Anda di halaman 1dari 14

PILIHAN KATA (DIKSI)

Kelompok 2 :

1. Habib Nur Ikhsan (22410300531)

2. Maulana Agam E (22410300554)

3.Rizqi Daffa P (22410300546)

4.Gannesa Erga S.P (22410300539)

5. Ageng Linthang A (22410300583)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA

PURWOKERTO

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan kesehatan
dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pilihan Kata (Diksi)”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan baik
dalam teknis, materi, maupun penyusunannya. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan untuk kritik dan sarannya dari pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Purwokerto, 3 Oktober 2022

Kelompok 2
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ....................................................................................................1

2. Rumusan Masalah ...............................................................................................1

3. Tujuan Penulisan .................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Diksi ..................................................................................................2

2. Penjelasan dan contoh perubahan makna ...........................................................3

3. Penjelasan dan contoh kata denotasi dan konotasi .............................................4

4. Perluasan dan penyempitan makna .....................................................................5

5.Sinonim.................................................................................................................6

6.Antonim................................................................................................................7

7.Homonim, Homofon, Homograf..........................................................................8

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .........................................................................................................10

2. Saran ...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah
sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan
berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari
itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan
pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam
komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan
menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah
yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus
dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan,
perasaan(ekspresif).Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan
dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam menulis adalah
penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam
membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan
tulisan yang mudah dimengerti.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apakah pengertian dari Diksi

2. Penjelasan dan contoh Perubahan Makna

3. Penjelasan dan contoh kata Denotasi dan Konotasi

4. Perluasan dan Penyempitan Makna

5. Sinonim

6. Antonim

7. Homonim, Homofon, Homograf

3. Tujuan Penulisan

Agar para pembaca dapat lebih mengerti dan memahami penggunaan pilihan
kata (diksi) yang benar

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Diksi

Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dalam
penggunaannya. Diksi digunakan oleh penulis untuk mengungkapkan suatu gagasan
sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang diharapkan oleh penulis.
Dari pengertian diksi menurut KBBI tersebut, dapat dipahami bahwa diksi
adalah pemilihan kata yang sesuai dan dipakai untuk memilih kata sehingga dapat
mengungkapkan gagasan tertentu.

2. Penjelasan dan Contoh Perubahan Makna

Makna dari suatu kata dalam bahasa Indonesia bisa mengalami perubahan
melalui berbagai proses, seperti penghalusan, pengkasaran, perluasan, penyempitan,
dan sebagainya.

1. Peyorasi
Jenis perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia yang pertama disebut
dengan istilah peyorasi. Perubahan makna peyorasi terjadi ada kata yang maknanya
bergeser menjadi lebih rendah atau negatif dibanding makna asli atau sebelumnya.
Contoh:
- Kata kroni mengalami perubahan makna yang lebih rendah. Sebelumnya, kata ini
bermakna sahabat, tapi kini kata kroni justru punya makna negatif yaitu kawan dari
seorang penjahat
Kata babi mengalami perubahan makna yang lebih rendah. Sebelumnya, kata ini
dipakai untuk menyebut salah satu spesies binatang. Namun kata babi kini bergeser
maknanya sebagai kata umpatan.

2. Ameliorasi
Jika peyorasi adalah perubahan makna kata menjadi lebih rendah dan negatif,
maka ameliorasi adalah sebaliknya. Ameliorasi merupakan perubahan makna dalam
bahasa Indonesia yang menunjukkan pergeseran makna kata menjadi lebih positif.
Lebih lanjut, ameliorasi dibagi menjadi dua jenis yaitu eufemisme dan disfemisme.
1. Eufemisme
Eufemisme merupakan pemakaian kata yang lebih halus, biasanya untuk
menghindari kata tabu atau yang dilarang. Sehingga makna kata tersebut terkesan
lebih halus.

2
Contoh:
- Kata meninggal yang dipakai untuk memperhalus kata mati.
- Kata hamil untuk yang dipakai untuk memperhalus kata bunting.
2. Disfemisme
Kebalikan dari eufimisme, disfemisme adalah perluasan makna dengan makna
yang lebih kasar.
Contoh:
- Kata maling yang dipakai sebagai bentuk kasar dari pencuri.
- Kata maling yang dipakai sebagai bentuk kasar dari koruptor.

3. Perluasan
Jenis perubahan makna yang berikutnya bisa terjadi karena adanya proses
perluasan. Dalam hal ini, proses perluasan yang dimaksud merupakan penggunaan
suatu kata yang membuat makna dari kata tersebut semakin meluas dan umum.
Contoh:
- Kata ibu semula dipakai untuk menyebut seseorang yang melahirkan kita. Namun
kini, kata ibu dipakai sebagai bentuk sapaan untuk wanita dewasa dalam situasi
formal.
Kata saudara yang semula dipakai untuk menyebut seseorang yang mempunyai
hubungan darah atau kekerabatan. Kini, kata saudara juga dipakai sebagai bentuk
sapaan umum terutama di situasi resmi.

4. Penyempitan
Selain perluasan, ada pula bentuk perubahan makna kata dalam bahasa
Indonesia yang disebut penyempitan. Sesuai dengan namanya, perubahan makna
dalam kata tersebut terjadi lantaran makna kata yang semula bersifat luas dan umum,
kemudian bergeser menjadi lebih khusus.
Contoh:
- Kata sarjana dahulunya digunakan untuk menyebut setiap cendikiawan. Kini makna
sarjana telah bergeser sebatas pada gelar yang diberikan universitas untuk seseorang
yang lulus jenjang strata satu (S1).
- Kata guru dahulu juga dipakai untuk menyebut seseorang yang mengajarkan suatu
ilmu di manapun tempatnya dan apapun latar belakangnya. Namun kini makna guru
bergeser, menyempit sebatas pada pengajar di sekolah.

5. Asosiasi
Perubahan makna kata yang kelima dikenal dengan istilah asosiasi. Secara
garis besar, asosiasi diketahui sebagai perubahan makna pada suatu kata akibat
adanya persamaan atau kemiripan sifat dengan kata lain.
Contoh:

3
- Kata amplop yang dahulu bermakna sebagai tempat untuk menaruh uang atau surat.
Kini, makna amplop sering diasosiasikan dengan makna dalam kata suap.
Kata kursi yang dulu bermakna sebagai tempat untuk duduk, kini juga mengalami
perubahan makna secara asosiasi. Makna kursi saat ini diasosiasikan dengan
kedudukan atau jabatan dalam pemerintahan.

6. sinestesia.
Perubahan makna secara sinestesia terjadi karena adanya pertukaran
tanggapan antara dua indra yang berlainan.
Contoh:
- Kata manis pada frasa "berwajah manis". Kata manis semula merupakan pemaknaan
yang dihasilkan dari indra perasa. Kini dalam frasa itu, kata manis mempunyai makna
baru terkait indra penglihatan
Kata indah pada frasa "suara indah". Kata manis semula merupakan pemaknaan yang
dihasilkan dari indra penglihatan. Kini dalam frasa itu, kata manis mempunyai makna
baru terkait indra pendengaran.

3.Penjelasan dan Contoh kata Denotasi dan Konotasi

Denotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas
penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas
konvensi tertentu dan bersifat obyektif. Dengan kata lain, denotasi merupakan kata
yang memiliki arti yang sebenarnya dan apa adanya.
Makna denotasi biasanya sesuai dengan yang terdapat dalam kamus atau literatur
lain. Tidak ada unsur makna lain atau literatur lain. Tidak ada unsur makna lain atau
makna tersembunyi yang terkandung di dalam denotasi. 
Ciri-ciri kata atau kalimat yang bermakna denotasi adalah:
1) Makna kata sesuai apa adanya
2) Makna kata sesuai hasil observasi
3) Makna menunjukkan langsung pada makna acuan dasarnya
Contoh :
 Mutia merupakan anak emas dalam keluarganya. 'Anak emas' bermakna anak
yang paling disayang.
 Pejabat tersebut mencarikambing hitam untuk mempertahankan
jabatannya.'Kambing hitam' bermakna orang yang disalahkan.
 Karena besar kepala, Reno dijauhi teman-temannya. 'Besar kepala' bermakna
sombong.
Konotasi adalah kata yang memiliki makna lain di baliknya atau sesuatu makna
yang berkaitan dengan sebuah kata. Dengan kata lain, konotasi disebut kata yang
memiliki makna kias.Makna konotasi adalah makna kias atau bukan kata sebenarnya

