INSTRUMEN HAM
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan kepada
kami sehingga makalah yang berjudul “Istrumen Hukum HAM” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dengan dibuatnya makalah ini tentunya dapat
menambah pengetahuan maupun wawasan bagi pembaca.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu besar harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik
dan saran guna penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Hak............................................................................................3
B. Pengertian HAM..........................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian HAM
2. Mengetahui macam-macam HAM
3. Mengetahui Instrumen hukum HAM nasional dan internasional
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian HAM
Sebagian telah diuraikan di atas, hak adalah kewenangan untuk bertindak.
Kewenangan tersebut bisa muncul karena pemberian orang lain, aturan hukum,
pemberian masyarakat, atau negara. Namun adapula hak yang bukan merupakan
pemberian pihak lain. Itulah hak asasi manusia (HAM). HAM adalah kebebasan
seseorang untuk bertindak sesuai dengan hati nuraninya berkenaan dengan hal-hal
yang asasi atau mendasar atau prinsipal. HAM bersifat kodrati. Hak tersebut
merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.
Patut diingat, ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Satu sama lain
seringkali berbeda. Masing-masing definisi biasanya menekankan segi-segi
tertentu dari HAM. Beberapa definisi berikut kiranya akan memeperkaya
pengertian mengenai HAM.
1) HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat, jadi bukan karena hukum positif yang berlaku,
melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya
karena ia manusia (Franz Magnis-Suseno).
3
2) HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia disegala masa dan
disegala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia (A.J.M.
Milne).
3) HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam
konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah (Austin-Ranney).
4) HAM adalah kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual
yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapisitas-kapasitas manusia
(David Beetham & Kevin Boyle).
5) HAm adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia (Pasal 1 butir 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia dan Pasal 1 butir 1 UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia).
4
2.2 Macam-macam HAM
Menurut The International Bill Of Human Rights, HAM dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Personal Rights ( hak-hak asasi pribadi ) yang meliputi kebebasan
pendapat, memeluk agama, bergerak, dan lain-lain.
2. Property Rights ( hak-hak asasi bidang ekonomi) yang meliputi hak untuk
memiliki sesuatu, membeli, menjual, dan menikmati.
3. Rights Of Legal Equality ( hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan).
4. Political Rights ( hak asasi bidang politik) yang meliputi hak untuk ikut
serta dalam pemerintahan, hak pilih, hak mendirikan partai politik, dan
lain-lain.
5. Social dan Culture Rights ( hak asasi bidang social dan kebudayaan) yang
meliputi hak memilih Pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan lain-
lain.
6. Procedural Rights ( hak asasi bidang prosedur peradilan) yang meliputi
hak untuk mendapatkan surat perintah perlengkapan/penggeledahan, hak
didampingi pembela, dan lain-lain.
2.3 Instrumen Hukum HAM Nasional dan Internasional
A. Instrumen Hukum Ham Nasional
Sebagaimana kita ketahui, UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan
atau amandemen. Dalam amandemen kedua, telah ditambahkan sejumlah ktentuan
mengenai HAM. Ketentuan tersebut tercantum dalam Bab XA “Hak asasi
Manusia”. Ketentuan mengenai HAM tersebut terdiri atas 10 pasal (pasal 28A-
28J) dan 26 ayat.
Instrumen nasional:
1. UUD 1945 beserta amendemennya;
2. Tap MPR No. XVII/MPR/1998;
3. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia;
4. UU No 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM;
5. UU No 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis;
6. Peraturan perundang-undangan nasional lain yang terkait.
5
B. Instrumen Ham Internasional
Instrumen hukun Internasional adalah dokumen dan perjanjian yang
digunakan untuk mengatur dokumen antar negara dan isu-isu global. Banyak
pakar HAM yang berpendapat bahwa lahirnya gagasan terhadap jaminan hak asasi
manusia dimulai dengan adanya perjanjian Magna Charta. Akan tetapi tidak
sedikit pula yang meyakini bahwa jaminan HAM sesungguhnya telah tertampung
sejak 600 tahun sebelumnya tepatnya dengan lahirnya piagam Madinah pada masa
awal Islam. Bahkan menurut Almaududi, perlindungan yang terangkum dalam
Piagam Madinah ini lebih komperhensif jika dibandingkan dengan konsep Ham
dalam Magna Charta.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa untuk mendapatkan pengakuan
terhadap HAM harus melalui perjalanan yang sangat panjang. Oleh karena itu
patut kita syukuri bahwa sekarang HAM sudah diakui secara Internasional.
Dengan demikian HAM dapat ditegakkan tanpa batas ruang dan waktu.
Berbagai instrumen HAM yang berlaku secara internasional, diantaranya:
6
Kovenan ini lahir tahun 1966, diadopsi pada 16 Desember 1975 dan
berlaku pada 23 Maret pada 1976. Hak – hak sipil dan politik yang dijamin
dalam kovenan ini yaitu :
1) hak atas hidup,
2) hak atas kebebasan dan keamanan diri,
3) hak atas keamanan di muka badan – badan peradilan,
4) hak atas kebebasan berpikir, mempunyai keyakinan, beragama,
5) hak berpendapat tanpa mengalami gangguan,
6) hak atas kebebasan berkumpul secara damai,
7) hak untuk berserikat.
C. Protokol Opsional pada Kovenan Internasional Hak – Hak Sipil dan
Politik.
Protokol opsional ini, diadopsi pada 16 Desember 1975, dan berlaku pada
23 Maret 1976. Protokol Opsional/pilihan berisikan pemberian tugas pada
Komisi Hak –Hak Asasi Manusia untuk menerima dan
mempertimbangkan pengaduan dari individu – individu warga dalam
wilayah kekuasaan negara peserta Kovenan yang menjadi peserta
Protokol, yang mengaku telah menjadi korban pelanggaran terhadap salah
satu hak yang dikemukakan dalam Kovenan Hak –hak Sipil dan Politik.
Pengaduan itu dapat diajukan secara tertulis kepada Komisi Hak – Hak
Asasi Manusia.setelah semua upaya domistik (dalam negara warga yang
bersangkutan) yang tersedia telah di tempuhnya, tetapi tidak menampakan
hasil.
D. Protokol Opsional Kedua terhadap Kovenan Internasional tentang
Hak – hak Sipil dan Politik dengan tujuan Penghapusan Hukuman
Mati.
Protokol ini diadopsi pada 15 Desember 1989, dan berlaku pada 11 Juli
1991.
E. Konvensi Internasional Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of
Discrimination Agains Women/CEDAW ).
7
Konvensi ini mulai berlaku tahun 1981. Dokumen ini merupakan alat
hukum yang paling lengkap (komprhensif) berkenaan dengan hak – hak
asasi wanita, dan mencakup peranan dan status mereka. Dengan demikian
dokumen ini merupakan dasar untuk menjamin persamaan wanita di
negara – negara yang meratifikasinya.
F. Konvensi Internasional Penghapusan terhadap Semua Bentuk
Diskriminasi Rasial (International Convention on the Elimination of All
Forms of Racial Discrimination).
G. Konvensi Hak – hak Anak (Convention on the Rights of the Child).
Konvensi ini disepakati Majlis Umum PBB dalam sidangnya ke 44 pada
Desember 1989. Menurut konvensi ini, pengertian anak yakni setiap orang
yang masih berumur di bawah 18 tahun. Kecuali jika berdasarkan hukum
yang berlaku bagi anak menentukan batas umur yang lebih rendah dari 18
tahun. Konvensi ini dicetuskan karena ternyata di berbagai belahan dunia
meskipun telah di deklarasikan DUHAM yang juga melindungi harkat
anak – anak sebagai manusia, ternyata belum dilaksanakan dengan baik.
Banyak anak dipekerjakan di bawah umur, di kirim ke medan perang,
diperkosa, dll. Perlakuan anak sebagai manusia sepenuhnya masih
diabaikan. Misalnya, anak – anak tidak pernah didengar suara dan
pandangan mereka, ketika menetapkan suatu kebijakan publik maupun
kebijakan yang menyangkut anak sendiri. Padahal mereka akan terkena
akibat atau akan merasakan dari setiap kebijakan publik yang diambil.
8
kehendaknya kepada kelompok kecil dan sebaliknya kelompok kecil
menghormati kelompok besar.
Upaya penegakan HAM yang di lakukan oleh lembaga-lembaga
perlindungan HAM. Adapun dukungan tersebut dapat di tunjukan antara lain
dengan dikap berikut:
a) Menghormati menghargai lembaga perlindungan HAM
b) Mendengar dan melaksanakan materi penyuluhan hukum dan HAM
c) Aktif men sosialikan hukum dan HAM
d) Menghargai kaum hak-hak perempuan
e) Membantu terwujudnya perlindungan hak-hak anak
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HAM adalah kebebasan seseorang untuk bertindak sesuai dengan hati
nuraninya berkenaan dengan hal-hal yang asasi atau mendasar atau prinsipal.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal
yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang
merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat
Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
3.2 Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi
antara HAM kita dengan HAM orang lain.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. (2013). Perlindungan Hak asasi manusia di Indonesia. Makalah Pelatihan HAM
Bagi Panitia RANHAM Prov. Sumatera Barat, Padang, 13.
11