Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENULISAN KATA

DOSEN PENGAMPU
Memmy Dwi Jayanti, S.S., M.Pd

DISUSUN OLEH
Alifah Nur Fadhilah 202221500344

Hana Nabila Rahma 202221500324


Putri Ari Hanifah 202221500351

Raihan Fauzil Ihsan 202221500446

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA

MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Makalah ini dapat
digunakan sebagai wadah untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi tambahan dalam
belajar materi Penulisan Kata.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila
dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan makalah
ini.

Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan pembaca mendapatkan pengetahuan


yang lebih tentang Penulisan yang baik dan benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Jakarta, 21 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II ISI ........................................................................................................................ 2

2.1. Penulisan Kata ........................................................................................................ 2


2.2. Pedoman Penulisan Kata ......................................................................................... 2
2.3. Pemakaian Huruf Kapital ........................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................... 15
3.2. Saran .................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia merupakan sebuah variasi dari bahasa melayu. Seiring
berkembangnya waktu bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional dan seharusnya kita
menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. Bahasa digunakan untuk mempermudah
manusia dalam menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir berbeda-
beda sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beraneka ragam.
Hingga saat ini, bahasa Indonesia adalah bahasa yang hidup dan terus berkembang
dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing. Dalam menggunakan bahasa Indonesia harus dengan baik
dan benar, bukan dicampur dengan bahasa daerah, bahasa asing dan bahasa “gaul”. Media
sosial sangat berpengaruh kuat kepada masyarakat dalam berbahasa. Masih banyak
ditemukan surat kabar yang ditulis dengan menggunakan bahasa gaul.
Penulisan kata dan Pemakaian bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian dari
lembaga pemerintahan dan masyarakat. Penggunaan bahasa Indonesia dan penulisan kata
semakin hari tergeser oleh bahasa asing dan bahasa gaul. Hal ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang bagaimana penulisan kata yang tepat, serta tidak
mengetahui tujuan dari penggunaan kata dasar dan imbuhan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian penulisan kata
2. Pedoman umum atau jenis-jenis penulisan kata
3. Bagaimana penulisan kata yang tepat dan sesuai?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemahaman tentang penulisan kata.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari penulisan kata.
3. Untuk mengetahui penulisan kata yang tepat dan sesuai.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENULISAN KATA


Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”. Penulisan memiliki arti
dalam kelas nomina atau kata benda sehingga penulisan dapat menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Arti kata penulisan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pe.nu.lis.an [n] proses, cara, perbuatan
menulis atau menuliskan. Penulisan berasal dari kata dasar tulis.

Sedangkan kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia : edisi 3). Berikut ini adalah pendapat dari para ahli tentang bahasa
mengenai konsep kata :

1. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas
bagian-bagiannya, dan mengandung sebuah ide (Keraf, 1991 : 44)
2. Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain setiap satuan bebas
merupakan kata (Kushartani, 2005 :151)

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan kata adalah proses atau cara
menulis yang mempertimbangkan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai
wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan
yang disempurnakan.

2.2 PEDOMAN PENULISAN KATA


Menurut buku pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD V) terdapat sembilan
kelompok yang ada di dalamnya, yaitu kata dasar, kata turunan, pemenggalan kata, kata
depan, partikel, singkatan, angka dan bilangan, kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
dan yang terakhir kata sandang si dan sang.

1. KATA DASAR
Kata dasar atau pemenggalan kata adalah kata yang menjadi dasar bentukan kata yang
lebih besar atau kata yang berupa kata dasar yang ditulis secara satu kesatuan atau
mandiri. Kata tersebut belum mendapat imbuhan, seperti prefiks (awalan), infiks
(sisipan), sufiks (akhiran), dan konfiks. Dalam bahasa Indonesia, jual adalah kata dasar
dari jualan, sedangkan jualan selanjutnya dapat menjadi bentuk dasar dari berjualan.

2
Jadi, dari semua pengertian itu bisa disimpulkan bahwa kata dasar merupakan
kata yang masih asli atau belum tercampur dengan imbuhan atau kata tambahan
lainnya. Contohnya :
 Kantor : Kantor pajak penuh sesak.
 Mandi : Anak itu sedang mandi
 Awal : Andi tiba lebih awal

2. KATA TURUNAN
Kata turunan atau sering disebut kata imbuhan merupakan kata dasar yang telah
mendapatkan imbuhan baik di awalan, akhiran, sisipan, atau di awalan dan akhiran
sekaligus. Pada imbuhan yang melekat pada kata dasar akan membentuk kata baru yang
sesuai dengan kaidah yang berlaku dan memiliki makna yang berbeda dengan kata dasar.

Bentuk imbuhan yang sering muncul seperti me- yang digabungkan dengan kata
dasar akan mempunyai alomorf me-, men-, mem-, meng-, meny-, dan menge-. Kata dasar
yang diawali huruf K, T, S, dan P jika mendapatkan awalan me- akan merubah huruf
awalannya, misalnya me- + tari menjadi menari.

A. Kata Imbuhan

a. Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan


awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.
 Awalan (prefiks) ; berjalan, tertulis, dijual
 Sisipan (Infiks) ; temali, gemuruh, serabut
 Akhiran (sufiks) ; lukisan, kirimkan, temannya
 Konfiks ; perbaikan, kemauan, pengaduan

b. Jika bentuk kata dasar berupa gabungan kata dan mendapat imbuhan
awalan atau akhiran maka ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung (-) boleh digunakan untuk
memperjelas. Contohnya :
 Bertanggung jawab
 Garis bawahi
 Sebar luaskan

c. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh
digunakan untuk memperjelas. Contohnya :
 Dilipatgandakan
 Pertanggungjawaban
 Menyebarluaskan

3
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai yang merujuk kepada keilmuan
tertentu. Contohnya :
 Adipati
 Aerodinamika
 Antargolongan
 Antikekerasan
 Biokimia

1) Jika kata dalam bentuk terikat diikuti oleh kata yang diawali dengan
huruf kapital, maka di antara keduanya diberikan tanda hubung (-).
Contohnya:
 Non-Indonesia
 Pan-Afrika
 Pro-Barat

2) Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapatkan bentuk


terikat dirangkaikan dengan tanda hubung (-). Contohnya :
 anti-mainstream
 pasca-reshuffle

3) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang
diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan
unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital. Contohnya :
 Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
 Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
 Bersyukur atas nikmat Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki.

4) Jika kata maha, sebagai unsur gabungan yang merujuk kepada


Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa. Gabungan
tersebut ditulis serangkai. Contohnya :
 Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
 Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

B. Bentuk Ulang
Pada penulisan bentuk ulang secara lengkap adalah menggunakan tanda
hubung (-), baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak
(anak-anak, buku-buku) maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-
mayur, ramah-tamah).

C. Gabungan Kata atau kata majemuk

4
a. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh:
 Duta Besar
 Orang Tua
 Ibu Kota
 Sepak Bola
 Mata Kuliah

b. Gabungan kata yang termasuk istilah khusus, yang mungkin dapat


menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung
untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contohnya:
 Buku-sejarah baru 'buku sejarah yang baru, bukan buku bekas'
 Buku sejarah-baru 'buku tentang sejarah baru'
 Ibu-bapak kami 'ibu dan bapak kami'
 Ibu bapak-kami 'ibu dari bapak kami (nenek)'

c. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat
bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai. Contohnya :
 Acapkali
 Adakala
 Apalagi
 Bagaimana
 Barangkali
 Beasiswa

d. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis


serangkai
 Menandatangani
 Memutarbalikkan
 Dititikberatkan
 Pertanggungjawaban
 Digarisbawahi

3. PEMENGGALAN KATA
Pemenggalan kata adalah pemisahan atau penggalan yang ditandai dengan tanda
horizontal kecil (-) yang berguna untuk memisahkan dua atau lebih elemen dari sebuah
katta.
a. Pemenggalan kata dasar dilakukan dengan pedoman sebagai berikut
 Kata dasar yang dibagian tengah terdapat huruf vocal berurutan.
Contoh: ra-ut, bu-ang, ku-at, du-it, ma-af
 Huruf vocal rangkap (diftong) ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
5
Contoh: san-tai, au-to-mo-tif, ker-bau, kon-voi
 Kata dasar yang memiliki huruf konsonan ditengahnya atau gabungan
huruf konsonan yang berurutan.
Contoh: ma-war, ba-ngun, se-nyap, da-wet, sa-kit.
 Kata dasar yang ditengahnya terdapat dua huruf konsonan yang berurutan.
Contoh: kam-pak, sam-bal, rin-tang, dah-syat, akh-lak.
 Kata dasar yang ditengahnya terdapat tiga huruf konsonan atau lebih dan
masing-masing melambangkan satu bunyi.
Contoh: sen-tra, an-traks, in-trik, kon-trol

b. Pemenggalan kata turunan dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur


pembentukannya.
Contoh: ber-cerita, mem-beri, di-antar, se-besar, duduk-lah, berapa-kah.

c. Sebuah kata yang terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsur dapat
bergabung dengan yang lainnya. Contohnya:
 Biologi bio-logi bi-o-lo-gi
 Dasawarsa dasa-warsa da-sa-war-sa
 Introduksi intro-duksi in-tro-duk-si

d. Pemenggalan nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir
baris.
Contoh: Bapak Pendidikan Nasional Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara.

e. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
perlu dipenggal.
Contoh; Sejak tahun 2006 kakanya bekerja di BKKBN Provinsi Jawa Barat.

4. KATA DEPAN
Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau
kata depan adalah kata yang berada sebelum kata benda, kerja, dan keterangan lain yang
memiliki makna. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim digunakan sebagai satu kesatuan,
seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dan lain-lain. Contohnya :
 Di mana dia sekarang?
 Mereka ada di mana-mana.
 Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
 Saya pergi ke luar kota.
 Ia keluar dari rumah.
 Cincin itu terbuat dari emas.

6
5. PARTIKEL
Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan
tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan
kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri
sendiri. Kelas kata tugas merupakan kelas yang tertutup, artinya, kelas kata ini tidak
mudah menambah kata atau menerima unsur bahasa lain sebagai kata baru atau padanan
kata yang telah ada.

A. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Contohnya :
 Bacalah buku itu baik-baik!
 Bertepuk tanganlah mengikuti irama!
 Apakah yang tersirat dalam surat itu?
 Siapakah gerangan dia?
 Apatah gunanya bersedih hati?

B. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti
adapun, bagaimanapun, ataupun, sekalipun, maupun, meskipun, dll.
Contohnya :
 Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
 Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
 Jangankan dua kali, sekali kali pun engkau belum pernah berkunjung
ke rumahku.

C. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah.
Contohnya :
 Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
 Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
 Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
Catatan : partikel per- dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf
dituliskan serangkaian dengan kata yang mengikutinya.

6. SINGKATAN DAN AKRONIM


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), singkatan dan akronim adalah dua
hal yang berbeda. Singkatan adalah hasil menyingkat yang berupa huruf atau gabungan
huruf. Sementara akronim adalah gabungan huruf, suku kata, atau bagian kata lainnya
yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Singkatan juga dapat diartikan
sebagai kependekan atau ringkasan.

7
Singkatan biasanya digunakan untuk menyingkat nama orang, gelar, sapaan,
jabatan, nama lembaga, satuan ukuran, hingga frase. Akronim digunakan untuk mengikat
suku kata maupun huruf mati dan konsonan suatu nama ataupun frase. Singkatan dan
akronim dibedakan dari cara pengucapannya. Untuk akronim, kata yang disebutkan
mengandung makna yang sebenarnya. Sementara singkatan tidak, dan cenderung dibaca
per huruf. Singkatan dan akronim juga dibedakan dari cara penulisannya.

A. Singkatan nama orang, jabatan, gelar, sapaan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik (.). Contohnya :
 A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
 H. Hamid Haji Hamid
 dr. Ahmad dokter Ahmad
 Dr. doktor
 Sdr. Lukman Saudara Lukman
 Kol. Inf. Hendri Kolonel Infanteri Hendri
 A.K.B.P. Purnomo Ajun Komisaris Besar Polisi Purnomo

B. Singkatan termasuk akronim nama resmi lembaga pemerintahan dan


ketatanegaraan, organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf
awal kata ditulis dengan huruf kapital tidak diikuti tanda titik (.) . Contohnya :
MPR, GHBN, UUD, UU, PT

C. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam
dokumen atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik. Contohnya :
 dkk. dan kawan-kawan
 dll. dan lain-lain
 dsb. dan sebagainya
 dst. dan seterusnya

Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen
atau surat-menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf. Contohnya :
 a.n. atas nama
 d.a. dengan alamat
 s.d. sampai dengan

Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat ditulis dengan
dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik. Misalnya:
 Gd. Tabrani Gedung Tabrani
 Jl. Rawamangun Jalan Rawamangun
 Gg. Kelinci Gang Kelinci
Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata
uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya:
8
 kVA kilovolt-ampere
 km kilometer
 kg kilogram
 l liter
 Cu kuprum
 Rp rupiah

D. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya:
 Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
 Bulog Badan Urusan Logistik
 Kalteng Kalimantan Tengah
 Kowani Kongres Wanita Indonesia

E. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau
gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf nonkapital. Misalnya:
 Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
 Pemilu pemilihan umum
 Puskesmas pusat kesehatan masyarakat
 Rapim rapat pimpinan
 Rudal peluru kendali
 Tilang bukti pelanggaran

7. ANGKA DAN BILANGAN


Digit atau Angka adalah sebuah simbol (simbol untuk nomor, contohnya "3" atau
"7") digunakan pada bilangan (paduan dari simbol, misalnya "37"). . Kata digit berasal
dari bahasa latin kuno, yaitu digita, yang berarti 10 jari tangan manusia yang
berhubungan dengan sistem bilangan basis 10. Sedangkan bilangan adalah suatu konsep
matematika yang digunakan dalam pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun
lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau
lambang bilangan.

A. Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang bilangan
atau nomor. Contohnya :
Angka Arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi , , , , , , , , , , , ,
,M . , . , M (1.000.000)
B. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
 Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

9
 Koleksi pribadi saya lebih dari seribu buku.
 Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang abstain.
 Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
minibus, dan 250 sedan

C. Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata
didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan
kalimatnya. Misalnya:
 Sebanyak 2.500 orang peserta diundang panitia.
 Sejumlah 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
 Panitia mengundang 2.500 orang peserta.

D. Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang-


undangan, akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh ditulis secara mandiri. Misalnya:
 dua belas (12)
 tiga puluh lima (35)
 lima puluh lima ribu (55.000)

b. Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada bilangan


penyebut yang mengikutinya. Misalnya:
 setengah atau seperdua (½)
 seperenam belas (⅟ 16)
 tiga perempat (¾)
 dua persepuluh ²∕₁ ₀ )
 satu persen (1%)
 satu permil ‰

E. Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi, gabungan


awalan ke- dan angka Arab, atau huruf. Misalnya:
 abad VII
 abad ke-7
 abad ketujuh
 Perang Dunia II
 Perang Dunia Ke-2

F. Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
 lima lembar uang 5.000-an (lima lembar uang lima ribuan)
 seharga 5.000-an (seharga lima ribuan)
 tahun 2000-an (tahun dua ribuan)

10
G. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf
secara serangkai. Misalnya:
 Kelapadua
 Limapuluhkoto
 Rajaampat
 Simpanglima
 Tigaraksa

8. KATA GANTI KU-, KAU-, -KU, -MU, DAN –NYA

A. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya:
 Rumah itu telah kujual.
 Majalah ini boleh kaubaca.
 Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
 Rumahnya sedang diperbaiki.

B. Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata yang
lain. Misalnya:
 Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan.
 Kau masih muda, Bung.
 Sebaiknya, kau mengurus adikmu saja.

9. KATA SANDANG SI DAN SANG

A. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
 Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
 Dalam cerita itu si Pitung berhasil menolong penduduk.
 Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.

B. Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama
Tuhan.
Misalnya:
 Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
 Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi
Wasa.

11
2.3 PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
Menurut KBB 2 7:4 3 “Huruf kapital merupakan huruf yang berukuran dan
berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf
pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri seperti A, B, C: Huruf
besar. Huruf kapital adalah huruf besar yang ada pada 26 huruf yang biasa kita gunakan.
Huruf kapital umumnya lebih tinggi daripada huruf kecil. Kita dapat dengan mudah
membedakan huruf besar dan huruf kecil hanya dengan melihatnya.

Ada tiga belas ketentuan dalam menggunakan huruf kapital sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia berdasarkan PERMENDIKBUD RI NO.50 Tahun 2015 sebagai
berikut:

1. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:


 Apa maksudnya?
 Tolong ambilkan buku itu!
 Kita harus bekerja keras.

2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
 Amir Hamzah
 Dewi Sartika
 Kim Jennie
 Doja Cat

3. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
 5 ampere
 15 watt
 ikan mujair

4. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan rumus.
Misalnya:
 teori Darwin
 hukum Archimedes
 rumus phytagoras

5. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai awal nama atau
huruf pertama kata tugas dari. Misalnya:
 Indani boru Sitanggang
 Fatimah binti Salim
 Abdul Rahman bin Zain

12
6. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya:
 Ibu berpesan, “Berhati-hatilah, Nak!”
 “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
 “Besok pagi,” kata Rino, “mereka akan berangkat.”

7. Hurufk kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang berkaitan
dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan serta
singkatan nama Tuhan. Misalnya:
 Buddha
 Hindu
 Islam
 Kristen
 Konghucu

8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang dan
gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:
 Mahaputra Yamin
 Teuku Umar
 La Ode Khairudin
 Kiai Haji Hasjim Asy’ari

9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku, bahasa,
dan aksara. Misalnya:
 bangsa Indonesia
 suku Dani
 bahasa Tolaki
 aksara Kaganga

10. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah. Misalnya:
 Konferensi Asia Afrika
 Perang Dunia II
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
 Hari Pendidikan Nasional

11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya:
 Benua Afrika
 Asia Tenggara
 Pulau Miangas
 Jazirah Arab
 Dataran Tinggi Dieng

13
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk ulang
utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata
tugas. Misalnya:
 Bosnia dan Herzegovina
 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

13. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan nama
pangkat. Misalnya:
 S.E. sarjana ekonomi
 M.Si. magister sains
 Hj. Hajah
 Pdt. pendeta

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam penulisan makalah ini salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
penulisan kata maupun kalimat yang tepat. Dengan penulisan kata yang tepat maka
pembaca tidak akan mengalami salah tafsir terhadap kata dasar yang telah diberi imbuhan
dan isi dari tulisan tersebut dapat tersalurkan kepada pembaca, sehingga tujuan penulis
dapat tersampaikan ke pembaca.
Penulisan kata merupakan proses atau cara menulis yang mempertimbangkan unsur
bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang
dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.
Penulisan kata digunakan untuk membentuk suatu kata atau kalimat yang benar,
sehingga penggunaannya jika digunakan dalam penulisan kata/kalimat polanya akan
sesuai dengan unsur-unsur penulisan kata/kalimat.

3.2 SARAN
Bahasa Indonesia tetap akan terjaga jika diadakan pusat bahasa sebagai tempat
pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa yang baik dan benar. Maka pembelajaran
bahasa di setiap jenjang pendidikan khususnya di kampus sangat diperlukan karena akan
membantu dalam memelihara keaslian suatu bahasa, agar terhindar dari kontaminasi
budaya bahasa asing.
Saran dan kritik sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan dalam makalah ini.
Demikian pula, perlu penyempurnaan melalui masukan yang disampaikan agar tulisan ini
menjadi lebih lengkap serta bermanfaat bagi semua pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penulisan-kata/kata-sandang/
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132049472/pendidikan/materi-bhs-indonesia-mku-ejaan-dalam-kti.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12703/5/BAB%20II.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Digit
https://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan
https://id.wikipedia.org/wiki/Singkatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Akronim
https://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi
https://slideplayer.info/slide/2553397/
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/bindo/BAB-IV-Kaidah-
Bahasa-Indonesia.pdf
https://www.academia.edu/44774961/TUGAS_MAKALAH_PENULISAN_KATA
https://www.academia.edu/40604477/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Pemakaian_Huruf_and_Pe
nulisan_Kata
https://www.academia.edu/44774961/TUGAS_MAKALAH_PENULISAN_KATA#:~:text=Dari%20pen
gertian%20perkata%20diatas%2C%20dapat,berbahasa%20sesuai%20ejaan%20yang%20disempurnakan.
https://mtsmu2bakid.sch.id/wp-content/uploads/2022/12/Sosialisasi-EYD-V-Penerapan-Penggunaan-
EYD-V-Endah-N.F..pdf
https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-kata-turunan-lengkap-beserta-contohnya-kln.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Partikel_(linguistik)
https://adjar.grid.id/read/542925279/jenis-jenis-penulisan-kata-dalam-bahasa-indonesia?page=all
Ramli, lili. 2 . “Bahasa ndonesia Resensi Buku” http://liliramli.guru-
indonesia.net/artikel_detail-30652.html

16

Anda mungkin juga menyukai