Anda di halaman 1dari 12

Review Kalimat

Disusun oleh :

Herdiana Nasrulloh (18111061)


Kelas : TIF RM 18 CNS

Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Teknik Informatika

2020
Kalimat biasanya merupakan serangkaian kata yang disusun sesuai dengan kaidah
yang berlaku.

Setiap kata yang terlibat disusun sesuai dengan kaidahnya.

Pada setiap kata juga termasuk ke dalam kelas atau kategori serta memiliki fungsi
dalam kalimat tersebut.

Urutan dari rentetan kata juga akan memnentukan jenis kalimat yang dihasilkan.

Kalimat merupakan satuan sintaksis yang telah disusun dari konstituen dasar,
pada umumnya barupa klausa, yang telah dilengkapi dengan konjungsi jika diperlukan,
serta disertai dengan intonasi final.

Peran kalimat memang sangatlah penting karena harus mampu menyampaikan


informasi, menanyakan hal, bahkan untuk mengekspresikan emosi yang sedang dirasa.

A. Pengertian kalimat menurut para ahli

Pengertian kalimat menurut pendapat Keraf ( 1984:156) mendefinisikan


kalimat sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh
kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.

Pengertian kalimat menurut pendapat Dardjowidojo (1988: 254)


menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks
(wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.

Pengertian kalimat menurut pendapat Slamet Muljana (1969) menjelaskan


kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut
sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata,
mungkin lebih.

