Anda di halaman 1dari 15

DIKSI DAN KALIMAT EFEKTIF

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Ulfah Mey Lida, M.PD.

Disusun oleh:

Kelompok 6-C1PSR

1. Dyah fitriyani (2250410075)


2. Eviana Dwi Munarofah (2250410085)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Diksi dan Kalimat Efektif" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
islamisasi pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulfah Mey Lida, M.PD. selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kudus, 27 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................iv
A. Latar belakang..........................................................................iv
B. Rumusan masalah.....................................................................iv
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................1
A. Pengertian diksi atau pilihan kata.............................................1
B. Syarat-syarat diksi.....................................................................2
C. Pembentukan kata.....................................................................3
D. Pengertian kalimat efektif.........................................................7
E. Ciri-ciri kalimat efektif.............................................................7
F. Syarat-syarat kalimat efektif.....................................................7
BAB 3 PENUTUP...............................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................10
B. Saran.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa terbentuk dari beberapa tingkat tata bahasa. Artinya kata,
frasa, dan kalimat dari level terendah hingga level tertinggi. Saat menulis
dan berbicara kata-kata adalah kunci untuk membentuk cara menulis dan
berbicara. Oleh karena itu, untuk memahami pikiran dan pesan dengan
benar harus memiliki pemahaman yang baik tentang kata-kata bahasa
Indonesia. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami
dalam konteks paragraf dan wacana. Jangan berbicara sembarangan, tetapi
ikuti aturan yang benar. Oleh karena itu, kita harus memilih kata yang
tepat, biasa disebut “Diksi”.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam
menggambarkan cerita pengarang. Diksi bukan hanya pilihan kata dan
ungkapan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa dan
uangkapan-ungkapan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap
dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Pemilihan kata yang
tepat membuat sebuah kalimat menjadi kalimat yang efektif. Yaitu kalimat
yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan tepat.1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian diksi atau pilihan kata?
2. Apa saja syarat-syarat diksi?
3. Apa saja pembentukan kata?
4. Apa pengertian kalimat efektif?
5. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif?
6. Apa saja syarat-syarat kalimat efektif?

1
Keraf Gorys. Diksi dan gaya bahasa. Jakarta:Gramedia. 1985

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian diksi atau pilihan kata


Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, dan
penyajian pengarang untuk mengungkapkan cerita. Untuk membuat cerita
yang menarik, diksi atau pilihan kata harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Ketepatan pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
2. Memiliki kemampuan membedakan nuansa makna dengan tepat sesuai
isi yang ingin disampaikan, dan menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai pembaca.
3. Memperoleh berbagai jenis kosakata dan dapat menggunakan kata-
kata ini dalam kalimat yang jelas, efektif dan efisien.
Contoh paragraf:
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara
di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari
sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke
pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana
kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya
bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah
untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu
sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Meskipun kedua paragraf di atas memiliki arti yang sama, paragraf
kedua lebih menarik bagi pembaca karena lebih mudah dibaca dan tidak
membosankan dalam hal penyusunan kata dan frasa.2

B. Syarat-syarat Diksi

2
Achmad dan Aleka. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta:Kencana. 2010

1
1. Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna yang bersifat eksplisit. Arti
sebenarnya dari ini adalah apa adanya. Denotatif adalah makna yang
secara objektif terkandung dalam kata tersebut. Makna denotatif sering
juga disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan berarti
memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyahnya, dan
menelannya.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang muncul dari
kriteria tambahan yang dikenakan pada sikap sosial, sikap pribadi, dan
makna konseptual. Kata makanan dalam arti konotatif berarti untung
atau pukul. Makna konotatif dapat berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Sebagai contoh lain, sebuah ruangan kecil mungkin memiliki makna
konotatif toilet, dan makna denotatifnya adalah sebuah ruangan kecil.
2. Makna umum dan khusus
Kata umum adalah kata yang memiliki konteks yang lebih luas.
Kata khusus adalah kata yang rujukannya lebih sempit atau lebih
spesifik. Misalnya, ikan adalah kata umum, tetapi kata khusus untuk
ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, dan koi. Contoh lain, jika kata
umumnya adalah lele. Maka kata khususnya yaitu lele lokal, dan lele
jumbo.
3. Kata konkrit dan kata abstrak
Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh panca
indera. Misalnya, meja, rumah, mobil, air, indah, hangat, harum, suara.
Kata abstrak adalah kata yang sulit diserap panca indera. Misalnya,
perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan
gagasan rumit. Kata abstrak secara halus dapat membedakan antara
gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang
banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak
jelas dalam menyampikan gagasan penulis.

