Anda di halaman 1dari 33

PENYUSUNAN

KALIMAT
EFEKTIF

FAKULTAS FILSAFAT
Kalimat
• kalimat /ka·li·mat/ n adalah satuan bahasa yg secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa (KBBI).

• Kalimat adalah satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai


pola intonasi final, & secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa;
klausa bebas yg menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yg
merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yg membentuk
satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, & sebagainya
(Kridalaksana, 2001)

• Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. (wikipedia.org)
kalimat
• Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba
menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang
secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain
(Keraf, 1993).
• Kalimat adalah bagian ujaran/tertulis yang mempunyai
struktur minimal Subjek (S) dan Predikat (P), intonasi
finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah
lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah)
(Finoza, 2004).
• Kalimat harus memiliki paling kurang subjek dan predikat
(Akhadiah, 1988).
Unsur kalimat
• Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam
resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P).
• Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya
sebuah frasa.
• Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
Subjek (S)
• Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan
pelaku, tindakan, keadaan, masalah, atau segala sesuatu
yang menjadi pokok pembicaraan dan dapat diterangkan
oleh Predikat (P).

Subjek dapat dikenali dari cara bertanya dengan menggunakan kata tanya:
SIAPA atau APA kepada PREDIKAT, jika dalam sebuah kalimat terdapat
jawaban yang logis dari pertanyaan yang diajukan tersebut, maka jawaban itu
adalah Subjek.

Perhatikan kalimat berikut:


•Bagi mahasiswa diwajibkan mematuhi tata tertib.
•Di sini dapat menampung para korban bencana banjir.
•Menangis tiap malam.
Predikat (P)
• Predikat
(P) adalah bagian kalimat yang berfungsi
memberitahu atau menerangkan tindakan atau
melakukan perbuatan Subjek dalam kalimat.

• Selain memberitahu tindakan atau perbuatan S, predikat dapat pula


menyatakan sifat, situasi, ciri, atau jati diri S.
• Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pertanyaan tentang
jumlah sesuatu yang dimiliki S.
• Perhatikan contoh berikut ini:
 Surabaya yang terkenal sebagai kota pahlawan
 Mahasiswa yang cerdas dan aktif berkegiatan itu
Objek (O)
• Objek (O) merupakan bagian kalimat yang menjadi sasaran
tindakan Subjek dan melengkapi Predikat.

• Objek selalu di belakang Predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba
yang menuntut wajib hadirnya Objek.
 Contoh:
Ibu memasak......
Presiden merancang.....

• Untuk mengenali apakah kata atau frasa tersebut Objek atau bukan dikenali
dengan memasifkan kalimat aktif.
 Contoh:
 Ibu memasak ayam goreng.
 Presiden merancang gerakan cinta Indonesia.

• Contoh predikat yang diisi verba intransitif:


 Mahasiswa itu pulang.
 Adik belajar.
Pelengkap (Pel)
Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang
berfungsi sebagai pelengkap Predikat

• Perhatikan contoh berikut:


• Hakim membacakan vonis hukuman.
• Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
KETERANGAN
• Keterangan (Ket) merupakan bagian kalimat
yang menerangkan lebih lanjut tentang Subjek
(S), Predikat (P) dan juga Objek (O) dalam
kalimat.
• Keterangan boleh ditempatkan di mana saja dan bersikaf
mana suka.
• Menurut Alwi dalam Finoza (2003) berdasarkan maknanya
terdapat beberapa jenis keterangan dalam kalimat.
Setidaknya ada 9 macam keterangan yaitu: tempat, waktu,
alat, tujuan, cara, peserta, similatif/kemiripan, sebab,
kesalingan.
Penyusunan Kalimat Efektif

Tujuan tulis menulis adalah untuk


mengungkapkan fakta-fakta,
perasaan, sikap dan isi pikiran kepada
pembaca.
•Ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan untuk mencapai penulisan yang
efektif:
•1. pengarang harus mempunyai objek yang ingin dibahas.
•2.pengarang harus menuangkannya dalam bentuk-bentuk kalimat yang baik
sehingga pembaca dapat mengetahui maksud pengarang, sesuai harapan
pengarang.
Syarat Kalimat Efektif
• Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi
syarat-syarat berikut:

 Secara tetap dapat mewakili gagasan atau


perasaan pembicara atau penulis,
 Sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pembaca atau pendengar
seperti yang dipikirkan oleh penulis atau
pembicara.
enam Syarat Kalimat Efektif
• Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar tercipta kalimat yang efektif.
Syarat-syarat tersebut mencakup masalah kegayabahasaan dan penalaran.

• Secara rinci syarat tersebut adalah:


1. kesatuan gagasan,
2. koherensi yang kompak,
3. penekanan,
4. variasi,
5. pararelisme, dan
6. penalaran.
1. KESATUAN GAGASAN
Kesatuan gagasan berarti dalam satu kalimat terdapat gagasan tunggal
yang jelas dan mudah dipahami.

•Setiap kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan gagasan.


•Bentuk kalimat boleh panjang atau pendek namun harus tetap fokus pada
gagasan pokoknya.
•Jangan sampai terjadi dalam satu kalimat terdapat bermacam gagasan yang
saling tumpang tindih tidak jelas gagasan pokoknya.
•Intinyaterdapat kejernihan gagasan sehingga sekali orang membacanya,
langsung dapat memahami maksud dari kalimat tersebut.
2. KOHERENSI (KEPADUAN)
Koherensi adalah hubungan timbal balik yang
baik dan jelas antara unsur-unsur pembentuk
kalimat.

•Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antara subjek dan predikat, hubungan
antara predikat dan objek, serta dengan keterangan yang menjelaskan tiap unsur
pokok.
•Biladalam kesatuan pikiran lebih menekankan adanya kejernihan isi pikiran,
sedangkan dalam koherensi lebih menekankan segi struktur kalimat.
•Kalimat harus memiliki interrelasi antara kata-kata dalam kalimat.
•Bisaterjadi sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun
koherensinya tidak baik.
3. PENEKANAN
• Dalam penyusunan kalimat efektif kita bisa melakukan penekanan, yang
dimaksud dengan penekanan ialah terjadinya suatu perlakukan
khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh
terhadap makna kalimat secara keseluruhan.

• Beberapa cara yang dapat dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-
kata tertentu.
4. VARIASI
• Variasi
merupakan suatu upaya yang bertolak
belakang dengan repetisi.
• Repetisi
menekankan kesamaan bentuk, sementara
variasi menganeka-ragamkan bentuk–bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan
perhatian orang.
• Variasi
dalam kalimat dapat diperoleh dengan
berbagai cara.
5. KEPARARELAN (KESEJAJARAN)

• Kepararelan atau kesejajaran yaitu terdapatnya


unsur-unsur yang sama derajadnya sama polanya
atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam
kalimat.

• Kesejajaran ini membantu memberi kejelasan dalam


unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-
bagian yang sederajad dalam konstruksi yang sama.
6. PENALARAN ATAU LOGIS

• Tulisan-tulisan yang jelas dan terarah


merupakan perwujudan dari berpikir logis.

• Logis menuntut adanya pola pikir yang sistematis dan


masuk akal.
JENIS kalimat
Kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu
hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu).

2.Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan
anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat
tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
JENIS KALIMAT MAJEMUK
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga
jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang
digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:

1.Kalimat Majemuk Setara


2.Kalimat Majemuk Rapatan
3.Kalimat Majemuk Bertingkat
4.Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara
• kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya
(konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:

Jenis Konjungsi

urutan waktu kemudian, lalu, lantas

dilanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua


berlawanan
(sedangkan)

penggabungan dan

penguatan/
bahkan
Penegasan

pemilihan atau
KALIMAT MAJEMUK RAPATAN

• Kalimat
majemuk rapatan yaitu
gabungan beberapa kalimat tunggal
yang karena subjek, predikat atau
objeknya sama, maka bagian yang sama
hanya disebutkan sekali.
Kalimat majemuk bertingkat
• Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk
kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk
kalimat.
• Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh
macam, yakni:

Jenis Konjungsi
Syarat jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
Tujuan agar, supaya, biar

perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun

Penyebaban sebab, karena, oleh karena


Pengakibatan maka, sehingga
Cara dengan, tanpa
Alat dengan, tanpa
Perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih
Penjelasan bahwa
Kenyataan padahal
Kalimat majemuk campuran
• Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga
kalimat.
Pola Kalimat
• Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas.
• Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa
pola kalimat dasar saja.
• Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita
kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah
yang berlaku.
• Kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum
mengalami perubahan.
• Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1) Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat.
Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata
benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
• Mereka sedang berenang.
•Ayahnya guru SMA.
•Gambar itu bagus.
•Peserta penataran ini empat puluh orang.
2) Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,


dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba transitif, dan objek berupa
nomina atau frasa nominal. Misalnya:
•Mereka sedang menyusun karangan ilmiah.
•KPK menangkap koruptor.
3) Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,


dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan
pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
•Banyak orang ingin menjadi Presiden RI.
•Keputusan ini sudah sesuai dengan peraturan.
•Gamelan merupakan alat musik tradisional.
4) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
•Polisi menangkap pelaku pencurian motor
•Gubernur DKI memerintahkan bawahannya bekerja lebih
cepat.
5) Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,


dan harus memiliki unsur keterangan karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
•Mereka berasal dari Surabaya.
•Mereka berkerja dengan menggunakan komputer.
6) Kalimat Dasar Berpola S P O K

• Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,


predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa
nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
 Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari.
 BNN memeriksa tersangka secara mendalam.
Perbaikan kalimat berikut sehingga menjadi kalimat yang
efektif

1. Demi mempersingkat waktu, mari kita mulai rapat ini.

2. Kepada Pak Direktur waktu dan tempat kami persilahkan.

3. Menangkap para koruptor layaknya menangkap jarum dalam


jerami.

4. Harga kebutuhan pokok sudah sangat mencekik leher


masyarakat.

5. Kepada wanita yang memakai baju warna merah, harap


saudara bersedia menaiki ke atas panggung untuk dapat kami
memberikan sebuah penghargaan.
Perbaiki kalimat

6. Bagi siapa yang tidak keberatan dengan usulan saya, saya berterima kasih
sekali lagi.

7. Dosen itu menyajikan penjelasan materi pembelajaran tentang bagaimana


menulis itu.

8. Kepada para seluruh mahasiswa, harap tolong berpakaian yang sesuai dengan
yang sudah tertera pada pengumuman.

9. Dalam pertemuan yang mana hadir para direktur-direktur eksekutif dari


berbagai macam perusahaan.

10. Bagi siapa yang berdomisili tempat tinggal di lingkungan yang kena dampak
dari bencana banjir akan diterimanya bantuan daripada pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai