Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA SD DAN LAB

SINTAKSIS
Dibuat untuk memenui salah satu mata kuliah Konsep Dasar Bahasa
Indonesia SD dan Lab, Dengan Dosen/Asisten
Arifin Ahmad,S PD,M,PD.

OLEH :

KELOMPOK 3

1. SITRI 195060003
2. Lutfiah Ainun 195060015
3. Nuni Azhara 195060019
4. Yuan 195060038

KELAS 2A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti
mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3)
menjelaskan bahwa analisis sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan
kata-kata itu dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan
sintaksis, yakni kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.

Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan
seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa (Ramlan, 2001: 1). Verhaar (2004:
161) sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam
tuturan. Tuturan adalah apa yang dituturkan orang. Salah satu tuturan adalah
kalimat. Kalimat adalah satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki
intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhan itu. Sebuah kalimat tersebut dapat
terbentuk dari kata, frasa, dan klausa. Dalam kaitan dengan kaidah sintaksis ini,
peneliti menganalisis pemakaian bentuk frasa dalam wacana yang terdapat di
dalam buku teks.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan beberapa masalah yaitu diantaranya;
1. Apa pengertian sintaksis?
2. Apa fungsi,kategori,dan peran sintaksis?
3. Apa yang dimaksud dengan frase?
4. Apa yang dimaksud dengan klausa?
5. Apa yang dimaksud dengan kalimat?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan adalah:
1. Mengetahui pengertian sinaksis
2. Mengetahui fungsi,kategori,dan peran sintaksis
3. Mengetahui apa dimaksud dengan frase
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan klausa
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sintaksis


Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani Sun dan Tattein yang berari mengatur
bersama-sama. Sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat.
Struktur kalimat yang dibahas adalah kata,frase,klausa,dan kalimat. Berdasarkan pengertian
ini, kata merupakan struktur internal sintaksis walaupun konsep pembentukannya sendiri
merupakan bagian dari cabang morfologi. Kata sebagai pengisi satuan sintaksis,harus
dibedakan adanya dua macam kata,yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh adalah kata
yang mempunyai makna dan dapat berdiri sendri sebagai sebuah satuan.yang termasuk kata
penuh adalah kata kata katagori nomina,verba,adjektiva,adverbia dan numeralia.misalnya
mesjid memiliki makna ‘tempat ibadah orang islam’.kata tugas adalah kata yang tidak
mempunyai makna dan didalam praturan dia tidak dpat berdiri sendiri.yang termasuk kata
tugas adalah kata-kata katagori perposisi dan konjungsi.misalnya,dan tidak mempunyai
makna tetapi,mempunyai tugas sintaksis untuk menggabungkan dua kalimat.
Dalam mempelajari sintaksis harus menguasai alat-alat sintaksis.alat-alat yang
dimaksud adalah urutan kata,bentuk kata,kata penghubung ,dan unsur suprasegmental.dalam
sebuah kalimat,jika kedua buah kata diubah urutannya akan menyebabkan perubahan makna
dalam kalimat tersebut.contoh ibu membeli buku jika diubah urutannya menajdi buku
membeli ibu,kalimat tersebut akan menjadi kalimat yang tidak logis.bentuk katapun akan
menyebabkan kalimat berubah.contoh gunting kain itu menyatakan kalimat
perintah,sedangkan gunting kain itu patah menajdi kalimat berita.perubahan ini terjadi karna
kata gunting pada kalimat pertama adalah kata kerja (sebagai hasil konversi)dan gunting pada
kalimat kedua merupakan kata kerja perubahan kata penghubing juga akan menyebabkan
kalimat menajdi berubah.contoh kalimat andi dan tuti pergi memiliki makna ‘yang pergi dua
orang’,tetapi kalimat Andi atau Tuti pergi menyatakan ‘hanya satu orang yang pergi.
Komponen yang dipelajari sintaksis meliputi frase,klausa,dan kalimat.
2.2 Fungsi,Kategori,dan Peran Sintaksis
1. Fungsi
Fungsi sintaksis merupakan tempat-tempat yang terdapat di dalam struktur sintaksis
yang di dalamnya terdapat kategori-kategori tertentu. Fungsi sintaksis yaitu :
Subjek(S),Predikat(P),Objek(O),Pelengkap(Pel),Keterangan(Ket).