4
Ciri-ciri :

 Makna konotasi terjadi apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif atau
negatif. Jika tidak bernilai rasa dapat juga disebut berkonotasi netral.
 Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat
yang satu dengan kelompok masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup
dan norma yang ada pada masyarakat tersebut.
 Makna konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu.

Contoh:
-Kambing hitam Pak Arif sudah terjual di pasar hewan. 'Kambing hitam' bermakna
sebenarnya, yaitu kambing berwarna hitam.
- Bapak mendapat meja hijau gratis saat membeli beberapa barang elektronik. 'Meja
hijau' bermakna sebenarnya, meja bewarna hijau
-Saya membantu ibu menggulung tikar usai pertemuan keluarga selesai.
‘Menggulung tikar' bermakna sebenarnya, yaitu melakukan gulungan pada tikar.

4. Perluasan dan Penyempitan Makna

Perluasan Makna adalah kata yang perluasan makna dari sebelumnya, atau
memiliki makna yang lebih luas dari makna sebelumnya. Perluasan makna kata
yang dimaksud yaitu kata-kata yang maknanya mengalami pergeseran makna
menjadi lebih banyak dan lebar.

Contoh dari kata yang mengalami Generalisasi atau perluasan makna,


misalnya kata Ibu yang dulu bermakna sebagi orangtua perempuan yang
melahirkan kita, sekarang kata Ibu juga digunakan sebagai panggilan semua
perempuan dewasa yang lebih tua. Atau kata Kakak yang dulunya adalah saudara
yang lebih tua dari kita, sekarang bisa juga digunakan sebagai panggilan tanda
hormat kepada orang yang lebih tua.

Contoh Perluasan Makna dalam kalimat :

• "Saudara-saudaraku yang berbahagia, di malam yang penuh berkah ini kita


berkumpul dalam acara yang..."

Penyempitan Makna adalah kata yang penyempitan makna kata dari


sebelumnya, atau memiliki makna yang lebih sempit dari makna sebelumnya.
Penyempitan makna kata yang dimaksud yaitu kata-kata yang maknanya
mengalami pergeseran makna menjadi lebih sedikit dan memiliki arti yang
sempit.

5
Contoh Kata yang mengalami Penyempitan Makna :

Kata Pendeta, dulunya memiliki arti sebenarnya adalah seseorang yang ahli
agama, tetapi mengalami penyempitan makna yaitu bermakna hanya sesorang
yang ahli agama Nasrani atau Kristen. Kata Sarjana, dulunya memiliki arti
seseorang cendekiawan, tetapi sekarang digunakan hanya untuk seseorang yang
sudah melalui pendidikan Strata I.

Contoh Spesifikasi dalam Kalimat :

• Semenjak saya masuk ke ruangan ini, saya mencium bau sesuatu

Baik Generalisasi Maupun Spesifikasi, pergeseran makna secara umum (yang


terdiri dari 6 jenis tersebut) terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya :

1. Perkembangan dalam Ilmu dan Teknologi

2. Perkembangan Sosial dan Budaya

3. Perbedaan Bidang Pemakaian

4. Adanya Asosiasi

5. Pertukaran Tanggapan Indra

6. Perbedaan Tanggapan

7. Adanya Penyingkatan

8. Proses Gramatikal

9. Pengembangan Istilah

5. Sinonim

Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan


makna antara satu kata dengan kata lainnya. Relasi sinonim ini bersifat dua arah.
Maksudnya, jika suatu kata saling bersinonim maka dapat dipastikan kata tersebut
memiliki kesamaan makna.

