SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kesehatan (S.Tr.Kes) pada
Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan
Disusun oleh :
Dinyatakan layak untuk mengikuti ujian Skripsi Program Studi Sarjana Terapan
Radioterapi Bali.
Pembimbing 2 Pembimbing 1
ii
HALAMAN
PENGESAHAN
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
INTERVENSI RSUP
NIM : 021902116
Telah diujikan pada ujian Skripsi Program Studi Sarjana Terapan Teknologi
Radiologi Pencitraan oleh dewan penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal
DEWAN PENGUJI:
Mengetahui,
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali
Direktur
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS
S AKHIR
NIM 021902116
terbukti bahwa Skripsi ini tidak asli, maka penulis bersedia mendapatkan sanksi
Penulis,
Muhammad ichmam
NIM : 021902116
iv
KATA
PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi sebagai salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Sarjana yang
Berjudul “ Analisa Demografi Pasien dan Pemeriksaan Radiologi
Intervensi RSUP Sanglah pada Tahun 2020” tepat pada waktunya.
Penyusunan Proposal Skripsi tidak lepas dari bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan kali ini penyusun ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak DR. Ir. I Wayan Adnyana, SH., M.Kn selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Usadha Teknik Bali.
2. Bapak dr. I Bagus Gede Dharmawan, Sp. Rad selakuDirektur Utama
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali
3. Bapak Putu Eka Juliantara selaku dan Bapak I Putu Adi Susanta
S.Si,M.Erg selaku dosen pembimbing Skripsi.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar serta Staf Akademi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali.
5. Seluruh petugas radiologi Rumah Sakit Rsup Sangalah Denpasar
6. Orang Tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan secara
moril dan materil.
7. Teman-teman Angkatan ke-I sarjana alih jenjang yang telah
memberikan dukungan, semangat serta motivasi yang secara moral
maupun material dalam pelaksanaan penyusunan Proposal Skripsi ini.
8. Serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
terimakasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi penyempurnaan proposal ini, serta penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyampaian Proposal Skripsi
Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan Proposal Sripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
v
DAFTAR
ISI
vi
vii
vii
DAFTAR
GAMBAR
viii
DAFTAR
TABEL
ix
x
Daftar Diagram
Diagram 4.2 Distribusi Penggunaan Media kontras pada Pemeriksaan
Radiologi Intervensi RSUP Sanglah Tahun 2020 .......................................... 20
x
LAMPIRAN LAMPIRAN
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
1
2
yang terdiri dari berbagai jaringan yang tidak homogen. Ketidakhomegenan ini
mengakibatkan sinar-X yang melewati tubuh pasien setelah berinteraksi dengan
berbagai jaringan tersebut menjadi tidak homogen juga. Sinar-X tersebut jika
mengenai layar pendar akan mengasilkan pendaran dengan intensitas cahaya
yang berbeda-beda. Perbedaan intensitas ini akan teramati sebagai perbedaan
kontras dan membentuk citra dari organ yang terlewati seperti paru-paru, tulang
dan sebagainya [2]. Selain komponen pesawat sinar-X, prosedur radiografi
intervensi memerlukan ruangan dan peralatan khusus karena seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan merupakan tindakan steril.
Rumah Sakit umum Pusat (RSUP) Sanglah merupakan salah satu Rumah
sakit pendidikan sekaligus RS rujukan untuk wilayah indonesia timur. RSUP
Sanglah memiliki unit khusus untuk melaksanakan prosedur Radiografi
Intervensi. Dengan meningkatnya permintaan prosedur radiografi intervensi
maka diperlukan pemetaan dan inventarisasi pada ruang radiografi intervensi
yang dalam hal ini ruang kateterisasi jantung. Berdasarkan observasi peneliti,
di Unit Radiografi Intervensi RSUP Sanglah belum pernah dilakukan analisa
demografi terkait dengan tindakan kateterisasi jantung. Hal ini penting
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk melihat keberhasilan RSUP Sanglah
dalam menjalankan prosedur Radiografi Intervensi sasuai dengan kebutuhan
tindakan terkait. Melihat adanya permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk mengangkat permasalahan ini menjadi suatu penelitian yang utuh dengan
judul “Analisa Demografi Pasien dan Pemeriksaan Radiologi Intervensi
RSUP Sanglah pada Tahun 2020”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis mengangkat rumusan
masalah, yaitu: Bagaimana Analisa demografi pasien dan pemeriksaan
radiologi intervensi RSUP Sanglah pada tahun 2020?
4
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian terkait adalah untuk mengetahui
Analisa demografi pasien dan pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP
Sanglah Denpasar pada Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian terkait adalah untuk menganalisa sebaran pasien
dan jenis pemeriksaan yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar pada
Tahun 2020.
D. Ruang Lingkup
Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian maka penulis membatasi
ruang lingkup penelitian terkait. Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah
sebagai berikut:
1. Penulis hanya memfokuskan penelitian pada observasi karakteristik,
inventarisasi, serta sebaran jenis pemeriksaan radiologi Intervensional
2. Penulis melakukan pengambilan data prospektif pada tahun 2020 dengan
melakukan studi observasi pada April sampai Desember 2020 di RSUP
Sanglah Denpasar.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
F. Keaslian Penelitian
Sepanjang studi literatur yang di lakukan, penulis tidak menemukan
penelitian yang serupa dilakukan di RSUP Sanglah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sinar-X
Umumnya disebut sistem radiografi digital Sinar-X sudah dimanfaatkan di
berbagai aspek kehidupan masyarakat selama lebih dari satu dekade. Sinar-X
ditemukan oleh Wilhelm Rontgen pada tahun 1895 yang melakukan penelitian
mengenai keberadan sinar yang tidak tampak oleh mata telanjang dan dapat
menembus objek seperti buku, kayu dan obyek-obyek lainnya. Penggunaannya
untuk keperluan medis diawali ketika dia secara tidak sengaja mendapati
gambar telapak tangan istrinya yang dihasilkan dari sinar-X. Pada gambar
tersebut terlihat jelas tulang-tulang yang ada dalam jari-jari tangan[[1J,[2l.
Saat ini, selain untuk keperluan diagnosis medis, sinar-X juga digunakan di
berbagai bidang seperti keamanan transportasi meliputi pencitraan barang
bawaan penumpang maupun peti kemas, karakterisasi unsur, pengecekan cacat
pada produk seperti printed circuit board (PCB), dan lain sebagainya. Dalam
dunia medis, terdapat berbagai jenis perangkat diagnosis yang berbasis sinar-X,
antara lain pesawat sinar-X konvensional yang menggunakan film untuk
menangkap citra organ tubuh, pesawat sinar-X fluoroscopy untuk keperluan
diagnosis secara real-time, pesawat sinar-X digital yang menggunakan image
intensifier maupun detektor solid state untuk menangkap citra, serta perangkat
computed tomography (CT) yang dapat digunakan untuk merekonstruksi citra
tiga dimensi dari organ tubuh pasien. Di Indonesia sendiri, pesawat sinar-X
konvensional banyak terdapat di rumah sakit maupun klinik atau puskesmas
milik pemerintah. Banyaknya pemanfaatan pesawat sinar-X untuk keperluan
diagnosis medis dibandingkan dengan perangkat kedokteran nuklir lainnya
kemungkinan disebabkan karena pengoperasian dan perawatan pesawat sinar-X
relative
6
7
mudah dan aman karena hanya menghasilkan radiasi sinar-X pada saat alat
dioperasikan.
B. Fluoroskopi
Pesawat Fluoroskopi merupakan pesawat radiodiagnostik yang pada
awalnya dilakukan atas modalitas radiografi yang cenderung bersifat analog,
seiring perkembangan zaman teknologinya menjadi lebih praktis. Fluoroscopy
merupakan suatu teknik pencitraan yang real-time dengan resolusi temporal
yang tinggi. Teknik Fluoroskopi digunakan untuk melihat citra struktur, organ
atau cairan dalam tubuh pasien. Teknik Fluoroskopi ini dapat juga membantu
dokter untuk mendiagnose berbagai penyakit dan memandu prosedur
intervensional. [7]
Alat fluoroscopy modern sekarang ini terdiri dari tube sinar-X fluoroscopy
dan penerima gambar (Image Receptor) yang berada pada alat C-Arm (Alat
yang berbentuk seperti huruf C), ada dua jenis desain tube sinar-X fluoroscopy,
yaitu yang berada dibawah meja pemeriksaan dan yang berada diatas meja
pemeriksaan tepatnya diatas tubuh pasien. [7]
C. Proteksi Radiasi
Berdasar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997, istilah
‘ketenaganukliran’ pada dasarnya mengacu bahan nuklir, zat radioaktif dan
atau sumber radiasi lainnya. Bahan nuklir (seperti uranium-235 dan plutonium-
239) digunakan untuk memproduksi energi listrik, sementara zat radioaktif
(seperti Cobalt-60 dan iridium-192) dan atau sumber radiasi lainnya (seperti
pesawat sinar-X atau LINAC, akselerator linier) telah dimanfaatkan di
berbagai bidang terutama medik, industri dan pertanian
[6] proteksi dan keselamatan radiasi disusun dengan dasar prinsip-prinsip yang
jelas dan terukur, sementara uraian tentang proteksi radiasi eksternal dan
proteksi radiasi internal akan memberikan pemahaman tentang cara dan upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah penerimaan dosis radiasi pada individu
dari sumber radiasi baik yang ada di luar tubuh maupun yang telahmasuk ke
dalam tubuh.
Dalam ketentuan umum proteksi radiasi diuraikan pula berbagai upaya dan
tindakan proteksi radiasi yang dipersyaratkan dan harus dilaksanakan berdasar
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, yaitu yang ditetapkan dalam
peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Persyaratan
tersebut meliputi pembagian daerah kerja, pemantauan pajanan daerah kerja
dan radioaktivitas lingkungan, pemantauan dosis pekerja, pemantauan
kesehatan pekerja radiasi, penerapan penghambat dosis dan tingkat rujukan
diagnostik. Penerapan upaya proteksi dan keselamatan radiasi pada aplikasi
ketenaganukliran di rumah sakit terdiri atas penerapan pada aplikasi
radiodiagnostik, radio terapi dan kedokteran nuklir.
D. Kateterisasi jantung
Kateterisasi (berasal dari kata cardiac catheterization, atau kateterisasi
jantung dan disingkat menjadi kateterisasi) adalah tindakan memasukkan
selang kecil (kateter) ke dalam pembuluh darah arteri dan/atau vena dan
10
menelusurinya hingga ke jantung, pembuluh darah lainnya dan/ atau organ lain
yang dituju dengan bantuan sinar-X. 2. Kateterisasi jantung (berasal dari kata
catheterization laboratory dan sering disingkat menjadi kateterisasi jantung)
adalah tempat melakukan tindakan kateterisasi baik yang bertujuan untuk
diagnostik (mencari gangguan struktur dan/ atau fungsi pada pembuluh darah
jantung, pembuluh darah lainnya, dan/ atau organ lain) dan/ atau terapetik
(memperbaiki gangguan struktur dan/ atau fungsi pembuluh darah jantung,
pembuluh darah lainnya, dan/ atau organ lain) 3. Untuk tujuan diagnostik,
tindakan ini lazim disebut prosedur diagnostik invasif 4. Untuk tujuan
terapetik, tindakan ini lazim disebut disebut prosedur intervensi invasif non-
bedah. [17]
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian terkait merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan observasional.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
crossectional dengan data sekunder atau retrospektif.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai Desember
2020 yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit RSUP Sanglah
Denpasar Bali.
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah hal yang diamati dalam penelitian ini
yaitu ruang radiologi intervensional RSUP Sanglah Denpasar dan seluruh
pemeriksaan radiologi intervensi yang dilakukan di RSUP Sanglah
Denpasar dengan mengambil data register pasien dan pemeriksaan untuk
dijadikan sampel dalam penelitian terkait.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Lembar worksheet / log book pemeriksaan Radiologi intervensi;
2. Kamera serta alat tulis.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian Terkait dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Peneliti menyiapkan peralatan untuk dilakukannya observasi baik
dengan pengamatan.
12
13
A. Hasil Penelitian
dosis media kontras dan dosis radiasi baik berupa Dosis Air Kerma (mGy)
maupun Dose Area Product (DAP) dalam satuan mGy.cm2. Data tersebut
bagian berbeda.
1. Karakteristik Pasien
Rekapitulasi data pada setiap karakteristik dapa dilihat pada tabel 4.1.
15
16
rata umur 52,60 Tahun, dengan umur termuda 0,02 tahun (7 Hari saat
penelitian ini ditulis), dan umur tertua pada 85,5 Tahun.128 sampel
badan terendah 3,5 Kg (Pasien Balita) dan nilai tertinggi 176 Kg. Nilai
1,9 pada seluruh sampel yang diambil, dengan nilai terendah pada 0,15
2. Karakteristik Pemeriksaan
penelitian ini dilakukan. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada tabel 4.2.
Distribusi secara lengkap dapat dilihat lebih lanjut pada diagram 4.1.
18
Venoplasty
Temporary Pace Maker
PTA
Pericardiocentesis
PDA Closure
Fistulografi Coronary
Angiografi
Arteriografi
Ablasi
0 10 20 30 40 50 60
(43,75%) yang diikuti oleh primary PCI dan PCI dengan jumlah
3. Distribusi Dosis
digunakan serta estimasi dosis radiasi yang diterima pasien pada setiap
Tabel 4.3. Distribusi Dosis Media kontras dan Estimasi Dosis Radiasi
pada pemeriksaan Radiologi Intervensi RSUP Sanglah
2020
Rata- Rata
Jenis Pemeriksaan Media FT DAP Air Kerma
Kontras (cc) (menit) (mGy.cm2) (mGy)
Ablasi 15,00 12,75 3300,78 130,00
Angiografi 45,00 12,23 7099,00 476,00
Arteriografi 62,00 9,42 1603,25 1397,25
BAS 45,00 20,44 295,00 41,00
Coronary Angiografi 52,50 8,83 22104,39 912,44
Early PCI 175,00 15,90 11976,62 1258,00
Fistulografi 90,00 10,56 648,00 52,00
PCI 96,11 10,44 13973,67 2354,67
PDA Closure 30,00 9,15 154,00 22,00
Penyadapan 50,00 5,79 697,00 68,33
Pericardiocentesis 25,00 9,26 4258,50 3024,00
Primary PCI 27,50 10,66 4065,00 2973,50
PTA 35,00 13,54 266,00 16,00
Rescue PCI 95,00 12,20 11476,05 986,75
Temporary Pace Maker 65,00 19,25 18087,31 2368,50
Venografy 80,00 9,01 150,00 10,00
Venoplasty 43,33 26,03 3055,48 449,36
Permanent Pace Maker 92,50 25,35 9340,92 996,00
Keterangan :
1. FT : Fluorotime Waktu paparan (lama penyinaran)
2. Air Kerma : Dosis paparan udara
3. DAP : (Dose Area Product) dosis paparan yang diterima
(DAP dan Air Kerma) serta nilai Fluorotime yang dibedakan pada
jumlah rata rata penggunaan sebesar 175 cc dan rata rata terendah
Rata-Rata FT (menit)
Permanent Pace Maker
Venoplasty
Venografy
Temporary Pace Maker
Rescue PCI
PTA
Primary PCI
Pericardiocentesis
Penyadapan
PDA Closure
PCI
Fistulografi
Early PCI
Coronary Angiografi
BAS
Arteriografi
Angiografi
Ablasi
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
pemasangan Permanent Pace Maker selama rata rata 20,44 menit dan
Fluorotime untuk 15 tindakan lainnya berkisar pada rata rata 5-19 menit
setiap Tindakan.
22
tertinggi yaitu dengan rata rata DAP sebesar 22104,39 mGy.cm2 dan
Kerma tertinggi dengan rata rata dosis sebesar 3024 mGy, yang diikuti
pemeriksaan Primary PCI pada urutan kedua dengan rata rata dosis
B. Pembahasan
pasien dengan kelainan jantung, hal ini sejalan dengan masih tingginya
terapi yang cepat dan akurat untuk dapat meminimalisir komplikasi yang
sebanyak 56 tindakan atau sebesar 43,75% dari 128 tindakan yang tercatat.
mendapatkan nilai DAP tertinggi yaitu dengan rata rata DAP sebesar
dosis radiasi yang diterima oleh pasien dalam studi radiografi dan
ionization chamber.
radiasi (X) atau kerma udara (K) pada berkas utama sinar
-X yang diukur di udara bebas pada jarak tertentu (umumnya 100 cm dari
radiasi ini dapat menjadi salah satu indikator awal terhadap dosis lain yang
sebesar 3024 mGy, yang diikuti pemeriksaan Primary PCI pada urutan
kedua dengan rata rata dosis sebesar 2973,5 mGy. Satuan Air Kerma sama
dengan satuan dosis yang diserap namun kerma bisa berbeda dengan dosis
yang diserap, tergantung pada energi yang terlibat. Ini karena energi
dosis yang diserap pada energi rendah, kerma jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diserap pada energi yang lebih tinggi, karena beberapa energi
terserap[14].
BAB V
A. Kesimpulan
(22,17%).
27
28
rata rata dosis sebesar 3024 mGy dan nilai Kerma terendah ditunjukkan
sebesar 10mGy.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa demografi pasien dan pemeriksaan
yang timbul pada nilai DAP nilai Air Kerma yang dihasilkan pada setiap
pemeriksaan untuk dapat dilihat hubungan terkait dua indikator dosis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. D. buku pedoman cath lab. pedoman kateterisasi jantung dan pembuluh darah Perki
(2018) Hal 5-6.
[2]. PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY:
PEMBUATAN PROTOTIP. Proseding pertemuan Ifmiah Rekayasa Perangkat
Nuklir PRPN-BATAN, (2011) , 106- 7.
[3]. Cardiology, J.o. American College of Cardiology Foundation/Society for
Cardiovascular Angiography and Interventions Expert Consensus Document on
Cardiac Catheterization Laboratory Standards Update.(2012) Volume 59, Issue.
[4]. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan ,Indonesia (2018) 79-81.
[5]. American Cardiovascular Angiography and Interventions Expert Consensus
Document on Cardiac Catheterization Laboratory Standards Update. American
College of Cardiology Foundation/ Society for Cardiovascular Angiography and
Interventions Expert Consensus Document on Cardiac Catheterization Laboratory
Standards Update)(2012), 4 - 8.
[6]. Hiswara, E.. Buku Pintar Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit.(2015)
[7]. Ayu D S W, G., Abdullah, B., & Tahir,.Analisis Kolimasi Berkas Sinar-X Pada
Pesawat Fluoroscopy (Mobile C-Arm) Dirumah Sakit Universitas Hasanuddin,
(Ii)(2016), 6.
[8]. Jounaral of The American College of Cardiology by the american college of
cardiology foundation publishedby elsevier(2018) vol.201, No. 8
[9]. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Instalasi Sterilisasi Sentral(Jakarta,
September 2012)
[10]. Martín Paraíso LaboraTutor: Mónica Abella GarcíaLeganés, febrero de 2013
[11]. Bapeten, Profil Keluaran Radiasi: Fitur penting dalam estimasi dosis pasien
radiologi.https://idrl.bapeten.go.id/index.php/site/publication/27(Diakses Pada 27
Desember 2020)
[12]. Radiation Oncology Physics: A Handbook For Teachers AndStudents,
INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, VIENNA IAEA. ( 2005)
[13]. Sprawls, Yulfiatry. (2010).
[14]. A.M.Costa, M.S. Pelegrino. (2014).
[15] . Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2018) [16].
RSNA (2018)
Lampiran data 1
Karakteristik Responden Jumlah Persentase Min Max Rentang Mean
Jenis Kelamin
Laki Laki 106 82.8
Perempuan 22 17.2
Umur (Tahun) #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
Berat Badan (Kg) 3.50 176 172.50 65.07
Kreatinin 0.15 25.8 25.65 1.90
Lampiran data 2
Rata-Rata
Jenis Pemeriksaan
Media Kontras FT DAP Kerma
Ablasi 15.00 12.75 3300.78 130.00
Angiografi 45.00 12.23 7099.00 476.00
Arteriografi 62.00 9.42 1603.25 1397.25
BAS 45.00 20.44 295.00 41.00
Coronary Angiografi 52.50 8.83 22104.39 912.44
Early PCI 175.00 15.90 11976.62 1258.00
Fistulografi 90.00 10.56 648.00 52.00
PCI 96.11 10.44 13973.67 2354.67
PDA Closure 30.00 9.15 154.00 22.00
Penyadapan 50.00 5.79 697.00 68.33
Pericardiocentesis 25.00 9.26 4258.50 3024.00
Primary PCI 27.50 10.66 4065.00 2973.50
PTA 35.00 13.54 266.00 16.00
Rescue PCI 95.00 12.20 11476.05 986.75
Temporary Pace Maker 65.00 19.25 18087.31 2368.50
Venografy 80.00 9.01 150.00 10.00
Venoplasty 43.33 26.03 3055.48 449.36
Permanent Pace Maker 92.50 25.35 9340.92 996.00