A. Subjek dan Predikat


Subjek adalah bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan
pertanyaan ‘apa atau siapa yang tersebut dalam predikat’. Predikat adalah bagian dari kalimat
yang menerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam
subjek sedang apa,berapa,dimana,dan lain lain. Contoh : sedang belajar (P) mereka itu(S).
Fungsi tersebut bisa dibuktikan dengan pertanyaan ‘siapa yang sedang belajar?’ Jawabannya
‘mereka itu’.
Subjek biasanya berupa frase nomina atau pengganti frase nomina. Predikat bisa
berupa frase nomina,verbal,adjektiva,numeralia,ataupun preposisi. Jika diubah menjadi
kalimat tanya,subjek tidak dapat diberi partikel-kah. Predikat dapa diberi partikel-kah.
Contoh :
1) Mereka itu(S)sedang belajar(P).
2) Sedang belajarkah mereka itu?
3) Merekakah sedang belajar? (Salah)

B. Objek dan Pelengkap


Objek adalah bagian dari perba dari kata kerja yang menjadi perdikat yang menjadi
predikat dalam sebuah klausa.objek biasanya berupa frase nomina atau pengganti frase
nomina.objek dibedakan menajdi dua yaitu objek afektif,yaitu objek yang bukan merupakan
hasil perbuatan predikat,contoh Saya membaca komik. Kata Komik bukanlah hasil kegiatan
membaca sehingga disebut objek afektif.yang kedua objek efektif yaitu objek hasil perbuatan
predikat,contohnya Ia menulis surat. Kata Surat merupakan hasil kegiatan predikat.
Pelengkap adalah bagian predikat verbal yang menjadikan predikat tersebut menjadi
lengkap.pelengkap biasanya berupa frase nomina,verba,adjektiva,numeralia,preposisi,dan
pengganti nomina.
Objek dapat diubah menajdi subek pada kaliamat pasif dan pelengkap tidak dapat
diubah menajadi subjek kalimat pasif contoh :
1) Dalam kalimat transitif (memerlukan objek)
a.Orang itu(S)menjual (P). (salah)
b.Orang itu(S)menjual(P)es kelapa muda(O).
2) Dalam kalimat semi-transitif(bisa atau tidak perlu objek)
a.Orang itu(S)minum(P).
b.Orang itu (S)minum(P)es kelapa muda(O)
c.Es kelapa muda(S)diminum(P)orang itu (O).
3) Dalam kalimat intransitif (tidak memerlukan objek).
a.Tidak lengkap
Orang itu(S)mandi(P).
b.Semi-lengkap
- Orang itu(S)berlandaskan(P).
- Orang itu(S)berjualan (P)es kelapa muda(pel)
c.Lengkap
- Organisasi itu(S)berlandaskan (P). (Salah)
- Organisasi itu(S)berlandaskan (P)kegotongroyongan(Pel).

C. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek,predikat,objek atau
pelengkap. Keterangan sering disebut luar inti klausa karena sifatnya fleksibel, yakni bisa di
awal,di tengah,atau di akhir.
Keterangan biasanya berupa frase nomina,preposisi,dan konjungsi. Dalam bahasa
Indoesia dikenal beberapa jenis keterangan,yakni sebagai berikut:
1) Keterangan tempat
Contoh : Aku tidur di kamarnya.
2) Keterangan waktu
Contoh : Bapak pergi ke Jakarta kemarin.
3) Keterangan syarat
Contoh : Kami akan datang bila diundang.
4) Keterangan tujuan
Contoh : Aril mandi agar sehat.
5) Keterangan alat
Contoh : Ia menulis dengan pensil.
6) Keterangan pembatas
Contoh : Ia menangis hingga menjelang magrib.
7) Keterangan pengecualian
Contoh : Selain Tuti, semua anak SD sakit.
8) Keterangan sebab
Contoh : Dia tidak hadir karena tidak diundang.
9) Keterangan perlawanan
Contoh : Meskipun dilarang, ia tetap membeli buku itu.
10) Keterangan kualitas
Contoh : Ia berlari dengan cepat.
11) Keterangan kuantitas
Contoh : Bukunya banyak sekali.
12) Keterangan modalitas
Contoh : Barangkali ia tidak akan datang.

2.3 Frase
Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang nonpredikatif yang hanya menduduki
fungsi sintaksis. Unsur-unsur yang membentuk frase adalah morfem bebas dan morfem
terikat. Tingkatan dalam frase dalam tata bahasa berada di bawah tingkat klausa dan di atas
tingkat kata. Bebrapa unsur dalam frase,yaitu frase terdiri dari dua kata atau lebih,non
predikat,dan dapat menduduki fungsi sintaksis. Untuk memperjelas hakikat frase,ada baiknya
dikemukakan contoh sebagai berikut:
1) Baju baru itu
2) Sedang membaca
Gabungan kata di atas merupakan frase,karena merupakan konstruksi nonpredikat.
Salah satu contoh, yaitu baju baru itu ,dapat menduduki fungsi sintaksis seperti
subjek,predikat,objek,dan keterangan. Misalnya, Tuti membeli baju baru itu. Baju baru itu
menduduki fungsi sintaksis sebagai objek (Tuti = Subjek,membeli = predikat). Jadi ,baju
baru itu merupakan frase meskipun terdiri atas tiga kata.
Contoh lain :
1) Parkir pertokoan itu
2) Yang akan datang
Jika contoh itu ditaruh dalam kalimat,kedudukannya tetap pada satu fungsi saja.
1) Parkir pertokoan itu (S)luas (P).
2) Dia (S) yang akan datang (P) besok(Ket).
Salah satu ciri frase adalah dapat diperluas. Artinya,frase dapat diberi tambahan
komponen baru sesuai dengan konsep atau pengertian yang akan ditampilkan.
1. Klasifikasi Frase Berdasarkan Unsur Pembentuknya
a. Frase yang Unsurnya Berupa Kata
Salah satu ciri frase bahwa frase merupaka satuan gramatikal yang berupa gabungan
antara dua kata atau lebih. Hal ini mengisyaratkan bahwa terdapat frase yang unsur-unsur
pembentuknya atau konstituennya berupa kata dan ada pula gabungan dari gabungan kata.
Contoh :
1) Gedung itu 8) Pasar itu
2) Sekolah itu 9) Gedung sekolah
3) Perpustakaan itu 10) Gedung perpustakaan
4) Bangunan itu 11) Bangunan rumah
5) Rumah itu 12) Bangunan kantor
6) Kantor itu 13) Bangunan perumahan
7) Perumahan itu 14) Bangunan pasar
Contoh frase (1) sampai dengan (4)sebagai satuan gramatik yang unsur-unsur
pembentuknya atau konstituennya berupa kata. Konstruks (1) konstituenya adalah
gedung dan itu, konstituennya (2)sekolah dan itu , konstituennya (3)adalah
perpustakaan dan itu. Demikian juga konstruksi (4),(5),(6),(7),dan (8). Konstruksi (9),
dan (10) konstituennya adalah gedung dan sekolah serta perpustakaan, sedangkan
konstituen konstruksi (11),(12),(13),dan (14), adalah bangunan dan berturut-turut
rumah,kantor,perumahan,dan pasar.
b. Frase yang Unsurnya Berupa Frase
Berikut adalah contoh gramatikalisasi frase menjadi frase:
1) Buku baru dan anak itu dalam Buku baru anak itu
2) Makanan ringan dan anak itu dalam Makanan ringan anak itu
Buku baru anak itu

Buku baru Anak itu

buku baru anak itu

c. Frase yang Unsurnya Berupa Kata dan Frase


Frase jenis ketiga ini merupakan frase yang salah satu konstituennya berupa kata dan
yang satu lagi berupa frase. Contoh :
1) Anak kecil itu
2) Meja makan baru
Pada frase (1) konstituennya adalah anak kecil dan itu dan pada frase (2)
konstituennya adalah meja makan dan baru. Ini menunjukan bahwa konstituen kedua frase
tersebut berupa kata dan frase.
2. Klasifikasi Frase Berdasarkan Unsur Pusatnya
Berdasarkan unsur pusatnya frase dibagi menjadi dua , yaitu frase endosentris dan frase
eksosentris. Frase endosentris adalah yang memiliki unsur pusat. Sedangkan frase eksosentris
adalah yang tidak memiliki unsur pusat.
a. Pembagian Frase Endosentris