4. Sinonim

2
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada dasarnya memiliki
arti yang sama tetapi memiliki bentuk yang berbeda. Sinonim kata
tidaklah mutlak, tetapi hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya,
kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi tidak sama
persis.
5. Kata ilmiah dan kata populer
Kata ilmiah adalah kata-kata logis dalam bahasa asing yang dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Terminologi ilmiah banyak
digunakan oleh mahasiswa dalam komunikasi dan karya ilmiah seperti
karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi. Bisa juga
digunakan untuk acara formal. Kata populer adalah kata-kata yang
biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari pada masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut:
Kata Ilmiah: Kata Populer:
Analogi Kiasan
Final Akhir
Diskriminasi Perbedaan perlakuan
Prediksi Ramalan
Kontradiksi Pertentangan
Format Ukuran
Anarki Kekacauan
Biodata Biografi Singkat
Bibliografi Daftar Pustaka3
C. Pembentukan kata
Ada dua cara penataan kata, dari luar bahasa Indonesia dan dari
dalam. Pembentukan kata adalah pembentukan kata-kata baru berdasarkan
kata-kata yang sudah ada, sedangkan pembentukan kata yaitu melalui
proses penyerapan.
1. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata

3
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Pembinaan bahasa indonesia.
Jakarta:FITK Press. 2007

3
Bagian ini menjelaskan kesalahan pembentukan kata yang umum
dalam bahasa lisan dan tulisan. Contoh:
a. Penanggalan awalan meng-
b. Penanggalan awalan ber-Peluluhan bunyi /c/
c. Penyengauan kata dasar
d. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
e. Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
f. Padanan yang tidak serasi
g. Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan
terhadap
h. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
i. Penggunaan kata yang hemat
j. Analogi
k. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
2. Definisi
Yaitu pernyataan yang menjelaskan arti dari sesuatu atau istilah
tertentu. Dalam membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan
adalah mengulang kata yang sudah didefinisikan. Contoh: Majas
personifikasi merupakan kiasan yang menggambarkan binatang,
tumbuhan, dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia,
seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia.
Definisi terdiri dari:
a. Definisi nomilis, bertujuan untuk menggambarkan sebuah kata
dalam bahasa lain yang lebih umum dipahami. Biasanya digunakan
untuk memulai suatu pembicaraan atau diskusi.
b. Definisi realis, penjelas yang terkandung dalam sebuah istilah.
Tidak hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis dapat
dibagi menjadi 2:
 Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan menunjukkan
bagian-bagian suatu benda (definisi analitik) dan penjelasan

4
dengan menunjukkan isi dari term yang terdiri dari genus dan
diferensia (definisi konotatif).
 Definisi deskriptif, Ini adalah penjelasan dengan menunjukkan
sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan
penjelasan dengan menyatakan bagaimana suatu hal terjadi.
c. Definisi praktis, yaitu penjelasan tentang sesuatu yang dijelaskan
dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis terbagi menjadi tiga
jenis:
1. Definisi Operasional, Penjelasan dengan menunjukkan
bagaimana mengidentifikasi prosedur pengujian dan
menunjukkan hasil yang diamati.
2. Definisi fungsional, penjelasan suatu hal dengan menunjukkan
kegunaan dan tujuannya.
3. Definisi persuasi, penjelasan dengan membuat pernyataan
yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk
orang lain.
3. Kata serapan
Kata serapan adalah kata-kata yang diambil dari bahasa asing yang
sesuai dari EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan
bahasa Indonesia. Banyak kosakata bahasa Indonesia yang diambil
dari bahasa asing. Bahasa asing yang dimasukkan ke dalam bahasa
Indonesia yaitu bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan
Tionghoa. Penyerapan kata dalam bahasa Indonesia meliputi dua
unsur, yaitu:
1. Keteraturan ucapan (analogi): Memiliki bunyi yang sesuai antara
ejaan dan pelafalannya.
2. Penyimpangan atau ketidakteraturan linguistik (kelainan): Kata
tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.

4. Analogi

5
Analogi merupakan keteraturan bahasa, yang berkaitan dengan
kaidah bahasa, baik berupa fonologi, sistem ejaan, maupun struktur
kebahasaan. Beberapa kata yang sesuai dengan sistem fonologi, baik
melalui proses penyesuaian maupun tidak. Misalnya:
Bahasa Indonesia: Bahasa Aslinya:
Aksi action (inggris)
Bait bait (arab)
boling bowling (inggris)
dansa dance (inggris)
derajat darrajat (arab)
ekologi ecology (inggris)
fajar                                     fajr (arab)
insane insane (arab)
5. Anomali
Bahasa Indonesia: Bahasa Aslinya:
Bank bank (inggris)
intern                                       intern (inggris)
qur’an                                     qur’an (arab)
jum’at                                   jum’at (arab)
Beberapa kata di atas merupakan kata yang mengandung unsur
anomaly. Pada saat pengucapan yang keluar dari mulut dengan ejaan
yang tertera, hal ini tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
yaitu Bank= (nk), Jum’at= (`). Di sisi lain, kata-kata asing yang
diserap dalam bahasa Indonesia tanpa mengalami perubahan penulisan
dapat dibaca seperti aslinya, sehingga menimbulkan anomali dan
fonologi. Seperti contoh berikut ini:
Bahasa Indonesia:                 Bahasa Aslinya:
expose                                   expose
export                                     export
exodus                                   exodus

6
Sebuah kata tidak boleh hanya terdiri dari satu morfem saja, tetapi
dapat mengandung dua atau lebih morfem, sehingga penyerapannya
dilakukan secara utuh. Misalnya:
Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya
federalisme                      federalism(inggris)
bilingual                           bilingual(inggris)4
D. Pengertian kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan gagasan
pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima
maksud/arti serta tujuannya dari penulis/pembicara. Kalimat efektif
digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan
laporan penelitian.
E. Ciri-ciri kalimat efektif:
1. Memiliki unsur penting atau pokok, setidaknya terdapat unsur objek
dan predikat
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran
yang logis dan sistematis.
5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat.5
F. Syarat-syarat kalimat efektif
1. Kesatuan gagasan
Sebuah kalimat hanya mengandung satu gagasan utama, karena
kesatuan gagasan dibentuk oleh unsur-unsur yang membentuk
kalimat, dengan memperhatikan gagasan utama kalimat tersebut.
4
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA . Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta:FITK. 2010

