Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
judul “Tata Kalimat”. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai tugas kelompok
Bahasa Indonesia pada jurusan manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Bangkinang.
Makalah ini membahas tentang kalimat seperti pola-pola kalimat, jenis-
jenis kalimat, dan kalimat efektif.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan sebagai
umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang. Harapan penulis
semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya
di bidang ilmu Bahasa Indonesia
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bangkinang, 24 februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2

1.3 Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Pengertian Kalimat.................................................................................................3

2.2 Pola-Pola Kalimat..................................................................................................4

2.3 Jenis-jenis Kalimat...............................................................................................12

2.4 Kalimat Efektif......................................................................................................17

BAB III PENUTUP..........................................................................................................22

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................22

3.2 Saran....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Kalimat selalu kita ucapkan
ketika kita berbicara kepada seseorang. Di dalam
kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara
pengucapannya. Penting untuk kita mempelajari seluk
beluk mengenai kalimat secara rinci.

Hal yang membuat kalimat menjadi bidang


kajian bahasa yang penting yaitu karena melalui
kalimat, seseorang dapat menyampaikan maksudnya
dengan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal
sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata
(misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis.
tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak
dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas,
kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai
kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu
kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu
kalimat.

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai


struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah
lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam
bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya,
atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P

1
dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah
semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak
mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna
menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung
pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap
maksud penuturannya.

2
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan “Kalimat” ?
2. Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat ?
3. Apa saja jenis-jenis kalimat ?
4.Apa itu kalimat efektif ?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
kita tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar. Penulis berharap dengan pembuatan makalah ini
dapat membantu pembaca untuk mengetahui apa pengertian kalimat, apa saja
pola-pola dalam kalimat, dan jenis-jenis kalimat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat


Kita sering mendengar istilah kalimat dan pasti kita pernah
menggunakannya. Pengertian kalimat bermacam-macam. Para ahli bahasa pun
memiliki beragam definisi, diantaranya :
a) Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer (1994:240),
“kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap”.
b) Menurut Alwi dkk., (2000:311), “Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan
dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi
akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan,
baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau
lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
Dalam tulisan latin kalimat adalah sekumpulan kata yang diawali huruf
capital dan diakhiri intonasi final tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!)
termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda pisah(-),
tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan pikiran secara utuh.
Kalimat merupakan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada
kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak
memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam
wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru
(!).

4
2.2 Pola-Pola Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat.
Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat,
Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat :
a. Subjek (S)

Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di


samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih
terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.

Ciri-ciri subjek sebagai berikut :


 Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa

Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas


pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk
subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya
siapa.
Contoh : Awen adalah seorang aktor dan penyanyi.
 Disertai Kata Itu

Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite).


Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang
sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri
lain tidak disertai kata itu. Contoh : Buku itu dibeli oleh Nadin.
 Didahului Kata Bahwa

Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur


yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di
samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa
anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh : Saya mengatakan bahwa Bintang Emon adalah komika
favoritku.

5
 Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih
lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini
dinamakan keterangan pewatas.

Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.

 Tidak Didahului Preposisi

Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada,
pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata
seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak
bersubjek.
 Berupa Nomina atau Frasa Nominal

Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping


nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai
kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
b. Predikat (P)

Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek.


Predikat berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.

 Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana

Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat.
Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi).
Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang
berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :

1. Gadis itu cantik

6
2. Harga buku itu sepuluh ribu rupiah

 Kata Adalah atau Ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu
terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang
sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
 Dapat Diingkarkan

Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang


diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan
untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak
sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat
yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
 Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-
kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu
terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa
nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang
menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
 Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa :
‒ Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina
‒ Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjectival, frasa
nominal, frasa numeralia (bilangan)

c. Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan
predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif
transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek,

7
predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan
berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif
yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut :

 Langsung di Belakang Predikat

Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah


mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
 Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek
dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan
perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam
kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
 Tidak Didahului Preposisi

Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak


didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak
dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
 Didahului Kata Bahwa

Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak
kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

d. Pelengkap (Pel)

Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada


karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua
unsur kalimat ini :
 Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.

8
 Menempati posisi di belakang predikat.

 Tidak didahului preposisi.

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi


subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam
kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan
pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.

 Di Belakang Predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang


predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

‒ Dia mengirimi saya buku baru.

‒ Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai


pelengkap dan tidak mendahului predikat.
 Tidak Didahului Preposisi

Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Contoh : Sherina


bermain piano.

e. Keterangan (K)

Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.


Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih
lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi
informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini
dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa
ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap,
tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai

9
dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika,
dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.

 Bukan Unsur Utama

Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan


merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar
kebanyakan tidak bersifat wajib.
 Tidak Terikat Posisi

Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki


kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau
akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Contoh :

‒ Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.


‒ Mereka memperhatikan materi dengan seksama.

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

 Keterangan Waktu

Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.


Keterangan waktu yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan
waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam.
Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu
depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum,
saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.

 Keterangan Tempat

Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai


oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.

10
 Keterangan Cara

Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan
cara.Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau
secara yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang
berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
 Keterangan Alat

Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata
dengan yang diikuti nomina (kata benda).
 Keterangan Sebab

Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab


yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh
nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
 Keterangan Tujuan

Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan
tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar,
atau untuk.
 Keterangan Aposisi

Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau


objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--),
atau tanda kurang.

 Keterangan Tambahan

Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun


objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat
menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan
tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.

11
Contoh : Mega, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.

Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan


unsur yang diterangkan yaitu kata Marshanda.
 Keterangan Pewatas

Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek,


predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan
dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh:
Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang
mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga
lebih.
           
      Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat
berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang
dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O, Pelengkap dan keterangan.
        Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang
dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia. Keenam tipe kalimat
itu tercantum dalam tabel berikut :
Tipe dan Subjek Predikat Objek Pelengkap Keteran
fungsi gan
1. S-P Orang itu sedang tidur - - -
Saya mahasiswa - - -
baru
2.S-P-O Ayahnya mengendarai mobil - -
Rani mendapat baru - -
piagam
3.S-P-Pel Beliau menjadi - ketua koperasi -
Pancasila merupakan - dasar negara -
kita
4.S-P- Kami tinggal - - di
Ket Kecelaka terjadi - - Jakarta
an itu tahun
1999
5.S-P-O- Hasan mengirimi ibunya uang -
Pel Diana mengambilkan adiknya buku tulis -
6.S-P-O- Pak Bejo menyimpan uang - di bank

12
Ket Beliau memperlakuka kami - dengan
n baik
2.3 Jenis-jenis Kalimat
Berikut uraian jenis-jenis kalimat :

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Misalnya :

‒ Dia akan pergi

‒ Kamu mahasiswa Unnes

a. Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal

Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba/frasa


verbal. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas
bukan verba/bukan frasa verbal.

b. Kalimat Taktransitif dan Kalimat Transitif

Kalimat taktransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba


taktransitif, yaitu verba yang tidak berobjek.
Contoh:

‒ Pak Halim belum datang

Kalimat transitif adalah kalimat yang berpredikat verba transitif, yaitu


verba yang berobjek. Kalimat transitif dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
• Kalimat Ekatransitif

Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berpredikat terdiri atas


verba ekatransitif, yaitu verba yang diikuti satu nomina yang
berfungsi sebagai objek.
Contoh:

(a) Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

(b) Dia memberangkatkan kereta api itu terlalu cepat

13
• Kalimat Dwitransitif

Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas


verba dwitransitif, yaitu verba yang diikuti oleh dua nomina,
yang masing-masing berfungsi sebagai objek dan pelengkap.
Contoh:

(a) Ida sedang mencarikan adiknya pekerjaaan

c. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif


Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku.

Contoh :

 Saya membeli laptop 3 tahun yang lalu.

 Nani mengirim baju untuk ayah.

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai sasaran.

Contoh :

 Laptop dibeli saya 3 tahun yang lalu.

 Baju dikirim Nani untuk ayah.

d. Kalimat Lengkap dan Kalimat Tak Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur subjek dan predikatnya ada.

Contoh :

 Bahasa Indonesia mengenal kata dan kalimat.

 Andi makan sayur.

Kalimat tak lengkap adalah kalimat yang subjek atau predikatnya tidak
ada.

Contoh :

14
 Maju terus, pantang mundur.

 Besar pasak daripada tiang.

e. Kalimat Biasa dan Kalimat Inversi

Kalimat biasa adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikat berurutan
biasa, yaitu subjeknya mendahului predikat.
Contoh :

 Tom tidur di sofa semalam.

 Suti mengerjakan tugas di rumah.

Kalimat inversi adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikatnya


berurutan terbalik, yaitu predikatnya mendahului subjek.
Contoh :

 Ada makanan di dapur.

 Ada mobil di depan rumah.


f. Kalimat Berita, Kalimat Perintah, Kalimat Tanya, dan Kalimat Seru
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyatakan berita.
Contoh :

 Setelah mengerjakan tugas saya tidur.

 Hengky sedang bermain dengan anak-anaknya.

Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya bermaksud memberikan


perintah.

Contoh :

 Cepat !

 Datang sini, Tini!

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya bermaksud menanyakan

15
sesuatu.

Contoh :

 Apakah dosen sudah mulai mengajar ?

 Siapa dosen kamu ?

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti


kagum, heran, senang atau sedih.
Contoh :

 Betapa cantiknya dia.

 Alangkah indahnya pelangi itu.

2. Kalimat Majemuk
A. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas
beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya.
Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih
dengan menggunakan kata hubung.
Terdiri dari:

1. Kalimat majemuk setara sejalan

Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal


yang bersamaan situasinya.
Contoh:

Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke sawah sedangkan Sirob pergi


ke sekolah.
2. Kalimat majemuk setara berlawanan

Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang


isinya menyatakan situasi yang berlawanan.
Contoh:

16
Danis anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas.
3. Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat

Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal


yang isi bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain
Contoh :

Ajiz mendapatkan rangking 1, karena dia anak yang rajin

B. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa
kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
Jenis-jenisnya:
1. Kalimat majemuk hubungan waktu

Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku pulang


2. Kalimat majemuk hubungan syarat

Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan

Contoh : Jika aku mendapatkan rangking 1, aku akan mendapatkan


laptop baru.
3. Kalimat majemuk hubungan tujuan Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh : Danis sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi buat
belajar
4. Kalimat majemuk konsensip

Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh


pun Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu tersenyum.
5. Kalimat majemuk hubungan penyebaban Ditandai dengan : sebab,
karena, oleh karena
Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku cintai tidak
mencintaiku
6. Kalimat majemuk hubungan perbandingan

Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih

17
baik. Contoh : Dari pada bermain, lebih baik aku belajar.
7. Kalimat majemuk hubungan akibat

Ditadai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka

Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat memenangkan kontes


itu.

8. Kalimat majemuk hubungan cara Ditandai dengan : Dengan


Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk
menghidupi keluarganya.
9. Kalimat majemuk hubungan sangkalan Ditandai dengan: seolah-olah,
seakan-akan
Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak terjadi apapun.
10.Kalimat majemuk hubungan kenyataan Ditandai dengan: padahal,
sedangkan
Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang sakit.
11. Kalimat majemuk hubungan hasil Ditandai dengan : makannya
Contoh: Doni anak pemalas, makannya nilainya selalu jelek
12. Kalimat majemuk hubungan penjelasan Ditandai dengan : bahwa
Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia benar-benar siswa yang
pandai
13. Majemuk hubungan atributif Ditandai dengan : yang
Contoh : anak yang sedang berlari itu teman saya

C. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang merupakan hubungan
antara majemuk setara dan majemuk bertingkat.
Contoh : Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor
dan ibu sudah menidurkan adikku.

2.4 Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan

18
yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran
pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau
penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus
memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak
efektif) Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang
ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu
mendapatkan hadiah (efektif).

3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu,
tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan,
penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat.
Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat
melakukan penghematan, yaitu:
• Menghilangkan pengulangan subjek.
• Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

19
• Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
• Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:

Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak
efektif) Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku.
(efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif) Dia sudah
menunggumu sejak pagi. (efektif)
4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5. Kesatuan atau Kepaduan


Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
 Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris.
 Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
 Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak
efektif)

20
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang

sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)


Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6. Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan
yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba,
bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama
menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya
harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak
efektif) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
(efektif) Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak
efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap


ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu
kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal
kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara
ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan

21
negaranya. (ketegasan)
 Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah


disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
 Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.


Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

 Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel


-lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
ini.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk
menyampaikan ide atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di
dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik
disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe
verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu terdiri dari subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat didasarkan pada adanya
intonasi, tanda baca, jeda, dan keterkaitannya pada konstruksi lain yang lebih
besar, kalimat ditandai juga dengan kemungkinannya untuk diubah susunannya
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan makna.
3.2 Saran
Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang tepat,
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://henker17.blogspot.com/2012/09/makalah-bahasa-indonesia-kalimat.html
diakses pada 24 februari 2020
http://banggaberbahasa.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-kalimat.html
diakses pada 24 februari 2020
http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/210981-macam-macam-kalimat-
majemuk-dan-contohnya.html diakses pada 24 februari 2020

http://zabidin1993.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif.html
diakses pada 24 februari 2020
http://kalimatefektif2013.blogspot.com/ diakses pada 24 februari 2020

Anda mungkin juga menyukai