1) Frase endosentris koordinatif


Frase endosentris koordinatif adalah frase yang memiliki dua unsur pusat. Unsurnya
adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda di antara unsurnya terdapat (dapat
diberi) ‘dan’ atau ‘atau’. Contohnya :
a) Saya memelihara ayam,kambing, dan kuda.
b) Mereka bernyanyi dan menari sampai pagi.
c) Cantik ,ramah, dan sopan adalah ciri khas dari Rina.
d) Pikir dahulu baik-baik dan masak-masak sebelum mengambil keputusan.

2) Frase endosentris apositif


Frase endosentris apositif adalah frase yang memiliki dua unsur pusat yang dapat saling
menggantikan. Frase endosentris apositif yaitu frase endosentris yang semua unsurnya
adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai aposisi
bagi unsur pusat yang lain. Contoh :
a) Andi, anak nakal itu, sudah meninggal.
b) Bali,Pulau Dewata sangat indah.
c) Bandung, Kota Kembang, memiliki banyak pusat perbelanjaan.
d) Rani,gadis manis,adalah pacarku.
e) Sumatra, Pulau Andalas, terkenal dengan keindahannya.

3) Frase endosentris atributif


Frase endosentris atributif adalah frase yang hanya mengandung satu unsur pusat dan
unsur yang lain hanyalah berupa atribut. Atribut adalah bagian frase yang bukan unsur pusat,
tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frase yang bersangkutan. Ciri unsur pusat
pada frase ini adalah kemampuannya hadir sendiri dalam sebuah kalimat. Unsur atribut tidak
dapat hadir sendiri dalam kalimat. Contoh :
a) Ayunda membeli buku baru itu di toko itu.
b) Rani memakai baju putih dan celana hitam.
c) Hasan akan berangkat ke Malang.
d) Orang itu sangat kaya tetapi agak miskin.
e) Nenek tiba kemarin sore dari Bandung.
Kata-kata yang dicetak miring dan tebal dalam frase-frase di atas adalah unsur pusat,
sedangkan kata-kata yang dicetak miring tidak tebal adalah atributnya.
Frase yang hanya terdiri atas satu kata tidak dapat dimasukan ke dalam frase endosentris
koordinatif,atributif,dan apositif, karena dasar pemilahan ketiganya adalah hubungan
gramatik antara unsur yang satu dengan usur yang lainnya.
b. Pembagian Frase Eksosentris

1) Frase eksosentris preposisional


Frase eksosentris preposisional adalah frase eksosentris yang salah satu konstituennya
terdiri atas preposisi. Contoh :
a) Aminah menangis di kamar.
b) Jihan berasal dari Bandung.
c) Ia pergi ke Jakarta.
d) Ia lebih tinggi daripada Anton.
Frase-frase yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah di kamar,dari Bandung, ke
Jakarta, daripada Anton. Frase – frase tersebut terdiri atas dua unsur langsung, yaitu kata
depan dan kata yang mengikutinya. Dalam pemakaiannya,masing-masing konstituen frase-
frase ini tidak bisa berdiri sendiri sehingga keduanya merupakan satu kesatuan dan artinya
tidak memiliki unsur pusat.
2) Frase eksosentris konjungsional
Frase eksosentris konjungsional adalah frase eksosentris yang kedudukan salah satu
unsurnya sebagai konjungsi atau kata sambung. Contoh :
a) Ketika aku datang, adik sedang memasak.
b) Jika sakit, saya tidak akan datang.
c) Ia membeli bunga untuk adiknya.
d) Galih menangis karena rindu.
Frase yang terdapat dalam kalimat-kalimat tersebut merupakan frase eksosentris
konjungsional. Jika konstituennya dihadirkan sendiri-sendiri dalam sebuah kalimat, kalimat
yang terbentuk bukanlah kalimat yang berterima. Oleh sebab itu frase ini tidak memiliki
unsur pusat.
3. Klasifikasi Frase Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya.

