Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN HUKUM PELAYANAN

MASYARAKAT
HAK ASASI MANUSIA (HAM) DAN KESEHATAN

Dosen Pengampu :
Devi Purnamasari, S.Psi.,MKM
NIDN 1003098301

Disusun Oleh :
1. Anisa Fitrah Ramadhani (21002008)
2. M. Fikri Al Rasyid (21002031)
3. Refo Fadillah Nasution (21002038)
4. Saffana Zahra Lubis (21002040)

D-III TEKNIK RADIOLOGI


UNIVERSITAS AWAL BROS PEKANBARU
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 30 Juni 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………1
C. TUJUAN MASALAH………………………………………………………………1
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………….2
1. KONSEP DASAR HAM…………………………………………………………..2
2. SEJARAH HAM DIINDONESIA…………………………………………………3
3. HAM DALAM PELAYANAN KESEHATAN……………………………………3
4. CONTOH KASUS………………………………………………………………….4
BAB III
KESIMPULAN…………………………………………………………………………..5
SARAN…………………………………………………………………………………….5

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi Manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh siapapun, dimanapun dan
kapanpun di muka bumi ini. Sejarah membuktikan bahwa legalitas pentingnya menjunjung
tinggi nilai- nilai HAM di dunia melalui suatu proses panjang dan memengangkan.
Perubahan sosial abad 19 dalam skala luas mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia
secara dramatis dengan segala akibatnya. Proses pencarian kebermaknaan hidup umat
manusia, tidak jarang memunclkan berbagai bentuk benturan berupa konflik-konflik sosial
tertentu yang menjadi bagian khas dari dinamika hidup manusia itu sendiri. Tiga perkara
penting menyangkut Hak Asasi Manusia, Nilai dan Etika dalam kehidupan global, seiring
dengan adanya pergeseran-pergeseran yang terjadi pada pusaran kehidupan manusia.
Pancasila sebagai ideologi bangsa, memuat banyak kandungan nilai, yang tidak akan
menimbulkan kekhawatiran terhadap derasnya pengaruh nilai dan etika asing melalui proses
globalisasi. HAM, sebagai idiologi universal, telah dijadikan sebagai tolak ukur kehidupan
suatu bangsa secara keseluruhan. Bangsa Indonesia, mempunyai suatu sistem nilai dan etik
yang terangkum dalam Pancasila, sedang mendapatkan ujiannya saat ini. Di era global
tampaknya perlu dirernungkan kembali tentang penghayatan dan pengamalan Pancasila yang
telah dilakukan selama mi. Perlu dicari terobosan-terobosan baru, dengan pendekatan budaya
yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dasar HAM?
2. Bagaimana sejarah perkembangan HAM di Indonesia?
3. Bagaimana penerapan HAM dalam pelayanan masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konsep dasar HAM
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan HAM di Indonesia
3. Untuk mengetahui penerapan HAM dalam pelayanan kesehatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

 Konsep Dasar HAM


Pengertian
Ham (hak asasi manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun.
Ham terdiri dari 3 kata yaitu hak,asasi dan manusia. Hak adalah kewarganegaraan kewajiban
untuk melakukan tidak melakukan sesuatu. Asasi adalah segala sesuatu yang bersifat
mendasar dan fuondamental yg selalu melekat pada objeknya.manusia adalah umat,ciptaan
tuhan yang berakal budi,jadi Ham dapat diartikan sebagai hak-hak mendasar pada diri
manusia.Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan terjemahan dari istilah human rights atau
the right of human.secara terminologi istilah ini artinya adalah hak-hak manusia.HAM
adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia,sesuai dengan kodratnya,menurut
pendapat jan materson (dari komisi HAM PBB) dalam teaching human rights,united nation,
HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia yang tanpa manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia.Dasar dari semua hak asasi manusia adalah manusia memproleh
kesempatan untuk berkembang sesuai dengan apa yg dia inginkannya.hak asasi manusia
merupakan suatu kebutuhan dari realita sosial yang bersifat universal. HAM tidak perlu
diberikan,dibeli ataupun diwarisi. HAM sudah menjadi bagian dari manusia secara otometis
sejak lahir. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
suku, pandangan politik, budaya atau asal usul sosial dan bangsa. HAM tidak bisa dilanggar.
tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain.Orang
tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi
atau melanggar HAM.
Macam-macam HAM sebagai berikut:
 Hak Asasi Pribadi ( Personal Rights)
contoh> kebebasan memeluk agama, kebebasan menyatakan pendapat

 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)


contoh> hak memiliki sesuatu, hak untuk melakukan 7ual beli

 Hak Asasi Hukum (Rights of Legal Equality)


contoh> hak untuk mendapat la+anan dan perlindungan hukum dengan adil

 Hak Asasi Politik (Political Rights)


contoh> hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

 Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (Social and Cultural Rights)


contoh> hak memperoleh pengajaran

2
3

 Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)contoh : hak mendapatkan pembelaan


hukum di pengadilan.
 Sejarah HAM di Indonesia

Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada in
dische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan
perlakuan yang sama yaitu hak kemerdekaan kemudian HAM juga dibahas dalam
persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehingga akhirnya Pembukaan UUD 1945
disahkan pada tanggal 18 Agustus . Di indonesia, hak asasi manusia tercantum dalam
UUD 1945 yang tertuang dalam pembukaan, pasal-pasal dan penjelasan. Pada
pembukaan UUD 1945
alinea pertama tertulis :Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bang
sa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan…"dari
kalimat ini telah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan akna terus melindungi hak asasi manusia masyarakatnya.

 HAM dalam Pelayanan Kesehatan

Kesehatan merupakan kondisi seJahtera dari badan, Jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang produkti1 secara ekonomis. Karena itu kesehatan
merupakan dasar dari diakuinya derajat kemanusiaan. Tanpa kesehatan, seseorang
menjadi tidak sederajat secara kondisional. Tanpa kesehatan, seseorang tidak akan
mampu memperoleh hak-haknya yang lain. Seseorang yang tidak sehat dengan
sendirinya akan berkurang haknya atas hidup, tidak bisa memperoleh dan menjalani
pekerjaan yang layak,tidak bisa menikmati haknya untuk berserikat dan berkumpul
serta mengeluarkan pendapat, dan tidak bisa memperoleh pendidikan demi masa
depannya. Singkatnya, seseorang tidak bisa menikmati sepenuhnya kehidupan
sebagai manusia.Pentingnya kesehatan sebagai hak asasimanusia dan sebagai
kondisi yang diperlukan untuk terpenuhinya hak-hak lain telah diakui secara
internasioal. Hak atas kesehatan meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan dan
pekerjaan yang sehat, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian
khusus terhadap kesehatan ibu dan anak. Pasal 25 universal declaration of Human
rights (UHDHR) menyatakan:

1.Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan,
dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada
saat menganggur, sakit,cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-
keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar
kekuasaannya. ibu dan anak berhak mendapatkan perhatian dan bantuan khusus. Semua
anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus menikmati
perlindungan sosial yang sama.
4

2.jaminan hak atas kesehatan juga terdapat dalam Pasal 12 ayat (1) Konvensi internasional
tentang Hak ekonomi, Sosial dan Budaya yang ditetapkan oleh Majelis umum PBB 2200 A
(XXI) tanggal 16 DESEMBER 1966, Yaitu bahwa negara peserta konvenan tersebut mengakui
hak setiaporang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam hal kesehatan
fisik dan mental. Perlindungan terhadap hak-hak ibu dan anak juga mendapat perhatian
terutama dalam Konvensi Hak Anak. Instrument internasional lain tentang hak atas
kesehatan juga terdapat pada Pasal 12 dan 14 Konvensi internasional tentang Penghapusan
Semua Bentuk diskriminasi terhadap Perempuan, dan atat deklarasi universal tentang
Pemberantasan Kelaparan dan kekurangan gizi.

3. Pada lingkup nasional, Pasal 28 H menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempa ttinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. jaminan atas hak memperoleh derajat
kesehatan yang optimal juga terdapat dalam pasal 4 UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan. Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun tentang Hak Asasi Manusia

4.Bab III Bagian Pertama, Pasal 9 Hak untuk Hidup


5.Bab III Bagian Kelima, Pasal 21 keluhan pribadi. Tidak boleh jadi obyek penelitian tanpa
persetujuan.
6.Penjelasan pasal 41 ayat 1 : Kemudahan dan perilaku khusus adalah pemberian pelayanan,
jasa, atau penyediaan fasilitas dan sarana kelancaran,keamanan,Kesehatan dan kesalamatan.
7.Ada beberapa hal hubungan HAM dan Kesehatan yaitu :
8.Pelanggaran terhadap HAM dapat memunculkan mas alah Kesehatan yang serius. Misal :
kasus KDRT, penganiyaan terhadap istri/anak, belum ada perlindungan hukum yang baik,
tata cara tradisional yang digolongkan sebagai pelanggaran HAM : perbudakan/pengucilan.
9.Kebijakan dan program Kesehatan bisa memunculkan pelanggaran HAM. Misal : Program
Askeskin yang kurang monitor secara baik sebagai akses maskin terhadap Kesehatan sulit
dan terdiskriminasi.
10.Indikator keberhasilan program Kesehatan dan pemenuhan Ha katas Kesehatan.
11.Ketersediaan (fasilitas perawatan maupun peralatan,rancangan program yang baik dan
sebagainya)
12.Keterjangkauan (pelayanan Kesehatan dapat terjangkau semua orang, tak
diskriminsai,informasi yang akurat)
13.Penerimaan (menghargai etika medis, perbedaan sosial budaya,kerahasiaan,meningkatkan
status Kesehatan dan sebagainya)
14.Kualitas (kualitas sesuai perkembangan dunia kedoteran terkini)
15.Problem Kesehatan yang berhubungan dengan HAM.
16.Kematian ibu yang masih tinggi, KB yang belum merata (Program Kesehatan reproduksi)
5

17. Perawat sebagai pemberi pela+anan kesehatan wajib menjunjung tinggi hak asasi manusia
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal inisesuai dengan prinsip prinsip etis etika
keperawatan terutama prinsip justice keadilan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan
perawat tidak boleh membeda bedakan pasiennya. Baik dari segi suku, ras, agama,warna
kulit, bangsa dan jenis kelamin. Perawat harus memberikan pelayanan kesehatan secara
merata karena hal itu merupakan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap orang. Hal ini
juga dicantumkan dalam kode etik keperawatan indonesia bab 1 pasal 1 yang berbunyi :
“Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin,aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan
sosial”.

 Contoh Kasus

Kasus I
Kronologi : Debora Simanjorang, bayi berusia empat bulan meninggal dunia karena diduga
lambannya pelayanan kesehatan lantaran keterbatasan dana orang tuanya. Debora kembali ke
pangkuan sang pencipta. Sekitar pukul 03.40 WIB, Debora tiba di instalasi gawat darurat
rumah sakit tersebut. Ia langsung ditangani dokter jaga IGD. Dokter saat itu memberi Debora
obat pengencer dahak.Sekitar 30 menit kemudian, dokter memanggil kedua Rudianto dan
Henny. “Hasil diagnosa, dokter mengatakan si bayi Debora harus segera dibawa ke ruang
PICU (Pediatric Intensive Care Unit), kondisinya memburuk,” tulis Birgaldo.Debora harus
segera dimasukan ke ruang khusus perawatan intensif untuk bayi itu guna mendapat
pertolongan maksimal. Demi keselamatan si buah hati, Rudianto dan Henny setuju. Namun
untuk bisa masuk ke ruang tersebut, kata Birgaldo, uang muka Rp19,8 juta harus disediakan.
Kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki tak bisa digunakan karena rumah sakit swasta itu tak
punya kerja sama.Orang tua Debora bingung lantaran saat itu mereka sama sekali tak
membawa uang. Rudianto segera ke ATM untuk mengais sisa-sisa tabungannya. Uang Rp5
juta ia kantongi. Namun rumah sakit tetap tak mengizinkan Debora dibawa ke ruang khusus
PICU karena uang ayahnya masih jauh dari kata cukup.Orang tua Debora kemudian berusaha
mencari rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS agar anaknya bisa dirawat ke ruang
PICU. Namun ruangan yang dinilai bisa menyelematkan nyawa anaknya itu tak kunjung
didapatkan. Sekitar 6 jam di IGD, Debora tak bisa diselamatnya. Ia dinyatakan meninggal
sekitar pukul 10.00 WIB.Terkait dugaan lambannya pelayanan kesehatan karena biaya ini,
RS Mitra Keluarga Kalideres sudah angkat suara. Dalam keterangan laman resmi, rumah
sakit menyatakan, Debora masuk ke rumah sakit dalam kondisi tak sadar dan tubuh membiru.
“Pasien dengan riwayat lahir prematur, riwayat penyakit jantung bawaan dan keadaan gizi
kurang baik”. Penanganan segera dilakukan diantaranya dengan penyedotan lendir,
pemompaan oksigen, infus, suntikan dan pengencer dahak. Seteah ditangani, kondisi Debora
saat itu membaik meski masih sangat kritis.Rumah sakit kemudian menganjurkan agar
Debora dibawa ke ruang khusus berikut biaya yang harus dikeluarkan.“Ibu pasien mengurus
ke bagian administrasi, dijelaskan oleh petugas tentang biaya rawat inap dan ruang khusus
ICU, tetapi ibu pasien menyatakan keberatan mengingat kondisi keuangan," demikian tertulis
di keterangan resmi rumah sakit.Rumah sakit kemudian membantu mencari rumah sakit yang
6

bekerja sama dengan BPJS agar Debora bisa dipindahkan dan dirawat ke ruang
khusus. Sekitar pukul 09.15 WIB, rumah sakit mendapat konfirmasi bawah ada rumah sakit
bekerja sama dengan BPJS dan punya ruang khusus untuk perawatan intensif anak.
Koordinasi antardokter segera dilakukan untuk mengetahui kondisi bayi Debora. Namun saat
koordinasi dilakukan, perawat memberitahukan bahwa kondisi Debora memburuk. Dokter
segera bertindak. “Setelah melakukan resusitasi jantung paru selama 20 menit, segala upaya
yang dilakukan tidak dapat menyelamatkan nyawa pasien".
Penyelesaian : Melalui masalah tersebut, sebaiknya pemerintah lebih menghimbau keadaan
masyarakatnya khususnya di bidang Kesehatan.sehingga warga warga yang kurang mampu
dapat dilakukan selayak mungkin sama seperti warga mampu lainnya dan tidak ada
yangmembeda bedakan antara kasta atas dengan yang bawah.
Kasus II
Kronologi : Kakek berusia 61 tahun warga Kelurahan Tangkerang Tengah,
Kota Pekanbaru, Riau ditahan di Mapolsek Bukit Raya usai tertangkap basah oleh warga
sedang melakukan tindakan asusila pencabulan terhadap bocah perempuan berusia 9 tahun.
Pelaku yang merupakan pengemis kerap mengiming-imingi korban dengan uang dua ribu dan
mengajak korban ke rumah kosong yang lokasinya tidak jauh dari rumah orang tua korban.
Warga yang mengetahui perbuatan pelaku langsung menangkap dan menyerahkan pelaku ke
Mapolsek Bukit Taya. Saat ini pelaku masih diperiksa oleh penyidik Polsek Bukit
Raya.Sementara korban masih dilakukan pendampingan untuk memulihkan trauma yang
dialami korban. Polisi masih mendalami kasus ini apakah ini perbuatan pertamanya atau
pernah melakukan perbuatan cabul dengan korban lain. Akibat perbuatanya pelaku diancam
pasal tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
Penyelesaian : Tingginya tingkat kriminalisasi atau kelainan seksual ( pedofil) juga
mempengaruhi kasus tersebut , Melalui kasus tersebut, peran orangtua sangat penting dalam
hal ini, sebaiknya pihak orang tua korban lebih mengawasi pergaulan anak Ketika berada di
lingkungan luar rumah,
7
BAB III
KESIMPULAN

HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapa pun HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupundiwari
si. HAM sudah menjadi bagian dari manusia secara otometis sejak lahir.HAM
berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,suku,
pandangan politik, budaya atau asal usul sosial dan bangsa. HAM tidak bisa
dilanggar. tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau

melanggar hak orang lain.

Kesehatan juga merupakan salah satu hak asasi manusia yang dimiliki oleh
semua orang. Apabila seseorang sehat maka ia akan tetap meneruskan hidup
dan akan mendapatkan hak asasi manusia yang lain. Oleh karena itu, negara
wajib menjamin akan terpenuhi
hak kesehatan ini. "engan adanya peraturan tentang kesehatan maka dalam pela
yanan kesehatan pihak pemberi pelayanan wajib memandang hak asasi manusia

pihak penerima pelayanan.  

SARAN
Disarankan kepada seluruh masyarakat untuk selalu berusaha untuk
mewujudkan hak asasi manusia dan tidak melanggar hak asasi manusia orang
lain terutama dalam bidang pelayanan kesehatan.

7
9

Anda mungkin juga menyukai