Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia dalam berkomunikasi menggunakan dua cara yaitu lisan dan


tertulis. Walaupun kita mengenal cara-cara lain seperti isyarat, gerak, dan
simbol-simbol, namun cara yang paling efektif dalam berkomunikasi sehari-hari
manusia normal adalah dengan cara lisan maupun tertulis. Hakikatya seseorang
menulis adalah untuk menuangkan sebuah gagasan, fakta, sikap, maupun isi
pikiran yang ada di benaknya. Gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut
ditulis dengan jelas dan utuh sehingga pembaca dapat memahaminya dengan
jelas. Tujuan ditulisnya gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut juga
agar gagasan itu dapat bertahan bertahan lama dan mempunyai bukti otentik,
bahwa kita pernah menulis. Hal ini sesuai dengan kelebihan dari bahasa tertulis
yaitu mempunyai bukti otentik yang kuat.

Untuk dapat membuat sebuah tulisan yang menarik, perlu kita memahami
terlebiih dahulu bagaimana cara penulisan kalimat yang efektif. Karena sebuah
tulisan yang baik tidak terlepas dari sebuah kalimat yang membangun tulisan
tersebut. kalimat yang baik akan menghasilkan paragraf yang baik, paragraf
yang baik dan padu akan menghasilkan sebuah tulisan yang baik serta enak
dibaca.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkanlatarbelakangmasalah yang telahdijabarkan di atas,
makarumusanmasalahnya, adalah:
1. Apa itu kalimat ?
2. Ada bebarapa jenis kalimat ?
3. Bagaimana menyusun dan mengenal sebuah kalimat yang baik dan
efektif ?
4. Bagaimana cara penulisan kalimat yang efektif

1
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Dengan dibuatnya makalah ini kami selaku pembuat makalah ini sangat
mengharapkan makalah ini sangan berguna bagi seluruh pembaca dan dengan
makalah yang bejudul “Kalimat dalam Bahasa Indonesia” para pembaca akan
mengetahui apa saja yang dimaksu dengan pengertian kaliat,unsur – unsur
kalimat dan jenis-jenis penggunaan dalam sebuah kalimat.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuan, bab
pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan
kalimat. Terakhir, bab penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang


utuhbaik dengan cara lisan maupun tulisan.kalimat juga merupakan satuan
bahasa terkecil, wujud lisan atau tulisan. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut,disela jeda,dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud
tulisan,kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),
tanda tanya (?), ataupun tanda seru (!); dan didalamnya dapat disertakan tanda
baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-),dan spasi . tanda titik,tanda tanya dan
tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan
sedangnkan spasi mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. jika dilihat dari
hal predikat, kalimat–kalimat dalam bahasa indonesia ada dua macam, yaitu:
1. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
2. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

2.2. PENGERTIAN KALIMAT MENURUT PARA AHLI


1. Dardjowidojo (1988: 254) menyatakan bahwa:
kalimat ialah bagian terkecil dari suatu  ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
2. Slametmuljana (1969) menjelaskan
kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun
menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya
satu kata, mungkin lebih.
3. Kridalaksana (2001:92) mengungkapkan:
kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial
terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif
percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau

3
merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban
minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
4. Sutan Takdir Alisyahbana
kalimat adalah satuan terkecil dari resepsi lengkap

5. Prof. Drs. M. Ramlan

kalimat adalah suatu gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang
yang disertai nada akhir turun atau naik.

6. Oxford
Seperangkat kata yang lengkap dengan sendirinya, biasanya berisi
subjek dan predikat, menyampaikan pernyataan, pertanyaan, seru, atau
perintah, dan terdiri dari klausa utama dan kadang-kadang satu atau
lebih klausa subordinat.