a. Frase Nominal
Frase nominal adlah frase yang unsur pusatnya adalah kata benda. Unsur pusat frase
nomina berupa (1) nomina sebenarnya, contoh jalan ini; (2) pronomina, contoh dia itu; (3)
nama, contoh Dian itu; dan (4) kata-kata selain nomina,tetapi strukturnya berubah menjadi
nomina, contoh cermat itu.
b. Frase verba
Frase verba adalah frase yang unsur pusatnya berupa kata kerja. Contoh : akan
datang,sedang makan,telah pulang,dll.
c. Frase adjektiva
Frase adjektiva adalah frase yang unsur pusatnya berupa kata sifat. Contoh : cantik
sekali,sangat kaya,agak ceroboh,dll.
d. Frase numeralia
Frase numeralia adalah frase yang UP-nya berupa kata bilangan, yaitu kata-kata yang
secara semantis mengatakan bilangan atau jumlah tertentu. Contoh : dua buah,tiga ekor,tujuh
biji,sepuluh orang.
e. Frase preposisi
Frase preposisi adalah frase yang salah satu unsur pembentukya berupa kata depan.
Contoh : di rumah,ke pasar,dari Bandung,daripada Anton,dsb.
f. Frase konjungsi
Frase konjungsi adalah frase yang salah satu unsur pembentuknya adalah kata
sambung. Contoh : untuk kamu,agar sehat,terhadap kami,dsb.

2.4 Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya,di
dalam konstruksi itu ada komponen,berpa kata atau frase,yang berfungsi sebagai predikat,dan
yang lain berfungsi sebagai subjek,objek dan keterangan.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kalusa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas predikat,baik diikuti oleh subjek objek pelengkap,keterangan atau tidak dan
merupakan bagian dari kalimat. Penanda kalusa adalah ,tetpai yang menjadi kalusa bukan
hanya P,jika mempunyai S kalausa terdiri atas S dan P.jika mempunyai S,kalusa terdiri atas
S,P dan O.jika tidak memiliki O dan ket,klausa terdiri atas P,O dan ket. Demikian seterusnya.
Penanda kalusa adalah P,tetapi yang dianggap sebagai unsur inti kalusa adalah S dan P.
Yang membedakan antara klausa dan kalimat adalah intonasi fial diakhir satuan bahsa
itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final,sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final.
Intonasi itu dapat beruppa intonasi,berita,tanya,perintah,dan kagum. Klausa berpotensi untuk
menjadi kalimat tunggal karena didalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajid,yaitu subjek dan
predikat.
Klausa sudah pasti mempunyai predikat,sedangkan kalimat belum tentu mempunyai
predikat.perhatikan contoh berikut;
1. Andi akan berangkat ke Jakarta
2. Kami merasa senang
3. Kemarin ia tidak datang
4. Ia membaca buku di perpustakaan.
5. Kami dibelikan buku oleh bapaknya.
6. Pergi!

Secara sekilas keenam contoh di atas adalah kalimat. Namun jika diperhatikan lebih
detail,keenam contoh tersebut dapat dikelompokan menjadi kaliamt dan klausa. Contoh: (1),
(2),dan (3) adalah klausa sebab belum memiliki intonasi akhir (final)diakhir kalimatnya.
Sebaliknya contoh (4),(5),dan (6) adalah kalimat sebab memiliki intonasi akhir diakhir
kalimatnya.Berapa sudut pandang tersebut adalah struktur atau kebebasannya,kategori unsur
predikatnya,ada tidaknya unsur negasi,letak subjek dan predikatnya,dan kepasifan
predikatnya,
1. Klausa Berdasarkan Strukturnya
Berdasarkan strukturya,klausa dapat dibedakan menajdi dua,yakni klausa bebas dan klausa
terikat.klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap,sekurang-
kurangnya mempunyai subjek dan predikat;dan mempunyai potensi dan kalimat
mayor.kalusa terikat adalah klausa yang unsurya tidak lengkap,mungkin hanya subjek saja.
Klausa terikat di awali dengan konjungsi subordinatif dikenal dengan klausa subordinatif
atau klausa bawahan. Dalam sebuah kalimat,biasanya klausa ini berpa anak kalimat sehingga
tidak bisa berdiri sendiri. Pwehatikan contoh berikut.
a. Karimi berbaju merah
b. Jika saya memiliki buku itu
c. Ia sedang membeli buku ketika hujan turun

Berdasarkan contoh diatas,klausa (a) adalah klausa bebas karena bisa berdiri sendiri
dan berpulang menjadi kalimat tunggal. Klausa (b) adalah klausa terikat karena tidak
bisa berdiri sendri dan tidak berpulang menjadi kalimat tunggal. Klausa (c) adalah
klausa yang terdiri atas satu klausa bebas,yakni ia sedang membeli buku dan satu
klausa terikat, yakni ketika hujan turun.
2. Klausa Berdasarkan Kategori Unsur Predikatnya
Berdasarkan jenis kata predikatnya,klausa dapat dibedakan menajdi beberapa jenis
klausa sebagai berikut.
a. Klausa verbal,yakni klausa yang predikatnya kategori verba,yang dapat
dibedakan lagi menjadi (a)klausa transitif(klausa yang predikatnya berupa
verba transitif);(b) klausa intransitif(klausa yang predikatnya berupa verba
intransitif);(c)klausa refleksif(klausa yang predikatnya berupa verba
refrekleksif);(d)klausa resiprokal (klausa yang berupa verba
resipokal)contoh:kami membaca buku;kami belajar IPA;dia memukuli
dadanya;kami bersalam-salaman dengan para tamu;dsb.
b. Klausa nominal,yakni klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase.
Contoh:ia seorang guru.
c. Klausa ajektifal,yakni klausa yang pedikatnya berkategori ajektifa,baik berupa
kata maupun frase. Contoh:saya gemuk sekali
d. Klausa adverbial,yakni klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori
kata keterangan. Contoh:kalau kamu telah berhasil jangan lupakan kampung
halamanmu.
e. Klausa numeralia yakni klausa yang predikatnya berupa kata atau frase
bilangan. Contoh bukunya dua buah.

3.Klausa Berdasarkan Unsur Negasi

Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi klausa dibedakan menajdi dua,yakni klausa positif
dan klausa negatif. Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki unsur negatif. Klausa
negatif adalah klausa yang memiliki unsur negatif yang ditandai hadirnya kata negatif.bukan
atau tidak. Contoh klausa negatif,yakni ia bukan guru, contoh klausa positif,yakni ia seorang
guru.

4. Klausa Berdasarkan Letak Subjek Dan Predikatnya

Klausa berdasarkan letak subjek dan predikatnya,dibedakan menjadi dua,yakni klausa


versi dan klausa inversi.klausa versi adalah klausa yang berfungsi subjek mendahului
predikat,misal kami belajar matematika.klausa inversi adalah klausa yang predikatnya
mendahuliu subjeknya,misal membaca buku kami kemarin malam.

5.Klausa Berdasarkan Kepasifan Predikatnya

Klausa berdasarkan kepasifan predikatnya dibedakan menjadi dua,yakni klausa pasif


dan klausa pasuf. Klausa aktif adalah klausa yang predikatnya bersifat aktif,misal
saya membaca buku.klausa pasif adalah klausa yang predikatnya pasif,misal buku
saya baca.

KALIMAT
Dalam berbagai literatur sering kita temukan bahwa kalimat diartikan sebagai
kumpulan kata-kata yang berbuhungan dan memenuhi unsur subjek, predikat,
dan objek. Perngertianini dalam tata bahasa tradisional memang dapat
diterima. Namun demikian, dalam praktiknya ternyata tidak semua kalimat
yang digunakan dalam tuturan sehari-hari memenuhi persyaratan tersebut.
Contoh:
1. Ia membawa buku
2. Pergi!
Pada kalimat contoh pertama, sekilas memang dapat dikatakan kalimat.
Namun jika dianalisis lebih lanjut, jelas bahwa contoh diatas bukanlah kalimat,
melainkan hanya sebuah klausa sebab deretan kata yang memenuhi unsur
subjek, predikat, dan objek tersebut tidak diakhiri dengan intonasi akhir.
Berbeda dengan contoh kedua, contoh kedua justru hanya dapat dikatakan
sebuah kalimat. Walaupun contoh kedua hanya terdiri atas satu kata namun
karena diberi intonasi akhir kata tersebut telah memberikan informasi lengkap
sehingga memenuhi syarat disebut sebagai sebuah kalimat.
Berkaitan dengan hal tersebut, pengertian kalimat sebagai kumpulan kata-kata
yang berhubungan dan memenuhi unsur subjek, predikat dan objrk tidaklah
tepat. Kalimat sendiri pada prinsipnya adalah kesatuan Bahasa yang telah
memiliki intonasi akhir dan mengungkapkan informasi lengkap. Dengan
demikian, sebuah kalimat tidaklah harus terdiri atas beberapa kata, atau
haruss terdiri atas unsur subjek dan predikat , justru intonasi akhirlah yang
menjadi ciri utama sebuah kalimat.
Ciri-ciri kalimat dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan
kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.
2. Mengandung pikiran yang penuh
3. Mengandung urutan yang logis, setiap kata atau kelompok kata yang
mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun
dalam satuan menurut fungsinya
4. Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas
Kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut pandang.
Beberapa klasifikasi kalimat dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Berdasarkan Jumlah Klausanya


Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal
dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki
satu klausa. Misalnya, Ia akan dating nanti malam. Kalimat majemuk adalah
kalimat yang memliki dua klausa atau lebih. Misalnya, Ketika hujan turun, ia
masih bekerja.
Berkenaan dengan sifat hubungan klausa-klausa dalam kalimat majemuk,
kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut.
a. Kalimat majemuk koordinatif/kalimat majemuk setara, yaitu kalimat
majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang
setara atau sederajat. Contoh: Andi membaca, Tono minum jus dan
Armin bermain di kamar.
b. Kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk yang
hubungan antara klausa-klausanya tidak setara atau sederajat.
Contoh: Karena belum merasa tuntas, ia melanjutkan pekerjaannya.
c. Kalimat majemuk kompleks, yaitu kalimat majemuk yang terdiri dari
tiga klausa atau lebih, ada yang dihubungkan secara koordinatif dan
ada pula yang dihubungkan secara subordinatif. Jadi kalimat ini
merupakan campuran dari kalimat majemuk koordinatif dan
subordinatif sehingga disebut juga kalimat majemuk campuran.
Misalnya, Jika keputusannya berbunyi seperti itu, saya akan
menerima dan Tono tentu saja akan menolaknya.
2. Berdasarkan Unsur Negasinya
Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi kalimat dibedakan menjadi dua
yakni klausa positif dan klausa negative. Kalimat positif adalah kalimat yang
tidak memiliki unsur. Kalimat negative adalah kalimat yang memiliki unsur
negative yang ditandai hadirnya kata negative bukan atau tidak. Contoh
kalimat negative yakni Ia bukan guru. Contoh kalimat positif, yakni Ia
seorang guru

3. Berdasarkan Kelelngkapan Strukturnya


Berdasarkan kelengkapan strukturnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat
minor dan kalimat mayor. Kalimat mayor mempunyai klausa lengkap,
sekurang-kurangnya ada unsur subjek dan predikat. Contohnya: Kami
membuka buku
Kalimat minor klausanya tidak lengkap, entah hanya terdiri subjek saja,
predikat saja, objek saja, atau keterangan saja; konteksnyabisa berupa konteksi
kalimat, konteks situasu atau juga topik pembicaraan. Contohnya: Mandi?, Ke
Pasar, Pergi!. Kalimat tersebut hanya mengandung satu unsur inti. Oleh karena
hanya mengandung satu inti, kalimat tersebut disebut kalimat minor.
BAB III
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa sintaksis merupakan bagian atau cabang
dari ilmu bahasa yang memberikan seluk beluk wacana,kalimat,klaausa,dan frase.
Frase sendiri adalah kesatuan yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari
kalimat.frase dilihat dari segi hubungan distribusi unsur umumterdiri atas frase

Anda mungkin juga menyukai