59, Issue.
[4]. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan ,Indonesia (2018) 79-81.
[5]. American Cardiovascular Angiography and Interventions Expert Consensus
Document on Cardiac Catheterization Laboratory Standards Update. American
College of Cardiology Foundation/ Society for Cardiovascular Angiography and
Interventions Expert Consensus Document on Cardiac Catheterization Laboratory
Standards Update)(2012), 4 - 8.

[6]. Hiswara, E.. Buku Pintar Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit.(2015)
[7]. Ayu D S W, G., Abdullah, B., & Tahir,.Analisis Kolimasi Berkas Sinar-X Pada
Pesawat Fluoroscopy (Mobile C-Arm) Dirumah Sakit Universitas Hasanuddin,
(Ii)(2016), 6.
[8]. Jounaral of The American College of Cardiology by the american college of
cardiology foundation publishedby elsevier(2018) vol.201, No. 8
[9]. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Instalasi Sterilisasi Sentral(Jakarta,
September 2012)
[10]. Martín Paraíso LaboraTutor: Mónica Abella GarcíaLeganés, febrero de 2013
[11]. Bapeten, Profil Keluaran Radiasi: Fitur penting dalam estimasi dosis pasien
radiologi.https://idrl.bapeten.go.id/index.php/site/publication/27(Diakses Pada 27
Desember 2020)
[12]. Radiation Oncology Physics: A Handbook For Teachers AndStudents,
INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, VIENNA IAEA. ( 2005)
[13]. Sprawls, Yulfiatry. (2010).
[14]. A.M.Costa, M.S. Pelegrino. (2014).
[15] . Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2018) [16].
RSNA (2018)

[17]. . Riskesdes PREVALENSI PENYAKIT JANTUNG (DIAGNOSIS DOKTER)


MENURUT KARAKTERISTIK, 2018
DATA LAMPIRAN DATA

Lampiran data 1
Karakteristik Responden Jumlah Persentase Min Max Rentang Mean
Jenis Kelamin
Laki Laki 106 82.8
Perempuan 22 17.2
Umur (Tahun) #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
Berat Badan (Kg) 3.50 176 172.50 65.07
Kreatinin 0.15 25.8 25.65 1.90

Lampiran data 2

Rata-Rata
Jenis Pemeriksaan
Media Kontras FT DAP Kerma
Ablasi 15.00 12.75 3300.78 130.00
Angiografi 45.00 12.23 7099.00 476.00
Arteriografi 62.00 9.42 1603.25 1397.25
BAS 45.00 20.44 295.00 41.00
Coronary Angiografi 52.50 8.83 22104.39 912.44
Early PCI 175.00 15.90 11976.62 1258.00
Fistulografi 90.00 10.56 648.00 52.00
PCI 96.11 10.44 13973.67 2354.67
PDA Closure 30.00 9.15 154.00 22.00
Penyadapan 50.00 5.79 697.00 68.33
Pericardiocentesis 25.00 9.26 4258.50 3024.00
Primary PCI 27.50 10.66 4065.00 2973.50
PTA 35.00 13.54 266.00 16.00
Rescue PCI 95.00 12.20 11476.05 986.75
Temporary Pace Maker 65.00 19.25 18087.31 2368.50
Venografy 80.00 9.01 150.00 10.00
Venoplasty 43.33 26.03 3055.48 449.36
Permanent Pace Maker 92.50 25.35 9340.92 996.00

Anda mungkin juga menyukai