2.3. CIRI-CIRI KALIMAT


1. Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal
2. Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa
3. Secara relatif dapat berdiri sendiri
4. Mempunyai atau mengandung pikiran yang lengkap
5. Memiliki pola intonasi akhir

2.4. UNSUR-UNSUR KALIMAT


Sebuah kalimat tidak lepas dari sebuah unsur-unsur, yaitu sebagai berikut
2.4.1. Subjek
Subjek ialah suatu bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan
oleh sih penulis. Subjek bisa berbentuk sebuah kata benda, frasa kata benda,
atau kata kerja.

Contoh:

Sueb sedang bersepeda. (kata benda)


Pacar sueb manis. (frasa kata benda)
bersepeda hobi sueb. (kata kerja)

4
Ciri – Ciri Subjek

 Jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.


 Disertai kata ‘itu’.
 Didahului kata ‘bahwa’.
 Mempunyai keterangan pewatas ‘yang’ (penghubung dengan
menggunakan kata ‘yang’).
 Tidak didahului preposisi seperti ‘dari’, ‘dalam’, ‘di’, ‘ke’, ‘kepada’, ‘pada’.
 Berupa Nomina atau Frasa Nominal

2.4.2. Predikat
Predikat ialah suatu bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan
oleh sih penulis tentang sebuah subjek. Predikat biasanya berbentuk sebuah
kata kerja, frasa kata kerja, frasa numeral (bilangan), kata benda, frasa kata
benda, frasa preposisi (kata depan), kata sifat, atau frasa kata sifat.

Contoh:

Andi makan. (kata kerja)


Andi sedang makan. (frasa kata kerja)
Adik Andi tiga orang. (frasa numeral)
Andi pengusaha. (kata benda)
Andi pengusaha properti. (frasa kata benda)
Andi ke kantor. (frasa preposisi)
And tampan (kata sifat)
Andi tampan sekali (frasa kata sifat)

Ciri – Ciri Predikat:

 Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’.


 Dapat berupa kata ‘Adalah’ atau ‘Ialah’.
 Dapat diingkarkan yang diwujudkan oleh kata ‘Tidak’.
 Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas seperti ‘telah’, ‘sudah’,
‘sedang’, ‘belum’, ‘akan’, ‘ingin’, ‘hendak’, ‘mau’, dll.

5
2.4.3. Objek

Objek ialah suatu bagian kalimat yang melengkapi sebuah kata kerja.
Objek bisa berbentuk sebuah kata benda atau frasa kata benda. Bagian kalimat
ini terletak pada setelah predikat berkata kerja aktif transitif (-kan, -i, me-).
Contoh:
Agil menyayangi soraya. (kata benda)
Agil memasukkan bukunya ke dalam tas. (frasa kata benda)
Agil memerankan Sang pangeran. (frasa kata benda)

Ciri – Ciri Objek:


 Langsung di belakang predikat.
 Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
 Tidak didahului preposisi.
 Didahului kata ‘bahwa’.

2.4.4. Pelengkap
Pelengkap atau komplemen sering disamakan dengan objek. Padahal,
pelengkap yaitu beda dengan suatu objek karena tidak bisa menjadi subjek jika
kalimat dipasifkan. Pelengkap mengikuti suatu predikat yang berimbuhan ber-,
ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus (merupakan, berdasarkan, dan
menjadi).

Contoh:

Agil bertubuh kekar.


Agil bercucuran keringat.
Kamar Agil berhiaskan lampu warna-warni.
Agil adalah warga negara Korea.
Keputusan hakim berdasarkan hukum.
Agil menjadi manajer.

6
Ciri – Ciri Pelengkap:

 Di Belakang Predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang


predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

2.4.5. Keterangan

Keterangan ialah suatu bagian kalimat yang mempunyai fungsi untuk


meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat.

Contoh:

Sueb tinggal di Jakarta.


Setiap hari Sabtu Sueb berwisata kuliner.

2.5. POLA KALIMAT


Kalimat yang kita pakai sesungguhnya bisa dikembalikan ke dalam
sebuah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua
kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa sebuah pola kalimat dasar saja.
Sesuai dengan suatu kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita
kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada
suatu kaidah yang berlaku.

Berdasarkan keterangan pada sebelumnya, bisa ditarik kesimpulannya


bahwa kalimat dasar ialah suatu kalimat yang berisi suatu informasi pokok dalam
struktrur inti, belum mengalami suatu perubahan. Perubahan itu bisa berupa
penambahan unsur seperti penambahan sebuah keterangan kalimat ataupun
keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar ini bisa
dibedakan ke dalam delapan tipe yaitu sebagai berikut.

1) Kalimat Dasar Berpola S – P


Kalimat dasar tipe ini mempunyai sebuah unsur subjek dan predikat.
Predikat kalimat pada tipe ini bisa berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan:

Contohnya:

7
Mereka sedang bersepeda. =S – P (Kata Kerja)
Ibunya guru SMA. = S – P (Kata Benda)
Pemandangan itu indah.= S – P (Kata Sifat)
Peserta pengajian ini seratus puluh orang. = S P (kata bilangan)

2) Kalimat Dasar Berpola S – P – O


Pada kalimat dasar tipe ini mempunyai suatu unsur subjek, predikat, dan
objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa suatu verba
transitif, dan objek berupa suatu nomina atau frasa nominal.

Contohnya:

 Mereka sedang merangkai karangan bunga. = S – P – O

3) Kalimat Dasar Berpola S – P – Pel


Pada alimat dasar tipe ini mempunyai sebuah unsur subjek, predikat, dan
pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa suatu
verba intransitif atau sebuah kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau
adjektiva.

Contohnya :

 Anaknya beternak kambing. = S – P – Pel.

4) Kalimat Dasar Berpola S – P – O – Pel


Pada kalimat dasar tipe ini memilikimempunyai sebuah unsur subjek,
predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa sebuah verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.

Contohnya :

 Dia mengirimi saya surat.bunga = S – P – O – Pel

5) Kalimat Dasar Berpola S – P – K


Kalimat dasar tipe ini mempunyai sebuah unsur subjek, predikat, dan
harus mempunyai sebuah unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan
keterangan berupa sebuah frasa berpreposisi.

8
contohnya :

 Mereka berasal dari Jakarta = S – P – K

6) Kalimat Dasar Berpola S – P – O – K


Pada kalimat dasar tipe ini mempunyai sebuah unsur subjek, predikat,
objek, dan sebuah keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina,
predikat berupa verba intransitif, pada objek berupa nomina atau frasa nominal,
dan pada keterangan berupa sebuah frasa berpreposisi.

Contohnya :

 Kami memasukkan buku ke dalam tas. = S – P – O – K

7) Kalimat Dasar Berpola S – P – Pel – K


Pada kalimat dasar tipe ini mempunyai sebuah unsur subjek, predikat,
pelengkap, dan sebuah keterangan. pada Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, pada predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pada pelengkap
berupa nomina atau adjektiva, dan pada keterangan berupa frasa berpreposisi.

Contohnya:

 Soraya bermain sepeda di lapangan. = S – P – Pel – K

8) Kalimat Dasar Berpola S – P – O – Pel – K

Pada kalimat dasar tipe ini mempunyai sebuah unsur subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan sebuah keterangan. pada subjek berupa nomina atau
frasa nominal, pada predikat berupa verba intransitif, pada objek berupa nomina
atau frasa nominal, pada pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan
pada keterangan berupa frasa berpreposisi.

Contohnya :

 Ayah mengirimi anaknya uang setiap bulan. = S – P – O – Pel – K

2.6. STRUKTUR KALIMAT

9
Semua kalimat yang kita pakai berasal dari beberapa struktur ataupun
pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat
dasar tersebut bisa dikembangkan berdasarkan kaidah yang berlaku. Pola dasar
kalimat bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Kalimat dasar berpola S P

Kalimat dasar semacam ini hanya mempunyai unsur subjek dan predikat.
Predikatnya bisa berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, ataupun kata
bilangan.