Jenis

Sinomim terbagi atas dua jenis, yaitu sinonim umum dan sinonim konteks.
Sinonim umum adalah sinonim yang memiliki makna yang hampir sama, tetapi tidak
dapat saling digunakan pada konteks yang sama. Sedangkan sinonim konteks adalah
dua kata yang memiliki makna yang hampir sama dan dapat saling dipertukarkan
pada konteks yang sama tanpa mengubah makna pada konteks tersebut.

Sinonim konteks dibagi tiga yaitu sinonim semirip, sinonim mutlak dan sinonim
selingkung.

6
1. Sinonim semirip adalah kata yang bisa saling bertukar posisi dalam sebuah
konteks kebahasaan. Pertukaran ini dilakukan tanpa mengubah makna dalam
sebuah lesikal dan struktural. Terutama dalam rangkaian kalimat, kata, klausa,
frasa terhadap kalimat yang dibuat.
2. Sinonim mutlak adalah kata yang bisa saling bertukar posisi atau tempat
dalam sebuah konteks kebahasaan apapun, tanpa mengubah lesikal dan
struktural. Terutama dalam rangkaian kalimat, kata, klausa, frasa terhadap
kalimat yang dibuat.
3. Sinonim selingkung adalah kata yang bisa saling bertukar posisi atau tempat
dalam sebuah konteks kebahasaan tertentu, tanpa mengubah lesikal dan
struktural.

6. Antonim

Antonim adalah lawan kata. Berbeda dengan sinonim, antonim adalah kebalikan
dari sinonim.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antonim adalah kata
yang berlawanan makna dengan kata lain.

Jenis antonim:
1. Antonim Taksonomis
Antonim taksonomis adalah antonim yang memiliki arti pertentangan makna
yang bersifat mutlak. Contohnya adalah kata “hidup dan mati”, ada batasan yang jelas
dan tegas antara kata hidup dan mati. Sesuatu yang hidup tentu belum mati, dan
sesuatu yang mati pasti tidak hidup.
2. Antonim Kekutuban
Sedangkan antonim kekutuban, adalah antonim yang tidak selalu terdapat
pertentangan yang mutlak. Antonim ini bersifat relatif atau bergadrasi. Hal ini
dikarenakan karena batasan makna kata satu dan lainnya tidak dapat ditentukan
dengan jelas dan tegas. Misal, kata besar dan kecil. Kambing akan menjadi sesuatu
kecil ketika diperbandingkan dengan kuda dan akan menjadi sesuatu yang besar
ketika diperbandingkan dengan kucing.
3. Antonim Berbalikan atau Bernasabah
 Antonim Relasional
Antonim relasional bermakna hubungan pertentangan yang bersifat relasi. Artinya,
kata yang satu muncul akibat kata lainnya. Misal, suami x istri; jual x beli.
 Antonim Hierarkial
Antonim hierarkial muncul dari pertentangan makna antara kata yang berada dalam
satu garis jenjang atau hierarki. Misal, gram x kilogram; tamtama x bintara.
 Antonim Majemuk

7
Di dalam bahasa Indonesia, mungkin ada satu ujaran yang memilki pasangan antonim
lebih dari satu. Misalnya, kata berdiri. kata berdiri dapat berantonim dengan kata
duduk, tidur, tiarap, dan jongkok. Hal semacam ini dinamakan antonim majemuk.

7. Homonim, Homofon, Homograf


Homonim adalah kata yang memiliki makna atau arti yang berbeda tetapi lafal
dan ejaannya sama. Jika ditinjau secara etimologis, homofon merupakan serapan dari
bahasa Inggris homonym. Kata homonym berasal dari bahasa Yunani homos yang
berarti sama dan onyma yang berarti nama. Kedua kata tersebut (homo dan onyma)
menghasilkan gabungan kata homonymos yang berarti mempunyai nama yang sama.
Seiring berjalannya waktu, kata homonymos kemudian berkembang menjadi
homonymon dan diserap ke dalam bahasa latin menjadi homonymum.
Sedangkan menurut KBBI, homonim artinya kata yang memiliki lafal dan
ejaan yang sama, tetapi memiliki makna berbeda. Hal ini karena kata tersebut
sejatinya berasal dari sumber yang berlainan, misalnya hak pada hak sepatu dan hak
pada hak asasi manusia.
Contoh Kata Homonim :

