Anda di halaman 1dari 22

KATA DAN KALIMAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Siti Nurmalasari

Saepudin

Prodi : PGSD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP)

SYEKH MANSHUR PANDEGLANG

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat ALLAH


SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Sholawat dan salam kita
curahkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KATA DAN KALIMAT”

Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penusunan makalah


ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini terjadi karena dengan
kemampuan ilmu yang kamu miliki. Dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan pihak ang turut membantu
terselesainya makalah ini. Dan kami mohon untuk kritik dan sarannya agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Terima kasih

Pandeglang, Oktober 2021

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan Masalah.......................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................3

A. Pengertian Diksi atau Pilihan kata..........................................................3

B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata.................................................................3

C. Pengertian Kalimat Efektif......................................................................5

D. Ciri-ciri Kalimat Efektif..........................................................................6

E. Syarat-syarat Kalimat Efektif..................................................................9

F. Struktur Kalimat Efektif..........................................................................9

G. Pengertian Kalimat Tidak Efektif.........................................................10

H. Ciri-ciri Kalimat Tidak Efektif...............................................................10

I. Cara Membedakan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif............................10

BAB III. PENUTUP............................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................11

B. Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan
tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam
upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat
mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.
Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-
kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh
karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur
bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah
penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi
dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena
ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan
makna.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-
kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau
bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud
kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif
dengan segala permasalahannya.
B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa
Indonesia
2. Mengetahui pengertian kalimat efektif
3. Mengetahui ciri - ciri kalimat efektif
4. Mengetahui syarat dan dasar kalimat efektif
5. Mengetahui struktur kalimat efektif

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A.    KATA
 
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri
dengan makna yang bebas. Dari definisi tersebut, terdapat dua
hal yang menandai sebuah kata, yakni:

 Merupakan satuan bahasa terkecil,


 Mengandung makna yang bebas.

Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian


terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Menurut mereka
kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau
kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan
mempunyai satu arti.

2.    JENIS-JENIS KATA


 
Menurut ciri atau karakteristiknya, kata terbagi ke dalam
beberapa jenis. Berdasarkan hal itu, kata-kata dalam bahasa
Indonesia terdiri atas kata kerja, kata benda, kata ganti, kata
sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata sandang, kata depan,
kata sambung, dan kata seru.

A.    KATA KERJA


 
Kata kerja ( verba) adalah kata yang menyatakan makna
perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan. Kata
kerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Umumnya menempati fungsi predikat dalam kalimat.

      Contoh: Kucing mengeong.


                      S         P
                  Ibu membuatkan ayah kue ulang tahun.
                    S            P             O            Pel.

 Mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau


keadaan.
      Contoh: memberi, mengajarkan, berair.

 Tidak dapat didahului kata paling.

      Contoh: paling  tidur, paling  mandi, paling makan (?)

 Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan


sudah.

      Contoh: akan bekerja, sedang mandi, sudah pergi.

 Dapat didahului kata ingkar tidak.

      Contoh:  tidak belajar, tidak bekerja sama, tidak  menolong.

 Dapat dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang


bermakna perbuatan.

      Contoh: Ambilkan buku itu!


                  Pelajari materi ini sampai jelas!
 
Kata kerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam,
yakni sebagai berikut:

a. Bentuk dasar dan bentuk turunan


Ditijau dari bentuknya, kata kerja dibedakan menjadi:

 Kata kerja bentuk dasar, contoh: makan, duduk, tidur.


 Kata kerja bentuk turunan, contoh: mengajari, malam-
malam, rendah hati.

b. Transitif-intrasitif
Ditinjau dari hubungannya dengan unsur lain dalam kalimat,
kata kerja dibedakan atas:

 Kata kerja transitif, yakni kata kerja yang memerlukan


objek atau pelengkap,

      Contoh: Kucing itu menangkap anak burung merpati.

 Kata kerja intrasitif, yakni kata kerja yang tidak


memerlukan objek atau pelengkap,

4
    Contoh: Ibu sedang memasak didapur.

c. Aktif-pasif
Dilihat dari makna yang dikandungnya, kata kerja dibedakan
atas:

 Kata kerja aktif, contoh: membaca, memakan, menjual.


 Kata kerja pasif, contoh: diminum, dinaikkan, terdengar.

B.    KATA BENDA


 
Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia,
benda, konsep, atau pengertian. Kata benda memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.

 Umumnya menduduki fungsi subjek, objek, atau


pelengkap.

       Contoh: mereka menghadiai kami buku pelajaran

 Dapat didahului kata ingkar bukan dan tidak dengan kata


tidak

       Contoh: bukan nasi yang makan, melainkan jagung.


 

 Dapat diikuti kata sifat, baik secara langsung maupun


dengan perantaraan kata yang.

       Contoh: baju baru, pekerjaan yang mudah, ibu yang baik
    
Kata benda terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai
berikut:

a. Bentuk dasar dan bentuk turunan

1. Bentuk dasar, contoh: gambar, meja,tahun, hari.


2. Bentuk turunan, contoh: pembeli, kemenangan, ayunan.

b.    Konkret-abstrak
 
Di tinjau dari wujudnya,kata benda terbagi atas:

1. Kata benda konkret, contoh: meja, lampu

5
2. Kata benda abstrak, contoh: permainan, keindahan

C.    KATA GANTI


 
Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata
benda atau kata yang dibendakan. Menurut fungsinya, kata ganti
dibedakan sebagai berikut:

 Kata ganti  orang, adalah kata ganti yang mengacu pada


orang. Seperti orang pertama, kedua, dan ketiga.

 Kata petunjuk, meliputi:

1. Petunjuk umum, contoh: ini, itu, anu.


2. Petunjuk tempat, contoh: sini, situ, sana.
3. Petunjuk ihwal, contoh: begini, begitu.

 Kata penanya, adalah kata ganti yang dipakai untuk


menandai suatu pertanyaan. Hanya ada dua unsur yang
mendasari kata tanya, yakni apa dan mana.

D.    KATA BILANGAN


 
Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk
menghitung banyaknya wujud (orang, binatang, atau barang)
dan konsep.

Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terbagi ke dalam dua


jenis, yakni:

1. Bilangan pokok, contoh: nol, tujuh, sepuluh.


2. Bilangan tingkat, contoh: kedua, ketiga, keempat.

Berdasarkan tentu atau tidaknya, kata bilangan diklasifikasikan


menjadi:

1. Bilangan tentu, contoh: satu, tiga, delapan, sepersepuluh.


2. Bilangan tak tentu, contoh: beberapa, banyak, sedikit.

E.    KATA SIFAT


 
Kata sifat (ajektiva) adalah kata yang dipakai untuk
mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau
binatang.

6
F.    KATA KETERANGAN
 
Kata keterangan (adverbia) adalah kata yg memberi keterangan
atau penjelasan pada kata lainnya.
 
Kata keterangan terbagi ke dalam dua bentuk, yakni:

1. Bentuk dasar, contoh: sangat, hanya, lebih, segera.


2. Bentuk turunan, contoh: diam-diam, setinggi-tingginya.

Kata keterangan turunan dapat dibentuk dengan cara-cara


berikut:

1. Dengan mengulang kata dasar, contoh: diam-diam, lekas-


lekas, pelan-pelan.
2. Dengan mengulang kata dasar dan menyertainya dengan
akhiran –an, contoh: habis-habisan, mati-matian.
3. Dengan mengulang kata dasar dan menambahkan
imbuhan se-nya, contoh: setinggi-tingginya, sedalam-
dalamnya.
4. Dengan menambahkan afiks pada kata dasar, contoh:
sebaiknya, selekasnya.
5. Dengan menambahkan –nya pada kata dasar, contoh:
agaknya, biasanya.

Kata Dasar

Kata dasar adalah satuan bahasa terkecil yang mempunyai makna. Kata dasar
merupakan kata yang belum memiliki imbuhan, sehingga belum mengalami
perubahan bentuk dan makna. Kata dasar dapat diartikan sebagai kata awal untuk
membentuk kata yang lebih besar.

Sebagai contoh kata dasar diantara yaitu:

makan, tidur, baca, tulis, masak, sapu.

Dalam hal ini, sebuah kata dasar akan mengalami perubahan bentuk, fungsi dan
makna ketika mendapat imbuhan.

Sebagai contoh kata dasar yang mendapat imbuhan:

1. makan + an = makanan

7
Kata dasar “makan” jika mendapatkan imbuhan -an menjadi makanan. Di sini,
fungsinya berubah dari verba menjadi nomina. Sedangkan maknanya berubah dari
kegiatan makan menjadi benda atau sesuatu yang dimakan.

1. meng + hakim + i = menghakimi

Kata dasar “hakim” jika mendapat imbuhan meng- dan -i menjadi “menghakimi”.
Di sini, fungsinya berubah dari nomina menjadi verba. Sedangkan maknanya juga
mengalami perubahan dari seseorang yang bisa mengadili menjadi perbuatan
mengadili.

Kata dasar sangat penting dalam tata kata karena dia merupakan unit terkecil dari
bahasa. Kata dasar bisa berubah bentuk, fungsi dan makna ketika ditambahkan
beberapa imbuhan. Materi ini dapat ditonton lebih lanjut di sini ya.

Pengertian Kata Turunan

Kata turunan atau kata berimbuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah kata yang terbentuk sebagai hasil dari proses afiksasi, reduplikasi, atau
penggabungan.

Secara umum, dapat ditarik dikatakan bahwa kata turunan adalah suatu kata yang
mendapat imbuhan, yaitu merupakan hasil proses dari afiksasi, reduplikasi, atau
penggabungan suatu kata yang dapat membentuk kata baru dan dengan makna
baru juga. 

8
Kata turunan merupakan hasil dari proses afiksasi, reduplikasi, atau
penggabungan, oleh karena itu, sebelum mengetahui contoh-contohnya, kita
mempelajari apa itu afiks, reduplikasi, dan penggabungan.

Afiks adalah suatu bentuk linguistik yang keberadaannya hanya untuk melekatkan
diri pada bentuk-bentuk lain, sehingga mampu menimbulkan makna baru terhadap
bentuk-bentuk yang dilekatinya tadi, Bentuk-bentuk yang dilekati bisa terdiri atas
pokok kata, kata dasar, atau bentuk kompleks. Sedangkan afiksasi adalah proses
pembubuhan afiks pada suatu bentuk, baik berupa bentuk tunggal maupun
kompleks untuk membentuk kata-kata baru (Rohmadi, dkk, 2013:41).

9
Reduplikasi adalah pengulangan bentuk atas suatu bentuk dasar. Bentuk baru yang
dihasilkan dari perulangan bentuk lazim disebut dengan kata ulang (Rohmadi,
dkk, 2013:83). Reduplikasi dalam KBBI memiliki arti proses atau hasil
perulangan kata atau unsur kata, seperti rumah-rumah, tetamu, bola-balik, dan
sebagainya.

Cara Menulis Kata Turunan

Di bawah ini adalah 11 cara menulis kata turunan dinukil dari haloedukasi.com,
yang perlu diketahui.

1. Kata turunan ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Contoh: Bernyanyi, menulis, gemetar, dilakukan.

2. Kata turunan dihubungkan dengan tanda hubung (-) jika bentuk dasarnya
bahasa asing.

Contoh: di-upload, men-download, meng-upgrade.

3. Kata turunan dihubungkan dengan tanda hubung (-) jika bentuk dasarnya
berawalan huruf kapital atau singkatan dengan huruf kapital.

Contoh: pro-Barat, di-PHK.

4. Kata turunan ditulis terpisah jika bentuk dasarnya kata gabungan yang salah
satu berimbuhan (bisa berupa awalan atau akhiran).

Contoh: berjabat tangan, bekerja sama, bertepuk tangan, garis bawahi.

5. Kata turunan ditulis serangkai jika bentuk dasarnya berupa kata gabungan yang
diimbuhi awalan dan akhiran (konfiks).

Contoh: menandatangani, menyebarluaskan, mempertanggungjawabkan.

6. Kata turunan ditulis secara serangkai jika salah satu unsur gabungan kata dipakai
dalam kombinasi, yaitu berupa kata terikat dan kata bebas.

Contoh: dasawarsa, swadaya, mahasiswa, prasejarah.

7. Kata turunan ditulis terpisah jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
maha dengan kata berimbuhan yang merujuk pada sifat atau nama Tuhan.

Contoh: Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun.

10
8. Kata turunan ditulis serangkai jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
maha dengan kata dasar yang merujuk kepada Tuhan, kecuali, kata esa.

Contoh: Mahakuasa, Mahamulia, Mahasuci.

9. Kata turunan ditulis serangkai jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
dari kata Maha dengan kata dasar tidak berimbuhan dan jumlah suku katanya
dua buah.

Contoh: mahasiswa, mahaguru.

10. Bentuk-bentuk terikat yang diserap bahasa Indonesia dari bahasa asing, seperti
anti, pro, dan kontra, dapat dijadikan sebagai bentuk dasar.

Contoh: Kali ini, anggota lebih banyak yang pro dibandingkan dengan yang
kontra.

11. Kata tak ditulis serangkai dan ditulis terpisah bila diikuti bentuk dasar yang
berupa kata berimbuhan. 

Contoh: takabadi, takacuh, takakrab, takadil, tak terpisahkan, tak tertarik, tak
tercapai, tak bersuara, dan sebagainya.

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada
pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.fektif
mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai
pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan
ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa
ahli bahasa :

11
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar,
mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri
pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
(Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah
di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)

B. Ciri-ciri Kalimat Efektif


1. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu
menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun
harus menggunakan di- pula.
1. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya.
Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang
satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
2. Kehematan

12
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-
kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan
mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam
kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang
benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
3. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:

Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian


yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan
partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap
penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid,
antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan
adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

13
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan
atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin
ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
4. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah
benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah
misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
5. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang baik.
6. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal.
7. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang
perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat.

14
8. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa
atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

9. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.

C. Syarat-syarat Kalimat Efektif


Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

D. Struktur Kalimat Efektif


Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki
kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya
kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk
dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau
kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu
pernyataan yang salah.
Kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap
unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus

15
menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu
harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh
menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan
menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai
bahasa itu. Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa.
Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.

G.      Pengertian Kalimat Tidak Efektif


Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau
mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

H.    Ciri-ciri Kalimat Tidak Efektif


1. Kalimat tidak efektif terdapat dua kunjungsi pada suatu kalimat yang
memiliki dua klausa.
2. Kalimat tidak efektif terdapat kunjungsi setelah tanda koma.
3. Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang diawali dengan kunjungsi.
4. Kalimat yang diawali dengan preposisi kemudian diikuti oleh predikat
yang berimbuhan me.
5. Kalimat tidak efektif tidak sesuai EYD
6. Kalimat tidak efektif bahasanya terkadang tidak logis.

I.    Cara Membedakan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif


Cara membedakan kalimat efektif dan tidak efektif tentu tidak sulit, cukup
melihat dari kedua ciri-ciri yang ada pada masing-masing kalimat. Karena ciri-
ciri tersebut sudah cukup bisa menjadi pembeda.

16
Selain itu, perhatikan baku dan tidaknya kalimat, jika efektif maka akan
baku, tetapi jika tidak efektif tidak baku, justru cenderung tidak mengikuti
aturan EYD.

17
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam
pembacaan dan pengertiannya tepat. Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari
bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal
atau konsep istilah tertentu.
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah
sesuai dengan EYD.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket)
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan,
kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana
dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan
kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu,
kedepannya penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk menyempurnakan
penulisan dan konten dari makalah ini sendiri.
19

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.


Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam
kosa kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor
3. Jakarta: Bharata.
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai