Anda di halaman 1dari 30

 Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam

wujud lisan atau tulis yang memiliki


sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat
(P).

 Efektif tepat guna


 Artinya ketepatan penggunaan kalimat dan
ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula.
 Jadi sebuah kalimat yang baik harus
mengandung gagasan atau ide pokok yang
jelas dan penyusunannya harus memenuhi
persyaratan gramatikal.
Dalam menganalisis sebuah kalimat terdiri dri
unsur-unsur fungsional, unsur kategorial dan
unsur peran.
 Fungsi : S, P, O, Pel, Ket
 Kategori : Kata benda, kata kerja, kata sifat,
kata bilangan, kata keterangan, kata ganti
 Peran : Pelaku, perbuatan, penderita
Unsur-Unsur Kalimat :
Subjek (S) pelaku
Pokok kalimat yang merupakan unsur utama
/ inti kalimat dan menentukan kejelasan
makna kalimat. S dapat berupa kata dan
frasa.
Ciri-ciri subjek :
 Berupa nomina (Kata benda)
Santi tidur di kamar
 Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa
kepada predikat.
Ali memelihara burung hantu
Apa yang dipelihara ? Jawab : Burung hantu
Siapa yang memelihara ? Jawab : Ali
 Biasanya disertai kata yang, ini, itu, (yang
dijadikan pembatas antara subjek dan
predikat).
Anak itu mengambil bukuku
 Jadi fungsi subjek ini dapat diisi oleh kategori
kata benda (nomina)
Predikat (P) Merupakan unsur inti pada
kalimat yang menjelaskan subjek.
Predikat berfungsi :
 Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal,
kalimat majemuk
 Menegaskan makna
 Membentuk kesatuan pikiran
 Sebagai sebutan
 Predikat umumnya diisi oleh Kata kerja (Verba)
 Verba dapat dipilah menjadi dua yaitu verba
transitif yaitu kata kerja yang didampingi fungsi
objek dan kata kerja intransitif yaitu kata kerja
yang menghindari fungsi objek.

 Verba Transitif Verba Intransitif


membawa beratapkan
mengambil berlandaskan
membuatkan tenggelam
memperbaiki berpagar
Surti membersihkan kamar itu

 Dapat diingkarkan dengan kata tidak


 Dapat disertai dengan kata-kata aspek yang
terletak di depan kata kerja meliputiakan,
sedang.
 Kalimat yang subjeknya berupa kata benda
bernyawa dapat juga disertai modalitas yaitu
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara
(subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
 Predikat dapat diisi oleh kategori kata yang
berupa kata benda, kata kerja, kata bilangan,
kata depan
Objek (O) konstituen kalimat yang
kehadirannya dituntut oleh predikat yang
berupa kata kerja transitif.
Ciri-cirinya :
 Berada langsung di belakang predikat yang
berupa kata kerja aktif transitif
 O dapat dijadikan S jika kalimatnya diubah
menjadi bentuk pasif, dalam hal ini kata
kerja yang menjadi P selalu memakai afiks
meN- baik disertai akhiran –kan atau –i
maupun tidak
 Dapat diisi oleh konstituen yang
berkonstruksi klitik meliputi –ku, -mu, -nya.
 Objek dibedakan menjadi dua jenis yaitu objek
langsung (O1) dan objek tak langsung (O2).

Ibu membelikan adik baju baru

Ciri fungsi O1 adalah (a) selalu terletak di


belakang P yang terdiri atas kata kerja transitif
dan ; (b) menduduki fungsi S dalam klausa
pasif.
Sementara itu, O2 mempunyai persamaan
dengan O1, yaitu selalu terletak di belakang P,
tetapi kalau kalimatnya diubah menjadi kalimat
pasif, O2 selalu terletak di belakang P sebagai
pelengkap (Pl).
Jadi fungsi objek dapat diisi oleh kategori kata
benda.
 Pelengkap (Pel) Mempunyai persamaan
dengan O yaitu terletak dibelakang P,
perbedaannya ialah O selalu terdapat dalam
kalimat yang dapat dipasifkan sedangkan
pelengkap terdapat dalam kalimat yang tidak
dapat diubah menjadi bentuk pasif.
 Fungsi pelengkap dapat diisi oleh kategori
kata benda, kata kerja, kata bilangan.

Ia bersenjatakan bambu runcing


Keterangan (Ket) berfungsi menjelaskan
atau melengkapi informasi pesan kalimat.
Ciri-cirinya :
 Posisinya bebas dapat berpindah-pindah
(mobile)
 Terdiri dari beberapa jenis yaitu keterangan
tempat, tujuan, alat, waktu, cara.

Fungsi keterangan dapat diisi oleh kategori kata


benda, kata keterangan, dan kata depan.

Desa-desa itu musnah akibat taufan


Kata penghubung (konjungsi) Kata yang
berfungsi menghubungkan kata / frasa /
klausa dengan kata / frasa / klausa lain.

 Konjungsi Intrakalimat
 Konjungsi Antarkalimat
 Modalitas keterangan predikat dan
dapat mengubah keseluruhan makna
sebuah kalimat.
 Modalitas menyatakan sikap pembicara
terhadap hal yang dibicarakan, yaitu
mengenai perbuatan, keadaan, peristiwa,
atau sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap
ini dapat berupa pernyataan kemungkinan,
keinginan, atau keizinan. Dalam bahasa
Indonesia, modalitas dinyatakan secara
leksikal
 Dengan modalitas, kalimat dapat berubah
menjadi sebuah pernyataan yang tegas,
ragu, lembut, dan pasti.
 Kalimat merupakan unsur penting untuk
mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan
perasaan agar ungkapan tersebut mudah
dipahami pembaca dan pendengar.
 Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk.
 Jadi dapat dikatakan bahwa kalimat efektif
selalu memiliki struktur yang jelas.
Berdasarkan unsur-unsur yang terdapat
dalam kalimat, maka dapat ditentukan
macam pola kalimat dasar yang meliputi :
 SP
 SPO
 S P O Pel
 S P O Ket
 S P Pel
 S P Pel Ket
 S P O pel Ket
 S P Ket
Dengan menguasai pola kalimat, pemakai bahasa akan mudah
dalam membuat kalimat yang benar secara gramatikal.
Kalimat yang disusun secara sederhana akan mudah dipahami
oleh pembaca.
Kerumitan sebuah kalimat dapat disederhanakan dengan
menemukan pola dasar kalimat sehingga mudah
dipahami.

1. Para mahasiswa dari Fakultas Teknik yang sedang


KKN membuat bak penampung air bersih.

2. Para pedagang yang pada umumnya berasal dari


Sumatera Barat itu sedang menggelar barang
dagangannya.

3. Pengungsi korban banjir yang ditampung di sekolah-


sekolah pada umumnya menderita penyakit diare.
Kalimat majemuk Jika klausa di dalam
sebuah kalimat terdapat lebh dari satu, dalam
hal ini berkenaan dengan sifat hubungan
klausa-klausa di dalam kalimat.

 Kalimat majemuk koordinatif (setara) yaitu


kalimat majemuk yang klausa-klausanya
memiliki status sama
 Kalimat majemuk subordinatif (bertingkat)
merupakan kalimat majemuk yang hubungan
antara klausa-klausanya tidak setara yaitu
klausa inti (induk) dan klausa bawahan
(anak).
 Setiap kalimat yang baik harus terlihat adanya
kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran
pokok.
 Kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan
struktur dan makna kalimat.
 Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur
yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki
unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah
dengan obyek, keterangan, dan unsur-unsur tersebut
dapat melahirkan keterpautan arti yang merupakan
ciri keutuhan kalimat.
 Kalimat disusun berdasarkan kaidah kebahasaan yang
meliputi:
cara memilih kata (diksi),
unsur-unsur dalam kalimat (SPOPelK),
aturan ejaan yang berlaku (EYD).
Kesimpulannya, kalimat efektif harus memiliki kesatuan
gagasan yang dinyatakan dalam struktur kalimat.
Kepaduan

 Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik


antarunsur yang membentuk kalimat (kata-kata).
Kepaduan akan rusak oleh:
1. Letak kalimat (urutan kata) yang tidak sesuai dengan pola
kalimat
• Menata ibu kemarin rumah.
2. Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
◦ Kita tidak berbicara tentang soal harga,
melainkan mutu barang.
◦ Bagi mereka yang tidak disiplin dikenai
sanksi.
 Kesejajaran dalam kalimat adalah penggunaan
bentuk-bentuk bahasa yang sama atau struktur
gramatikal yang sama dalam susunan yang sederajat.
 Kesejajaran Bentuk
1. Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi lokasi
tersebut belum disetujui direktur
2. Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi direkturnya
belum menyetujui
3. Pimpinan unit telah memilih lokasi perumahan,
tetapi direktur belum menyetujuinya
 Kesejajaran Makna
1. Saya tidak memperhatikan dan mempunyai
kepentingan terhadap masalah itu
2. Saya memperhatikan dan mempunyai
kepentingan terhadap masalah itu
Penekanan dalam Kalimat
 Penonjolan gagasan yang dianggap penting agar
dapat dipahami dengan mudah.
1. Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat,
biasanya dengan menempatkan bagian itu di depan
kalimat.
2. Menyusun Urutan yang logis
Kalimat yang menyatakan suatu peristiwa biasanya
disusun sesuai dengan urutan terjadinya peristiwa,
dan disusun secara logis.
3. Penekanan dengan partikel
4. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
5. Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan
Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu.
 Menghilangkan pengulangan S
 Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi
kata.
 Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
 Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu
tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambigu)
dan tepat dalam pilihan kata.

 Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu


menerima hadiah.
 Dia menerima uang sebanyak tiga puluh lima
ribuan
Penalaran
 Merupakan alur berpikir yang berusaha agar
kalimat dapat dipertanggungjawabkan dan
dapat dipahami dengan mudah
 Tujuannya yaitu agar ide kalimat tersebut
dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai
dengan ejaan yang berlaku.

 Guru itu mengajarkan para siswa matematika


 Guru itu mengajarkan matematika kepada
para siswa
Kevariasian

 Berupa kalimat berimbang, kalimat melepas,


dan kalimat berklimaks

 Semua orang laki-laki bekerja di sawah,


sedangkan para istri mereka bekerja di rumah
 Semua orang laki-laki bekerja di sawah
tatkala para istri mereka sedang bekerja di
rumah.
 Ketika para istri mereka bekerja di dapur,
semua orang laki-laki bekerja di sawah.
 Kalimat tanpa subjek
Dari hasil penelitian ini akan memberikan
kontribusi yang baik di bidang pelayanan
kesehatan.

 Menempatkan kata depan di depan objek


Rapat hari ini membahas tentang proses
pemilihan dekan.

 Menempatkan kata penghubung intrakalimat


pada awal kalimat
Perjalanan kita terhambat pawai. Sehingga
terlambat sampi tujuan.
 Menggunakan dua kata bersinonim dalam
satu frasa
Obat ini harus diminum agar supaya cepat
sembuh.

 Menggunakan kata tanya yang tidak


menanyakan sesuatu
Kantor di mana dia bekerja tidak jauh dari
sini.

Anda mungkin juga menyukai