Dari rumusan itu bias disimpulkan, bahwa yang penting atau yang
menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final,
sebab konjungsi hanya ada kalo diperlukan. Konstituen dasar itu
biasanya berupa klausa. Jadi, pada sebuah klausa diberi intonasi final,
maka akan terbentuk kalimat itu. Dari rumusan itu, bisa disimpulkan
pula,bahwa konstituen dasar itu bisa juga tidak berupa klausa (karena
dikatakan biasanya berupa klausa), melainkan bisa juga berupa kata
atau frasa. Hanya mungkin status kekalimatannya tidak sama.
Kalimat yang konstituen dasarnya berupa klausa tentu saja menjadi
kalimat mayor atau kalimat bebas. Sedangkan yang konstituen
dasarnya berupa kata atau frasa tidak dapat menjadi kalimat bebas
melainkan hanya menjadi kalimat terikat. [2]
Jika diperhatikan benar konstituen yang terbentuk kalimat inti dalam
Bahasa Indonesia, akan tampak bahwa salah satu konstituen itu
memegang peran yang sangat besar dari yang lain. Konstituen itu
seolah-olah menentukan konstituen lain yang mana yang boleh atau
harus muncul dalam kalimat tersebut. Konstituen yang mempunyai
peranan lebih itu dinamakan pusat, sedangkan konstituen lain yang
wajib hadir dinamakan pendamping. Pada kalimat yang memakai
verba, pusat adalah verba sedangkan pendamping adalah nomina.
1. ira.
2. ira belajar.
3. ira belajar bahasa Indonesia.
4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.
Transformasi kalimat
Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu
proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik
dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari
bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi
kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat
lain.
Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain
dengan transfornasi jeda.
Contoh:
1. Aduh!
2. Aduh?
3. Aduh….?
4. Aduh?
Bentuk transformasinnya:
1. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
2. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
3. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.
X Predikat/verba transitif Y
Sebagai
Terorisme Menjadi Ancam
Merupakan
X Memahami Y
X Bergembira Y
X Menjadi Y
X Mengerti Y
X Adalah Y
X Ialah Y
X Yaitu Y
X Yakni Y
Fungsi kalimat topik
Kalimat topik mempunyai fungsi sebagai berikut.
Pokok pikiran
Minyak Kayu
Gajah Daun
Keindahan
Keind
Keha
Benda abstrak Kebebasan
tangg
Kemerdekaan
Keme
Pendidikan
Kera
Contoh:
Koperasi merupakan kekuatan ekonomi ekonomi rakyat.
Iklan di Televisi
7 Pengaruh Buruk Limah 18
Anak
Siaran Televisi s
8 Siaran Televisi sebagai Hiburan Anak 19
Remaja
Iklan di Televisi
10 Pengaruh Buruk Hand- phone 21
Keluarga
Siaran Televisi sebagai Hiburan Siaran Televisi s
11 22
Masyarakat Keluarga
Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan jeda
yang ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini
dinamakan relasi predikatif, yaitu relasi yang memperlihatkan
hubungan subjek dan predikat. Sebaliknya suatu unsur disebut frasa
jika unsur itu terdiri dari dua kata atau lebih—tidak terdapat predikat
di dalamnya—dan satu dari kata-kata itu sebagai inti serta yang
lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi
tempat subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi
kata yang menjadi inti dan kata yang menjadi pewatas/penjelas ini
dinamakan sebagai atributif.
Subjek (S)
Di dalam sebuah kalimat Subjek (S) adalah pelaku atau orang yang
melakukan kegiatan tertentu. Subjek pada umumnya berupa kata
benda seperti nama orang, binatang, tumbuhan, dan benda. Contoh:
Budi, Gajah, Anggrek, sekolah dan lain-lain.
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat, di
samping unsur predikat. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek
biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi.
Subjek umumnya berwujud nomina. Perhatikan contoh kalimat di
bawah ini :
Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang sedang
dilakukan oleh Subjek. Predkat biasanya merupakan kata-kata kerja.
Misalnya, Memasak, bermain, menyanyi, dan lain-lain
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping
subjek yang merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat
suatu kalimat dapat berupa Kata, misalnya verba, adjektiva, atau
nominal, numeral dan preposisional. Selain itu dapat pula
berupa Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal,
frasa numeralia (bilangan). Perhatikan beberapa contoh kalimat di
bawah ini:
Objek (O)
Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh Subjek. Sama seperti
Subjek, Objek dapat berupa kata-kata benda. Misalnya, Ayah,
Harimau, Pakaian, dan lain-lain.
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya
terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif (kalimat
aktif transitif) yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek,
predikat, dan objek. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi
subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat
pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif.
Objek umumnya berkatagori nomina. Berikut contoh objek dalam
kalimat:
Keterangan (K)
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya,
memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan.
Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan
kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika,
dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan:
Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan
waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan
malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian
kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7
Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu,
seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat,
sewaktu, dan ketika.
contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah
semester.
Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang
ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
contoh : Super Junior akan konser di Indonesia.
Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak
kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa
kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara
yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara.
Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai
oleh kata dengan dan dalam.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan
sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran
yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau
lantaran.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah
mendung.
Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan
tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai
oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
Contoh : Sebelum berangkat ke sekolah, Ricky menyisir
rambutnya agar terlihat rapi.
Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya,
subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma,
tanda pisah (–), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Margareta, terpilih sebagai dosen
teladan.
Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek
ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi.
Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan,
sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan
unsur yang diterangkan.
Contoh : Rizaldi, mahasiswa tingkat tiga, mendapat beasiswa.
Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya,
subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika
keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas
tidak dapat ditiadakan.
Contoh : Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.
Pelengkap (Pel)
Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya seperti Objek (O)
tetapi yang membedakannya adalah Pelengkap tidak bisa dirubah
menjadi Subjek pada kalimat pasif. Pelengkap biasanya terletak
setelah predikat atau objek.
Ciri-Ciri Kalimat
1. Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri
dengan kesenyapan. DAlam bahasa tulis diawali huruf capital
dan diakhiri dengan titik(.), tanda Tanya(?), dan tanda seru(!).
2. Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subyek dan
predikat.
3. Predikat transitif disertai objek, predikat intransitive dapat
disertai pelengkap.
4. Mengandung pikiran yang utuh.
5. Menggunakan urutan logis setiap kata atau kelompok kata yang
mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan)
disusun dalam satuan menurut fungsinya.
6. Mengandung, satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
7. Dalam paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau lebih,
kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang
saling berhubungan. Hubungan dijalin dalam konjungsi,
pronominal atau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.
Struktur Kalimat
Semua kalimat yang kita pakai berasal dari beberapa struktur ataupun
pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut bisa dikembangkan berdasarkan kaidah yang
berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :
Jenis-Jenis Kalimat
Jenis kalimat itu dibedakan berdasarkan berbagi kriteria atau sudut
pandang. Oleh karena itu, dalam kepustakaan linguistik dan berbagai
buku tata bahasa kita dapati banyak sekali istilah untuk menamakan
jenis-jenis kalimat, ini lah jenis-jenis kalimat :
1. Kalimat Berita
Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif,
adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada
pembaca atau pendengar. Jika suatu saat kita mengetahui ada
kecelakaan lalu lintas dan kemudian menyampaikan peristiwa
itu kepada orang lain, maka kita memberitakan kejadian itu.
Kalimat berita dapat bermacam-macam, sebagai berikut:
Kemarin sore ada angkutan kota menabrak pengendara motor.
Pada pagi terjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan
kemacetan lalu lintas.
Banjir yang terjadi di Bekasi merendam perumahan warga.
Terjadi kebakaran besar di pasar Obor Jakarta Timur.
Dari segi bentuknya, kalimat diatas bermacam-macam. Ada yang
memperlihatkan inversi, ada yang berbentuk aktif, ada yang
pasif, dan sebagainya. Akan tetapi, jika dilihat nilai
komunikatifnya, maka kalimat diatas adalah sama, yakni semua
merupakan kalimat berita.
Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja.
Asalkan isinya merupakan pemberitaan. Dalam bentuk tulisnya,
kalimat berita diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentik lisan,
nada suara berakhir dengan nada turun.
Kalimat Perintah
Kalimat perintah, atau kalimat imperatif, adalah kalimat yang
maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya
adalah kalimat taktransitif atau transitif (baik aktif maupun
pasif). Kalimat yang predikatnya adjektiva kadang-kadang dapat
juga memiliki bentuk perintah, bergantung pada macam
adjektivanya. Sebaliknya, kalimat yang bukan verbal atau
adjektival tidak memiliki bentuk perintah. Berikut contoh
kalimat perintah.
Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!
Pergilah ke sekolah!
Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan
tanda seru (!) meskipun tanda titik biasa pula dipakai. Dalam
bentuk lisan, nadanya agak naik sedikit.
Kaliamat Tanya
Kalimat tanya, yang juga dinamakan kalimat interogatif, adalah
kalimat yang isisnya menanyakan sesuatu atau seseorang. Jika orang
ingin mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan,
maka ia menanyakannya dan kalimat yang dipakai adalah kalimat
tanya.
Ada lima cara untuk membentuk kalimat tanya: (1) dengan
menambahkan kata apa(kah), (2) dengan membalikan urutan kata,
(3) dengan memakai kata bukan atau tidak, (4) dengan mengubah
intonasi kalimat, dan (5) dengan memakia kata tanya.
Kalimat seru
Kalimat seru, yangjuga diamakan kalmat interjektif, adalah kalimat
yang mengungkap perasaan kagum. Karena rasakagum berkaitan,
maka dengan seru
b. Kalimat Majemuk
Orang-orang sering kali menggabungkan beberapa pertanyaan ke
dalam satu kalimat untuk memudahkan dalam berkomunikasi.
Hasilnya, lahirlah penggabungan struktur kalimat yang didalamnya
terdapat beberapa kalimat dasar. Penggabungan inilah yang
dinamakan kalimat majemuk. Kalimat majemuk ini masih terbagi lagi
dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan Pengucapan
1. Kalimat Langsung
Kalimat yang secara detai meniru sesuatu yang diujarkan
oranglain. Tanda baca kutip tidak luput dalam jenis kalimat
langsung. Kutipan dalam kalimat langsung berupa kalimat tanya,
kalimat berita ataupun kalimat perintah.
Contohnya : “Letakkan senjatamu!” bentak pak polisi.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat yang melaporkan kembali kalimat yang diujarkan orang
lain. Kutipan dalam kalimatnya senmuany berbentuk berita.
Contohnya : Bapak Budi berkata padaku bahwa lebih baik
membaca daripada main-main.