Diajukan oleh :
NIM. P1337430319061
Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kasus pada Program Studi Diploma
NIM : P1337430319061
ii
NIP.19720102 199303 2 005
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat restu
diajukan sebagai tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan II Jurusan Teknik
Semarang.
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
henti.
Kesehatan Semarang.
iii
5. Ibu Siti Masrochah, S.Si, M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Dr.Moewardi.
PKL 1 dan 2.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
iv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS.....................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
A. Anatomi dan Fisiologi........................................................................................5
1. Anatomi...........................................................................................................5
2. Fisiologi..........................................................................................................7
B. Patologi.............................................................................................................10
C. Teknik Pemeriksaan......................................................................................11
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN.....................................................29
A. PROFIL KASUS..............................................................................................29
B. PEMBAHASAN...............................................................................................36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................39
A. Kesimpulan.......................................................................................................39
B. Saran.................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................40
LAMPIRAN................................................................................................................41
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.14 Posisi pasien proyeksi LAO (Bontrager, 2018)…………...………….25
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usus besar atau colon merupakan salah satu organ penting dalam
tubuh kita. Usus besar merupakan tabung maskular berongga dengan Panjang
sekitar 1,5 m yang dimulai dari sekum sampai kanalis ani. Kolon dibagi
Indikasi atau patologi yang sering muncul pada bagian kolon yaitu dugaan
kelainan bawaan atau kongenital yang meliputi anus, rektum atau keduanya.
Atresia Ani biasanya ditandai dengan tidak adanya lubang atau saluran anus.
Ada juga yang mengatakan bahwa atresia ani adalah tidak lengkapnya
abnormal. Atresia ani paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir.
abdomen.
1
Pemeriksaan radiologi yang mendukung diagnosa pada kasus diatas
dengan memasukan media kontras positif kedalam usus melalui lubang buatan
adalah proyeksi Antero posterior, proyeksi lateral dan oblique kanan atau
oblique kiri. Pada pemeriksaan lopografi, media kontras yang digunakan yaitu
Barium sulfat.
B. Rumusan Masalah
2
2. Mengapa media kontras yang digunakan pada pemeriksaan radiografi
C. Tujuan Penulisan
RSUD Dr.Moewardi.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
3
Berisi tentang anatomi, fisiologi, patologi, dan prosedur pemeriksaan
radiografi lopografi.
pembahasan.
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
makanan yang dicerna. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa,
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
5
Berikut keterangan dari anatomi usus halus, sebagai berikut:
1. Stomach
2. Duodenal bulb
3. Duodenum
4. Jejenum
5. Ileum
Jejunum dan ileum terletak di perut bagian tengah dan bawah. Dua
distal disebut ileum. Lubang (katup) antara ileum distal dan bagian
Usus besar atau kolon adalah sambungan dari usus halus yang
6
caecum, colon asenden, colon tranversum, colon desenden, colon
Keterangan :
4. Appendiks 9. Rektum
2. Fisiologi
1.) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus
7
usus terpendek dari usus halus. Panjangnya sekitar 25 cm (10
gliserol.
2.) Usus kosong tau jejenum adalah bagian kedua dari usus
3.) Pada usus halus terdapat enzim peptidase dan maltase yang
4.) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
8
Ileum berfungsi menyerap sari-sari makanan yang telah
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada
9
Dalam proses pencernaan, kolon mempunyai fungsi sebagai
berikut (Pearce,2009) :
B. Patologi
anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses. Atresia ani dapat
10
Menurut Bets, dkk (2002) tanda dan gejala yang menunjukan terjadinnya atresia
letaknya.
ada fistula).
Perut kembung.
C. Teknik Pemeriksaan
1. Pengertian
menggunakan kateter.
2. Tujuan Pemeriksaan
11
Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat anatomi dan
medis selanjutnya.
3. Indikasi pemeriksaan
Diverticulosis
Karsinoma colon
Abses anorectal
Atresia ani
4. Kontra indikasi
Perforasi
Refleks vagal
Obstruksi
Diare akut
5. Persiapan Pasien
12
Satu hari sebelum pemeriksaan pasien makan makanan rendah serat.
1) Pesawat x – ray
3) Marker
5) Kateter
7) Sarung tangan
9) Kain kassa
10) Bengkok
13
11) Apron
12) Plester
b. Persiapan bahan
c. Proteksi Radiasi
14
pelindung Pb dengan tebal maksimum 0,5 mm, berada pada
inchi. Setelah itu isi 30 ml jarum suntik dengan udara. Pasang jarum
suntik ke bagian kecil kateter dan masukkan udara hingga balon berisi
10-15 ml. Ambil jarum suntik dari kateter. Tarik kateter sampai bertemu
8. Teknik Pemeriksaan
15
Gambar 2.3 posisi pasien foto polos (Bontrager, 2018)
Posisi Pasien
Posisi Objek
pemeriksaan.
pasien.
16
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
Posisi Pasien
Posisi Objek
pemeriksaan.
pasien.
17
CR : vertical tegak lurus
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
18
Gambar 2.6 Posisi pasien proyeksi PA (Bontrager, 2018)
Posisi Pasien
Posisi Objek
pemeriksaan.
ada rotasi.
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
rektum.
19
Gambar 2.7 Radiograf proyeksi PA (Bontrager, 2018)
Posisi Pasien
Posisi Objek
20
1) Posisikan MSP tubuh berada dipertengahan meja
kepala pasien
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
21
Gambar 2.9 Radiograf proyeksi LPO (Bontrager, 2018)
Posisi Pasien
Posisi Objek
22
1) Posisikan MSP tubuh berada dipertengahan meja
kepala pasien
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
23
Gambar 2.11 Radiograf proyeksi RPO (Bontrager, 2018)
Posisi Pasien
Posisi Objek
24
2) Fleksikan tangan kiri pasien dan tempatkan di depan
kepala pasien
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
25
Gambar 2.13 Radiograf proyeksi RAO (Bontrager, 2018)
Posisi Pasien
Posisi Objek
26
2) Fleksikan tangan kanan pasien dan tempatkan di depan
kepala pasien
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
27
Gambar 2.15 Radiograf proyeksi LAO (Bontrager, 2018)
h. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien
Posisi Objek
pemeriksaan.
kepala pasien.
28
3) Fleksikan kedua kaki pasien jika perlu beri fiksasi
ada rotasi.
FFD : 100 cm
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
29
BAB III
A. PROFIL KASUS
1. Ilustrasi kasus
Umur : 1 th 10 bln
No. RM : 01-46-XX-XX
Pemeriksaan : Lopografi
evaluasi ada tidaknya kelainan yang terjadi pada saluran anus. Adapun
30
prosedur pemeriksaan lopografi di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi
a. Persiapan pasien
dengan jelas. Beritahu pasien dan orang tua pasien bahwa pemeriksaan
yang akan dilakukan tidak sakit, hanya saja sewaktu kontras dimasukkan
pasien merasa ingin buang air besar. Orang tua diminta untuk menemani
informed consent. Surat ini dapat digunakan sebagai hukum legal jika
terlepas dari jeratan hukum, kecuali jika memang ada unsur kesengajaan.
diagnose atresia ani pada bayi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi
ialah :
31
Pesawat sinar x : GE Proteus
Marker
Imaging plate 35 x 43 cm
Processing film
Kateter
Sarung tangan
Kain kasa
Bengkok
Plester
Apron
Siapkan alat dan seperti media kontras berupa water soluble, air
32
Campurkan water soluble dengan air hangat dengan
e. Teknik Pemeriksaan
Posisi pasien
pemeriksaan
Posisi objek
pemeriksaan.
33
c) Pastikan objek berada tepat dipertengahan kaset dan
Olesi kateter dengan jelli agar spuit mudah masuk ke stoma dan
34
Posisi pasien
Posisi objek
pemeriksaan
tubuh
symphysis pubis
b) Proyeksi Lateral
35
Posisi pasien
Posisi objek
lopografi distal:
36
Klinis : Atresia Ani
Plan foto
Kontras study
dan tak tampak kontras keluar dari anus serta tak tampak
track fistule
Kesan
B. PEMBAHASAN
37
lopografi pada kasus atresia ani di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
Moewardi :
kasus ini tidak terdapat persiapan pasien dikarenakan usia pasien yang
stoma proksimal, lubang stoma distal dan anus. Hal ini berfungsi
untuk tanda pada gambar radiograf. Setelah itu media kontras yang
38
dan rectum dengan baik pada pemasukan media kontras melalui stoma
bagian distal.
media kontras water soluble dapat diserap oleh tubuh dan tidak perlu
sulfat maka akan susah dikeluarkan dan apabila ada barium sulfat yang
terhadap tubuh.
39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
media kontras ini dapat diserap oleh tubuh sehingga tidak menimbulkan efek
yang fatal.
B. Saran
dengan fluoroscopy supaya lebih tepat dan akurat dalam mendiagnosa suatu
penyakit.
40
DAFTAR PUSTAKA
Aizah, Siti. 2020. Modul Praktikum Anatomi dan Fisiologi. Malang: CV.
Multimedia Edukasi.
Radiographic Positioning and Related Anatomy Ninth Edition. St. Louis, Missouri:
Elsevier.
Pearce. E. C. Alih Bahasa oleh Sri Yuliani Handoyo. 2009. Anatomi dan
Fisiologi untuk Paramedis, Edisi ke- 33. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Rasad, R. Iwan Ekayuda (ed). 2005. Radiologi Diagnostik, Edisi ke- 2. Jakarta:
41
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
“http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sukmaayuwi-6299-2-
LAMPIRAN
42