KERJA LAPANGAN
DI SUSUN OLEH:
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AWALBROS
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek Kerja
Clinical instructure
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
hingga saat ini masih memberikan nikmat dan iman dan kesehatan, sehingga
Indikasi Fraktur Pada Sympisis Pubis Post Orif di Instalasi Radiologi RSUD
Arifin Achmad ". Adapun penyusunan laporan kasus ini merupakan bentuk dari
pemenuhan tugas Praktek Kerja Lapangan Program Studi Diploma III Teknik
Arifin Achmad.
Dalam Penyusunan laporan kasus ini tidak lepas dari segala bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis juga mengucapkan terimakasih
Awal Bros
4. Roikhan Ardhi, S.St dan Laila Hayati, AMR sebagai Clinical Instruktur
iii
5. Seluruh kakak dan abang radiografer dan staf Instalasi Radiologi RSUD
6. Mam Aulia Annisa, M.Tr.ID dan Bapak Marido Bisra, M.Tr.ID selaku
Supervisor Institusi
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis memohon maaf dan menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi tercipta laporan kasus selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis juga berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para
Pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.............................................................................................................Latar Belakang
.......................................................................................................................1
1.2..........................................................................................................Rumusan Masalah
.......................................................................................................................3
1.3...........................................................................................................Tujuan Penelitian
.......................................................................................................................4
1.4.........................................................................................................Manfaat Penilitian
.......................................................................................................................4
2.1..................................................................................................................Sinar-X
.......................................................................................................................5
......................................................................................................................13
v
2.3.................................................................................................................Anatomi
......................................................................................................................19
2.4..........................................................................................................Fisiologi Os.Pelvis
......................................................................................................................21
2.5........................................................................................................Teknik Pemeriksaan
......................................................................................................................21
......................................................................................................................29
......................................................................................................................35
4.1...............................................................................................................Kesimpulan
......................................................................................................................38
4.2....................................................................................................................Saran
......................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................40
LAMPIRAN............................................................................................................41
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
2.7 Gambar Anatomi Pelvis.....................................................................................19
3.6 Gambar Hasil Radiograf N.A.S Proyeksi AP Axial Outlet Pelvis ....................33
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pelvis merupakan salah satu dari organ yang berfungsi sebagai alas
bagian tulang dan dua panggul (ossa coxae atau innominate), satu tulang
sacrum dan satu lagi tulang coccygeus. Tulang sacrum terletak di bagian
sacroiliaca (Bontrager, 2018). Pelvis terbagi atas panggul besar atau pelvis
mayor merupakan tempat yang terletak dibawah garis tepi atau linea
terminalis. Pintu atas panggul yang disebut aditus pelvis (Inlet) dibentuk
oleh promontorium dari sacrum, garis ilio-pektinal (disetiap sisi) dan krista
dari tulang-tulang pubis (tulang duduk). Pintu bawah panggul (outlet) atau
exitus pelvis tersusun oleh os coccyx dan tuberositas iski (Pearce, 2017).
1
yang sering terjadi yaitu fraktur pelvis, fraktur proksimal femur, dan
pelvis sekitar 3-8% dari total kasus trauma muskuloskeletal. Fraktur pada
apabila secara klinis diduga terdapat fraktur, maka harus dibuat dua foto
lateral. Bila kedua proyeksi tidak dapat dibuat karena keadaan pasien yang
horizontal. Perlu diingat apabila hanya satu proyeksi yang dibuat ada
2
axial inlet, proyeksi AP axial outlet, proyeksi posterior oblique (judet
dengan jelas sehingga diperlukan posisi AP Axial. Oleh karena itu penulis
Arifin Achmad”
pada fraktur syimpisis pubis post orif di instalasi radiologi RSUD Arifin
Achmad?
3
2. Bagaimana hasil pemeriksaan pelvis dengan proyeksi inlet dan outlet
pada fraktur sympisis pubis post orif di instalasi Radiologi RSUD Arifin
Achmad?
Arifin Achmad
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SINAR-X
tembus tinggi. Sinar-X pertama kali ditemukan pada tahun 1895 oleh
menumbuk target pada anoda. Elektron dari katoda berasal dari pemanasan
antara katoda dan anoda, elektron dari katoda akan bergerak cepat
foton sinar-X dan sisanya 90% merupakan energi panas (Rasad dkk,
1999). Sinar-X tidak terlihat, tidak dapat dibelokkan oleh medan magnet,
menembus logam atau benda padat, mempunyai frekuensi yang tinggi, dan
pancaran foton yang berasal dari interaksi elektron dengan inti atom di
5
anoda. Besar energi dari sinar-X ditentukan oleh beda tegangan antara
dihasilkan akan d bawa oleh focusing cup menuju pada target atau
dihasilkan akan di dingin kan oleh oil atau radiator pendingin dan
1) Dosis Berlebihan
a. Efek Stokastik
6
stokastik adalah cacat genetik, kanker, dan kelainan
herediter.
b. Efek Deterministik
muntah, diare).
2) Dosis Kecil
7
dengan dosis rendah secara terusmenerus disebut efek
tertunda.
komponen yaitu :
8
Kualitas dari sinar-X mempengaruhi detail ketajaman gambar
ketika tabung diberi arus listrik. Jika arus listrik yang diberikan
9
exposure. Densitas yang dihasilkan akan semakin tinggi apabila
2) Transformator (Trafo)
3) Generator
4) Tabung Sinar-X
10
Gambar 2.1 bagian-bagian tabung sinar-x
a. Tube Insert
Katoda
Anoda
11
Fungsi dari adanya anoda putar atau rotor adalah
b. Tube Housing
c. Filter
12
Fungsi dari filter adalah sebagai penyaring radiasi
5) Kolimator
dalam data digital pada saat tahap pembangkitan energi yang terperangkap
13
itu di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di konversi kedalam data
2.2.1. Komponen-Komponen CR
1. Imaging Plate
2. Kaset (Casing)
14
Gambar 2.3 kaset (merils’s 2016)
3. Image Reader
4. Image Console
15
Berfungsi sebagai pembaca dan pengolahan gambar
DRYFILM.
16
Gambar 2.6 imager (dry printer) (sumber google)
17
pada gambar, ini sama denganwindows setting yang
kontras gambar.
5) Magnifikasi gambar
18
6) Menampakkan daerah Region of Intereset (ROI).
densitas gambar.
1992).
2.3. ANATOMI
Pelvis merupakan cincin yang terdiri dari tulang inominata dan sacrum
19
Gambar 2.7 anatomi pelvis (merril’s 2016)
a. Ilium adalah bagian terbesar dan teratas dari tulang pelvis, melebar
20
c. Pubis terdiri dari corpus, ramus superior dan ramus inferior. Ramus
Pada tepi atas ramus superior lateral dari simfisis pubis terdapat
superior dan inferior ossis pubis. Tepi bawah ramus inferior ossis
illium ,os ihcium ,os pubis kanan dan kiri disebut simpisis di belakang
dengan os cycsyigis
Secara fungsional panggul terdiri dari dua bagian yang disebut pelvis
mayor dan pelvis minor .pelvis mayor adalah bagia pelvis yang terletak
diatas linea terminalis disebut pula palse pelvis.bagian yang terletak diatas
linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis .bagian akhir ini
adalah bagian yang mempunyai peranan penting dalam obstetri dan harus
21
bayi melewatinya.bentuk pelvis minor ini menyerupai suatu saluran yang
2.5.1. Proyeksi AP
a. Posisi Pasien
b. Posisi Objek
Mid sagital plane pasien diatur segaris dengan mid line meja
c. Cenral Ray
22
Tegak lurus bidang film menuju diantara setinggi SIAS dan
sympisis pubis
d. Central Point
e. Kaset
35 x 43 cm
f. Kriteria Radiograf
23
a. Posisi Pasien
b. Posisi Objek
c. Central Ray
d. Central Point
e. Kaset
35 x 43 cm
f. Kriteria Radiograf :
4) Femur superposisi
24
Gambar 2.11 Hasil radiograf proyeksi lateral (merril’s 2016)
a. Posisi pasien
b. Posisi objek
Mid sagital plane diatur segaris dengan mid line meja dan
25
Gambar 2.12 Posisi pasien proyeksi AP Axial Outlet (Merrils, 2016)
c. Central Ray
(wanita).
d. Central Point
e. Kaset
35 x 35 cm
f. Kriteria Radiograf
dari trabecula
26
Gambar 2.13 hasil radiograf pelvis proyeksi AP Axial Outlet
a. Posisi pasien
b. posisi objek
Mid sagital plane pasien diatur segaris dengan mid line meja
27
Gambar 2.15 posisi pasien proyeksi AP Axial Inlet (Merrils,2016)
c. Central Ray
d. Central Point
iliac spine )
e. Kaset
35 x 35 cm
f. Kriteria Radiograf
28
Gambar 2.16 radiograf pelvis proyeksi AP Axial Inlet
BAB III
1. Paparan kasus
29
a) Identitas Pasien
Nama : N.A.S
Umur : 38 tahun
Alamat :-
No.RM : 0111****
No.Foto :-
2. Persiapan pasien
30
sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus memberitahu
3. Persiapan alat
Merk/Type :SHIMADZU
No.Seri :CM6D85831074
b. Kaset
c. Meja Pemeriksaan
31
Gambar 3.2 meja pemeriksaan
d. General X-Ray
e. Console Table
f. Work Station
32
Gambar 3.5 work station
4. Teknik Pemeriksaan
a. Posisi pasien
b. Posisi Objek
Mid sagital plane di atur segaris dengan mid line meja dan CR,
c. FFD
100 cm
d. Kaset
35 x 43 cm
e. CP
f. CR
33
150 cephalad
g. Faktor Eksposi
Kv = 70
mAs = 36
h. Tampilan Struktur
i. Kriteria radiograf
34
a. Posisi pasien
b. Posisi objek
Mid sagital plane pasien diatur segaris dengan mid line meja
c. FFD
100 cm
d. Kaset
35 x 43 cm
e. CP
Menuju titik garis tengah dari tinggi ASIS (antero superior iliac
spine )
f. CR
g. Faktor Eksposi
Kv = 70
mAs = 36
h. Tampilan Struktur
35
Gambar 3.7 Hasil radiograf N.A.S proyeksi AP Axial Inlet Pelvis
i. Kriteria Radiograf
ketajamannya
radiografi proyeksi AP inlet dan outlet pada pelvis dapat berguna untuk
tersebut.
36
view) digunakan untuk penilaian pasca operasi. Radiografi tindak lanjut
dari pelvic ring (rongga pelvis), proyeksi ini digunakan untuk menentukan
trauma pelvis pada posterior displacement rotasi kedalam atau keluar dari
pada area pubis bilateral dan ischium pada fraktur pelvis dan displacement
central ray sudut 20-35o caudal tetapi karena di instalasi radiologi kamar 3
37
jangkauan meja pemeriksaannya pendek maka menggunakan central ray
15o cephalad dengan central point di menuju titik garis tengah dari
setinggi ASIS (antero superior iliac spine) dan pada AP Axial outlet
titik pada 3-5 cm distal ke superior border sympisis pubis atau trochanter
dengan menggunakan central ray 15o cephalad dan caudal fraktur pada
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
38
radiograf proyeksi AP, dapat menggunakan proyeksi tambahan yaitu
pada posterior displacement rotasi kedalam atau keluar dari pelvis anterior.
4.2. SARAN
fraktur pasien baik itu AP, AP inlet maupun AP outlet agar hasil yang
proyeksi AP.
39
DAFTAR PUSTAKA
proyeksi pelvis outlet dan inlet pada pemeriksaan trauma pelvis. (2011, oktober
proyeksi oulet dan inlet view view pada kasus post trauma di RSUD
40
salaam, n. a., utami,S.KM.,M.Kes, a. p., & wati, S.Tr.Rad., M.Biomed, r. (2021).
Pearce, Evelyn. C. (2017). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Ulya, I. dkk. (2017). Buku Ajar Keperawatan Gawat Darurat pada Kasus Trauma.
LAMPIRAN
1. Surat Pengantar
41
2. Hasil Bacaan
Lokasi Praktik :
Tanggal :
42
Tempat Seminar :
NO
10
11
12
13
14
15
43