Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
Siti Nurmalasari
Saepudin
Prodi : PGSD
2021
KATA PENGANTAR
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................2
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan
tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam
upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat
mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.
Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-
kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh
karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur
bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah
penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi
dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena
ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan
makna.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-
kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau
bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud
kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif
dengan segala permasalahannya.
B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa
Indonesia
2. Mengetahui pengertian kalimat efektif
3. Mengetahui ciri - ciri kalimat efektif
4. Mengetahui syarat dan dasar kalimat efektif
5. Mengetahui struktur kalimat efektif
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KATA
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri
dengan makna yang bebas. Dari definisi tersebut, terdapat dua
hal yang menandai sebuah kata, yakni:
b. Transitif-intrasitif
Ditinjau dari hubungannya dengan unsur lain dalam kalimat,
kata kerja dibedakan atas:
4
Contoh: Ibu sedang memasak didapur.
c. Aktif-pasif
Dilihat dari makna yang dikandungnya, kata kerja dibedakan
atas:
Contoh: baju baru, pekerjaan yang mudah, ibu yang baik
Kata benda terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai
berikut:
b. Konkret-abstrak
Di tinjau dari wujudnya,kata benda terbagi atas:
5
2. Kata benda abstrak, contoh: permainan, keindahan
6
F. KATA KETERANGAN
Kata keterangan (adverbia) adalah kata yg memberi keterangan
atau penjelasan pada kata lainnya.
Kata keterangan terbagi ke dalam dua bentuk, yakni:
Kata Dasar
Kata dasar adalah satuan bahasa terkecil yang mempunyai makna. Kata dasar
merupakan kata yang belum memiliki imbuhan, sehingga belum mengalami
perubahan bentuk dan makna. Kata dasar dapat diartikan sebagai kata awal untuk
membentuk kata yang lebih besar.
Dalam hal ini, sebuah kata dasar akan mengalami perubahan bentuk, fungsi dan
makna ketika mendapat imbuhan.
1. makan + an = makanan
7
Kata dasar “makan” jika mendapatkan imbuhan -an menjadi makanan. Di sini,
fungsinya berubah dari verba menjadi nomina. Sedangkan maknanya berubah dari
kegiatan makan menjadi benda atau sesuatu yang dimakan.
Kata dasar “hakim” jika mendapat imbuhan meng- dan -i menjadi “menghakimi”.
Di sini, fungsinya berubah dari nomina menjadi verba. Sedangkan maknanya juga
mengalami perubahan dari seseorang yang bisa mengadili menjadi perbuatan
mengadili.
Kata dasar sangat penting dalam tata kata karena dia merupakan unit terkecil dari
bahasa. Kata dasar bisa berubah bentuk, fungsi dan makna ketika ditambahkan
beberapa imbuhan. Materi ini dapat ditonton lebih lanjut di sini ya.
Kata turunan atau kata berimbuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah kata yang terbentuk sebagai hasil dari proses afiksasi, reduplikasi, atau
penggabungan.
Secara umum, dapat ditarik dikatakan bahwa kata turunan adalah suatu kata yang
mendapat imbuhan, yaitu merupakan hasil proses dari afiksasi, reduplikasi, atau
penggabungan suatu kata yang dapat membentuk kata baru dan dengan makna
baru juga.
8
Kata turunan merupakan hasil dari proses afiksasi, reduplikasi, atau
penggabungan, oleh karena itu, sebelum mengetahui contoh-contohnya, kita
mempelajari apa itu afiks, reduplikasi, dan penggabungan.
Afiks adalah suatu bentuk linguistik yang keberadaannya hanya untuk melekatkan
diri pada bentuk-bentuk lain, sehingga mampu menimbulkan makna baru terhadap
bentuk-bentuk yang dilekatinya tadi, Bentuk-bentuk yang dilekati bisa terdiri atas
pokok kata, kata dasar, atau bentuk kompleks. Sedangkan afiksasi adalah proses
pembubuhan afiks pada suatu bentuk, baik berupa bentuk tunggal maupun
kompleks untuk membentuk kata-kata baru (Rohmadi, dkk, 2013:41).
9
Reduplikasi adalah pengulangan bentuk atas suatu bentuk dasar. Bentuk baru yang
dihasilkan dari perulangan bentuk lazim disebut dengan kata ulang (Rohmadi,
dkk, 2013:83). Reduplikasi dalam KBBI memiliki arti proses atau hasil
perulangan kata atau unsur kata, seperti rumah-rumah, tetamu, bola-balik, dan
sebagainya.
Di bawah ini adalah 11 cara menulis kata turunan dinukil dari haloedukasi.com,
yang perlu diketahui.
2. Kata turunan dihubungkan dengan tanda hubung (-) jika bentuk dasarnya
bahasa asing.
3. Kata turunan dihubungkan dengan tanda hubung (-) jika bentuk dasarnya
berawalan huruf kapital atau singkatan dengan huruf kapital.
4. Kata turunan ditulis terpisah jika bentuk dasarnya kata gabungan yang salah
satu berimbuhan (bisa berupa awalan atau akhiran).
5. Kata turunan ditulis serangkai jika bentuk dasarnya berupa kata gabungan yang
diimbuhi awalan dan akhiran (konfiks).
6. Kata turunan ditulis secara serangkai jika salah satu unsur gabungan kata dipakai
dalam kombinasi, yaitu berupa kata terikat dan kata bebas.
7. Kata turunan ditulis terpisah jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
maha dengan kata berimbuhan yang merujuk pada sifat atau nama Tuhan.
10
8. Kata turunan ditulis serangkai jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
maha dengan kata dasar yang merujuk kepada Tuhan, kecuali, kata esa.
9. Kata turunan ditulis serangkai jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
dari kata Maha dengan kata dasar tidak berimbuhan dan jumlah suku katanya
dua buah.
10. Bentuk-bentuk terikat yang diserap bahasa Indonesia dari bahasa asing, seperti
anti, pro, dan kontra, dapat dijadikan sebagai bentuk dasar.
Contoh: Kali ini, anggota lebih banyak yang pro dibandingkan dengan yang
kontra.
11. Kata tak ditulis serangkai dan ditulis terpisah bila diikuti bentuk dasar yang
berupa kata berimbuhan.
Contoh: takabadi, takacuh, takakrab, takadil, tak terpisahkan, tak tertarik, tak
tercapai, tak bersuara, dan sebagainya.
11
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar,
mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri
pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
(Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah
di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
12
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-
kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan
mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam
kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang
benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
3. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:
13
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan
atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin
ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
4. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah
benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah
misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
5. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang baik.
6. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal.
7. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang
perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat.
14
8. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa
atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
9. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
15
menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu
harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh
menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan
menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai
bahasa itu. Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa.
Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
16
Selain itu, perhatikan baku dan tidaknya kalimat, jika efektif maka akan
baku, tetapi jika tidak efektif tidak baku, justru cenderung tidak mengikuti
aturan EYD.
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam
pembacaan dan pengertiannya tepat. Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari
bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal
atau konsep istilah tertentu.
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah
sesuai dengan EYD.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket)
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan,
kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana
dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan
kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu,
kedepannya penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk menyempurnakan
penulisan dan konten dari makalah ini sendiri.
19
DAFTAR PUSTAKA