1. Tidak terdapat unsur suprasegmental, seperti, tanda koma (,), tanda titik
(.), tanda seru (!), ataupun tanda tanya (?)
2. Memiliki satu predikat (sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan
predikat)
3. Terkadang dilengkapi dengan objek, pelengkap, atau keterangan
Berdasarkan struktur internal nya, klausa dibedakan atas klausa lengkap dan
klausa tidak lengkap.
•Klausa lengkap adalah klausa yang memiliki susunan internal kalimat yang
lengkap yaitu subjek (S) dan predikat (P). Klausa lengkap ini dibedakan lagi atas
susunan internalnya yaitu klausa susun biasa dan klausa susun balik. Klausa
lengkap susun biasa ialah klausa lengkap yang Subjek-Nya terletak di depan
Predikat. Adapun klausa lengkap susun balik atau klausa lengkap inversi ialah
klausa lengkap yang Subjek -nya berada di belakang Predikat , misalnya :
1. Tulisan Hendi sangat berbobot.
S P
Klausa tersebut dapat dikatakan sebagai klausa lengkap susun biasa karena
Subjek -nya yaitu tulisan Hendi berada di depan Predikat sangat berbobot.
•Klausa tak lengkap atau dalam istilah Verhaar (1999:279) klausa buntung
merupakan klausa yang unsur internalnya tidak lengkap karena di dalamnya tidak
terdapat unsur Subjek dan hanya terdapat unsur Predikat, baik disertai maupun
tidak disertai unsur Predikat, Pel, dan keterangan . Misalnya :
1. Terpaksa berhenti bekerja di perusahaan itu
P K
Klausa tersebut bisa berubah menjadi klausa lengkap jika di sebelah kirinya
ditambah S, misalnya ditambah frasa istri saya sehingga menjadi Istri saya
terpaksa berhenti bekerja di perusahaan itu.
Klausa dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang terdiri atas subjek,
predikat, baik disertai objek, pelengkap, dan keterangan ataupun tidak. Klausa
terdiri atas unsur inti yaitu Subjek dan predikat dengan unsur tambahannya objek,
pelengkap, dan keterangan. Unsur fungsional yang wajib ada dalam klausa adalah
predikat. Unsur-unsur itu sifatnya relative tetap. Unsur-unsur subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan memiliki fungsi yang berbeda-berbeda.
Subjek
Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu
kalimat. Fungsi ini umumnya diisi oleh kata atau frasa benda, baik itu yang
konkret ataupun yang abstrak. Namun, ada pula subjek yang diisi oleh subjek
dapat pula digunakan kata tanya apa atau siapa. Subjek dalam hal ini
merupakan jawaban dari pertanyaan apa dan siapa tentang predikat.
Contoh:
1) adik saya pandai
2) bukunya disimpan kakak saya
Predikat
Predikat adalah unsur klausa yang berfungsi untuk menjelaskan subjek.
Predikat memiliki fungsi yang sangat penting. Ketidakhadiran predikat dapat
menyebabkan tidak jelasnya makna suatu klausa. Oleh karena itu, kehadiran
predikat dalam suatu klausa mutlak diperlukan. Hal ini berbeda dalam subjek
dalam kalimat-kalimat tertentu dan ketidakhadirannya bisa ditoleransi.
Contoh:
1) Pergi!
2) Lari!
3) Jangan membuang sampah disini!
Predikat umumnya berada di belakang subjek. Fungsi predikat
sebagian besar diisi oleh kata kerja. Ciri lainnya adalah predikat dapat
ditentukan dengan pertanyaan bagaimana, sedang apa, dimana
Objek
Objek merupakan fungsi klausa yang letaknya selalu berada di belakang
predikat (transitif). Objek pada umumnya berupa nomina. Dalam kalimat
pasif, objek dapat berfungsi sebagai subjek. Objek dapat ditentukan dengan
menggunakan pertannyaan apa atau siapa.
1) Kata apa untuk menentukan objek yang berupa benda, tumbuh-
tumbuhan, dan hewan.
2) Kata tanya siapa untuk menentukan objek yang berupa Tuhan,
malaikat, atau manusia.
Pelengkap
Pelengkap mempunyai banyak persamaan dengan objek, yakni bersifat
wajib hadir setelah verba transitif. Perbedaannya, selain berupa nomina,
pelengkap bisa diisi oleh verba atau adjektiva.
Contoh:
1) Adik bermain bola. (nomina)
2) Kami suka berenang. (verba)
3) Bajunya berwarna hijau. (adjektiva)
Perbedaan lainnya, apabila predikat selalu berada setelah verba transitif,
pelengkap berada di belakang verba semi transitif atau dwitransitif dan dapat
didahului oleh preposisi.
Contoh:
1) Mereka bermain tenis (semi transitif)
2) Ayah memerintahkan kakek bersenam pagi (dwitransitif)
3) Ibu berkata bahwa ayah belum pulang (bahwa = preposisi)
Pelengkap tidak dapat dijadikan bentuk pasif.
Contoh :
1) Adik bermain bola basket.
2) Bola basket bermain adik?
Selain itu, pelengkap tidak dapat diganti dengan –nya kecuali
didahului oleh preposisi.
Contoh:
1) Negara ini berlandaskan hukum.
2) Negari ini berlandaskannya?
Keterangan
Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi
yang ada dalam suatu klausa. Berbeda dengan fungsi-fungsi yang ada dalam
klausa. Berbeda dengan fungsi-fungsi lainnya, kehadiran fungsi keterangan
bersifat manasuka. Ketidakhadiran fungsi tersebut tidak akan mengganggu
struktur dan keseluruhan makna klausa.
Ciri- ciri fungsi keterangan adalah sebagai berikut.
Berdasarkan makna atau perannya, fungsi keterangan terbagi dalam
beberapa macam, yakni sebagai berikut.
1) Keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat terjadinya
suatu peristiwa. Fungsi keterangan itu diisi oleh berbagai bentuk, yakni
kata tunggal, frasa nominal, dan frasa preposisional.
2) Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan tujuan atau
maksud tujuan atau maksud perbuatan. Wujud keterangan tujuan selalu
dalam bentuk frasa preposisional yang dipakai adalah demi, bagi,
guna, untuk, dan buat.
3) Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara
terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ada yang didahului kata
depan ada pula yang tidak.
4) Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada atau
tidaknya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu
perbuatan. Semua keterangan penyerta dibentuk dengan
menggabungkan preposisi dengan, tanpa, atau bernama dengan kata
atau frasa tertentu. Kata atau frasa yang berdiri di belakang preposisi
itu harus merupakan benda yang bernyawa atau yang
dianggap bernyawa.
2. "Karena anak-anak nggak boleh nonton film dewasa makanya harus adil"
- Klausa ini adalah klausa lengkap yang berfungsi sebagai alasan atau
penjelasan dalam kalimat.
- Struktur klausa ini adalah "Karena" sebagai konjungsi "anak-anak"
sebagai subjek "nggak boleh nonton" sebagai predikat, "film dewasa"
sebagai objek dan "makanya harus adil" sebagai pelengkap tambahan.
- Fungsi klausa ini adalah untuk memberikan alasan bahwa anak-anak
tidak boleh menonton film dewasa, dan karena itu, penting untuk bertindak
secara adil.
Pemahaman teori tentang sintaktika klausa penting bagi seorang guru bahasa
Indonesia karena membantu mereka mengajarkan struktur kalimat yang benar dan
memahami cara elemen-elemen dalam kalimat saling berhubungan. Dengan
memahami sintaktika klausa, guru dapat memberikan penjelasan yang lebih
mendalam tentang fungsi dan hubungan antarbagian dalam kalimat kepada siswa,
membantu mereka memahami tata bahasa dengan lebih baik. Pemahaman guru
bahasa Indonesia tentang sintaktika klausa sangat penting karena:
Simpulan
Sintaktika klausa merupakan cabang sintaksis yang mempelajari struktur
kalimat dan hubungan antara kata dalam klausa. Berdasarkan ruang lingkup dan
objek kajiannya bahwa analisis struktur klausa merupakan aspek penting dalam
studi sintaksis. Analisis struktur klausa memberikan pemahaman tentang
bagaimana kata dalam klausa saling berhubungan untuk menggambarkan
hubungan antara kata dalam klausa. Selain itu, studi sintaktika klausa juga
melibatkan pemahaman tentang perubahan dan variasi struktur klausa dalam
bahasa. Perubahan bahasa dapat berdampak pada perubahan struktur klausa, dan
bahasa-bahasa yang berbeda dapat memiliki perbedaan dalam struktur klausa
mereka. Dengan pemahaman yang baik tentang sintaktika klausa, peneliti dan
pembelajar bahasa dapat memahami bagaimana bahasa dirancang dan digunakan
untuk menyampaikan makna.
Daftar Acuan
B. KETENTUAN TEKNIS
No Hal Ketentuan
1 Format A4
2 Pias 4, 4, 3, 3 cm
3 Huruf A/F: Arial 11 B/G: Book Antiqua C/H: Calibri
12 12
D/I: Cambria E: Garamound 12
12
4 Spasi Tunggal