Anda di halaman 1dari 30

Kalimat : Ciri, Jenis, Struktur, Unsur, Jenis dan

Contoh adalah merupakan bagian kalimat yang menunjuk pelaku,


tindakan, keadaan, masalah atau segala sesuatu hal yang menjadi
pokok suatu pembicaraan dan dapat diterangkan oleh Predikat (P).
Fungsi Subjek (S) ini dapat diisi oleh kata benda atau frasa nomina,
klausa, maupun frasa verba
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kalimat Tanya”
Pengertian & ( Ciri – Jenis – Contoh )
Lihat Daftar Inti Pelajaran :

Pengertian dan Unsur Kalimat


Satuan bahasa terkecil dan terlengkap maknanya disebut kalimat. Hal
ini dikarenakan pada sebuah kata terkadang tidak dapat mewakili
sebuah konsep makna yang utuh. Walaupun satuan bahasa terkecil,
kalimat mempunyai makna yang utuh karena dapat berdiri sendiri
serta mempunyai pola intonasi akhir.

Adapun unsur kalimat merupakan fungsi sintaksis yang bisa disebut


jabatan kata atau peran kata. Unsur-unsur tersebut adalah :
Subjek (S) merupakan bagian kalimat yang menunjuk pelaku,
tindakan, keadaan, masalah atau segala sesuatu hal yang menjadi
pokok suatu pembicaraan dan dapat diterangkan oleh Predikat (P).
Fungsi Subjek (S) ini dapat diisi oleh kata benda atau frasa nomina,
klausa, maupun frasa verba.
Contoh :

 Dosen suka membaca.


 Kursi dosen bagus.
 Yang memakai baju putih itu dosen saya.

Kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai


dengan kaidah yang berlaku. Setiap kata yang disusun sesuai dengan
kaidah yang berlaku. Setiap katatermasuk kelas atau kategori kata,
dan mempunyai fungsi dalam kalimat. Pengurutan rentetan kata serta
macam kata yang dipakai dalam kalimat menentukan pula macam
kalimat yang dihasilkan.
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar,
yang biasanya barupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila
diperlukan, disertai dengan intonasi final. Kalimat berperan sangat
penting dalam sebuah komunikasi karena kalimat harus mampu
menyampaikan informasi, menanyakan sesuatu, atau bahkan
mengekspresikan emosi manusia.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kalimat Ambigu”


Pengertian & ( Jenis – Contoh – Faktor )

Menurut Para Ahli :


Pengertian kalimat menurut Keraf ( 1984:156) mendefinisikan
kalimat sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti
oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu
sudah lengkap.
Pengertian kalimat menurut Dardjowidojo (1988:
254) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari
suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang
utuh secara ketatabahasaan.
Pengertian kalimat menurut Slametmuljana
(1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata
yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan;
mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
Pengertian kalimat menurut Kridalaksana (2001:92) kalimat
sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari
klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan
proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu
klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan,
salam, dan sebagainya.
Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer
(1994:240), “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang
berisi pikiran yang lengkap”.
Menurut Alwi dkk., (2000:311), “Dalam wujud tulisan, kalimat
diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda,
diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah
terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis
lainnya”.

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan bahwa


kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam wujud
lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri
oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang
memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud
tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Sekurang-kurangnya kalimat
dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki
kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan
hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.[1]

Dari rumusan itu bias disimpulkan, bahwa yang penting atau yang
menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final,
sebab konjungsi hanya ada kalo diperlukan. Konstituen dasar itu
biasanya berupa klausa. Jadi, pada sebuah klausa diberi intonasi final,
maka akan terbentuk kalimat itu. Dari rumusan itu, bisa disimpulkan
pula,bahwa konstituen dasar itu bisa juga tidak berupa klausa (karena
dikatakan biasanya berupa klausa), melainkan bisa juga berupa kata
atau frasa. Hanya mungkin status kekalimatannya tidak sama.
Kalimat yang konstituen dasarnya berupa klausa tentu saja menjadi
kalimat mayor atau kalimat bebas. Sedangkan yang konstituen
dasarnya berupa kata atau frasa tidak dapat menjadi kalimat bebas
melainkan hanya menjadi kalimat terikat. [2]
Jika diperhatikan benar konstituen yang terbentuk kalimat inti dalam
Bahasa Indonesia, akan tampak bahwa salah satu konstituen itu
memegang peran yang sangat besar dari yang lain. Konstituen itu
seolah-olah menentukan konstituen lain yang mana yang boleh atau
harus muncul dalam kalimat tersebut. Konstituen yang mempunyai
peranan lebih itu dinamakan pusat, sedangkan konstituen lain yang
wajib hadir dinamakan pendamping. Pada kalimat yang memakai
verba, pusat adalah verba sedangkan pendamping adalah nomina.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Majas Aliterasi”


Pengertian & ( Contoh Kalimat )

Kalimat Efektif dan Transformasi kalimat


Kalimat Efektif.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik
mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun
hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O
K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang
disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang
fragmentaris.
Contoh:

1. ira.
2. ira belajar.
3. ira belajar bahasa Indonesia.
4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.
Transformasi kalimat
Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu
proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik
dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari
bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi
kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat
lain.
Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:

1. Transformasi Jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.


2. Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas
“yang”.
3. Transformasi Setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas
“dan”.
4. Transformasi Disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas
atau/tetapi.
5. Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas
benar atau tiadak benar.
6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif
dan negasi dalam bentuk kalimat.

Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:


Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.

Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam


kalimat dapat diwujudkan setelah mengucapakan kata-kata yang ada
di dalam kalimat.
Contoh:

1. Ibu Ruminah seorang guru.


2. Ibu, Ruminah seorang guru.
3. Ibu Ruminah, seorang guru.
4. Ibu, Ruminah, seorang guru.
Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan
menjadi kalimat b) c) dan d) yang memiliki maksud berbeda. Kalimat
b) yang berprofesi sebagai guru adalah Ruminah; kalimat c) yang
berprofesi sebagai guru adalah Ibu Ruminah; dan d) yang berprofesi
sebagai guru adalah Ibu dan Ruminah. Tanda baca (,) yang
merupakan perhentian sebentar memiliki makna yang dalam. Jadi
dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca
dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang
tidak bisa dipahami pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis
tidak komunikatif.

Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain
dengan transfornasi jeda.
Contoh:

1. Aduh!
2. Aduh?
3. Aduh….?
4. Aduh?

Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”.

Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata


tugas “yang” (monovalen)
Contoh:

1. Almari itu dipakai tempat baju.


2. Almari itu dijual.

Bentuk transformasinnya:

1. Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.


2. Almari yang dijual itu dipakai tempat baju.
Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati
posisi depan (bagian depan/kontur depan)
Sedangakan gagasan kedua menempati posisi belakang. Pembentukan
kalimat transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang
berbeda dan dideskripsikan berurutan. Transformasi aposisi ini
dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Karangan diskripsi
mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-bentuk
kalimat transformasi aposisi.
Contoh kalimat:

1. Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos.


2. Pemuda ini sering membiri ucapan selamt ulang tahun
kepadaku.
3. Pemuda ini diwisuda Agustus 2005.

Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi:


Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a; c+b+a dan c+a+b.
Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang
disusun. Kelogisan eskripsi akan menjadi bahan pertimbangan bagi
seorang penulis.

Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas “dan”.

Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk


setara/kalimat koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya
sama disatukan oleh kata “dan”.
Contoh:

1. Hujan turun dan pohon tumbang.


2. Ayah pergi dan ibu pulang.
Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti
kalimat diatas.
Contoh:

1. Hujan turun dan sudah wisuda.


2. Ibu menjahit dan teroris bergerak.

Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis


nampak memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu
kalimat.

Transformasi disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas


atau/tetapi.
Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan
penggunaan tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan.
Contoh:

1. Ida makan, atau Ibu tidur.


2. Ida makan, tetapi Ibu tidur.
3. Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.
4. Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.

Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas “benar”


atau “tidak benar”.
Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan
pandangan subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh
kepandaian yang dimiliki penulis. Penulis yang dipercaya tentu saja
berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang dibuat.
Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata
tugas benar dan opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau
sanggahan menggunakan kata tugas tidak benar.
Contoh:

1. Benar, bahwa Ani mengikuti semester pendek ini.


2. Tidak benar, rakyat belum makmur.

Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap


hal yang terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang
menyertai penyusunan kalimat opini ini adalah kondisi
psikologis penuis.
Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius
manakala digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan
menimbulkan perang pena.

Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan


negasi.
Transformasi total atau dupik. Penulis menampilakn bentuk afirmatif
dan negasi dalam bentuk kalimat.
Contoh:

1. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
2. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
3. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.

Transformasi total ini juga berdsarkan transfomasi disjungtif yang


mempergunakan kata atau dan tetapi.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Majas Antonomasia”


Pengertian & ( Contoh Kalimat )
Kalimat Topik
Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Topik ditentukan
sebelum penulis mulai kegiatannya. Wujud topik yang dibicarakan
ada dua:
Topik yang berupa bentuk kata; dan
Misal:

1. terorisme (bentuk kata berimbuhan): terror + isme.


2. BBM (bentuk singkatan)
3. Pilkada (bentuk akronim)
4. Antikorupsi (bentuk berimbuhan)
5. Tsunami (bentuk kata)

Topik yang berupa bentuk kalimat.


Misal:

1. Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.


2. Krisis BBM.
3. Demokrasi rakyat tebentuk melalui pilkada.
4. Kondisi sekolah pascatsunami.
5. Dukungan moral terhadap gerakan antikorupsi.

Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan


kata kerja transitif. Kata kerja transitif menghendaki kehadiran objek.
Cara menyusun kalimat topik yaitu dengan mengganti verba transitif
dengan kata tugas.

X Predikat/verba transitif Y

Terorisme Mengakibatkan Perda


X Di ganti kata tugas Y

Sebagai
Terorisme Menjadi Ancam
Merupakan

X Memahami Y
X Bergembira Y
X Menjadi Y
X Mengerti Y
X Adalah Y
X Ialah Y
X Yaitu Y
X Yakni Y
Fungsi kalimat topik
Kalimat topik mempunyai fungsi sebagai berikut.

 Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.


 Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.
 Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan
sebagainya.

Cara menyusun kalimat topik

 Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.


 Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
 Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang
banyak.
 Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu
pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru.

Pokok pikiran

Benda konkret Koperasi Flu B

Minyak Kayu

Gajah Daun

Keindahan
Keind

Keha
Benda abstrak Kebebasan
tangg
Kemerdekaan
Keme

Pendidikan
Kera

Hal-hal yang faktual dan aktual selalu dipikirkan oleh masyarakat


luas. Penulis dapat mengangkat hal tersebut sebagai topik. Inspirasi
penulis kadang tidak disisihkan dan tidak dijadikan topik. Penulis
kadang lebih mementingkan kebutuhan masyarakat luas. Topik yang
demikian dapat diterima oleh pembaca.

 Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan


lingual yang dibutuhkan. Perluasan yang dilakukan ini
sebenarnya sebagai usaha ke arah pemfokusan pembicaraan.

Contoh:
 Koperasi merupakan kekuatan ekonomi ekonomi rakyat.

“X” +V instransitif +”Y”

 Minyak tanah sebagai kebutuhan pokok rumah tangga.

“X” +V intransitif +”Y”


Pokok pikiran yang bisa dikembangkan sebagai karya tulis ilmiah
dapat diberi contoh:

1 Ekploitasi Anak dalam Siaran Televisi 12 Kekerasan terha

2 Pengaruh Buruk Siaran Televisi 13 Perdagangan An

3 Iklan di Televisi Pemicu Kebutuhan Anak 14 Perlindungan H

4 Siaran Televisi sebagai Candu 15 Penertiban Tem

5 Siaran Televisi 16 Terorisme

6 Eksploitasi Anak dalam Iklan 17 Kekerasan terha

Iklan di Televisi
7 Pengaruh Buruk Limah 18
Anak

Siaran Televisi s
8 Siaran Televisi sebagai Hiburan Anak 19
Remaja

9 Eksploitasi Anak dalam Perdagangan 20 Kekerasan terha

Iklan di Televisi
10 Pengaruh Buruk Hand- phone 21
Keluarga
Siaran Televisi sebagai Hiburan Siaran Televisi s
11 22
Masyarakat Keluarga

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan


Manfaat Kalimat Abstrak Lengkap

Unsur- Unsur Kalimat


Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu
sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek,
pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe
verba predikat kalimat tersebut. Suatu untaian kata yang tidak
memiliki predikat disebut frasa. Untuk menentukan predikat suatu
kalimat, dapat dilakukan pemeriksaan apakah ada verba (kata kerja)
dalam untaian kata itu [Sugo97]. Selain verba, predikat suatu kalimat
dapat pula berupa adjektiva dan nomina.

Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan jeda
yang ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini
dinamakan relasi predikatif, yaitu relasi yang memperlihatkan
hubungan subjek dan predikat. Sebaliknya suatu unsur disebut frasa
jika unsur itu terdiri dari dua kata atau lebih—tidak terdapat predikat
di dalamnya—dan satu dari kata-kata itu sebagai inti serta yang
lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi
tempat subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi
kata yang menjadi inti dan kata yang menjadi pewatas/penjelas ini
dinamakan sebagai atributif.

Subjek (S)
Di dalam sebuah kalimat Subjek (S) adalah pelaku atau orang yang
melakukan kegiatan tertentu. Subjek pada umumnya berupa kata
benda seperti nama orang, binatang, tumbuhan, dan benda. Contoh:
Budi, Gajah, Anggrek, sekolah dan lain-lain.
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat, di
samping unsur predikat. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek
biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi.
Subjek umumnya berwujud nomina. Perhatikan contoh kalimat di
bawah ini :

1. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.


2. Dia datang dari Bogor.
3. Agnes Monica adalah seorang penyanyi terkenal.
4. Pak Aldy pergi ke Malaysia.

Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang sedang
dilakukan oleh Subjek. Predkat biasanya merupakan kata-kata kerja.
Misalnya, Memasak, bermain, menyanyi, dan lain-lain
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping
subjek yang merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat
suatu kalimat dapat berupa Kata, misalnya verba, adjektiva, atau
nominal, numeral dan preposisional. Selain itu dapat pula
berupa Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal,
frasa numeralia (bilangan). Perhatikan beberapa contoh kalimat di
bawah ini:

 Qiqi belajar di kamar.


 Ibu memasak tumis kangkung.
 Aldy sedang membaca Koran.

Objek (O)
Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh Subjek. Sama seperti
Subjek, Objek dapat berupa kata-kata benda. Misalnya, Ayah,
Harimau, Pakaian, dan lain-lain.
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya
terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif (kalimat
aktif transitif) yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek,
predikat, dan objek. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi
subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat
pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif.
Objek umumnya berkatagori nomina. Berikut contoh objek dalam
kalimat:

1. Adik bermain layangan .


2. Aldy membeli sebuah buku.
3. kelinci itu memakan wortel.

Keterangan (K)
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya,
memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan.
Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan
kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika,
dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan:

 Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek,


predikat, objek dan pelengkap ).
 Tidak Terikat Posisi (memiliki kebebasan tempat di awal/ di
akhir , atau di antara subjek dan predikat).
 Jenis Keterangan.
Di dalam sebuah kalimat keterangan menjelaskan bagaimana, dimana
atau kapan peristiwa yang dinyatakan dalam kalimat tersebut.
Keterangan didalam kalimat dapat berupa:

1. Keterangan tempat = di rumah, di sekolah, di pasar, dan lain-


lain.
2. Keterangan cara = dengan cepat, dengan serius, dengan
bersemangat, dan lain-lain.
3. Keterangan tujuan = agar lulus ujian, untuk bertemu ibunya,
supaya bersih, dan lain-lain.
4. Keterangan alat = menggunakan pisau, mengendara motor,
menggunakan sekop, dan lain-lain.
5. Keterangan waktu = pada hari minggu, Jam 9 malam, pada
musim kemarau dan lain-lain.
6. Keterangan penyerta = bersama ayahnya, dengan ibunya,
ditemani kakaknya, dan lain-lain.

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

 Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan
waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan
malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian
kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7
Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu,
seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat,
sewaktu, dan ketika.
contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah
semester.
 Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang
ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
contoh : Super Junior akan konser di Indonesia.
 Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak
kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa
kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara
yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara.
Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai
oleh kata dengan dan dalam.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
 Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan
sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran
yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau
lantaran.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah
mendung.
 Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan
tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai
oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
Contoh : Sebelum berangkat ke sekolah, Ricky menyisir
rambutnya agar terlihat rapi.
 Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya,
subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma,
tanda pisah (–), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Margareta, terpilih sebagai dosen
teladan.
 Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek
ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi.
Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan,
sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan
unsur yang diterangkan.
Contoh : Rizaldi, mahasiswa tingkat tiga, mendapat beasiswa.
 Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya,
subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika
keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas
tidak dapat ditiadakan.
Contoh : Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.

Pelengkap (Pel)
Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya seperti Objek (O)
tetapi yang membedakannya adalah Pelengkap tidak bisa dirubah
menjadi Subjek pada kalimat pasif. Pelengkap biasanya terletak
setelah predikat atau objek.

Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan pada ke dua


unsur kalimat ini adalah : bersifat wajib ada karena melengkapi
makna verba predikat kalimat, menempati posisi di belakang predikat
dan tidak didahului preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat
pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika
terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang
menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Contoh kalimat
pelengkap :

1. Indonesia berdasarkan Pancasila.


2. Aldy ingin selalu berbuat kebaikan.
3. Kaki Aji tersandung batu.
4. Mahkota itu bertahtakan berlian.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kalimat Majemuk


Setara” Pengertian & ( Jenis – Contoh )

Ciri-Ciri Kalimat
1. Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri
dengan kesenyapan. DAlam bahasa tulis diawali huruf capital
dan diakhiri dengan titik(.), tanda Tanya(?), dan tanda seru(!).
2. Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subyek dan
predikat.
3. Predikat transitif disertai objek, predikat intransitive dapat
disertai pelengkap.
4. Mengandung pikiran yang utuh.
5. Menggunakan urutan logis setiap kata atau kelompok kata yang
mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan)
disusun dalam satuan menurut fungsinya.
6. Mengandung, satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
7. Dalam paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau lebih,
kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang
saling berhubungan. Hubungan dijalin dalam konjungsi,
pronominal atau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kalimat Sumbang”


Pengertian & ( Cara Menemukan – Contoh )

Struktur Kalimat
Semua kalimat yang kita pakai berasal dari beberapa struktur ataupun
pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut bisa dikembangkan berdasarkan kaidah yang
berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. Kalimat dasar berpola S P


Kalimat dasar semacam ini hanya mempunyai unsur subjek dan
predikat. Predikatnya bisa berupa kata kerja, kata benda, kata
sifat, ataupun kata bilangan.
Contohnya :
Mobil itu besar.
S P
2. Kalimat dasar berpola S P O
Pola kalimat ini sering kali dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Unsurnya ada subjek predikat dan objek.
Contohnya :
Ari mengemudikan mobil.
S P O
3. Kalimat dasar berpola S P Pel
Contohnya :
Keluarganya pergi liburan.
S P Pel
4. Kalimat dasar berpola S P O Pel
Contoh :
Supir bus mengemudikan busnya sembarangan.
S P O Pel
5. Kalimat dasar berpola S P K
Contoh :
Andi menjahit tadi pagi.
S P K
6. Kalimat dasar berpola S P O K
Contoh :
Indah merapikan kamarnya seminggu lalu.
S P O K
7. Kalimat dasar berpola S-P-O-Pel-K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek,
pelengkap, keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, Predikat berupa verba dwitransitif, Objek berupa
nomina atau frasa nominal, Pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Ayah membelikan Aldy sepatu baru di margo city
8. Kalimat dasar berpola S-P-Pel-K.
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat,
pelengkap dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, kata sifat dan
pelengkap berupa nomina atau adjektiva dan keterangan berupa
frasa berpreposisi.
Contoh : Aku sedih ketika mama masuk rumah sakit.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Passive Voice :
Rumus, Fungsi, Bentuk, Contoh Kalimat & Soal

Jenis-Jenis Kalimat
Jenis kalimat itu dibedakan berdasarkan berbagi kriteria atau sudut
pandang. Oleh karena itu, dalam kepustakaan linguistik dan berbagai
buku tata bahasa kita dapati banyak sekali istilah untuk menamakan
jenis-jenis kalimat, ini lah jenis-jenis kalimat :

Kalimat Dilihat dari Segi Maknanya


Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya), maka
kalimat terbagi menjadi lima kelompok, yakni (1) kalimat berita, (2)
kalimat perintah, (3) kalimat tanya, (4) kalimat seru, dan (5) kalimat
emfatik.

1. Kalimat Berita
Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif,
adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada
pembaca atau pendengar. Jika suatu saat kita mengetahui ada
kecelakaan lalu lintas dan kemudian menyampaikan peristiwa
itu kepada orang lain, maka kita memberitakan kejadian itu.
Kalimat berita dapat bermacam-macam, sebagai berikut:
Kemarin sore ada angkutan kota menabrak pengendara motor.
Pada pagi terjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan
kemacetan lalu lintas.
Banjir yang terjadi di Bekasi merendam perumahan warga.
Terjadi kebakaran besar di pasar Obor Jakarta Timur.
Dari segi bentuknya, kalimat diatas bermacam-macam. Ada yang
memperlihatkan inversi, ada yang berbentuk aktif, ada yang
pasif, dan sebagainya. Akan tetapi, jika dilihat nilai
komunikatifnya, maka kalimat diatas adalah sama, yakni semua
merupakan kalimat berita.
Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja.
Asalkan isinya merupakan pemberitaan. Dalam bentuk tulisnya,
kalimat berita diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentik lisan,
nada suara berakhir dengan nada turun.

 Kalimat Perintah
Kalimat perintah, atau kalimat imperatif, adalah kalimat yang
maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya
adalah kalimat taktransitif atau transitif (baik aktif maupun
pasif). Kalimat yang predikatnya adjektiva kadang-kadang dapat
juga memiliki bentuk perintah, bergantung pada macam
adjektivanya. Sebaliknya, kalimat yang bukan verbal atau
adjektival tidak memiliki bentuk perintah. Berikut contoh
kalimat perintah.
Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!
Pergilah ke sekolah!
Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan
tanda seru (!) meskipun tanda titik biasa pula dipakai. Dalam
bentuk lisan, nadanya agak naik sedikit.

 Kalimat Perintah Taktransitif


Kalimat perintah traktransitif dibentuk dengan mengikuti kaidah
berikut.
Hilangkan subjek, yang umumnya berupa pronomina persona
kedua.
Pertahankan bentuk verba seperti apa adanya.
Tambahlah partikel –lah bila dikehendaki untuk sedikit
memperhalus isisnya. Dari contoh berikut.
Anda naik bus kota sekali-kali.
Naik bus kota sekali-kali!
Naiklah bus kota sekali-kali!
Kamu berlibur ke tempat nenekmu.
Berliburlah ke tempat nenekmu!
Baik verba traktransitif yang berupa kata dasar (naik), maupun
yang turunan (berlibur), tidak mengalami perubahan apa-apa.

 Kalimat Perintah Transitif Aktif


kaidah untuk membuat kalimat perintah yang verbanya transitif
mirip dengan kaidah yang untuk taktransitif kecuali mengenai
bentuk verbanya. Pada kalimat transitif, verbanya harus diubah
menjadi bentuk perintah terlebih dahulu dengan menanggalkan
prefiks meng- dari verbanya. Kalimat (a) adalah kalimat berita,
sedangkan kalimat (b) kalimat perintah.
Engkau mencari pekerjaan apa saja.
Carilah pekerjaan apa saja.
Kamu membelikan adikmu seatu baru.
Belikanlah adikmu sepatu baru.
Saudara memberangkatkan kereta itu sekarang.
Berangkatkan kereta itu sekarang.
Perlu kiranya diperhatikan bahwa yang dihilagkan hanyalah
prefiksnya saja, sedangkan sufiksnya masih tetap dipertahankan.
Jika prefiksnya terdiri atas dua unsur, seperti memper- atau
member- maka hanya mem-nya yang dihilangkan.

 Kalimat Perintah Bentuk Pasif


Kalimat perintah dapat pula dinyatakan dalam bentuk pasif.
Bentuk verbanya masih tetap dalam bentuk pasif, dan urutan
katanya juga tidak berubah. Dalam bentuk tulis, bentuk itu
ditandai lagi dengan tanda baca seru (!). Sedangkan dalam
bentuk lisan dengan nada yang agak naik.
Kontrak ini dikirim sekarang!
Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya, ya!
Dijual saja mobil tua seperti itu.
Pemakai bentuk pasif dalam kalimat perintah sangat umum
dalam bahsa Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan
keinginan penutur untuk meminta agar orang lain melakukan
sesuatu untuknya, tetapi tidak tidak secara langsung.

Penghalus Kalimat Perintah


Disamping bentuk pasif yang baru saja dibicarakan, bahasa Indonesia
juga memiliki sejumlah kata yang dipakai untuk menghaluskan
perintah. Kata seperti tolong, coba, dan silahkan sering dipakai untuk
maksud itu.

Bentuk Ingkar pada Kalimat Perintah


Kalimat perintah dapat dibuat ingkar dengan memakai kata jangan.
Sebagai mana tolong dan coba, jangan juga dapat ditempel partikel –
lah dalam kalimat perintah. Contoh:

1. Jangan dibuang dokumen itu.


2. Janganlah dokumen itu dibuang.
3. Jangan pergi sekarang.
4. Janganlah pergi sekarang.

Kaliamat Tanya
Kalimat tanya, yang juga dinamakan kalimat interogatif, adalah
kalimat yang isisnya menanyakan sesuatu atau seseorang. Jika orang
ingin mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan,
maka ia menanyakannya dan kalimat yang dipakai adalah kalimat
tanya.
Ada lima cara untuk membentuk kalimat tanya: (1) dengan
menambahkan kata apa(kah), (2) dengan membalikan urutan kata,
(3) dengan memakai kata bukan atau tidak, (4) dengan mengubah
intonasi kalimat, dan (5) dengan memakia kata tanya.

Kalimat seru
Kalimat seru, yangjuga diamakan kalmat interjektif, adalah kalimat
yang mengungkap perasaan kagum. Karena rasakagum berkaitan,
maka dengan seru

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kalimat Definisi &


Kalimat Deskripsi” Pengertian & ( Perbedaan – Contoh )

Berdasarkan diathesis kalimat


 Kalimat Aktif
Kalimat yang subjeknya langsung melakukan pekerjaan terhadap
objeknya. Kata kerja kalimat aktif umumnya ditandai oleh
awalan me-. Tapi tidak sedikit kalimat aktif yang predikatnya
tidak disertai imbuhan tersebut misal, makan dan minum..
Contohnya : Ani menggunakan kaleng untuk menciptakan bunyi.
 Kalimat Pasif
Kalimat pasif kata kerjanya cenderung memakai di- atau ter-.
Contohnya : Bangunan itu dikerjakan dengan baik oleh para
teknisi ternama.

Berdasarkan Urutan kata


1. Kalimat Normal
Kalimat yang subjeknya mendahului predikatnya. Kalimat
berpola dasar
2. Kalimat Inverse
Kalimat ini jenis ini adalah kebalikan dari kalimat normal.
Dimana predikatnya mendahului objek.
3. Kalimat Minor
Kalimat yang mempunyai satu inti fungsi gramatikalnya. Bentuk
kalimat minor seperti kalimat tambahan, kalimat jawaban,
kalimat salam, panggilan maupun judul.
4. Kalimat Mayor
Kalimat mayor hanya mempunyai subjek dan predikat. Objek,
pelengkap dan keterangan boleh ditambahkan sesuka hati. Sama
seperti pola dasar pertama.

Berdasarkan Struktur gramatikal


a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal hanya mempunyai Subjek dan Predikat. Bila dilihat
dari unsur penyusunnya, kalimat yang panjang dalam bahasa
indonesia bisa dikembalikan ke bentuk dasar yang sederhana.

Contoh kalimat tunggal :


Bapak-bapak bersalaman
S P
Pola contoh kalimat diatas hanya mempunyai subjek dan predikat
sehingga termasuk kedalam kalimat tunggal.

b. Kalimat Majemuk
Orang-orang sering kali menggabungkan beberapa pertanyaan ke
dalam satu kalimat untuk memudahkan dalam berkomunikasi.
Hasilnya, lahirlah penggabungan struktur kalimat yang didalamnya
terdapat beberapa kalimat dasar. Penggabungan inilah yang
dinamakan kalimat majemuk. Kalimat majemuk ini masih terbagi lagi
dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

 Kalimat Majemuk Setara


Struktur kalimat ini mempunyai dua kalimat tunggal atau lebih
yang bila dipisahkan bisa berdiri sendiri. Kata penghubung
kalimat majemuk setara biasanya digunakan kata dan, serta,
tanda koma (,), tetapi, lalu, kemudian, atau. Contoh kalimat
majemuk setara : Indonesia tergolong negara berkembang
tetapi Jepang telah digolongkan negara maju.
 Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat mempunyai dua kalimat yang
satunya bisa berdiri sendiri (induk kalimat) atau bebas
sedangkan yang satunya lagi tidak(anak kalimat). Kata
penghubung yang dipakai dalam kalimat majemuk ini
yaitu ketika, sejak, karena, oleh sebab itu, hingga, sehingga,
maka, jika, asalkan, apabila, meskipun, walaupun, andai kata,
seandainya, agar supaya, seperti, kecuali, dengan. Contoh
kalimat majemuk bertingkat : Ilmuan masih saja mencari
asal usul bulan
(induk kalimat) meskipun hingga sekarang masih belum ada
kepastian yang jelas (anak kalimat).

 Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah dua jenis kalimat majemuk
(setara dan bertingkat) yang digabungkan.
Karena hujan turun dengan derasnya, kami tidak dapat pulang
dan menunggu di sekolah.

Berdasarkan unsur kalimat


 Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap mengikuti pola dasar dari kalimat baik yang
sudah dikembangkan maupun tidak. Penggunaan unsur-
unsurnya jelas. Sehingga mudah dipahami. Contoh : Warna
merah melambangkan keberanian
 Kalimat tidak Lengkap
Kalimat yang satu ini tidak sempurna karena hanya memiliki
salah satu dari unsurnya saja. Kalimat ini biasanya berupa
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, setuan,
larangan, sapan dsb. Contoh : Kapan pulang?

Berdasarkan Pengucapan
1. Kalimat Langsung
Kalimat yang secara detai meniru sesuatu yang diujarkan
oranglain. Tanda baca kutip tidak luput dalam jenis kalimat
langsung. Kutipan dalam kalimat langsung berupa kalimat tanya,
kalimat berita ataupun kalimat perintah.
Contohnya : “Letakkan senjatamu!” bentak pak polisi.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat yang melaporkan kembali kalimat yang diujarkan orang
lain. Kutipan dalam kalimatnya senmuany berbentuk berita.
Contohnya : Bapak Budi berkata padaku bahwa lebih baik
membaca daripada main-main.

Anda mungkin juga menyukai