1. Rapat (dekat sekali/tidak renggang) – Rapat (pertemuan untuk membicarakan


sesuatu)
o Setelah digunakan, jangan lupa kerannya ditutup lagi dengan rapat.
o Para panitia sedang mengadakan rapat untuk persiapan lomba.
2. Salam (sapaan) – Salam (jenis tanaman)
o Rika menitipkan salam untuk Rani.
o Daun salam berfungsi untuk menambahkan cita rasa pada masakan.
3. Buku (kitab) – Buku (tempat pertemuan dua ruas)
o Nisa suka membaca buku yang bertema bisnis.
o Buku merupakan bagian yang paling keras pada tebu.
4. Jangka (rentang waktu) – jangka (alat ukur)
o Misya mengukur diameter tutup botol dengan jangka sorong.
o Jangka waktu peminjaman buku di perpustakan adalah satu minggu.

Homofon berasal dari kata homo yang artinya sama dan foni yang berarti bunyi
atau suara. Jadi, dapat disimpulkan kalau perbedaan karakter bunyi akan tetapi
memiliki penyebutan yang sama disebut dengan homofon.Meskipun tulisan hurufnya
sama, tapi dibacanya sama, berarti kata tersebut termasuk dalam ragam bahasa
homofon. Berikut ini yang termasuk contoh homofon adalah kata bank dan bang.
Perhatikan kalimatnya:
 Ibu akan pergi ke bank untuk mengambil uang (bank dalam kalimat ini
berarti lembaga keuangan).
 Bang Dirga sangat menyukai nasi tutug oncom buatan ibu (bang dalam
kalimat ini berarti sebutan untuk kakak laki-laki dalam budaya betawi).
Dari kedua kalimat di atas, kita bisa melihat bahwa ejaan dan makna keduanya
berbeda, namun pelafalannya sama, yaitu ‘bang’.

8
Homograf, yaitu berasal dari bahasa Yunani homos yang artinya sama dan
grapho yang artinya tulis. Suatu kata yang memiliki makna berbeda namun ejaannya
sama disebut dengan homograf. Supaya memudahkan elo dalam memahaminya, gue
punya contohnya di bawah ini:

 Buah apel yang dibeli dari pasar rasanya sangat manis (apel dari kalimat ini
berarti jenis buah).
 Pak Ahmad terpilih menjadi pemimpin apel pada pagi hari ini (apel dari
kalimat ini berarti kumpulan atau upacara).
Dari kedua kalimat di atas terlihat jelas ‘kan kalau kedua kata tersebut memiliki
ejaan yang sama, namun penyebutan atau pelafalan dan makna keduanya berbeda.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata
untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga
tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau
penulis.Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta
ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pembentukan
kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan
atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis
ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar
pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

Saran

Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi
atau pemilihan kata, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah
ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi
sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang
lebih baik lagi kedepannya.

10
Daftar Pustaka

https://katadata.co.id/agung/berita/6242b7d3b109a/pengertian-diksi-ciri-ciri-dan-
jenisnya

https://m.kapanlagi.com/plus/jenis-perubahan-makna-kata-dalam-bahasa-indonesia-
mudah-dipahami-lengkap-dengan-contoh-e3b989.html

https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/09/184400969/denotasi-dan-konotasi-
perbedaan-ciri-ciri-dan-contoh-kalimatnya

https://www.merdeka.com/jateng/sinonim-adalah-persamaan-kata-berikut-contoh-
dan-penjelasannya-kln.html

https://m.merdeka.com/sumut/antonim-adalah-lawan-kata-ini-pengertian-dan-
contohnya-kln.html?page=2

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/01/140000869/apa-itu-homonim-
homofon-homograf-dan-polisemi

11

Anda mungkin juga menyukai