B. Ciri – ciri kalimat


1. Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan
kesenyapan pula.
2. Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.),
tanda Tanya(?), serta tanda seru(!).
3. Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
4. Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai
dengan pelengkap.
5. Mengandung anggapan yang lengkap.
6. Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang
dimana mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai
dengan fungsinya.
7. Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
8. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat
tersebut disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan.
Hubungan dijalin melalui konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur
sejajar.
C. Unsur – unsur kalimat
Dalam setiap kalimat tentunya memiliki suatu unsur dalam penyusunan
kalimatnya.
Dari gabungan unsur-unsur kalimat tersebut nantinya akan membentuk
suatu kalimat yang memiliki arti.
Adapun unsur-unsur dalam suatu kalimat seperti berikut ini:
1. Subjek/Subyek (S)
2. Predikat (P)
3. Objek/Obyek (O)
4. Pelengkap
5. Keterangan (K)
D. Ciri dan contoh dari masing - masing unsur kalimat
1. Subjek/Subyek (S)
Subjek merupakan unsur pokok yang terdapat dalam suatu kalimat,
disamping dari unsur predikat.
Di dalam pola penulisan kalimat bahasa Indonesia, pada umumnya subjek
terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi.
Pada umumnya, subjek berwujud nomina. Maka perhatikan contoh
berikut:
- Mereka datang dari Bandung.
- Justin Bieber merupakan penyanyi asal Canada.
- Bambang pergi ke Spanyol.
Dari contoh kalimat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kata mereka,
Justin Bieber, dan Bambang merupakan Subjek.
Tak hanya itu, terdapat juga subjek yang bukan merupakan nomina. Maka
perhatikan contoh berikut:
- Berwudhu harus dilakukan sebelum menjalankan sholat.
- Delapan adalah sebuah angka.
- Patah hati dapat dialami oleh semua orang.
Ciri-ciri subjek:
- Menjawab pertanyaan “apa” atau “siapa”
- Diikuti dengan kata “itu”
- Diawali dengan kata “bahwa”
- Memiliki keterangan pewatas “yang” (konjungsi dengan menggunakan
kata “yang”)
- Tidak diawali dengan preposisi seperti “dari”, “dalam”, “di”, “ke”,
“kepada”, “pada”.
- Berupa Nomina atau Frasa Nominal
2. Predikat (P)
Sama halnya dengan subjek, predikat juga merupakan unsur utama dalam
suatu kalimat di samping subjek yang merupakan inti dari sebuah kalimat.
Unsur yang dapat mengisi predikat dapat berupa kata, sebagai contoh
verba, adjektiva, atau nominal, numeral serta preposisional.
Tak hanya itu, adapun frasa, sebagai contoh frasa verbal, frasa adjektival,
frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
Simak contoh kalimat sebagai berikut:
- Gilang bermain gitar di lantai atas.
- Setiawan memasak samyang.
- Putra sedang melihat game online.
Dari contoh tersebut, maka kata bermain , memasak, dan melihat
merupakan sebuah predikat.
Ciri-ciri predikat:
- Menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana.
- Bisa berupa kata “ialah” atau “adalah”.
- Ingkaran dapat diwujudkan dengan kata “tidak”
- Bisa diikuti dengan kata-kata aspek atau modalitas, contoh “telah”,
“sudah”, “sedang”, “belum”, “akan”, “ingin”, “hendak”, “mau”, dan lain
sebagainya.
3. Objek (O)
Objek bukan merupakan unsur wajib yang harus ada di dalam sebuah
kalimat.
Letak objek biasanya terdapat setelah predikat dengan kategori verbal
transitif (kalimat aktif transitif) yang minimal memiliki tiga unsur utama
(SPO).
Dalam kalimat aktif, objek akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya
dipasifkan.
Sebaliknya, objek yang ada dalam kalimat pasif akan menjadi subjek jika
kalimatnya menjadi kalimat aktif.
Pada umumnya, objek berkategori nomina. Perhatikan contoh objek dalam
suatu kalimat:
- Laras bermain slime.
- Zaidan membeli sebuah boneka.
- Lele itu memakan pelet.
Dalam kalimat di atas, kata slime, sebuah boneka, dan pelet merupaan
sebuah objek.
Ciri-ciri objek:
- Berada di belakang predikat.
- Dapat berubah menjadi subjek dalam kalimat pasif.
- Tidak didahului dengan preposisi,
- Diawali dengan kata “bahwa”
4. Pelengkap
Objek dan pelengkap mempunyai kesamaan.
Dalam sebuah kalimat, keduanya memiliki kesamaan yaitu: bersifat wajib
ada sebab untuk melengkapi makna verba predikat kalimat, menempati posisi
dibelakang predikat serta tidak didahului preposisi.
Perbedaan keduanya terletak dalam kalimat pasif. Dalam kalimat pasif,
pelengkap tidak menjadi subjek.
Jika ada objek dan juga pelengkap di dalam kalimat aktif, objeklah yang
akan menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Perhatikan contoh dari kalimat pelengkap:
- Gilang selalu ingin berbuat baik.
- Kaki Aji tersandung pintu.
- Mukena itu terbuat dari sutra.
Ciri-ciri pelengkap:

- Berada dibelakang kalimat.


- Tidak didahului preposisi.
Ciri tersebut sama dengan objek. Hanya saja, objek berada langsung
dibelakang kalimat, sementara pelengkap masih bisa disisip dengan unsur
lainnya, yakni objek.
Contohnya ada pada kalimat di bawah ini:
- Anggi mengirimi Sri buku baru.
- Mereka membelikan Ayahnya sepatu baru.
- Kata buku baru dan sepatu baru berfungsi sebagai pelengkap serta tidak
mendahului predikat.
5. Keterangan (K)
Keterangan adalah sebuah unsur kalimat yang menjelaskan lebih lanjut
mengenai sesuatu yang tertera di dalam sebuah kalimat.
Contohnya keterangan akan memberikan informasi mengenai tempat,
waktu, cara, sebab, dan juga tujuan.
Keterangan dapat berwujud kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berwujud frasa ditandai dengan preposisi. Seperti: di, ke,
dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh, dan untuk.
Keterangan yang berwujud anak kalimat ditandai dengan konjungsi (kata
penghubung).
Seperti: ketika, karena, meskipun,supaya, jika, dan sehingga.
Ciri-ciri keterangan:
- Bukan termasuk ke dalam Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti
subjek, predikat, objek dan pelengkap ).
- Tidak terikat dengan posisi (mempunyai kebebasan tempat diawal/diakhir
, atau diantara subjek dan predikat).
Jenis keterangan
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berwujud kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan waktu berupa kata merupakan kata yang menyatakan
waktu, contoh: kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan juga
malam.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berwujud frasa yang menyebutkan tempat
dengan ditandai oleh preposisi, contoh: di, pada, dan juga dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berwujud kata ulang, frasa, atau anak
kalimat yang menjelaskan cara.
Keterangan cara yang berwujud kata ulang adalah perulangan
adjektiva.
Keterangan cara yang berwujud frasa ditandai dengan kata
“dengan” atau “secara”.
Keterangan cara yang berwujud anak kalimat ditandai dengan kata
“dengan” dan “dalam”.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berwujud frasa dan anak kalimat.
Keterangan sebab yang berwujud frasa ditandai dengan adanya
kata “karena” atau “lantaran” yang diikuti dengan nomina atau frasa
nomina.
Keterangan sebab yang berwujud anak kalimat ditandai dengan
adanya konjungtor “karena” atau “lantaran”.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan dapat berupa frasa ataupun anak kalimat.
Keterangan tujuan yang berwujud frasa ditandai dengan kata
“untuk” atau “demi”.
E. Kalimat Efektif
1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat
mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat
terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan
struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
2. Syarat Syarat Kalimat Efektif
Adapun syarat dari kalimat efektif ada 4 yaitu:
a. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
b. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang
penulis.
c. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau
pendengarnya dengan tepat.
d. Sistematis dan tidak bertele-tele.
3. Unsur-Unsur Kalimat Efektif
a. Kesepadaan Struktur
Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran
dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam
kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan
pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:
- Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh :
- Bagai semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Tidak
efektif)
- Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Efektif)
Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata
depan (Preposisi) di depan subjek.
Tidak memiliki subjek yang ganda didalam kalimat tunggal.
Contoh :
- Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak
Efektif)
- Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa.
(Efektif)
b. Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di
dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika
kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba.
Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya
berbentuk nomina.
Contoh:
- Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami,
mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif. (Tidak efektif)
- Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami,
mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. (Efektif)
c. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak
perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat,
hal yang harus diperhatikan adalah:
Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
- Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren. (Tidak efektif)
- Saya tidak suka buah apel dan duren. (Efektif)
Menghindari kesinoniman dalam kalimat
Contoh:
- Saya hanya memiliki 3 buah buku saja. (Tidak efektif)
- Saya hanya memiliki 3 buah buku. (Efektif)
Menghindari penjamakan kata pada kata jamak
Contoh:
- Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.
(Tidak efektif)
- Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Efektif)
d. Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam
memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
- Guru baru pergi ke ruang guru. (Tidak efektif)
- Guru yang baru pergi ke ruang guru. (Efektif)
e. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya
sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara
memberikan penegasan pada kalimat efektif.
Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
- Sudah saya baca buku itu. (Tidak efektif)
- Buku itu sudah saya baca. (Efektif)
Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
- Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.
(Tidak efektif)
- Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.
(Efektif)
f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
 Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat
yang panjang dan bertele-tele. Contoh kalimat tidak padu: Kita
harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan
yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia
Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif
persona.
 Surat itu saya sudah baca.
 Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
 Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak
antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
 Surat itu sudah saya baca.
 Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
 Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Perhatikan kalimat ini :
 Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
 Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada
rumah-rumah adat.
Seharusnya:
 Mereka membicarakan kehendak rakyat.
 Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah
adat.
g. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu
dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku. Perhatikan kalimat di bawah ini:
- Waktu dan tempat kami persilakan.
- Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
- Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
- Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah
sebagai berikut:
- Bapak Menteri kami persilakan.
- Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
- Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
- Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai