BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
sintaksis adalah frase, klausa dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas
ketika pokok bahasan tersebut secara rinci.
Bagi guru sekolah dasar, memiliki keterampilan berbahasa
merupakan suatu modal untuk mengembangkan kompetensi siswa-siwanya
dalam berkomunikasi, pemahaman mengenai tata kalimat dalam bahasa
Indonesia sudah tentu menjadi suatu kebutuhan dasar. Untuk itulah dalam
makalah ini kami membahas mengenai sintaksis beserta struktur internal
kalimatnya yang berupa frasa, klausa,
1
dan kalimat itu
B; Rumusan Masalah
C; Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A; Hakikat Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
“dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi secara
etimologis sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian
atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana,
kalimat, klausa dan frase (Ramlah 2001:18).
Salah satu hakikat bahasa yang sudah kita pahami dalam studi
bahasa adalah bahwa bahasa itu sistematis dan sistemis. Ada tiga subsistem
bahasa yang cukup mendasar yaitu fonologi, gramatika, dan leksikon.
Subsistem sintaksis mencakup satuan-satuan yang lebih besar dari kata, serta
hubungan antara satuan-satuan itu. Sebagai suatu subsistem bahasa sintaksis
mempersoalkan hubungan antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar,
membentuk suatu kontruksi yang disebut kalimat. Hubungan antara satuan-
satuan itu memperlihatkan adanya semacam hierarki atau tata urut tingkatan.
Dalam uraian mengenai hakikat bahasa telah dijelaskan bahwa tata urut
tingkatan bahasa tertera dari urutan yang paling besar atau paling tinggi
(wacana) ke yang paling kecil (rendah) adalah bunyi (fonem). Dalam
subsistem gramatika tataran yang paling kecil adalah morfem.
3
4
3; Keterangan.
5
C; Aspek-Aspek Sintaksis
Contoh :
Menangis keras
Sedang melamun
2; Frasa adjektiva adalah frasa yang intinya berupa kata
sifat.
7
Contoh :
Kasar sekali
Amat lembut
3; Frasa nominal adalah frasa yang intinya berupa kata
benda.
Contoh:
Lapangan besar
Rumah besar
4; Frasa pronominal adalah frasa yang intinya berupa kata
ganti.
Contoh :
Kalian semua
Kamu dan dia
5; Frasa adverbial adalah frasa yang intinya berupa kata
keterangan.
Contoh :
Lebih kurang
hingga dengan
6; Frasa numerial adalah frasa yang intinya berupa kata
bilangan.
Contoh :
Tujuh dan
delapan Empat
belas
7; Frasa interogativa adalah frasa yang intinya berupa kata
tanya.
Contoh :
Apa dan siapa
dimana
b; Frasa Endosentris
8
a) Frasa Ambigu
Frasa ambigu adalah frasa yang menimbulkan makna
ganda atau tidak jelas.
Contoh :
Lukisan Ayah dipajang di ruang tamu.
Frasa lukisan ayah mempunyai makna:
- Lukisan milik Ayah
- Lukisan mengenai diri Ayah
- Lukisan buatan Ayah
b) Frasa Idiomatik
2; Klausa
Klausa merupakan bagian dari kalimat. Klausa memiliki
unsur subjek dan predikat, tetapi tidak mengandung intonasi, jeda,
tempo, dan nada. Ada lima dasar yang dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan klausa.
a; Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
Contoh :
Kondisinya masih kritis.
Gedung itu sangat tinggi.
- Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului
S.
Contoh :
Masih kritis kondisinya.
Sangat tinggi gedung itu.
2. Klausa Tidak Lengkap
Contoh :
Semua murid sudah pulang kecuali yang
dihukum.
Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
2; Klausa Bawahan
Klausa bawahan ialah klausa yang belum lengkap
isinya. Klausa ini tidak dapat berdiri sendiri.
Contoh : Irwan datang ketika kami menonton film.
Klausa Bawahan
3. Keterangan
3; Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatik yang ditandai adanya
kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa
kalimat itu sudah selesai (lengkap).
a; Ragam Kalimat
17
2. Kalimat Majemuk
3; Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan
ujaran orang lain.
Contoh :
Ibu berkata “Saya tidak senang melihat
rambut gondrong”.
4; Kalimat Tidak Langsung
20
7; Kalimat Mayor
BAB III
PENUTUP
A; Simpulan
B; Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Kailani Hasan. 1983. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Riau. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa
Indonesia. Padang: Sukabina Press.
MAKALAH
29
SINTAKSIS BAHASA INDONESIA SD
Dosen Pembimbing
MAULIDA NUR OKTAVIANI, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Nama : ................................
NIM : ................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai
“SINTAKSIS BAHASA INDONESIA SD”.
30
Penulis
DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul...................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iii
31
BAB I PENDAHULUAN
A; Latar Belakang................................................................................1
B; Rumusan Masalah...........................................................................2
C; Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A; Hakikat Sintaksis............................................................................3
B; Fungsi Kajian Sintaksis..................................................................4
C; Aspek-Aspek Sintaksis...................................................................5
D; Kalimat Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar..................................23
E; Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD.......................24
Daftar Pustaka....................................................................................................29
iii