5
Debora Danisa. Pengertian kalimat efektif. Jabar:Detik. 2022

7
Dengan kata lain, kesatuan ide dalam sebuah kalimat ditandai dengan
adanya ide pokok dalam kalimat tersebut. Kesatuan gagasan
dalam sebuah kalimat dapat dibentuk dengan berbagai cara, kalimat
tersusun unsur-unsur fungsional yang disebut subjek (S), predikat (P),
objek (O), pelengkap (Pel), dan kata keterangan (K)
Kesatuan gagasan dalam suatu kalimat dapat berupa satuan
tunggal, satuan majemuk, satuan pilihan, dan satuan kontradiksi.
Satuan individu terdapat pada kalimat individu, yaitu kalimat yang
hanya terdiri dari pola kalimat: SP, SPO, SPPel, SPK, SPPelK, atau
SPOK.
2. Koherensi yang kompak
Koherensi adalah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang
satu dengan unsur yang lain dalam membangun ide pokok kalimat.
Koherensi menunjukkan adanya hubungan yang erat antara unsur-
unsur pembentuk kalimat, yaitu antara subjek-predikat, predikat-
objek, dan keterangan unsur pokok.
Koherensi antar unsur yang membentuk sebuah kalimat erat
kaitannya dengan kesatuan gagasan yang terkandung dalam kalimat
tersebut. Sebuah kalimat dapat menyampaikan sudut pandang penulis
ketika tidak ada konsistensi yang jelas antara unsur-unsur yang
membentuk kalimat tersebut. Ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan seseorang sebelum menuangkan gagasannya kedalam
sebuah kalimat yang efektif, yaitu:
a. Pola kalimat
b. Penggunaan kata depan dan penghubung
c. Penempatan keterangan: oposisi dan aspek
d. Penggunaan kata yang tidak berlebihan
3. Penekanan
Penekanan mengacu pada upaya yang dilakukan untuk
menekankan unsur-unsur penting dalam sebuah kalimat. Penekanan
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain mengubah posisi

8
kalimat (unsur yang dipentingkan), menggunakan repetisi
(mengulangi bentuk yang sama), menggunakan pertentangan, dan
menggunakan partikel penegas.
Cara untuk memberikan penekanan dalam bahasa lisan dan tulisan,
yaitu:
a. Penggunaan repetisi
b. Mengubah-ubah posisi dalam kalimat
c. Penggunaan partikel penekan
d. Menggunakan pertentangan
4. Variasi
Variasi ditujukan agar menarik perhatian pembaca. Sehingga
monotoni kalimat dapat diminimalkan. Variasi kalimat dapat
dilakukan menggunakan kata yang bersinonim atau penjelasan dalam
bentuk frasa, keragaman bentuk kalimat (panjang pendek kalimat),
penggunaan bentuk kata (me- dan di-), dan perubahan posisi kalimat.
5. Paralelisme
Paralelisme adalah penempatan gagasan-gagasan yang memiliki
fungsi dan esensi yang sama dalam struktur atau struktur gramatikal
yang sama. Artinya, gagasan-gagasan memiliki fungsi dan nilai yang
sama ditulis sejajar secara gramatikal.
6. Penalaran
Penalaran atau jalan pikiran adalah proses berpikir yang mencoba
menghubungkan bukti evidensi-evidensi menuju suatu simpulan yang
masuk akal.6

BAB III

6
Keraf Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:Gramedia. 1994

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Diksi adalah pilihan kata (sedang digunakan) yang baik dan serasi
untuk mengungkapkan gagasan dengan cara yang (dapat diduga)
menghasilkan efek tertentu. Istilah pilihan kata: Makna referensial dan
inklusif, makna umum dan khusus, kata konkrit dan abstrak, sinonim,
ilmiah, dan kata populer.
 Kalimat efektif adalah satuan linguistik yang merupakan satuan
mental. Kalimat disusun berdasarkan unsur yang berupa kata, frasa,
dan/atau frasa. Unsur kalimat: subjek, predikat, objek, keterangan, dan
konjungsi. Penulisan yang efektif adalah singkat, padat, jelas dan
lengkap. Ciri-ciri kalimat efektif: Kesatuan makna dan struktur,
keseragaman, logika atau kesepadanan, koherensi bentuk kata
dan/atau struktur gramatikal kalimat, fokus pemikiran untuk
kemudahan pemahaman, keselarasan elemen kalimat.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian penulis mengharapkan saran dan kritik agar bisa
menjadikan pembelajaran untuk lebih baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

10
Gorys, Keraf. Diksi dan gaya bahasa. Jakarta:Gramedia. 1985

Achmad dan Aleka. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi.


Jakarta:Kencana. 2010

Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Pembinaan bahasa


indonesia. Jakarta:FITK Press. 2007

Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA . Disiplin Berbahasa


Indonesia. Jakarta:FITK. 2010

Danisa, Debora. Pengertian kalimat efektif. Jabar:Detik. 2022

Gorys, Keraf. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:Gramedia. 1994

11

Anda mungkin juga menyukai