Contohnya :

Mobil itu besar.

S P

2. Kalimat dasar berpola S P O

Pola kalimat ini sering kali dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Unsurnya
ada subjek predikat dan objek.

Contohnya :

Ari mengemudikan mobil.

S P O

3. Kalimat dasar berpola S P Pel

Contohnya :

Keluarganya pergi liburan.


S P Pel

4. Kalimat dasar berpola S P O Pel

Contoh :

Supir bus mengemudikan busnya sembarangan.

S P O Pel

10
5. Kalimat dasar berpola S P K

Contoh :

Andi menjahit tadi pagi.

S P K

6. Kalimat dasar berpola S P O K

Contoh :
Indah merapikan kamarnya seminggu lalu.
S P O K

7. Kalimat dasar berpola S-P-O-Pel-K

Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek,


pelengkap, keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat
berupa verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, Pelengkap
berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi.

Contoh : Ayah membelikan Aldy sepatu baru di margo city

8. Kalimat dasar berpola S-P-Pel-K.

Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, pelengkap dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, kata sifat dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva dan
keterangan berupa frasa berpreposisi.

Contoh : Aku sedih ketika mama masuk rumah sakit.

2.7. JENIS-JENIS KALIMAT

2.7.1. Berdasarkan Segi Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya), maka kalimat
terbagi menjadi lima kelompok, yakni (1) kalimat berita, (2) kalimat perintah, (3)
kalimat tanya, (4) kalimat seru, dan (5) kalimat emfatik.

 Kalimat Berita
Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif, adalah
kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar.
Jika suatu saat kita mengetahui ada kecelakaan lalu lintas dan kemudian

11
menyampaikan peristiwa itu kepada orang lain, maka kita memberitakan kejadian
itu. Kalimat berita dapat bermacam-macam, sebagai berikut:
 Kemarin sore ada angkutan kota menabrak pengendara motor.
 Pada pagi terjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan
kemacetan lalu lintas.
 Banjir yang terjadi di Bekasi merendam perumahan warga.
 Terjadi kebakaran besar di pasar Obor Jakarta Timur.
Dari segi bentuknya, kalimat diatas bermacam-macam. Ada yang
memperlihatkan inversi, ada yang berbentuk aktif, ada yang pasif, dan
sebagainya. Akan tetapi, jika dilihat nilai komunikatifnya, maka kalimat diatas
adalah sama, yakni semua merupakan kalimat berita.

Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja. Asalkan
isinya merupakan pemberitaan. Dalam bentuk tulisnya, kalimat berita diakhiri
dengan tanda titik. Dalam bentik lisan, nada suara berakhir dengan nada turun.

 Kalimat Perintah
Kalimat perintah, atau kalimat imperatif adalah kalimat yang maknanya
memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah
kalimat taktransitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Kalimat yang
predikatnya adjektiva kadang-kadang dapat juga memiliki bentuk perintah,
bergantung pada macam adjektivanya. Sebaliknya, kalimat yang bukan verbal
atau adjektival tidak memiliki bentuk perintah. Berikut contoh kalimat perintah.
 Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!
 Pergilah ke sekolah!

Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru
(!) meskipun tanda titik biasa pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya agak
naik sedikit.

 Kalimat Perintah Taktransitif


 Kalimat perintah traktransitif dibentuk dengan mengikuti kaidah berikut.
 Hilangkan subjek, yang umumnya berupa pronomina persona kedua.
 Pertahankan bentuk verba seperti apa adanya.
 Tambahlah partikel –lah bila dikehendaki untuk sedikit memperhalus
isisnya. Dari contoh berikut.

12
 Anda naik bus kota sekali-kali.
 Naik bus kota sekali-kali!
 Naiklah bus kota sekali-kali!
 Kamu berlibur ke tempat nenekmu.
 Berliburlah ke tempat nenekmu!

Baik verba traktransitif yang berupa kata dasar (naik), maupun yang
turunan (berlibur), tidak mengalami perubahan apa-apa.

 Kalimat Perintah Transitif Aktif


kaidah untuk membuat kalimat perintah yang verbanya transitif mirip
dengan kaidah yang untuk taktransitif kecuali mengenai bentuk verbanya. Pada
kalimat transitif, verbanya harus diubah menjadi bentuk perintah terlebih dahulu
dengan menanggalkan prefiks meng- dari verbanya. Kalimat (a) adalah kalimat
berita, sedangkan kalimat (b) kalimat perintah.
Engkau mencari pekerjaan apa saja.
 Carilah pekerjaan apa saja.
 Kamu membelikan adikmu seatu baru.
 Belikanlah adikmu sepatu baru.
 Saudara memberangkatkan kereta itu sekarang.
 Berangkatkan kereta itu sekarang.

Perlu kiranya diperhatikan bahwa yang dihilagkan hanyalah prefiksnya


saja, sedangkan sufiksnya masih tetap dipertahankan. Jika prefiksnya terdiri atas
dua unsur, seperti memper- atau member- maka hanya mem-nya yang
dihilangkan.

 Kalimat Perintah Bentuk Pasif


Kalimat perintah dapat pula dinyatakan dalam bentuk pasif. Bentuk
verbanya masih tetap dalam bentuk pasif, dan urutan katanya juga tidak
berubah. Dalam bentuk tulis, bentuk itu ditandai lagi dengan tanda baca seru (!).
Sedangkan dalam bentuk lisan dengan nada yang agak naik.

13
 Kontrak ini dikirim sekarang!
 Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya, ya!
 Dijual saja mobil tua seperti itu.

Pemakai bentuk pasif dalam kalimat perintah sangat umum dalam bahsa
Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan keinginan penutur untuk meminta
agar orang lain melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak tidak secara langsung.

2.7.2. Berdasarkan Diathesis Kalimat


1. Kalimat Aktif
Kalimat yang subjeknya langsung melakukan pekerjaan terhadap
objeknya. Kata kerja kalimat aktif umumnya ditandai oleh awalan me-. Tapi tidak
sedikit kalimat aktif yang predikatnya tidak disertai imbuhan tersebut misal,
makan dan minum..
Contohnya : Ani menggunakan kaleng untuk menciptakan bunyi.

2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif kata kerjanya cenderung memakai di- atau ter-.
Contohnya : Bangunan itu dikerjakan dengan baik oleh para teknisi
ternama.

2.7.3. Berdasarkan Urutan Kata


1. Kalimat Normal

Kalimat yang subjeknya mendahului predikatnya. Kalimat berpola dasar

2. Kalimat Inverse

Kalimat ini jenis ini adalah kebalikan dari kalimat normal. Dimana
predikatnya mendahului objek.

3. Kalimat Minor

Kalimat yang mempunyai satu inti fungsi gramatikalnya. Bentuk kalimat


minor seperti kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam,
panggilan maupun judul.

4. Kalimat Mayor

14
Kalimat mayor hanya mempunyai subjek dan predikat. Objek, pelengkap
dan keterangan boleh ditambahkan sesuka hati. Sama seperti pola dasar
pertama.

2.7.4. Berdasarkan Struktur Gramatikal


1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal hanya mempunyai Subjek dan Predikat. Bila dilihat dari
unsur penyusunnya, kalimat yang panjang dalam bahasa indonesia bisa
dikembalikan ke bentuk dasar yang sederhana.

Contoh kalimat tunggal :

Bapak-bapak bersalaman

S P

Pola contoh kalimat diatas hanya mempunyai subjek dan predikat


sehingga termasuk kedalam kalimat tunggal.
2. Kalimat Majemuk

Orang-orang sering kali menggabungkan beberapa pertanyaan ke dalam


satu kalimat untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Hasilnya, lahirlah
penggabungan struktur kalimat yang didalamnya terdapat beberapa kalimat
dasar. Penggabungan inilah yang dinamakan kalimat majemuk. Kalimat majemuk
ini masih terbagi lagi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

3. Kalimat Majemuk Setara

Struktur kalimat ini mempunyai dua kalimat tunggal atau lebih yang bila
dipisahkan bisa berdiri sendiri. Kata penghubung kalimat majemuk setara
biasanya digunakan kata dan, serta, tanda koma (,), tetapi, lalu, kemudian, atau.
Contoh kalimat majemuk setara : Indonesia tergolong negara berkembang tetapi
Jepang telah digolongkan negara maju.

4. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat mempunyai dua kalimat yang satunya bisa
berdiri sendiri (induk kalimat) atau bebas sedangkan yang satunya lagi
tidak(anak kalimat). Kata penghubung yang dipakai dalam kalimat majemuk ini
yaitu ketika, sejak, karena, oleh sebab itu, hingga, sehingga, maka, jika, asalkan,
apabila, meskipun, walaupun, andai kata, seandainya, agar supaya, seperti,

15
kecuali, dengan. Contoh kalimat majemuk bertingkat : Ilmuan masih saja
mencari asal usul bulan

(induk kalimat) meskipun hingga sekarang masih belum ada kepastian


yang jelas (anak kalimat).

5. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah dua jenis kalimat majemuk (setara
dan bertingkat) yang digabungkan.

Karena hujan turun dengan derasnya, kami tidak dapat pulang dan
menunggu di sekolah.

2.7.5. Berdasarkan unsur kalimat


 Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap mengikuti pola dasar dari kalimat baik yang sudah
dikembangkan maupun tidak. Penggunaan unsur-unsurnya jelas. Sehingga
mudah dipahami. Contoh : Warna merah melambangkan keberanian

 Kalimat tidak Lengkap


Kalimat yang satu ini tidak sempurna karena hanya memiliki salah satu
dari unsurnya saja. Kalimat ini biasanya berupa semboyan, salam, perintah,
pertanyaan, ajakan, jawaban, setuan, larangan, sapan dsb. Contoh : Kapan
pulang?

2.7.6. Berdasarkan Pengucapan


1. Kalimat Langsung
Kalimat yang secara detai meniru sesuatu yang diujarkan oranglain.
Tanda baca kutip tidak luput dalam jenis kalimat langsung. Kutipan dalam kalimat
langsung berupa kalimat tanya, kalimat berita ataupun kalimat perintah.

Contohnya : “Letakkan senjatamu!” bentak pak polisi.

2. Kalimat Tak Langsung


Kalimat yang melaporkan kembali kalimat yang diujarkan orang lain.
Kutipan dalam kalimatnya senmuany berbentuk berita.

Contohnya : Bapak Budi berkata padaku bahwa lebih baik membaca


daripada main-main.

16
2.8. KALIMAT EFEKTIF
Ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas,yaitu kesepadanan
struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna,kehematan kata,kecermatan
penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
1. Kesepadanan
Yang dimaksud kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang di pakai.
2. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu.
3. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan adalah suatu
perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.dalam sebuah kalimat ada
ide yang perlu ditonjolkan.
4. Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata,frasa,atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat.

5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda,dan tepat dalam pilihan kata.
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepauan adalah pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
7. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat itu dapat


diterimaoleh akal dan penulisannyasesuai degan ejaan yang berlaku.

2.9. PENGGUNAAN KATA YANG SALAH DALAM KALIMAT

17
Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara
1. Penggunaan Kata “Kalau” yang Salah
Kadang-kadang kita melihat pemakaian kata kalau yang kurang tepat
sebagai unsur penghubung antarklausa seperti yang akan diperhatikan pada
contoh di bawah ini. Kata kalau kita gunakan di depan klausa yang bersifat
kondisional (=syarat).Isinya menyatakan sesuatu yang mungkin,namun dapat
juga sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan atau mungkin tercapai. Dalam
halseperti yang disebutkan terakhir itu, kata sambung kalau dapat diganti dengan
kata lain yang menyatakan ketidakmungkinan itu, yaitu kata umpamanya,
seandainya, andai kata dan sekiranya. Contoh :
a. Kalau engkau bersungguh-sungguh belajar, engkau akan lulus dalam
ujian nanti. (benar)

b. Kalau engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu


bertengger.(salah)

Kalimat 2 klausa bersyarat itu berisi sesuatu yang mustahil.Mana


mungkain orang akan menjelma menjadi burung.Karena isinya
mengandung ketidakmungkinan makna, kata kalau dapat diganti dengan
kata lain, misalnya andai kata, umpamanya, dan sekiranya.
Contoh :
Andai kata engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu
bertengger.(benar)

2. Penggunaan Kata Depan “Di” yang Salah


Penggunaan kata depan “di” yang salah, di antaranya :
a. Pakaian itu disimpannya di dalam lemari. (salah)
Pakaian itu disimpannya dalam lemari.(benar karena kata depan
“di” dihilangkan)
b. Perkara itu di atas tanggungan sayalah. (salah)

Perkara itu atas tangungan sayalah.(benar karena kata depan “di”


dihilangkan)

3. Penggunaan Kata “Daripada” yang Salah

18
Penggunaan kata “daripada” yang salah, di antaranya :
a. Pukulan smash daripada Icuk menghujam tajam. (salah)
Pukulan smash Icuk menghujam tajam.(benar)
b. Hati kita sedih melihat daripada penderitaan korban bencana itu.
(salah)

Hati kita sedih melihat penderitaan korban bencana itu. (benar)

4. Pengulangan Kata
Pengulangan kata yang terjadi dalam kalimat , misalnya :
a. Setahunnya hanya menghasilkan sekitar 200 film setahun.(salah)
b. Setahun hanya menghasilkan 200 film. (benar)

BAB III
PENUTUP

3.1. SIMPULAN
Dari pembahasan tenteng kalimat maka diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur
minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan

19
bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita,
tanya, atau perintah).
2. Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut
a. Jumlah klausa pembentuknya,
b. Fungsi isinya
c. Kelengkapan unsurnya,
d. Susunan subjek dan predikatnya,dan
e. Sifat hubungan aktor-aksi.
3. Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang
terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas
inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
4. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud
penutur/ penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh
pendengar / pembaca secara tepat pula. Dengan kata lain kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai
alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi (pilihan kata) yang tepat,
tidak mengalami kontaminasi frasa, sesuai ketentuan EYD, baik
penulisan tanda baca dan penulisan kata.Selain itu kalimat efektif juga
memiliki enam syarat keefektifan, yaitu adanya
a. Kesatuan ,
b. Kepaduan
c. Kepararelan,
d. Ketepatan,
e. Kehematan,
f. Kelogisan
g. Kecermatan.
5. Dalam kalimat kita akan menemui beberapa keasalan atau
ketidakefektifan. Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat,
diantaranya :
a. Kalimat kontaminasi,
b. Ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat ,
c. Gejala pleonasme dalam kalimat,dan
d. Penggunaan kata yang salah dalam kalimat.

3.2. SARAN

20
Saran dari kami, setiap dosen atau guru yang mengajarkan mata kuliah
atau mata pelajaran Bahasa indonesia, jangan lupa untuk mengajarkan pula
bagaimana cara pengungkapan dan penulisan dengan tepat, agar para siswa
dan mahasiswa tidak keliru dalam penulisan serta penggunkapan kalimat
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.jatikom.com/2018/11/jenis-jenis-kalimat-terlengkap.html
https://bahasa.foresteract.com/kalimat/2/
https://seputarilmu.com/2018/12/kalimat.html
http://anaozen.blogspot.com/2017/12/kalimat-dalam-bahasa-indonesia.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kalimat/
https://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/

21
22

Anda mungkin juga menyukai