Anda di halaman 1dari 10

NAMA KELOMPOK :

1. SERLINA APSARI (1710505034)


2. AISA MAULIDIANA (1710505039)
3. SULISTIAWATI R (1710505044)
4. NURUL AQIDATUL (1710505049)
Pemerintah Jepang menyatakan bahwa untuk pertama kalinya seorang pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir,
Fukushima Daiichi, mengalami kanker yang kemungkinan disebabkan dari paparan radiasi. Hal tersebut diumumkan pada
Selasa (20/10) sore WIB menurut situs Wall Street Journal, dikutip Rabu (21/10/2015).

Seorang pria berusia 30-an tahun, yang identitasnya dirahasiakan, telah didiagnosis mengalami leukemia setelah bekerja di
pabrik selama 18 bulan, antara tahun 2011 dan 2013, tutur kementerian kesehatan dan tenaga kerja Jepang.

Dia melakukan pekerjaan konstruksi di pembangkit listrik, lokasi kecelakaan terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah
penggunaan nuklir di Jepang, menyusul krisis pada 2011, kata kementerian tersebut.

PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima mengalami kebocoran setelah dilanda tsunami pada 2011.
Kebocoran itu menyebabkan tersebarnya radiasi yang membahayakan warga sekitar. Selama periode 2011-2013, pria
tersebut terkena dosis total 15,7 millisieverts radiasi.

Menurut PBB, rata-rata pada keadaan normal orang bisa terkena dosis radiasi dalam 2,4 millisieverts per tahun selama
kehidupan sehari-hari, karena radiasi alam dan buatan. Dan saat ini pekerja di Fukushima itu sedang mendapatkan
pengobatan rawat jalan.

Sebanyak 44.537 orang bekerja di PLTN sejak kecelakaan itu. Menurut operator Tokyo Electric Power Co, 15.408 orang
dari mereka telah terkena radiasi melebihi 10 millisieverts.
PENYEBAB KECELAKAAN

PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima mengalami


kebocoran setelah dilanda tsunami pada 2011. Kebocoran itu
menyebabkan tersebarnya radiasi yang membahayakan warga sekitar.
Selama periode 2011-2013, pria tersebut terkena dosis total 15,7
millisieverts radiasi.
AKIBAT KECELAKAAN

Mengalami leukemia setelah bekerja di pabrik selama 18 bulan,


antara tahun 2011 dan 2013, tutur kementerian kesehatan dan
tenaga kerja Jepang.
REKOMENDASI

Sebaiknya pekerja diarea tersebut dipastikan memakai APD dengan baik dan sesuai
prosedur , agar kejadian tersebut tidak terulang untuk kedua kalinya.

Sebaiknya pemerintah setempat memastikan bahwa daerah tersebut sudah aman


untuk dilakukan aktivitas bagi pekerja.
RIWAYAT KECELAKAAN

Seorang pria berusia lima puluh lima tahun diambil untuk MRI tulang belakang
lumbosacral untuk mendeteksi metastasis dari karsinoma bronkogenik paru-paru. Dia
ditemani oleh putranya (petugas keamanan pemerintah) yang diizinkan bersamanya
untuk mendapatkan bantuan di ruang pemindai MRI. Baik pasien dan orang yang
menyertainya secara lisan diminta untuk menghapus semua benda feromagnetik yang
tidak aman, dari milik mereka. Orang yang menyertainya mengenakan jaket dengan
pistol di saku bagian dalam, yang secara tidak sengaja dilupakan dan tidak dilepas.
Alhasil ketika putra pasien mendekati magnet, ia merasakan tarikan kuat ke arah
magnet pemindai. Dia ketakutan dan cepat-cepat menarik jaketnya yang terbang ke
lubang magnetik di mana ia bersarang. Pemeriksaan ditinggalkan pada saat itu.
Untungnya, jaket bisa dilepas bersama dengan pistol dengan tarikan yang hati-hati
dan berkelanjutan, tanpa memadamkan magnet tanpa merusak semua orang di ruang
magnet, ruang komputer, atau peralatan. Kalau tidak, pendinginan magnet akan
diperlukan seperti yang disarankan oleh departemen teknik.
PENYEBAB KECELAKAAN

Kurangnya penerapan dalam SOP rumah sakit


AKIBAT KECELAKAAN

Peristiwa ini yang menyebabkan kecelakaan nyaris meninggal di rumah sakit


perawatan.
REKOMENDASI

Pedoman harus diikuti, manual keselamatan MR dikembangkan dan digunakan.


Sistem penyaringan dan peringatan yang memadai harus ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai